MAKALAHTOKSIKOLOGIANALISITOKSIKANDANPENCEMARLINGKUNGANNURAFDILA
MAKALAHTOKSIKOLOGIANALISITOKSIKANDANPENCEMARLINGKUNGANNURAFDILA
net/publication/343125680
CITATIONS READS
0 2,037
1 author:
Nur Afdila
University of Indonesia
14 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Mini Review Paper - Effects and Mechanism of Nano-Copper Exposure on Hepatic Cytochrome P450 Enzymes in Rats View project
All content following this page was uploaded by Nur Afdila on 22 July 2020.
MAKALAH
DIOKSIN (POLYCHLORINATED DIBENZO-P-DIOXINS/ PCDD) DAN FURAN
(POLYCHLORINATED DIBENZOFURANS/ PCDF) SERTA
(POLYCHLORINATED BIPHENYL/PCB) MIRIP DIOKSIN
1
Toksikologi Lingkungan 2019
KATA PENGANTAR
Penulis selalu mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, berkah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah Analisis Identifikasi Toksikan Dan Pencemar Lingkungan Tentang Dioksin, Furan
dan PCB (Polychlorinated Biphenyl) Mirip Dioksin. Penulis menyadari bahwa makalah ini
;masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
2
Toksikologi Lingkungan 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................................. 4
1.2. Permasalahan................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 5
1.4. Manfaat ..................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Dioksin (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furan
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
Dioksin .................................................................................................................. 6
2.2 Sumber Dioksin (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furan
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
dioksin diperoleh? ................................................................................................. 8
2.3 Dampak dari Dioksin (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furan
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
Dioksin ................................................................................................ 10
2.4 Metode Analisis Dioksin (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furan
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
Dioksin .................................................................................................................. 13
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Analisis Dioksin (Polychlorinated dibenzo-p-
dioxins/ PCDD) dan Furans (Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta
(Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip Dioksin ................................................... 17
3
Toksikologi Lingkungan 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pola berfikir dinamis seiring waktu terus mendorong manusia menciptakan inovasi – inovasi
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tentu untuk
mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup. Selain dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, sektor ekonomi juga akan dipengaruhi arus gelombang perubahan, terutama
perubahan pola konsumsi yang menyebabkan peningkatan yang sangat pesat dari limbah
hasil buangan aktivitas manusia. Akumulasi limbah dihasilkan semakin lama mengakibatkan
lingkungan kehilangan kemampuan untuk merecovery diri. Akhirnya terjadi
ketidakseimbangan dan gangguan di ekosistem lingkungan. Ketidakseimbangan dalam
ekosistem di lingkungan tersebut mempengaruhi kehidupan manusia. Gangguan kesehatan
seperti infeksi saluran pernapasan dan sistem saraf akibat terhirup asap sisa proses
pembakaran industri, kendaraan bermotor, dan lainnya.
Kondisi tersebut membuat manusia mulai memikirkan pengelolaan kualitas lingkungan yang
baik agar terjadi keseimbangan lingkungan. Manusia mulai mengelompokkan zat-zat asing
bagi tubuh yang bersifat mengganggu dan merusak sebagai toksik/ racun. Manusia mulai
menganalisis dan mengidentifikasi karakteristik serta dampak toksikan pencemar lingkungan
terhdapa lingkungan dan tubuh makhluk hidup terutama manusia. Salah satu zat toksik yang
akan dianalisis dan diidentifikasi adalah Dioxins (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD)
dan Furans (Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB)
mirip dioksin.
4
Toksikologi Lingkungan 2019
3. Apa saja dampak dari Dioxins (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furans
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
dioksin?
4. Apa saja metoda analisis Dioxins (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furans
(Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip
dioksin?
5. Apa kelebihan dan kekurangan masing masing metode analisis Dioxins (Polychlorinated
dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furans (Polychlorinated dibenzofurans/ PCDF) serta
(Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip dioksin?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untu mengetahui sumber, karakteristik, metode analisis,
kelebihan dan kekurangan masing – masing metode serta dampak dari Dioxins
(Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furans (Polychlorinated dibenzofurans/
PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip dioksin.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang
sumber- sumber, karakteristik, metode – metode analisis dan kekurangan kelebihannya serta
dampak Dioxins (Polychlorinated dibenzo-p-dioxins/ PCDD) dan Furans (Polychlorinated
dibenzofurans/ PCDF) serta (Polychlorinated Biphenyl/PCB) mirip dioksin.
