Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI

ACARA 4.
KOMODITAS SAGU

Nama : Elisa Febriana


NIM : 201710301046

Asisten Praktikum :

1. Tommy Eka Chandra Firmansyah

2. Riski Mulya Setyawati

3. Dwi Indah Lestari

4. Triana Oktaviani Nurhadiningsih

PROGRAM STUDI TEKNNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Bab 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sagu merupakan komoditas potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai
substitusi industri dan bahan baku. Sebagai sumber karbohidrat, potensinya belum
dimanfaatkan secara maksimal. Sagu memiliki beberapa jenis, yaitu diantaranya
adalah Sagu Molat (Metroxylon Sagus,Rottbol), Sagu Tuni (Metroxylon Rumphii
Martius) dan Sagu Ihur (Metroxylon Sylvestre Martius). Sagu adalah pati atau
produk olahan yang diperoleh dari pengolahan rumbia atau “pohon sagu”
(Metroxylon sago Rottb.) Tepung sagu memiliki sifat fisik yang mirip dengan
tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit didapat sering
diganti dengan tepung tapioka, sehingga meski kedua tepung tersebut berbeda,
namanya sering bertukar-tukar. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat di
wilayah pesisir Maluku dan Papua. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam
bubur, atau dalam olahan lainnya. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah atau
dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mie. Sagu
sebagai sumber karbohidrat karena diproduksi di rawa-rawa (habitat alami ilalang).
Meskipun kondisi ini tidak memiliki manfaat ekonomi (mempersulit distribusi),
namun juga memiliki keunggulan ekologis tersendiri. Pohon sagu bisa tumbuh
hingga ketinggian 20 m atau bahkan 30 m. 150 hingga 300 kilogram pati dapat
diproduksi dari satu pohon. Survei di Kabupaten Kendari menunjukkan bahwa
untuk menanam dua pohon sagu dibutuhkan waktu kerja 4 orang selama 6 hari.
Tanaman sagu dapat berperan dalam menjaga lingkungan karena mampu menyerap
karbondioksida yang diemisikan dari rawa dan lahan gambut ke udara. Selain
digunakan sebagai bahan baku pangan, sagu juga dapat digunakan sebagai bahan
baku berbagai industri, industri makanan, industri perekat, industri kosmetik dan
berbagai industri kimia. Dengan demikian pemanfaatan dan pemanfaatan sagu
dapat mendukung berbagai industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri
teknologi tinggi.
Tepung sagu kaya akan karbohidrat (pati), tetapi nutrisi lainnya buruk. Hal ini
disebabkan kandungan pati yang tinggi pada tahap batang dan proses pemanenan.
Seratus gram sagu setara dengan 355 kalori. Ini mengandung rata-rata 94 gram
karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg zat besi, dan
sejumlah kecil lemak, karoten, tiamin dan asam askorbat.
Tabel 1.1 Kandungan sagu dalam 100 gram
Kalori 335 kcal
Karbohidrat 94 gr
Protein 0,2 gr
Serat 0,5 gr
Kalsium 10 mg
Zat besi 1,2 mg

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui karakteristik fisik dan kimia


komuditas sagu
2. Agar mahasiswa dapat membedakan bahan-bahan agroindustri yang
tergolong dalam komoditas sagu
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui pemanfataannya komoditas
sagu dalam agroindustri

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Komoditi Sagu
2.1.1 Sagu Molat
Tinggi batangnya sekitar 10-14 meter, tidak berduri, diameter sekitar 40-60
cm, berat batang sekitar 1,2 ton, sagu ini adalah jenis sagu yang tidak berduri, ujung
daunnya meruncing, sehingga bisa melukai orang jika disentuh, panjang daun
sekitar 7,40 meter. Terdiri dari 100-200 daun hijau. Panjangnya berkisar 1,54-1,55
meter dengan Lebar 9 cm. Bunganya adalah bunga majemuk yang berwarna
kemerahan. empulurnya lembut dan putih, jadi acinya berwarna putih, dan rasanya
enak sehingga disukai oleh para penduduk. Berat empulurnya sekitar 80% dari
beratnya. Kandungan batang dan asam asetat sekitar 18% (Rumalatu, Haryanto dan
Pangaloli pada tahun 1981, 1992). Setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 800 kg
aci basah Atau sekitar 200 kg aci kering (Manuputy, 1954 dan Soeryono, 1980)
dalam Harando dan Pangloli, (1992). Tenda dkk. (2003) menunjukkan output
bubuk sagu molat bisa mencapai 400 Kg.
Kandungan gizi yang terdapat pada sagu molat yaitu diantaranya adalah
Kandungan protein sebanyak 0,38 %, Kandungan lemak sebanyak 0,53 %,
Kandungan karbohidrat sebanyak 85,72 %, kandungan air sebanyak 12,78 %, kadar
abu sebanyak 0,47 dan juga serat kasar sebanyak 0,03 %.
Tabel 2.1.1 kandungan sagu molat
Protein 0,38 %
Lemak 0,53 %
Karbohidrat 85,72 %
Air 12,78 %
Kadar abu 0,47 %
Serat kasar 0,03 %

2.1.2 Sagu Tuni


Tinggi batangnya sekitar 10-15 cm dan bisa mecapai 18 meter ataupun
lebih, tebal kulit sekitarnya yaitu 2-3 m. Kulit pada bagian pangkal batang lebih
tebal dari pada kulit pada bagian tengah atau bagian ujung batangnya. Diameternya
sekitar 40-60 cm. Daunnya berwarna hijau tua, dan panjang tangkai daunnya sekitar
5-7 meter. Tangkai daun berduri pada pada pangkal sampai ujungnya, dan juga
pada bagian daunnya. Panjang duri sekitar 1-4 cm pada anakan sagu durinya sangat
banyak dan juga sangat rapat. Setiap tangkai daunnya terdiri dari 100-200 anak
daun yang panjangnya 80-120 cm dan juga lebarnya 5-10 cm. Berat batangnya pada
umur panen lebih 1 ton. Empulurnya lunak dan mudah ditokok. Kadar empulurnya
sekitar 82% dari berat batang dan kandungan aci sekitar 20%. acinya berwarna
putih dan enak rasanya. Setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 170-500 kg aci
kering (Soerjono, 1980 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992). Sagu ini merupakan
jenis sagu yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan jenis lainnya (Manan
et al., 1984).
Kandungan yang terdapat pada sagu tuni yaitu adalah kandungan
karbohidrat, dimana kandungan karbohidrat tersebut sebesar 89,13%.
Tabel 2.1.2 kandungan sagu tuni
Karbohidrat 89,13 %

2.1.3 Sagu Ihur


Sagu ihur (Metroxylon sylvestre) merupakan sumber pati yang potensial
dan sangat cocok digunakan sebagai bahan pangan fungsional. Secara genetik,sagu
ihur memiliki warna merah dibandingkan jenis sagu lainnya yang berwarna putih,
hal ini disebabkan adanya senyawa fenolik dalam sagu (Purwani et al., 2006;
Picauly et al., 2017). Pengolahan pati sagu alami (PSIA) akan meningkatkan nilai
ekonomis pati. Salah satu cara untuk meningkatkan kegunaan dan nilai tambah pati
adalah dengan memodifikasi pati untuk mendapatkan sifat yang sesuai untuk
aplikasi industri (Koswara, 2006), seperti dekstrin sebagai pelapis untuk proses
enkapsulasi. Jenis modifikasi yang umum digunakan adalah modifikasi hidrolisis
asam. jenis sagu ini mempunyai tinggi batang sekitar 10 meter dengan dimeter
sekitar 40-165 cm. Pelepah berwarna hijau keputih-putihan, empulurnya lunak dan
berwarna putih. Setiap pohon dapt menghasilkan sekitar 120 kg aci kering. Produksi
tepung sagu jenis barowila sangat sedikit jika dibandingkan dengan jenis sgu
lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).
Kandungan yang terdapat pada sagu ihur yaitu adalah kandungan karboidrat
senilai 77,4%.
Tabel 2.1.3 kandungan sagu ihur
Karbohidrat 77,4 %

Bab 3. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Laptop
2. Jaringan internet
3. Alat tulis
4. Kamera dan sejenisnya
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Sagu Molat (Metroxylon Sagus,Rottbol)
2. Sagu Tuni (Metroxylon Rumphii Martius)
3. Sagu Ihur (Metroxylon Sylvestre Martius)
3.2 Skema Kerja

Bahan

Persiapan

Pengamatan

Pengambilan data

Pembuatan Output

Selesai

3.3 Fungsi Perlakuan


Pada kesempatan praktikum kali ini, saya mengamati tentang komoditi
sagu. Pengamatan kali ini dilakukan dengan cara mengamati jenis sagu, yaitu Sagu
Molat (Metroxylon Sagus,Rottbol), Sagu Tuni (Metroxylon Rumphii Martius) dan
Sagu Ihur (Metroxylon Sylvestre Martius). hal yang diamati yaitu termasuk bentuk
biji, batang, daun, bunga dan juga manfaat pada jenis-jenis sagu. Pada saat ingin
melakukan pengamatan pada jenis-jenis sagu, alat yang dibutuhkan yaitu kamera,
alat tulis dan juga penglihatan yang baik. Hal ini dilakukan agar mengetahui ciri-
ciri dan juga perbedaan antara jenis sagu yang satu dengan yang lainnya.
Bab 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Karakteristik Fisik
NO Jenis Manfaat
Batang Daun Bunga Biji
1 Sagu molat Tinggi 16 m, Berbentuk Panjang 5 Jumlah 3, dapat
bentuk ada bekas lanset, cm, bentuk bentuk menghasilka
pelepah, diameter berwarna buah sirih, seperti n 640,07 kg
120 cm, berwarna hijau tangkai biji salak, tepung sagu
coklat kemerahan. dengan mentah warna basah
bintik putih, berwarna biji
lebar coklat tua, mentah
pangkal tangkai putih
pelepah 20 kering bening,
cm, panjang berwarna warna
pelepah 150 coklat biji
cm muda, kering
jumlah hitam,
cabang 7 berat biji
kering 3
biji 2,94
gram
2 Sagu tuni Tinggi 25 m, Berbentuk Panjang 10 Jumlah 3, dapat
bentuk bulat dan lanset, cm, bentuk bentuk menghasilka
lurus, permukaan berwarna buah sirih, seperti n 300-500
ada bekas pelepah, hijau, lebar tangkai biji salak, kg tepung
diameter 160 cm, pangkal mentah warna sagu basah.
dan berwarna pelepah 25 berwarna biji
coklat cm, panjang coklat tua, mentah
pelepah 100 tangkai putih
cm kering bening,
berwarna warna
coklat biji
muda, kering
jumlah hitam,
cabang 13 berat biji
kering 3
biji 2,27
gram
3 Sagu ihur Tiggi 20 m, bentuk Berbentuk Panjang 5,5 Jumlah 3, dapat
bulat dan lurus, lanset, cm, bentuk bentuk menghasilka
diameter 165 cm, berwarna buah sirih, seperti n sekitar
permukaan ada hijau tangkai biji salak, 300-600 kg
bekas pelepah, dengan mentah warna pati/tepung
berwarna coklat bintik putih, berwarna biji sagu basah.
lebar coklat tua, mentah
pangkal tangkai putih
pelepah 19 kering bening,
cm, panjang berwarna warna
pelepah 175 coklat biji
cm muda, kering
jumlah hitam,
cabang 7 berat biji
kering 3
biji 2,68
gram

Bab 5. PEMBAHASAN
5.1 karakteristik komoditi sagu
Hasil pada pengamatan kali ini menunjukkan sagu umumnya tinggi
bervariasi antara 16-25 m. Panjang pelepah daunnya antara 100-175 cm. panjang
anak daun antara 140-150 cm. Warna daunnya hijau tua dan hijau muda. Warna
bunganya coklat muda sampai coklat tua. Bentuk buah bulat. Warna buah kuning
kehijauan. berat bijinya antara 2,27-2,94 gram. Hal ini sesuai dengan pendapat
Louhenapessy, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa Sagu memiliki ciri morfologi
meliputi tinggi pohon, panjang maksimal 20 m, panjang pelepah berkisar dari 6-13
m. Pasangan anak daun 60-85. Panjang anak daun antara 90-170 cm. Daunnya
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Warna bunga merah kecoklatan. Bentuk
buah bulat dengan warna coklat kekuningan. Berat biji 5,3 gram. Menurut Riska
(2011), lingkar batang sagu ini adalah 130-158 cm, panjang daun 5-8 m, kisaran
panjang anak daun adalah 125-162 cm, warna daunnya hijau, hijau muda dan hijau
tua.
Secara visual, berdasarkan ciri morfologi organ vegetatif, karakter yang
terlihat jelas di karakter batang tersebut adalah tinggi, permukaan, lingkar, warna.
Sedangkan pada karakter daun memiliki variasi pada kelenturan anak daun,
kelenturan tulang anak daun, lebar pangkal pelepah, panjang pelepah, bentuk
pelepah, garis punggung pelepah, warna pelepah, jumlah anak, panjang anak,
permukaan atas. Selain itu, Karakteristik morfologis alat generatif terlihat jelas
pada bunga yaitu panjang dan lebar tangkai, diameter bunga. Variasi pada buah
antara lain bentuk, jumlah, warna. Variasi pada biji warna, berat.
Perbedaan karakteristik morfologi pada setiap spesies dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk faktor lingkungan, Genetika, maupun faktor bias pada
saat melakukan pengoleksian dan karakterisasi morfologis di lapangan. Dua jenis
yaitu sagu Tuni dan sagu Ihur yang memiliki kondisi habitat pertumbuhan di daerah
rawa yang berair tawar atau bisa juga di daerah rawa yang bergambut dan di daerah
sepanjang aliran sungai, sedangkan satu jenis lainya yaitu sagu molat memiliki
kondisi habitat pertumbuhan pada tanah liat berwarna kuning coklat atau hitam.
Karenanya, ada tiga macam sagu memiliki kondisi lingkungan yang berbeda,
seperti jenis tanah, pH tanah, ketinggian tempat lokasi, curah hujan dan kelembaban
yang mengarah pada kemampuan beradaptasi berbeda.
5.2 Manfaat sagu
Selain sebaagai sumber makanan pokok, sagu juga memiliki manfaat lainnya,
yaitu seperti :
• Komponen glukosa
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tepung sagu Malaysia
digunakan sebagai bahan baku dasar produksi glukosa. Mengingat lebih dari
90% sagu merupakan karbohidrat, hal tersebut sangat memungkinkan untuk
dilakukan.
• Memberikan energi untuk aktivitas fisik
Penggunaan sagu lainnya juga dapat digunakan untuk menunda
kelelahan saat melakukan latihan fisik. Sebuah penelitian bahkan
menunjukkan bahwa menggabungkan protein dalam sagu dan kedelai dapat
meningkatkan kekuatan fisik selama melakukan latihan fisik. Penelitian ini
membandingkan asupan campuran protein sagu dan kedelai dengan
konsumsi karbohidrat dalam bentuk suplemen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi protein sagu dan kedelai dapat menunda
kelelahan pada orang yang berolah raga intensitas tinggi.
• Bahan makanan dan pakan ternak
Sebagai pakan ternak, sagu merupakan salah satu bahan yang mudah
didapat, murah dan memiliki nutrisi yang baik untuk ternak. Sagu tidak
hanya digunakan dalam peternakan, tetapi juga banyak digunakan dalam
industri makanan. Tepung sagu sering digunakan sebagai pengental,
pengental untuk menambah tekstur aneka kue dan jajanan.
• Bahan pembuatan tekstil
Selain itu, mengenai manfaat sagu, bahan pangan ini juga berperan
penting dalam industri tekstil. Sagu digunakan sebagai bahan pengikat serat,
sehingga memudahkan mesin pemintalan. Kemampuan sagu untuk
menggabungkan bundel serat akan memudahkan proses pembuatan kain
yang diinginkan. Jika dicermati, kain atau pakaian baru biasanya
mengandung sisa sagu yang akan hilang setelah dicuci. Tak hanya itu, sagu
saat ini digunakan sebagai bahan pembuatan plastik ramah lingkungan
(biodegradable).
Bab 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Menurut data penelitian dan analisis yang sudah selesai bisa dapatkan
kesimpulan. terdapat variasi ciri morfologi ketiga varietas tersebut mulai dari
bentuk, ukuran, warna, penampilan setiap organ baik dari batang, daun, bunga, buah
dan biji. Pembelajaran sagu masih sangat terbatas, jadi itu perlu penelitian
berkelanjutan berdasarkan hubungan fenologis 3 jenis sagu dan data karakteristik
dapat ditambahkan. Di karakterisasi morfologis juga diperlukan perhatian kuantitas
dan Kualitatif. Selain itu, sagu juga mempunyai banyak manfaat dan tidak hanya
memiliki manfaat sebagai bahan makanan pokok tetapi di samping itu sagu juga
memiliki manfaat sebaagai bahan pembuatan glukosa, bahan pembuatan tekstil,
bahan pakan ternak dan juga memberikan energi untuk aktivitas fisik.
6.2 Saran
Saran yang bisa diberikan dari praktikum ini adalah, bagi peneliti
diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk karakteristik jenis-jenis
sagu lainnya mulai dari gambar pohon keseluruhan dan bagian-bagian pohonnya
seperti buah, bunga, biji, batang dan daun.

DAFTAR PUSTAKA
Limbongan, J. (2007). Morfologi beberapa jenis sagu potensial di Papua. Jurnal
Litbang Pertanian, 26(1), 16-24.
Polnaya, F. J., Talahatu, J., Haryadi, H., & Marseno, D. W. (2009). Karakterisasi
tiga jenis pati sagu (Metroxylon sp.) hidroksipropil. Agritech, 29(2).
Dewi, R. K., & Bintoro, M. H. (2016). Karakter morfologi dan potensi produksi
beberapa aksesi sagu (Metroxylon spp.) di kabupaten Sorong Selatan,
Papua Barat. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 44(1), 91-97.
Huwae, B., & Papilaya, P. (2014). Analisis kadar karbohidrat tepung beberapa jenis
sagu yang dikonsumsi masyarakat Maluku. BIOPENDIX: Jurnal Biologi,
Pendidikan dan Terapan, 1(1), 61-66.
Novarianto, H., & Barat, P. (2012). Sumber daya genetik sagu mendukung
pengembangan sagu di Indonesia. Penguatan Inovasi Teknologi
Mendukung Kemandirian Usahatani Perkebunan Rakyat, 4-13.
Lesilawang, F. (2020). Pola penyebaran dan morfologi jenis Sagu Tuni
(Metroxylon rumphii Martius) dan jenis Sagu Molat (Metroxylon sagu
Rottbol) di Desa Negeri Wailua Kecamatan Ambalau Kabupten Buru
Selatan (Doctoral dissertation, IAIN AMBON).
Sahetapy, L., & Karuwal, R. L. (2015). VARIASI KARAKTER MORFOLOGIS
LIMA JENIS SAGU (Metroxylon sp) DI PULAU
SAPARUA. BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 1(2),
105-111.
LAMPIRAN GAMBAR
Sagu Molat (Metroxylon Sagus,Rottbol)
Sagu Tuni (Metroxylon Rumphii Martius)

Sagu Ihur (Metroxylon Sylvestre Martius)

Anda mungkin juga menyukai