Anda di halaman 1dari 65

TUGAS

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Disusun Oleh :

Nama : Angga Bangun


NIM 6193111052
Kelas : Pjkr V C 2019

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan
rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Critical Book
ini dengan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa critical book ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan pihak pihak yang terkait begitu juga mungkin dalam penyajiannya jauh
dari kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan serta kelemahan
dalam penyusunan makalah ini.

Dengan bantuan dan dukungan yang telah saya dapatkan, semoga dapat menjadi amal
baik dan mendapat imbalan yang baik pula dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata semoga
makalh ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

ii |Critical Book
Report
Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................................................5
2.1. Identitas Buku........................................................................................................................5
2.2. Ringkasan buku utama ( Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar ).......................................................6
2.3. Ringkasan buku pendukung ( Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar)..............................................35
BAB III KEUNGGULAN BUKU................................................................................................................60
BAB IV KELEMAHAN BUKU...................................................................................................................61
BAB 5 IMPLIKASI..................................................................................................................................62
A. Implikasi Terhadap Teori..........................................................................................................62
B. Implikasi Terhadap Pemahaman Mahasiswa...........................................................................62
C. Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa...................................................................................62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................63
5.1. Kesimpulan..............................................................................................................................63
5.2. Saran........................................................................................................................................63
PUSTAKA..........................................................................................................................................64

iii |Critical Book


Report
Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditinjau dari asal katanya, kata “budaya” berasal dari bahasa Sanskerta budhyah,
yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi dan akal. Lawlwess dalam Saifuddin
(2005) mendefenisikan kebudayaan sebagai pola-pola perilaku dan keyakinan (dimediasi
oleh symbol) yang dipelajari, rasional, terintegrasi, dimiliki bersama, dan secara dinamik
adaptif serta yang tergantung pada integrasi social manusia demi eksistensi mereka.
Keesing (dalam Saifuddin 2005) mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap
kebudayaan yaitu kebudayaan sebagai system adaptif, kognitif, struktur dan system
symbol.
Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan mata kuliah kehidupan bermasyarakat
(MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia yang terpelajar yang
kritis, dan arif dalam mmahami keberagaman,kesetaraan dan kemartabatan manusia yang
dilandasi dengan nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat”.

1.2 Tujuan

1. Critical book ini bertujuan agar mampu digunakan sebagai pembanding kelayakan
terhadap buku yang lain
2. Menjadi salah satu sumber belajar bagi para penuntut ilmu
3. Menjadi acuan terhadap penggunaan buku dalam pembelajaran
4. Sebagai tingkatan dan bukti pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dilalui

4 |Critical Book Report


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Identitas Buku

Buku Utama (buku satu)

Judul buku : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


Pengarang : Tim Dosen ISBD Unimed
Penerbit : Unimed Press
Tahun terbit : 2015 (Edisi Revisi)
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 162 halaman
Halaman Materi : 1-162
ISBN : 978-602-7938-03-8

Buku Pembanding (buku kedua)

Judul buku : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


Pengarang : Prof. Dr. Rusmin tumanggor, M. A
Kholis Ridho, S.Ag., M.Si
Drs. Nurochim, M.M
Tahun terbit 2013
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 222 halaman
Halaman Materi : 1-222
ISBN : 978-602-8730-37-2
2.2. Ringkasan buku utama ( Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar )

Buku Utama (Buku I)


BAB 2

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

I. Kebudayaan
Manusia adalah mahluk hidup yang berbudaya yang terus meningkatkan cara
untuk memenuhi tuntutan kehidupannya. Manusia lebih unggul dari mahluk-mahluk
lainnya. Dengan akal dan budinya manusia menciptakan kebudayaan.
a. Akal Budi

Mahluk Tuhan yang mempunyai akal dan budi adalah manusia. Akal
adalah daya piker untuk memahami sesuatu. Budi adalah alat batin sebagai
paduan akal dan perasaan menimbang baik buruknya suatu tidakan.

Budi adalah sumber rasa diri-suatu rasa yang kadang bersifat pribadi. Dari
factor bioligis, akal dan pikiran manusia berhubungan dengan otak dan juga
volume dari otak tersebut.

II. Pengertian Kebudayaan


Ditinjau dari asal katanya, kata “budaya” berasal dari bahasa Sanskerta
budhyah, yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi dan akal.

Lawlwess dalam Saifuddin (2005) mendefenisikan kebudayaan sebagai pola-


pola perilaku dan keyakinan (dimediasi oleh symbol) yang dipelajari, rasional,
terintegrasi, dimiliki bersama, dan secara dinamik adaptif serta yang tergantung pada
integrasi social manusia demi eksistensi mereka.

Keesing (dalam Saifuddin 2005) mengidentifikasikan empat pendekatan


terhadap kebudayaan yaitu kebudayaan sebagai system adaptif, kognitif, struktur dan
system symbol..
Beberapa jenis kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yaitu:

a. Kebutuhan primer seperti : makan, minum, bernafas, buang air,


perlindungan terhadap iklim, suhu, serta cuaca.
b. Kebutuhan sekunder : untuk memenuhi kebutuhan primernya, manusia
harus terlibat dalam kerjasama dengan sejumlah orang seperti
berkomunikasi, melaksanakan kegiatan bersama, mengikuti pendidikan
dan lain-lain.
c. Kebutuhan integrative adalah kebutuhan yang berfungsi mengintegrasikan
berbagai kebutuhan.

III. Model Kebudayaan


Kebudayaan berkembang dengan berbagai model yang terstruktur.
Berpedoman pada model-model tersebut, kebudayaan merupakan strategi dalam
upaya memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan integrative manusia.
Salah satu model tersebut dapat dipetakan dalam susunan bagan sebagai
berikut :

Kebutuhan primer, Lingkungan alam,


sekunder, social, budaya
Intergratif

Kebudayaan ; perangkat
model; model
pegetahuan
Pranata-pranata dari
7 unsur kebudayaan ;
Bahasa dan
Komunikasi; Iptek;
Ekonomi; Organisasi ASPEK KOGNITIF
Sosial; Agama; dan KEBUDAYAAN
Kesenian.

ASPEK TINGKAH
Tingkah Laku Tindakan LAKU
KEBUDAYAAN

Tingkah Laku ASPEK MATERIAL


KEBUDAYAAN
Aspek kognisi dari kebudayaan adalah pengetahuan-pengetahuan local.
Pengetahuan dalam membuat cangkul misalnya, berbeda antara satukelompok social
satu dengan kelompok social lainnya.

IV. Sistem Budaya


Sistem budaya merupakan komponen-komponen dari suatu kebudayaan.
Menurut Keesing (dalam Saifuddin 2005), komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. System Adaptif
System ini berfungsi utama sebagai penyesuaian diri masyarakat terhadap
lingkungannya dan sebagai system sarana untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, baik lingkungan alam maupun social.

b. Sistem Kognitif
Kebudayaan sebagai system kognitif tersusun dari segala yang diketahui
dalam berpikir menurut cara tertentu bagi warga kebudayaan.

c. Struktur Simbol
Kebudayaan sebagai system struktur symbol-simbol yang dimiliki bersama,
memiliki analogi dengan struktur pemikiran manusia yang terdiri dari symbol-
simbol dengan makna-makna yang dimiliki bersama, dapat didefenisikan, dan
bersifat public.

d.System Simbol
Symbol merupakan hubungan antara penanda dan petanda berdasarkan
konvensi. Bagi orang Indonesia Bendera Merah Putih (penanda) dan makna yang
bisa kit baca (petanda).
V. Perubahan Kebudayaan
Beberapa factor yang menyebabkan perubahan dapat diuraikan sebagai
berikut:

a. Discovery dan Invention


Penemuan (Discovery) dan Pembaharuan (Invention) bisa berupa benda-benda
seperti roda, bajak, computer, dan bisa juga berupa tingkah laku atau gagasan
seperti demokrasi pembelian dan penjualan.

b.Difusi
Difusi mengandung pengertian sebagai pinjaman elemen-elemen kebudayaan
baru dari luar dan diintegrasikan kedalam kebudayaan kelompok penerima.
Pinjaman ini bisa megakibatkan lompatan kebudayaan, namun bisa juga berakibat
fatal.

c. Akulturasi
Akulturasi bisa mirip dengan difusi yang juga pijaman. Bedanya, jika difusi
meminjam kebudayaan secara sukarela, akulturasi lebih cenderung meminjamkan
kebudayaan dengan cara memaksakan.

d.Revolusi
Revolusi adalah proses perubahan yang berlangsung secara drastic dan cepat.
Biasanya disertai dengan pemberotakan.

VI. Persoalan-persoalan Kebudayaan.


Demikian luasnya cakupan kebudayaan semakain banyaknya persoalan-
persoalan tingkat detilnya, dan tak habis-habisnya untuk dikaji. Namun ada dalam dua
permasalahan yang lebih penting dikaji secara bersama-sama yaitu globalisasi dan
semakin pluralnya kehidupan dunia yang mengarahkan pemikiran-pemikiran kepada
wacana multikulturalisme.
VII. Globalisasi
Globalisasi adalah keadaan yag ditandai dengan semakin intesifnya hubungan-
hubungan social masyarakat dunia.

a. Globalisasi dan Kapitalisme


Kapitalisme adalah system produksi komuditi yang berpusat pada kepemilikan
pribadi atas modal dan ketampa pemilikan pribadi tenaga kerja. Masyarakat
kapitalis mempunyai cirri-ciri institusional tertentu :
1. Tatanan ekonominya kompetitif dan ekspansif serta konsisten dalam inovasi
teknologi.
2. Ekonomi “diisolasi” dari institusi politik. Namun pembaharuan dan perubahan
dalam bidang ekonomi dapat mengguncang institusi-institusi lain.
3. Penyekatan antar politik dan ekonomi yang didasarkan atas keunggulan dan
kepemilikan pribadi dalam cara produksi.
4. Otonomi Negara dikondisikan oleh hal-hal yang menggantungkan nasib pada
akumulasi modal (Gddens, 1990).

b.Nilai Positif Globalisasi


Lewis dan Harris mendefenisikan globalisasi sebagai “konvergensi ekonomi
dan difusi inovasi. Defenisi ini menyiratkan bahwa praktik-praktik ekonomi dan
motivasi dari berbagai Negara akan menjadi lebih mirip satu sama lain dan inovasi
pengetahuan akan mengalir dari Negara-negara maju ke Negara yang
ekonominya dianggap kurang maju.
Dari sisi kerohanian, Robert A.Sirico, 2009, menjelaskan globalisasi sebagai
paradigm baru yang menghubungkan keluarga manusia satu sama lain. Kemajuan
teknologi telah menigkatkan kemajuan masyarakat dalam berkomunikasi dan
transportasi semakin cepat dan radikal.

c. Resiko Globalisasi
Globalisasi yang dibentuk oleh jaringan system local yang memfasilitasi
pertukaran informasi, barang, modal, dan tenaga kerja yang sangat berstruktur
jaringan, sangat rentan terhadap dampak parah akibat dinamika social-politik dari
system local. Resiko seperti ini lazim terjadi pada system keuangan global yang
dibentuk oleh jaringan local lembaga keuangan independen.

d.Adaptasi Terhadap Globalisasi


Tidak ada Negara yang mampu berdiri sendiri dalam mencukupi
kebutuhannya. Indonesia perlu devisa. Sumber daya manusianya tidak mampu
mengelola sumber daya alam. Investor asing di undang untuk mengeksploitasi
sumber daya tersebut.

e. Megendalikan Globalisasi
Agar tidak memperoleh efek yang merugikan dalam pelaksanaan globalisasi
diperlukan upaya pengendalian yang seksama. Pertemuan pemerintah antarnegara
untukmengenalikan globalisasi dianggap perlu dilakukan. Pertemuan G20 (20
negara) pada dasarnya adalah usaha yang terorganisir untuk mengendalikan proses
globalisasi yang mempengaruhi setiap individu Negara termasuk Indonesia.

f. Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi antar budaya memiliki banyak definisi namun pada dasarnya
adalah orang-orang dari berbeda latar belakang budaya berusaha untuk
berkomunikasi untuk bekerja bersama-sama. Tujuan komunikasi antar budaya
adalah untuk membangun dan memahami bagaimana orang-orang dan mengatasi
perbedaan-perbedaan antar budaya dan membuatnya lebih baik.

VIII. Multikulturalisme
Persoalan multikulturalisme perlu menjadi pusat perhatian dalam rangka
membangun suatu masyarakat yang terintegrasi. Sebagai sebuah ideology,
multikulturalisme mengakui dan mengagungkan kesederajatan dalam perbedaan
antara kelompok yang dilihat secara budaya. Ideology ini merupakan sebuah
keyakinan yang mengakui dan mendorong dan terjadinya pluralism budaya atau
keanekaragaman berdasarkan perbedaan-perbedaan budaya sebagai corak tatanan
kehidupan masyarakat.

IX. Masyarakat Majemuk


Sehubungan dengan wacana tentang masyarakat majemuk, perhatian para ahli
telah banyak berkisar pada kajian tentang etnisitas. Bart menjelaskan etnisitas sebagai
organisasi social askriptif yang berkenaan dengan asalmu asal para pelakunya.

BAB 3
MANUSIA DAN PERADABAN

A. Peradaban
Kebudayaan manusia senantiasa mengalami perubahan dan banyak wujud
perubahan memperlihatkan identitas khas yang baik dari segi tampilan yang materialistic
maupun dari sisi etika dalam kehidupan bersama

1.Pengertian Peradaban
Dalam bahasa Indonesia, kata “peradaban” berasal dari kata “adab” yang berarti
akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Seseorang yang dikatakan beradab
adalah apabila ia dapat menunjukkan prilaku sopan dan mematuhi norma-norma yang
berlaku di dalam kehidupannya bermasyarakat.
Pengertian “peradaban” juga diartikan sebagai prilaku normative dalam konteks
masyarakat di mana cara hidup diperkotaan di anggap lebih unggul dari cara hidup “liar”
atau “barbar”. Konsep “peradaban” digunakan sebagai sinonim untuk superioritas
kelompok “budaya” (dan sering etis) tertentu.

2.Peradaban Klasik Kuno


Peradaban kuno sangat dipengaruhi oleh zaman pada periode antara 600 SM- 400
SM dimana serangkaian orang bijak, nabi, agama dan filsuf reformasi, dari Cina, India, Iran,
Israel, dan Yunani, menubah arah peradaban selamanya.

3. Gugus Peradaban Dunia.


Peradaban dunia seoanjang masa dikelompokkan dalam beberapa gugus peradaban, yaitu :
 Gugus Mediterania
 Gugus Timur Tengah
 Gugus India Hindu dan Budha
 Gugus Asia Timur
 Gugus Asia Tenggara
 Gugus Asia Tengah
 Gugus Meso-Amerika

4.Identitas Budaya
Peradaban juga dapat menggambarkan identitas budaya dari suatu masyarakat yang
kompleks. Setiap masyarakat, baik yang dikatakan beradab maupun yang tidak beradab,
memiliki ide yang spesifik, adat istiadat, item tertentu dan seni, yang membuatnya unik.
Dalam hal seperti ini, peradaban lebih rumit dari budaya.
Suatu peradaban “manusia” akan menjadi ekspresi dan perluasan dua pilar
“peradaban” paling dasar yaitu bobot kejujuran yang di standarisiasi dan ukuran-ukuran
moral konstitusi kesehatan. Segala sesuatu yang lain, apakah teknologi, ilmu pengetahuan,
seni, music, dll, adalah dengan definisi ini dianggap sebagai komentar.

5. Peradaban dan Teori Sistem


Dengan menggunakan teori system, kelompok teoritisi lain melihat peradaban
sebagai suatu system yang kompleks, yaitu sebuahkerangka dimana sebuah kelompok objek
yang dapat dianalisis bekerjasama untuk menghasilkan beberapa hasil. Peradaban dapat
dilihat sebagai jaringan kota-kota yang muncul dari budaya pra-perkotaan, dan didefenisikan
oleh ekonomi, politik, militer, diplomatic, dan budaya interaksi diantara mereka. Setiap
organisasi adalah suatusistem social kompleks, dan peradaban adalah sebagai organisasi
besar.

6. Masa Depan Peradaban


Beberapa ilmuwan lingkungan melihat dunia memasuki fase peradaban Planetary ,
yang dicirikan oleh pergeseran bebas dari terputunya Negara-bangsa dalam meningkatkan
konektivitas dunia global dengan lembaga-lembaga di seluruh dunia, tantangan lingkungan,
system ekonomi dan kesadaran.
Skala Kardashev mengklasifikasikan perdaban berdasarkan tingkat kemajuan
teknologi, terutama diukur oleh jumlah energy yang mampu dimanfaatkan dan membuat
ketentuan bagi peradaban yang jauh lebih berteknologi lebih maju daripada yang diketahui
saat ini.
7.Runtuhnya Peradaban
Peradaban tidak selalu langgeng dan maju atau meningkat dari waktu ke waktu.
Dalam sejarah dunia sering terjadi suatu peradaban besar runtuh dan diganti dengan
peradaban baru yang dimulai lagi dari awal, khususnya peradaban yang bersifat material.
Banyak pendapat yang telah diajukan tentang keruntuhan peradaban.
8.Peradaban dan Kritikan
Dengan berbagai alas an, peradaban telah dikritik dari berbagai sudut pandang.
Beberapa kritikus berkeberatan dengan semua aspek peradaban. Kritikus lainnya berpendapat
bahwa peradaban membawa campuran yang baik dan efek buruk.
Derrick Jensen (2006) mengkritik peradaban yang mengeksploitasi lingkungan.
Heinberg (2007) menyorotinya dari sisi pertanian intensif dan pertumbuhan perkotaan
cenderung menghancurkan peraturan peradaban dan habitat alami, serta menguras sumber
daya dimana di bergantung.

9.Modernisasi
Modernisasi sering dilawankan dengan tradisi. Menjadi moden adalah merubah
tradisi dan meninggalkan masa lampau, berarti meninggalkan cara-cara hidup masa lalu dan
berusaha mencari kesadaran baru dengan bentuk-bentuk ekspresif.

BAB 4
KEMANUSIAAN SEBAGAI INDIVIDU
DAN MAKHLUK SOSIAL

1. Manusia sebagai Individu dan mahluk social


Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan.
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu
hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

A. Pengertian Masyarakat
Istilah “masyarakat” berhubungan dengan banyak factor. Mac Iver memahami
masyarakat sebagai suatu system dari kebiasaan dan tata cara, dari sisi wewenang, dari sisi
kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan dari pengawasan tingkah laku
serta kebebasan-kebebasan manusia.

a.Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia tidak hanya digolongkan berdasarkan kesatuan-kesatuan
social suku bangsa, tetapi juga dalam kesatuan-kestuan social kota dan desa.
Penggolongan ini disebabkan adanya perbedaan struktur antara ke duanya. Apabila
dibandingkan, struktur daerah perkotaan jauh berbeda dengan struktur daerah pedesaan,
terutama pada persoalan pemusatan dengan pesebaran kegiatan social, politik dan
ekonominya

b.Urbanisasi dan Urbanisme


Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Urbanisme adalah cara karakteristik interaksi penduduk kota-kota (daerah perkotaan)
dengan lingkungan binaan atau – dengan kata lain – karakter kehidupan perkotaan,
organisasi, masalah, dll, serta studi tentang karakter yang (cara ), atau kebutuhan fisik
masyarakat perkotaan, atau perencanaan kota. Urbanism juga pergerakan penduduk ke
daerah perkotaan (urbanisasi) atau konsentrasinya di dalamnya (tingkat urbanisasi).

c.Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dala pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai:
pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan
mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk- bentuk dari
interaksi sosial.

d.Proses Sosial
Proses social terdiri dari seretan kegiatan yang saling menyambung dan berakhir
pada suatu ujung yang merupakan haril dari “proses) itu.
Selanjutnya proses social mengikuti pola tingkah laku tersendiri. Orang yang terlibat
dalam proses social (misalnya bersaing) tidak mengikuti pola sopan santun yang
menuntut kedudukan dan peranan.
Proses social mengandung unsur dinamika. Artinya, didalam proses terdapat
berbagai keadaan nilai social yang sedang dip roses, mulai dari nilai yang belum
sempurna sampai situasiyang lebih mantap atau sebaliknya.
Pada umumnya ahli sosiologi mengklasifikasiakan bentuk pokok proses social menjadi
dua, yaitu:
1.Proses menggabungkan
Proses yang bersifat menggabungkan mengarah kepada penggabungan.
Ditujukan demi terwujudnya nilai-nilai yang disebut kebijakan-kebijakan social
seperti keadialan social, cinta kasih, kerukunan, dan solidaritas.
Proses social yang menggabungkan terdiri dari beberapa cirri, yaitu :
 Akomodasi (Penyesuaian Diri)
Istilah akomodasi berasal dari kata latin (accommodace). Artinya menyesuaikan
(diri).
 Asimilasi
Asimilasi adalah sebagai suatu bentuk proses social dimana dua atau lebih
individu atau kelompok saling menerima pola kelakuan masing-masing.
 Kerjasama
Kerjasama ialah suatu bentuk proses social dimana dua atau lebih perorangan
atau kelompok mengadakan kegiatan bersama guna mencapai tujuan yang sama.
2. Proses Menceraikan.
Proses social yang bersifat menceraikan mengarahkepada terciptanya nilai-
nilai negative atau social, seperti kebencian, permusuhan, egoism, kesombongan,
pertengkaran, perpecahandan sebagainya.
Beberapa bentuk-bentuk proses social memisahkan (disosiatif) adalah:
 Persaingan
Persaingan ialah suatu proses social, diamana beberapa orang atau
kelompok orang berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih
cepat dan mutu yang lebih tinggi.

 Kontravensi
Kontravensi ialah bentuk interaksi yang berbeda dengan persaingan
dan pertentangan.

 Pertentangan
Pertentangan adalah suatu bentuk pertentanagn individu atau kelompok
social yang berusaha untuk mencapai tujuan dengan jalan menentang pihak lain
disertai ancaman atau kekerasan.
 Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat kedalam
lapisan-lapisan sosial secara bertingkat. Atau definisi stratifikasi sosial yaitu
merupakan suatu pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status yang
dimilikinya. Inilah jenis-jenis dari stratifikasi social :

 Stratifikasi sosial tertutup/pelapisan sosial tertutup


Yang dimaksud dengan stratifikasi tertutup yaitu stratifikasi yang
dimana pada setiap anggota masyarakat tidak bisa pindah ke tingkat sosial
yang lebih tinggi ataupun ke tingkat sosial yang lebih rendah. Seperti
contohnya pada sistem kasta pada suatu negara atau pada suatu daerah yang
dimana terdapat golongan darah biru dan golongan masyarakat biasa.
 Stratifikasi sosial terbuka/pelapisan sosial terbuka
Yang dimaksud dengan stratifikasi sosial terbuka yaitu suatu sistem
stratifikasi yang dimana pada setiap anggota masyarakat bisa berpindah-
pindah dari satu tingkatan yang satu ke tingkatan lainnya. Seperti contohnya
pada tingkatan dunia pendidikan, jabatan pekerjaan, kekuasaan dan lain-
lain.

 Lapisan-lapisan dalam Masyarakat


Terjadinya lapisan didalam masyarakat disebabkan oleh adanya
proses pertumbuhan masyarakat itu sendiri.

 Ukuran Lapisan Sosial dalam Masyarakat


-Ukuran kekayaan
-Ukuran kekuasaan
-Ukuran kedudukan

 Unsur-unsur Lapisan Dalam Masyarakat


-Kadudukan (status)
-Peranan (role)
BAB 5

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM.

1. NILAI

Menurut Katsoff (1992), hakekat tentang nilai umumnya ditinjau dari sudut pandang
kefilsafatan khususnya filsafat tentang nilai (Aksiologi). Nilai yang diamksud adalah
sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai.

2. FILSAFAT NILAI

Dalam kajian filsafat, persoalan nilai masuk dalam ranah filsafat nilai (aksiologi).
Kata aksiologi berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori
tentang nilai. Aksiologi menyelidiki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan (Kattsoff:1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki
manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Secara garis
besar, objek utama telaah aksiologi adalah masalah etika dan estetika.

a. Etika

Etika adalah filsafat moral. Cabang filsafat khusus yang mengkaji tentang
masalah baik atau buruknya tindakan seseorang. Penilaian baik atau buruknya sesuatu
tergantung kepada anutan paham yang dianut si penilai. Seorang yang berfaham
hedonis, akan melakukan penilaian berdasarkan standar kenikmatan jasmaniah. Pihak
lain yang berfaham eudaemonis menekankan kepda kebahagiaan batiniah. Kaum
utilitarianisme menekankan kepada kegunaan praktisnya, penganut paham
teleologisme menilai sesuatu berdasarkan tujuannya, dan penganut deontologisme
menekankan kepada kewajiban.

Dalam penerapan etika ditemukan beberapa masalah yang menyangkut


pengambilan keputusan, adanya konflik antara etika dan norma agama, konflik antara
norma hukum dan norma agama, dan juga konflik antara norma moral dan norma
agama.

Dalam masalah putusan moral, kesulitan ditemukan dalam memutuskan hal


yang lebih baik dan yang kurang baik atau lebih buruk dan kurang buruk. Pada
masalah konflik antara norma etiket dan norma agama, sering terjadi dalam kelompok
masyarakat suatu perlakuan dianggap biasa saja tetapi dalam norma agama hal
tersebut dilarang. Konflik antara norma hukum dan norma agama dapat dicontohkan
bahwa suatu dandanandilarang dalam agama, tetapi secara hukum tidak ada fasal
untuk menghukumnya. Sedangkan masalah konflik antara norma moral dengan norma
agama misalnya melakukan pelanggaran hukum untuk membantu orang lain yang
membutuhkan.

b. Estetika

Estetika adalah filsafat tentang keindahan yang membahas masalah indah atau
tidaknya fenomena alam atau produk ciptaan manusia. Sebagai ranah filsafat,
pengertian keindahan tidaklah tunggal, Seorang dapat merasakan adanya keindahan
dan suatu bentuk, baik bentuk di alam maupun bentuk karya manusia. Tetapi orang
lain tidak menilainya seperti itu.
Sembiring dan Saragi (2010 memberi rangkuman tentang keindahan sebagai
keselarasan, hal yang menyenangkan, kesempurnaan produk, penyingkiran hal-hal
yang berlebihan, identitas sempurna, kepaduan hubungan bentuk, pengungkapan
berhasil dari intuisi dan lain-lain.

3. JENIS – JENIS NILAI

Bahm ; (1984:51) menjelaskan 5 jenis nilai yaitu : Baik dan buruk (good and bad),
tujuan dan sarana (end and means), nilai subjektif dan objektif, nilai tersembunyi dan
nyata (apparent and real values), nilai actual dan potensial (actual and potential values),
dan nilai murni serta tidak murni (pure and mixed values).

a. Nilai – Nilai Pribadi

Nilai – nilai pribadi berasal dari orang – orang atau sistem pada kelompok –
kelompok tertentu seperi kelompok budaya, agama, partai politik dan asosiasi. Nilai –
nilai pribadi ini tidak universal. Hanya ditentukan oleh keluarga, bangsa, sejarah
generasi lingkungan yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan. Setiap
individu memiliki konsep nilai yang unik, yaitu pengetahuan pribadi akan nilai – nilai
yang sesuai gen, perasaan dan pengalaman mereka sendiri.

Sistem nilai pribadi adalah serangkaian prinsip – prinsip atau cita – cita yang
mendorong dan memandu perilaku seseorang dan memberikan struktur dan tujuan
yang membantunya menentukan apa yang bermakna dan penting baginya. Juga
membantu mengungkapkan siapa dia dan apa yang diperjuangkannya.

Nilai – nilai pribadi menentukan karakter pribadi seseorang. Memberi dampak


pada setiap aspek kehidupan pribadi dan kerjanya, termasuk perilaku, interaksi
dengan keluarga, teman dan rekan kerja. Seorang membuat proses keputusan dan arah
yang diambil dalam hidupnya. Inilah mengapa sangat penting untuk mengetahui apa
yang dia hargai dan apa yang penting baginya.

Essential life skill, 29 Juli 2014, mengemukakan 4 kategori dari sistem nilai
pribadi yaitu :

- Nilai pribadi dengan sifat – sifat yang dapat dilihat bahwa seseorang layak bercita –
cita untuk memperoleh sesuatu dan hal tersebut menentukan karakternya.
- Nilai spititual

- Nilai keluarga

- Nilai karir

b. Nilai Budaya

Nilai – nilai ini dimiliki oleh anggota kelompok dalam suatu masyarakat
tertentu, mengidentifikasikan objek, kondisi atau karakteristik bahwa anggota
masyarakat dianggap penting dan berharga.

Ada perbedaan klarifikasi antara nilai kognitif dan pendidikan moral. Nilai
kognitif “menolong orang memperjelas untuk apa hidup mereka dan apa yang layak
dikerjakannya. Budaya yang berbeda mencerminkan nilai – nilai yang berbeda.

c. Nilai – nilai Sosial

Essential life skils, 29 Juli 2014, selanjutnya menjelaskan bahwa, pada tradisi
manapun ada karakteristik nilai yang melampaui batas – batas sosial, ekonomi, dan
agama. Beberapa karakteristik niali tersebut adalah integritas, saling menghormati,
loyalitas dan tanggung jawab.

Integritas memperlihatkan keterpercayaan, kejujuran dan karakter. Orang


menghargai integritas orang lain karena dia mengetahui apa yang dapat diharapkan
darinya. Dia mengetahui bahwa orang tersebut akan bertindak terhormat dan
senantiasa melakukan apa yang mereka anggap benar. Seseorang menghendaki orang
lain memiliki integritas sebagai teman – teman, baik di tim kerjanya maupun dalam
organisasinya.

Sikap hormat (respect) adalah sikap yang menghormati nilai – nilai dan
martabat semua orang dengan memperlakukan mereka secara adil dan sopan.
Seseorang memperlakukan orang lain dengan cara bagaimana mereka sendiri ingin
diperlakukan.

Kesetiaan (loyalty) adalah komitmen dan kesetiaan kepada penyebab sesuatu.


Seorang atau sekelompok orang dapat diandalkan untuk berada didalam keadaan
tertentu dan memberi bantuan, baik ketika keadaan akan semakin sulit maupun
keberuntungan semakin menurun.

Tanggung jawab (Responsibility) berarti seorang dapat dipercaya menerima


tanggung jawab, dapat diandalkan dan bersedia untuk mengambil tangg ung jawab
terhadap apa yang dilakukannya. Mereka dipercaya memiliki kewajiban moral
membantu orang lain dan memberikan kontribusi kepada masyarakat tempat mereka
tinggal.

d. Nilai Subjektif

Nilai Subjektif adalah konsekuensidari subjektivisme yang berpandangan


bahwa nilai – nilai terdapat pada subjek yang menilai dan bukan pada objek yang
dinilai. Dengan demikian tidak ada apapun yang layak disebut baik maupun jahat,
kecuali apa yang dianggap baik atau dianggap jahat oleh sipenganggap.

e. Nilai Objektif

Nilai objektif adalah nilai yang melekat pada objek walaupun tanpa kehadiran
subjek. Ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Suatu perbuatan
yang baik adalah tetap baik walaupun tidak menguntungkan bagi orang yang
menerima perbuatan tersebut.

f. Nilai Intrinsik

Adopsi filsuf dari istilah “intrinsik” untu perbedaan ini mencerminkan suara
teori umum, sesuai dengan apa pun yang non instrumental yang baik pasti baik
berdasarkan atas sifat intrinsiknya. Gagsan ini di dukung oleg argumen almi bahwa :
sesuatu disebut baik hanya jika berhubungan dengan sesuatu yang lain, dengan non
instrumental yang baik dan yang dinilai baik hanya karena diperlukan dalm rangka
untuk memperoleh hubungan tersebut.

g. Nilai Ekstrinsik

Nilai ekstrinsik adalah nilai yang berada diluar sesuatu yang dinilai. Nilai –
nilai ini umumnya timbul dari suatu perjanjian.
4. MORAL

Dalam KBBI, moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas – batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau
tidak layak, patut maupun tidak patut.

Moral dalam istilah, juga dipahami sebagai :

- Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk

- Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah

- Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik

Norma atau kaidah adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari – hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi)
tertentu dengan disertai sanksi.

5. MANUSIA DAN HUKUM

Sebagai individu manusia memiliki dorongan kehendak yang ingin dicapai dan
berkeinginan agar mereka bebas melaksanakan kehendaknya, tetapi sebagai anggota
masyarakat kebebasan tersebut harus dibatasi agar tidak merugikan pihak lain. Agar tidak
saling merugikan atau sebaliknya menghalangi kehendak seseorang, maka dibuat aturan –
aturan hidup bersama bermasyarakat. Aturan – aturan yang dibuat cenderung tidak
dilaksanakan jika tidak ada sanksi yang dibebankan kepada seseorang jika dia melanggar
aturan tersebut. Sanksi diupayakan setimpal dengan perbuatannya. Kesetimpalan sanksi
dengan perbuatan mencerminkan rasa keadilan. Aturan – aturan tingkah laku yang
disepakati bersama sangat terkait dengan apa yang disebut sebagai “hukum”.

Sejalan dengan perkembangan pelaksanaannya pengertian hukum juga semakin


berkembang. Immanuel Kant, menghubungkan kata “Hukum” dengan kehendak bebas
individu. “Hukum adalah keseluruhan syarat – syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain, menuruti
peraturan hukum tentang kemerdekaan.
6. KEADILAN

Menurut Polemarchus keadilan adalah memberikan apa yang layak untuk orang lain.
Implikasi sederhana konsep keadilan ini mungkin bahwa “keadilan adalah berbuat baik
kepada teman dan membahayakan musuh. Ini juga merupakan pepatah tradisional dari
moralitas Yunani.

Menurut Plato, “Keadilan Individual” adalah kebajikan manusia yang membuat diri
mereka konsisten dan baik. Keadilan merupakan kesadaran sosial yang membuat
hubungan masyarakat internal menjadi harmonis dan baik.”

7. KONSEP KEADILAN HUKUM

a. Peradilan Antar Pribadi (Interpersonal Adjudication)

Menurut Cooray (2014), konsep keadilan pada aspek “pengadilan antar


pribadi” didasarkan pada hak – hak dan tugas individu yang berhubungan dengan
penyeelesaian konflik antar individu. Individu dapat menderita sebagai korban atau
sebagai pelaku yang melakukan kesalahan. Dengan ini, individu dapat dilindungi, di
hukum dan diberikan restitusi. Keadilan adalah hal interpersonal. Menegakkan
kebenaran antar individu.

b. Peradilan Berdasarkan Standar Dan Kesalahan

Aspek kedua konsep keadilan liberal menurut COOray (2-14) adalah


seseorang tidak boleh di hukum kecuali melakukan kesalahan. Ide dari kesalahan
adalah benang emas yang mengalir melalui tatanan hukum. Tapi seluruh hukum
umum yang berkaitan dengan kejahatan, kewajiban sipil dan hak milik ditandai
dengan adanya anggapan bahwahukuman didasarkan pada kesalahan mengandaikan
perilaku yang dikenal dan pra standar yang mengikat masyarakat yang sudah ada.

c. Pendekatan Proses

Keadilan liberal tidak percaya pada kemungkinan untuk mencapai kesetaraan,


demokrasi, keadilan, masyarakat baik dan cita – cita lain melalui tindakan legislatif
dan preskriptif. Ugas ini seperti terlalu sulit untuk imajinasi manusia, konsepsi dan
eksekusi.Penekanan pada prosedur adalah salah satu pondasi supremasi hukum.
Prosedurnya memberi pembatasan pada kekuasaan.
8. HUKUM DAN MORAL

Hubungan antara moralitas dan hukum adalah sebagai berikut :

- Keberadaan hukum yang tidak adil (seperti yang menegakkan perbudakan)


membuktikan bahwa moralitas dan hukum tidak identik dan tidak sesuai.

- Keberadaan undang – undang yang berfungsi untuk mempertahankan nilai – nilai


dasar membuktuikan bahwa keduanya dapat bekerja sama.

- Undang – undang dapat menyatakan apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran yang
terang – terangan salah dan karena itu di hukum. Karena sering lewat penilaian
moralitas niat dan karakter seseorang memiliki ruang lingkup yang berbeda daripada
hukum.

- Undang – undang yang mengatur pelaksanaannya setidaknya sebagian melalui


ketakutan akan hukuman. Moralitas, ketika diinternalisasikan, telah menjadi
kebiasaan atau kedua seperti alam, mengatur perilaku tanpa paksaan. Orang yang
saleh melakukan hal yang tepat karena itu mulia untuk dilakukan.

- Moralitas dapat mempengaruhi hukum dalam arti bahwa ia dapat membuat tindakan
kelompok bermoral ilegal.

- Undang – undang dapat menjadi ungkapan moralitas umum dengan membuat kode di
jalan umum tentang prinsip – prinsip dasar perilaku yang diterima masyarakat.

BAB 6

KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Kesetaraan

Dihubungkan dengan pembicaraan tentang kemanusiaan, Kata “kesetaraan”


mengandung arti kesamaan hak, terutama yang menyangkut kriteria hak – hak asasi manusia.
Kesetaraan sosial memerlukan adanya konsep penegakan hukum kelas sosial atau warga
pinggiran dan tidak adanya diskriminasi yang termotivasi oleh bagian tak terpisahkan dari
identitas seseorang. Kesetaraan sosial mengacu pada ranah sosial, bukan ekonomi atau
kesetaraan pendapat.
1. KONSEP ISU GENDER

Istilah gender diketengahkan oleh ilmuan sosial untuk menjelaskan mana


perbedaan perempuan dan laki – laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan
mana yang merupakan bentukan budaya yang merupakan bentukan budaya yang
dikonstruksikan, dipelajari dan disosialisasikan. Perbedaan ini sangat penting karena
selama ini kita sering sekali mencampuradukkan ciri – ciri manusia yang bersifat kodrati
dan tidak berubah dengan ciri – ciri manusia yang bersifat non kodrati yang sebenarnya
bisa berubah atau diubah. Dengan mengenali perbedaan gender sebagai sesuatu yang
tidak tetap, tidak permanen, memudahkan kita untuk membangun gambaran tentang realita
relasi perempuan dan laki – laki yang dinamis yang tepat dan cocok dengan kenyataan
yang ada dalam masyarakat.

2. KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER

Kesetaraan dan keadilan gender mengikhtiarkan kesamaan kedudukan perempuan dan


laki – laki di muka hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hak – hak perempuan
dijamin setara dengan laki-laki tanpa mempersoalkan gendernya. Keadilan gender berarti
terwujudnya relasi gender yang adil antara perempuan dan laki – laki di masyarakat yang
dicirikan oleh hapusnya kekerasan (fisik, psikis, dan seksual), marginalisasi (peminggiran
dan pemiskinan), beban ganda, dan stereotipe.

3. PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

Pengarusutamaan gender ( PUG) (Gender Mainstreaming) tercantum dalam Beijing


Platfrom of Action, yaitu merupakan hasil dari konferensi keempat wanita sedunia yang
diselenggarakan di Beijing (1995). Istilah ini berarti : Gender Mainstreaming is a strategy
for integrating gender concerns in the analysis formulation and monitoring policies,
programs and projects.

Dengan PUG ini, pemerintah dapat bekerja lebih efisien dan efektf dalam
memproduksi kebijakan – kebijakan yang adil dan responsif gender kepada perempuan
dan laki – laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama, dan penghargaan yang
sama di masyarakat.
4. GENDER DALAM KURIKULUM DAN PROSES PENDIDIKAN

Yang dimaksud dengan proses pengelolaan pendidikan adsalah keseluruhan proses


dan mekanisme pendayagunaan sumber daya pendididkan untuk mengatur jalannya sistem
pendidikan nasional pada setiap bentuk kegiatan pengelolaan pendidikan dari mulai proses
pengambilan keputusan,perencanaan, pengelolaan sampai pelaksanaan operasional
pendidikan. Setiap keputusan diambil oleh pimpinan, sejak tingkatan strategis sampai
dengan tingkatan operasional, harus dijabarkan secara konsisten ke dalam langkah –
langkah operasional pengelolaan, sehingga pelaksanaan pendidikan benar – benar
mencerminkan tujuan kebijaksanaan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kurikulum sekolah adalah keseluruhan proses


pembelajaran yang berlangsung di setiap satuan pendidikan, yang secara langsung atau
tidak langsung akan berpengaruh terhadap inensitas siswa belajar dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan atau dapat disingkat dengan istilah “proses
pembelajaran.

BAB 7

MANUSIA SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

1. Pendahuluan.

Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni adalah hasil budi dan daya manusia untuk
memenuhikebutuhan hidupnya selalu bertambah. Jika pada masyarakat permulaan
kebutuhan hidupp terbatas pada pangan, sandang, dan papan, pada masyarakata modern
jenis-jenis kebutuhan semakin beragam. Jenis-jenis kebutuhan yang semula berpusat pada
kebutuhan yang bersifat materi, pada masyarakat masa kini kebutuhan telah menyangkut
pada kebutuhan spiritual,rohani,prestise,martabat social, aktualisasi diri bahkan
kekuasaan.Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin beragam tersebut, manusia
membutuhkan cara-cara tertentu untuk memerolehnya. Proses penciptaan cara-cara atau
teknik penemuhan kebutuhan yang menggunakan pengetahuan logis, menghasilkan
teknologi. Dengan menggunakan teknologi tersebut, manusia mencapai aneka
kebutuhannya yang bersifat fisikal. Karena penemuhan kebutuhan fisik saja tidak juga
dirasa mencukupi, manusia menciptakan karya-karya seni baik sebgai ekspresi aktualisasi
diri maupun untuk memperindah sejumlah peralatan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang selalu berkembang.

2. Manusia, Sains, Teknologi dan seni.

Manusia dengan komponen fisik maupun psikis mampu memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah. Manusia harus
menyesuaikan diri dengan alam seperti yang tercermin dalam pandangan-pandangan hidup
tradisional. Dengan kearifan tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam tetapi
mengambil sesuatu dari alam sesuai dengan kebutuhannya saat tertentu.

Manusia” modern” dibekali dengan ilmu pengetahuan modern. Ketika berhadapan


dengan alam, mereka mempertanyakan bagaimana mengolah alam tersebut. Disini muncul
pertanyaan upaya apa yang harus dipersiapkan dalam mengeksploitasi alam agar
kebutuhan hidup yang makin kompleks dapat terpenuhi. Dimulai dari pengamatan
terhadap gejala-gejala alam. Kemudian membuat penjelasan mengapa pola-pola gejala
tersebut berulang, melahirkan ilmu-ilmu alam sifatnyan eksak.

Ilmu dan teknologi mempermudah kerja manusia. Dengan demikian ada waktu luang
bagi manusia disamping waktu yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan fisiknya.
Selanjutnya, kebutuhan barupun muncul yaitu kebutuhan spiritual. Maka mulailah muncul
kehendak dan kegiatan memperindah alat-alat yang digunakan. Pada tahap permulaan,
kegiatan memperindah sesuatu ini masih terbatas pada memperindah alat-alat yang
digunakan pada kehidupan sehari-hari. Pada perkembangan berikutnya, kegiatan
memperindah benda-benda ini tidak dapat terbatas pada memperindah alat-alat atauartefak
teknologi yang digunakan saja, melainkan berkembang kearah kegiatan aktualisasi diri
dengan menghasilkan bentuk-bentuk benda indah, baik yang berhubungan dengan nilai
pakainya. Hasil kegiatan tersebut terwujud dalam karya yang kemudian disebut seni.
Bahkan dalam perkembangan berikutnya, karya seni tidak hanya berfungsi ekspresif,
tetapi juga menjadi sarana komunikasi gagasan dan citarasa seniman kepada masyarakat
pemerhati karyanya
2.1 Ilmu Pengetahuan (sains)

Dalam Bahasa inggris, kata pengetahuan disebut knowledge, dan ilmu


pengetahuan disebut science. Pengetahuan dikenal dari berbagai jenisnya. Misalnya
seorang mengetahui bagaimana menyetel karburator.

2.1.1 Induksi dan deduksi

Agar berlaku universal, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,


ilmuwan tidak dapat mengandalkan metode deduktif dengan menarik suatu
kesimpulan umum dari statement yang bersifat tunggal. Menurut Karl Popper,
suatu ilmu pengetahuan haruslah tidak menggunakan logika induktif melainkan
deduktif. Dengan menggunakan logika deduktif maka ilmu pengetahuan
tidakalh harus dapat dibuktikan benar (verifiability) tetapi juga harus bisa
dibuktikan salah (falsifikasi).

2.1.2. Bebas Nilai.

Sesuatu yang umum dikalangan kaum terdidik mengatakan bahwa ilmu


pengetahuan adalah bebas nilai. Kuhn dalam Lasey (1999) mengatakan bahwa
ada hokum yang tak tertulis dalam kehidupan ilmiah yaitu pemerintah atau
warga kebanyakan tidak boleh melarang kegiatan-kegiatan sains. Kelompok
anggota professional ilmuwan adalah pemilik tunggal hokum-hukum keimuan.

2.1.3. Sosial dan budaya.

Dari pada meneliti subject matter tradisional seperti (kekerabatan,mitos,ritual)


lebih baik memfokuskan pada tema-tema kontemporer seperti: korupsi,arena
publik, pemerintah local, dan pelayanan public (desardan,2005:222).

Berkaitan dengan kepentingan pembelajaran ISBD kita berkepentingan untuk


memenuhi kompetensi yang telah dirancangkan sangatlah tergantung kepada
kepedulian Mahasiswa dan dosen terhadap masalah-masalah social dan budaya.
2.1.4. Revolisi Pengetahuan.

Beberapa decade sekitar tahun 1600-an terjadi perubahan dalam


pengetahuan yang sebelumnya tidak kelihatan dalam filsafat tentang alam.
Perubahan tersebut menyangkut tiga yaitu:

1) Galileo dan Kepler menjadikan matematika yang merupakan warisan


yunani dan diperkaya oleh peradaban islam seta Renaissance, sebagai
memematisasi alam yang prosesnys didukung dan diartikulasi melalui
eksprimen

2) Descartes memperkaya pengetahuan tentang atom, sebagai warisan paling


tua yunani, dengan konsepsi matematika tentang gerak.

3) Francis Bacon melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi seorang


empriristik dan berorientasi praktek dari sains eksprimental (cohen, 2005;9-
42)

2.2 Tekonologi.

2.2.1. Secara tradisional.

Sebelum revolusi industry pada abad ke-18, teknologi didefenisikan secara


luas dan juga berkaitan dengan konsep seni. Dalam arti sempit teknologi
menyangut carauntuk mencapai tujuan penggunaannya dalam menggunakan alat-
alat yang bersifat artifisialdan yang merupakan hasil implementasi kecerdasan
manusia(lihat Nye,2006; Ferre dalam Griffin, 2005;179-190). Dengan demikian
teknologi secara umum merupakansebuah cara. Secara terbatas teknologi adalah
hasil manifrestasi manusia yang berupa artepak, misalnya bajak, traktor, computer,
dan lain-lain.

2.2.2. Pemahaman baru

Teknologi bisa didefenisikan secara luas dan secara terbatas. Secara luas
teknologi adalah sebuah metode tentang bagaimana cara-cara mencapai tujuan dan
yang menyangkut penggunaan cara-cara. Sebyah cara adalah sebuah medium yang
menengahi antara titik awal dan hasil yang diinginkan. Dengan demikian seseorang
dapat menyebut teknologi social.
2.3. Seni.

Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kiata
menonton tv, kita mendengar ,menikmati seni peran (performance), dan tayangan iklan,
baik iklan produk industry maupun perumahan.

2.3.1. Jenis-jenis seni.

Secara umum dikenal lima jenis utama seni yaitu senib rupa(visual), seni suara
(audio) seni seni tari(gerak) seni sastra (imajinasi berdasarkan makna kata) dan
seni drama (seni peran). Dalam perkembangannya, muncul seni-seni has ail
kombinasi dari kedua atau lebih dari lima seni yang disebut di atas, seperti saeni
audio visual dan kemudian berkembang lagi menjadi seni-seni multi media.

Dalam perkembangannya muncul jenis seni kombinasi dari dua atau tiga jenis
seni diatas disebut sebagai seni audio visual, terakhir seni multi media.

2.3.1. Seni sebagai interaestetik dan extraestetik.

 Seni sebagai intraestetik

Artinya pengamat atau orang yang menilai suatu karya seni dibekali dengan
perangkaty etik ( sudut pandang pengamat yang mempunyai jarak dengan
seniman yang mempunyai dunianya sendiri sebagai emik(sudut pandang
seniman) yang tidak nyambung.

 Seni sebagai ekstraestetis.

Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni dilihat tidak dalam bingkai


hasil suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistic, tetapi
dalam memahaminya harus dilihat secara holistic yang tertanam dalam
konteks kebudayaan.

2.3.2. Hubungan seni dan ilmu pengetahuan.

Dunia seni dan ilmu pengetahuan adalah dua dunia yang berbeda. Seni
lebih melibatkan kesadaran emosi manusia,sedangkan ilmu pengetahuan
melibatkan kesadaran pikir.
BAB 8

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

1. Pendahuluan.

Masalah lingkungan adalah masalah semua manusia dewasa in i. pengelolaan


lingkungan yang tidak arif dapat menghantarkan umat manusia kedalam
kehancuran.Penggundulan hutan yang menyebabkan terjadinya banjir dimana-
mana,(khususnya) di Indonesia, tidak hanya menghancurkan harta benda hasil
keringat dan darah manusia saja, tetapi membawa manusia kea lam kematian yang
tidak wajar.

2. Manusia dan Lingkungan

2.1. Manusia lingkungan hidup.

Manusia rangka memahami hakikat dan makna lingkungan bagi


manusia, sebaiknya harus mengerti dan paham terlebih dahulu secara
konseptual apa yang dimaksud manusia dan lingkungan. Manusia adalah
mahluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk pada atiuran hokum alam, mengalami
kelahiran,pertumbuhan,perkembangan,mati dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam suatu hubungan timbal
balik.sedangkan Lingkungan adalah suatub media dimana mahluk hidup
bertempat tinggsl, mencari penghidupan, dan memiliki karakter serta fungsi
yang khas terkait secara timbal balik dengan keradaan mahluk hidup lain
yang menempatinya terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan rill.

