Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH SISTEM IMUNOLOGI

Dosen pengampu : Atik Setyaningsih,SST,M.Kes

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Aisyah Lingga Cahaya ( 32019011 )
2. Marwiyah ( 32019012 )
3. Salsabila Dina Safira ( 32019013 )
4. Fitri Fatih Fatmawati ( 32019014 )
5. Atika Nanda Ummi.K ( 32019015 )
6. Shinta Syarifah ( 32019016 )
7. Anita Rahmawati ( 32019017 )
8. Armyta Dyah Destiani ( 32019018 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO BOYOLALI


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“MAKALAH SISTEM KULIT ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada “
Mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak ”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Boyolali, 06-10-2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................................4
B.   Tujuan.........................................................................................................................................................5
C.   Rumusan Masalah....................................................................................................................................5
BAB II DASAR TEORI IMUNITAS.....................................................................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................................28
A. KESIMPULAN........................................................................................................................................28
B. SARAN....................................................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung


mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan
penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik
dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai
macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologi secara
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Jenis sistem imun dibagi menjadi sistem imun spesifik dan sistem
imun non-spesifik. Disamping itu menurut sifatnya ada yang kekebalan alami
dan kekebalan buatan. Kekebalan alami dapat berupa pemberian ASI pada
bayi, sedang kekebalan buatan dapat berupa pemberian vaksin dan serum.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI. Sebagai salah satu sistem imun alami tentulah peranan ASI sangat
penting. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu
ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama
bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan
bahkan ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dan
menggantinya dengan susu formula dikarenakan kepentingan pekerjaan.
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharan dan tumbuh kembang bayi.Oleh sebab itu maka penulis membuat
makalah dengan judul “PENGARUH ASI SEBAGAI ANTIBODI ALAMI”
B.   Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem imunologi.
2. Mengetahui jenis-jenis sistem imunologi.
3. Mengetahui cara kerja sistem imunologi dalam tubuh.
4. Mengetahui manfaat sistem imunologi bagi tubuh.
5. Mengetahui definisi ASI eksklusif
6. mengetahui komposisi ASI
7. Mengetahui pentingnya ASI bagi bayi
8. Mengetahui hubungan ASI dengan sistem imun tubuh
9. Mengetahui keunggulan ASI dibanding susu formula

C.   Rumusan Masalah

1. Apa definisi sistem imunologi?


2. Apa saja jenis-jenis sistem imunologi?
3. Apa manfaat sistem imunologi bagi tubuh?
4. Apa itu ASI Eksklusif?
5. Apa saja pengelompokan ASI?
6. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
7. Apa saja komposisi ASI?
8. Apa hubungannya ASI dengan sistem imun tubuh?
9. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
BAB II

DASAR TEORI IMUNITAS

A. Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas

Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama


penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-
sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons
imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
hidup.