5
Toksikologi Lingkungan 2019
BAB II
PEMBAHASAN
Dioksin berbentuk padat pada suhu ruang dan susah menguap. Senyawa ini berdispersi di
dalam atmosfer sebagai aerosol partikulat. Senyawa ini tidak berbau dan dalam bentuk
padatan berupa kristal tak berwarna yang terakumulasi dalam tanah dan sedimen.Bersifat
stabil dan lipofilik, sehingga dengan mudah terakumulasi pada hewan-hewan yang
mempunyai lapisan lemak pada tubuhnya dan sukar untuk dimusnahkan. Sedikit dioksin
saja yang masuk ke dalam tubuh (part per trillion) sudah dapat menimbulkan efek
toksiksitas yang berbahaya. Menurut WHO, kadar normal dioksin yang dapat ditoleransi
oleh tubuh manusia adalah 10 pg/kg berat tubuh.
6
Toksikologi Lingkungan 2019
Dioksin Furan
-7
d. metanol 2 x 10
e. air
7
Toksikologi Lingkungan 2019
independen atau bersamaan (Lopes et al., 2015). Representasi skematis formasi dioksin dan
furan digambarkan pada gambar berikut :
8
Toksikologi Lingkungan 2019
Dioksin dan furan juga dibentuk dari hasil proses bleaching klorin pada industri pulp and
paper. Sejak emisi dioksin dan furan dari pabrik pulp and paper berada pada batas LOQ,
2 g TEQ/tahun total emisi disumbangkan dari pabrik pulp and paper di Kanada.
Keberadaan dioksin dan furan telah terdeteksi di udara, air, dan tanah. Dari data
9
Toksikologi Lingkungan 2019
ditunjukkan bahwa 90% paparan dioksin pada manusia adalah kontribusi dari makanan
yang dikonsumsi, karena memberikan dampak buruk pada manusia dan hewan. Tingkat
toksisitas dioksin dan furan bervariasi tergantung dari jenis dioksin, frekuensi dan durasi
paparan. Pentaklorofenol dari industri tekstil merupakan sumber utama dari dioksin atau
furan dalam limbah cair. Alasan ini membuat negara Jerman menyatakan melarang
penggunaan bahan kimia untuk mereduksi PCDD atau PCDF yang dihasilkan dari limbah
cair pabrik tekstil.
10
Toksikologi Lingkungan 2019
Transformasi merupakan proses fisis yang dapat terjadi secara biotik maupun abiotik.
Proses ini dapat terjadi di udara, air, tanah, organisme dan juga rantai makanan, namun
proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pada zat tersebut. Dioxin dan
furan mengalami transformasi dari zat senyawa awal menjadi senyawa lainnya yang
memiliki struktur atom berbeda akibat proses transformasi abiotik secara fotokimia.
Dioksin dan furan yang terpapar lama oleh cahaya matahari atau cahaya dengan radiasi
tinggi akan mengalami kerusakan struktur atom (Fiedler, 2001).
5. Persistensi
Persistensi merupakan keberadaan suatu zat di lingkungan. Persistensi dapat
dikelompokkan berdasarkan tingkat kemudahannya terdegredasi. Berikut merupakan
tabel tingkat kemudahan suatu zat terdegredasi:
Tabel 2. Kelas Persistensi zat
Kelas Degradasi Persistensi
1 = Mudah 1 - 3 minggu
2 = Dapat 1 – 3 bulan
3 = Sulit 3 bulan – 1 tahun
3 = Sulit sekali 1 – 2 tahun
4 = Refractory >2 tahun
Sumber: McKinney, 1981
Dioksin dan furan sendiri merupakan zat yang sulit sekali untuk terdegradasi oleh
lingkungan. Akibat sulitnya zat ini terdegradasi lingkungan penggunaannya ataupun
pencemarannya sangat diawasi secara ketat oleh lembaga-lembaga kesehatan. Terutama
keberadaannya pada makanan (Department of Indian Affairs and Northern Development,
2005).
11
Toksikologi Lingkungan 2019
hingga terakumulasi pada ginjal. Proses distribusi dioksin dan furan yang masuk melalui
saluran inhalasi ini hanya terjadi akibat pergerakkan aliran darah dari paru-paru menuju
jantung dan anggota tubuh lainnya, karena dioksin dan furan bersifat lipofilik zat tersebut
akan mengendap atau terakumulasi di jaringan tubuh yang dekat dengan lemak.
Metabolisme dari zat ini yaitu hanya terakumulasi tanpa mengalami proses lanjut. Dioxin
dan furan ini juga mengalami detoksikasi dan bereaksi dengan enzim P 450 sehingga
menjadi lebih toksik akibat lebih polarnya dioksin dan furan yang telah bereaksi. Namun,
dioxin dan furan yang tidak dapat mengalami pertukaran pada alveoli akan kembali
diekskresikan melalui proses pernafasan melewati hidung (WHO for Europe, 2000).
