Anda di halaman 1dari 6

Tugas Resume Pertemuan 1-3

Dialektika komunikasi Dengan budaya


Sistem Kepercayaan, Sistem Nilai Dan
Komunikasi

O
L
E
H

Nama : Maisyarah
Bp : 1810003820066
Dosen Pengampuh : Syaiful Ardi S.sos.M.hum

Universitas Ekasakti
2021
1.Dialetika Komunikasi Dengan Budaya
Dalam komunikasi terdapat dua komponen utama yang terlibat,
yaitu simbol/lambang dan tanda yang meliputi indekS atau
gejala.Simbol >kata, Jargon, Isyarat, gambar, gaya yang mengandung makna tertentu yang
hanya dikenali oleh mereka yang menganut budaya tertentu.simbol tetap menjadi simbol
hanya karena sekelompok orang setuju untuk memperlakukannya sebagai simbol saja Tanda
lebih luas daripada simbol, karena juga mencakup juga indeks atau gejala yang mewakili
sesuatu lainnya secara alamiah atau ditandai dengan hubungan
sebab akibat.Mendefinisikan komunikasi. komunikasi antar manusia adalah suatu proses
yang melewati setiap individual manusia - dalam hubungan antar personal dalam kelompok,
dalam organisasi maupun dalam suatu masyarakat kemudian merespon-nya serta membangun
suatu pesan untuk dapat diterima dalam lingkungannya dan juga lingkungan yang lainnya.

Konsep komunikasi yang paling tepat dalam komunikasi antarbudaya adalah konsep
humanistik, yaitu dua arah, transaksional, dan interaksional. Mengasumsikan bahwa pihak-
pihak yang terlibat dalam komunikasi adalah setara (sama-sama disebut komunikator), dan
mengakui bahwa kata-kata dan perilaku nonverbal yang sama dapat dimaknai secara berbeda
oleh orang-orang berbeda budaya.
Mendefinisikan Budaya
Setiap praktek komunikasi pada dasarnya adalah suatu representasi budaya.Budaya bersifat
omnipresent dan ubiquitous (ada dan hadir dimana-mana),multidimensi, cenderung rumit,
dapat menembus batas, dan secara keseluruhan sulit untuk didefinisikan.
budaya adalah tingkah laku yang di pelajari dan di sebarkan dari suatu generasi ke generasi
berikutnya untuk tujuan pertahanan hidup secara individu maupun kelompok, untuk
beradaptasi serta untuk berkembang'.Ks. Sitaram &Cogdell 5 kategori: kebudayaan barat,
kebudayaan timur yang didominasi hindu dan budha, kebudayaan kulit hitam Amerika,
kebudayaan islam, Dan kebudayaan Afrika.
karakteristik atau ciri-ciri yang dimliki oleh
budaya
a.Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
b.Budaya dapat disampaikan kepada orang
lain, dari kelompok ke kelompok,
dari generasi ke generasi.
c.Budaya berdasarkan pada simbol.
d.Budaya bersifat dinamis,suatu sistem yang
terus berubah setiap waktu.

Komunikasi Konteks Tinggi dan Konteks Rendah


Budaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah; pesan verbal dan
eksplisit, gaya bicara langsung, lugas dan berterus terang. Bila mereka mengatakan yes, itu
berarti mereka benar-benar menerima atau setuju. Orang berbudaya konteks-rendah dianggap
berbicara berlebihan, mengulang ulang apa yang sudah jelas.

Budaya Konteks Tinggi:


Budaya konteks-tinggi ditandai dengan Komunikasi konteks tinggi; kebanyakan pesan
bersifat implisit, tidak langsung, dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin
tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara : intonasi suara,gerakan badan, postur
badan, ekspresi wajah, tatapan mata, atau bahkan kontak fisik. Pernyataan verbalnya bisa
berbeda atau bertentangan dengan pesan nonverbalnya.

Secara garis besar,sejumlah negara urutan


berdasarkan tingkat budayanya
(dari budaya konteks-rendah hingga budaya konteks-tinggi), menurut Hall dan Kohls, adalah
sebagai berikut:
Swiss, Jerman, Skandinavia, Amerika Serikat,
Prancis, Inggris, Italia, Spanyol, Yunani, Arab,
Cina dan Jepang. Indonesia termasuk budaya
konteks-tinggi, dan mungkin berada diantara
budaya Arab dan budaya Cina. Sebenarnyameskipun orang Timur cenderung berkomunikasi
konteks-tinggi,tidak berarti bahwa seluruh penduduk Indonesia berkomunikasi konteks-
tinggi. Namun secara umum, komunikasi kita termasuk
komunikasi konteks-tinggi.

2.Sistem Kepercayaan, Sistem Nilai Dan Komunikasi

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri


Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri
sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kepercayaan Kepada Orang Lain


Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau
terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena
ucapannya”.

3. Kepercayaan Kepada Pemerintah


Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat.
Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya
dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga
kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia
perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita,
baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara dan pemerintah.

4. Kepercayaan Kepada Tuhan


Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia
itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting
karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena
itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya
kepada Tuhan
1. Sistem Keyakinan/Kepercayaan, Sistem Nilai dan Sikap Komunikasi
Keyakinan secara umum diartikan sebagai perkiraan secara subjektif bahwa
sesuatu objek atau peristiwa ada hubungannya dengan objek atau peristiwa lain, atau
dengan nilai, konsep, atribut tertentu, Singkatnya, suatu objek atau peristiwa diyakini
memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Keyakinan ini mempunyai derajat
kedalaman atau intensitas tertentu.

Ada tiga macam keyakinan, yaitu: (1) keyakinan berdasarkan pengalaman


(experensial), (2) keyakinan berdasarkan informasi (informational), dan (3) keyakinan
berdasarkan penarikan kesimpulan (inferensiaf), Keyakinan berdasarkan pengaiaman
(experensial), adalah keyakinan yang terbentuk secarp9a langsung melalui
pancaindra. Kita belajar untuk mengetahui dan kemudian meyakini bahwa objek atau
peristiwa tertentu raerniliki karakteristik tertentu. Misalnya dengan menyentuh
kompor yang panas, kita belajar untuk meyakini bahwa benda tersebut mempunyai
kemampuan membakar jari-jari kita. Di luar batas lingkungan yang telah ditentukan
oleh kebudayaan, keyakinan ini sedikit sekali kemungkinannya dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan. Misalnya orang Eskimo pada umumnya tidak dapat diharapkan
akan membentuk keyakinan berdasarkan pengalamannya dengan unta karena binatang
ini tidak ada di lingkungannya. Kebudayaan, sebaliknya sangat mempengaruhi
pembentukan keyakinan berdasarkan informasi dan pengambilan keputusan.

Nilai

Nilai atau nilai-nilai merupakan aspek evaluatif dari sistem keyakinan, nilai,
dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif mencakup kualitas-kualitas, seperti kegunaan,
kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan pemberian kepuasan.
Walaupun nilai-nilai bisa bersifat unik dan individual, tetapi ada pula yang sudah
cenderung merasuk dalam suatu kebudayaan, yakni yang disebut nilai-nilai
kebudayaan.

Nilai-nilai kebudayaan biasanya berakar dari falsafah dasar secara keseluruhan


dari suatu kebudayaan. Nilai-nilai ini umumnya bersifat normatif karena memberikan
informasi pada anggota kebudayaan tentang apa yang baik dan buruk, yang benar dan
salah, yang positif dan negatif, apa yang perlu diperjuangkan dan dilindungi, apa yang
perlu ditekuni dan lain-Iain

Nilai-nilai juga dapat diklasifikasikan ke dalam: positif, negatif atau netral.


Nilai positif berkaitan dengan nilai primer. Misalnya, mempertahankan kapitalisme
merupakan nilai positif bagi kebanyakan orang Amerika dan merupakan nilai negatif
bagi kebanyakan orang komunis. Nilai-nilai yang tidak jelas diberi nilai positif atau
negatif bagi anggota kebudayaan bersangkutan, diberi nilai netral.

Beberapa dimensi nilai yang sering diperhatikan dalam Komunikasi Antar


Budaya ialah: orientasi individu kelompok, umur, persamaan hak laki dan perempuan,
formalitas, rendah-tinggi hati dan lain-lain.

1. Sistcm Sikap
Kepercayaan atau keyakinan serta nilai-nilai melandasi perkembangan dan isi
dari sistem sikap. Secara formal, sikap dirumuskan sebagai kecenderungan yang
dipelajari untuk memberikan respons (tanggapan) secara konsisten terhadap objek
orientasi tertentu. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1) Komponen kognisi atau keyakinan,


2) Komponen evaluasi, dan
3) Komponen intensitas atau harapan. Intensitas dari sikap berlandaskan pada
derajat penyaluran akan kebenaran dari sikap keyakinan dan evaluasi.
Ketiga komponen sikap tersebut berinteraksi untuk menciptakan keadaan siap
secara psikologis dalam bereaksi terhadap objek-objek dan peristiwa-perisfiwa
tertentu dalam lingkungan. Jadi misalnya, apabila kita percaya bahwa menyiksa
orang lain secara fisik adalah salah, kemudian kita yakin bahwa bertinju
merupakan bentuk penyiksaan fisik maka kita cenderung akan mempunyai sikap
negatif terhadap olahraga tinju. Sikap ini terwujud dalam perilaku-perilaku seperti
tidak mau menonton pertandingan tinju, menentang olahraga tinju dan lain-lain.

Harris dan Morran (1979) mengajukan sepuluh klasifikasi umum sebagai


model sederhana untuk menilai dan menganalisis suatu kebudayaan secara
sistematik. Kesepuluh klasifikasi tersebut adalah:

a. komunikasi dan bahasa,


b. pakaian dan penampilan,
c. makanan dan cara makan,
d. konsep dan kesadaran tentang waktu,
e. pemberian imbalan dan pengakuan,
f. hubungan-hubungan,
g. nilai-nilai dan norma-norma,
h. konsep kesadaran diri dan jarak ruang,
i. proses mental dan belajar,
j. keyakinan (kepercayaan) dan sikap.
Bentuk- bentuk komunikasi antarbudaya :

 Komunikasi antar budaya.


 Komunikasi antar ras.
 Komunikasi antar etnis.
 Komunikasi antar bangsa.
 Komunikasi antar subkultur yang berbeda.
 Komunikasi antar kelompok agama.
 Komunikasi antar subkultur dan kultur domain.
 Komunikasi antar jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai