Anda di halaman 1dari 41

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID

RESUME

Diajukan sebagai salah satu Tugas Keperawatan Anak Program Studi Diploma III
Keperawatan

DOSEN : Irisanna Tambunan, S.Kep., Ners., M.KM

Oleh
MEYRA MUTIARA
NIM : 191FK01073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI
KENCANA BANDUNG

2021
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register,
tanggal MRS, dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Biasanya klien datang dengan keluhan perasaan tidak enak
badan, pusing demam, nyeri tekan pada ulu hati, nyeri kepala, lesu
dan kurang bersemangat, nafsu makan berkurang (terutama selama
masa inkubasi)
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik
yang ada hubungannya dengan saluran cerna atau tidak.
Kemudian kaji tentang obat-obatan yang biasa dikonsumsi oleh
klien, dan juga kaji mengenai riwayat alergi pada klien, apakah
alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya
nyeri pada epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh,
sakit kepala atau pusing, letih atau lesu.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan klien atau penyakit gastrointestinal lainnya.
d. Riwayat psikologis
Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang diderita, biasanya
suasana hati klien kurang baik (gelisah) dan keluarga biasanya
cemas.
e. Riwayat sosial ekonomi
Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, tipe keluarga
bagaimana dari segi ekonomi dan tinggal bersama siapa klien.
Bagaimana interaksi klien baik di kehidupan sosial maupun
masyarakat atau selama di rumah sakit.
f. Kebiasaan sehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh
klien sebelum sakit dan saat sakit. Hai ini berguna dalam
perbandingan antara pengobatan dan perawatan pasien, biasanya
mencakup :

 Nutrisi
 Eliminasi
 Pola istirahat/ tidur
 Pola kebersihan
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas,
puccat, mual, perut tidak enak, anorexia.
a) Kepala dan leher
Kepala tidak ada benjolan, rambut normal, kelopak mata
normal, konjungtiva anemia, muka tidak odema, pucat/bibir
kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi
pendengran normal leher simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
b) Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah
abdomen ditemukan nyeri tekan atau keadaan perut kembung
(Meteorismus).
c) Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan
tidak terdapat cuping hidung.
d) Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan
tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan
tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
e) Sistem integument
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat
banyak, akral hangat.
f) Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi,
produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari
normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam.
g) Sistem muskuloskolesal
Apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau
tidak ada gangguan.
h) Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran
kelenjar toroid dan tonsil.
i) Sistem persyarafan
Apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen dan
koma, dalam penderita penyakit thypoid.
5. Pemeriksaan laboratorium

a) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia,

limfositosis relative, dan aneosiniofilia pada permulaan sakit.

b) Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.

c) Bukan empedu basil Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam

darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih

sering ditemukan dalam urin dan feces.

d) Pemeriksaan widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah

liter zat anti terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau

lebih menunjukkan kenaikan yang progresif (Nursalam, 2005).

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang mungkin muncul:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi Salmonella
Typhi.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest.
4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (diare/muntah).
B. PERENCANAAN
Intervensi dan Implementasi 
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella typhi

Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.


Kriteria hasil : Terjadi penurunan suhu tubuh 
Intervensi:
 Memberikan kompres hangat
R/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh
 Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
peningkatan suhu tubuh
R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari
peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang
timbul.
 Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap
keringat
R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman,
pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh.
 Batasi pengunjung
R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam
ruangan tidak terasa panas.
 Observasi TTV tiap 4 jam sekali
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
 Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak

 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tx antibiotik dan
antipiretik
R/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan
antipiretik untuk menurangi panas.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil : - Nafsu makan meningkat
- Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang diberikan.

Intervensi:
 Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
R/ untuk menghindari mual dan muntah.
 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat
makanan/nutrisi
R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
 Timbang berat badan klien setiap 2 hari.
R/ untuk mengetahui peningkatan dan penurunan
berat badan.
 Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak
serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas
dan dihidangkan saat masih hangat.
R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena
mudah ditelan.
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan
nutrisi parenteral.
R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah.
Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi
per oral sangat kurang.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bed rest
Tujuan : pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS)
optimal.
Kriteria hasil : - Kebutuhan personal terpenuhi
- Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi
tubuh.
- Memenuhi AKS dengan teknik penghematan energi.

Intervensi:
 Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam
hilang
R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah
adanya dekubitus.
 Beri motivasi pada pasien dan kelurga untuk melakukan
mobilisasi sebatas kemampuan. (missal. Miring kanan, miring
kiri).
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya
mobilisasi bagi pasien yang bedrest.
 Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum).
R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang
terjadi.
 Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya.
R/ untuk mempermudah pasien dalam melakukan
aktivitas.
4. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan
dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah)

Tujuan : tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan


Kriteria hasil : - Turgor kulit meningkat
- Wajah tidak nampak pucat
Intervensi
 Observasi kelancaran tetesan infus.
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah
adanya udem.
 Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan.
 Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada
pasien dan keluarga.
R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum)
pada pasien.
 Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan.
 Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral /
parenteral).
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak
terpenuhi (secara parenteral).
C. EVALUASI
Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di
harapkan untuk kliendengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah
tanda-tanda vital stabil, kebutuhancairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi
terpenuhi, tidak terjadi hipertermia, klien dapat memenuhikebutuhan sehari-
hari secara mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang
penyakitnya.
B. ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID

PEMENUHAN GANGGUAN SUHU TUBUH THYPOID

Seorang Laki laki usia 30 Tahun di rawat di ruang Delima. Klien


mengatakan sudah di rawat selama 2 hari di rumah sakit. Saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan bahwa selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit
mengatakan tubuh nya panas. Saat ini klien masih mengatakan tubuh nya panas,
saat di palpasi tubuh nya juga teraba panas dan lengket, bibir klien juga terlihat
kering. Hasil pengkajian tanda tanda vital Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 90
kali per menit, Suhu 39, 2C, Respirasi 22 kali permenit. Hasil pemeriksaan Lab
Hb 13 gr/dl, Trombocit 180 103/µl, Leukosit 10.000/mm3 , hasil pemeriksaan test
widal positif sehingga klien di diagnosis thypoid Abdominalis. Klien juga di
berikan obat Paracetamol 3x650 mg, ceftriaxone 3x1 gram dan di anjurkan untuk
makan makanan yang halus serta di bedrest di tempat tidur.

LAPORAN KASUS PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN SUHU TUBUH


THYPOID DI RUANG DELIMA KAMAR 11 RS. MEDICAL

PENGKAJIAN
1. Tanggal masuk RS : 16 - 08 - 2020
2. Jam masuk RS : 15.00 WIB
3. Tanggal pengkajian : 18 - 08 -2020
4. Pengkaji : Meyra Mutiara
BIODATA PASIEN

1. Nama : Tn. A
2. Umur : 30 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. No. Register : 0198092
5. Alamat : Kp. Ciherang rt/rw 05/16 Kab. Bandung
6. Status : Menikah
7. Keluarga terdekat : Ibu Ani
8. Diaqnosa Medis : Thypoid

ANAMNESE

Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :

Pasien panas.

Saat Masuk Rumah Sakit :

Pada tanggal 16 - 08 - 2020 pukul 15.00 WIB klien di bawa ke IGD RS. Medical
dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu tubuhnya panas, pada waktu siang
dan Malam Hari, disertai Mual, Muntah, keluhan bertambah berat bila
beraktivitas, dan kurang bila dikompres, istirahat dan minum obat.

Saat Pengkajian :

Pada tanggal 18 - 08 -2020 pukul 20.30 WIB. Saat ini klien masih mengatakan
tubuh nya panas, saat di palpasi tubuh nya juga teraba panas dan lengket, bibir
klien juga terlihat kering. Hasil pengajian tanda tanda vital Tekanan Darah 120/80
mmHg, Nadi 90 kali per menit, Suhu 39, 2C, Respirasi 22 kali permenit.

1. Riwayat Penyakit Sekarang :


Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa
ke RS secara lengkap
Klien mengatakan sakit tubuh pasien panas, lesu, pusing dan tidak
bersemangat, mual, muntah.
1. P = Provoking atau Paliatif : panas atau demam
2. Q = Quality : terasa pusing
3. R = Regio : kulit terasa panas
4. S = Severity : Tidak Nyeri
5. T = Time : selama 3 hari sebelum masuk rumah sakit, dari minggu
pertama hari perhari semakin panas.
2. Riwayat Penyakit Yang Lalu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya

3. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN

a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :


Makan
Di Rumah : klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk dan sayur
Di RS : Klien Makan 2x sehari dengan komposisi bubur, lauk
pauk dan buah,
porsi tdk dihabiskan
b. Minum
Di Rumah : kbiasaan klien minum 6-8 gelas/hari, jenis minum air
putih
Di RS : minum 5-6 glas/hari
c. Pola Eliminasi
1) BAK
Di Rumah : 5-6x sehari, berwarna kuning
Di RS : 4-5x sehari warna kuning
2) BAB
Di Rumah : Frekuensi BAB klien 2x sehari
Di RS : Frekuensi BAB klien 1x sehari dengan konsistensi encer
d. Istirahat tidur
Di Rumah : klien tidur siang skitar jam 15.00-17.00 dan tidur malam
sekitar jam
22.00 WITA. waktu tidur ± 6-7 jam
Di RS : tidur tdk menentu
e. Aktivitas
Di Rumah : Klien dapat beraktivitas dengan baik
Di RS :Aktivitas klien terganggu karena harus istirahat di tempat
tidur karena
keaadaan klien lemah dan aktivitas dibantu dengan
keluarganya
f. Kebersihan diri
Di Rumah : Klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, klien
mencuci rambut 1x
seminggu dan memotong kukunya jika panjang
Di RS : klien tidak pernah mandi karena kondisinya lemah.
Karena itu klien
hanya di seka-seka(lap basah) oleh keluarganya.
g. Rekreasi
Di Rumah : klien biasanya menonton TV dan mendengar musik dan
terkadang kalau
hari libur klien mengajak keluarganya berjalan-jalan.
Di RS : klien tidak mempunyai hiburan apapun

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

1. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien

Kegiatan kemasyarakatan :

Kegiatan kemasyarakatan klien baik.