A. Jenis-jenis Sistem Imun


a. Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Disebut non-spesifik, karena
tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Kornponen-Kornponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas :
1. Pertahanan fisis dan mekanis.
Pertahanan Fisis terdiri atas kulit, selaput lendir, dan silia saluran nafas,
sedang pertahanan mekanis terdiri dari batuk, dan bersin. Kulit yang rusak
misainya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh karena asap
rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
2. Pertahanan biokimia.
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar
kulit, telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang berperan dalam
pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan lambung, lisosim dalarfi
keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman
gram positif dengan jalan menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu
ibu mengandung pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat
antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok.
3. Pertahanan humoral.
 Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit
dengan jalan opsonisasi (Gambar 3). Kejadian-kejadian tersebut di atas
adalah fungsi sistem imun nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh
respons imun spesifik.
 Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia
yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi
virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel
sekitar sel yang telah terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat
pula mengaktifkan natural killer cel-sel NK untuk membunuh virus dan sel
neoplasma.
 C-Reactive'Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin
dan dapat mengaktifkan komplemen.
4. Pertahanan selular.
 Fagosit
 Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, set utama
yang berperan pada pertahanan non-spesifik adalah set mononuklear (monosit
dan makrofag) serta set polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan set
tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah
timbuInya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat yaitu:
kemotaksis, menangkap, membunuh, dan mencerna.
 Natural Killer Cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun spesifik yang
ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau
sel populasi ketiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang
mengandung virus atau sel neopiasma. Interferon mempercepat pematangan
dan meningkatkan efek sitolitik sel NK.
b. Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifilk
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Apaila ada benda asing yang pertama kali timbul dan belum ada
respon imunnya maka sistem imun akan membuat antibodi sebagai respon
dari benda asing tersebut. Sehingga ketika benda yang sama lagi masuk maka
sudah tersedia respon imun atau antibodi yang sama. Oleh karena itu sistem
tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendiri untuk menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin kerja
sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel T-
makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang terjadi
sering disertai dengan reaksi inflamasi.
Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel
B. Sel B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada unggas set asal
tersebut berdiferensiasi menjadi sel B di dalam alat yang disebut Bursa
Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila sel B dirangsang benda asing, sel
tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat
membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum.
Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri,
virus dan netralisasi toksin.
Sistern Imun Spesifik Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T atau sel T.
Sel tersebut juga berasal daril sel asal yang sama seperti sel B, tetapi
proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan
sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel yang mempunyai fungsi yang
berlainan.
Fungsi sel T umumnya ialah :
i. memproduksi antibody
ii. mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
iii. mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
iv. mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :
a) Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi
antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan antigen (T dependent
antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th
(Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus,
jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk
menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th
juga melepas limfokin; limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedang
limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma yang membentuk antibodi.
b) Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts
dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-
spesifik.
c) Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel
inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya,
memerlukan rangsangan dari sel Thl.
d) Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogpnik, sel
sasaran yang mengandung virus dan sel kanker.
Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel Tc disebut
sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th.
e) Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel yang
tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam kerjanya memerlukan
bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun spesifik).  
Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya
1) Sistem Kekebalan Alami
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa
perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan
(aquired immune). Contoh kekebalan alami yaitu kebalnya bayi terhadap
beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu
tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan
bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.
2) Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat
atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit
(kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam
tubuh disebut vaksinasi. Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh
adalah dengan menyuntikkan serum. Serum adalah plasma darah yang telah
mengandung antibodi untuk melawan antigen. Langkah untuk membuat tubuh
menjadi kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum disebut
dengan imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan (artifisial).
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga
permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan
karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas
tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus,
polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut
biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau
oleh masyarakat.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
 Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin
ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan
 Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme
yang telah dimatikan.
 Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun)
mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
 Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme

C. Cara Kerja Sistem Imun dalam Tubuh

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang


dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain
dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.

D. Manfaat Sistem Imun

 Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &


menghilangkan mikroorganisme  atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur,
dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 
 Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak  untuk perbaikan jaringan.
 Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri
patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, & sel mast)

E. Respons Imun 
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian
yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.
Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama
sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi
secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme
pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen non-
adaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan
yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai
macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas
berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan
khusus untuk antigen tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen
adaptif  atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan
khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap
antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah
bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih
dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan
tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.

Tahap:
1.    Deteksi & mengenali benda asing
2.    Komunikasi dgn sel lain untuk berespons
3.    Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
4.    Destruksi atau supresi penginvasi

PENGARUH ASI SEBAGAI ANTIBODI ALAMI

A. Definisi ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI  Eksklusif menurut WHO
adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air
putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru
lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu,
pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI
kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali
sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih
(Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon,
unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam
ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi
dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan
air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda.
Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf
(Yahya, 2007).
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum
sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air  ketuban dan cairan lain
yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume)
kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai
hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya.
E. Komposisi Asi
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat
rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi
ASI:
4. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung
karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh
bagi bayi. Kolostrum mengandung sIgA dengan kadar sampai 5000 mg/dL
yang cukup untuk melapisi permukaan saluran cerna bayi terhadap berbagai
bakteri patogen dan virus. Begitu pula dengan antibodi lainnya, paling banyak
terdapat dalam kolostrum. Selain itu, terdapat lebih dari 50 proses pendukung
perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan
jaringan.  Perbedaan usia ibu mempunyai pengaruh terhadap kadar antibodi
yang terkandung dalam kolostrum. Ibu yang masih remaja, kolostrumnya
memiliki kadar IgA dan IgM sekretorik lebih banyak dibanding ibu yang usianya
lebih tua.
Adanya kadar antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio dalam kolostrum
perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral. Pada keadaan
ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah pemberian
vaksin polio per oral pertama, agar tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh
sIgA kolostrum.
1. Protein – Protein dalan ASI  berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan
whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di
bandingkan dengan casein. Selain itu adanya komplemen, komplemen adalah
protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga bakteri yang ditempel oleh
komplemen dapat dengan mudah dikenal oleh sel pemusnah. Disamping itu,
komplomen sendiri secara langsung dapat menghancurkan bakteri.  
2. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan
komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan,
bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner
usia muda.
3. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai
sumber   energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang
pertumbuhan lactobacillus bifidus.
4. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang
menyusui jarang kekurangan zat besi.
5. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter,
berperan penting dalam maturasi otak bayi.
6. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti
becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
7. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk
bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk
berkembang.
8. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan
akibat menyusu dengan botol dan dot.
9. Sitokin
Sitokin meningkatkan jumlah antibodi IgA kelenjar ASI. Sitokin yang berperan
dalam sistim imun di dalam ASI adalah IL-l (interleukin-1) yang berfungsi
mengaktifkan sel limfosit T. Sel makrofag juga menghasilkan TNF-α dan
interleukin 6 (IL-6) yang mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi IgA
meningkat. 
10. Laktoferin
Laktoferin bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Efek ini
dicapai dengan mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian
besar bakteri patogen (misalnya Staphylococcus dan E. Coli). Kadar laktoferin
dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum. 
11. Peroksidase
Peroksidase adalah enzim yang dapat menghancurkan kuman patogen.
Berbeda dengan susu sapi,  ASI tidak mengandung laktoperoksidase yang
dapat menyebabkan reaksi peradangan di dinding usus bayi, kalaupun ada
kadarnya kecil.  
Pertahanan spesifik ASI
Mekanisme pertahanan spesifik oleh ASI diperantarai oleh limfosit T dan
antibodi.
Limfosit T
Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel
limfosit T dapat menghancurkan kapsul bakteri E. Coli dan mentransfer
kekebalan selular dari ibu ke bayi yang disusuinya. 
Imunoglobulin (antibodi)
Imunoglobulin dihasilkan oleh Sel limfosit B.  Sel limfosit B terutama
memproduksi sekretori IgA (sIgA) yang berfungsi melindungi IgA dari enzim
penghancur protein (tripsin, pepsin) di saluran cerna bayi dan keasaman
lambung. Imunoglobulin M (IgM) akan ditransfer pada awal kehidupan bayi
sebagai perlindungan terhadap E.coli dan polio, bila  ibu sudah pernah
terpajan sebelumnya. Imunoglobulin G IgG) dimiliki oleh bayi dari transfer
melalui plasenta. Imunoglobulin D hanya sedikit sekali ditemukan dalam ASI,
sedangkan IgE tidak ada. Kadar sIgA, IgG, dan IgM, tidak dipengarui oleh usia
ibu, jumlah anak yang pernah dilahirkan, dan usia kehamilan.
Imunoglobulin di dalam ASI tidak diserap oleh bayi tetapi berperan
memperkuat sistim imun lokal saluran cerna. Limfosit B pada saluran cerna ibu
diaktifkan oleh bakteri pada saluran cernanya, selanjutnya limfosit aktif ini
bermigrasi ke kelenjar payudara menjadi sel plasma dan menghasilkan
antibodi. Selain itu, beberapa kajian juga  memperlihatkan kandungan antibodi
terhadap jamur dan parasit pada ASI.
Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada saluran
napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih
rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran
bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi
saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat
susu formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat
sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI
lebih rendah dibanding bayi yang mendapat susu formula. 
IgA Sekretori (sIgA)
Imunoglobulin A banyak ditemukan pada permukaan saluran cerna dan
saluran napas. Dua molekul imunoglobulin A bergabung komponen sekretori
membentuk IgA sekretori (sIgA). Fungsi utama sIgA adalah mencegah
melekatnya kuman patogen pada dinding saluran cerna dan menghambat
perkembangbiakan kuman di dalam saluran cerna. IgA sekretori di dalam ASI
dilaporkan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus (polio, Rotavirus, echo,
coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virus respiratori sinsisial/RSV),
bakteri (Streptococcus pneumoniae; E. coli, klebsiela, shigela, salmonela,
campylobacter), dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E.
coli serta Giardia lamblia.  Begitu pula terhadap protein makanan seperti susu
sapi dan kedelai (bergantung pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI
dapat mengurangi angka kesakitan infeksi saluran cerna dan saluran
pernapasan bagian atas. 

F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula

Perbeda Susu
ASI
an Formula
Komposi ASI Tidak
si mengandu seluruh zat
ng zat-zat gizi yang
gizi, antara terkandung
lain:faktor di
pembentuk dalamnya
sel-sel dapat
otak, diserap
terutama oleh tubuh
DHA, bayi.
dalam Misalnya,
kadar protein
tinggi. ASI susu sapi
juga tidak
mengandu mudah
ng whey diserap
(protein karena
utama dari mengandun
susu yang g lebih
berbentuk
cair) lebih
banyak
daripada banyak
kasein casein.
(protein Perbanding
utama dari an whey:
susu yang casein susu
berbentuk sapi adalah
gumpalan) 20:80.
dengan
perbandin
gan 65:35.
Nutrisi Mengandu Protein
ng yang
imunoglob dikandung
ulin dan oleh susu
kaya akan formula
DHA berguna
(asam bagi bayi
lemak lembu tapi
tidak polar kegunaan
yang bagi
berikat manusia
banyak) sangat
yang dapat terbatas
membantu lagipula
bayi immunoglo
menahan bulin dan
infeksi gizi yang
serta ditambah di
membantu susu
perkemba formula
yang telah
ngan otak disterilkan
dan bisa
selaput berkurang
mata. ataupun
hilang.
Pencern Protein Tidak
aan ASI adalah mudah
sejenis dicerna:
protein serangkaia
yang lebih n proses
mudah produksi di
dicerna pabrik
selain itu mengakibat
ada kan enzim-
sejenis enzim
unsur pencernaan
lemak ASI tidak
yang berfungsi.
mudah Akibatnya
diserap lebih
dan banyak sisa
digunakan pencernaan
oleh bayi. yang
Unsur dihasilkan
elektronik dari proses
dan zat metabolism
besi yang e yang
dikandung membuat
ASI lebih ginjal bayi
rendah harus
dari susu bekerja
formula keras. Susu
tetapi daya formula
serap dan tidak
guna lebih mengandun
tinggi yang g
dapat posporlipid
memperke ditambah
cil beban mengandun
ginjal bayi. g protein
Selain itu yang tidak
ASI mudah mudah
dicerna dicerna
bayi yang bisa
karena membentuk
mengandu sepotong
ng enzim- susu yang
enzim membeku
yang dapat sehingga
membantu berhenti di
proses perut lebih
pencernaa lama oleh
n antara karena itu
lain lipase taji bayi
(untuk lebih kental
menguraik dan keras
an lemak), yang dapat
amilase menyebabk
(untuk an susah
menguraik BAB dan
an membuat
karbohidra bayi tidak
t) dan nyaman.
protease
(untuk
menguraik
an
protein).
Dapat
memajuka
Kekuranga
n pendirian
n
hubungan
menghisap
ibu dan
payudara:
anak. ASI
mudah
adalah
menolak
makanan
ASI yang
bayi, dapat
menyebabk
memenuhi
an
kebutuhan
Kebutuh kesusahan
bayi,
an bayi
memberika
menyesuaik
n rasa
an diri atau
aman
makan
kepada
terlalu
bayi yang
banyak,
dapat
tidak sesuai
mendoron
dengan
g
prinsip
kemampua
kebutuhan.
n adaptasi
bayi.
Ekonomi Lebih Biaya lebih
murah: mahal:
menghem karena
at biaya menggunak
alat-alat, an
makanan, alat,makan
an,
dll yang pelayanan
berhubung kesehatan,
an dengan dll. Untuk
pemelihara memelihara
an, sapi. Biaya
menguran ini sangat
gi beban subjektif
perekono yang
mian menjadi
keluarga. beban
keluarga.
Kebersih ASI boleh Polusi dan
an langsung infeksi:
diminum pertumbuh
jadi bias an bakteri
menghinda di dalam
ri makanan
penyucian buatan
botol susu sangat
yang tidak cepat
benar apalagi di
ataupun dalam botol
hal susu yang
kebersihan hangat
lain yang biarpun
disebabka makanan
n oleh yang
penyucian dimakan
tangan bayi adalah
yang tidak makanan
bersih oleh bersih akan
ibu. Dapat tetapi
karena
menghinda tidak
ri bahaya mengandun
karena g anti
pembuata infeksi, bayi
n dan akan
penyimpan mudah
an susu mencret
yang tidak atau kena
benar. penularan
lainnya.
Tidak perlu
disterilkan
atau lebih
mudah
dibawa
keluar,
Penyusuan
lebih
susu
mudah
formula dan
diminum,
Ekonomi alat yang
minuman
s cukup
yang
untuk
paling
menyeduh
segar dan
susu.
suhu
minuman
yang
paling
tepat untuk
bayi.
Penampi Bayi mesti Penyusuan
lan menggera susu
kkan mulut formula
dengan
botol susu
akan
untuk mengakibat
menghisap kan
ASI, hal ini penyedotan
dapat yang tidak
membuat puas lalu
gigi bayi menyedot
menjadi terus yang
kuat dan dapat
wajah menambah
menjadi beban
cantik. ginjal dan
kemungkin
an menjadi
gemuk.
Pencega Bagi bayi Bagi bayi
han yang yang
beralergi, alergiterhad
ASI dapat ap susu
menghinda formula
ri alergi tidak dapat
karena menghindar
susu i mencret,
formula muntah,infe
seperti ksi saluran
mencret, napas,
muntah, asma,
infeksi kemerahan,
saluran pertumbuh
pernapasa an
n, asma, terganggu
bintik-
dan gejala
bintik,
lainnya
pertumbuh
yang
an
disebabkan
terganggu
oleh susu
dan gejala
formula.
lainnya.
Kebaika Dapat Tidak dapat
n bagi membantu membantu
ibu kontraksi kontraksi
rahim ibu, rahim yang
lebih dapat
lambat membantu
datang pengembali
bulan an tubuh
sehabis ibu jadi
melahirkan rahim perlu
sehingga dielus
dapat ber- sendiri oleh
KB alami. ibu. Tidak
Selain itu dapat
dapat memperlam
menghabis bat waktu
kan kalori datang
yang bulan yang
berguna dapat
untuk menghasilk
pengembal an cara KB
ian postur alami.
tubuh ibu. Berdasarka
Berdasark n biodata
an biodata statistik, ibu
statistik, yang
ibu yang
menyusui
ASI lebih menyusui
rendah susu
kemungkin formula
an lebih tinggi
menderita kemungkin
kanker an
payudara, menderita
kanker kanker
rahim dan payudara.
keropos
tulang.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Air susu ibu selain sebagai sumber nutrisi dapat memberi perlindungan
kepada bayi melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya.
ASI mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk bayi walaupun ibu dalam
kondisi kurang gizi sekalipun dan mampu mengatasi infeksi melalui komponen
sel fagosit (pemusnah) dan imunoglobulin (antibodi). Komponen ASI lain yang
juga mempunyai efek perlindungan, antara lain sitokin, laktoferin, lisozim dan
musin.

B. SARAN
Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk  pertumbuhan
dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI
memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi.

Anda mungkin juga menyukai