Faktor dan elemenyang termasuk kedalam komponen abiotikitu antara lain:

Tanah

Udara

Air

Cahaya
Suhu atau temperature udara.

Sedangkan komponen abiotikdiantaranya adalah:

Produsen

Konsumen

Pengurai(decomposer)

2.2 Faktor-faktor lingkungan hidup.

Didalam lingkungan juga terdapat factor-faktor yang berikut ini:

 Rantai

 Habitat

 Populasi

 Komunitas

 Biosfer

2.3. Kualitas lingkungan terhadap kesejahteraan manusia.

Apabila kita telusuri sejarah kehidupan manusia dipermukaan bumi dimana


ketika manusia hidup dalam taraf menggembara dan berburu, manusia hidup dalam taraf
mengembaradan berburu, manusia hidup dari hasil pemburuan, mencari buah-buahan
serta umbi-umbian yang ada dihutan-hutan. Manusia belum mengenal prihal bercocok
tanam dan bertani dan hidupnya pun mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan
tidak di gua-gua.

2.4. Problema lingkungan hidup, sosisl, dan budaya.

Perkembangan kemajuan ilmu,pengetahuan,teknologi,dan seni yang dicapai manusia


berhubungan erat dengan kualitas alam sekitarnya. Melalui kemajuan ang dicapai
manusia maka lingkungan social dan lingkungan budaya manusiajuga mengalami
perubahan.
2.5. Dampak positif bagi lingkungan hidup.

2.5.1. Bidang Industri,

1) Diperluasnya lapangan pekerjaan dengan berdirinya industry atau pabrik baru.

2) Diciptakannya mesi daur ulang, sehingga sampah sumber lingkungan dapat


dikurangi.

2.5.2. Bidang Pertanian.

1).Bertambahnya varietas baru dan unggul

2) Peningkatan hasil produksi pertanian.

3).Dikenaldan dipakainya alat-alat pertanian modern.


2.3. Ringkasan buku pendukung ( Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar)

BAB 1
SUBSTANSI ARAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

A. HAKIKAT, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP


1. Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan mata kuliah kehidupan
bermasyarakat (MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia
yang terpelajar yang kritis, dan arif dalam mmahami keberagaman,kesetaraan dan
kemartabatan manusia yang dilandasi dengan nilai-nilai estetika, etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat”.
Adapun misinya adalah “memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta
menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif kepada mahasiswa untuk memahami
keberagaman ,kesetaraan dan kemartabatan manusia dalam kehidupa bermasyarakat
selaku individu makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap
sumber daya dan lingkungannya”.

2. Tujuan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)


Tujuannya sebagai berikut dalam kehidupan bermasyarakat :
a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanegaragaman, kesetaraan, kemartabatan dan kebebasan serta keterikatan
manusia dengan individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami
keragaman,kesederajatan dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai
estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat, selaku individu
dan makhluk sosial yang beradap dalam mempraktikkan pengetahuan akademik
dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah sosial budaya secarra arif.
3. Ruang Lingkup Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial Dan Budaya (ISBD)
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan mata kuliah ilmu sosial budaya dasar
(ISBD) pada perguruan tinggi, berikut ini merupakan ruang lingkup dan subbahasnya,
yaitu terdiri :
a. Pengantar ilmu sosial budaya dasar (ISBD) yang mencakup :
1. Hakikat dan ruang lingkup ISBD
2. ISBD sebagai MBB dan pendidikan umum
3. ISBD sebagai alternatif pemecah masalah sosial budaya

b. Manusia sebagai makhluk budaya :


1. Hakikat anusia sebagai makhluk budaya
2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
3. Etika dan estetika budaya
4. Memanusiakan manusia melalui pemahaman konsep-konsep dasar manusia
5. Problematika kebudayaan

c. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial :


1. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial
3. Dinamika interaksi sosial
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat

d. Manusia dan peradapan


1. Hakikat peradapan
2. Manusia sebagai makhluk beradap dan masyarakat
3. Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya
4. Dinamika peradaban global
5. Problematika peradaban pada kehidupan manusia

e. Manusia, keragaman dan kesetaraan :


1. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia
2. Kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya
3. Keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya bangsa
f. Manusia, nilai, moral dan hukum dalam domain akhlak mulia :
1. Hakikat,fungsi dan perwujudan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan
manusia masyarakat dan negara
2. Keadilan, ketertiban dan kesejahteraan sebagai wujud masyarakat yang
bermoran dan menaati hukum
3. Problematika nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara

g. Manusia,sains, teknologi dan seni :


1. Hakikat dan makna sains, teknologi dan seni bagi manusia
2. Dampak penyalahgunaan ipteks pada kehidupan sosial dan budaya
3. Problematika pemanfaatan ipteks di indonesia
h. Manusia dan lingkungan :
1. Hakikat dan makna kehidupan bagi manusia
2. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia
3. Problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
4. Isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa

Secara umum cukupan materi ilmu ini dapat disimpulkan adalah tentang
eksistensi, etika, variasi, dan perubahan budaya (peradaban), hak dan kewajiban, serta
pelbagi alternatif solusi masalah kehidupan.

B. ISBD SEBAGAI MBB DAN PENDIDIKAN UMUM


ISBD sebagai bagian dari mata kuliah kehidupan bermasyarakat (MBB)
mempunyai tema pokok, yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya. Dengan wawasan tersebut diharapkan kepada perguruan tinggi mampu
menghasilkan tenaga ahli dengan tiga jenis Kemampuan secara simultan, yang meliputi
kemampuan personal, kemampuan akademis dan kemampuan profesional.
Degan bahasa lain perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan
mahasiswa yang memiliki kepribadian, keilmuan serta keterampilan hingga komitmen
yang kuat dalamm mengaktualisasikan talenta dirinya dalam membangun kehidupan
bermasyarakat sebagai objek dari kompetensi yang dimilikinya.
BAB 2
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA


Sebelum mengulas manusia sebagi makhluk budaya, penting bagi kita mencermati
kajian tentang filsafat manusia secara singkat dan mendasar. Bahwasannya diskusi klasik
yang hingga kini masih dibincangkan seputar manusia adalh pertanyaan siapakah
sebenarnya manusia itu ?. dengan pertanyaan tersebut sejauh ini telah menghasilkan
bermunculannya pelbagi teori, konsep, konstruk pemikiran bahkan telah berkembang
menjadi banyak aliran terkait pemikiran tentang hakikat manusia.

B. HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN ISLAM


Melengkapi kajian hakikat manusia pada bahasan sebelumnya, maka dipandang
penting untuk mendiskusikan hakikat manusia dalam prepekktif Islam. Mengkaji manusia
dalam prespektif keislaman tidak dapat dilepaskan dari konteks masyarakat muslim itu
sendiri. Sebagaimana disebutkan Fazlur Rahman bahwasannya masyarakat Islam
dibentuk karena ideologinya, yaitu Islam (Fazlur Rahman, 1980 : 43). Ideologi adalah
Waltanschauung, yang menjelaskan realitas dalam prespektif tertentu. Ideologi adalah
cara memandang realitas. Diantara realitas penting yang diulas ideologi adalah hakikat
manusia. Konteks manusia dan masyarakat tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur’an, terdapat sekurangnya tiga istilah kunci yang mengacu kepada makna pokok
manusia, yaitu : basyar, insan dan al-nas.
Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah
SWT, berkewajiban memahami isi wahyu (Al-Qur’an dan Hadis), berakidah (berTuhan),
beribadah, berakhlakul karimah, memahami sosok pembawa dan pengembang serta
kebudayaan hingga peradaban agama, motivasi dan jenis penuntutan ilmu (langit dan
bumi) dalam hidup, serta aktualisasinya dalam kehidupan dari, masyarakat dan negara.

C. HAKIKAT MANUSIA DALAM KEBUDAYAAN


Kebudayaan sering kali dipahami dengan pengertian yang tidak tepat. Beberapa
ahli sosial telah berusaha merumuskan berbagai defenisisi tentang kebudayaan dalam
rangka memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud dengan
kebudayaan dalam rangka memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud
tentang kebudayaan tersebut. Akan tetapi, ternyata devenisi-devenisi tersebut tetap saja
kurang memuaskan. Terdapat dua alirang yang berusaha memberikan kerangka bagi
pemahaman tentang kebudayaan ini, yaitu aliran Ideasional dan aliran
behaviorisme/materialisme. Dari berbagai defenisi yang dubuat tersebut, koentjaraningrat
berusaha merangkum pengertian kebudayaan dalam tiga wujudnya, yaitu kebudayaan
sebagai wujud cultural system, social system dan artefact. Artinya kebudayaan yang
tersusun atas beberapa komponen utama yaitu yang bersifat kognitif, normatif dan
material.

D. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA


Prinsip-prinsip pengembangan kebudayaan Indonesia sebagai telah dilakukan oleh
generasi sebelumnya perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Jujur
2) Tanggung jawab
3) Menepati janji
4) Toleransi
5) Berpedoman pada kebudayaan Indonesia
6) Tanamkan minat sejak dini pada kebudayan daerah Indonesia
7) Mempelajara dan mengenali kebudayaan daerah Indonesia (tarian, kerajinan
tangan, seni betutur, alat musik, membangun rumah kebudayaan daerah dan lain-
lain).
Sudah saatnya kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan budaya barat. Oleh
karena itu, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki
keunggulan mukai dari pandangan alam hingga pranata sosial. Dan masyarakat barat
juga mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendir, yang melihat lewaat
gairah dan keterkaitan kepada kebudayaan timur sebagai penawar kegeliisahan
mereka.

E. TANTANGAN BUDAYA POPULER


Defenisi budaya populer yang umum digunakan adalah segala bentuk ide, propektif,
sikap, gaya, style yang mudah dikonsumsi atau disukai, mudah dimengerti dan berbeda
dengan arus atau mainstream dan umumnya dikembangkan mulai teknologi, media
informatika dan pasar industri. Karena itu, budaya populer dianggap sebagai budaya
remeh, kurang intelik dibandingkan dengan budaya yang sudah mapan selama ini.
Tuduhan atau hujatan tersebut penting di kaji untuk tidak terjebak pada debat kusir tak
berkesudahan.
Ciri-ciri budaya populer adalah :
1) Adanya tren atau tingkat kesukaan publik yang relatif tinggi
2) Memiliki tingkat pemahaman yang mudah diingat, mudah dimengerti,
sehingga publik mudah memahami dan mudah dinikmati
3) Mudah diadabtasi dan mudah diterima bahkan dijiblak atau
menduplikasikannya
4) Umumya abersifat berkala, durasi, momentum, era tertentu, atau dengan
bahasa lain tidak bertahan lama, umumnya mudah dilupakan selama sekian
lamanya tren.
5) Mengundang unsur nilai keuntungan (profit) dan ini menjadi ciri utama dari
budaya populer.

F. PROBLEMATIKA KEBUDAYAN INDONESIA


Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemui sebuah fenomena yang
lazim dihidupi, yaitu kerendahdirian Indonesai terhadap kebuyaannya sendiri.
Kerendahdirian ini muncul pada diri sendiri. Kerendahdirian ini muncul pada kebudayaan
barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia.barat yang sering diposisikan sebagai pihak
superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak Inferior. Rendah diri ini
disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesai, dan pencitraan
yang kuat dari media tentang keunggulan budaya barat. Namun, dari beberapa sebab
tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah
pencitraan.dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi proses
pencitraan tersebut.
Menurut banyak ahli permasalahan kemunduran budaya Nasional muncul karena
persoalan pencitraan, dan karena itu juga harus diselesaikan dengan cara pencitraan.
Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejahteraan dengan
budaya barat, setelah kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan kurang dikenali oleh
sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an.tentu, dalam usaha
mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang ditambah oleh setiap warga negara
Indonesia. Pengenalan ini adalh salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan
kebudayaan Indonesia.

BAB 3
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI INDIVIDUDAN MAKHLUK SOSIAL


Didalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan
kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk
individu, karena pribadi manusia ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan
bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial (kelompok) yang ingin memenuhi
kebutuhan bersama.
Manusia makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan
sendiri. Meskipun dia kaya, dia selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada, menitikberatkan
pada pengeruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Yakni memiliki unsur-unsur
keharusan biologi, yang terdiri dari :
a) Dorongan untuk makan
b) Dorongan untuk mempertahankan diri
c) Dorongan untuk melagsungkan hubungan beda jenis
Secara garis besar manusia faktor-faktor personal yang mempengaruhi
interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
a) Tekanan emosional
b) Harga diri yang rendah
c) Isolasi sosial.