Konflik social yang dialami klien :

Klien tidak memiliki konflik sosial yang dialami.

Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :

Ketaatan klien dalam menjalankan agama baik.

Teman dekat yang senantiasa siap membantu :

Teman dekat yang senantiasa siap membantu siap membantu dengan


kondisi tertentu.

2. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :

Yang membiayai perawatan adalah keluarga

Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya :

Tidak ada masalah keuangan dan mampu mengatasinya.

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

1. Tensi : 120/80 mmHg BB : 40 kilo


2. Nadi : 90 x /menit TB : 170 cm
3. RR : 22 x /menit
4. Suhu : 39,20 C
Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal / Gemuk )

KEADAAN UMUM

PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU

1. Integument

Inspeksi :

Warna : sawo matang, tidak pucat, tidak ikterik tidak sianosis tidak
ada ruam dan tidak terdapat hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi

Lesi : tidak terdapat lesi primer seperti macula, papul vesikuler,


pustule maupun lesi sekunder seperti jaringan parut atau keloid pada

Palpasi : Tekstur halus, kulit lengket, turgor baik, struktur tegang dan kulit
teraba panas.

2. Pemeriksaan Rambut

Inspeksi dan Palpasi :

Inspeksi : warna rambut hitam, dan pendek lurus


Palpasi : rambut tampak bersih.

3. Pemeriksaan Kuku

Inspeksi dan palpasi.

Inspeksi : warna bening normal, bentuk sedikit lonjong dan kuku pendek
dan bersih.

Palpasi : kuku normal.

4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Px. Kulit :
keluhan yang di rasakan klien yaitu panas dan kulit lengket.

PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER

1. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi : Bentuk kepala dolicephalus/ lonjong dan tidak ada
hidrochepalu/pembesaran kepala, tidak terdapat kotoran atau
ketombe.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ubun-ubun rata dan tidak ada
benjolan.
2. Pemeriksaan Mata
1) Bentuk normal, kedudukan bola mata simetris
2) Kelopak mata /Palpebra normal, tidak terdapat ptosis, lagoftalmus,
oedema, perdarahan, blefaritis, maupun xanthelasma
3) Gerakan normal, tidak terdapat strabismus, nistagmus
4) Konjungtiva tidak anemis
5) Sklera tidak ikterik
6) Pupil bulat, didapatkan isokor, diameter 3 mm, reflex cahaya
langsung positif pada mata kanan dan kiri, reflex cahaya tidak
langsung positif pada mata kanan dan kiri
7) Eksoftalmus tidak ditemukan
8) Endoftalmus tidak ditemukan
3. Pemeriksaan Visus

Dengan Snelen Card : OD 6/6 OS 6/6

Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik /Kurang )

4. Pemeriksaan lapang pandang : Normal


5. Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan tonometri : normal sekitar 10-21 mmHg, dengan palpasi taraba :
tidak terdapat nyeri tekan atau konsistensi bola mata.
6. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi

Amati bagian telinga luar: bentuk dan posisi simetris, ukurannya


normal, tidak nyeri tekan, tidak ada peradangan, tidak ada
penumpukan serumen. Dengan otoskop periksa membran tympany
amati, warna normal seperti warna kulit, transparansi : tidak
transparansi, perdarahan : tidak ada pendarahan, perforasi ( tidak
ada perforasi ).

 Uji kemampuan kepekaan telinga :


 Tes bisik : Normal, kiri dan kanan mampu mendengar pada
jarak 4,5 – 6 m
 Dengan arloji : mampu mendengar dengan jarak 30 cm,
normal.
 Uji weber : seimbang, mampu mengimbangi suara antara
kanan dan kiri, normal.
 Uji rinne : normal, sama dibanding dengan hantaran udara
 Uji swabach : normal.
7. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi

Bentuk dan posisi hidung simestris tidak ada pembengkokan.


meatus : fungsi penciuman baik, tidak terdapat secret atau benda
asing yang menempel, tidak terdapat epitaksis dan tidak ada
peradangan.

8. Pemeriksaan Mulut dan Faring


 Inspeksi dan Palpasi

Amati bibir : tidak ada kelainan konginetal, warna bibir tampak


kehitaman, tidak terdapat lesi pada bibir, mukosa bibir tampak
kering.

Amati gigi ,gusi, dan lidah : Tidak ada kotoran dalam mulut, klien
tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada peradangan atau gingivitis
pada gusi, warna lidah merah muda tidak ada Perdarahan dan tidak
adanya abses.

Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak terjadinya


bau mulut, uvula ( simetris / tidak ), Benda asing : ( ada / tidak )

Adakah pembesaran tonsil : tidak ada pembesaran tonsil

Perhatikan suara klien : suara klien berudah menjadi lemas dan


kecil.

9. Pemeriksaan Wajah

Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan


kondisi wajah klien : wajah klien tegang, warna wajah klien kemerah-
merahan kaena demam dan kondisinya gelisah.

Struktur wajah klien : tidak terjadinya kelumpuhan otot-otot fasialis pada


klien.

