Makalah Vanadium
Makalah Vanadium
“UNSUR VANADIUM”
Oleh :
AMALYA OVA
1210412043
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “UNSUR
VANADIUM” ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur dan Kereaktifan Anorganik.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam
kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi
terwujudnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan
kekurangan, untuk itu saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini sangat penulis hargai. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam penulisan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Keberadaan unsur vanadium di alam.....................................................3
2.2 Sifat kimia dan fisika unsur vanadium...................................................4
2.3 Ekstraksi unsur vanadium......................................................................6
2.4 Manfaat unsur vanadium dan persenyawaannya...................................9
a. Dalam laboratorium............................................................................9
b. Dalam kehidupan sehari-hari.............................................................10
2.5 Efek terhadap kesehatan dari unsur vanadium ......................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................11
2.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
2. Apa saja sifat fisika dan kimia dari unsur vanadium?
3. Bagaimana ekstraksi unsur vanadium?
4. Apa saja manfaat dari persenyawaan vanadium dalam laboratorium dan
kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana efek terhadap kesehatan yang disebabkan unsur vanadium?
Wujud Vanadium
Berupa Fasa Padat
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Carnotite : K2O.2UO3.V2O53H2O
3. Patronite : V2S5.3CuS2
2.2 Sifat Kimia dan Fisika Unsur Vanadium
a) Sifat Kimia Unsur Vanadium
1. Vanadium oksida (V 2 O 5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
asam sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan
HNO3.
3. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida
di permukaannya.
5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk
vanadium hidrida yang stabil.
6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O
(coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya
V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H 2
dengan HF dan membentuk larutan hijau.
9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4,
+5.
10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4.
11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure
yang sangat elektronegatif seperti O dan F.
13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi
membentuk ion sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk
senyawa kovalen atau ion poliatom. Oleh karena itu, Vanadium bersifat
oksidator yang baik.
14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
4
15. Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital
di sub kulit d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke
medan magnet luar.
16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang
mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
5
2.3 Ekstraksi Unsur Vanadium
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu :
A. Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap,
dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan
NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk
V2O5.
3) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh
vanadium murni ( Mardenand – Rich, 1927 ).
B. Dari carnotite.
1. Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan maka didapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3. Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
Pembuatan logam:
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2dan C pada suhu tinggi.
1. Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al
(proses thermit).
6
2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau
dengan H2 pada suhu 900 º C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan
S2Cl2 pada 300ºC.
3. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.
Aliase vanadium:
Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase,
1. Ferro vanadium.
2. Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur
dengan oksida logam Fe atau Cu dengan karbon .dalm electric furnace.
3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan
Na-vanadate dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric
furnace.
Senyawa-senyawa vanadium :
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi+5, +4, +3 dan +2.
Senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat
unik dan berwarna.
1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai
terjadi perubahan sebagai berikut :
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate (ion tak berwarna, V+5)
Ion vanadyl (biru, V+4)
Ion vanado (violet)
a) Vanadium pentoksida, V2O5
Dibuat dari :
Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan
oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.
Hidrolisa VOCl3.
Pemanasan amonium vanadate.
b) Vanadium pentaflourida, VF5.
7
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C –
650°C. Senyawa ini sangat mudah larut dalamair atau pelarut organik.
c) Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3.
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang
dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning beningdengan titik didih
127° C.
d) Vanadium pentasulfida, V2S5.
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium
trisulfida, dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C.senyawa ini berupa
bubuk hitam.
2. Senyawa V+4.
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah
dibuat.
a) Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan
vanadium pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama.
Senyawa ini berbentuk kristal biru tua, mudahlarut dalam asam atau
basa.
b) Vanadium titraflourida, VF4.
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai
suhu – 28°C dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini
berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan
berwarna biru.
3. Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O → VOCl2+ 2HCl
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl
V2O5 + HCl → 2VOCl2 + 3H2O + Cl2
Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara
komersial dalam pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.
8
4. Senyawa V+3.
a) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa,
larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
b) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF.
Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal.
Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya
tak larut dalam air tetapi larut dalam asam.
5. Senyawa V+2.
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan
reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3+ ½ H2
(violet) (hijau)
6. Senyawa V+1, V-1dan V°.
Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan
oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.
2.4 Manfaat vanadium dan persenyawaannya.
a) Dalam Laboratorium
1. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi
SO2→ SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam
oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
2. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya
rentang.
3. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium
atau sebagai aditif baja.
4. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.
5. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda
gigi dan komponen penting lainnya.
9
6. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
b) Dalam kehidupan sehari-hari.
1. Vanadium penting untuk alat-alat baja kecepatan tinggi.
2. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa
enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa
mikroorganisme nitrogen.
3. Terdapat dalam makanan seperti gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun,
minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat mempengaruhi kesehatan
ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
10
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai unsur vanadium dan persenyawaannya, maka
dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Vanadium sulit didapatkan secara murni, namun banyak ditemukan dalam
mineral yang berbeda.
2. Vanadium merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe),
titanium (Ti), mangan (Mn), dan Zirkon (Zr).
3. Memiliki sifat kimia yang banyak digunakan sebagai katalis.
4. Berupa fasa padat dan berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam
keadaan murni dapat renggang.
5. Ekstraksi vanadium dapat dilakukan dari beberapa senyawa.
6. Vanadium sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
7. tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2dan C pada suhu tinggi.
8. Memiliki manfaat yang banyak digunakan dalam laboratorium dan kehidupan
sehari-hari namun juga memiliki dampak kerusakan dan gangguan pada
kesehatan.
3.2 Saran
Unsur vanadium memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengaplikasian dalam laboratorium dan industri. Namun dalam
penggunaannya harus penanganan khusus dan hati-hati karena dapat
menyebabkan kerusakan dan gangguan bagi kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12