2. Portal of Entri Oral
Dioksin dan furan yang terkandung dalam makanan atau minuman akan masuk ke dalam
tubuh melalui oral atau mulut dan menuju sistem pencernaan. Salah satu kasus masuknya
dioxin dan furan ke dalam tubuh melalui oral yaitu susu yang mengandung dioksin dan
furan. Dioksin dan furan pada susu di mulut akan tercampur dengan ludah yang
mengandung enzim. Kemudian setelah dari mulut susu masuk ke dalam kerongkongan
hingga menuju lambung. Lambung mengandung asam yakni HCl 0,1 N sehingga dapat
menghancurkan xenobiotik bersifat basa. Susu mengandung dioksin dan furan selanjutnya
akan teru menuju usus halus, karena dioxin dan furan bersifat tahan terhadap asam. Susu
di dalam usus halus akan bertemu dengan enzim berssifaat basa yang ada pada usus halus
sehingga zat-zat bersifat asam akan hancur. Kemudian ketika dinding-dinding usus halus
menyerap protein dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dioxin dan furan akan ikut terserap
dan mengalami metabolisme. Absorpsi dioxin dan furan di sini terjadi secara difusi
katalis (WHO for Europe, 2000). Distribusi dioksin dan furan dalam tubuh setelah diserap
oleh dinding-dinding usus halus terjadi akibat pergerakkan aliran darah. Dioksin dan
furan yang bersifat lipofilik kemudian akan menuju jaringan lemak dibawah kulit, di
sumsung tulang belakang ataupun kelenjar susu pada wanita menyusui. Proses
metabolisme dioxin dan furan yakni tidak mengalami pencernaan dimana dioksin dan
furan akan berakumulasi dalam tubuh, kemudian mengalami detoksikasi, dimana
umumnya dioksin dan furan yang bereaksi dengan enzim P450 menjadi polar dan menjadi
lebih toksik. Sementara itu dioksin dan furan yaang terkandung dalam makanan cepaat
saji umumnya ada yang akan ikut terbawa bersama makanan dan mengalami ekskresi
melalui usus besar (WHO for Europe, 2000).
Menurut inforrmasi US EPA, 2002, Efek yang ditimbulkan oleh paparan dioksin dan
furan dalam tubuh antara lain:
1. Obesitas
Dioxin dan furan yang menumpuk pada jaringan lemak tubuh akan menyebabkan
kegemukkan berlebih hingga obesitas pada tubuh orang yang terpapar.
2. Cacat Lahir
Dioxin dan furan yang dicerna oleh ibu yang mengandung akan mempengaruhi
perkembangan embrionya. Umumnya anak yang lahir nantinya akan mengalami cacat
lahir. Hal ini dikarenakan dioksin dan furan dari ibu hamil juga akan terakumulasi pada
embrio bayi nya.
3. Fluktuasi Hormon
12
Toksikologi Lingkungan 2019
Organisme yang terpapar dioxin dan furan mengalami fluktuasi hormon, dimana
hormonnya menjadi tidak stabil dan mengganggu fungsi kerja hormon itu pada tubuh.
4. Ganggunan Imun
Selain mengganggu produksi hormon, dioxin dan furan juga menyebabkan menurunnya
sensitivitas imun (kekebalan tubuh) terhadap gangguan zat asing.
5. Ganggunan Sistem Saraf
Dioxin dan furan yang berakumulasi di otak dapat menyebabkan terjadinya gangguan
sistem saraf ringan.
6. Kanker
Penumpukkan dioxin dan furan pada tubuh juga merangsang terbentuknya kanker akibat
gangguan fungsi suatu kelenjar tubuh, sehingga terjadi pembengakakan dan perubahan
fungsi organ tubuh.
7. Penyakit Kulit
Penyakit kulit yang disebabkan oleh dioxin dan furan yakni chloracne, dimana kulit
mengalami bentol-bentol merah berlebih seperti iritasi. Penyakit ini selain terjadi akibat
adanya dioxin dan furan dalam tubuh juga dapat terjadi sebagai akibat paparan langsung
dioxin dan furan dengan tubuh dalam waktu lama, sepeti penggunaan pembalut yang
mengandung dioxin dan furan.
8. Gangguan Jantung
Dioxin dan furan yang menumpuk (terakumulasi) di sekitar jantung menyebabkan
gangguan jantung, dimana jantung menjadi sulit untuk memompa darah ke paru-paru dan
ke seluruh tubuh.
9. Kematian
Dioksin dan furan pada tubuh yang terakumulasi dan mengganggu saraf serta jantung
dapat menyebabkan kematian pada organisme yang terpapar.
13
Toksikologi Lingkungan 2019
Clean Up : Ekstrak dibagi menjadi dua fraksi setelah penghilangan zat yang mengganggu
dalam diekstraksi dengan kromatografi kolom silika gel diresapi asam sulfat atau silika
berlapis-lapis kromatografi gel. Salah satu fraksi digunakan untuk penentuan PCDD / PCDF
dan lain untuk PCB coplanar. PCDDs / PCDFs dan PCB coplanar dipisahkan dari fraksi
dengan kromatografi kolom alumina.
.
Sumber : Office of Dioxin Control & Air Quality Management Division nvironmental
Management Bureau Ministry of the Environment, Japan, 2001
Gambar 6 Alur ProsedurClean-Up Dioksin dari Udara Sekitar
Kolom karbon aktif pada Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) atau kromatografi kolom
silika gel diresapi karbon aktif digunakan jika gangguan dalam analisis GC / MS ditemukan
dan jika prosedur pembersihan yang lebih baik diperlukan.HPLC efektif terutama bila perlu
untuk memisahkan PCDD / PCDF dari non-ortho PCB.
Ekstraksi dioksin dari sampel tanah dan debu dengan padatan besar, seperti kerikil dan
ranting, yang harus dihilangkan secara manual. Selanjutnya, sampel tanah ditempatkan
dalam saringan dan dikocok untuk menghilangkan partikel yang lebih besar dicampur
dengan campuran aseton dan heksadekana 1: 1 dengan hasil campuran disaring dan
disimpan dalam cold storage sampai analisis dilakukan.
Ekstraksi dioksin dari sampel air menurut Gao et al. dilakukan dengan penyaringan
dengan melewatkan sampel air melalui kolom yang mengandung resin hidrofobik, seperti
14
Toksikologi Lingkungan 2019
15
Toksikologi Lingkungan 2019
16
Toksikologi Lingkungan 2019
17
Toksikologi Lingkungan 2019
Dari beberapa metode di atas apabila dipertimbangkan dari beberapa kriteria seperti
konsumsi pelarut, waktu ekstraksi, dan kondisi praktis di antara metode yang berbeda, SFE
dan ASE adalah metode yang disukai. Penggunaan sejumlah kecil pelarut dalam SFE dan
ASE membuat proses konsentrasi jauh lebih mudah, mengurangi kemungkinan kehilangan
analit.
2.5.2. Metode ELISA KIT
Metode ELISA sangat mudah dilakukan, namun harganya tidaklah murah dan kebanyakan
harus didatangkan dari luar negeri terlebih dahulu.
Walker dan Rapley (2008), menjelaskan terdapat beberapa teknik dalam ELISA, yakni :
- Direct ELISA, digunakan untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi suatu antigen yang
berikatan langsung (direct) dengan antibodi detector (antibodi yang telah dilabeli oleh
reporter enzyme). Antibodi yang digunakan berjumlah satu buah. Kelebihan teknik ini yakni
proses yang cepat dan tidak adanya ross reaction dengan antibodi sekunder. Kelemahannya
yaitu pelabelan antibodi primer yang mahal, tidak ada fleksibilitas pemilihan antibodi primer
dan sinyal amplifikasi yang sedikit.
- Indirect ELISA, digunakan untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi antigen atau
antibodi. Karakteristiknya yakni antigen tidak akan menempel langsung (inderect) pada
antibodi detector. Antigen akan berikatan dengan antibodi lain terlebih dahulu, yang
kemudian antibodi tersebut akan berikatan dengan antibodi yang telah dilabeli.
Kelebihannya yaitu memiliki sensitifitas dan sinyal amplifikasi yang tinggi. Namun teknik
ini membutuhkan waktu yang lama dan rawan terjadi cross reaction
- Sandwich ELISA, digunakan untuk mengukur antigen dan antibodi. Dalam penelitian ini
saya menggunakan ELISA kit jenis ini Kharakteristik khasnya adalah menggunakan antibodi
penangkap dan primer antibodi. Antigen yang akan dideteksi dan diukur konsentrasinya
berikatan dengan antibodi sesuai jenis sandwich ELISA yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang dioksin, furan dan PCB mirip dioksin pada bab sebelumnya
diketahui bahwa dioksin dan furan merupakan xenobiotik yang sangat bersifat toksik dan
berbahaya. Mekanisme pembentukan dioksin,furan dapat terjadi reaksi secara homogen
(pirosintesis) dan heterogen (de proses novo dan coupling prekursor dibantu katalitik). Paran
dioksin,Furan dan PCB mirip dioksin memberikan dampak secara Ekokinetika/lingkungan
dan Farmakokinetika/organisme/makhluk hidup. Telah banyak dilaporkan analisis yang
dilakukan terhadap sampel lingkungan (udara,sedimen,air) dan organisme (invitro/invivo),
hal ini untuk mengetahui tingkat paparan dan toksisitas dari dioksin,furan, PCB mirip dioksin
pada lingkungan dan organisme. Metode analisis dioksin,furan dan PCB mirip dioksin
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik dari segi spesifitasnya, biaya
analisis, sensitifitas maupun efisiensi waktu analisis.
18
Toksikologi Lingkungan 2019
DAFTAR PUSTAKA
Dopico, M., & Gómez, A. (2015). Review of the current state and main sources of dioxins
around the world. Journal of the Air and Waste Management Association, 65(9), 1033–
1049. https://doi.org/10.1080/10962247.2015.1058869
Kanan, S., & Samara, F. (2018). Dioxins and furans: A review from chemical and
environmental perspectives. Trends in Environmental Analytical Chemistry,
17(September 2017), 1–13. https://doi.org/10.1016/j.teac.2017.12.001
MAKALAH_PCB_POLYCHLORINATED_BIPHENYLS_JU. (n.d.).
Mandal, P. K. (2005). Dioxin: A review of its environmental effects and its aryl hydrocarbon
receptor biology. Journal of Comparative Physiology B: Biochemical, Systemic, and
Environmental Physiology, 175(4), 221–230. https://doi.org/10.1007/s00360-005-0483-
3
Merck. (2017). Lembaran data keselamatan bahan gelatin untuk microbiologi. 3.6(1907), 1–
12.
Mukherjee, A., Debnath, B., & Ghosh, S. K. (2016). A Review on Technologies of Removal
of Dioxins and Furans from Incinerator Flue Gas. Procedia Environmental Sciences, 35,
528–540. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.07.037
Petronijevic, R., Radicevic, T., & Jankovic, V. (2015). Methods for Determination of Dioxins
and Dioxin-like Compounds – A Brief Review of Recent Advances. Procedia Food
Science, 5, 227–230. https://doi.org/10.1016/j.profoo.2015.09.036
Puntius, T., Surabaya, S., Bbi, D. A. N., Dengan, P., & Elisa, M. (2018). ANALISIS
EKSPRESI ESTROGEN RECEPTOR ( ER ) GONAD IKAN TAWES ( Puntius javanicus
) DI SUNGAI SURABAYA , KALIMAS.
Quality, A., Division, M., & Bureau, E. M. (2001). Manual on Determination of Dioxins in
Ambient Air Air Quality Management Division Environmental Management Bureau
Ministry of the Environment, Japan. (August).
Rathna, R., Varjani, S., & Nakkeeran, E. (2018). Recent developments and prospects of
dioxins and furans remediation. Journal of Environmental Management, 223(June),
19
Toksikologi Lingkungan 2019
797–806. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2018.06.095
Srogi, K. (2008). Levels and congener distributions of PCDDs, PCDFs and dioxin-like PCBs
in environmental and human samples: A review. Environmental Chemistry Letters, 6(1),
1–28. https://doi.org/10.1007/s10311-007-0105-2
Toxicology_Paper_-_Dioxin_and_Furans. (n.d.).
Vijay, S., Molina, L. T., & Molina, M. J. (2004). E Stimating a Ir P Ollution E Missions
From F Ossil. (April).
Z, L. (2018). Release of Dioxins from Solid Waste Burning and its Impacts on Urban Human
Population- A Review. Journal of Pollution Effects & Control, 06(01), 1–6.
https://doi.org/10.4172/2375-4397.1000215
(2015). Health Risks from Dioxin and Related Compounds. In Health Risks from Dioxin and
Related Compounds. https://doi.org/10.17226/11688
McKinney, J.D. 1981. Environmental Health Chemistry. Michigan :Ann Arbor Sc.,
Soemirat, Juli. 2003. Toksikologi Lingkungan. Bandung : Gajah Mada University Press
US EPA (United States : Environmental Protection Agency). 2002. Dioxins and Furans.
Atlanta, Georgia: Division of Toxicology
WHO (World Health Organization) for Europe 2000. Polychlorinated dibenzodioxins and
dibenzofurans. Copenhagen, Denmark: WHO Regional Office.
20