Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Cari lah definisi, contoh soal dan langkah pembuatan grafik dari masing-masing jenis
fungsi berikut :
a) Fungsi konstanta
Fungsi konstan (fungsi tetap)
Suatu fungsi f : A → B ditentukan dengan rumus f(x) disebut fungsi konstan apabila
untuk setiap anggota domain fungsi selalu berlaku f(x) = C, di mana C bilangan konstan.
Contoh :
Diketahui f : R → R dengan rumus f(x) = 3 dengan daerah domain: {x | –3 ≤ x < 2}.
Sehingga, gambar grafiknya.
b) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku
f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi
identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun
ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x.
Contoh:
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah f(–2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:
a. Nilai f(–2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
b. Gambar grafik.
d) Fungsi eksplisit
Fungsi Eksplisit, yaitu fungsi yang antara variabel bebas dan variabel tak bebasnya
terpisah pada ruas yang berbeda.
Untuk fungsi satu variabel: , x variabel bebas dan y variabel tak bebas :
e) Fungsi Implisit
yaitu fungsi yang variabel bebas dan variabel tak bebas bercampur dalam satu ruas dan
tidak dapat dipisahkan pada ruas yang berbeda.
Untuk fungsi satu variabel:𝐹(𝑥, 𝑦) = 0 , x variabel bebas dan y variabel tak bebas
- 𝑥, 𝑦 2 − 𝑥 2 𝑦 + 10 = 0
- sin 𝑥𝑦 − 𝐶𝑜𝑠 𝑥 2 𝑦 + 5 = 0
- 𝑥𝑦 2 𝑧 2 − 2𝑥 3 𝑦 + 3𝑥𝑧 + 5 = 0
2 𝑦𝑧
- ℯ𝑥 + 𝑥 2 𝑦𝑧 = 3
Contoh :
𝑥 2 𝑦 + 𝑥𝑦 2 = 3
(𝑥 + 𝑦)2 − (𝑥−𝑦)4 = 𝑥𝑦
sin(𝑥𝑦) − cos(𝑥𝑦) + 𝑦 = 0
𝑥4𝑦3
= 𝑥 2 + 3𝑦 + 5
𝑥4 + 𝑦3
Secara umum, fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑐 dengan c bilangan real disebut persamaan fungsi
implisit.
Contoh
𝑑𝑦
Tentukan 𝑑𝑥 dari persamaan fungsi implisit 𝑦 berikut.
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑦 2 = 1, 𝑏 ≠ 0
f) Fungsi berharga banyak
g) Fungsi komposisi
Fungsi komposisi merupakan penggabungan operasi dua jenis fungsi f(x) dan g(x)
sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Operasi fungsi komposisi biasa dilambangkan
dengan "o" dan dibaca komposisi atau bundaran.
Fungsi baru yang dapat terbentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
Fungsi tunggal tersebut merupakan fungsi yang dapat dilambangkan dengan huruf “f o g”
atau juga dapat dibaca “fungsi f bundaran g”. Fungsi “f o g” adalah fungsi g yang
dikerjakan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan f. Sedangkan, untuk fungsi “g o
f” dibaca fungsi g bundaran f. Jadi, “g o f” adalah fungsi dengan f dikerjakan terlebih
dahulu daripada g.
Misal f dan g dua fungsi sembarang. Fungsi komposisi g o f terdefinisi jika daerah hasil f
merupakan himpunan bagian dari daerah asal g.
- (f o g) (x) ≠ (g o f)(x)
Contoh :
Jawab:
(f o g)(x) = x² + 3x + 4
f (g(x)) = x² + 3x + 4
g(x) = 3 maka,
4x – 5 = 3
4x = 8
x=2
Sehingga : f (3) = 2² + 3 . 2 + 4 = 4 + 6 + 4 = 14
h) Fungsi invers
Fungsi invers memiliki istilah fungsi kebalikan. Fungsi invers adalah suatu fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi asalnya. Jika fungsi umumnya adalah f, maka fungsi
kembalikannya adalah f-1.
Fungsi (f) memiliki fungsi invers (f-1). Apabila (f) adalah satu-satunya fungsi dan fungsi
bijektif. Perlu diketahui bahwa fungsi bijektif ditempatkan saat jumlah anggota
domainnya sama dengan jumlah anggota kodomain yang dimiliki.
Domain merupakan daerah asam dan kodomain merupakan daerah hasil. Hal ini
menjadikan fungsi f memetakan dari A ke B, menjadikan fungsi invers berupa f
memetakan dari B ke A.
Contoh
Tentukan fungsi invers dari f(x) = 2x² + 5!
Penyelesaian:
y-5 = 2x²
(y-5)/2 = x²
x = √[(y-5)/2]
f-1(x) = √[(x-5)/2]
i) Fungsi periodik
Fungsi f(x) dikatakan periodik dengan perioda P, jika untuk semua harga x berlaku:
f(x+P) = f(x); P adalah konstanta positif.
Harga terkecil dari P > 0 disebut perioda terkecil atau disebut perioda dari f(x). contoh
dari fungsi periodic adalah Fungsi trigonometri.
contoh :
tentukan periode,amplitude,pergeseran dan gambar kurva dari fungsi berikut :
Pergeseran ke atas
sejauh :
d=0
j) Fungsi terbatas
k) Fungsi monoton
Suatu fungsi dikatakan monoton naik jika berlaku x1 > x2, maka f(x1) > f(x2) untuk
selang tertentu.
Monoton turun jika x1 < x2, maka f(x1) < f(x2)
Fungsi itu Hanya Naik Atau turun pada selang tersebut.
Contohnya:
f(x) = x^2
Saat int (negatif tak hingga, 0), fungsi itu monoton turun menuju titik balik (0, 0).
Lalu, fungsi itu akan monoton naik sampai (tak hingga, 0).
l) Koordinat cartesian
Dalam matematika, Sistem koordinat Kartesius dipakai untuk menentukan
tiap titik dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat
x dan koordinat y dari titik tersebut. Untuk mendefinisikan koordinat diperlukan dua
garis berorientasi yang tegak lurus satu sama lain (sumbu x dan sumbu y), dan
panjang unit, yang dibuat tanda-tanda pada kedua sumbu tersebut Sistem koordinat
Kartesius dapat pula dipakai pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi, seperti 3
dimensi, dengan menggunakan tiga sumbu (sumbu x, y, dan z) Dengan
menggunakan sistem koordinat Kartesius, bentuk-bentuk geometri
seperti kurva dapat diekspresikan dengan persamaan aljabar.
Bidang datar pada gambar tersebut disebut bidang koordinat yang dibentuk oleh
sumbu x dan y. Sedangkan titik perpotongan antara sumbu x dan sumbu y disebut
pusat koordinat atau pangkal koordinat (titik O).
sumbu x dan y terbagi dalam sumbu x,y positif dan sumbu x,y negatif. Sumbu x
positif adalah nilai-nilai x dari pusat koordinat O(0,0) ke arah kanan, sedangkan
sumbu x negatif ke arah kiri.
Sementara itu sumbu y positif yaitu nilai-nilai y dari pusat koordinat O(0,0) ke arah
atas, dan untuk sumbu y negatif ke arah bawah.
Perbedaan nilai sumbu x dan y ini mengakibatkan bidang koordinat Kartesius terbagi
menjadi empat kuadran, yaitu:
Contoh :
Gambarlah titik A(2, 1), B(2, 5), C(4, 1), dan D(4, 5) pada koordinat Kartesius.
Bila 4 titik tersebut dihubungkan, bangun apakah yang terbentuk?
Jawab:
Jika digambar, maka titik-titik tersebut akan berbentuk persegi panjang.
2. Jelaskan fungsi dalam bentuk parameter dan cara membentuknya!
Persamaan parametrik adalah persamaan yang mendefinisikan hubungan dua variabel,
misalkan x dan y, dengan cara menggunakan dua persamaan dari dua variabel tersebut di
mana masing-masing persamaan dinyatakan dalam suatu variabel.
Persamaan parametrik adalah persamaan yang menyatakan hubungan
variabel x dan y dituliskan dengan
𝑥 = 𝑓(𝑡)
𝑦 = 𝑔(𝑡)
Dengan 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏
Cara alternatif menggambar persamaan parametrik yaitu dengan menghilangkan parameter
dan dapat diketahui persamaan tersebut dalam bidang kartesius
Contoh :
𝑥 = 5𝑡 − 𝑡 2 ; 𝑦 = 4𝑡 − 𝑡 2
Penyelesaian :
t x y
3 39 33
-2 -4 -4
-1 -6 -5
1 11 9
-2 -4 -4
-0 -0 -0
1 9 7
2 4 4
1 4 3
3 21 15
2 4 4
Data pada table diatas selanjutnya dibuat dibidang kartesius dan digambarkan sketsanya
Jika ingin mengeliminasi parameter, Langkah pertama adalah dengan mengurangkan kedua
persamaan
𝑥 − 𝑦 = (5𝑡 − 𝑡 2 ) − (4𝑡 − 𝑡 2
𝑥−𝑦 =𝑡
Selanjutnya mensubtitusi nilai t tersebut kesalah satu persamaan semula
𝑥 = 5(𝑥 − 𝑦) − (𝑥 − 𝑦)²
= 5𝑥 − 5𝑦 − 𝑥 2 + 2𝑥𝑦 − 𝑦²
0 = 𝑥 2 − 2𝑥𝑦 + 𝑦 2 − 4𝑥 + 5𝑦
Yang merupakan persamaan dari parabola
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koordinat polar dan bagaimaana cara
menggambarkannya!
Koordinat Polar adalah koordinat yang berada dibidang kartesius pada sebuah lingkaran
𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟²
Sehingga ditulis berdasarkan radius lingkarang r dan sudut α yang dibentuk terhadap sumbu x yaitu A(r, α)
Cara menggambarkannya :
Pada sistem koordinat polar ini, kita memilih sebuah titik pada bidang yang disebut
dengan titik kutub atau titik asal. Setelah itu, buat suatu garis yang berawal dari titik asal
tersebut yang disebut sumbu polar atau sumbu kutub. Sumbu ini biasanya digambar secara
horizontal ke kanan dan berimpit dengan sumbu x pada koordinat Cartesius.
Misalkan P adalah suatu titik pada bidang. Jika r adalah jarak dari O ke P, dan θ adalah
suatu sudut (biasanya diukur dalam radian) antara sumbu polar dan garis OP, maka
pasangan berurut (r,θ) disebut koordinat polar dari titik P.
Kita sepakati bahwa sudut adalah positif jika diukur berlawanan arah jarum jam dari sumbu
polar dan negatif jika diukur searah jarum jam. Koordinat (0,θ) menyatakan titik asal, untuk
sembarang nilai θ.
Titik (-r,θ) dan (r,θ) terletak pada garis yang sama melalui O dan berjarak sama, yaitu |r|
dari O. Jika r>O. Jika r>0, titik (r,θ) terletak di kuadran yang sama dengan θ.
Dalam koordinat Cartesius, setiap titik hanya memiliki satu penyajian. Dalam sistem
koordinat polar, masing-masing titik mempunyai banyak penyajian. titik (r,θ) dapat juga
dinyatakan dengan:
(r,θ+2nπ) atau (−r,θ+(2n+1)π),
dengan n adalah bilangan bulat sembarang.
Hubungan antara koordinat polar dengan koordinat Cartesius dapat dijelaskan sebagai
berikut. Jika titik P mempunyai koordinat polar (r,θ) dan koordinat Cartesius (x,y), maka
dengan bantuan gambar, dapat dilihat hubungan berikut:
cosθ=xr dan sinθ=yr
Jadi, jika kita tahu bahwa suatu titik P mempunyai koordinat polar (r,θ), maka koordinat
Cartesiusnya adalah (x,y), dengan x dan y diberikan oleh
x=rcosθ dan y=rsinθ
Sebaliknya, jika kita tahu bahwa suatu titik P mempunyai koordinat Caatesius (x,y), maka
koordinat polarnya adalah (r,θ), dimana r dan θ memenuhi hubungan berikut
r2=x2+y2 dan tanθ=yx
Dalam sistem koordinat polar, suatu kurva umumnya dinyatakan dalam bentuk r=f(θ), untuk
suatu fungsi f.