10. Pemeriksaan Leher


 Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
1) Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan : tidak
terdapat peradangan, jaringan parut tidak terdapat jaringan
parut, perubahan warna : tidak ada perubahan warna
2) Kelenjar tiroid, pembesaran : Tidak ada pembesaran Kelenjar
tiroid.
3) Vena jugularis, pembesaran : Tidak ada pembesaran Vena
jugularis
 Palpasi :

Pembesaran kelenjar limfe (tidak), kelenjar tiroid (tidak), posisi


trakea (simetris/tidak simetris)

 Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,


leher : keluhan yang dirasakan klien tampak panas dan pusing.

PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU

 Inspeksi

Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (Lordosis),


bentuk dada (simetris), keadaan kulit panas dan lengket.

Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( normal ), retraksi


suprasternal ( normal ), Sternomastoid ( normal ), pernafasan cuping hidung
( normal ).

Pola nafas : Bradipnea / Lambat tapi merupakan pernafasan normal.

Amati : cianosis ( tidak terjadi cianosis ), batuk (tidak batuk tetapi terasa
kering).

 Palpasi

Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).

 Perkusi
Area paru : ( sonor / normal suara dinding torak)

 Auskultasi
1) Suara nafas : Vesikuler terdengar di seluruh lapang paru dengan
intensitas suara rendah ,lembut dan bersih.
2) Suara Ucapan : normal intensitas suara kakan dan kiri sama.
3) Suara tambahan : tidak terdengar : Rales, Ronchi, Wheezing, maupun
Pleural fricion rub
4) Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : tidak ada
keluhan yang di rasakan pasien pada torak atau paru.
PEMERIKSAAN JANTUNG
 Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis, normalnya pada ICS V Mid
clavikula kiriselebar 1 Cm
 Palpasi : normal, pulsasi tidak ada
 Perkusi
Batas jantung kanan : ICS III - V , linea sternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V , 2-3 cm dari linea midklavikularis sinistra
Batas atas jantung : ICS III linea sternalis sinistra
 Auskultasi : bunyi jantung I, II regular, tidak terdengar murmur maupun
gallop
 Keluhan lain terkait dengan jantung : tidak ada keluhan terkait dengan
jantung.

PEMERIKSAAN ABDOMEN

1. Inspeksi

Bentuk abdomen : simetris dan datar.

Massa/Benjolan : tidak ada benjolan, Bayangan pembuluh darah vena :


tidak terdapat pelebaran vena.

2. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 15x/menit (Normal: 8-12x/menit)., Borborygmi :
tidak terdengar borborygmi.

3. Palpasi
Tidak nyeri pada daerah epigastrium, teraba supel, hepar dan lien tidak
teraba, tidak ada nyeri lepas, pada pemeriksaan ballottement didapatkan
hasil negative.
4. Perkusi
Abdomen klien kembung saat perkusi
5. Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Kembung saat
di perkusi.

PEMERIKSAAN GENETALIA

Genetalia Pria

 Inspeksi :
Rambut pubis (bersih), lesi (tidak trdapat lesi), benjolan ( tidak terdapat
benjolan ) Lubang uretra : penyumbatan ( tidak terjadi penyumbatan ),
Hipospadia ( tidak terjadi hipospadia ), Epispadia ( tidak terjadi hipospadia
)
 Palpasi

Penis : tidak nyeri tekan, tidak ada benjolan maupun cairan yang keluar.

Scrotum dan testis : tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, dan ukuran penis
normal.

 Inspeksi dan palpasi Hernia :

Tidak ada pembengkakan di inguinal maupun fermoral.

PEMERIKSAAN ANUS

 Inspeksi
Tidak terjadi Atresia ani, tumor, haemorroid maupun perdarahan
Perineum : tidak ada jahitan maupun benjolan.
 Palpasi

Tidak Nyeri tekan pada daerah anus dan pemeriksaan Rectal Toucher
normal.

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : tidak ada kelainan
atau keluhan yang dirasakan pasien.

PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )

 Inspeksi

Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (Tidak tampak
deformitas), fraktur (tidak ada fraktur).

 Palpasi
Tidak terdapat oedema pada keempat ekstremitas.

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

 Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )


1. Menilai respon membuka mata : Normal
2. Menilai respon Verbal : Normal
3. Menilai respon motorik : Normal
 Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak

Penigkatan suhu tubuh (terjadinya peningkatan suhu tubuh pasien), nyeri


kepala ( tidak nyeri kepala), kaku kuduk ( tidak terjadinya kaku kuduk),
mual –muntah (tidak terjadinya mual /muntah) kejang (pasien tidak
kejang) penurunan tingkat kesadaran ( pasien sadar )

Memeriksa nervus cranialis

Nervus I , Olfaktorius (pembau ) : Penciuman Normal

Nervus II, Opticus ( penglihatan ) : Penglihatan klien normal dan jelas

Nervus III, Ocumulatorius : Pergerakan bola mata klien normal


dan klien tidak juling
Nervus IV, Throclearis : Normal

Nervus V, Thrigeminus : Normal

Nervus VI, Abdusen : Sensasi wajah baik dan normal

Nervus VII, Facialis : Gerakan otot wajah klien baik

Nervus VIII, Auditorius : Normal

Nervus IX, Glosopharingeal : Rasa ; Normal

Nervus X, Vagus : Reflek menelan baik

Nervus XI, Accessorius : Gerakan otot baik

Nervus XII, Hypoglosal : Gerakkan lidah baik

 Memeriksa fungsi motoric

Ukuran otot (simetris), atropi ( tidak terjadi atropi) gerakan-gerakan yang


tidak disadari oleh klien ( tidak ada)

 Memeriksa fungsi sensorik

Kepekaan saraf perifer : benda tumpul : pasien dapat merasakan benda


tumpul, benda tajam : pasien dapat merasakan benda tajam, Menguji
sensai panas /dingin : pasien dapat merasakan sensasi panas dan dingin
.kapas halus : pasien mampu merasakan kapas halus pada kulitnya, minyak
wangi : pasien juga mampu merasakan minyak wangi.

 Memeriksa reflek kedalaman tendon


 Reflek fisiologis

1. Reflek bisep ( Normal )

2. Reflek trisep (Normal)

3. Reflek brachiradialis (Normal)

4. Reflek patella (Normal)


5. Reflek achiles (Normal)

 Reflek Pathologis

Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus


tertentu.

1. Reflek babinski (Normal)

2. Reflek chaddok (Normal)

3. Reflek schaeffer (Normal)

4. Reflek oppenheim (Normal)

5. Reflek Gordon (Normal)

6. Reflek bing ( normal)

7. Reflek gonda (Normal)

Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis : tidak ada


kelainan.

RIWAYAT PSIKOLOGIS

1. Status Nyeri :

Menurut Skala Intensitas Numerik

•●●●●●●●●●

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Menurut Agency for Health Care Policy and Research

No Intensitas Nyeri Diskripsi


1 □ Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak
merasa nyeri
2 □ Nyeri ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau
ringan.
Pasien nampak gelisah
3 □ Nyeri sedang Pasien mengatakan nyeri masih bisa
ditahan atau sedang
Pasien nampak gelisah

Pasien mampu sedikit berparsitipasi


dalam perawatan
4 □ Nyeri berat Pasien mangatakan nyeri tidak dapat
ditahan atau berat.
Pasien sangat gelisah

Fungsi mobilitas dan perilaku pasien


berubah
5 □ Nyeri sangat berat Pasien mengatan nyeri tidak
tertahankan
atau sangat berat
Perubahan ADL yang mencolok

( Ketergantungan ), putus asa.

1. Status Emosi

Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : perasaan klien tampak


gelisah, Tingkah laku yang menonjol : tingkah laku pasien sabar
dengan penyakit yang di deritanya.

2. Gaya Komunikasi

klien tampak hati-hati dalam berbicara, pola komunikasinya lambat,


klien tidak menolak untuk diajak komunikasi, komunikasi klien jelas,
klien tidak menggunakan bahasa isyarat.

3. Pola Interaksi

Kepada siapa klien berspon : kepada keluarga, perawat, maupun orang


lain. Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : keluarga pasien.
Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif ), Apakah tipe
kepribadian klien ( terbuka).

4. Pola Pertahanan

Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya :


Klien tampak sedikit cemas dengan kondisi penyakit yang dialaminya.
Keluarga klien selalu sabar dan selalu memberikan support dan berdoa
untuk kesembuhan klien.

5. Dampak di Rawat di Rumah Sakit

Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di


rawat di RS : badan klien tampak lebih membaik, namun tetap harus
di rawat.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL\

1. Kondisi emosi / perasaan klien


 Apa suasana hati yang menonjol pada klien ( sedih )
 Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya ( ya )
2. Kebutuhan Spiritual Klien :
 Kebutuhan untuk beribadah ( terpenuhi )
 Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : pasien
tidak bisa ke kamar mandi untuk wudhu untuk malaksanakan solat
karena terlalu lemas untuk berdiri .
 Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan spiritual :
pasien di bantu keluarga ataupun perawat.
3. Tingkat Kecemasan Klien :

N Komponen Cemas Cemas Cemas Panik


o Yang dikaji Ringan Sedang Berat
1 Orintasi □ Baik □ Menurun □ Salah □ Tdk
terhadap ada
Orang, reaksi
tempat,wakt
u
2 Lapang □ Baik □ Menurun □ □ Kacau
persepsi Menyempit
3 Kemampua □ Mampu □ □Tidak □Tdk
n Mampu mampu ada
menyelesaik dengan tanggap
an bantuan an
masalah
4 Proses □ Mampu □ Kurang □Tidak □Alur
Berfikir berkonsentr mampu mampu fikiran
asi mengingat mengingat kacau
dan dan dan
mengingat berkonsentr berkonsentr
dengan baik asi asi

5 Motivasi □ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus


asa

1. Konsep diri klien: Klien selalu tetap pada penderitaanya dalam


bekerja, klien bangga dengan pekerjaanya selama ini karena dapat
membantu keluarga.
2. Identitas diri: klien merasa fisiknya tidak sehat, keyakinan, tujuan dan
harapannya segera sembuh.
3. Ideal diri : klien tampak sabar apa yang menimpanya.
4. Gambaran diri : klien sadar bahwa tujuhnya sedang sakit dan harus
banyak istirahat.
5. Harga diri : klien sedikit terbuka akan yang dia rasakan kepada
keluarga ataupun perawat.
6. Peran : klien mampu menjaga lebih baik tubuhnya.

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


JENIS
HASIL NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Haemoglobin 13 gr/dl ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
Trombosit 180 103/ µL ( N : 150.000 – 350.000 / µL )
Leukosit 10.000 / µL ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Widal (+)

TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :

 Paracetamol : 3 x 650 mg
 Cefotaxime : 3 x 1 gram

KLASIFIKASI DATA

Data Subjectiv:

 Klien mengatakan demam sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk RS.
 Klien mengatakan demamnya tinggi pada waktu siang dan malam hari.
 Klien mengatakan dia mual dan muntah
 Klien mengatakan kurang nafsu makan
 Klien mengatakan keluhan bertambah jika melakukan aktivitas dan
demamnya berkurang jika dikompres dan beristirahat.
 Klien mengatakan tidur siang dan malamnya tidak menentu.

Data Objectiv:

 Klien tampak lemah


 Badan klien tampak kurus
 Porsi makanan tidak dihabiskan
 Aktivitas klien terganggu dan hanya dibantu oleh keluarganya
 Perkusi: kembung
 Aukultasi : bising usus 15x/menit
 TTV:
- Tensi : 120/80 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 39,20 C

ANALISA DATA

N
DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. DS: Demam thyfoid
 Klien mengatakan disebabkan oleh
demam sudah dirasakan
sejak 3 hari yang lalu Kuman salmonella
sebelum masuk RS. thypi dan
 Klien mengatakan edotoksin
demamnya tinggi pada
Hipertermi
waktu siang dan malam Mempengaruhi
hari. pusat hipotalamus
DO:
 Klien tampak lemah Mengakibatkan

 Suhu: 39,20C gejala demam &


peningkatan suhu
tubuh
2 DS: Peningkatan suhu Pola aktivitas
 Klien mengatakan tubuh
keluhan bertambah jika
melakukan aktivitas dan Lemah
demamnya berkurang
jika dikompres dan Pola aktivitas
beristirahat.
DO:
 Klien tampak lemah.
 Aktivitas klien
terganggu dan hanya
dibantu oleh
keluarganya
3. DS: Kuman thypoid
 Klien mengatakan disebabkan kuman
kurang nafsu makan salmonella thypi
 Klien mengatakan dia
mual dan muntah Masuk kedalam
DO: lambung maka
 Porsi makanan tidak secret asam
Pemenuhan
dihabiskan lambung
nutrisi kurang
 Perkusi: kembung
dari kebutuhan
 Aukultasi : bising usus Mempengaruhi

15x/menit pusat medulla


oblongata

Terjadi muntah,
nafsu makan
menurun

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi


2. Pola aktivitas berhubungan dengan demam
3. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan behubungan dengan anorexia
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO
KEPERAWATA TUJUAN INTE RVENSI RASIONAL
.
N
1. Hipertermi Tujuan : Setelah 1. Beri kompres 1. Pemberian
berhubungan diberikan hangat pada kompres dapat
dengan proses tindakan daerah dahi, menyebabkan
infeksi keperawatan ketiak dan peralihan panas
DS: selama 3x24 jam, lipatan-lipatan secara
 Klien suhu tubuh lainnya. konduksi dan
mengatakan normal. membantu
demam sudah Kriteria hasil : tubuh untuk
dirasakan Tidak ada tanda- menyesuaikan
sejak 3 hari tanda peningkatan 2. Observasi terhadap panas.
yang lalu suhu tubuh, tanda-tanda 2. Tanda-tanda
sebelum vital. vital berubah
masuk RS. sesuai tingkat
 Klien perkembangan
mengatakan penyakit dan
demamnya menjadi
tinggi pada indikator untuk
waktu siang melakukan
dan malam intervensi
hari 3. Anjurkan selanjutnya
DO: untuk banyak 3. Peningkatan
 Klien minum air suhu tubuh
tampak putih. mengakibatkan
lemah penguapan

 Suhu sehingga perlu

39,20 C diimbangi

. dengan asupan
cairan yang
4. Kolaborasi banyak.
pemberian 4. Mempercepat
antiviretik, proses
antibiotic. penyembuhan,
menurunkan
demam.
Pemberian
antibiotik
menghambat
pertumbuhan
dan proses
infeksi dari
bakteri
2. Pola aktivitas Tujuan : pasien 1. Beri motivasi 1. Untuk
berhubungan bisa melakukan pada pasien dan mengetahui
dengan demam. aktivitas kelurga untuk sejauh mana
DS: kehidupan sehari- melakukan kelemahan
 Klien hari (AKS) mobilisasi yang terjadi.
mengatakan optimal. sebatas
keluhan Kriteria hasil : kemampuan.
bertambah jika Kebutuhan (missal. Miring
melakukan personal kanan, miring
aktivitas dan terpenuhi dan kiri).
demamnya dapat melakukan 2. Dekatkan 2. Untuk
berkurang jika gerakkan yang keperluan mempermud
dikompres dan bermanfaat bagi pasien dalam ah pasien
beristirahat. tubuh. jangkauannya. dalam
DO: melakukan
 Klien aktivitas.
tampak 3. Berikan latihan 3. untuk
lemah. mobilisasi menghindari
 Aktivitas secara bertahap kekakuan
klien sesudah demam sendi dan
terganggu hilang mencegah
dan hanya adanya
dibantu dekubitus.
oleh 4. Kaji 4. Agar pasien
keluargany kemampuan dan keluarga
a pasien dalam mengetahui
beraktivitas pentingnya
(makan, mobilisasi
minum). bagi pasien
yang
bedrest.kubit
us.
3. Pemenuhan nutrisi Tujuan : Setelah 1. Berikan 1. Memenuhi
kurang dari dilakukan makanan dalam kebutuhan
kebutuhan tindakan porsi kecil tapi nutrisi dengan
behubungan keperawatan sering. meminimalkan
dengan anorexia selama 3x24 jam rasa mual dan
DS: kekurangan muntah.
 Klien nutrisi tidak 2. Beri nutrisi 2. Memenuhi
mengatakan terjadi dengan diet kebutuhan
kurang nafsu Kriteria hasil : lunak, tinggi nutrisi adekuat.
makan Nafsu makan kalori tinggi
 Klien meningkat, Tidak protein.
mengatakan ada keluhan 3. Kaji 3. Untuk
dia mual dan anoreksia, nausea, kemampuan mengetahui
muntah Porsi makan makan klien. perubahan
DO: dihabiskan. nutrisi klien dan
 Porsi makanan sebagai indikator
tidak intervensi
dihabiskan 4. Anjurkan selanjutnya.
 Perkusi: kepada orang 4. Menambah
kembung tua selera makan dan
 Aukultasi : klien/keluarga dapat menambah
bising usus untuk asupan nutrisi
15x/menit memberikan yang dibutuhkan
makanan yang klien.
disukai.
5. Anjurkan
kepada orang
tua 5. Dapat
klien/keluarga meningkatkan
untuk asam lambung
menghindari yang dapat
makanan yang memicu mual
mengandung dan muntah dan
gas/asam, menurunkan
pedas. asupan nutrisi.
6. Kolaborasi.
Berikan 6. Mengatasi
antiemetik, mual/muntah,
antasida sesuai menurunkan
indikasi. asam lambung
yang dapat
memicu
mual/muntah.

IMPLEMENTASI

NO.D TGL./JAM IMPLEMENTASI DAN RESPON


X
1. 16 Agustus 1. Pada pukul 06.00 Memberi kompres air hangat pada daerah
2020 dahi, ketiak dan lipatan-lipatan lainnya selama setengah
jam.
Responnya : klien mengatakan panasnya sedikit mereda.

2. Pada pukul 06.30 Mengobservasi tanda-tanda vital.


Responnya :
- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 39,20 C

3. Pada pukul 07.30 Menganjurkan untuk banyak minum air


putih.
Responnya : klien mengatakan badannya sedikit lebih
nyaman.

4. Pada pukul 08.00 Mengkolaborasi pemberian antiviretik,


antibiotic.
Responnya : program konsultasi.

1. Pada pukul 06.00 Memberi kompres air hangat pada daerah

17 Agustus dahi, ketiak dan lipatan – lipatan lainnya selama setengah

2013 jam.
Responnya : klien mengatakan panasnya sudah mulai
mereda.
2. Pada pukul 06.30 Mengobservasi tanda-tanda vital.
Responnya :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 370 C
2. 16 Agustus 1. Pada pukul 13.30 Memberi motivasi pada pasien dan
2020 kelurga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan.
(missal. Miring kanan, miring kiri).
Responnya : klien mengatakan menjadi lebih ringan
untuk bergerak.

2. Pada pukul 14.00 Mendekatkan keperluan pasien dalam


jangkauannya.
Responnya : menjadi lebih mudah untuk mengambil
sesuatu.

3. Pada pukul 19.00 Memberikan latihan mobilisasi secara


bertahap sesudah demam hilang selama setengah jam.
Responsinya : pasien menjadi lebih leluasa untuk
beraktifitas

4. Pada pukul 19.30 Mengkaji kemampuan pasien dalam


beraktivitas (makan, minum).
Responsinya : klien tidak merasa keluhannya bertambah
ketika beraktifitas

1. Pada pukul 09.00 Memberikan latihan mobilisasi


17 Agustus secara bertahap sesudah demam hilang selama
2013 setengah jam.
Responsinya : pasien menjadi lebih leluasa untuk
beraktifitas
2. Pada pukul 09.30 Mengkaji kemampuan pasien dalam
beraktivitas (makan, minum).
Responsinya : klien tidak merasa keluhannya
bertambah ketika beraktifitas
3. 18 Agustus 1. Pada pukul 08.15 Memberikan makanan dalam porsi kecil
2020 tapi sering.
Responsinya : klien merasakan tidak terlalu mual.

2. Pada pukul 09.00 Memberi nutrisi dengan diet lunak, tinggi


kalori tinggi protein.
Responsinya : untuk kebutuhan nutrisi adekuat.

3. Pada pukul 12.15 Mengkaji kemampuan makan klien.


Responsinya : klien sudah lebih bertenaga dan tidak lemas

4. Pada pukul 13.00 Menganjurkan kepada orang tua


klien/keluarga untuk memberikan makanan yang disukai.
Responsinya : klien mengatakan menjadi selera makan.

5. Pada pukul 13.15 Menganjurkan kepada orang tua


klien/keluarga untuk menghindari makanan yang
mengandung gas/asam, pedas.
Responsinya : klien tidak merasakan mual lagi

6. Pada pukul 16.00 Mengkolaborasi berikan antiemetik,


antasida sesuai indikasi.
Responsinya : program konsultasi

EVALUASI FORMATIF

TANGGAL JAM DP TINDAKAN NAMA


DAN
TANDA
TANGAN
16-08-2020 06.30 1 Mengobservasi tanda-tanda vital. Meyra
Hasil: mutiara
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 39,20 C
17-08-2020 06.30 1 Mengobservasi tanda-tanda vital. Meyra
Hasil: mutiara
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 370 C
16-08-2020 13.30 2 Memberi motivasi pada pasien Meyra
dan kelurga untuk melakukan mutiara
mobilisasi sebatas kemampuan.
(missal. Miring kanan, miring
kiri).
Hasil :
Aktivitas klien terganggu dan
hanya dibantu oleh keluarganya.
17-08-2020 09.00 2 Memberi motivasi pada pasien Meyra
dan kelurga untuk melakukan mutiara
mobilisasi sebatas kemampuan.
(missal. Miring kanan, miring
kiri).
Hasil :
Klien mampu beraktivitas
dengan baik tanpa dengan
bantuan keluaganya
18-08-2020 08.15 3 Memberikan makanan dalam Meyra
porsi kecil tapi sering. mutiara
Hasil :
Memberikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering.

EVALUASI SUMATIF

NAMA
DAN
TANGGAL DP EVALUASI SUMATIF
TANDA
TANGAN
16-08-2020 1 S: Meyra
mutiara
 Klien mengatakan demam sudah
dirasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk RS.
 Klien mengatakan demamnya tinggi pada
waktu siang dan malam hari.

O:

 Paracetamol 3 x 650 mg
 Ceftriaxon 3 x 1 gram
 TTV:
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 90 x /menit
- RR : 22 x /menit
- Suhu : 39,20 C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Beri kompres pada daerah dahi,
ketiak dan lipatan-lipatan lainnya.
2. Observasi tanda-tanda vital

17-08-2020 1 S: Meyra
mutiara
 Klien mengatakan badannya tidak teraba
panas.

O:

 Suhu: 370 C

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan Intervensi

1. Beri kompres pada daerah dahi,


ketiak dan lipatan-lipatan lainnya.
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Anjurkan untuk banyak minum air
putih.
4. Kolaborasi pemberian antiviretik,
antibiotic.
16-08-2020 2 S: Meyra
mutiara
 Klien mengatakan keluhan bertambah
jika melakukan aktivitas dan demamnya
berkurang jika dikompres dan
beristirahat.

O:

 Aktivitas klien terganggu dan hanya


dibantu oleh keluarganya.

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi

1. Berikan latihan mobilisasi secara


bertahap sesudah demam hilang
2. Kaji kemampuan pasien dalam
beraktivitas (makan, minum).

17-08-2020 2 S: Meyra
mutiara
 Klien mengatakan keluhannya pola
aktivitas sudah mulai mereda.

O:

 Klien mampu beraktivitas dengan baik


tanpa dengan bantuan keluaganya

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan Intervensi

1. Beri motivasi pada pasien dan


kelurga untuk melakukan mobilisasi
sebatas kemampuan. (missal. Miring
kanan, miring kiri).
2. Dekatkan keperluan pasien dalam
jangkauannya.
3. Berikan latihan mobilisasi secara
bertahap sesudah demam hilang
4. Kaji kemampuan pasien dalam
beraktivitas (makan, minum).
18-08-2020 3 S: Meyra
mutiara
 Klien mengatakan nafsu makan sudah
membaik
O:

 Porsi makanan sudah dihabiskan


 Klien Nampak tidak mual lagi
 Aukultasi : bising usus 10x/menit
(normal)

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan Intervensi

1. Berikan makanan dalam porsi kecil


tapi sering.
2. Beri nutrisi dengan diet lunak, tinggi
kalori tinggi protein.
3. Kaji kemampuan makan klien.
4. Anjurkan kepada orang tua
klien/keluarga untuk memberikan
makanan yang disukai.
5. Anjurkan kepada orang tua
klien/keluarga untuk menghindari
makanan yang mengandung
gas/asam, pedas.
6. Kolaborasi. Berikan antiemetik,
antasida sesuai indikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Mencari referensi dari LP. Diambil tanggal 12 Agustus 2020. Website :
https://www.academia.edu/20145379/LAPORAN_PENDAHULUAN_THYPO
ID

Mencari referensi dari makalah. Diambil tanggal 12 Agustus 2020. Website :


https://www.academia.edu/11653058/LP_Typhoid

Anda mungkin juga menyukai