Dengan demikian, sebagai individu perlu tumbuh dan berkembang dalam


masyarakat. Sebagai anggota masyarakat yang perlu menjalankan kewajiban dan
haknya dalam tatanan suatu kehidupan bersama. Berarti tidak semua kepentingan
pribadi bisa dilaksanakan jika musyawarah masyarakat tidak menghendakinya, atau
kerena bisa dipandang masyarakat.
B. FUNGSI DAN PERAN MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MAKHLUK SOSIAL
Pada hakikatnuya, manusia senantiasa berperan ganda, yaitu sebagai mekhluk
individu dan makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan sekitar, ada hubungan secara
vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan secara horizontal (hubungan dengan sesama
manusia, alam sekitar, dan makhluk lainnya). Manusia senbagai makhluk sosial artinya
manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia sejak lahir dan sampai ke ujung liang kubur
seelalu membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya sendiri. Jika manusia tidak
berhubungan dan berinteraksi kepada sesama manusia lainnya, maka orang tersebut
belum bisa dikatakan manusaia.

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL : AKULTURASI, ASIMILASI, DAN INOVASI


1. Akulturasi Budaya
Adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu sedemikian rupa dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu
kebudayaan lain sehingga unsur-unsur lain itu diterima dan disesuaikan dengan unsur-
unsur kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan asli.
2. Asimilasi Budaya
Proses asimilasi dapat terjadi jika terjadi jika terjadi hal sebagai berikut :
a) Kelompok-kelompok manusia dengan lata belakang kebudayaan yang berbeda
b) Kelompok manusia ini saling bergaul secara sensitif
c) Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-masing watak khasnya
dan unsur-unsur kebudayaan saling berubah sehingga memunculkan suatu
watak kebudayaan yang baru/campur.
3. Inovasi (Pembaruan) Campuran, Bermanfaat bagi Proses Asimilasi
Proses pembaruan (inovasi) dapat digolongkan dalam bentuk :
1) Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan
individu atau kelompok
2) Invention, atau tidak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan, dan penerapan
proses discovery oleh masyarakat
BAB 4
MANUSIA DAN PERADABAN

A. HAKIKAT PERADABAN MANUSIA


Hakikat peradaban bisa kita mulai dengan defenisi “peradaban” itu sendiri. Peradaban
mengambil padanan kata civilization yang berarti nilai hidup satu kelompok atau bangsa
dalam merespom tantangan masa yang dihadapinya dalam era tertentu. Peradaban adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu
kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam defenisi peradaban juga
mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan sehingga orang
memungkinkan memiliki tabiat “beradab“.

B. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERADAB DAN MASYARAKAT ADAB


Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal usul kehidupan dan dirinya.
Jawaban sementara ayas petanyaan tersebut ada tiga alternatif, yaitu melalui konsep
penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Apakah manusia ada melalui penciptaan atau proses evolusi keduanya adalah
dialektika pemikiran tentang asal mula manusia yang cemerlang. kita tidak boleh terjebak
pada penjelasan kasual empirik tentang akar pohon manusia yang tanpa akhir. kita tetap perlu
melihat sisi lain berupa pelajaran penting dari diskusi tersebut. Mengapa manusia dapat
bertahan lebih kuat dibanding makhluk lainnya dari proses seleksi alam yang sedang
berlangsung? Apakah manusia melalui nilai-nilai kemanusiaan sehingga melahirkan
peradaban modern berupa peralatan peralatan canggih ataukah Memang secara fisik lebih
kuat dibandingkan dengan makhluk lainny? ataukah karena keahlian manusia dalam
berkomunikasi dengan manusia lainnya sehingga di berbagai tantangan dan rintangan alam
mampu di rekayasa dan dicarikan jalan keluatnya?

C. EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUAN


SOSIAL BUDAYA
Pada perkembangan kehidupan manusia modern muncul sejak beberapa ratus ribu
tahun terakhir sungguh Hanya Sekejap jika dibandingkan dengan sejarah planet bumi yang
sudah berusia 5 miliar tahun. Kita tidak dapat mengganggu sistem bumi secara keseluruhan,
namun kita telah mempengaruhinya dengan menggunakan energi yang menyebabkan polusi
suatu membuat makanan, tempat berteduh sejumlah produk lainnya bagi polusi dunia yang
meningkat, kita melepas senyawa-senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya dari radiasi
UltraViolet dan kita membakar bahan bakar yang menyebabkan terbentuknya gas gas panas
yang tidak dapat keluar dari lapisan atmosfer sehingga jumlahnya terus bertambah.
Penambahan jumlah populasi juga menambah beban bagi potensi pertanian dan kebutuhan
lahan semakin meningkat.

D. DINAMIKA PERADABAN GLOBAL


Mobilitas antar bangsa seperti saat ini menjadi salah satu ciri kuat perkembangan
masyarakat global mobilitas yang dilakukan atas alasan apapun telah menjadi fenomena
penting yang menandai terbukanya isolasi isolasi rutinitas kehidupan di berbagai belahan
dunia Namun demikian tidak dapat disangkal pula bahwa berbagai model dan perkembangan
momobilitas antar bangsa tidak lagi mengenal adanya batasan spesial teritorial Kedaulatan
suatu bangsa ruang maupun waktu berbagai pergerakan manusia yang berlangsung dapat
dikatakan bergerak di luar kendali ruang dan waktu.
Dalam konteks kehidupan Global tas tangan utama yang dihadapi banyak negara
adalah terjadinya ketidakseimbangan perkembangan sosial budaya dan politik termasuk
kesetimbangan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada persaingan ketat pada pasar
tenaga kerja secara global globalisasi dengan demikian merupakan dunia terbuka yang benar-
benar telah meleburkan sekat yang membatasi pergerakan manusia dari dan ke berbagai
negara sehingga hampir menghilangkan keuangan waktu yang menjadi identifikasi identitas
sebuah bangsa

E. PROBLEMATIKA PERADABAN PADA KEHIDUPAN MANUSIA


Awal kelahiran modernisme merupakan sebuah proses revolusi peradaban tentang
cara pandang manusia terhadap realitas. Melalui fisika Decrates ia membangun sebuah
wacana besar tentang metode pemahaman terhadap realitas yang bertumpu pada konsep
democritus. Descartes membagi realitas di dalam atom-atom penyusun realitas dan kemudian
dicari sistemnya terhadap keseluruhan. Bersama para pengikutnya kemudian ilmu fisika
menjelma sebagai bentuk ideologi besar modernisme, bahkan kemudian mampu meruntuhkan
dominasi gereja yang kala itu menjadi satu-satunya tafsir kebenaran terhadap segala macam
realitas.
BAB 5
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

A. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN MANUSI


Masyarakat majemuk seperti Indonesia bukan hanya beraneka ragam corak
kesukubangsaan dan kebudayaan suku bangsanya secara horizontal tetapi juga secara vertikal
atau jenjang menurut kemajuan ekonomi teknologi dan organisasi sosial politik tanpa disadari
oleh orang banyak Indonesia sebenarnya dalam masyarakat Indonesia terdapat golongan
dominan dan minoritas sebagai mana terwujud dalam tindakan tindakan yang dilakukan
terhadap mereka dalam berbagai interaksi secara individual maupun secara kategorikal baik
pada tingkat nasional.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL DAN BUDAYA


Pada dasarnya kemajemukan dalam masyarakat Indonesia dapat dipahami sebagai
bentuk perbedaan daya adaptasi antar kelompok kelompok yang berbeda secara ras suku
bangsa agama dan basa itu sehingga menjadikan kelompok-kelompok yang memiliki tingkat
perkembangan kebudayaan secara sosial ekonomi maupun politik dengan proses yang
demikian dengan mudah dapat dipahami pada adanya keseimbangan dan kesenjangan yang
dapat saja berlanjut ke arah pertikaian antara suku bangsa dan kelompok agama yang di
Indonesia populer dengan sebutan masalah Sara yang sejelas-jelasnya mengancam integritas
Indonesia sebagai suatu Nation atas suatu kesatuan.
Dalam pandangan Thamrin Amal tomagola struktur mozaik sosial budaya yang tegak
di nusantara kita ini dapat dideskripsikan dalam tiga aspek yaitu, struktur kesukuan, distribusi
wilayah agama, dan dari aspek tingkat pendidikan

C. KERAGAMAN DAN KESETARAAN SEBAGAI KEKAYAAN SOSIAL


BUDAYA BANGSA
Kita menyadari bahwa kepulauan nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan
bahasa. secara umum keragaman atau sosial budaya yang terjadi Nusantara kita ini dapat
dideskripsikan dalam tiga aspek yaitu. struktur kesukuan, distribusi wilayah agama, dan dari
aspek tingkat pendidikan namun keberagaman tersebut dalam konteks kekayaan menjadi
kekayaan yang patut kita syukuri keberagaman dalam konteks nusantara yang menjadi
konsep kesetaraan sesuai dengan konsep integrasi nasional dengan rebusan Bhineka Tunggal
Ika.
Tingkat jarang kebhinekaan bangsa kita sampai pada konflik tingkat nasional yang
menyebabkan ketergantungan integritas bangsa sebagai cita-cita bangsa sosial budaya begitu
kompleksnya menyangkut sebagai segi kehidupan manusia dan masyarakat serta unsur utama
dalam proses pembangunan diri manusia dan masyarakat.

D. PROBLEMATIKA KESERAGAMAN DAN KESETARAAN SERTA SOLUSINYA


DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN NEGARA
Dalam penpencak perannya sebagai negara kepulauan atau negara maritim yang
masyarakatnya bersifat majemuk pemerintah dan masyarakat Indonesia masih harus belajar
banyak dari sejarah perjalanan nya sendiri tentang bagaimana mengelola kemajemukan
tersebut agar menjadi model selesai pembangunan bangsa masyarakat majemuk yang
tersusun oleh keragaman kelompok etnik atau suku bangsa beserta tradisi budaya nya itu
tidak hanya berpeluang menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat di masa mendatang
tetapi juga berpotensi mendorong timbulnya konflik sosial yang dapat mengancam
disintegrasi negara bangsa.
Sebagai unsur pembentuk sistem sosial masyarakat majemuk kelompok-kelompok
memiliki kebudayaan, batas-batas sosial budaya dan sejumlah atribut atau ciri-ciri budaya
yang menandai identitas dan eksistensi mereka, kebudayaan yang dimiliki kelompok etnik
menjadi pedoman hidup mereka dan atribut atribut budaya yang ada seperti adat istiadat
tradisi, bahasa, kesenian, agama, dan paham keagamaan, kesamaan leluhur, asal usul daerah,
sejarah sosial, pakaian tradisional atau ajaran ideologi politik

BAB 6
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM

A. Manusia Dan Nilai-Nilai Kemanusiaan


Manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya pada dasarnya dipengaruhi oleh nilai-
nilai kemanusiaan. Nilai tersebut berupa : etika yang erat hubungannya dengan moralitas
maupun estetika yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial pengembangan
supremasi hukum sangat tergantung pada empat komponen yaitu
a. Materi hukum
b. Sarana prasarana hukum
c. Aparatur hukum
d. Budaya hukum masyarakat.

Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau
bisa dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia , itulah nilai-nilai kemanusiaan. Fitrah
manusia adalah punya sisi baik dan sisi buruk. Tetapi kita juga jangan lupa bahwa manusia
itu juga punya fitrah/kecendrungan ntuk menyempurnakan diri.

B. Nilai Budaya
Kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal
dari alam sekelilingnya.
Ada 6 nilai yang amat menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai individu
maupun sebagai masyarakat yaitu : ekonomi ,solidaritas ,agama seni ,kuasa ,dan teori.
1. Nilai teori. Ketika manusia-manusia menentukan dengan objektif identitas benda-benda
atau kejadian-kejadian maka dalam proses nya hingga menjadi pengetahuan manusia
mengenal adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar.
2. Nilai Ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau kejadian-
kejadian pada proses penilaian ekonomi atau kegunaan efisiensi untuk memperbesar
kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi yang senantiasa maju
disebut aspek progresif dari kebudayaan.
3. Nilai Agama. Ketika manusia menilai sesuatu rahasia yang menakjubkan dan kebesaran
yang menggetarkan di mana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ke Pak Jiman
kepada yang maha gaib Maka manusia mengenal nilai agama.
4. Nilai seni. Jika yang dialami itu keindahan di mana ada konsep estetika dalam menilai
benda atau kejadian-kejadian Maka manusia mengenai nilai seni. Kombinasi dari nilai
agama dan seni yang sama-sama menekankan intuisi perasaan dan Fantasy disebut aspek
ekspresif dari kebudayaan.
5. Nilai kuasa. Ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti pikirannya norma-
normanya dan kemauannya maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa.
6. Nilai Solidaritas. Tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi cinta persahabatan dan
Simpati sesama manusia menghargai orang lain dan membantu mereka dalam manusia
mengenal nilai Solidaritas.
Enam nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan
yang selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu dan
masyarakat. Nilai apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang akan
menentukan sosok mereka sebagai manusia budaya( Al Insan Madaniyyun Bi at thab'i)

Orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomi cenderung kurang memperhatikan
halal dan haram orang yang lebih dipengaruhi oleh teori menjadi ilmuwan yang lebih
dipengaruhi oleh nilai kuasa cenderung tega dan nekad yang lebih dipengaruhi oleh nilai
agama dan seni cenderung menjadi Sufi dan seterusnya sehingga ada seseorang yang
materialis seniman dan pekerja sosial.

Budaya progresif akan mengembangkan cara berpikir ilmiah dan melahirkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan sedangkan puncak dari budaya ekspresif bermuara pada
kepercayaan mitologis dan mistik. Pendukung budaya progresif pada umumnya dinamis dan
siap digantikan oleh generasi penerus dengan penempenemuan-penemuan baru, sedangkan
pendukung budaya ekspresif statis atau tradisional , memandang Kebudayaan sebagai sesuatu
yang sudah final.

C. Etika, Norma,Hukum dan Akhlak


Etika lahir dari hasil pemikiran manusia kapas tata nilai yang berkembang dalam
suatu masyarakat yang dipandang sebagai sebuah kebenaran bersama. Adapun moral adalah
tindakan manusia yang dipandang baik dan sesuai dengan pemikiran yang ada dalam
masyarakat.

Etika memiliki penjelasan sekurangnya Iya sebagai sistem nilai kode etik dan filsafat
moral. Sebagai sistem nilai Iya berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Dengan demikian persamaan etika dan moral adalah sebuah konsep tentang peraturan
yang berkembang dan diterima dikalangan masyarakat atau keduanya sama-sama tentang
baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia termasuk mana yang wajar dan tidak.
Perbedaannya adalah jika etika lebih bersifat teoritis dan konseptual sementara moral lebih
banyak bersifat praktis. Etika lebih menitikberatkan pada pembahasan tingkah laku manusia
secara universal atau yang berlaku umum dan normal lebih dekatdengan peraturan lokal atau
komunitas tertentu.Moral lebih menekankan pada ukuran baik dan buruk, wajar tidak wajar,
lebihjauh etika menjelaskan dan mengkaji ukuran yang diberikan norma.

Akan hanya norma, tata aturan hukumnya lahir dari norma yang terlambangkan atau
dibakukan oleh institusi legal seperti negara. Karena itu , antara kedua nya terdapat hubungan
yang cukup erat, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas sebuah produk
hukum ditentukan oleh norma moral yang berkembang di tengah masyarakatnya. Karena itu
berlakunya sebuah ketetapan hukum sebenarnya menunjukkan kualitas norma moral yang
berkembang pada masyarakat nya.

Perbedaan tegas antara norma dan hukum dapat dilihat dari sifat dari hukum yang
tertulis dan disusun dalam bentuk kitab undang-undang sementara norma umumnya
berbentuk kebiasaan yang tidak tertulis tetapi kuat dipatuhi atau dia kini.

Telaah tentang norma etika dan hukum penting diperbandingkan dengan konsepsi
akhlak dalam Islam. Akhlak seseorang tidak saja menunjukkan kualitas keimanannya tetapi
sekaligus Salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan karena memang kebagian
merupakan tujuan utama akhlak. Secara etimologi kata Al Akhlak merupakan jamak dari Al
khuluk memiliki banyak makna , yaitu ath-Thab'u atau tabiat, ad-Din atau agama dan as-
Sajiyyah atau perangai . Adapun secara terminologi Al Ghazali mendefisikan akhlak dengan
“ tentang kondisi yang menetap dalam jiwa di mana semua perilaku bersumber dari nya
dengan penuh kemudahan tanpa memerlukan proses berpikir dan merenung” (al-Ghazali,Ihya
Ulumuddin,Juz III : 57 ).

D. Perlunya Keseimbangan Nilai-Nilai Insani.


Kamal atau kesempurnaan manusia terletak pada kestabilan dan keseimbangan nilai-
nilainya. Manusia dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya dapat dianggap
sempurna ketika tidak hanya kecenderungan pada satu nilai dari sekian banyak nilai yang ia
miliki. Iya dapat dianggap sempurna ketika mampu menyeimbangkan dan menstabilkan
serangkaian potensi Insaninya . Orang-orang mengatakan Hakikat dan substansi Keadilan
adalah keseimbangan dan keselarasan “. Yang dimaksud dengan keseimbangan di sini adalah
seiring dengan perkembangan potensi Insania tercipta juga keseimbangan dalam
perkembangannya. Insan Kamil adalah manusia yang seluruh nilai Insania berkembang
secara seimbang dan stabil. Tidak satupun dari nilai-nilai itu yang berkembang tidak selaras
dengan nilai yang lain. Alquran menyebutkan manusia yang nilai-nilai insan yang
berkembang seimbang dengan sempurna ini sebagai “ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji
Tuhannya dengan beberapa kalimat( perintah dan larangan-nya) , lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh
(Qs Al-Baqarah:124)

Dengan demikian keseimbangan antara kesalehan natural harus seimbang dengan


kesalehan Supernatural. Yaitu seimbang antara memaksimalkan upaya prestasi dalam
kehidupan pribadi, sosial ,negara dan bangsa,pergaulan internasional dengan
pengetahuan,sikap, sertaperilaku dalam keagamaan keimanan ,ketauhidan,
ibadah(ketaqwaan),sejarah ketokohan kebudayaan,dan peradaban serta aklhak mulia
pandangan hidup , motivasi hidup dan keilmuan umum dan khusus yang harus dikuasai.

E. Kesalehan Pribadi Dan Sosial


Manusia dalam keberadaannya di muka bumi senantiasa berada dalam 2 lingkup yaitu
lingkup personal dan sosial. Potensi sosial merupakan sebuah Inti atau sore dalam mencapai
kesempurnaan dirinya sebagai insan menuju Insan Kamil. Keberadaan insan yang satu
merupakan organ yang unik dan beragam. Setiap Insan atau personal mempunyai potensi
yang diberikan sama oleh Allah dalam rangka beribadah kepadanya.
Kesalehan pribadi atau integritas diri merupakan sebuah fondasi yang penting dan utama
dalam merubah diri dan sosial. Seorang yang sholeh dan teruji dan kuat akan bisa menjadikan
komunitas sekitarnyaSaleh. Nilai-nilai kebaikan dari seseorang yang Saleh belum teruji kalau
dia tidak berinteraksi dengan komunitas sekitarnya nya sebagai makhluk sosial.

BAB 7

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

A. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia


Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan
teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk mengiterpretasikan dan memahami
lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitas,
mengolah, dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sains dan
teknologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan
(invenstion), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek
bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum yang
mendasarinya. Iptek tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa iptek
mencerminkan keterbelakangan.

1) Hakikat dan Makna Sains


Sains dalam istilah inggris berarti sciense berasal dari bahasa latin yaitu
scientia, yang berarti knowledge atau ilmu pengetahuan (P. Medawar, 1986).
Pengertian pengetahuan sendiri istilah filsafat tidaklah sesederhana dipahami
pada umumnya, karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi)
yang melingkupi makna pengetahuan tersebut. Di antaranya pandangan
Aristoteles (384 SM-322 SM), bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang
dapat diindra dan dapat merangsang budi, oleh Bacon dan David Home (1711-
1776) diartikan sebagai pengalaman indra dan batin. Menurut Immanuel Kant
(1724-1804) pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
Tetapi tidak semua ilmu itu boleh dikatakan sains. Yang dimaksud ilmu sains
adalah ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan yang sesungguhnya)
kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah tertentu
berdasarkan kebenaran atau keyataan semata sehingga pengetahuan yang
dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
2) Hakikat dan Makna Teknologi
Istilah teknolgi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos
yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan satu
pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan tersebut menjadi lebih teknik.
Seperti yang diungkapkan Jacques Ellul (1912-1994) dalam tulisannya berjudul
The Technological Society tidak mengatakan teknologi tetap teknik, meski arti
dan maksudnya sama. Teknologi itu sendiri memperlihatkan fenomenanya
dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah
setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Menurut Ellul istilah
teknik digunakan tidak untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh
hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasioanl dan
mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap
bidang aktivitas manusia.
3) Hakikat dan Makan Seni
Menurut pandangan tradisional, seni hanya diekspresikan oleh segelintir
orang dan audiensi yang ekslusif. Pandangan ini mengatakan bahwa kegiatan
artistik yang benar, apa pun macamnya hanya dilakukan oleh oran-orang tertentu
yang memiliki kreativitas unik. Namun dewasa ini, pandangan semacam ini
dianggap terlalu sempit dan elitis.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dalam seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni
manusia sebagaimana terungkap dalam berbagai ragam karya seni. Mungkin sulit
memisahkan permulaan kesenian dan kebudayaan manusia, karena aktivitas
sosial pada hakikatnya bersifat artistik, yakni pembentukan lingkungan material
menjadi lingkungan yang manusiawi berkat keterampilan dan kreativitas
manusia, manusia pernah didefenisikan sebagai a tool-using-animal, binatang
yang menggunakan alat. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta
keagungan hati manusia. Seni memang tiada lain dari keindahan yang terpancar
dari segi batin yang halus, maka seni merupakan aktif-kreatif-dinamis; suatu
kekuatan yang dapat menghidupkan dan memperkarya batin manusia dan
masyarakat. Seni adalah nilai yang secara kreatif mendorong manusia kearah
pemenuhan martabat manusia sebagai manusia.

4) Hakikat dan Makan Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia


Dalam kehidupan kita sehari-hari ini, berbagai pendapat yang
mempertentangkan praksis sain dan teknologi secara bipolar masih sering
terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa searah.
Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang
teknologi-sebagai perpanjangan tangan dari sains modern-yang dianggap selalu
berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukunan dalam logika
positivisme. Adapun seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya
dilihat sebagai praksis filsofis yang justru identik dengan berbagai ketidakpastian,
penafsiran personal, dan subjektif.
B. Dampak Penyalahgunaan IPTEKS Pada Kehidupan Sosial dan Budaya
Pengaruh negati ipteks secara manusiawi dirasakan pada masyarakat dewasa
ini, trlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada ssat ini telah
begitu jauh dipengaruhi oleh ipteks. Gambaran kondisi tersebut adalah
1) Situasi Tertekan, manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan ipteks, dan
mekanisme ipteks. Manusia melebur dengan mekanisme ipteks, sehingga waktu
manusia dan pekerjaannya mengalami pergeseran.
2) Perubahan ruang dan lingkungan manusia. Ipteks telah mengubah lingkungan
manusia dan hakikat manusia.
3) Perubahan waktu dan gerak manusia. Akibat ipteks, manusia terlepas dari hakikat
kehidupan.
4) Terbentuknya suatu masyarakat massa.akibat ipteks, manusia hanya membentuk
masyarakat massa, artinya ada kesenjangan sebagai masyarakat kolektif.
5) Ipteks manusiawi dalam arti ketat. Artinya ipteks manusiawi harus memberikan
kepada manusia suatu kehidupan manusia yang sehat dan seimbang, bebas dari
tekanan-tekanan.
C. Permasalahan Pemanfaatan IPTEKS Di indonesia
Yang tersisa diindonesia saat ini mungkin adalah budaya dalam pengertian
culture dan heritage. Indonesia berlimpah berbagai ragam budaya yang membentang
sepanjang nusantara. Keanekaragaman budaya ini merupakan salah satu karakteristik
unik yang mampu memberikan nilai tambah tinggi bagi produk yang akan menjadi
implementasi budaya ini.
Bentuk nyatanya tentu saja seperti yang sedan saat ini populer
diperbincangkan banyak orang, yaitu industri kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif
memadukan unsur ide, seni, dan teknologi. Indonesia memiliki daya dukung yang
sangat melimpah. Manusia indonesia secara rata-rata tidak terlalu pintar. Namun
memiliki kreativitas yang cukup untuk seperti bisa kita lihat dari berbagai macam
peninggalan yang kuita miliki.
Masalahnya kemudian adalah bagaimana untuk mengembangkan potensi
ipteks kreatif yang dimiliki indonesia. Satu hal yang harus jadi perhatian adalah
bagaimana mengakomodasi pengembangan bidan yang relati baru ini di indonesia
sehingga mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi dan hal lainnya adalah
bagaimana untuk menjaga dan mengembangkan sumber dari ipteks kreatif yaitu
penciptaan ide dari manusia-manusia kreatif indonesia.

BAB 8

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Ekologi Manusia dan Kesadaran Individu Dalam Pengolaan Linkungan


Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya,manusia sebagai
pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia
terhadap lingkungan sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap
kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu
memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Bagaimana manusia menyikapi dan mengelola lingkungannya pada
akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Ekologi Manusia, menurut Amos H. Hawley (1950:67) dikatakan: “Human
ecology may by defined, therefore, in terms that have already been used, as the study
of the form and the development o the community in human population”
(Ekologi manusia, dengan demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa
digunakan, sebagai studi yang mempelajari bentuk dan perkembangan komunitas
dalam sebuah populasi manusia).
Steiner (2002) menyatakan bahwa ruang lingkung ekolgi manusia meliputi:
(1) set of connected stuff (sekelompok hal yang saling terkait), (2) interative traits
(ciri-ciri yang integratif), dan (3) scaffolding of place and change (perancah temat dan
perubahan)

B. Kesadaran Individu Dalam Masyarakat


Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan
kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan
perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat
yang terwujud dalam berbagai aktivitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat
diperlukan untuk mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan-
kebijakan penyelamatan lingkungannya. Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya
bagaimana menciptakan suatu yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini sudah
masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak orang
lain tersebut adalah untuk menikmati dan merasakan keseimbangan alam secara
murni. Sehinga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya merusak saja, sebaiknya
dihindari dalam perspektif ini. Oleh karena itu, tindakan suatu kelompok yang hanya
ingin menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa
toleranis ini. Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa keadaan masyarakat akan
lingkungannya adalah suatu bentuk toleransi ini. Dengan begitu kita bisa mengatakan
bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari toleransi
ini.

C. Pencemaran Lingkungan
Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga
golongan besar, yakni :
1) Lingkungan Fisik : segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2) Lingkungan Biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda
hidup.
3) Lingkungan Sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.

D. Pengendalian Pencemaran
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan
tatanan lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi.
Akibat lainnya adalah tidak atau kurang berungsi satu atau beberapa elemen
lingkungan dikarenakan kegiatan manusia yang mengeakibatkan pencemaran tersebut.
Akibat lain, dan ini barangkali yang paling fatal adalah menurunnya kualitas sumber
daya dan kemudian tidak bisa dimanaatkan lagi.
Dalam UU No. 23/1997 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPLH) Pasal ayat 14 ayat 2 dinyatakan bahwa di samping ketentuan tentan baku
mutu lingkungan hidup, ketentuan mengenai pencegahan dan penanggulangan
pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan PP. Mengenai
pencegahan dan penaggulangannya pencemaran, dalam pasal 17 UULH dinyatakan
bahwa : Ketentuan tentang pencegahan dan penanggulangan perusakan dan
pencemaran lingkungan hidup beserta pengawasannya yang dilakukan secara
menyeluruh dan/atau secara sektoral ditetapkan dengan peraturan perundangan.
E. Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik linkungan fisik maupun
linglkungan sosiopsikologis, termasuk di dalamnya adalah belajar. Sejauh mana
pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
1) Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial. Yang dimaksud dengan
lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia
lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga
kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam
keadaan bergaul suatu dengan lainnya.
2) Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu. Lingkungan dengan aneka
ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah
menjadi kekayaan budaya bagi dirinya.

F. Isu-isu Penting Tentang Persoalan Lintas Budaya


Kebanyakan masyarakat dunia dewasa ini disatukan oleh sistem komunikasi
dunia. Kejadian di suatu masyarakat atau di suatu tempat tidak akan luput dari sorotan
media komunikasi sehingga masyarakat di tempat lain pun mengetahuinya. Secara
umum, persoalan lintas budaya umumnya terkait dengan perkembangan kebudayaan
dari suatu wilayah atau bagian di dunia memengaruhi atau dipengaruhi. Persoalan
lintas budaya dapat diartikan pula sebagai perkembangan modernisasi yang
berkembang terus menjadi globalisasi.
Globalisasi adalah sistem atau tatanan yang meyebabkan suatu negara tidak
mungkin mengisolasi diri akibat kemajuan teknologi dan komunikasi. Dalam era
globalisasi unsur-unsur budaya saling memengaruhi dari satu budaya ke budaya lain.
Pengaruh globalisasi tersebut dapat dikelompokkan pada dua macam, yaitu : pengaruh
positi dan pengaruh negatif.
Dengan demikian, pentingnya kemudian mencermati linkungan sekitar kita
dalam beraktivitas dan bertindak. Lingkungan yang berasal dari luar dan bernilai
positif dapat diadaptasi dan dipraktikan menjadi kebiasaan keseharian. Demikian
sebaliknya, ,lingkungan yang negatif dapat merubah bahkan merusak kebiasaan yang
telah berjalan baik selama ini.
G. Kerusakan Budaya Dasar Kehidupan
1) Person
 Tidak adanya pola pemenuhan kebutuhan hidup yang terbiasakan ata
teradatkan
 Kecaunya pegangan nilai dan norma acuan regulasi dan spritual
bersikap dan berperilaku
 Kuran memaksimalkan potensi untuk pengayaan produksi kehidupan
 Apatid terhadap penggunaan peluang pada even-even yang
memungkinkan
 Lemahnya kemauan meningkatkan pendiidkan walaupun profesinya
menuntut ha tersebut dan peluang juga terbuka
 Teknik manajemen sikap dan perilaku sangat lamban serta jauh dari
inovatif
 Centang perenang dalam penataan bahasa dan komunikasi ketika
mengartikulasikan pengetahuan, pernyataan sikap dan penampilan
perilaku
 Kering kerontang dalam seni penampilan seluruh aktivitas
 Putusya mata rantai fungsi sejak lini idea terhadap aktivitas hingga lini
produk.

2) Kelembagaan Negara
 Kurangnya pengetahuan regulasi keberagaman mainstream dan
membiarkan tumbuhnya keberagaman yang merubah penafsiran dari
akar nilai dan norma agama.
 Pengembangan ilmu pengetahuan dalam jejaring jenjang lembaga-
lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Sekolah
Tinggi dan Institusi, Universitas tidak diiringi dengan pemberian
pelatihan keterampilan setingkat dalam mengantisipasi lapangan kerja
peserta didik putus sekolah atau drop out dll
3) Kelembagaan Dunia
 Dunia akan terus kacau jika Lembaga PBB hanya sebagai lambang
kedamaian dan pertolongan dunia aka tetapi penuh dengan kebohongan
 Dunia tidak akan pernah damai jika hak veto 5 negara terus
mengecilkan arti hak kemerdekaan berpendapat dan bersuara negara
anggota lainnya.
 Di dunia tidak akan ada keteladanan dan panutan jika di negara yang
mengklaim sebagai dasar negara demokrasi tapi di negaranya sendiri
tidak terlaksana demokrasi dengan baik
 Dunia tidak akan damai jika sebuah negara menyuruh negara lain
mengahancurkan nuklirnya sementara negaranya terus memelihara
bahkan mengembangkannya
 Dunia tidak akan lepas dari berbagai macam penyakit jika berbagai
negara terus memproduksi narkoba dan sindikatnya, bisnis seks bebas
dan penggunaan sejata kimia
 Walau ada seruan “Save The World” akan tetapi bumi akan hancur jika
budaya negara-negara di bumi akan terus mengeksploitasi minyak
bumi, gas, logam, emas, ikan, hutan, dan hewan (flora dan fauna),
mineral hingga berbagai biota dan penecemaran udara, serta uji coba
nuklis bawah tanah tidak dihentikan. Besar kemungkinan kiamat bumi
akan mendahului kiamat akhirat jika hawa nafsu manusia di negara-
negara bumi tidak terkendali.

BAB 9

PENUTUP

A. Kesimpulan
Problematika kebudayaan tersebut perlu ditelaah dan disikapi dengan serius
guna tidak jatuh pada penasiran kebudayaan yang keliru. Karena tujuan akhir dari
pengembangan kebudayaan sejatinya adalah untuk kemajuan peradaban manusia yang
lebih baik. Sebagai bangsa yang bermartabat, kebudayaan indonesia haruslah
ditempatkan sebagai konsepsi dan strategi dalam pembangunan nasional. Dengan itu,
proses integrasi sosial dan politik NKRI tetap kukuh terpelihara. Demikain juga
tujuan kesejahteraan sosial bagi setiap warga Negara RI dapat tercapai.

B. Tinjauan Ke Depan
Mahasiswa dan para pengkaji keilmuan sosial dan budaya perlu memiliki
kesadaran dan pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan
manusia sebagai mahkluk individu dan sosial. Akhirnya buku ini penting bagi
manusia, alumni, dosen, dan warga masyarakat yang berminat dalam memahami
eksistensi, esensi, dan substansi kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan. Mulai
dari fakta, data, konsep, teori, dan filosofi kehidupan bersama dan berpranata serta
norma acuan didalamnya.
Langkah berikutnya memahami kestabilan, kemajuan, kekacauan, dan
kemundurannya. Berkontribusi jasa yang sangat prestisius adalah dengan memberikan
ilmu dan aktivitas dalam pelestarian, pengembangan dan perspektif hari depan yang
menjanjikan bagi keamanan, kesejahteraan serta kebahagiaan masyarakat pendukung
kebudayaan yang bersangkutan. Selamat belajar!
BAB III
KEUNGGULAN BUKU

Keunggulan dari buku ini adalah materi yang disajikan dijelaskan dengan baik
dan lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca.

Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan
karena materi yang disajikan dalam buku yang berjudul rekaya Ilmu sosila dan budaya
daasr ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar, dan juga menjelaskan dengan
melengkapi dengan gambar gambar yang dimana mahasiswa dituntut untuk dapat
mengerti dan memahami isi buku yang disajikan.

Buku ini juga dilengkapi dengan tujuan umum pembvelajaran, tujuan khusus
pembelajaran dan juga uraian materi yang baik dan lengkap. Oleh karena itu buku ini baik
digunakan sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.
BAB IV
KELEMAHAN BUKU

Kelemahan kelemahan dari buku ini adalah Beberapa penjelasan yang terlalu
singkat sehingga ada mahasiswa yang tidak mengerti, Beberapa dimuat dalam buku sulit
untuk dipahamidikarenakan Penjelasan gambar kurang lengkap

Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan
karena buku ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar dan juga tujuan
pembelajaran. Akan tetapi Dalam ini banyak penulisan kalimat yang kurang baik karena
beberapa penempatan kata ada yang salah sehingga mahasiswa harus pandai menelaah
maksud dari buku tersebut.
BAB 5
IMPLIKASI

A. Implikasi Terhadap Teori

Mata kuliah ilmu sosial dan budaya dasar adalah mata kuliah/pelajaran yang sangat
penting dipelajari oleh mahasiswa sehingga dapat mengerti pengetahuan sekitar aliran air
Materi dalam buku ini menjelaskan tentang hal hal yang perlu dipelajari dan di
ketahui oleh mahasiswa terknik sipil agar mengerti dalam pengerjaan dilapangan

B. Implikasi Terhadap Pemahaman Mahasiswa

Negara indonesia adalah salah satu negara berkembang, baik dalam bidang
ekonomi, pendidikan, juga dalam pembangunan. Dengan jumlah pendudukan yang
banyak, tentunya dibuuhkan bangunan bangunan sebagai tempat tinggal.

Beberapa tempat tinggal yang dihuni oleh penduduk indonesia tidak memenuhi
standar bangunan tempat tinggal. Padahal indonesia adalah salah satu Negara yan rawan
terhadap gempa. Untuk itu, dalam pembangunan tempat tinggal hendaknya para
kontraktor dapat mengengerjakan sesuai dengan peraturan yang baik dan benar

C. Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa

Mata kuliah umum ini dipelajai agar mahasiswa mampu menerapkan prinsip-
prinsip dasar pengaliran air dilapagan supaya dapat lebih memahami hal hal yang
dilakukan dan tidak dilakukan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar menjelaskan materi secara detail dan
mudah dipahami
2. Buku ini banyak memuat materi materi tetapi sebagian dai materi tersebut tidak
dijelaskan secara lengkap.
3. Buku ini cocok diggunakan dosen dosen sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

5.2. Saran

Penjelasan dari buku ini dijelaskan secara singkat, sehingga sebagian


Mahasiswa sulit unuk memahami isi dari buku mekanika ini baik dari segi materi,
gambar dan juga penyelesaian soal soal.

Untuk itu, perlu ada buku referensi yang memuat penjelasan materi yang
lebih lengkap dan juga penjelasan penjelasan soal yang mudah dipahami dan
dimengerti.
PUSTAKA

Tim Dosen ISBD Unimed. Ilmu Sosial dan Bdaya Dasar : penerbit Unimed Press

Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, Nurochim. . Ilmu Sosial dan Bdaya Dasar :
Kencana Prenadamedia Group, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai