Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MENDESKRIPSIKAN DAN CONTOH TENTANG PERILAKU & ETIKA


ADMINISTRASI PUBLIK (PPT KE- 8,9, DAN 10) PERTEMUAN KE-4

Disusun oleh :
NAMA : WAHYUNI ERVITA SARI

NPM : 197110096

SEMESTER : V

KELAS : AP B

DOSEN : Hendry Andry, S.Sos., M.SI

PROGAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
A. Etika Menurut Aliran Filsafat

1. Etika Teleogisme
Etika Teleogisme merupakan etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang ingin di capai dengan tindakan itu berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan
moral akan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan dan mengerti mana yang
benar dan mana yang salah.
Contohnya:
Seorang ibu yang mempunyai 3 orang anak mencuri uang salah satu minimarket untuk
membeli makanan untuk ketiga anaknya yang kelaparan. Tindakan ini baik untuk moral
dan kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum, sehingga
etika teleogi lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa
sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.

2. Etika Hedonistik
Etika Hedonistik merupakan suatu yang dianggap baik, artinya perbuatan yang
mendatangkan kesenangan, kenikmatan, & kepuasan rasa dan sedapat mungkin
menghindari perasaan yang tidak enak. Sehingga memiliki dampak negatif yang paling
banyak terjadi adalah manusia sibuk mencari kesenangan yang lebih sehingga muncul
rasa tidak akan pernah puas dalam dirinya.
Contohnya:
Semakin banyaknya kasus tindakan korupsi yang bermunculan karena ingin
mendapatkan sesuatu yang lebih dan lebih demi untuk memenuhi kepuasan diri seperti
membeli tas yang bermerek mahal, mobil yang sangat canggih dan mewah demi untuk
menaikkan gengsi semata.

3. Etika Eudaemonisme
Etika Eudaemonisme merupakan perbuatan baik, yang mana perbuatan yang membawa
kebahagiaan atau juga kesejahteraan pribadi adalah sebagai sebagai yang utama baik
bagi manusia yang dianggap sebagai keadaan pikiran yang dihasilkan atau menyertai
beberapa tindakan. Eudaemonisme adalah pandangan hidup yang menganggap
kebahagiaan sebagai tujuan segala tindak tanduk manusia. Kebahagiaan yang dimaksud
bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang atau gembira sebagai
aspek emosional.
Contohnya:
Jika kita seorang dokter kita harus unggul dalam menyembuhkan orang sakit
memberikan pelayanan terbaik untuk pasien. Memberikan psemangat dan motivasi
kepada pasien agar cepat sembuh. Dan jika kita adalah orangtua, kita harus unggul
dalam membesarkan anak-anak kita, mendidik anak agar menjadi orang yang taat
beribadah, memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang, menumbuhkan perilaku
saling menghargai, toleransi, kerja sama, tanggung jawab, dan lain-lain.
4. Etika Utilistik
Etika Utilistik merupakan tolak ukur perbuatan baik, adalah yang berguna atau
bermanfaat. Utilistik merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik
adalah yang berguna berfaedah dan menguntungkan sebaliknya yang jahat atau buruk
adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah dan merugikan. Karena itu baik buruknya
perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi bergina berfaedah dan menguntungkan atau
tidak.
Contohnya:
Salah seorang penjual minuman seperti penjual cendol keliling seharusnya secara etis
menggunakan gula putih asli tetapi harga gula yang menjolak tinggi untuk mengurangi
biaya yang dikeluarkan. Penjual tersebut mengganti gula asli dengan pemans buatan
seperti sari gula yang lebih murah. Dan umumnya penyakit yang diderita pembeli
akibat sari gula tadi bukanlah semata-mata kesalahan si penjual saja, tetapi juga
kesalahan pembeli karena jajan sembarangan. Pedagang tersebut tidak bodoh, dia
membuat aroma dan warna yang begitu menarik perhatian dan terlibat sangat
menggiurkan pada es cendolnya. Apalagi ketika cuaca panas terik. Mau tidak mau
orang akan membelinya juga untuk menghilangkan haus ketika musim panas.

5. Etika Vitalistik
Etika vitalistik merupakan perbuatan baik itu tergantung seberapa kuat pemilik dari
kekuasaan. Etika ini merupakan bentahan terhadap etika naturalistik. Sebab menurut
penganut paham vitalisme ini yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukanlah alam
tetapi “vitae” atau hidup (yang diperlukan untuk hidup).
Contohnya:
Orang-Orang yang mempercayai doktrin vitalisme ini adalah orang-orang yang
mempercayai adanya prana (dalam tradisi india atau therapeutic touch) atau chi beserta
chi kung ( dalam tradisi cina) atau reiki ( dalam tradisi jepang). Orang-orang yang
mempercayai adanya kekuatan atau energi tertentu dalam setiap tubuh makhluk hidup
beranggapan bahwa kehidupan dimulai atau diawali dari kombinasi zat yang sangat
kompleks. Dengan demikian, doktrin vitalisme ini bertolak belakang dengan doktrin
vitalisme ini bertolak belakang dengan doktrin materialisme mekanistik yang
menyatakan bahwa alam semesta (jagat raya) ini hanya berawal terdiri satu zat, yakni
zat fisikal, empiris, atau materi. Artinya jagat raya ini hanya berawal dan terdiri dari zat
yang dapat dilihat melalui indera manusia. Nama lain dari doktrin materilisme
meknistik adalah fisikalisme. Dengan demikian,doktrin fisikalisme menolak berbagai
hal yang berkaitan dengan paranormal dan supranatural. Doktrin fisikalisme tidak
mempercayai adanya zat-zat atau kekuatan atau energu atau makhluk halus yang tidak
memiliki wujud fisik. Doktrin unu menentang adanya dunia roh dan spiritualisme.

6. Etika Naturalistik
Etika Naturalistik merupakan perbuatan baik adalah ungkapan dari proses dan wujud
kesadaran manusia yang menghormati pada pribadi manusia itu sendiri. Yang menjadi
ukuran atau kriteria baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran ketika
naturalisme ialah perbuatan yang sesuai dengan fitnah (naluri) manusia itu sendiri.
Aliran ini berpendirian bahwa segala tujuan tertentu kebahagiaan yang menjadi tujuan
bagi setiap manusia dapat dengan jalan memenuhi itu sendiri. Itulah sebabnya
dinamakan “naturalisme / naturalistik”.
Contohnya:
Dibidang pendidikan dengan meneliti secara langsung terhadap alam seperti daun
daunan, batang, akar, dan buah dalam penelitian sebatang pohon dan kegiatan ini akan
memberikan pemahaman yang lebih efektif dan cepat tanggap karena bisa dilihat dan
diteliti secara langsung daripada membaca buku dialam kelas.

B. Derajat Kebiasaan / Etika


1. Folkways
Adalah kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari oleh warga atau
masyarakat yang dilakukan secara berulang ulang atau terus menerus. Folkways juga
diartikan sebagai cara cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan secara berulng kali oleh banyak orang.
Contohnya:
Mengucapkan Assalamualaikum ketika hendak masuk kerumah, membuang sampah
pada tempatnya, menciumi tangan kedua orang tua ketika hendak berpajmitan,
membaca bismillah / doa ketika hendak makan, dll. Apabila perbuatan tersebut tidak
dilakukan maka dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan dalam masyarakat
sehingga perlu diberi sanksi seperti teguran.

2. Mores
Merupakan sejauh mana seseorang mempertahankan moral yang terkandung dari
kelakuan dan tindakannya. Mores juga disebut sebagai tata kelakuan yang artinya
norma yang bersandar pada filsafat, ajaran agama atau ideologi yang dianut oleh
masyarakat. Jika dilanggar sanksinya lebih tegas dibandingkan dengan sanksi bagi
pelanggar usage dan folkways.
Contohnnya:
Larangan untuk mencuri, larangan mengkonsumsi narkoba atau narkoba jenis lainnya,
larangan berjudi serta minuman keras dan beralkohol serta larangan berzina atau
hubungan terlarang. Jika dilanggar akan diadili secara hukum yang berlaku disuatu
daerah.

3. Customs
Merupakan adat istiadat yang dilakukan oleh seseorang atau masyarakat tempatan.
Custom juga disebut sebagai norma yang tidak tertulis namun sangat kuat dan mengikat
sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita dan
terkena dampaknya baik langsung maupun tidak langsung. Karena sanksi keras yang
kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan.
Contohnya:
Pada masyarakat yang melarang terjadinya percerai dalam rumah tangga apabila terjadi
suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau
menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. Sanksi atas
pelanggaan terhadap adat istiadat dapat berupa pengecualian, dikeluarkan dari
masyarakat atau harus memenuhi persyaratan tertentu, misalnya melakukan upacara
tertentu sebagai media rehabilitasi diri. Atau contoh lain seperti larangan orang batak
menikah dengan orang yang memiliki marga yang sama.

4. Norms
Merupakan suatu kaedah ukuran benar salahnya tepat / tidaknya perilaku suatu individu
perilaku suatu individu dalam masyarakat. Secara umum, norma adalah aturan maupun
ketentuan yang sifatnya mengikat dulu kelompok orang didalam masyarakat. Dimana
norm diterapkan sebagai panduan tatanan dan juga pengendali tingkah laku yang sesuai.
Contohnya:
Ketika sedang makan tidak boleh berbicara, ketika minum tidak boleh berdiri atau
sambil jalan. Jadi ketika norma tersebut dilanggar, maka orang yang bersangkutan akan
ditegur halus atau diperingati oleh orang terdekat.

5. Laws
Laws atau hukum adalah norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.
Ketentuan sannksi terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan
norma-norma yang tersebut diatas. Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang
ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah-
perintah, kewajiban ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban
dan keadilan.
Contohnya:
Ketika melanggar aturan rambu-rambu lalu lintas, tidak menggunakan helm ketika
berkendara, memainkan handphone ketiika berkendara, pelanggaran tersebut akan
diberi sanksi berupa tilang sesuai Undang-Undang yang berlaku di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai