Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

NAMA: PRIMA GITA CAHYANI


NIM: A1G120023
KELAS: 1/A

DOSEN
MANSYUR M, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan apresiasi sastra!
jawaban
Pengertian apresiasi sastra yang ada hingga sekarang sangat
beraneka ragam. Keanekaragaman ini disebabkan oleh beberapa hal
(Saryono, 2009). Pertama, apresiasi sastra memang merupakan fenomena
yang unik dan rumit. Kedua, terjadinya perubahan dan perkembangan
pemikiran tentang apresiasi sastra. Dari waktu ke waktu dan orang satu
ke orang lain pemikiran tentang apresiasi sastra selalu berubah dan
berkembang sehingga tak pernah ada satu pengertian apresiasi sastra
yang berwibawa dan diikuti oleh banyak kalangan. Ketiga, adanya
perbedaan penyikapan dan pendekatan terhadap hakikat apresiasi sastra.
Hal ini mengakibatkan munculnya beraneka ragam pengertian apresiasi
sastra. Keempat, adanya perbedaan kepentingan di antara orang yang satu
dan orang yang lain. Hal ini menyebabkan mereka merumuskan
pengertian apresiasi sastra menurut kepentingan masing-masing tanpa
menghiraukan dan mengindahkan hakikat apresiasi sastra secara utuh dan
lengkap.
Menurut Sudjiman (2006: 9) apresiasi sastra adalah penghargaan
terhadap karya sastra yang didasarkan atas pemahaman. Selanjutnya,
Sapardi mengartikan apresiasi sebagai penghargaan langsung antara
pembaca dan karya sasta karena penghayatan tidak akan tercapaitanpa
hubungan langsung (Shindunata, 2001:214). Secara lebih rinci, Effendi
(2002: 7) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli
cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga timbul pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra.
Berdasarkan berbagai pendapat para pakar sastra, dapat dinyatakan
bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan membaca karya sastra disertai
dengan penghayatan yang sungguh-sungguh hingga menimbulkan
penghargaan yang baik terhadapnya dan menimbulkan pemahaman
terhadap nilai-nilai berupa pesan-pesan moral yang terkandung di
dalamnya. Termasuk dalam hal ini adalah kepekaan perasaan dan
kepedulian akan nilai-nilai kehidupan terutama kemanusiaan sehingga
memiliki bukan saja simpati melainkan empati dan toleransi terhadap
sesama manusia.
Dengan demikian, kegiatan apresiasi sastra bukan sekedar aktivitas
membaca, menikmati, menghayati, menggemari, dan meng- hargai karya
sastra. Tahap akhir yang sangat penting dalam sebuah aktivitas apresiasi
sastra adalah pemahaman karya sastra sehingga nilai-nilai atau pesan-
pesan moral karya sastra yang diapresiasinya dapat dihayati dan
ditangkap oleh pembaca. Pemahaman terhadap nilai-nilai atau pesan-
pesan moral dalam karya sastra itulah yang membawa pembaca pada
penikmatan, penghayatan, dan penghargaan atas karya sastra.

2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan karangan fiksi dan non-


fiksi?
jawaban
Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang
dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita
rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi
ilmiah fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu
pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah. Karangan fiksi berusaha
menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah
sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan
asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna
ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa
tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan
plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
Karangan nonfiksi yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta,
realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita
sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan
ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah,
dan sebagainya. Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektifitas
yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukan pada
pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

3. Deskripsikan persiapan yang dilakukan dalam pembelajaran


sastra?
jawaban
Menurut Moody (1971) pembelajaran apresiasi sastra mengikuti
penahapan : 1) Pelacakan pendahuluan, 2) penentuan sikap praktis, 3)
introduksi, 4) penyajian, 5) diskusi, dan 6) pengukuhan. Keenam tahap
tersebut rinciannya sebagai berikut. Masing-masing disajikan secara rinci
pada bagian berikut ini.
Pertama, pelacakan pendahuluan. Pada tahap ini guru mempelajari
karya sastra. Pemahaman terhadap karya sastra penting agar guru dapat
menentukan strategi yang tepat, dapat menentukan aspek-aspek yang
perlu mendapat perhatian yang khusus dari siswa. Hal lain yang harus
diperhatikan dalam pelacakan pendahuluan ini ialah meneliti fakta-fakta
yang masih perlu dijelaskan.
Tahap kedua dalam pembelajaran apresiasi sastra menuru Moody
adalah penentuan sikap praktis. Yang dimaksud dengan penentuan sikap
praktis di sini adalah bagaimana guru menentukan hal-hal yang
berkenaan dengan pelaksanaan penyajian pembelajaran apresiasi sastra.
Pada tahap ini guru harus menentukan karya sastra mana yang akan
disajikan. Karya sastra yang akan disajikan hendaknya tidak terlalu
panjang. Usahakan karya sastra yang bisa disajikan dalam satu
pertemuan. Hal lain yang harus ditentukan pada tahap ini adalah
informasi apa yang perlu diberikan kepada siswa agar mempermudah
siswa memahami karya sastra. Informasi/ keterangan awal itu hendaknya
jelas dan seperlunya. Pada tahap ini guru juga harus menentukan kapan
karya sastra dibagikan.
Tahap ketiga adalah introduksi atau pengantar. Pada tahap ini guru
memberikan, informasi awal berupa uraian singkat mengenai karya yang
disajikan, termasuk juga informasi mengenai pengarangnya dan karya
pengarangnya yang lain.
Tahap keempat adalah tahap penyajian. Pada tahap ini kita sebagai
guru harus meyakini terlebih dahulu hakikat sastra yang bersifat lisan,
seperti puisi dan cerpen
Tahap yang kelima yaitu tahap diskusi. Pada tahap ini berikan
kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk memberikan tafsiran,
walaupun pada bagian tertentu guru sedikit demi sedikit memberikan
kondisi agar mereka mampu menangkap makna karya sastra yang sedang
dipelajari.

4. Bagaimanakah yang dimaksud kegiatan membaca dan menulis


puisi
jawaban
Sesuai dangan pendapat di atas, bahwa membaca puisi adalah upaya
untuk menyampaikan isi atau pesan yang terkandung dalam puisi dengan
tujuan agar pendengar mampu menangkap pesan-pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarangnya, maka dalam membaca atau
membawakan suatu puisi seorang pembaca harus mempunyai teknik atau
cara membaca puisi yang baik. Pengertian teknik cara membaca puisi
yang baik tidak hanya dilihat dari segi vokalnya saja, tidak dapat dilihat
dari segi ekspresinya dalam penampilan. Dari sini jelas, bahwa untuk
bisa membaca puisi dengan baik tidak hanya diperlukan keterampilan
membaca saja, namun juga harus disertai dengan keterampilan
menampilkan puisi.
Adapun pengertian dari ketiga tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ekspresi: mimik wajah yang menunjukkan perasaan hati (senang,
sedih, bahagia, marah).
2) Intonasi: ketepatan penyajian tinggi rendah nada.
3) Penampilan: seorang pembaca puisi yang baik tidak hanya dilihat
dari cara dia membaca puisi, namun juga dapat dilihat dari cara
dia menampilkan puisi yang dibacanya. Menampilkan puisi dapat
dikatakan atau bisa dimasukkan dalam kategori seni gerak, dimana
gerak dan olah tubuh mengikuti alur puisi yang sedang dibaca.

Saini 1993:153 menyatakan bahwa menulis puisi dapat membuat


seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan
bunyi, menyusun baris-baris dan bait-bait dengan memperhatikan
pengilangan, serta tipografi yang dapat mengungkapkan pikiran dan
perasaan. Dalam penulisan puisi pasti akan melewati serangkaian
kegiatan kreatif yang sangat individual. Artinya, setiap individu
mempunyai cara dan gaya tersendiri dalam menulis puisi. Namun,
sekalipun bersifat individual, tetapi ada generalisasi proses kreatif yang
sama dalam menulis puisi yang terdiri atas empat tahap, yaitu penentuan
ide, pengendapan, penulisan, serta editing dan revisi. puisi adalah
keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis puisi
merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman,
waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur
untuk mengungkapkannya ide dalam bentuk bahasa tulis.

5. Hasil analisis anda bagaimanakah unsur intrinsik karya sastra?


jawaban
Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang bisa kita temukan di
dalam dan menjadi bagian dalam sebuah karya sastra. Dalam karya sastra
novel, misalnya, terdapat beberapa unsur intrinsik seperti tema, tokoh,
penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut
ini adalah penjelasan masing-masing unsur tersebut:
1. Tema; adalah ide, tujuan, atau makna yang terkandung dalam
sebuah cerita. Tema dalam hal ini menjadi dasar cerita, atau inti
cerita. Bentuk tema dibagi menjadi dua yaitu: tema mayor (tema
pokok atau utama) dan tema minor (tema tambahan atau tema pada
bagian tertentu).
2. Tokoh; adalah orang atau pelaku cerita. Tokoh merujuk pada
individu-individu yang ada dalam cerita. Berdasarkan segi peranan
atau tingkat pentingnya tokoh terdapat tokoh utama (tokoh yang
paling banyak muncul), tokoh tambahan (tokoh yang sedikit
muncul dan hanya untuk melengkapi), dan tokoh sampingan
(tokoh yang paling sedikit muncul).
3. Penokohan; adalah penggambaran mengenai tokoh atau pelaku
dalam cerita. Penokohan dibagi menjadi dua yaitu: penokohan
analitik (penggambaran langsung pada tokoh) dan penokohan
dramatik (penggambaran melalui tokoh lain atau hal yang
berhubungan dengan tokoh).
4. Alur; adalah urutan atau rangkaian peristiwa yang kemudian
membentuk sebuah cerita. Berdasarkan urutan waktu, terdapat alur
maju, alur mundur, dan alur campuran.
5. Latar; adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam
cerita. Latar bisa berbentuk tempat, waktu, sosial, dan suasana.
6. Sudut pandang; adalah posisi pengarang dalam cerita, atau cara
pandang yang digunakan pengarang untuk menyajikan cerita. Ada
dua macam sudut pandang yaitu: orang pertama, orang ketiga
7. Gaya bahasa; adalah cara pengarang menggunakan bahasa untuk
menyampaikan, menjelaskan isi atau maksud dan tujuan cerita.
8. Amanat; adalah sesuatu yang disampaikan, berupa pesan atau nilai
moral yang ada dalam sebuah cerita.

6. Jelaskan perbedaan pendekatan dengan metode?


jawaban
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi,
menguatkan, dan melatari metodepembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-
langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam
berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode
adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada
strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada
teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu
pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan
beberapa metode.

7. Hasil analisis bagaimanakah pendekatan saintifi itu?


jawaban
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model
pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya,
eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian
mengkomunikasikan. Proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan
masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah
dengan menjawab saja. Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk
melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil
keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya mendengarkan
dan menghafal semata.
tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba
(experimenting), mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar (associating), dan menyimpulkan, menyajikan
data atau informasi (mengomunikasikan), dan menciptakan serta
membentuk jaringan (networking).

8. deskripsikan model pembelajaran yang anda pahami?


jawaban

a. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Proses


pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung
atau yang disebut dengan instructional effect. Proses pembelajaran
terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
b. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah
sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa
mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna
dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka
menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa
mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman
yang sudah mereka miliki sebelumnya. Dalam Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning), ada delapan
komponen yang harus ditempuh, yaitu: (1) Membuat keterkaitan-
keterkaitan yang bermakna, (2) melakukan pekerjaan yang berarti,
(3) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, (4) bekerja sama,
(5) berpikir kritis dan kreatif, (6) membantu individu untuk
tumbuh dan berkembang, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8)
menggunakan penilaian otentik.
c. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain:
1. Untuk menuntaskan materi belajar, siswa belajar dalam
kelompok secara kooperatif
2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki
kemampuan heterogen
3. Jika dalam kelas terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis
kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok
berbaur
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan
Dengan tujuan untuk: Meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik, Siswa dapat menerima teman-temannya
yang beraneka latar belakang, dan Sintaks kegiatan
pembelajaran kooperatif.
d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan
permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri.
e. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya.

9. Bagaimakanah yang dimaksud pendekatan Whole Language?


jawaban
Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
whole language merupakan pembelajaran bahasa secara kontekstual,
logis, kronologis, dan komunikatif. Para anak didik dapat belajar tentang
hal-hal yang menarik perhatiannya secara interaktif melalui proses
pembelajaran dan tugas yang diberikan. Whole language merupakan satu
pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa
secara menyeluruh atau utuh sehingga tidak terpiah-pisah antara aspek
bahasa yang satu dengan aspek bahasa yang lainnya.
Pembelajaran bahasa dengan pendekatan whole language
membelajarkan siswa ke dalam suatu lingkungan yang penuh
rangsangan-rangsangan berbahasa. Dengan whole language siswa belajar
bahasa dengan penggunaan literatur yang sebenarnya dan pengalaman
menulis yang bermakna. Pembelajaran whole language dimulai dari hal-
hal yang konkret ke abstrak, dengan demikian siswa juga akan
termotivasi untuk belajar sehingga guru harus menyediakan lingkungan
belajar yang menunjang dengan baik. Berdasarkan hal tersebut fungsi
guru dalam kelas whole language berubah fungsi dari guru sebagai
desiminator informasi menjadi fasilitator.

10. Jelaskan yang dimaksud Reseptif dan Produktif dalam belajar


berbahasa?
jawaban
Bahasa reseptif adalah berbahasa yang digunakan untuk
menangkap dan memahami informasi yang disampaikan melalui
bahasa lisan dan tertulis. Adapun yang termasuk dalam
keterampilan bahasa reseptif tersebut adalah kegiatan menyimak
dan membaca:

1. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan


mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi,
menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.
2. Membaca adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama
beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami,
memikirkan.

Bahasa produktif adalah berbahasa yang diguakan untuk


menyampaikan informasi atau gagasan baik secara tertulis maupun
lisan. Adapaun yang termasuk dalam keterampilan bahasa
produktif adalah kegiatan menulis dan berbicara:

1. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan secara tertulis kepada


pihak lain. Menulis adalah proses bernalar.
2. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Anda mungkin juga menyukai