Anda di halaman 1dari 26

Bab 4 Emosi dan Suasana Hati

Sasaran Pembelajaran

Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:


 Membedakan antara emosi dan suasana hati.
 Mendiskusikan apakah emosi rasional dan apakah
fungsi dari emosi.
 Mengidentifikasi sumber-sumber emosi dan
suasana hati.
 Menunjukkan pengaruh emosi pekerja terhadap
para pekerja
 Menjelaskan teori peristiwa-peristiwa afektif
dan aplikasinya.
 Membandingkan bukti yang mendukung
dan menentang keberadaan kecerdasan
emosional.
 Mengidentifikasi strategi-strategi bagi
pengaturan emosi dan kemungkinan efek-
efeknya.
 Mengaplikasikan konsep-konsep emosi dan
suasana hati pada isu-isu spesifik perilaku
organisasi.
Tiga istilah yang sangat erat maknanya dalam topik ini:

Afeksi (affect) Suasana hati


adalah istilah umum (mood) adalah
Emosi (emotion)
yang mencakup perasaan yang
adalah perasaan
kisaran yang luas kurang intens
intens yang
dari perasaan yang dibandingkan emosi
diarahkan pada
dialami seseorang, dan sering muncul
sesorang atau
meliputi emosi tanpa sebuah
sesuatu.
maupun suasana peristiwa spesifik
hati sebagai stimulus
 Emosi adalah reaksi pada seseorang (melihat
seorang teman di tempat kerja mungkin membuat
Anda merasa gembira) atau suatu peristiwa.
 Suasana hati biasanya tidak diarahkan pada orang
atau peristiwa
 Emosi dapat berubah menjadi suasana hati saat
Anda kehilangan fokus pada peristiwa atau objek
yang memulai perasaan itu.
 Suasana hati baik atau buruk dapat membuat
Anda lebih emosional dalam merespons sebuah
peristiwa.
 Afeksi adalah istilah luas yang mencakup emosi
dan suasana hati.
Emosi Dasar

Psikolog mencoba mengidentifikasi emosi dasar dengan


mempelajari ekspresi wajah, tetapi mereka menemukan
bahwa proses itu sulit karena, salah satu masalahnya,
beberapa emosi terlalu kompleks untuk dengan mudah
direpresentasikan oleh wajah kita.

Budaya juga memiliki norma-norma yang mengatur


ekspresi emosional, jadi cara kita mengalami sebuah
emosi tidak selalu sama dengan bagaimana kita
menunjukkannya. Orang-orang di Amerika Serikat dan
Timur Tengah mengenali senyum sebagai tanda
kebahagiaan, tetapi di Timur Tengah sebuah senyuman
juga dapat diartikan sebagai tanda ketertarikan
seksual.
Suasana Hati Dasar: Afeksi Positif dan Negatif

Afeksi positif sebagai suatu dimensi suasana hati


yang terdiri atas emosi-emosi positif seperti
bersemangat, kewaspadaan, dan sangat gembira
pada ujung paling tinggi dan kepuasan,
ketenangan, dan kedamaian pada ujung paling
rendah.

Afeksi negatif adalah dimensi suasana hati yang


terdiri atas kegugupan, stres, dan kecemasan pada
akhir tinggi dan kebosanan, depresi, dan kelesuan
pada akhir rendah. (catatan: afeksi positif dan afeksi
negatif adalah suasana hati. Kami menggunakan
label ini, bukan suasana hati positif dan suasana hati
negatif, karena begitulah para peneliti melabelnya.)
Fungsi Emosi

 Emosi penting dalam penalaran rasional. Emosi


memberikan informasi mengenai bagaimana kita
memahami dunia sekitar kita Kunci dari keputusan
yang baik adalah dengan mempergunakan pikiran dan
perasaan dalam keputusan-keputusan kita.

 Emosi menyebabkan kita bersikap etis. Dalam


pekerjaan dan kehidupan, penilaian moral kita lebih
banyak berkaitan dengan emosi dibandingkan kognisi,
tetapi kita cenderung berpikir sebaliknya, khususnya
saat penilaian-penilaian itu dibagikan oleh rekan-rekan
anggota kelompok kita.
Sumber Emosi dan Suasana Hati

1. Kepribadian: Kebanyakan orang telah membangun


kecenderungan untuk mengalami suasana hati dan emosi
tertentu lebih sering daripada orang lain.
2. Waktu dalam hari: Orang-orang beragam dalam suasana
hatinya berdasarkan waktu dalam hari. Fluktuasi harian
dalam suasana hati cenderung mengikuti pola yang sama di
kebanyakan negara.
3. Hari dalam minggu: Untuk afeksi negatif, senin adalah afeksi
negatif tertinggi di kebanyakan budaya. Meskipun demikian,
di banyak negara, afeksi negatif lebih rendah pada hari
Jumat dan Sabtu dibandingkan pada hari Minggu.
4. Cuaca: Orang-orang cenderung beranggapan bahwa
cuaca yang baik meningkatkan suasana hati mereka.
5. Stres: Menumpuknya level stres dapat memperburuk suasana
hati kita, dan kita lebih mengalami emosi-emosi negatif.
6. Aktivitas sosial: Aktivitas sosial meningkatkan suasana hati
positif dan memiliki efek yang kecil pada suasana hati
negatif.
7. Tidur: Tidur yang buruk juga merusak kepuasan kerja karena
orang merasa lelah, terganggu, dan kurang awas.
8. Olahraga: Riset menunjukkan bahwa olahraga
meningkatkan suasana hati positif orang
9. Umur: Periode suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih
lama bagi individu-individu berumur, dan suasana hati buruk
menghilang lebih cepat
10. Jenis kelamin: Orang-orang juga cenderung mengaitkan
emosi pria dan wanita dalam cara yang mungkin
berdasarkan stereotip atas bagaimana reaksi emosi
umumnya.
Emosi pekerja (emotional labor) Sebuah situasi di mana seorang
pekerja menampilkan emosi yang diinginkan organisasi selama
transaksi-transaksi interpersonal di tempat kerja.

Konsep emosi pekerja muncul dari studi atas pekerjaan jasa.


Misal, pramugari agar terlihat ceria, pemimpin upacara
pemakaman terlihat sedih, dan dokter terlihat netral emosinya.

Tantangan sebenarnya muncul saat pekerja harus menampilkan


suatu emosi saat sebenarnya merasakan yang lain, atau disebut
dengan disonansi emosi (emotional dissonance), yaitu
Inkonsistensi antara emosi yang dirasakan orang dan emosi yang
mereka tampilkan.
Terutama dalam hal pekerjaan, akan sangat membantu Anda
jika dapat memisahkan antara emosi yang dirasakan dan yang
ditampilkan.

Emosi yang dirasakan Emosi aktual individu

Emosi yang ditampilkan Emosi yang dituntut oleh


organisasi untuk ditunjukkan oleh pekerja dan dianggap pantas
untuk pekerjaan itu.

Emosi ini tidak muncul begitu saja, namun dipelajari.


Menampilkan emosi-emosi palsu membutuhkan kita untuk
meredam yang sebenarnya.

Akting permukaan Menyembunyikan perasaan di dalam


dan menyembunyikan ekspresi emosional sebagai respons atas
peraturan.

Akting mendalam Mencoba untuk memodifikasi


perasaan di dalam diri yang sebenarnya berdasarkan aturan.
Teori peristiwa afektif (affective event theory─AET) adalah
sebuah model yang menyatakan bahwa peristiwa tempat kerja
menyebabkan reaksi emosional pada bagian pekerja, yang
kemudian memengaruhi sikap dan perilaku tempat kerja.

Orang-orang dengan skor stabilitas emosional rendah lebih


mungkin bereaksi kuat pada peristiwa negatif. Respons
emosional kita pada suatu peristiwa dapat berubah tergantung
suasana hati. Terakhir, emosi memengaruhi sejumlah variabel
kinerja dan kepuasan, seperti perilaku kewargaan organisasi,
komitmen organisasi, tingkat usaha, niat untuk keluar, dan
penyimpangan di tempat kerja.
Ujian teori peristiwa afektif menyatakan hal-hal berikut:
1. Satu episode emosi sebenarnya merupakan serangkaian
pengalaman-pengalaman emosional yang didorong
muncul oleh suatu peristiwa tunggal dan mengandung
elemen-elemen emosi serta siklus suasana hati.
2. Emosi saat ini memengaruhi kepuasan kerja pada saat
berlangsung, bersama dengan riwayat emosi yang
mengelilingi peristiwa itu.
3. Oleh karena suasana hati dan emosi berfluktuasi
sepanjang waktu, efeknya pada kinerja juga berfluktuasi.
4. Perilaku yang digerakkan emosi umumnya pendek dalam
durasi dan variabilitas tinggi.
5. Oleh karena emosi, bahkan yang positif, cenderung tidak
cocok dengan perilaku yang disyaratkan untuk
melakukan sebuah pekerjaan, mereka biasanya memiliki
pengaruh negatif terhadap kinerja.
Kesimpulannya, AET menawarkan dua pesan
penting.

1. Emosi memberikan pandangan yang berharga


tentang bagaimana peristiwa yang
menjengkelkan dan menyenangkan di tempat
kerja memengaruhi kinerja pekerja serta
kepuasannya.
2. Pekerja dan manajer seharusnya tidak
mengabaikan emosi atau peristiwa yang
menyebabkannya, walaupun mereka tampaknya
sepele, tetapi mereka akan terakumulasi.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk:
 Menilai emosi dalam diri dan orang lain
 Memahami makna emosi-emosi ini
 Mengatur emosi seseorang secara teratur

