Anda di halaman 1dari 10

IJPST - 8(2), 2021; 66-75

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology


Journal Homepage : http://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/
UNPAD

Piroxicam Percutaneous Permeation from Gels Through Membrane


Models of Shed Snakeskin and Cellulose

Anis Y. Chaerunisaa1*, Marline Abdassah1, Jutti Levita2, Ellin Febrina2, Ulfiana Hafni3
1Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Indonesia
2Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Indonesia
3Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Indonesia

Submitted 09 August 2020; Revised 27 January 2021; Accepted 10 February 2021; Published 21 June 2021
*Corresponding author: anis.yohana.chaerunisaa@unpad.ac.id

Abstract
Skin has a very important role in determining percutaneous absorption of active substance in topical
administration. Study on percutaneous permeation of piroxicam from gel had been conducted using
Franz Diffusion Cell with membrane model of shed snakeskin and cellulose. Piroxicam gels were
made using Aqupec HV-505 base with 0; 2.5; 5; and 7.5% of DMSO as an enhancer. The results
showed that the most stable gel preparation was the one with 5% DMSO (F2), so it was used for further
investigation to which percutaneous permeation test. The permeation test was conducted in preparation
without and with 5% DMSO (F2) in vitro through shed snakeskin and cellulose membranes. The results
showed that F2 increased the permeation rate by as much as 0.0281% per minute. In comparison, the
permeation rate of formulation without DMSO (F0) was 0.012% per minute. It can be concluded that
DMSO can increase piroxicam penetration through shed snakeskin. Permeation study using cellulose
membrane on formula F2 revealed permeation rate as much as 0.006% per minute whereas that without
DMSO (F0) was 0.0112% per minute.

Keywords: DMSO, cellulose membrane, percutaneous permeation, piroxicam, shed snakeskin.

Permeasi Perkutan Piroksikam dari Sediaan Gel Melalui Model Membran


Kulit Ular dan Selulosa
Abstrak
Kulit memiliki peran penting dalam menentukan absorpsi perkutan zat aktif pada rute pemberian obat
secara topikal. Penelitian mengenai permeasi perkutan piroksikam dari sediaan gel telah dilakukan
dengan menggunakan alat Franz Diffusion Cell dengan kulit ular dan selulosa sebagai model membran.
Gel piroksikam dibuat dengan basis Aqupec HV-505 menggunakan dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai
enhancer dengan konsentrasi 0; 2,5; 5; dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel
dengan DMSO 5% merupakan sediaan yang paling stabil sehingga sediaan ini digunakan untuk tahapan
selanjutnya yaitu pengujian permeasi perkutan. Uji permeasi dilakukan terhadap sediaan tanpa DMSO
(F0) dan dengan DMSO 5% (F2) secara invitro melalui membran kulit ular dan membrane selulosa.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula F2 mengalami peningkatan laju permeasi piroksikam
sebesar 0,0281% per menit. Sebagai perbandingan, laju permeasi dari sediaan tanpa DMSO (F0) adalah
sebesar 0,012% per menit. Dari hal ini dapat diartikan bahwa DMSO terbukti dapat meningkatkan
penetrasi piroksikam ke dalam kulit dengan model membran kulit ular. Uji permeasi melalui membran
selulosa untuk sediaan dengan formula F2 menunjukkan nilai laju permeasi piroksikam sebesar 0,006%
per menit sedangkan formula tanpa DMSO (F0) sebesar 0,0112% per menit.

Kata Kunci: DMSO, membran kulit ular, membran selulosa, permeasi perkutan, piroksikam.

66
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

1. Pendahuluan bertujuan untuk digunakan pada kulit dan


Obat antiinflamasi nonsteroid menyediakan pengobatan untuk penghantaran
(AINS) sering digunakan pada pengobatan ke kulit, sangat dianjurkan untuk melakukan
osteoartritis dan rematoid artritis. Piroksikam pengujian secara in vitro untuk mempelajari
merupakan salah satu obat anti-inflamasi penetrasi obat tersebut ke dalam kulit.10,14,20
nonsteroid dengan struktur oksikam.1,2 Dalam pengujian permeasi perkutan
Pemberian oral piroksikam biasanya secara in vitro, jumlah obat yang masuk
diikuti dengan adanya efek samping seperti dan berpenetrasi ke dalam kulit dihitung
kerusakan gastrointestinal, kerusakan hati, berdasarkan konsentrasi zat aktif yang
dan kerusakan fungsi ginjal. Untuk mengatasi terdapat di dalam cairan reseptor. Jumlah zat
masalah ini dapat digunakan OAINS aktif ini merupakan zat aktif yang diabsorpsi
topikal. Pemberian OAINS secara topikal oleh membran permeasi yang merupakan
memberikan keuntungan antara lain lebih model dari stratum korneum pada jaringan
mudah diterima pasien dan memberikan kulit manusia. Berbagai jenis model membran
efek local pada jaringan yang dituju tanpa permeasi telah digunakan pada pengujian
memberikan efek samping yang didapat jika permeasi in vitro. Kulit kadaver manusia dan
diberikan secara oral.3-5 Pemberian piroksikan kulit mamalia yang berbulu sedikit seperti
secara topikal memberikan kadar obat aktif tikus berbulu halus, tikus tidak berbulu, dan
yang cukup tinggi pada sendi dan jaringan kulit babi sering digunakan pada pengujian
di bawah kulit tempat obat dioleskan, tanpa in vitro.14 Membran yang digunakan pada
menimbulkan efek samping yang berarti.6-9 penelitian ini adalah membran kulit ular dan
Meskipun pemberian piroksikan secara membran selulosa nitrat. Membran kulit ular
perkutan tidak sama efektivitasnya dengan dipilih sebagai membran uji karena memiliki
pemberian secara oral, beberapa studi telah kesamaan struktur, komposisi, kandungan
membuktikan bahwa piroksikam memiliki lipid, dan permeabilitas air dengan stratum
efektivitas ketika diberikan secara perkutan.6 korneum kulit manusia. Telah dilaporkan
Beberapa studi bahkan sudah mempelajari bahwa terdapat kesesuaian antara epidermis
dan memprediksi absorpsi piroksikam secara yang telah mengelupas dari dua spesies ular,
perkutan dengan menggunakan beberapa yaitu Python morulus (Indian Phyton) dan
macam peningkat penetrasi.10-15 Salah satu Elaphe obsoleta (American black rat snake),
bentuk sediaan topikal yang telah banyak sebagai model membran kulit manusia pada
dipakai untuk sediaan dengan zat aktif studi absorpsi.24 Telah melaporkan bahwa
yang memiliki aktivitas inflamasi dan anti terdapat kemiripan antara kulit ular yang
rheumatik sehingga diharapkan membantu telah mengelupas dari Elaphe obsoleta
absoprsi perkutan adalah gel.16-19 dengan stratum korneum manusia dalam hal
Pada rute pemberian obat secara topikal, ketebalan, permeabilitas air, dan kandungan
kulit merupakan bagian yang berperan lipid.24 Selain itu, tingkat permeabilitas
penting karena menentukan absorpsi perkutan berbagai senyawa serta peran berbagai gugus
zat aktif.20 Pada umumnya absorpsi perkutan fungsi membran kulit ular juga menyerupai
obat disebabkan oleh penetrasi langsung obat membran kulit manusia. Keuntungan
melalui stratum korneum.21 Stratum korneum penggunaan membran kulit ular yang lainnya
sebagai jaringan keratin akan bertindak adalah tidak melukai dan tidak membunuh
sebagai membran yang semipermeabel dan binatang karena didapat dari lepasan kulit
molekul obat berpenetrasi dengan cara difusi pada siklus pelepasan normal dari ular.
pasif.22,23 Faktor-faktor yang berperan dalam Selain itu membran kulit ular relatif mudah
absorpsi perkutan obat adalah sifat obat itu penanganannya. Sedangkan kelemahannya
sendiri, sifat pembawa, kondisi kulit dan adalah perlu waktu yang cukup lama untuk
adanya air.12,14 mendapatkan membran kulit ular tersebut
Berdasarkan sifat sawar kulit, maka karena membran tersebut dilepaskan setiap
dalam mengembangkan produk farmasi yang dua sampai tiga bulan sekali.24 Karena

67
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

ketersediaan Elaphe obsoleta yang terbatas dimetil sulfoksida (DMSO), natrium


maka studi permeasi dilakukan dengan metabisulfit, nipagin, nipasol, dan air suling.
menggunakan kulit ular kobra spesies Naja
naja khaotia sebagai model membran. Dari 2.3. Prosedur Rinci
penelitian tersebut dilaporkan bahwa profil Penelitian dilakukan dengan tahapan
permeasi nikotin patches melalui kulit ular sebagai berikut:
kobra dan epidermis manusia memiliki profil
kinetik yang identik. Hal tersebut ditunjukkan 2.3.1. Formulasi sediaan gel piroksikam
oleh adanya hubungan yang linear antara basis Aqupec HV-505 dengan variasi
jumlah kumulatif nikotin yang berpermeasi konsentrasi enhancer DMSO
dengan t1/2. Bhasi, et al., menyatakan bahwa Formula sediaan gel piroksikam
kulit ular Morelia virdis (Chondrophyton menggunakan basis Aqupec HV-505 dengan
viridis) dan Acrantophds dunerill dapat variasi konsentrasi enhancer DMSO dapat
digunakan untuk evaluasi efektivitas tabir dilihat pada Tabel 1. Peningkat penetrasi
surya.24,25 Selain membran kulit hewan, dapat atau enhancer DMSO digunakan karena
digunakan pula membran buatan atau sintesis, merupakan salah satu enhancer yang efektif
misalnya membran selulosa nitrat, sebagai meningkatkan penetrasi perkutan sediaan
pengganti membran sel manusia.24,26 transdermal.23
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana permeasi perkutan 2.3.2. Pembuatan gel piroksikam dengan
piroksikam dari sediaan gel dengan basis basis Aqupec HV-505
Aqupec HV-505 menggunakan membran kulit Aqupec HV-505 dikembangkan dalam
ular sebagai model membran dan mengetahui sejumlah air panas pada mortir selama 24
sejauh mana perbedaan penetrasi perkutan jam dan diaduk homogen. Kemudian sedikit
melalui membran kulit ular dibandingkan demi sedikit trietanolamin ditambahkan ke
dengan melalui membran selulosa. dalam basis dan diaduk sampai homogen.
Penelitian ini bertujuan untuk Piroksikam, metil paraben, dan propil
memberikan informasi mengenai permeasi paraben masing-masing dilarutkan dalam
perkutan sediaan gel piroksikam dengan basis propilenglikol. Ketiganya kemudian
Aqupec HV-505 dengan variasi konsentrasi dicampur dan selanjutnya ditambahkan basis
enhancer DMSO melalui membran kulit ular gel sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
dan membran selulosa. homogen. DMSO ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk hingga didapatkan
massa gel yang homogen.
2. Metode
2.1. Alat 2.3.3. Evaluasi sediaan gel piroksikam
Alat yang digunakan pada penelitian Evakuasi fisik yang dilakukan terhadap
ini adalah, neraca analitik (Mettler Toledo, gel piroksikam yang dibuat meliputi
AL204), Franz Diffusion Cell, magnetic pengamatan organoleptis, konsistensi,
stirrer, oven (Memmert 200 dan Memmert perubahan pH serta perubahan viskositas
400-800), spatel, viskometer (Rion), dan selama penyimpanan.
pH meter (Mettler Toledo) serta alat gelas
lain yang umum digunakan di Laboratorium 2.3.4. Penetapan kadar zat aktif piroksikam
Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas dalam sediaan gel dengan
Padjadjaran. Spektrofotometer UV
Penetapan kadar ini bertujuan untuk
2.2. Bahan mengetahui stabilitas piroksikam dalam
Bahan-bahan yang digunakan untuk sediaan gel. Tahapan yang dikerjakan
formulasi gel dan uji permeasi adalah Aqupec meliputi pembuatan larutan baku piroksikam,
HV-505®, trietanolamin, propilenglikol, penentuan panjang gelombang serapan

68
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

Tabel 1. Formula Sediaan Gel Piroksikam dengan Basis Aqupec HV-505


Formula
Bahan
F0 F1 F2 F3
Aqupec HV-505 (%) 1,00 1,00 1,00 1,00
Piroksikam (%) 0,50 0,50 0,50 0,50
TEA (%) 3,00 3,00 3,00 3,00
Propilenglikol (%) 20,00 20,00 20,00 20,00
Metil Paraben (%) 0,20 0,20 0,20 0,20
Propil Paraben (%) 0,05 0,05 0,05 0,05
DMSO (%) - 2,50 5,00 7,50
Aquadest ad (mL) 100,00 100,00 100,00 100,00
Keterangan:
F0 = Formula gel piroksikam tanpa enhancer DMSO
F1 = Formula gel piroksikam dengan DMSO 2,5%
F2 = Formula gel piroksikam dengan DMSO 5%

maksimum dari piroksikam, pembuatan kulit yang dilepaskan secara periodik setiap
kurva baku piroksikam, preparasi sampel dari 3-4 bulan sekali dari tubuh ular piton spesies
sediaan gel, serta penetapan kadar zat aktif Chondropython viridis yang diperoleh dari
piroksikam dalam sediaan gel. Kebun Binatang Bandung. Kulit ular bagian
dorsal dicuci dengan air suling dan direndam
2.3.5. Uji Permeasi Perkutan dengan air suling selama 24 jam. Membran
Tahapan uji permeasi perkutan meliputi: diangkat dan dikeringkan pada suhu kamar
a. Penyiapan Bahan dengan cara diletakkan di atas kertas saring
1. Dapar fosfat pH 7,4 untuk mempercepat pengeringan. Membran
2. Cairan Spangler, yaitu larutan yang dipotong dengan diameter 2,5 cm dan
digunakan untuk bacam membran membran siap digunakan.
selulosa sehingga membran tersebut 2. Membran selulosa
memiliki sifat fisik dan komposisi Kertas Whatman no. 1 direndam dalam
yang mendekati stratum korneum. cairan Spangler selama 15 menit. Membran
Komposisi cairan Spangler: 27 diangkat dan dikeringkan pada suhu kamar
Asam Palmitat 10 g dengan cara diletakkan di atas kertas saring
Asam Oleat 15 g untuk mempercepat pengeringan. Membran
Asam Stearat 5g dipotong dengan diameter 2,5 cm dan
Minyak Kelapa 15 g membran siap digunakan.
Skualen 5g
Parafin 10 g c.
Uji Permeasi perkutan Sediaan Gel
Kolesterol 5g Piroksikam
Lilin Putih 15 g Uji permeasi perkutan dilakukan
3. Semua bahan untuk cairan Spangler
dengan menggunakan alat Franz Diffusion
dicampurkan dan dilumerkan di atas
Cell.28 Pada pengujian ini rangkaian alat yang
penangas air pada suhu 80oC dandipakai terdiri dari sel permeasi perkutan,
diaduk sampai homogen. pompa peristaltik, pengaduk, beaker glass,
penangas air, penampung reseptor, termometer
b. Penyiapan Membran dan selang silikon dengan diameter 4 mm.
1. Membran kulit ular Formula sediaan uji ditimbang 1 g dan
Membran kulit ular yang digunakan diratakan di atas membran. Suhu sistem
dalam penelitian ini berasal dari lepasan dijaga 37 ± 0,5oC dengan cairan reseptor
69
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

100 mL. Cairan reseptor ini berisi dapar formula memiliki warna kuning bening, tidak
fosfat pH 7,4. Pompa peristaltik menghisap berbau, tekstur yang halus, dan tidak terjadi
cairan reseptor dari beaker glass kemudian perubahan konsistensi.
dipompa ke sel permeasi perkutan sehingga
terjadi aliran secara hidrodinamis. Kemudian 3.1.2. Pengamatan pH sediaan gel dengan
cairan dialirkan lagi ke reseptor. Proses variasi konsentrasi enhancer
dilakukan selama 5 jam. Setiap selang waktu Berdasarkan British Pharmacopoeia
30 menit dilakukan pengambilan sampel dari 201629, pH gel piroksikam adalah 6-8.
cairan reseptor sebanyak 5 mL dan setiap Pengukuran pH dilakukan dengan
pengambilan selalu diganti dengan dapar mengencerkan sediaan gel dengan aquadest
fosfat pH 7,4 sebanyak 5 mL. Konsentrasi kemudian diukur pada pH meter Mettler
piroksikam yang terdifusi diukur dengan Toledo. Hasil pengukuran memperlihatkan
spektrofotometer ultra violet pada panjang bahwa semua formula memenuhi persyaratan
gelombang 354 nm. pH ideal gel piroksikam yaitu < 8. Hasil rata-
rata pengukuran pH masing-masing formula
2.3.6. Uji Keamanan gel piroksikam diperlihatkan pada Gambar 1.
Pengujian keamanan sediaan gel
piroksikam dengan berbagai variasi 3.1.3. Pengamatan viskositas
konsentrasi enhancer DMSO dilakukan Viskositas atau kekentalan gel diukur
terhadap 10 orang sukarelawan untuk dengan Viskometer Brookfield. Hasil rata-
memenuhi syarat analisis statistik. Tehnik rata pengukuran viskositas dapat dilihat pada
yang digunakan adalah uji oles pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa
kulit tangan (Patch test). Pelaksanaan uji formula gel piroksikam tanpa enhancer
keamanan telah mendapatkan ijin etik dari DMSO memiliki nilai viskositas yang lebih
Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas tinggi dibandingkan dengan formula gel yang
Padjadajaran. mengandung DMSO.

3. Hasil 3.2. Penentuan Kadar Piroksikam dalam


3.1. Evaluasi Fisik Sediaan Gel Piroksikam Sediaan Gel Selama Penyimpanan
dengan Variasi Konsentrasi Enhancer Grafik kadar piroksikam dalam sediaan
3.1.1. Pengamatan organoleptis diperlihatkan pada Gambar 3. Hasil penelitian
Pengamatan organoleptis terdiri dari memperlihatkan bahwa selama penyimpanan,
pengamatan terhadap warna, bau, tekstur, kadar piroksikam dalam sediaan gel pada
dan konsistensi. Pemeriksaan organoleptis semua formula mengalami peningkatan.
ini dilakukan pada semua formula. Hasil Peningkatan paling tinggi diperlihatkan
pengamatan menunjukkan bahwa semua oleh F3 dimana pada pengukuran hari ke-0

8
7.9
7.8
7.7
7.6 F0, tanpa DMSO
7.5
pH

F1, DMSO 2,5%


7.4 F2, DMSO 5%
7.3
F3, DMSO 7,5%
7.2
7.1
7
0 10 20 30 40 50 60
Hari ke-

Gambar 1. Grafik Hasil Rata-rata pH gel Piroksikam dengan Enhancer DMSO Selama Waktu
Penyimpanan

70
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

280
270
260

Viskositas, dPas
250
F0, tanpa DMSO
240
F1, DMSO 2,5%
230
220 F2, DMS0 5%
210 F3, DMSO 7,5%
200
0 20 40 60
Hari ke-

Gambar 2. Grafik Hasil Rata-rata Viskositas Gel Piroksikam dengan Enhancer DMSO Selama
Waktu Penyimpanan

konsentrasi zat aktif piroksikam sebesar 93% Profil permeasi perkutan piroksikam dari
sedangkan setelah penyimpanan 56 hari, sediaan gel melalui membran selulosa dapat
konsentrasi piroksikam yang terukur dalam dilihat pada Gambar 5.
gel meningkat menjadi 102%.
4. Pembahasan
3.3. Pengujian Permeasi Piroksikam Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa
Setelah dilakukan evaluasi fisik dan pH semua formula gel piroksikam hampir
stabilitas terhadap sediaan gel piroksikam sama yaitu 7,78-7,92 dan setelah 56 hari
maka F2 ditetapkan sebagai formula yang penyimpanan semua formula gel piroksikam
memenuhi kriteria sebagai formula yang secara statistika menunjukkan perubahan pH
paling stabil, karena memiliki viskositas tetapi masih dalam rentang yang sesuai dengan
yang paling selama penyimpanan dan British Pharmacopoeia 2016.29 Penambahan
memperlihatkan peningkatan konsentrasi DMSO ke dalam formula gel piroksikam
yang paling kecil selama penyimpanan, tidak terlalu mempengaruhi nilai pH sediaan.
dibandingkan dengan formula lain. Terhadap Hal ini disebabkan karena sifat DMSO yang
formula F2 ini kemudian dilakukan uji bersifat amfoter, yaitu asam lemah dan basa
permeasi perkutan melalui membran kulit ular lemah. Ditinjau dari perubahan pH sediaan,
dan membran selulosa. Pengujian permeasi formula yang paling konstan adalah pada
perkutan juga dilakukan terhadap formula gel sediaan gel dengan DMSO 5% (F2). Oleh
tanpa DMSO, sebagai formula blanko. Hasil karena itu F2 dapat dianggap sebagai formula
pengukuran laju permeasi piroksikam melalui yang paling baik dibandingkan dengan F1
membran kulit ular terlihat pada Gambar 4. dan F3.

Gambar 3. Grafik Kadar Piroksikam dalam Sediaan Gel


71
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

Keterangan:
F0 = Formula gel Piroksikam tanpa enhancer DMSO
F2 = Formula gel Piroksikam dengan DMSO 5%
Gambar 4. Grafik Profil Permeasi Perkutan Piroksikam dalam Sediaan Gel Melalui Membran Kulit
Ular

Hasil analisis statistika dengan Pada British Pharmacopoeia 2016


Anava menggunakan desain acak sempurna disebutkan bahwa persyaratan kandungan
terhadap pH dengan derajat kepercayaan piroksikam dalam sediaan gel adalah antara
95% menunjukkan bahwa Ho ditolak karena 95-105%.29,30 Berdasarkan hasil pengukuran
Fhitung lebih besar daripada Ftabel. Hal ini berarti dengan spektrofotometer, kadar piroksikam
bahwa terdapat perbedaan harga pH gel dalam sediaan gel pada semua formula
terhadap lama penyimpanan pada masing- mengalami peningkatan, tetapi peningkatan
masing formula. kadar tersebut masih memenuhi persyaratan
Pengamatan selama 56 hari terhadap gel yang disebutkan pada British Pharmacopoeia
piroksikam yang dibuat menunjukkan bahwa tahun 2016.29 Peningkatan kadar ini
semua formula gel mengalami penurunan disebabkan karena adanya penguapan
viskositas yang tidak signifikan. Penurunan dari air sebagai penyusun basis gel, yang
viskositas tersebut dapat disebabkan oleh menyebabkan terjadinya efek pengentalan
interaksi DMSO dengan matriks gel. Dari pada konsentrasi piroksikam sebagai zat
Gambar 2 terlihat bahwa perubahan viskositas aktif. Hasil ini juga dapat dijelaskan dari
yang paling konstan terjadi pada formula gel hasil pengukuran viskositas sediaan dimana
piroksikam dengan enhancer DMSO 5% (F2). selama peningkatan memperlihatkan
Hasil analisis statistika desain acak sempurna peningkatan kekentalan. Dapat disimpulkan
terhadap harga viskositas dengan derajat bahwa sediaan F0, F1, dan F2 stabil selama
kepercayaan 95% memperlihatkan bahwa Ho penyimpanan, sedangkan untuk F3 terjadi
ditolak karena Fhitung lebih besar dibandingkan peningkatan kadar.
dengan Ftabel. Hal ini berarti bahwa terdapat Dari Gambar 4 terlihat bahwa formula
perbedaan mengenai harga viskositas gel gel F2 dengan DMSO 5% memiliki laju
terhadap lama penyimpanan pada masing- permeasi dc/dt = 0.0281% per menit
masing formula. Kekentalan atau viskosotas sedangkan laju permeasi formula gel
dari sediaan gel mengalami perubahan selama piroksikam tanpa DMSO dc/dt = 0.012%
penyimpanan, yang disebabkan menguapkan per menit. Laju permeasi formula dengan
air sebagai komponen penyusun gel. DMSO 5% lebih tinggi dibandingkan dengan
Untuk mengetahui stabilitas sediaan formula tanpa DMSO. Hal ini menunjukkan
selama penyimpanan dilakukan pengamatan bahwa penetrasi piroksikam dari sediaan gel
terhadap kadar piroksikam dalam sediaan F2 lebih baik dibandingkan dengan formula
yang diukur dengan spektrofotometer UV. blangko tanpa DMSO. Hal ini dapat diartikan
72
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

Keterangan:
F0 = Formula gel Piroksikam tanpa enhancer DMSO
F2 = Formula gel Piroksikam dengan DMSO 5%

Gambar 5. Grafik Profil Permeasi Perkutan Piroksikam dalam Sediaan Gel Melalui Membran
Selulosa

bahwa DMSO terbukti dapat meningkatkan Membran selulosa yang telah dibacam
penetrasi piroksikam ke dalam membran kulit dengan cairan Spangler bersifat lipofilik sama
ular. halnya dengan piroksikam. Kemungkinan
Dari Gambar 5 terlihat bahwa formula yang terjadi adalah ketika piroksikam
gel dengan DMSO 5% (F2) memiliki laju terabsorpsi ke dalam membran selulosa, maka
permeasi dc/dt = 0.006 % per menit sedangkan piroksikam terperangkap pada membran
formula gel piroksikam tanpa DMSO (F0) selulosa tersebut, karena sifatnya yang sama-
memiliki laju permeasi dc/dt = 0.0112 % per sama lipofilik. Piroksikam yang terjerat
menit. Laju permeasi formula gel dengan dalam membran selulosa tersebut tidak dapat
DMSO 5% lebih rendah dibandingkan berpenetrasi lebih lanjut ke lapisan stratum
dengan formula tanpa DMSO. Secara teoritis korneum, sehingga jumlah piroksikam yang
penambahan DMSO sebagai enhancer pada terpenetrasi melalui membran selulosa
formula gel seharusnya dapat meningkatkan pada menit-menit selanjutnya tidak terlalu
penetrasi zat aktif. Dari Gambar 5 terlihat banyak.24
bahwa formula dengan DMSO 5% pada menit Pengujian keamanan sediaan gel
pertama dapat melepaskan zat aktif yang lebih piroksikam dilakukan terhadap 10 orang
tinggi daripada formula tanpa DMSO. Akan sukarelawan dan memberikan hasil bahwa
tetapi pada menit-menit berikutnya penetrasi formula gel tanpa dan dengan DMSO tidak
zat aktif dari sediaan gel sangat sedikit. menyebabkan iritasi, berupa kemerahan
Hal ini berarti bahwa membran selulosa atau pembengkakan pada punggung tangan
kurang sesuai untuk digunakan dalam uji 10 sukarelawan. Dari hasil uji keamanan
permeasi yang menggunakan DMSO sebagai tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
enhancer. Hasil yang didapat membuktikan formula gel piroksikam yang dibuat aman
bahwa penggunaan lepasan kulit ular sebagai untuk digunakan.
membran permeasi memberikan hasil yang
lebih baik yang disebabkan karena susunan 5. Simpulan
kimia dari membran ular lebih mirip dengan Sediaan gel piroksikam basis Aqupec
susunan kimia stratum korneum pada kulit HV-505 yang mengandung variasi konsentrasi
manusia sehingga proses permeasi lebih enhancer DMSO mempunyai kestabilan
mendekati keadaan yang sebenarnya pada fisik organoleptik dan konsistensi yang baik
kulit. selama 56 hari penyimpanan. pH sediaan

