Anda di halaman 1dari 9

MODUL 7

UNSUR-UNSUR KESEGARAN JASMANI

Kegiatan Belajar 1
Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani

A. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani


Khusus bagi anak usia dini, fungsi kesegaran jasmani sangat penting untuk dapat
menyediakan tugas-tugas di sekolah dengan baik. Unsur-unsur kesegaran jasmani yang
dikemukakan oleh para ahli yang perlu dipahami oleh guru TK adalah sebagai berikut.

1. Kekuatan
Kekuatan (strength) adalah kemampuan seseorang untuk membangkitkan tegangan
(tension) terhadap suatu tahanan (resisten).
2. Daya Tahan
Daya tahan (endurance) adalah kemampuan tubuh mensuplai oksigen yang diperlukan
untuk melakukan suatu kegiatan.
3. Kecepatan
Dapat diberikan dengan kegiatan latihan yang serba cepat, seperti dengan jarak yang
pendek.
4. Kelincahan
Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan cepat.
Komponen kelincahan adalah berikut ini:
1. Melakukan gerak perubahan arah secara cepat
2. Berlari cepat, kemudian berhenti secara mendadak
3. Kecepatan bereaksi
Manurut Mahendra yang mengutip pendapat Gobont (1989) kecepatan bergerak ditentukan
oleh faktor-faktor berikut:
1. Frekuensi rangsang, yang tergantung pada kemampuan, kebutuhan, tekad, serta
mobilitas syaraf
2. Kecepatan kontraksi otot
3. Tingkat tonasi gerak
4. Keadaan kualitas otot tertentu, misalnya kekuatan otot serta tenaga ledak otot (Muscle
power)
5. Kelentukan
Kelentukan (flexibility) adalah kualitas yang memungkinkan sutu segmen bergerak
semaksimal mungkin menurut kemungkinan rentang geraknya (range of movement)
6. Koordinasi
Koordinasi gerak merupakan kemampuan yang mencakup dua atau lebih kemampuan
perseptual pola-pola gerak. Koordinasi mata dan tangan yang berhubungan dengan
kemampuan memilih suatu objek dan mengkoordinasikannya. Contohnya dalam permainan
menangkap bola. Koordinasi mata dan tangan menghendaki pengamatan yang tepat.
Koordinasi mata dan kaki, yang berhubungan dengan kemampuan suatu gerakan
berdasarkan penglihatan dan gerak anggota badan bagian bawah, misalnya menendang
bola.
7. Ketepatan
Kegiatan yang dapat dilakukan pada anak usai TK, misalnya melempar bola kecil ke sasaran
tertentu atau memasukkan bola ke dalam keranjang.
8. Keseimbangan
Keseimbangan bisa diklasifikasikan menjada dua macam yaitu keseimbangan statik dan
keseimbangan dinamik. Keseimbangan statik adalah kemampuan mempertahankan posisi
tubuh tertentu untuk tidak bergoyang atau roboh. Sedangkan keseimbangan dinamik
adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh agar tidak jatuh pada saat melakukan
gerakan.

1
Kegiatan Belajar 2
Strategi Mengajarkan Kesegaran Jasmani

A. Pembentukan Kelentukan
1. Sikap duduk
Duduk selonjor, duduk tegak.
Gerakannya: regut-regutkan badan ke depan berkali-kali, kedua tangan menyentuh jari-jari
kedua kaki atau memegang pergelangan kaki, usahakan sampai mencium lutut.
2. Sikap permulaan
Duduk sikap lari gawang, kaki kiri lurus.
Gerakannya yaitu badan diliuk-liukan ke samping kiri ke depan berkali-kali usahakan
sampai mencium lutut. Kaki yang selonjor ke depan bergantian kaki kiri dan kaki kanan.

1
MODUL 8
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK
MELALUI PERMAINAN KREATIF
Kegiatan Belajar 1
Urgensi dan Peranan Guru dalam Permainan Keratif

A. Pengertian Permainan Kreatif


Pendekatan permainan kreatif digunakan sebagai dasar untuk merancang sebuah
kurikulum yang disebut dengan model kurikulum permainan kreatif.
Kurikulum yang berbasis pada permainan ini menekankan pada pentingnya permainan
kreatifitas anak dan peranan permainan untuk membantu perkembangan anak yang meliputi
enam aspek yang saling berhubungan yaitu kepribadian, emosi, kognisi, komunikasi, sosialisasi
dan keterampilan gerakan motorik.
Menurut Komite Kebijakan Laboratorium Perkembangan Anak (1985), seperti yang
dikutip oleh Catron dan Allen, pengoptimalan perkembangan anak yang ingin dicapai melalui
permainan kretaif ini secara terperinci meliputi:
1. Nilai dan kepercayaan diri.
2. Kepercayaan, tanggung jawab dan kepedulian terhadap sesama.
3. Hubungan interpersonal dan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
4. Kemampuan untuk bersikap/berpikir secara mandiri dan mengembangkan kontrol diri.
5. Keterampilan untuk mengembangkan gagasan dan perasaannya.
6. Pemahaman dan pengelolaan informasi tentang fisik dan sosialnya.
7. Pemerolehan dan penggunaan keterampilan untuk memecahkan masalah.
8. Rasa ingin tahu tentang dunia sekitarnya dan rasa nyaman dalam belajar dan bereksplorasi.

Pendekatan permainan kreatif juga berhubungan erat dengan potensi keratif yang
dimiliki tiap anak. Menurut Tegano (1991), seperti yang dikutip oleh Catron dan Allen dalam
bukunya Early Curriculum, A Creative Play Model, potensi kretaif anak dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu karakteristik kognitif dan kepribadian.

Karakteristik kognitif yang mencerminkan kreatifitas tersebut meliputi:


1. Fantasi, yang biasanya dikembangkan saat anak sosiodrama atau bermain pura-pura.
2. Berpikir divergen, yaitu dengan munculnya beragam tanggapan, pertanyaan dan gagasan
anak.
3. Rasa ingin tahu, yang meliputi bertanya, menyelidiki dan menguji coba sesuatu.
4. Berpikir metaforik, yaitu mampu menghasilkan atau mengolah sesuatu menjadi suatu hal
yang baru.

Sedangkan karekteristik keperibadian yang mencerminkan kreatifitas meliputi:


1. Karakter kreatif, yaitu mudah menyesuaikan diri, daya tahan tinggi, keterlibatan yang tinggi
dalam kegiatan dan tidak mudah putus asa.
2. Tidak terlibat dalam kelaziman/konvensi yang berlaku di mana anak berorientasi pada
sesuatu yang asli, baru, luwes.
3. Berani mengambil resiko, yaitu kemauan untuk menerima tantangan atau mengambil
resiko kesalahan.
4. Motivasi tinggi, sebagai pendorong dan kontrol diri internal.

B. Peranan Permainan Kreatif Bagi Pengembangan Fisik Motorik


Permainan kreatif akan mendorong kebutuhan anak untuk aktif berinteraksi dan terlibat
dengan lingkungan fisiknya. Sejak bayi, anak mulai mempelajari dunia sekitarnya melalui
sensori motornya. Kegiatan ini akan terus berkembang seiring dengan kematangan dan
keterampilan dari berbagai fungsi tubuhnya.
Lingkungan bermain yang terbuka dan menantang motorik anak akan memacu
perkembangan dari gerakan lokomotor (yaitu gerak anak untuk berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain) dan nonlokomotor anak (yaitu gerakan di lingkungannya tanpa berpindah-
pindah). Kegiatan bermain manipulatif dengan berbagai alat permainan yang makin rumit juga
akan mengembangkan motorik halus anak, terutama dalam koordinasi mata-tangan atau mata-
kaki.
Melalui permainan kreatif, anak berkesempatan untuk memperkaya gerakan-gerakannya.
Berbagai gerakan dengan sensorimotor, tangan, kaki, kepala atau bagian tubuhnya yang lain

1
melibatkan baik otot besar maupun otot kecil anak sehingga memungkinkan anak untuk secara
penuh mengembangkan kemampuan fisik motoriknya.
Singkatnya, permainan kreatif akan mendukung perkembangan fisik-motorik anak dalam
beberapa aspak seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Koordinasi mata dengan tangan atau mata dengan kaki meliputi kegiatan menggambar,
menulis, memanipulasi atau memainkan objek.
2. Keterampilan gerakan lokomotor, meliputi berjalan, melompat, meloncat, berlari, berguling,
merayap dan merangkak.
3. Keterampilan gerakan nonlokomotor, meliputi duduk, berdiri, melambaikan tangan, hadap
kanan-kiri, merentangkan tangan, membungkuk, jongkok, dan lain-lain.
4. Pengelolaan dan pengendalian tubuh, meliputi pemahaman akan fungsi tubuhnya,
pemahaman tentang jarak, irama, keseimbangan, kemampuan untuk memulai dan
mengakhiri kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya berjalan di atas papan titian mengikuti
jejak, senam irama, mengukur jarak dengan melangkah atau melompat, lomba lari.

C. Peranan Guru Dalam Permainan Kreatif


Bermain merupakan sarana bagi anak untuk mengungkapkan kreativitasnya. Melalui
bermain anak-anak dapat menganalisis berbagai situasi atau benda dan mencoba menemukan
cara baru untuk menatanya kembali.
Guru memegang peranan penting dalam proses kreatif saat anak-anak bermain. Guru
diharapkan mempunyai kepekaan yang tinggi untuk tidak membuat anak-anak ngambek di
tengah-tengan proses kreatif mereka.
Guru semestinya paham kapan saatnya membiarkan pembelajaran kreativitas tetap
berjalan dan bagaimana menjaga supaya pemikiran anak tetap lancar mengalir.
Berikut ini ada beberapa kiat yang dapat digunakan guru untuk memotivasi proses kreatif
pada anak-anak.
1. Guru perlu menanggapi dan menghargai setiap pertanyaan anak meskipun pertanyaan
tersebut aneh, unik atau tidak lazim. Jawaban yang dikemukakan guru merupakan bentuk
penghargaan terhadap anak.
2. Guru perlu mengambangkan kesempatan bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan
dengan inisatif sendiri. Keinginan anak harus dimanfaatkan oleh guru agar kreativitas
mereka berkembang seiring dengan rasa ingin tahu mereka.
3. Anak-anak perlu tahu bahwa gagasan mereka menarik dan bernilai.
4. Guru perlu belajar agar tidak terkaget-kaget dengan solusi atau gagasan tidak lazim yang
dikemukakan anak.
5. Anak-anak semestinya dapat melakukan permainan kreatif dalam suasana yang bebas
hukum.
6. Guru perlu memahami betul bahwa proses kreatif yang ada dalam pikiran anak lebih
penting dari kegiatan yang harus dilakukan anak.
7. Kreativitas tidak hanya milik para artis atau seniman.
8. Kadang pengarahan tertentu dari guru akan memotivasi anak untuk meninjau ulang
gagasannya, apakah ada yang perlu diubah atau tetap seperti semula.
9. Guru selayaknya menghindari penilaian yang terlalu dini terhadap gagasan baru dari anak.
10. Kuantitas kreativitas yang terus-menerus lambat-laun akan menghasilkan kualitas.
Berbagai gagasan yang muncul akan diselidiki dari berbagai aspak dan cara pandang anak
untuk menemukan kualitas yang terbaik.

Kegiatan Belajar 2
Rancangan Berbagai Permainan Kreatif Untuk Pengembangan Fisik Motorik di TK

A. Kurikulum Permainan Kreatif Dalam Pengambangan Fisik Motorik


Pada pembelajaran di TK, permainan kreatif untuk mengembangkan fisik motorik anak
dapat dilakukan melalui 3 jenis kegiatan bermain, yaitu latihan (practice play), bermain
simbolik (symbolic play) dan perlombaan dengan aturan (games with rules).

1. Latihan
Jenis permainan ini banyak digunakan untuk bayi atau anak di bawah usia tiga tahun.
Bentuk kegiatan latihan ini sangat bervariasi dan dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan sehingga anak-anak selalu tertarik untuk mecoba dan mencobanya lagi.
Kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya mengajak anak-anak berjalan, merangkak,

1
menyediakan berbagai benda di sekitar anak dengan warna dan bentuk yang bervariasi
untuk diselidiki dengan sensori motornya, mengajak anak memanjat, berlari atau menari.

2. Permainan Simbolik
Permainan simbolik banyak dilakukan saat anak berusia 2-7 tahun, yang terbagi
dalam dua tahap, yaitu bermain pura-pura untuk anak usia 2-4 tahun dan bermain drama
untuk anak usia 4-7 tahun.
Bermain drama akan memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi peran
dan kemampuannya tanpa takut akan kegagalan. Permainan drama ini, sangat bermanfaat
untuk mengembangkan pengendalian gerakan tubuh.
Salah satu bentuk permainan drama adalah bermain cerita (story play). Melalui cerita
anak dapat bermain dengan berbicara atau melakukan gerakan sesuai kata-kata yang ada
dalam cerita.
Ada satu lagi bentuk permainan drama yang dapat dilakukan anak Tk yaitu bermain
drama dengan irama kreatif (creative rhytms-dramatic play). Jenis permainan ini
melibatkan gerakan motorik yang cukup sulit bagi anak karena selain bergerak anak juga
harus mempunyai pendengaran yang tajam agar gerakannya sesuai dengan irama yang
dimainkan.
Beberapa konsep yang dapat dikombinasikan dengan irama bebas dapat Anda lihat
dalam uraian berikut ini:
a. Konsep posisi, yaitu tinggi-rendah, besar-kecil, dan lain-lain.
b. Konsep waktu, yaitu cepat-lambat, lama-singkat, dipercepat-deprlambat.
c. Konsep daya, yaitu dima-bergerak, berpindah-berhenti, banyak-sedikit, berat-ringan.
d. Konsep komposisi tubuh, yaitu sendirian, berpasangan, bersilangan, berdiri di atas
pundak teman, duduk di pangkuan teman, bergandengan.
e. Konsep ekspresi wajah, yaitu marah, sedih, kecewa, takut, berharap, malas, lemas,
serius, lelah, gembira.
f. Jenis permainan drama dengan irama kreatif yang kedua adalah irama identifikasi yaitu
menirukan gerakan atau menggunakannnya untuk bergerak dari binatang, tanaman,
kejadian, benda atau orang yang sudah diketahui anak diikuti dengan irama atau lagu
tertentu.
g. Jenis gerakan drama dengan irama yang ketiga dan yang paling sedikit adalah drama
berirama yang biasanya lebih dikenal dengan sebutan operet.

3. Perlombaan
Jenis permainan perlombaan biasanya dilakukan saat anak berusia 7-12 tahun, namun
juga dapat dilakukan untuk anak usia TK. Jika perlombaan akan diterapkan untuk anak TK
maka ada rambu-rambu yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
a. Mengenalkan perlombaan dengan penerapan aturan secara bertahap dan
membebaskan pada anak untuk terlibat atau tidak terlibat dalam lomba.
b. Memilih jenis perlombaan yang gembira, aturannya luwes dan memperbolehkan anak
untuk memodifikasi aturan supaya mereka mau aktif terlibat dalam perlombaan.
c. Memilih beragam perlombaan yang mengembangkan berbagai tingkatan perkembangan
keterampilan motorik dan lebih menekankan pada tantangan dalam perlombaan itu.