Beberapa studi menyatakan kecerdasan emosional memainkan


peran penting dalam kinerja. Studi lain melihat kesuksesan dan
kegagalan 11 presiden Amerika Serikat—dari Franklin Roosevelt
sampai Bill Clinton—dan mengevaluasi mereka dalam enam
kualitas: komunikasi, organisasi, keahlian politis, visi, gaya kognitif,
dan kecerdasan emosional. Kualitas utama yang membedakan
yang sukses (seperti Roosevelt, Kennedy, dan Reagan) dari yang
tidak sukses (seperti Johnson, Carter, dan Nixon) adalah
kecerdasan emosional.
Kasus yang Bertentangan dengan Kecerdasan
Emosional

 Para peneliti kecerdasan emosional tidak sepakat


tentang definisi
 Para peneliti kecerdasan emosional tidak sepakat
tentang definisi
 Kecerdasan emosional tidak lebih dari sekadar
kepribadian dengan label berbeda
Pengaturan Emosi

Pendapat utama di balik pengaturan emosi adalah untuk


mengidentifikasi dan memodifikasi emosi yang Anda
rasakan. Riset menyatakan bahwa kemampuan manajemen
emosi adalah alat prediksi kuat atas kinerja tugas bagi
beberapa pekerjaan dan perilaku kewargaan organisasi
(organizational citizenhip behavior).

Para peneliti dari pengaturan emosi sering mempelajari


strategi yang mungkin digunakan orang untuk mengubah
emosinya. Salah satu strategi yang telah kita diskusikan
dalam bab ini adalah akting permukaan, atau secara
harfiah, “berpura-pura dengan wajah” sebagai respons yang
pantas atas situasi tertentu.
Meskipun begitu, riset menyatakan ada sisi buruk dari
mencoba mengubah perasaan Anda. Mengubah emosi
Anda membutuhkan usaha, dan seperti yang kita catat
saat mendiskusikan tenaga emosional, usaha ini bisa
melelahkan. Kadang-kadang mencoba untuk mengubah
emosi sebenarnya membuat emosi itu lebih kuat .

Oleh karena itu, saat ada banyak harapan dalam teknik-


teknik pengaturan emosi, jalan terbaik menuju tempat
kerja yang positif adalah merekrut individu-individu
berpikiran positif dan melatih pemimpin mengelola
suasana hati, sikap kerja, dan kinerja mereka. Pemimpin
terbaik mengelola emosi sebanyak mereka mengelola
tugas dan aktivitas.
Dalam bagian ini, kita menilai bagaimana pemahaman emosi
dan suasana hati dapat meningkatkan kemampuan kita untuk
menjelaskan dan memperkirakan proses seleksi.

Pemberi kerja seharusnya


mempertimbangkannya sebagai sebuah faktor
Seleksi dalam merekrut pekerja, khususnya untuk
pekerjaan yang menuntut tingkat interaksi sosial
yang tinggi.

Para peneliti perilaku organisasi semakin


Pengambilan menemukan bahwa suasana hati dan emosi
keputusan memiliki efek penting terhadap pengambilan
keputusan.
Tampaknya orang yang mengalami suasana hati
Kreativitas atau emosi positif lebih fleksibel dan terbuka
dalam pikirannya, yang dapat menjelaskan
mengapa mereka lebih kreatif

Seseorang dalam suasana hati baik didapati


Motivasi lebih membantu terhadap rekan kerjanya dan
juga merasa lebih baik tentang diri mereka.

Kepemimpin- Kepemimpinan yang efektif bergantung pada


an daya tarik emosional untuk membantu
menyampaikan pesannya.
Amarah seharusnya digunakan secara selektif
dalam negosiasi; negosiator yang marah yang
Negosiasi memiliki informasi atau kekuatan yang kurang
dibandingkan lawannya memiliki hasil yang lebih
buruk secara signifikan.

Layanan Status emosional pekerja memengaruhi layanan


pelanggan pelanggan, yang memengaruhi tingkat bisnis
pengulangan dan kepuasan pelanggan

Beberapa studi telah menunjukkan orang-orang


Sikap yang memiliki hari baik di tempat kerja
kerja cenderung berada dalam suasana hati lebih
baik di rumah malam itu, dan demikian pula
sebaliknya.
Orang yang sedang dalam emosi negatif lebih
Perilaku mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang
menyimpang jangka pendek di tempat kerja, seperti bergosip
atau mencari-cari di Internet,

Individu dalam suasana hati buruk cenderung


Keselamatan lebih cemas, yang dapat membuat mereka
& cidera kurang dapat menyesuaikan diri dengan potensi
bahaya.
Bagaimana Manajer dapat Memengaruhi Suasana
Hati

Manajer dapat menggunakan humor dan memberikan


mereka hadiah apresiasi kecil untuk pekerjaan yang
dilakukan dengan baik. Juga, ketika pemimpin itu sendiri
dalam suasana hati baik, anggota kelompok lebih positif;
hasilnya mereka bekerja sama dengan lebih baik. Memilih
anggota tim yang positif dapat memiliki efek yang menular
karena suasana hati positif mengalir dari satu anggota ke
anggota yang lain.

Anda mungkin juga menyukai