Anda di halaman 1dari 6

HIPOTERMIA

Oleh :

Nama : Muhammad Zakariya

NIM : 322013886

Kelas : 1D

Pengertian Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35 oC.
Temperatur normal tubuh manusia, atau normothermia berada pada kisaran 37°C. ‘Hipo’
adalah ungkapan medis yang memiliki arti ‘di bawah’ atau ‘di bawah normal’. Kondisi ini
menggambarkan keadaan di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan
mengatasi tekanan suhu dingin.

Hipotermia terjadi ketika tubuh manusia mengeluarkan panas lebih banyak ketimbang
menghasilkan panas itu sendiri. Hal ini menyebabkan suhu tubuh menurun dan
mengakibatkan penurunan fungsi tubuh. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat
menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

Hipotermia menggambarkan keadaan di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu


kewalahan dalam menghadapi stresor dingin. Hipotermia diklasifikasikan sebagai berikut :

 Hipotermia yang tidak disengaja :


Hipotermia yang tidak disengaja umumnya yaitu hasil dari paparan yang tidak terduga
pada orang yang tidak cukup siap; contohnya termasuk tempat tinggal yang tidak
memadai bagi seorang tunawisma, seseorang yang terjebak dalam badai musim dingin
atau kecelakaan kendaraan bermotor, atau seorang penggemar olahraga luar ruangan
yang lengah oleh elemen-elemen tersebut.
 Hipotermia yang disengaja :
Hipotermia yang disengaja adalah keadaan terinduksi yang umumnya diarahkan pada
perlindungan saraf setelah situasi berisiko biasanya setelah serangan jantung,
Hipotermia biasanya mudah terlihat dalam pengaturan paparan lingkungan yang
parah. Pada pasien lanjut usia atau pasien "dalam ruangan", atau untuk pasien.
Khususnya pasien basah, dengan paparan dingin yang tidak terlalu ekstrem,
riwayatnya mungkin tidak kentara dan kurang jelas. Pasien-pasien ini mungkin
memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi karena waktu yang lebih lama untuk
diagnosis dan peningkatan usia dan kerapuhan.

Gejala Hipotermia

Sering kita merasa lemas atau lesu selama melakukan pendakian gunung. Sebagian orang
akan beranggapan bahwa itu merupakan hal yang biasa, bukan gejala Hipotermia. Tanda dan
gejala Hipotermia pada tingkat lanjut akan lebih mudah dikenali, namun lebih sulit untuk
ditangani, gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

1. Hipotermia Ringan :

Pada tingkat ini, tanda awal bisa dilihat dari jari-jari tangan dan kaki yang pucat dan
kaku. Hal ini disebabkan oleh vasoconstriction, yaitu reaksi tubuh terhadap suhu yang
dingin dengan melakukan pengurangan suplai darah ke tangan dan kaki untuk
menjaga suhu inti tubuh. Jika tangan Anda pucat dan kaku, itu menunjukkan bahwa
seluruh tubuh Anda kedinginan. Pada tingkat ini, Anda masih dapat melakukan fungsi
motorik seperti berjalan dan bicara.

2. Hipotermia Sedang :

Ketika temperatur tubuh Anda terus-menerus turun, maka fungsi mental dan fisik
Anda juga akan ikut menurun. Lemah, bersikap aneh, linglung, lupa, dan sering
terjatuh merupakan salah satu gejala pada tingkat ini.

3. Hipotermia Parah :

Ketika suhu tubuh turun di bawah 32°C, korban Hipotermia akan berhenti menggigil.
Warna kulit pada bibir dan jari akan kebiruan atau pucat, karena kandungan oksigen
yang rendah dalam darah (cyanosis). Detak jantung akan melambat dan melemah.
Pada tingkat ini, sulit untuk merasakan denyut nadi.

Penyebab Hopotermia

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang.
Sejumlah faktor yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan
hipotermia, yaitu:

1. Pakaian :

Tubuh menghasilkan panas yang diradiasi melalui kulit, dan panas tubuh tersebut
akan menguap dan terperangkap pada pakaian . Proses inilah yang membuat tubuh
tetap hangat. Namun, panas tubuh yang terperangkap pada pakaian akan hilang
terbawa oleh angin jika anda tidak menggunakan pakaian yang tepat. Oleh karena itu,
gunakanlah jaket berbahan waterproof yang juga breathable untuk melindungi dari
angin dan hujan.

2. Kondisi fisik :

Tubuh yang lelah tidak dapat menghasilkan panas secara maksimal karena kehabisan
atau kekurangan energi. Yang mana dapat mengakibatkan penurunan suhu tubuh dan
dengan mudah terserang Hipotermia.

3. Makanan :

Konsumsi makan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan tubuh menjadi lemah
dan produksi panas tubuh menurun.

Penanganan Hipotermia
Prinsip dasar dalam menangani korban hipotermia adalah menjaga panas tubuh dan
melakukan tidakan penanganan agar korban hipotermia dapat terus memproduksi panas
tubuh. Penanganan sebagai berikut :

1. Penanganan Hipotermia Ringan

Jika seseorang sadar dan tidak kelelahan, namun menunjukkan tanda hipotermia
ringan seperti gemetaran, kaki dan/atau tangan pucat, anda dapat menanganinya
dengan cara meningkatkan aktifitas fisik atau memberi makanan dan minuman manis
yang hangat.

Pastikan pula korban mengenakan topi, scarf, dan sarung tangan. Perlu kita ketahui,
kepala merupakan sumber utama kehilangan panas tubuh, sekitar 20% – 40%
kehilangan panas tubuh terjadi pada bagian leher dan kepala. Angka ini akan
meningkat menjadi 70% – 80% jika Anda tidak mengenakan topi atau scarf untuk
melindungi bagian tubuh ini.

Jika memungkinkan, korban hipotermia dapat dihangatkan dengan cara


memaringkannya ditanah dengan memanfaatkan matras, sleeping bang, pakaian ganti
yang kering atau apa saja yang dapat mengurangi kehilangan suhu panas tubuh.
Pastikan untuk jangan mengganti pakaian korban sebelum sampai di shelter, karena
mengganti pakaian korban dalam kondisi lingkungan yang terbuka, basah, dan
berangin malah akan memperparah kondisi korban.

2. Penanganan Hipotermia Sedang

Pada tingkat ini, kondisi fisik korban Hipotermia akan menurun. Korban tidak mampu
melakukan aktifitas karena tidak memiliki cukup tenaga. Selain itu, korban juga
menunjukkan tingkah laku yang aneh. Untuk menanganinya, Anda dapat
menghangatkan korban sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Alumunium foil dapat dimanfaat untuk menutupi sleeping bag agar panas tubuh yang
dihasilkan tidak menguap ke lingkungan sekitar. Untuk membantu korban
memproduksi panas tubuh lebih cepat, Anda dapat meletakkan sumber panas ke
sejumlah pembuluh darah misalnya :

 Leher.
 Ketiak.
 Groin.

Semakin dingin temperatur korban, maka semakin hati-hati penanganan-nya. Jantung


akan semakin sensitif terhadap sentuhan fisik, sehingga memudahkan korban
Hipotermia mengalami gagal jantung.

3. Penanganan Hipotermia Parah

Detak jantung korban Hipotermia akan sulit terdeteksi. Evakuasi harus dilakukan
sesegera mungkin. The Wilderness Medical Society menganjurkan untuk tidak
melakukan proses CPR jika korban masih bernafas.

Pencegahan Hipotermia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia, yaitu:

 Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam jangka
waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
 Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan dilakukan,
terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Kenakan
jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
 Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan beraktivitas
di luar rumah.
 Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
 Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman dan
makanan hangat.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotermia

https://emedicine.medscape.com/article/770542-overview

https://emedicine.medscape.com/article/770542-clinical#a0217

https://www.alodokter.com/hipotermia

Anda mungkin juga menyukai