Anda di halaman 1dari 43

FARMASI FISIKA

SHOLICHAH ROHMANI, M.SC.,APT


Interaksi solvent – solute
Materi Pelarut polar, nonpolar dan semipolar
KELARUTAN Larutan ideal dan nonideal
meliputi : Kelarutan garam dalam air
Hal-Hal yang mempengaruhi kelarutan
Kelarutan
DEFINISI
Kelarutan Sifat dari solute dan solvent
solute dalam
solvent Cosolvensi
umumnya Temperatur
dipengaruhi Pembentukan senyawa komplex
oleh:
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip
umumnya dapat saling bercampur dengan baik,
sedangkan zat-zat yang struktur kimianya
berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like). Senyawa yang
INTERAKSI bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
SOLUTE DAN polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah
SOLVENT larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol
dan air bercampur sempurna (completely
miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air
tidak bercampur (completely immiscible).
1. Kelarutan dalam air
Kepolaran 2. Indeks polaritas atau
suatu pelarut momen dipol
ditentukan 3. Konstanta dielektrik
oleh: 4. Elektronegatif
Pelarut Polar,
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh
polaritas dari pelarut yaitu oleh dipol momennya.
Pelarut Nonpolar
Aksi pelarut dari cairan nonpolar, seperti
hidrokarbon, berbeda dengan zat polar. Pelarut
nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik
menarik antara ion ion sejenis karena tetapan
dielektriknya rendah.
Pelarut Semipolar
Senyawa semipolar dapat bertindak sebagai suatu
perantara yang dapat bertindak sebagai pelarut
perantara yang dapat menyebabkan
bercampurnya cairan polar dan nonpolar.
Berdasarkan hukum Raoult, suatu cairan bila
dilarutkan dalam cairan yang lain akan
Kelarutan membentuk 2 tipe larutan:
Cairan Dalam
1. Larutan Ideal
Cairan
2. Larutan non ideal
 Larutan Ideal
Menurut hukum Raoult :
pi = pt˚. Xi
pi , tekanan parsial komponen campuran pada
temperatur tertentu
pt˚, tekanan uap pada keadaan murni
Xi , fraksi mol komponen dalam larutan.
Larutan ideal adalah suatu larutan dimana tidak
ada perubahan sifat komponen, selain dari
pengenceran, ketika zat-zat bercampur
membentuk larutan. Tidak ada panas yang
dilepaskan atau diabsorbsi selama proses
pencampuran dan volume akhir larutan
memperlihatkan penjumlahan sifat dari masing-
masing konstituen.
Tetapi banyak contoh pasangan larutan yang diketahui
mempunyai atraksi gaya kohesi melebihi atraksi adhesi,
dan sebaliknya, walau pun larutan bercampur dalam
segala perbandingan. Larutan seperti ini disebut larutan
non ideal.
Disebut larutan nonideal karena pada salah satu
komponen menunjukkan adanya penyimpangan
terhadap hukum Raoult. Penyimpangan negatif , terjadi
apabila atraksi adhesi diantara molekul yang berbeda
melebihi atraksi kohesi, sehingga tekanan uap larutan
akan lebih kecil dari tekanan uap yang diharapkan
hukum Raoult.
Penyimpangan positif, menyebabkan penurunan
kelarutan, sebagai akibat asosiasi molekul salah satu
konstituen untuk membentuk molekul ganda.
Menurut Hildebrand penyimpangan positif yang dipengaruhi
tekanan dalam ( internal pressure) lebih baik diperhitungkan,
menggunakan persamaan:
Pi = ΔHv – RT
V
Pi , Tekanan Dalam ( Kal/cm³ )
ΔHv, Panas Penguapan ( Kal )
V , Volume molar cairan (cm³)
R , Konstanta gas 1,987 kal/mol derajat
T , Temperatur mutlak ( K )
Titik es 0˚C = 273 K
Panas penguapan molar air pada 25˚C
adalah 10.500 kal dan V kira-kira 18,01
cm³. Konstanta gas R adalah 1,987
kal/mol derajat. Hitung tekanan dalam air
Contoh soal (atm) ?
1 atm = 1,01 x 105 N/m2
1 kal = 4,186 J
PERKIRAAN KELARUTAN
Hubungan Molekuler
Menurut Kier dan Hall untuk menyelidiki
kelarutan hidrokarbon cair, alkohol, eter,
dan ester dalam air, memakai perkiraan
atas dasar suatu indeks topologi (indeks
struktural) Х atau chi,yang mempunyai
nilai tergantung pada gambaran struktur
dan gugus fungsi dari molekul tertentu.
 Istilah chi orde-nol ˚Х, chi orde-satu ¹Х, dan chi dengan
orde yang lebih tinggi, digunakan untuk
menggambarkan molekul. Istilah ¹Х, diperoleh dengan
menjumlahkan ikatan yang ditimbang oleh kebalikan
akar kuadrat jumlah dari setiap ikatan. Dalam hal
propana

CH3
H3C CH3
Dengan mengabaikan hidrogen yang terikat,
karbon 1 dihubungkan melalui satu ikatan ke
karbon pusat, yang terikat dengan karbon-
karbon lainnya oleh dua ikatan. Kebalikan akar
kuadrat oleh karena itu adalah (1.2)ˉ¹/²= 0,707
untuk ikatan kiri. Ikatan sebelah kanan
mempunyai valensi kebalikan akar kuadrat
yang sama yaitu 0,707. Semua itu dijumlahkan
menghasilkan :
¹Х = 0,707 + 0,707 = 1,414
 ¹Х dapat digunakan untuk menghitung
kelarutan molal dari hidrokarbon alifatik,
alkohol dan ester dalam air. Dengan
menggunakan analisis regresi. Persamaan yang
diperoleh untuk melengkapi data alkana pada
25˚C adalah :
ln S = -1,505-(2,533 ¹Х)
 Co: Hitung indeks struktural untuk senyawa isobutana
dan kelarutan isobutana dalam air pada suhu 25˚
(Molaritas)
C

C
C C

Isobutana
 Hubungan luas permukaan dan kelarutan
Amidon, dkk mengamati kelarutan non elektrolit
cair dalam pelarut polar, meliputi hidrokarbon,
eter, alkohol, ester, keton dan asam karboksilat
dalam air. Metode ini terdiri dari analisis regresi
dimana ln kelarutan dari zat terlarut sebanding
dengan luas permukaan total (TSA). Luas
permukaan total terbagi dalam luas permukaan
hidrokarbon (HYSA) dan luas permukaan gugus
fungsi (FGSA)

ln (Kelarutan)= -0,0430(HYSA)
-0,0586(FGSA) + 8,003 (I) + 4,420
Dimana :
FGSA adalah luas permukaan untuk gugus
hiroksil.
I, Variabel indikator untuk alkohol. Harga I
diberikan = 1, apabila senyawa adalah suatu
alkohol dan 0 jika senyawa adalah hidrokarbon
( tidak ada gugus OH ).
Senyawa HYSA, Luas FGSA, Luas Kelarutan
Permukaan permukaan yang
Hidrokarbon ggs fungsi diamati
Tabel luas A˚ OH dlm
permukaan alkohol molal
Molekuler A˚
Alkohol dan n-butanol 212,9 59,2 1,006
Hidrokarbon Sikloheksanol 240,9 49,6 3,8x10ˉ¹
Sikloheksana 279,1 - 6,61x10ˉ
n-Oktana 383 - 5,80x10ˉ
1. Hitunglah kelarutan n-butanol dalam air
suhu 25˚C , berdasarkan luas permukaan
molekul nya. Dan tentukan prosen
perbedaan dari harga yang diamati?
2. Hitunglah kelarutan molal dari
Latihan soal sikloheksana dan sikloheksanol dalam air
pada suhu 25˚C dan tentukan persen
perbedaan dari harga yang diamati?
KELARUTAN
ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Proses
pelarutan
suatu zat
padat dalam
solven
Dapat
Proses pelepasan ini melibatkan energy sebesar 2W22 untuk
digambarkan memecah ikatan antara molekul yang berdekatan dalam kristal.
terjadi dalam Tetapi apabila molekul melepaskan diri dari fase zat terlarut,
3 tahap lubang yang ditinggalkan tertutup, dan setengah dari energy
diterima kembali, maka total energi dari proses pertama adalah
W22
Pembentukan celah atau rongga dalam pelarut
Energi yang dibutuhkan pada tahap ini adalah
W11. Bilangan 11 menunjukkan bahwa
interaksi terjadi antar molekul solven.
3.Tahap ketiga molekul zat terlarut akhirnya
ditempatkan dalam lubang pelarut. Lubang dalam
pelarut 2 yang terbentuk, sekarang tertutup. Pada
keadaan ini, terjadi penurunan energi sebesar – W12,
selanjutnya akan terjadi penutupan rongga kembali dan
kembali terjadi penurunan energi potensial sebesar –
W12, sehingga tahap ketiga ini melibatkan energi
sebesar – 2W12. Interaksi solut – solven ditandai dengan
12.
Secara keseluruhan, energi ( W ) yang
dibutuhkan untuk semua tahapan proses
tersebut adalah :

W = W22 + W11 – 2W12………………………...( 1 )


Kelarutan ideal tidak dipengaruhi oleh sifat pelarut.
Persamaan yang diturunkan untuk larutan ideal zat
padat dalam cairan oleh Hildebrand dan scott sebagai
berikut:
-log Xi2 = ΔHf ( To-T )
LARUTAN 2,303R T . To
IDEAL  Xi2 = Kelarutan ideal zat dalam fraksimol
 ΔHf = beda entalpi/panas peleburan
 To = Suhu peleburan zat terlarut padat (K)
T = Suhu Percobaan mutlak larutan (K)
R = Tetapan Gas
Berapakah kelarutan naftalen (m)
dalam larutan benzen ideal 20˚C ?,
Contoh soal titik leleh naftalen 80˚C, dan panas
peleburan molar 4500 kal/mol ???
 Larutan Nonideal
Kelarutan zat padat didalam larutan nonideal
harus diperhitungkan faktor aktivitas solute
yang koefisiennya sebanding dengan volume
(molar) solute dan volume fraksi solven (Φ)/Phi.
 Parameter kelarutan (δ)/delta, besarnya sama
dengan harga akar tekanan dalam (√pi) solute
Larutan dan interaksi antara solute dan solven.
Non Ideal  Parameter kelarutan (δ), yang menyatakan
kohesi antar molekul sejenis dapat dihitung dari
panas penguapan, tekanan dalam dan tegangan
permukaan. Cara terbaik untuk menghitung
parameter kelarutan adalah akar kuadrat dari
tekanan dalam,
δ = ΔHv – RT ½
V
 Dengan demikian persamaan yang paling sederhana
untuk larutan non ideal, dinyatakan sebagai kelarutan
reguler dirumuskan oleh Scatchard-Hildebrand
sebagai berikut:
- log X2 = ΔHf (To-T) + log 2 (koef. Keaktifan solute)
2,303RT To

- log X2 = ΔHf (To-T) + V2Φ12 (δ1-δ2)²


2,303RT To 2,303RT
Dimana :
 X2 adalah fraksi mol zat terlarut,
 ΔHf merupakan panas peleburan zat terlarut
(kal/mol),
 R tetapan gas ( 1,987 kal/mol derajat) ,
 T dengan 298˚K pada 25˚C yaitu temperatur
yang sering digunakan.
 V2 adalah volume molar solute (cm³),
 δ1 parameter kelarutan solven,
 δ2 merupakan parameter kelarutan solute
Dalam larutan encer, volume fraksi mendekati
1, dan Φ1 dapat diabaikan sebagai pendekatan
pertama. Bila perhitungan kasar
memperlihatkan makna yang lebih kecil dari 1,
harus dibuat perhitungan kembali dengan
memperhitungkan harga Φ1. .
Φ1. = V1 ( 1 - X2)
V1(1 –X2 )+V2.X2
dimana : V1 adalah volume pelarut
V2 adalah volume zat terlarut pada
temperatur diatas titik lelehnya
Hitung parameter kelarutan iodium , tentukan fraksi mol
dan kelarutan molal dari iodium dalam karbon disulfida
pada 25ºC?

Jika diketahui panas penguapan (∆Hv)


cairan Iodium 11.493 kal/mol. Panas
peleburan rata-rata (∆Hf) sekitar 3600 kal
pada suhu 25ºC, titik leleh iodium 113ºC dan
volume molar zat terlarut (V2) adalah
59 cm³dan volume pelarut (V1) adalah 60 cm³.
Parameter kelarutan karbondisulfida adalah 10
Jawab :
 Diketahui :
ΔHv = 11.493 kal/mol
∆Hf = 3600 kal
R = 1,987 kal/mol.derajat K
T = 298 K
To = 386 K
V2 = 59 cm³
V1 = 60 cm³
δ1 = 10
(a) Parameter kelarutan iodium
δ2 = ΔHv – RT ½
V
= 11.493- (1,987 x 298) ½
59

= 13,6
(b) X2 dihitung dengan menganggap
Φ1² adalah 1
- log X2 = ΔHf (To-T) + V2Φ12 (δ1-δ2)²
2,303RT To 2,303RT
- log X2 = 3600 x (386 - 298) + 59 (1)2 x(10,0 – 13,6)²
1364 386 1364
X2 = 0,0689
Karena nilai X2 kurang dari 1 (lart. pekat), maka harus
dilakukan koreksi perhitungan dengan
memperhitungkan nilai volume fraksi pelarut.
Volume fraksi
Φ1. = V1 ( 1 - X2)
V1(1 –X2 )+V2.X2
Φ1. = 60 ( 1 – 0,0689)
60(1 –0,0689 ) + 59.0,0689
Φ1. = 60 ( 0,9311) = 55,866
60(0,9311)+ 4,0651 59,9311
Φ1. = 0,9322
Hitung X2

- Log X2 = 3600 x 386-298 + 59.(0,9322)²(10,0 – 13,6)²


1364 386 1364
- Log X2 = (2,639 x 0,228) + 0,4871
Log X2 = - (0,6017+0,4871)
Log X2 = - 1,0888
X2 = anti log – 1,0888
X2 = 0,0815
Kelarutan dalam fraksi mol yang dihitung dari uap
iodium dalam karbon disulfida dapat diubah
menjadi konsentrasi molal menggunakan
persamaan sbb,

m = 1000. X2
M1 (1-X2)
Sehingga,
m = 1000. 0,0815__
76,13 . (1-0,0815)
m = 1,17 mol/kg
Kelarutan iodium dalam karbondisulfida
adalah 1,17 mol/kg pelarut
Tabel.
Volume molar
dan parameter
kelarutan
senyawa
kristal
Tabel.
Volume molar
dan parameter
kelarutan
untuk
beberapa
senyawa cair
Hitung parameter kelarutan naftalen , tentukan fraksi
mol dan kelarutan molal dari naftalen dalam toluen pada
25ºC?

Jika diketahui panas penguapan (∆Hv)


cairan naftalen 11927 kal/mol. Panas
KUIS
peleburan rata-rata (∆Hf) sekitar 4500 kal
(kumpulkan)
pada suhu 25ºC, titik leleh naftalen 80ºC dan
Vol. molar zat terlarut (V2) adalah
123 cm³dan vol. molar pelarut (V1) adalah 106,8 cm³.
Parameter kelarutan toluen adalah 8,9

Anda mungkin juga menyukai