Berbagai perlombaan olahraga dapat dirancang oleh guru. Dalam hal ini guru perlu
mempertimbangkan 2 hal:
1. Pengelolaan perlombaan yang sesuai dengan perkembangan anak.
2. Tidak mementingkan aspek persaingan dalam perlombaan tersebut, tetapi lebih
mementingkan kerja sama/kooperatif.
Perlombaan kooperatif (cooperative play) akan memungkinkan setiap anak
menjadi pemain dengan cara kerja sama, tetapi dibebani kekhawatiran tentang nilai
atau menang-kalah.
Permainan yang terlalu mudah akan membuat anak cepat merasa bosan.
Permainan yang terlalu sulit akan membuat anak merasa gagal ketika tidak berhasil
menguasainya dan ini akan mengikis kesan diri positif pada dirinya.

B. Bentuk-Bentuk Permainan Kretaif Dalam Pengembangan Fisik Motorik di TK


Beberapa contoh permainan kreatif sesuai dengan aspek tujuan yang diinginkan.
1. Permainan kreatif untuk gerakan motorik halus
a. Aku dapat memakai baju sendiri

1
1. Tujuannya mengenalkan berbagai keterampilan hidup mandiri khususnya memakai
baju, melatih koordinasi mata dan tangan.
2. Sasarannya anak TK kelas A (4-5 tahun)
3. Sasarannya baju ukuran sedang yang dapat dipakai semua anak.
b. Topeng/boneka dari piring kertas
1. Tujuannya agar anak terampil dalam koordinasi mata-tangan dengan cara melipat,
menggunting dan menempel.
2. Sasarannya piring kertas untuk kue, karet gelang, kertas krep/origami berbagai
warna, spidol, benang wol.
3. Sasarannya anak Tk kelas B.

2. Permainan kreatif untuk gerakan lokomotor


a. Berkunjung ke kebun binatang (jenis: drama, irama teridentifikasi)
1. Tujuan:
a. mengenalkan anak dengan berbagai gerakan binatang
b. melatih anak untuk menyesuaikan gerakan dengan irama/nyanyian.
2. Sasarannya tape recorder, kaset
3. Sasarannya anak Tk kelas A
b. Ayo, dorong terus (jenis: perlombaan)
1. Tujuannya melatih gerakan lokomotor, yaitu merayap.
2. Sasarannya tusuk gigi dan kacang merah yang sama besarnya, tempat bermain yang
di dalam ruangan diusahakan berlantai ubin.
3. Sasarannya anak Tk kelas B.

3. Permainan kreatif untuk gerakan non-lokomotor


a. Sedang apa sekarang? (jenis: latihan)
1. Tujuannya melatih anak dengan berbagai gerakan nonlokomotor, seperti duduk,
berdiri, merentangkan tangan, berputar.
2. Sasarannya tidak ada.
3. Sasarannya anak TK kelas A.
b. Bermain cermin (jenis: bermain simbolik)
1. Tujuannya melatih anak menirukan perubahan gerakan orang/benda lain seperti di
muka cermin.
2. Sasarannya cermin sebesar anak berdiri.
3. Sasarannya anak kelas B.

4. Permainan kreatif untuk olah dan kontrol tubuh


a. Barang-barang di pohon (jenis: dramatisasi irama bebas)
1. Tujuannya melatih pengontrolan gerakan tubuh untuk berlari, berhenti, sambil
menyesuaikan dengan irama.
2. Sasarannya tape recorder, kaset, lapangan terbuka yang cukup luas, anak-anak
dalam jumlah 3n+1 (minimal 7 anak, bias 10, 13, 16 anak).
3. Sasarannya anak TK kelas A atau B.
b. Kereta dorong (jenis: perlombaan)
1. Tujuannya melatih anak untuk gerakan tubuh yang membutuhkan keseimbangan.
2. Sasarannya ruang bermain atau lapangan berumput.
3. Sasarannya anak Tk kelas B.

1
MODUL 9
AKTIVITAS RITMIK ANAK-ANAK
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Aktivitas Ritmik Anak-Anak

A. Pentingnya Aktivitas Ritmik Bagi Pendidikan Anak Usia TK


Aktivitas ritmik atau kegiatan gerak berirama dapat memberikan sumbangan kepada
semua pengembangan kegiatan di TK meskipun aktivitas ritmik hanya merupakan sebagian
dari metode pengembangan fisik anak.
Dengan membiasakan anak-anak bergerak dinamis dan aktif, merasakan dan merespons
menciptakan serta mengekspresikan diri melalui aktivitas gerak berirama, akan menambahkan
daya kreatif pada anak yang pada gilirannya anak akan menemukan dirinya melalui aktualisasi
diri.

B. Unsur-Unsur Aktivitas Ritmik Anak


Dalam aktivitas ritmik terdapat 3 komponen pokok, yaitu gerakan, irama dan aktivitas.
1. Gerakan
Gerakan dapat didefinisikan sebagai perubahan posisi atau perubahan sikap.
2. Irama
Irama adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan. Dengan irama hidup kita akan terasa
kuat, sinamis, menarik dan menyenangkan terutama dalam melangkah dan bergerak.
Semua anak memiliki rasa irama dan iramanya masing-masing akan tergantung pada
faktor-faktor fisiologis dan psikologis dalam diri masing-masing.
3. Kreativitas
Proses kreatif dimulai secara individual. Dalam upaya mendorong proses kreativitas anak-
anak, mereka dapat diharapkan pada suatu kemandirian agar mereka dapat melihat,
mendengar, merasakan dan berpikir, berkreasi dengan perasaannya kemudian mereka
dapat mengeluarkan ide-ide yang berbentuk ekspresi gerak yang unik dan orisinal. Proses
kreatif memerlukan keterlibatan diri secara penuh, dalam hal ini guru perlu
mempertimbangkan suasana dan hubungan-hubungan yang baru dimunculkan.
Dalam mendorong proses kreatif, yang dapat kita lakukan adalah:
a. Menghadapkan anak-anak dengan sesuatu yang dapat dipikirkan.
b. Mendorong pikiran anak dengan penjelasan-penjelasan.
c. Memberikan alternatif atau pilihan-pilihan.
d. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapat atau ide-ide masing-masing.

C. Macam-Macam Gerak Ritmik (Gerak Berirama)


1. Irama Kreatif
Irama kreatif meliputi irama bebas dan ekspresif, irama teridentifikasi dan irama
daramtisasi.

2. Irama Dasar
Irama dasar berpusat pada keterampilan gerak dasar. Sebagian besar terdiri dari jenis
gerakan lokomotor tetapi juga meliputi beberapa gerakan nonlokomotor.

3. Mengulang dan Meniru Irama Ketukan


Pengenalan latihan pengulangan dan peniruan irama ketukan didasarkan pada teori Kodaly
dan kawan-kawan, dengan tujuan memberikan pengalaman tambahan dalam gerak
berirama.

D. Pendekatan Gerak Berirama


Pendekatan dalam kegiatan gerak berirama harus menekankan pada metodologi yang
kreatif dan fleksibel yang menempatkan proses gerakan dan ekspresi diri terhadap irama lebih
penting daripada pola gerak yang dihasilkan.
Anak seharusnya menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu, dan bergerak
mengikuti irama membuat anak bebas berimajinasi dan berani menghadapi tantangan baru.

E. Prosedur Pengajaran Umum


Dalam rangka menampilkan tarian sederhana dengan mudah, pertama kali anak harus
terbiasa dalam menggunakan keterampilan dasar untuk bergerak dengan irama. Karena

1
pendekatan mengajarkan gerak dan lagu, serta mengajarkan tarian rakyat sederhana hampir
sama pada tingkatan ini maka prosedur pembelajarannya dapat dikombinasikan.
Adapun prosedur pembelajaran tersebut adalah berikut ini:
1. Jika kegiatan ini merupakan hal baru maka latar belakang harus diberikan kepada anak
sehungan dnegan keadaan lagu atau tairan dan bagaimana seharusnya ditampilkan.

1
1

Anda mungkin juga menyukai