73
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

gel basis Aqupec HV-505 yang mengandung skin concentration following the dermal
variasi konsentrasi enhancer DMSO selama exposure to chemicals. Pharmaceutical
56 hari penyimpanan masih memenuhi research. 2015 Dec;32(12):3965-74.
persyaratan seperti yang disebutkan pada 6. Chakraborty, A., Devi, RKB. Rita,
British Pharmacopeia yaitu 6-8. S. Sharatchandra, Kh. Singh, Th. I.
Laju permeasi formula gel piroksikam Preliminary studies on anti-inflammatory
dengan DMSO 5% (F2) melalui membran and analgesic activities of Spilanthes
kulit ular lebih tinggi (0.0281% per menit) acmella in experimental animal models.
dibandingkan dengan formula tanpa DMSO Indian Journal Pharmacology, 2014, 36
(F0) (0.012% per menit). Untuk membran (3): 148-150.
selulosa, laju permeasi formula gel piroksikam 7. Oshizaka T, Kikuchi K, Kadhum WR,
dengan DMSO 5% (F2) lebih rendah (0.006% Todo H, Hatanaka T, Wierzba K, et
per menit) dibandingkan dengan formula al. Estimation of skin concentrations
tanpa DMSO (F0) (0.0112% per menit). Laju of topically applied lidocaine at each
permeasi piroksikam melalui membran kulit depth profile. International journal of
ular lebih baik daripada melalui membran pharmaceutics. 2014 Nov 20;475(1-
selulosa. 2):292-7.
Semua formula gel piroksikam 8. Polak S, Ghobadi C, Mishra H, Ahamadi
yang dibuat aman digunakan karena tidak M, Patel N, Jamei M, et al. Prediction
menimbulkan iritasi pada punggung tangan of concentration–time profile and its
sukarelawan dengan kriteria sehat, dewasa inter-individual variability following
berumur 25-35 tahun dengan jenis kelamin the dermal drug absorption. Journal
pria dan wanita. of pharmaceutical sciences. 2012 Jul
1;101(7):2584-95.
9. Jung EC, Maibach HI. Animal models
Daftar Pustaka for percutaneous absorption. Topical
1. Dignesh M, Ashish D, Dinesh R. drug bioavailability, bioequivalence, and
Formulation design & development of Penetration. 2014:21-40.
piroxicam emulgel. Int. J. Pharm. Tec. 10. Shin SC, Cho CW, Oh IJ. Enhanced
Res., 2012, 4 (3), 1332–1344. efficacy by percutaneous absorption of
2. Curdy C, Kalia YN, Naik A, Guy RH. piroxicam from the poloxamer gel in rats.
Piroxicam delivery into human stratum International journal of pharmaceutics.
corneum in vivo: iontophoresis versus 2000 Jan 5;193(2):213-8.
passive diffusion. Journal of controlled 11. Derry S, Conaghan P, Da Silva JA,
release. 2001 Sep 11;76(1-2):73-9. Wiffen PJ, Moore RA. Topical NSAIDs
3. Aliberti AL, de Queiroz AC, Praça for chronic musculoskeletal pain in
FS, Eloy JO, Bentley MV, Medina adults. Cochrane Database of Systematic
WS. Ketoprofen microemulsion for Reviews. 2016(4).
improved skin delivery and in vivo 12. Horita D, Hatta I, Yoshimoto M, Kitao
anti-inflammatory effect. AAPS Y, Todo H, Sugibayashi K. Molecular
PharmSciTech. 2017 Oct;18(7):2783-91, mechanisms of action of different
DOI: 10.1208/s12249-017-0749-6. concentrations of ethanol in water
4. Nakamura A, Mori D, Tojo K. Evaluation on ordered structures of intercellular
of the predicted time–concentration lipids and soft keratin in the stratum
profile of serum tulobuterol in human corneum. Biochimica et Biophysica
after transdermal application. Chemical Acta (BBA)-Biomembranes. 2015 May
and Pharmaceutical Bulletin. 2012 Mar 1;1848(5):1196-202.
1;60(3):300-5. 13. Dancik Y, Anissimov YG, Jepps OG,
5. Hatanaka T, Yoshida S, Kadhum WR, Todo Roberts MS. Convective transport of
H, Sugibayashi K. In silico estimation of highly plasma protein bound drugs

