Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA FUNDASI I

DIKTAT KULIAH
REKAYASA FUNDASI I

DISUSUN OLEH :
CHANDRA AFRIADE SIREGAR, ST., MT.
P

H M

S W

X
d

d /3
Q

FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK SIPIL


JANUARI 2017
CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 1
REKAYASA FUNDASI I

KAPASITAS DAYA DUKUNG


PONDASI DANGKAL
BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

Metode penentuan besarnya kapasitas daya dukung tanah pondasi dangkal


(pionir), diantaranya adalah:
Metode Terzaghi
Metode Meyerhof
Metode Hansen

KAPASITAS DAYA DUKUNG METODE TERZAGHI


A. Asumsi Dasar dalam Metode Terzaghi
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan besarnya kapasitas daya dukung
tanah pondasi dangkal dalam Metode Terzaghi:
a) Menghilangkan tahanan geser tanah diatas bidang horisontal yang
melewati dasar pondasi.
b) Menggantikan butir a dengan seolah-olah ada beban sebesar q = γ Df.
c) Membagi distribusi tegangan dibawah pondasi menjadi tiga bagian,
ditunjukkan dalam gambar zone pembagian Terzaghi berikut ini.

Gambar 2.1a Zone tegangan dan pola keruntuhan Terzaghi.

d) Tanah adalah homogen dan isotropic, kekuatan geser direpresentasikan


oleh persamaan persamaan Coloumb: τ = c + σ tan φ
e) Dasar pondasi menerus, kasar dan penyelesaian permasalahan adalah
dua dimensi.
f) Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut β = φ dengan horisontal,
sedangkan zone plastis termobilisasi.
g) Total tekanan pasif Pp terdiri dari tiga komponen pembentuk, dimana
masing-masing dapat dihitung sendiri-sendiri, kemudian ketiga
komponen tersebut ditambahkan meskipun permukaan kritis masing-
masing komponen tidak sama.

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 8


REKAYASA FUNDASI I
B. Analisis Terzaghi
Analisis kapasitas daya dukung Terzaghi merupakan perkembangan dari analisis
kapasitas daya dukung Prandtl (1920) yang mengasumsikan bahwa tanah adalah
plastik ideal (berdasarkan teori plastisitas).
Menurut Terzaghi, suatu pondasi dangkal ditentukan dari:
Df ≤ B (2.1)
dimana:
Df = kedalaman pondasi dangkal dari permukaan tanah.
b = lebar pondasi.
Gambar 2.1a menunjukkan bahwa beban yang bekerja pada tanah
mengakibatkan pembagian zone tegangan dalam 3 (tiga) bagian yaitu: Zone I,
sepasang Zone II dan sepasang Zone III.

B/2

β=ϕ

B/2 tan ϕ
ϕ

Gambar 2.1b Zone I dari zone keruntuhan Terzaghi

qult = c·Nc + γ·Df·Nq + 0.5 ·γ·B·Nγ


Persamaan diatas menjadi persamaan untuk pondasi menerus (continous
footing). Untuk bentuk pondasi lainnya, persamaan kapasitas daya dukung
Terzaghi disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kapasitas Daya Dukung Terzaghi
Tipe Pondasi Kapasitas Daya Dukung
Menerus qult = c·Nc + q·Nq + 0.5·γ·B·Nγ
Empat persegi panjang qult = 1.3·c·Nc + q·Nq + 0.4·γ·B·Nγ
Lingkaran qult = 1.3·c·Nc + q·Nq + 0.3·γ·B·Nγ
dimana:
q = γ·Df = effective overburden pressure
Nc, Nq, Nγ = faktor-faktor kapasitas daya dukung Terzaghi

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 9


REKAYASA FUNDASI I
2
a
Nq =
2 cos (45 o + φ / 2)
2

a = e (0.75π – φ/2) tan φ


Nc = (Nq – 1) cotg φ
tan φ  K p γ 
Nγ =  −1
2  cos φ2

Nc, Nq, Nγ disebut faktor kapasitas daya dukung Terzaghi (Terzaghi bearing
capacity faktors) yang merupakan fungsi sudut geser dalam (fungsi (φ)). Besarnya
faktor kapasitas daya dukung Terzaghi tersebut dapat diperoleh dari:
a) Cara analitis, yaitu dengan memasukkan harga sudut geser tanah
φ pada persamaan diatas
b) Cara tabel (lihat Tabel 2.2).
c) Cara grafis (lihat Gambar 2.2). Perlu diperhatikan pada cara grafis,
untuk sudut geser tanah  = 0, maka besarnya Nc = 5.4, Nq = 1 dan Nγ =
0. Pada Gambar 2.2, tanda aksen menandakan untuk keadaan local
shear failure.
Tabel 2. 2 Faktor Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

Gambar 2. 2 Faktor kapasitas daya dukung Terzaghi


CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 10
REKAYASA FUNDASI I
KAPASITAS DAYA DUKUNG METODE MEYERHOF
A. Umum
Analisis kapasitas daya dukung Terzaghi hanya dipengaruhi faktor bentuk
pondasi disamping faktor sifat-sifat tanah.
Meyerhof faktor-faktor yang berpengaruh, disamping faktor sifat-sifat tanah dan
bentuk pondasi itu, ditambah dengan faktor kedalaman pondasi dan faktor
pembebanan. Dibedakan kapasitas daya dukung pondasi dangkal akibat beban
vertikal dan akibat beban berinklinasi. Sehingga daya dukung Meyerhof ditinjau
dari faktor yang berpengaruh pada analisis kapasitas daya dukung, lebih lengkap
dibandingkan dengan cara Terzaghi.

B. Analisis Meyerhof
Perbedaan zone tegangan yang terjadi dibandingkan dengan metode Terzaghi,
maka pada Meyerhof adalah:
abc merupakan zone elastis.
abd’ merupakan zone geser radial (radial shear zone).
Zone di atas ab’d’ merupakan gabungan zone geser radial dan geser
bidang (plane shear). Terjadinya zone ini tergantung dari kedalaman
pondasi dan kekasaran dari permukaan pondasi.

Gambar 2. 3 Mobilisasi zone tegangan dalam Metode Meyerhof

qult = c·Nc·sc·dc·ic + γ·Df·Nq·sq·dq·iq + 0.5·γ·B·Nγ·sγ·dγ·iγ


Besarnya faktor kapasitas daya dukung Meyerhof dalam bentuk grafis disajikan
dalam Gambar 2.4, sedangkan faktor-faktor bentuk, kedalaman dan inklinasi
dalam menggunakan persamaan Meyerhof disajikan dalam bentuk tabel (lihat
Tabel 2.3).

Gambar 2. 4 Faktor kapasitas daya dukung Meyerhof


CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 11
REKAYASA FUNDASI I
Tabel 2.3 Faktor bentuk, kedalaman dan inklinasi dengan Metode Meyerhof

KAPASITAS DAYA DUKUNG METODE HANSEN


A. Umum
Analisis daya dukung Hansen dibandingkan dengan Terzaghi dan Meyerhof
adalah yang terlengkap. Faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan oleh
Terzaghi dan Meyerhof adalah pengaruh permukaan tanah gi (ground faktors) dan
pengaruh inklinasi dasar pondasi bi (base faktors).

B. Analisis Hansen
Zone tegangan yang terjadi di bawah pondasi dangkal akibat pembebanan
dimobilisasi serupa seperti yang diuraikan oleh Terzaghi. Dengan memasukkan
semua faktor-faktor yang mempengaruhi analisa kapasitas daya dukung, oleh
Hansen diajukan suatu persamaan umum untuk menghitung kapasitas daya
dukung tanah sebagai berikut :
qult = c Nc scdcicgcbc + q Nq sqdqiqgqbq + 0.5 B γ Nγ sγdγiγgγbγ

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 12


REKAYASA FUNDASI I

Untuk tanah berbutir halus, sudut geset tanah φ = 0, sehingga persamaan di


atas menjadi:
qult = 5. 14 su (1 + s’c + d’c- I’c – b’c – g’c) + q
dimana:
Nc, Nq, Nγ = faktor kapasitas daya dukung.
sc, sq, sγ = faktor bentuk pondasi, tanda aksen khusus untuk tanah kohesif.
dc, dq, dγ = faktor kedalaman pondasi, tanda aksen khusus untuk tanah
kohesif.
ic, iq, iγ = faktor inklinasi pembebanan, tanda aksen khusus untuk tanah
kohesif.
gc, gq, gγ = faktor kemiringan permukaan tanah, tanda aksen khusus untuk
permukaan tanah kohesif.
bc, bq, bγ = faktor inklinasi dasar pondasi, tanda aksen khusus untuk
permukaan tanah kohesif.
c = cohesi
su = kekuatan geser tanah kohesif didapat dari hasil percobaan Triaxial
UU atau hasil unconfined compressive strength test.
su = cu = qu/2.
γ = berat isi tanah.
B = dimensi pondasi.
q = γ · Df = Σ γihi = effective over burden pressure.

Harga Nc dan Nq serupa dengan Nc dan Nq Meyerhof, sedangkan harga Nγ


menggunakan persamaan berikut :
Nγ = 1.5 (Nq – 1) tan φ

Faktor-faktor bentuk pondasi, kedalaman pondasi, inklinasi pembebanan,


kemiringan permukaan dan inklinasi dasar pondasi dengan metode Hansen dapat
dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini.

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 13


REKAYASA FUNDASI I
Tabel 2.4 Faktor-faktor untuk Pondasi Dangkal menurut Hansen atau Vesic

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 14


REKAYASA FUNDASI I
PENGARUH MUKA AIR
A. Umum
Kapasitas daya dukung berkurang dengan adanya muka air tanah yang tinggi. Hal
ini disebabkan karena berkurangnya overburden pressures dan rusaknya ikatan
kohesi di dalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.
Di dalam penggunaan persamaan kapasitas daya dukung Terzaghi keberadaan
muka air tanah dihubungkan dengan dimensi atau lebar pondasi (B).

B. Pengaruh Muka Air Tanah Pada Kapasitas Daya Dukung


Letak muka air tanah (m. a. t) didalam perhitungan kapasitas daya dukung
berpengaruh untuk penentuan besaran berat isi γ. Besaran γ yang digunakan
dapat berupa γ total (γt), γ terendam sepenuhnya (γb) atau γ yang merupakan
transisi dari γb dan γt. Dengan memperhatikan letak muka air tanah, maka dapat
dibedakan menjadi 3 kondisi letak muka air (Gambar 2.5), yaitu :

3
D f
Z w (-)

3
B
Z w (+ )

Gambar 2.5 Pengaruh muka air pada pondasi dangkal

Daerah Zw > B
Muka air tanah jika berada pada daerah ini tidak berpengaruh pada penggunaan
persamaan untuk menghitung kapasitas daya dukung. Di dalam perhitungan
digunakan :
γ = γt = γm
Daerah Zw ≤ B
Jika muka air tanah pada daerah ini, gunakan persamaan kapasitas daya dukung
dengan:
 Zw 
γ = γb +   (γt - γb)
 B 

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 15


REKAYASA FUNDASI I
Daerah Zw ≤ B
Untuk kasus ini, gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan :
γ = γb
dimana:
Zw = kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi.
γ = γt = γm = berat isi tanah.
γb = γ’ = γ - γw = γ terendam = γ efektif.
Untuk keperluan praktis, para perencana pada umumnya menggunakan γ = γb
untuk lapis tanah yang terletak di bawah muka air tanah.
Contoh penggunaan cara praktis dengan persamaan Terzaghi untuk pondasi
menerus adalah sebagai berikut :
Untuk Zw > B
qult = c·Nc + γ·Df·Nq + 0.5 ·γ·B·Nγ
sifat tanah di bawah pondasi
sifat tanah di atas pondasi
dimana : Nc, Nq, Nγ =dicari dari f(φ) dimana φ adalah sudut geser dalam,
langsung dibawah pondasi.
c = kohesi dibawah dasar pondasi.
γ = untuk harga γ yang dibawah pondasi, tidak menggunakan harga
γb = γ’ = γ - γw, Harga γ tetap, karena harga Zw > B.
q = γDf = γ disini adalah γ diatas pondasi berlapis-lapis maka :
i =n
q = ∑ γ i Di dimana i = banyaknya lapisan tanah.
i =1

Jika Zw ≤ B, maka :
Persamaan menjadi persamaan berikut :
qult = c·Nc + γ·Df·Nq + 0.5 ·γ'·B·Nγ
dimana:
γ’ = γb = γ - γw adalah harga γ’ di bawah pondasi.
Jika Zw ≤ 0, maka :
Misal untuk muka air tanah dimana Zw berjarak a dari dasar pondasi, maka
menjadi persamaan berikut :
qult = c·Nc + {γ·(Df – a) + (γ − γw)a}·Nq + 0.5 ·(γ − γw)·B·Nγ
dimana:
γ’ = γb = γ - γw adalah harga γ’ di bawah pondasi
CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 16
REKAYASA FUNDASI I
TEGANGAN KONTAK
Umum
Tegangan kontak yang bekerja di bawah pondasi akibat beban struktur diatasnya
(upper structure load) diberi nama tegangan kontak (contact pressure).
Persamaan yang digunakan dalam menghitung tegangan kontak adalah sebagai
berikut :
Q M X M Y
σ = ± x
±
y

A I y I x
dimana:
σ = tegangan kontak (kg/cm2 atau ton/m2).
Q = beban aksial total (ton).
My, Mx = momen total sejajar respektik terhadap sumbu x dan sumbu y (ton
m).
x, y = jarak dari titik berat pondasi ke titik dimana tegangan kontak dihitung
sepanjang respektif sumbu x dan sumbu y (m).
Ix, Iy = momen inersia respektif terhadap sumbu x dan sumbu y (m).
Dari persamaan di atas, apabila yang bekerja adalah beban aksial saja dan tepat
pada titik beratnya, maka persamaan di atas akan menjadi (lihat Gambar 2.6) :
Q
σ =
A
dimana:
A = luas bidang pondasi
Q

σ = Q /A

Gambar 2.6 Tegangan kontak akibat beban aksial

Pengertian tegangan kontak ini akan sangat berguna terutama di dalam


penentuan faktor keamanan SF (safety faktor).
Secara umum faktor keamanan didefinisikan sebagai berikut :
Kapasitas KapasitasD ayaDukung
SF = =
Beban TeganganKo ntak

CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 17


REKAYASA FUNDASI I
Kapasitas daya dukung dihitung didasarkan atas sifat-sifat tanah dan dimensi
pondasi. Sedangkan tegangan kontak dihitung didasarkan beban struktur di atas
pondasi (upper structure load) dan dimensi pondasi. Hubungan antara keduanya
dinyatakan dalam bentuk faktor keamanan dimana:
SF = 1, artinya tegangan kontak sama dengan kapastitas daya dukung
(bearing capacity). Lapis tanah tepat dalam seimbang menerima beban.
SF > 1, artinya tegangan kontak lebih kecil dari mobilisasi kapasitas daya
dukung. Lapis tanah dapat menerima beban.
SF < 1, artinya tegangan kontak lebih besar dari mobilisasi kapasitas daya
dukung. Lapis tanah tidak dapat menerima beban.
Kapasitas daya dukung yang digunakan biasanya kapasitas daya dukung
ultimate, tetapi apabila dikehendaki SF lebih konservatif, kapasitas daya dukung
yang digunakan adalah kapasitas daya dukung izin (allowable bearing capacity).

TEGANGAN KONTAK NEGATIF (Negative Contact Pressure)


Ada kalanya tegangan kontak yang terjadi berharga negatif, hal ini terjadi bila
pada pondasi bekerja moment yang cukup besar, sehingga mengakibatkan
tegangan tarik pada tanah. Seperti diketahui tanah tidak bisa menahan tarik,
sehingga pemecahannya mengganti diagram tegangan kontak seperti disajikan
pada Gambar 2.7 dan mendapatkan besaran-besaran q dan d berdasarkan
persamaan keseimbangan.
P

H M

S W

X
d

d /3
Q

ΣV = 0 (gaya arah ke atas berharga positif)


(q/2) . dL – P – W = 0
ΣMc = 0 (momen searah jarum jam berharga positif)
M + H. S – (q/2) . d . L . (X – d/3) = 0
Variabel yang tidak diketahui adalah q dan d, dengan 2 persamaan yang
diketahui, maka q dan d dapat dicari.
CHANDRA AFRIADE, Edisi-04, 2017 18

Anda mungkin juga menyukai