Nama : Rosalina.Nike.Sairlela
Kelompok : A5
Nim : 102009170
FAKULTAS KEDOKTERAN
(U K R I D A)
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika obat digunakan oleh pasien, akan menghasilkan efek tertentu seperti menurunkan
tekanan darah. Efek biologis ini biasanya dihasilkan oleh interaksi obat dengan reseptor tertentu
dari obat. Meskipun demikian, obat yang dihantarkan ketempat kerja diatur pada kecepatan dan
konsentrasi tertentu dimana efek samping minimal dan efek terapetik maksimal. Bentuk sediaan
obat berupa injeksi, formula peroral( sulitio, suspense, tablet dan kapsul), obat topical( krim dan
salep). Perkembangan obat akhir-akhir ini diarahkan pada bentuk sediaan obat alternative dari
parenteral, dimana obat masuk dalam sirkulasi sistemik melalui route bukal, sublingual, nasal,
pulmonary dan vaginal.
BAB II
ISI
Sampai tahun 1940 bentuk sediaan obat berupa injeksi, formulasi peroral
(solution, suspense, tablet, kapsul) obat topical (krim dan salep). Beberapa bentuk
sediaan obat mempunyai, antara lain penghantaran obat secara parenteral bersifat
invasive, harus dikerjakan oleh petugas kesehatan dan lama kerja obat yang pendek.
Meskipun penghantaran obat peroral mempunyai kenyamanan yang tinggi, tapi tidak
semua obat dapat diberikan secara peroral, seperti insulin, karena diabsorbsi sedikit dan
didegenerasi oleh enzim saluran cerna. Obat topical seperti salep dan krimnya hanya
digunakan untuk topical saja tapi tidak untuk sistemik. Teknologi penghantaran obat
semakin berkembang sejalan dengan perkembangan kemanjuran obat seperti waktu kerja
obat, penargetan obat pada tempat yang sakit, pelepasan obat yang disebabkan karena
respons biologis dan terapi gen. Biovailabilitas didefinisikan sebagai kecepatan dan
jumblah bahan aktif yang diabsorbsi dan sampai pada tempat kerja sehingga memberikan
respons terapeutik. Obat yang diberikan melalui route alternative seperti bukal,
sublingual, nasal, pulmonary dan vaginal harus melalui antar muka epitel yang cocok
untuk mencapai sirkulasi sistemik.
Permeabilitas suatu epitel makin tinggi, maka makin tinggi juga daya absorbsinya.
Beberapa epitel relative lebih permeable disbanding yang lainnya. Contoh, kulit
merupakan epitel yang sangat tidak permeable, dimana mambran paru-paru dalam
beberapa obat mempunyai permeabilitas lebih tinggi dari kulit, bahkan usus kecil dari
mukosa. Epitel vaginal relative permeable, khususnya pada waktu-waktu tertentu siklus
menstruasi.
Penghantaran obat secara parenteral memiliki kerugian antara lain : invasive, harus
diberikan oleh tenaga professional. Pengembangan penghantaran obat dan penargetan
membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya, sehingga produknya mahal. Obat-obat
yang mengancam kehidupan seperti kangker, penyakit karena mikroba, virus dan jamur,
penyakit chronic seperti arthritis harus mendapat prioritas.
Pembawa partikulat
Liposom merupakan struktur vasikular yang lebih dari satu atau lebih lipid bilayer
yang menyelubungi inti cair. Molekul lipid biasanya merupakan fosfolipid, yang terdiri
dari bagian kepala yang hidrofilik dan bagian ekor yang hidrofobik. Bagian kepala yang
hidrofilik menghadap keluar dan bagian ekor berada di dalam menghindari fase cair.
Liposom dapat di klasifikasikan berdasarkan komposisi dan aplikasinya secara in vivo
yakni :
Polimerik misel
Polimer ampifilik juka dimasukan kedalam air akan membentuk koloid atau misel
diatas konsentrasi misel kritiknya, dibuat dalam bentuk encapsulasi yang dapat
mengandung berbagai jenis obat hidrofobik dengan melarut didalam inti
polimernya. Polimer misel disintesis dari Polietilenglikol (PEG) yang bersifat
hidrofilik dan Polilactic acid (PLA) yang bersifat hidrofobik akan membentuk inti
yang dapat dengan mudah terdegradasi dan tidak toksik.
Pembawa lipoprotein
Lipoprotein adalah sistim pembawa lipid endogen yang terdiri dari satu inti lipid
dan satu lapisan tempat apolipoprotein ditemukan. Bahan lapisan lipid tersebut
terdiri dari kolesterol dan lipid lain yang ditransport dalam plasma dan cairan
tubuh lain dalam bentuk lipoprotein. Pada beberapa sel tumor densitas reseptor
LDL meningkat. Ini akan menjadi LDL menjadi satu DDTS yang sangat atraktif
untuk terapi kangker. Ditemukan bahwa cara mengatur densitas reseptor LDL
secara selektif dalam hati adalah dengan cara diet dan diadrenal adalah dengan
menggunakan kortikosteroid, dengan demikian dapat meningkatkan spesifitas
tumor. LDL juga dapat ditarget secara aktif dengan mengikatkan ligan yang
secara spesifik dikenali oleh target misalnya Lactosilasi LDL menyebabkan
peningkatan uptake dalam sel sel parenkim hati nukan sel-sel kupfer, asetilasi
LDL menyebabkan peningkatan uptake oleh sel-sel endotel dalam hati.
HDL cenderung menumpuk dalam sel-sel parenkim hati dan ligan yang secara
spesifik dikenali target seperti galaktosa dapat meningkatkan proses uptake
hepatosit. Sistem ini sedang diselidiki sebagai pentargetan prodrug antivirus yang
hidrofob pada sel-sel parenkim hati dalam virus hepatitis.
Kepatuhan
Kepatuhan bertambah, karena pada pasien yang menggunakan implant tidak aka
nada yang lupa minum obat. Beberapa sistim implant obat diisi lagi secara
periodic, tapi factor pasien sangat kecil pada pengobatan ini.
Biokompatibel
Reaksi tubuh terhadap benda asing yang masuk dan keamanan implant
Bentuk sediaan obat peroral merupakan bentuk sediaan obat untuk sistemik yang mudah
digunakan, murah, dan banyak digunakan. Tapi tidak semua bahan obat dapat dibuat sediaan
peroral seperti obat-obat peptide. Selama dua decade terakhir berkembang bentuk sediaan obat
yang dapat mengatasi kekurangan tersebut.
Saluran cerna terdiri dari 4 bagian yaitu : rongga mulut, lambung, usus kecil dan usus
besar. Motalitas saluran cerna merupakan fungsi penting dalam pencernaan dan proses absorbs
dalam usus. PH salurah cerna orang sehat pada lambung 1,5-3,5, duodenum 5-7, jejunum 6-7,
ileum 6,0-7,5, colon, 5,5-7,0, dan ectum 7.
Tablet disalut agar dapat agar tahan terhadap cairan lambung, tapi akan larut dalam usus
kecil. Umumnya digunakan untuk obat-obat yang mengiritasi lambung, Bila dilepaskan
dilambung akan menyebabkan muntah, rusak oleh asam atau enzim dilambung, pelepasan
obatnya diperlambat. Obat disalut oleh bahan polimer seperti selulosa asetat ftalat yang tidak
larut dalam asam lambung, tapi larut dalam pH usus.
Transmukosa
Transmukosa peroral terbagi menjadi pelepasan obat sublingual melalui mukosa bawah
lida dan bagian bawah mukosa bawah lidah dan bagian dasar mulut. Pelepasan obat bukal,
melalui mukosa dari pipi, gusi dan juga bibir bagian atas bawah. Keuntungan adalah area luas
permukaan absorbs, mudah mencapai target, mudah digunakan seperti sprays, tablet, dan
patches, banyak pembuluh darah, mudah diabsorbsi, aktivitas metabolism rendah sehingga obat
terhindar dari enzim lambung, variabilitas rendah, tidak ada pengaruh motalitas, pH, makanan,
pelepasan obat yang diperpanjang, mengurangi frekuensi pemberian, alternative untuk pasien
muntah, sukar menelan tablet, obat yang merangsang lambung, tidak stabil dalam saluran cerna,
pelepasan obat terkontrol yang mencegah toksisitas, mengurangi frekuensi pemberian,
memudahkan pasien. Sedangkan kerugian yaitu tidak semua obat dapat dibuat bentuk sediaan
ini.