74
IJPST - 8(2), 2021; 66-75

facilitates direct penetration into deep journal of pharmaceutics. 2013 Jan


tissues after topical application. British 30;441(1-2):389-94.
journal of clinical pharmacology. 2012 22. Panzade PS, Puranik P. Iontophoresis: A
Apr;73(4):564-78. Functional Approach for Enhancement of
14. Abd E, Yousef SA, Pastore MN, Telaprolu Transdermal Drug Delivery Asian Journal
K, Mohammed YH, Namjoshi S, et al. of Biomedical and Pharmaceutical
Skin models for the testing of transdermal Sciences 2(11) 2012, 01-08.
drugs. Clinical pharmacology: advances 23. Jung E, Kang YP, Yoon IS, Kim JS, Kwon
and applications. 2016;8:163. SW, Chung SJ, et al. Effect of permeation
15. Oesch F, Fabian E, Guth K, Landsiedel R. enhancers on transdermal delivery of
Xenobiotic-metabolizing enzymes in the fluoxetine: in vitro and in vivo evaluation.
skin of rat, mouse, pig, guinea pig, man, International journal of pharmaceutics.
and in human skin models. Archives of 2013 Nov 18;456(2):362-9.
Toxicology. 2014 Dec 1;88(12):2135-90. 24. Itoh T, Xia J, Magavi R, Nishihata T,
16. Uzor PF, Mbah CJ, Omeje EO. Rytting JH. Use of shed snakeskin as a
Perspectives on Transdermal Drug model membrane for in vitro percutaneous
Delivery. Journal of Chemical and penetration studies: comparison with
Pharmaceutical Research. 2011, 3(3): human skin. Pharmaceutical research.
680-700. 1990 Oct;7(10):1042-7.
17. Ashley NT, Weil ZM, Nelson RJ. 25. Bhasi K, Riga AT, Alexander KS.
Inflammation: mechanisms, costs, and Characterization of snakeskin by
natural variation. Annual Review of thermoanalytical techniques. Journal of
Ecology, Evolution, and Systematics. thermal analysis and calorimetry. 2004
2012 Dec 1;43:385-406. Jan;75(1):269-76.
18. Harirforoosh S, Asghar W, Jamali 26. Lee KE, Choi YJ, Oh BR, Chun IK,
F. Adverse effects of nonsteroidal Gwak HS. Formulation and in vitro/in
antiinflammatory drugs: an update vivo evaluation of levodopa transdermal
of gastrointestinal, cardiovascular delivery systems. International journal of
and renal complications. Journal of pharmaceutics. 2013 Nov 18;456(2):432-
Pharmacy & Pharmaceutical Sciences. 6.
2013;16(5):821-47. 27. Agoes G. Penelitian Difusi Asam
19. Zeng C, Wei J, Persson MS, Sarmanova A, Salisilat dan Kloramfenikol dari Sediaan
Doherty M, Xie D, et al. Relative efficacy Semisoloda dengan Pembawa Vaselin,
and safety of topical non-steroidal anti- Campuran Vaselin Propilenglikol dan
inflammatory drugs for osteoarthritis: Vaselin Lemak Bulu Domba secara In
a systematic review and network meta- vitro. Acta Pharmaceutica IX (3). 1986.
analysis of randomised controlled 28. Ujwala A, Shinde UA, Modani SH,
trials and observational studies. British Singh KH. Design and Development
journal of sports medicine. 2018 May of Repaglinide Microemulsion Gel
1;52(10):642-50. for Transdermal Delivery. AAPS
20. Tippavajhala VK, de Oliveira Mendes PharmSciTech, 2018, Vol. 19(1), January
T, Martin AA. In vivo human skin 2018.
penetration study of sunscreens by 29. British Pharmacopoiea Comissi on,
confocal Raman spectroscopy. AAPS British Pharmacopoiea 2016, London,
PharmSciTech. 2018 Feb;19(2):753-60. TSO, 2016
DOI: 10.1208/s12249-017-0852-8 30. Khullar R, Kumar D, Seth N, Saini S.
21. Zhang J, Sun M, Fan A, Wang Z, Zhao Formulation and evaluation of mefenamic
Y. The effect of solute–membrane acid emulgel for topical delivery. Saudi
interaction on solute permeation under pharmaceutical journal. 2012 Jan
supersaturated conditions. International 1;20(1):63-7.

75

Anda mungkin juga menyukai