Bentuk sediaan obat sublingual yaitu nitrogliserin dalam bentuk tablet, aerosol. dan juga
fentanyl yaitu sedasi sebelum pembedahan pada anak-anak. Dan bentuk sediaan obat bukal yaitu
prochlorperazine untuk anti muntah, dimana biovalabilitas peroralnya rendah, dan nitrogliserin
onset 2 menit.
Merupakan pelepasan obat melalui kulit, dan bersifat sistemik. Stratum korneum
merupakan penghalang utama pada sistim ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan obat
transdermal yaitu stratum korneum merupakan pelepasan utama, variabilitas daerah permukaan
kulit yang ditempel patch, kondisi kulit, umur, iritasi kulit. Keuntungannya adalah mencegah
metabolism presistemik dihati dan saluran cerna, mengurangi variabilitas atar pasien, kadar obat
dapat dikontrol pada sirkulasi sistemik untuk obat yang kerjanya diperpanjang. sedangkan
kerugianya yaitu terbatas untukm obat-obat poten lebih kecil atau sama ddengan 10mg,
mempunyai kelarutan yang baik dalam air dan minyak, kadang-kadang mengiritasi kulit.
Beberapa obat diberikan secara intra nasal untuk efek local seperti obat tetes hidung atau
rongga hidung juga dapat digunakan untuk pelepasan obat secara sistemik. Keuntungannya
adalah area permukaan untuk absorbsi obat luas, banyak supply darah, sehingga absorbsi cepat,
aktifitas metabolism yang rendah dibandingkan peroral, rongga hidung merupakan permukaan
yang mudah diakses untuk penghantaran obat. Kerugian, difusi obat terhalang oleh mucus dan
ikatan mucus obat, mukosa nasal dan sekresinya dapat mendegradasi obat, obat dengan berat
molekul tinggi, rote ini terbatas untuk obat-obat potten, iritasi obat dan sensitisasi obat harus
diperhatikan.
Penghantaran obat melalui paru-paru
Penghantaran obat melalui paru-paru terutama digunakan untuk mengobati jalan napas,
untuk local seperti obat anti ashma. Paru-paru juga digunakan untuk menghantarkan obat
kedalam sirkulasi sistemik, dan efeknya pada bagian tubuh tertentu.
Untuk asthma misalnya aerosol, yaitu sistim koloid bahan padat atau cair didalam gas.
ada 3 kategori aerosol untuk terapi inhlasi yaitu
1. nebulizers yaitu alat yang mengubah larutan atau suspense obat kedalam aerosol untuk
inhlasi.
2. Pressurized metered-dose inhaler(Pmdi) yaitu : merupakan bentuk sediaan obat dosis
berganda yang dilengkapi dengan katup pengukur dosis yang berhubungan dengan
propellant.
3. dry power inhaler(DPI) : alat ini menghantarkan obat dalam bentuk serbuk kering
aerosol. Keuntungannya yaitu tidak menggunakan propellant, menghilangkan koordinasi
pasien dari aktuasi dan inhlasi pMDI, partikel bergerak dengan kecepatan rendah,
kehilangan obat pada tenggorokan dicegah
Obat-obat yang sering \digunakan pada susunan saraf pusat termasuk obat gangguan jiwa
seperti depresi, dan cemas. epilepsy, Parkinson disease, Alzheimer desease, nyeri dan
tumor otak. Idealnya, obat-obat untuk pengobatan susunan saraf pusat langsung diberikan
pada site on action. Umumnya obat tidak dapat masuk keotak melalui sirkulasi darah.
masuknya molekul obat ke otak diatur oleh selective barier yang berada diantara otak dan
pembujluh darah.