Anda di halaman 1dari 29

Lingkungan Udara 61

4
lingkungan udara
Dalam bab ini kita akan membahas tentang komposisi udara, sifat-
sifat fisis udara, pencemaran udara dan cara menanggulanginya. Setelah
mempelajari bab ini diharapkan anda dapat menjelaskan tentang komposisi
udara bersih dan kering, sifat-sifat fisis udara serta tentang pencemaran
udara, dan selanjutnya anda diharapkan dapat menerapkan pengetahuan
tersebut untuk mengantisipasi lingkungan udara.
Bab ini penting untuk dipelajari supaya kita dapat memahami hal-hal
yang berkaitan dengan udara dan selanjutnya kita dapat berperan dalam
menanggulangi pencemaran udara. Sebelum mempelajari bab ini,
disarankan anda sudah mempelajari lebih dulu bab sebelumnya, yaitu
tentang lingkungan radiasi, karena radiasi ada hubungannya dengan sifat
fisis udara serta pencemaran.

4.1. KOMPOSISI UDARA


Bumi kita diselimuti oleh lapisan udara yang disebut atmosfer. Udara
bersifat tidak berbau, tidak berwarna, tidak mempunyai rasa dan tidak bisa
dirasakan kecuali bila bergerak sebagai angin. Udara mudah bergerak,
dapat dimampatkan, dapat berekspansi dan sebagian besar transparan
terhadap bentuk radiasi. Udara mempunyai berat dan tekanan, karena udara
mempunyai sifat kompressibel maka densitasnya berkurang terhadap
ketinggian. Massa total udara sekitar 56 x 1014 ton. Kurang lebih dari massa
tersebut berada di bawah ketinggian 18.000 kaki dan lebih dari 99 %
terdapat di dalam 20 mil dari permukaan bumi.
Udara menyebabkan adanya hambatan terhadap benda yang
bergerak melaluinya. Hal ini sangat menguntungkan, karena gesekan antara
meteor-meteor yang melewati udara bagian atas dapat menimbulkan panas
sehingga menghancurkan sebagian besar meteor-meteor tersebut sebelum
mencapai permukaan bumi. Tanpa ada udara (atmosfer), di bumi tidak ada
awan, tidak ada angin dan tidak ada cuaca.
Di samping untuk kehidupan dan sebagai medium bagi proses
cuaca, udara berperan sebagai langit-langit yang melindungi bumi dari
tenaga radiasi matahari pada siang hari dan mencegah hilangnya panas
pada malam hari. Jika tidak ada atmosfer, maka temperatur bumi pada siang
hari akan sangat panas hingga mencapai 200 oF dan sangat dingin pada
malam hari hingga mencapai -300 oF.
Udara terdiri dari unsur-unsur dan senyawa kimia. Gas yang
membentuk udara dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu gas permanen
dan gas variable (gas yang jumlahnya berubah)
Gas permanen yaitu : Nitrogen, Oksigen, Argon dan gas-gas lain
dalam jumlah sedikit, seperti : Helium, Neon, Kripton, Hidrogen dan Xenon..
62 Fisika Lingkungan

Gas-gas tersebut mempunyai proporsi relatif konstan di permukaan bumi


sampai ketinggian sekitar 25 km. Campuran dari gas-gas terserbut
dinamakan udara kering, komposisinya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Oksigen sangat penting bagi kehidupan untuk mengubah makanan menjadi
energi hidup. Nitrogen diperlukan oleh tanaman. Helium dan hydrogen
jumlahnya sangat sedikit, kecuali pada aras (elevasi) yang tinggi, karena gas
ini adalah gas yang ringan.

Tabel 4.1. Komposisi udara kering di atmosfer bagian bawah : 0 - 25 km


(Bayong THK, 1992)
Gas permanen Berat molekul % volume
Nitrogen (N2) 28,016 78,110
Oksigen (O2) 31,9986 20,953
Argon (Ar) 39,942 0,934
Neon (Ne) 20,182 18,18 x 10-4
Helium (He) 4,003 5,24 x 10-4
Kripton (Kr) 83,80 1,14 x 10-4
Xenon (Xe) 131,3 0,87 x 10-4
Hidrgen (H2) 2,016 0,5 x 10-4
Methan (CH4) 16,043 2 x 10-4
Nitrous Oksida (N2O) 44,015 0,5 x 10-4

Gas variable Berat molekul % volume


Uap air (H2O) 18,005 0 sampai 0,7
Karbon dioksida (CO2) 44,009 rata-rata 0,032
Ozon (O 3) 47,998 0 sampai 0,00001
Sulfurdioksida (SO2) 64,064 0 sampai 0,0001
Nitrogendioksida (NO2) 46,007 0 sampai 0,000002

Gas yang jumlahnya berubah yaitu uap air, karbon dioksida dan
Ozon. Ketiga gas tersebut penting dalam pertukaran panas oleh penyinaran
antara atmosfer, bumi, matahari dan antara bagian-bagian atmosfer sendiri.
Perbandingan susunan gas dalam atmosfer tidak tetap, tetapi
berubah menurut ketinggian. Untuk menentukan berapa bagian dari tiap gas
pada ketinggian yang besar, dipergunakan hukum Dalton yang mengatakan
”Dalam campuran berbagai macam gas, sifat gas itu tidak bergantung pada
adanya gas lainnya”. Makin tinggi letak suatu tempat, makin cepat berkurang
gas yang berat, sehingga di tempat yang tinggi, udara sebagian besar terdiri
dari gas yang ringan.

Tabel 4.2. Persentase tiap gas dalam udara pada berbagai ketinggian
menurut Hamphrey
Ketinggian (km)
Gas
0 15 20 40 100
Nitrogen 78,1 79,5 81,2 86,6 3,0
Oksigen 20,9 19,7 18,1 12,6 0,0
Argon 0,9 0,8 0,5 0,2 0,0
Hidrogen 0,0 0,0 0,0 0,7 96,4
Lingkungan Udara 63

Dari Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa gas oksigen dan argon
berkurang jika ketinggian makin besar. Hidrogen mula-mula bertambah
persentasenya dari ketinggian 40 km, kemudian semakin banyak pada
ketinggian 100 km. Gas hydrogen yang berada dekat dengan permukaan
bumi berjumlah sangat kecil, dan sebagian besar pada ketinggian 100 km.
Sebaliknya oksigen sebagai gas berat dapat dikatakan tidak ada pada
ketinggian 100 km. Karena itu kebutuhan manusia akan gas oksigen baik
dalam perjalanan ruang angkasa maupun dalam pendakian gunung yang
tinggi harus diperhatikan secara seksama. Sehingga dalam perjalanan
tersebut disediakan perlengkapan khusus untuk menghindarkan malapetaka
sebagai akibat kekurangan oksigen. Di bagian bawah (0 - 25 km) gas
Oksigen dan nitrogen, keduanya meliputi jumlah 99 % volume udara, tetapi
gas ini sangat pasif terhadap proses-proses cuaca.
Gas-gas yang penting dalam proses cuaca ialah :
1. Uap air (H2O). Gas ini dapat berubah wujud atau fasa dari gas
menjadi padat atau cair, karena perubahan suhu dan atau tekanan.
2. Karbon dioksida (CO2). Gas ini dapat menyebabkan efek rumah
kaca, karena gas ini transparan terhadap radiasi matahari dan
menyerap radiasi bumi.
3. Ozon (O3). Gas ini berada pada ketinggian 20 - 30 km. Ozon penting
karena menyerap sinar ultraviolet yang berenergi besar dan
berbahaya bagi tubuh manusia.
Keberadaan partikel-partikel sangat berpengaruh dalam proses cuaca,
di antaranya ialah
1. Partikel debu, asap dan butir-butir garam dari penguapan air laut.
Semua ini dapat menjadi inti kondensasi. Beberapa partikel debu
dapat bersifat higroskopis dan bertindak sebagai inti-inti kondensasi.
Uap air di sekitar inti menjadi terkumpul. Tanpa debu sebagai alat
pelekat, uap air yang dapat terkondensasi sangat sedikit, sehingga
awan-awan tidak dapat meneteskan airnya sebagai hujan. Debu-
debu yang bersifat higroskopis yang penting adalah partikel-partikel
garam dari laut atau pantai dan asap batubara atau arang.
2. Kabut asap (smog) banyak dijumpai di kota industri. Hal ini terjadi
karena di daerah tersebut banyak inti kondensasi.
Selain debu dapat berfungsi sebagai inti kondensasi, debu dapat
menyerap, memantulkan dan menghamburkan radiasi yang datang. Warna
biru dari langit dan tampak merahnya matahari terbenam menunjukkan
adanya hamburan selektif dari spectrum matahari yang tampak oleh
molekul-molekul gas dan debu. Debu dapat tersapu turun oleh hujan, tetapi
kemudian udara dapat terisi oleh debu kembali.
Penghasil debu adalah: asap, bakteri, benih, spora, tepung dan
serbuk sari, tanah yang terhembus angin keatas, abu vulkano, debu
meteorik, sisa-sisa pembakaran, partikel garam yang masuk ke udara. Debu
sangat kecil dan tidak tampak, kecuali dengan alat mikroskop.
64 Fisika Lingkungan

4.2. SIFAT-SIFAT FISIS UDARA


4.2.1.Tekanan Udara
Udara mempunyai berat, sehingga menyebabkan adanya tekanan
udara pada permukaan bumi. Yang dimaksud dengan tekanan udara ialah
gaya yang diberikan oleh udara pada bidang seluas satu centimeter persegi
yang mendatar di permukaan bumi. Sesuai dengan hukum Pascal, tekanan
udara bekerja ke semua arah sama besar. Tekanan udara pada permukaan
suatu benda disebabkan oleh berat kolom udara di atasnya. Sehingga
tekanan udara pada permukaan benda makin berkurang apabila benda itu
makin tinggi letaknya.Tiap naik 11 meter dalam lapisan terbawah atmosfir,
tekanan udara turun sekitar satu millimeter Hg. Untuk lapisan atas, jarak itu
lebih dari 11 meter. Dengan pengetahuan ini, kita dapat mengukur tinggi
suatu tempat dengan mengetahui besar tekanan udara di tempat tersebut.
Tekanan udara di suatu tempat, besarnya tidak selalu tetap,
demikian juga untuk tempat-tempat yang berbeda. Walaupun tinggi tempat
itu sama, tekanan udara pada saat yang sama dapat juga berlainan. Hal ini
disebabkan karena berat udara di atasnya tidak selalu tetap, tergantung
pada kerapatan, massa jenis gas, suhu dan besarnya percepatan gravitasi
bumi di tempat tersebut. Tekanan udara diukur dengan barometer.
Barometer dapat dibagi atas dua golongan, yaitu barometer air raksa dan
barometer logam.

Barometer air raksa


Barometer air raksa terdiri dari pipa Torricelli dengan ujung
bawahnya tercelup dalam sebuah bejana, sedangkan pipa terikat pada
papan yang diberi pembagian skala (Gambar 4.1). Ruangan di atas air raksa
dalam pipa harus hampa udara. Selisih tinggi antara kedua permukaan air
raksa menyatakan tekanan udara, yakni yang kita sebut kedudukan
barometer.
Selisih tinggi 76 cm disebut kedudukan barometer normal. Berarti
pada saat itu tekanan udara sama dengan 76 cm air raksa. Dalam
meteorologi digunakan satuan tekanan milibar (mb).
Tekanan udara 1atmosfer = 76 cm air raksa = 76 x 13,6 x 980 dyne/cm 2
= 1012928 dyne/cm2 = 1012,928 mb =1012,928 bar (di khatulistiwa).

Barometer Logam
Salah satu contoh barometer logam adalah barometer Bourdon
(Gambar 4.2). Barometer ini terdiri atas pipa tembaga yang hampir
berbentuk sebuah lingkaran dan penampangnya menyerupai ellips. Pipa itu
hampir hampa udara. Jika tekanan udara bertambah kedua ujungnya saling
mendekati yang mengakibatkan bergeraknya sebuah jarum, sehingga jarum
berputar ke kanan. Perputaran jarum melewati skala yang dibuat dengan
pertolongan kias barometer (pembagian skala empiris). Jika tekanan udara
berkurang, maka terjadilah sebaliknya.
Lingkungan Udara 65

Gambar 4.1. Barometer air raksa

Gambar 4.2. Barometer Bourdon


66 Fisika Lingkungan

4.2.2. Suhu Udara


Matahari sebagai sumber energi memancarkan energinya ke
permukaan bumi. Permukaan atmosfer menerima energi sebesar 1,94
kalori/menit setiap cm2. Sinar matahari terdiri dari sinar ultraviolet, sinar
cahaya tampak dan sinar inframerah (sinar panas). Menurut perhitungan,
berdasarkan suhu matahari sebesar 6000 K, ternyata energi sinar matahari
terpusat pada gelombang cahaya dan sekitarnya dari 0,4  sampai 0,7.
Setengah dari energi matahari terdapat dalam daerah cahaya ini.
Bumi dengan suhu 290 K yang mendapat penyinaran dari matahari,
merupakan pemancar gelombang panas juga, dengan panjang gelombang
antara 3 dan 80 dengan intensitas maksimum pada 11.
Gelombang panas antara 8,5 dan 11 ini seluruhnya menghilang
ke angkasa luar pada keadaan cuaca baik dan langit cerah. Gelombang
panas di antara 7 dan 8,5 serta lebih dari 11 sebagian menghilang ke
angkasa dan sebagian lagi diserap oleh atmosfer. Pada daerah 2 sampai
7 dan 14 sampai 80 gelombang panas diserap oleh uap air terutama
yang terdapat di dalam troposfer.
Selanjutnya atmosfer menjadi pemancar panas dengan
memancarkan gelombang panas yang besarnya sesuai dengan suhu
atmosfer, sebagian ke permukaan bumi dan sebagian lainnya menjauhi
bumi. Pada lapisan atmosfer yang tidak mengandung uap air sama sekali
tidak menyerap gelombang panas dari bawah, maka gelombang panas
menghilang ke angkasa luar.
Permukaan bumi menyerap sinar cahaya dari matahari, kemudian
memancarkannya kembali sebagai gelombang panas. Karena itulah udara
yang dekat permukaan bumi suhunya lebih tinggi dan suhu makin rendah
jika makin tinggi naik ke udara. Dengan adanya uap air dalam lapisan
atmosfer tertentu, menyebabkan suhu udara di lapisan itu lebih tinggi,
dibandingkan dengan pada lapisan yang kering tanpa uap air.
Suhu udara dekat permukaan bumi berubah sepanjang hari. Suhu
terendah tercapai pada pagi hari dan tertinggi pada siang hari. Suhu rata-
rata bulanan sepanjang tahun juga berubah-ubah. Perubahan suhu harian
dan tahunan tersebut tergantung pada kedudukan matahari terhadap bumi.
Perubahan suhu udara juga dipengaruhi oleh adanya lautan dan daratan di
sekitar daerah pengamatan.

4.2.3. Gerakan Udara


Timbulnya angin
Penyebab utama dari hampir semua gerakan udara adalah
perbedaan suhu. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan tekanan dengan
diikuti oleh gerakan udara dari daerah dengan tekanan udara tinggi menuju
ke daerah dengan tekanan udara rendah. Gerakan udara horizontal selalu
disebabkan oleh selisih tekanan ini. Seperti halnya air mengalir dari tempat
yang tinggi letaknya menuju ke tempat yang lebih rendah, demikian pula
halnya udara mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan
tekanan rendah. Gerakan udara mempunyai sifat meratakan tekanan udara,
sehingga makin tinggi selisih tekanan udara makin kuat pula aliran angin.
Lingkungan Udara 67

Udara dalam atmosfer mempunyai massa yang sangat besar


demikian juga beratnya. Apabila massa udara yang besar ini mendapat
kecepatan yang sangat besar, seperti ketika terjadi badai maka dapat
menimbulkan kerusakan yang sangat besar. Energi angin yang timbul
meningkat menurut kuadrat kecepatannya. Misal atmosfer terdiri atas
sejumlah lapisan horisontal yang mempunyai suhu dan tekanan yang sama.
Karena tidak ada selisih tekanan udara, maka tidak terjadi angin dari satu
tempat ke tempat lain dalam lapisan itu. Atmosfer yang demikian berada
dalam keadaan tenang tanpa gangguan.

D C D1
c
b b1
a A a1
B B1
Gambar 4.3. Lapisan-lapisan dengan suhu yang sama dan tekanan
yang sama

Pada Gambar 4.4.Jika A mendapat pemanasan yang lebih besar


dari B dan B’. Lapisan udara di bagian atas A akan lebih berkembang dari
pada di atas B dan B’. Pada saat itu bidang-bidang b-b’ dan c-c’
melengkung keatas di atas titik A, sehingga dapat dilihat bahwa pada
ketinggian yang sama, tekanan di atas A lebih besar dari pada di atas B dan
B’. Udara mengalir dari C ke D dan D’. Massa udara di atas A berkurang,
sehingga tekanannya berkurang dan menjadi lebih kecil dari pada di B dan
B’.
Di lapisan bawah dekat permukaan bumi, bidang dengan tekanan
yang sama akan melengkung ke bawah (Gambar 4.4). Udara akan mengalir
dari B dan B’ ke A. Dengan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
dekat permukaan bumi arah angin bertiup menuju ke daerah yang dipanasi,
sedangkan di lapisan atas terjadi gerakan sebaliknya. Di antara kedua
lapisan itu terdapat daerah netral NN bidang mendatar dengan tekanan
sama. Peristiwa seperti yang dijelaskan tadi terjadi juga untuk daerah yang
lebih dingin bila dibandingkan dengan daerah sekitarnya (Gambar 4.5)

c c1
b b1
N N
a a1
A
B B1

Gambar 4.4. Lapisan-lapisan setelah A mendapat pemanasan lebih


besar daripada B dan B’
68 Fisika Lingkungan

c c1
b b1
N N
a A a1
B B1

Gambar 4.5. Lapisan-lapisan setelah di A mendapat pemanasan lebih


kecil daripada di B dan B’

Sifat dan jenis angin lokal


Walaupun sifat angin ditentukan oleh arah dan kecepatannya,
namun kadang-kadang ada beberapa sifat khusus untuk angin lokal tertentu,
misalnya angin Bohorok di Sumatera Timur yang kering dan panas. Angin ini
membawa udara basah berasal dari Samudera Indonesia. Karena menemui
pegunungan Bukit Barisan, angin ini terpaksa naik dan ketika turun sudah
berubah menjadi angin kering. Ketika naik sebagai udara basah, suhu turun
6 oC tiap kenaikan satu kilometer. Setelah melewati pegunungan, angin
menjadi kering dan suhunya naik 10 oC tiap penurunan satu kilometer. Angin
Bohorok ini mendatangkan kerugian pada perkebunan tembakau di
Sumatera Timur. Angin lokal sejenis ini terdapat juga di daerah lain di
Indonesia, yaitu angin Kumbang di Cirebon, angin Gending di Pasuruan dan
angin Barubu di Sulawesi Selatan.

Angin Pantai
Salah satu sifat fisis air (laut) adalah tidak begitu cepat menyerap
panas jika dibandingkan dengan tanah, karena air mempunyai panas jenis
yang lebih besar daripada tanah (zat padat). Pengaruh sinar matahari ke
dalam tanah hanya sampai sekitar satu meter saja, sedangkan pengaruhnya
pada air laut sampai sekitar 200 meter. Di samping itu penguapan air
membutuhkan panas dari sekitarnya. Karena itu pada siang hari ketika
matahari mulai menyinari bumi, maka tanah (darat) akan menjadi lebih cepat
panas dari pada laut. Akibatnya udara di atas permukaan tanah menjadi
lebih panas, sehingga mengembang, dan massa jenisnya menjadi lebih
kecil. Udara yang massa jenisnya kecil ini naik ke tempat yang lebih tinggi,
sehingga tekanan udara di atas permukaan tanah menjadi lebih kecil dari
pada tekanan udara di atas permukaan laut. Terjadilah aliran udara dari laut
ke darat yang kemudian disebut angin laut. Angin laut terjadi sekitar pukul
14.00 - 18.00 dan bertiup ke darat sampai sejauh sekitar 50 km.
Di bagian atas, jauh di atas permukaan, di tempat udara tidak naik
lagi, terjadi aliran udara yang berlawanan arah dengan arah angin laut, yang
kemudian turun mengisi kekosongan udara di atas permukaan laut.
Lingkungan Udara 69

darat

laut

Gambar 4.6. Bidang tekanan pada siang hari


Siang hari terjadi angin laut

Pada malam hari terjadi keadaan yang sebaliknya. Karena daratan


lebih cepat kehilangan panasnya daripada laut, maka udara di atas daratan
lebih dingin dari pada udara diatas laut, maka terjadilah angin darat. Angin
darat bertiup dari darat ke laut, terjadi pada malam hari sekitar pukul 24.00 -
07.00. Pada waktu malam selisih tempetarur antara darat dan laut tidak
begitu besar seperti siang hari, dengan demikian angin darat selalu lebih
kecil dari pada angin laut.
Angin darat dan angin laut terjadi sepanjang tahun di tempat yang
tidak jauh dari ekuator, sedangkan di daerah yang mengalami musim dingin,
terjadi hanya pada waktu musim panas saja.

laut
darat

Gambar 4.7. Bidang tekanan pada malam hari


Malam hari terjadi angin darat

Angin Lembah dan Angin Gunung


Pada siang hari lereng gunung lebih dahulu mendapat panas dari
pada lembah. Karena perbedaan temperatur antara lereng dan lembah,
maka mengalirlah udara dari lembah naik ke lereng yang dinamakan angin
lembah. Angin lembah bertiup mulai pukul 09.00 sampai matahari terbenam.
Pada malam hari lereng gunung sudah menjadi dingin dan lembah masih
panas, maka angin gunung turun dari lereng ke lembah (Gambar 4.8). Angin
gunung terjadi sekitar pukul 21.00.
Angin Bohorok yang membawa hujan lebat di dataran tinggi Toba
termasuk angin lembah. Angin Bohorok yang kering dan panas di Sumatera
Timur merupakan angin gunung. Angin Kumbang yang kering dan panas di
70 Fisika Lingkungan

dataran Cirebon termasuk angin gunung. Angin Gending yang kering dan
panas di Pasuruan Probolinggo termasuk angin gunung dan angin Barubu
yang membawa hujan di Ujung-Pandang adalah termasuk angin gunung.

gunung gunung

lembah lembah

Siang hari malam hari

Gambar 4.8. Angin lembah dan angin gunung

Arah dan kecepatan angin


Untuk menentukan kecepatan angin digunakan bendera angin.
Gerakan bendera itu diteruskan ke suatu alat penunjuk dengan
menggunakan energi mekanik atau listrik. Arah angin dinyatakan dengan
derajat (skala dalam 360 bagian). 360 o artinya angin Utara, 270o artinya
angin Barat, 180o angin Selatan dan 90o angin Timur. Di lapangan terbang,
sebagai alat penunjuk arah angin biasanya digunakan kantong angin.
Untuk mengukur kecepatan angin dipakai alat anemometer. Bagian
pokok dari alat ini adalah empat buah mangkok yang dipasang pada batang
yang berputar pada sumbu tegak. Keempat mangkok ini berputar bersama-
sama jika kena angin. Perputaran alat makin cepat bila aliran angin semakin
cepat. Perputaran alat dihitung secara mekanis dengan suatu alat
penghitung jumlah putaran dalam waktu tertentu. Dengan demikian dapat
ditentukan jarak yang ditempuh angin dalam waktu tertentu. Anemometer
yang diberi alat pencatat secara keseluruhan disebut anemograf.

Gambar 4.9. Anemometer


Lingkungan Udara 71

Pemanfatan angin
Kehidupan manusia sehari-hari sangat dipengaruhi oleh cuaca, antara
lain angin. Angin berguna untuk mengurangi kegerahan dalam ruangan yang
penuh dengan orang. Kendaraan bermotor menggunakan kipas angin untuk
mendinginkan mesin serta air yang dialirkan melalui radiator. Nelayan-
nelayan memanfaatkan angin darat dan angin laut ketika berangkat ataupun
pulang dari mencari ikan. Pengguanaan angin lainnya dalam kehidupan
sehari-hari adalah antara lain kincir angin, penerbangan, pembangunan
gedung dan olah raga.

Kincir Angin
Dengan mempergunakan tenaga angin sebagai penggerak kincir,
manusia dapat memanfaatkan tenaga itu untuk berbagai macam keperluan,
misal memompa air dari dalam tanah, menjalankan mesin-mesin pabrik,
membangkitkan tenaga listrik dan lain sebagainya. Sebelum pembangunan
kincir-kincir itu dimulai diadakan penelitian lebih dahulu untuk mengetahui
besar kecilnya kecepatan angin sepanjang tahun di daerah yang
bersangkutan. Jika ternyata kecepatan angin kecil, maka pembangunan
kincir angin tidak ada manfaatnya.

Penerbangan
Dalam penerbangan, arah dan kecepatan angin memegang peranan
yang sangat penting. Peranan yang utama adalah pada waktu pesawat
terbang itu naik atau turun di lapangan terbang. Arah pesawat terbang naik
atau turun berlawanan dengan arah angin. Untuk maksud tersebut sebelum
landasan dibuat, diadakan penelitian tentang arah dan kecepatan angin
yang paling mempengaruhi daerah tersebut sepanjang tahun. Arah dan
kecepatan angin berperan pula bagi penerbangan dari lapangan terbang
yang satu ke lapangan terbang yang lain.

Pembangunan Gedung
Untuk pembangunan gedung yang rendah, data mengenai angin
tidak terlalu diperlukan. Untuk menentukan bentuk dan konstruksi gedung
bertingkat tinggi, data mengenai kecepatan angin sangat penting. Jika angin
menyentuh suatu bidang, akan memberikan tekanan yang cukup besar
lebih-lebih pada ketinggian yang cukup besar. Kita ketahui bahwa makin
tinggi makin besar kecepatan angin, karena berkurangnya penghalang. Di
samping untuk pembangunan gedung bertingkat ternyata kecepatan angin
juga perlu diperhatikan pada instalasi jaringan listrik tegangan tinggi. Hal ini
diperlukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hubungan pendek.

Olahraga
Arah dan kecepatan angin diperlukan dalam olahraga atletik
terutama lari jarak jauh dan jarak pendek, olah raga layar dan olah raga
layang-layang. Tanpa angin yang cukup baik olahraga layar tidak akan
berjalan dengan sempurna. Dalam lari jarak pendek arah dan kecepatan
angin itu penting, pada saat pemecahan rekor sebagai bahan penelitian.
72 Fisika Lingkungan

Olahraga dan pertandingan layang-layang diadakan pada musim kering


dengan angin yang cukup kencang.

4.2.4. Kelembaban Udara


Dalam atmosfer bumi selalu terdapat uap air. Uap air dalam bentuk
gas terdapat dalam udara karena adanya peristiwa penguapan. Penguapan
tidak hanya terjadi pada permukaan air saja, tetapi juga dari tanah dan dari
daun tumbuh-tumbuhan. Jumlah uap air dalam udara tidak tetap, besarnya
mengikuti perubahan suhu udara. Udara yang panas dapat mengandung
uap air lebih banyak daripada udara yang dingin. Jika udara tidak lagi dapat
menampung uap air lebih banyak, maka dikatakan udara itu jenuh. Jika
udara telah jenuh, penambahan uap air akan menyebabkan uap air
mengembun menjadi air kembali. Dalam Tabel 4.3. dapat dilihat jumlah uap
air tertinggi yang dapat dikandung oleh satu meter kubik udara pada
beberapa suhu udara

Tabel 4.3. Jumlah uap air dalam udara pada suhu tertentu
Suhu (oC) Banyak uap air tertinggi tiap m3 (gram)
-20 1,1
-10 2,4
0 9,4
10 17,3
30 30,4

Jika udara yang jenuh turun suhunya, kelebihan uap air akan
menjadi titik air. Misal pada penurunan suhu udara dari 30oC menjadi 10 oC,
kelebihan uap air sebanyak (30,4 - 17,3) gram, akan berubah menjadi
sejumlah titik air.
Seperti gas yang lain uap air juga mempunyai tekanan yang makin
besar jika suhu udara naik. Tekanan uap air ini merupakan tekanan yang
diberikan pada bagian uap air dalam udara. Jika tekanan uap air pada suatu
suhu dinyatakan jenuh, artinya tekanan uap pada suhu itu maksimum.

Tabel 4.4. Tekanan uap air maksimum pada suhu udara tertentu
Suhu (oC) Tekanan uap air maksimum
mm air raksa Milibar
-10 2,0 2,6
0 4,6 6,1
10 9,2 12,3
20 17,5 23,4

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa tekanan uap


maksimum bergantung juga pada keadaan permukaan, jenis permukaan
dan kemurnian lapisan air atau es. Yang dimaksud dengan kemurnian
adalah berisi atau tidaknya akan larutan garam dalam air.
Lingkungan Udara 73

Ukuran kelembaban udara dinyatakan dengan dua cara yaitu


kelembaban mutlak dan kelembaban relatif.

Kelembaban mutlak
Kelembaban mutlak ialah bilangan yang menyatakan berat uap air
dalam gram, yang terdapat dalam satu meter kubik udara. Kelembaban
mutlak dapat dicari dengan menentukan massa uap air dalam satu meter
kubik udara.
Massa uap air pada suhu t, sama dengan massa uap air pada suhu nol.
Menurut hukum Boyle-Gay Lussac
PtVt PV P T
 0 0 sehingga V0  t  0  Vt
T T0 P0 T
(4.1)

Massa uap air pada suhu nol adalah

Pt T0
m0   0  V0   0  Vt   (4.2)
P0 T
 uapair
Jika rapat uap air terhadap udara adalah Ruapair udara 
 udara
maka  uapair  Ruapair udara   udara
Massa uap air pada suhu t adalah

Pt T0
mt  Ruapair udara   udara  Vt   (4.3)
P0 T
udara = massa jenis udara = 0,00128 g/cm3
Vt = volume uap air pada suhu t
Pt = tekanan uap air yang ada pada suhu t
P0 = tekanan udara normal = 76 cm Hg
T0 = 0 + 273 = 273
T = t + 273
Sehingga persamaan (4.3) dapat ditulis
Pt 273
mt  Ruapairudara  0,00128  Vt   gram (4.4)
76 T

Kelembaban relatif
Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan uap air
yang ada dengan tekanan uap air maksimum yang dapat dicapai pada suhu
tertentu.
Pt
e (4.5)
Mt
dengan Pt = tekanan uap air yang ada di udara
74 Fisika Lingkungan

Mt= tekanan uap maksimum pada suhu t

Kelembaban relatif biasanya dinyatakan dalam persen. Untuk


mengukur kelembaban relatif digunakan higrometer. Ada dua macam
higrometer yaitu yang langsung menunjukkan besarnya kelembaban relatif
dan higrometer yang menunjukkan titik embun.

Higrometer yang menunjukkan kelembaban relatif


Higrometer rambut
Alat ini bekerja berdasarkan sifat absorpsi uap air oleh bahan, misal
rambut atau serat lainnya, sehingga ukuran panjangnya berubah.
Perubahan panjang ini digunakan untuk menggerakkan jarum penunjuk
skala. Skala yang tertera sudah dikalibrasi.

Gambar 4.10. Higrometer rambut

Higrometer spiral
Alat ini terbuat dari pegas spiral tembaga yang sisi luarnya dilapisi
dengan bahan yang mudah menyerap dan melepaskan uap air. Jika
kelembaban bertambah maka bahan pelapis spiral akan menyerap uap air
dan akan mengembang. Spiral ini dihubungkan dengan jarum penunjuk
kelembaban relatif udara yang skalanya telah dikalibrasi.

Higrometer yang menunjuk titik embun udara lembab


Suhu ketika uap air dalam udara tertentu menjadi jenuh disebut titik
embun. Pengukuran suhu titik embun ini merupakan metode yang paling
seksama untuk menentukan lembab relatif. Cara yang umum adalah
sebagai berikut: Bejana logam yang permukaan luarnya halus dan
mengkilap didinginkan. Ketika permukaan bejana mulai basah dengan bintik-
bintik embun, suhu bejana dicatat.
Dengan mengamati Gambar 4.11.tentang diagram Tekanan- Suhu
(P-T) untuk H2O, dapat dilihat bahwa : Andaikan titik embun itu tercatat pada
suhu udara 10 oC, sedangkan ketika itu suhu udara 20 oC. Maka tahulah kita
bahwa uap air dalam udara itu menjadi jenuh pada 10 oC, dengan tekanan
Lingkungan Udara 75

partikel dari uap air adalah 9,2 mm Hg, sama dengan tekanan uap
maksimum pada 10 oC (lihat Tabel 4.4). Tekanan uap air maksimum pada
suhu 20 oC adalah 17,5 mm Hg. Jadi lembab relatif pada suhu 20 oC
tersebut adalah

Tekanan uap air jenuh pada temperatur udara


e Tekanan uap air yang ada di udara
Tekanan uap air maksimum pada titik embun
e
Tekanan uap air maksimum pada temperatur udara

M titik embun
e (4.6)
Mt

9,2
e  100%  52,5%
17,5

P
17,5 uap
padat cair
9,2

t
10 20
Gambar 4.11. Diagram Tekanan-Suhu untuk H2O

Titik embun dapat diukur dengan beberapa higrometer di antaranya


ialah higrometer Alluard, higrometer Regnault atau higrometer Daniel.

Higrometer Alluard.
Alat ini terbuat dari bejana logam yang bagian depannya dibuat
mengkilap. Ke dalam bejana diisikan zat cair yang mudah menguap, misal
spiritus. Penguapan spiritus dapat dipercepat dengan mengalirkan udara ke
dalam bejana. Karena untuk menguap dibutuhkan panas, dan panas
penguapan diambil dari alat tersebut, maka temperatur terus menurun. Pada
suatu saat tercapai temperatur yang menunjukkan titik embun pada keadaan
udara tersebut. Hal ini ditandai dengan permukaan yang mengkilap berubah
menjadi buram. Tekanan uap air maksimum pada titik embun dapat dilihat
pada tabel tekanan uap air maksimum. Dengan demikian kelembaban relatif
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4.6).
cair

76 Fisika Lingkungan

uap udara

Permukaan
mengkilat

spiritus

Gambar 4.12. Higrometer Alluard

Higrometer Regnault
Alat ini terdiri dari dua buah tabung gelas A dan B. Pada kedua
tabung dipasang termometer dan bagian bawah tutup kedua tabung dibuat
mengkilap. Tabung A diisi dengan zat cair yang mudah menguap dan
dilengkapi dengan dua pipa yang dibengkokkan. Jika udara dihembuskan ke
dalam tabung A, maka banyak uap zat cair yang terhembus keluar. Dengan
demikian penguapan zat cair dipercepat, akibatnya terjadi penurunan
temperatur. Bila bagian mengkilap dari tutup tabung menjadi buram karena
pengembunan udara luar, maka temperatur tabung A dapat dilihat pada
termometer yang ada di dalamnya, nilainya menunjukkan titik embun pada
tekanan udara luar. Temperatur udara dapat dilihat pada termometer yang
berada di tabung B. Dengan melihat tabel tekanan uap air maksimum,
kelembaban relatif udara dapat ditentukan.

Gambar 4.13. Higrometer Regnault

Latihan 1 :
Lingkungan Udara 77

Dengan melakukan percobaan menggunakan higrometer Alluard, seseorang


mendapatkan titik embun udara pada suhu 15 oC, sedangkan pada saat itu
suhu udara adalah 30oC. Berapakah lembab relatif udara pada saat itu ?
M15= 11,5 mm Hg; M30 = 28,7 mm Hg

Jawab:
Lembab relatif =
Tekanan uap air jenuh pada temperatur udara
e Tekanan uap air yang ada di udara
Tekanan uap air maksimum pada temperatur udara
e
Tekanan uap air maksimum pada titik embun
M titik embun
e
Mt
11,5
Maka e  x100%  40,06%
28,7

Latihan 2 :
Berapakah massa udara yang terdapat dalam suatu tabung yang
mempunyai volume 2 m3 bersuhu 21 oC dan mempunyai lembab relatif 50
%. M21 = 1,8 cm Hg; rapat uap air terhadap udara = 5/8

Jawab :
Pt P
e  t  50%  Pt  0,9cmHg
M t 1,8
Pt 273
massa udara (massa gas)= mt  Ruapairudara  0,00128  Vt  
76 T
5 0,9 273
= x0,00128x 2 x10 6 x x  9,106 gram
8 76 284

Psikhrometer
Alat ini juga digunakan untuk mengukur kelembaban relatif udara.
Alat ini terdiri atas dua termometer yang sama. Reservoir termometer yang
satu dibungkus dengan secarik kain yang ujungnya dimasukkan ke dalam
bejana berisi air sehingga selalu lembab. Termometer ini disebut termometer
basah sedangkan yang lain disebut termometer kering. Karena air menguap
maka suhu termometer basah itu turun. Dalam udara yang lembab air yang
menguap lebih sedikit dari pada dalam udara yang kering, sehingga
turunnya termometer juga berkurang. Dari selisih temperatur pada kedua
termometer basah dan kering, lembab relatif dapat ditentukan
Contoh cara pembacaan Tabel Psikhrometer (Tabel 4.9)
Misal : Termometer kering menunjukkan temperatur : 86 oF
Termometer basah menunujukkan temperatur : 76 oF
Selisih kedua temperatur : 10 oF
78 Fisika Lingkungan

Lihat Tabel 4.9 pada kolom “Dry Bulp oF” pada angka 86 (sesuai temperatur
termometer kering). Dari angka 86 bergeser mendatar ke kanan di bawah
angka 10, akan diperoleh angka 62. Angka 62 inilah yang menunjukkan nilai
kelembaban relatif udara.

Manfaat kelembaban
Keadaan lembab penting sekali untuk manusia, binatang dan
tanaman. Jika udara hampir jenuh dengan uap air (e = 100%) maka kita
merasa tidak nyaman, panas, berkeringat dan lesu, sebab tubuh tidak dapat
lagi menguapkan keringat. Dalam keadaan ini binatang dan tanaman pun
tidak dapat mengeluarkan uap air sehingga menyebabkan tidak baik untuk
pertumbuhannya. Sebaliknya dalam udara yang sangat kering, maka uap air
banyak keluar dari kita demikian juga untuk tanaman yang menyebabkan
keadaan menjadi kurang baik pula. Derajat kelembaban dalam suatu
ruangan tergantung pada tujuan penggunaan ruangan itu sendiri. Ruangan
akan digunakan untuk hal-hal yang membutuhkan udara kering atau
sebaliknya. Gudang buah-buahan, minuman bir dan pembibitan cendawan
membutuhkan ruang yang lembab. Beberapa jenis tanaman membutuhkan
kelembaban udara yang agak tinggi, misal jenis tanaman anggrek.
Kelembaban udara yang nyaman untuk tubuh berkisar antar 60 - 80 %
(Slamet Ryadi, 1982), dengan suhu antara 18o - 25 oC.
Pengontrolan kelembaban udara di dalam rumah biasanya tidak
terlalu dibutuhkan. Tetapi di pabrik-pabrik atau kantor-kantor, yang di
dalamnya banyak orang bekerja dalam satu ruangan, pengontrolan menjadi
sangat penting. Demikian juga untuk ruangan penyimpanan alat-alat serta
benda-benda yang peka terhadap kelembaban (alat-alat elektronik, film,
tembakau dan sebagainya).
Oleh karena itu konstruksi atau pun penempatan ruangan-ruangan
harus benar-benar kering dan proses penguapan dapat dipercepat.
Pengeringan dapat dilakukan dengan pemanasan terutama dari matahari
atau ditolong dengan hembusan udara yang mengalir.
Di dalam rumah, alat-alat yang peka terhadap kelembaban dapat
disimpan dalam almari dengan lampu listrik yang selalu menyala atau
disertai bahan penghisap kelembaban, seperti batu gamping, teh dan
sebagainya.

4.3. PENCEMARAN UDARA


Sudah kita ketahui bahwa bumi kita dikelilingi oleh udara yang
mempunyai kecenderungan mempertahankan komposisinya yang tetap bagi
kebutuhan organisme bumi. Komposisi udara bersih terdiri dari :
- 78,09 % Nitrogen
- 20,95 % Oksigen, yang merupakan kadar yang paling ideal
untuk memenuhi sistem pernafasan secara fisiologis menurut
kodrat alamiah bumi.
- 0,93 % Argon
- 0,03 % Gas Asam arang dan berbagai gas dalam jumlah yang
sedikit, seperti: Neon, Helium, Kripton, Ozon dan uap air.
Lingkungan Udara 79

Pencemaran udara terjadi apabila bahan pencemar seperti CO 2 ,


SO2 , CO, NOx dan gas-gas yang lain juga partikel-partikel dapat:
- membahayakan kesehatan manusia
- membahayakan kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan
- mengganggu iklim
- mengganggu keindahan lingkungan

4.3.1. Bahan Bahan Pencemar


Sebenarnya banyak sekali jenis pencemar udara di atmosfer, tetapi
dalam buku ini kita hanya akan membahas beberapa pencemar saja dari
sekian banyak pencemar yang lain.

Pencemar CO
Karbon monoksida (CO) sebagai komponen dalam susunan udara
atmosfer yang normal tidak dibenarkan. Tetapi secara alamiah kehadirannya
di udara dapat terjadi dalam jumlah yang kecil, yang terjadi karena berbagi
proses geofisika misalnya aktivitas vulkanik. Sedangkan produksi CO
sebagai hasil aktifitas manusia antara lain:
- transportasi (terbanyak), kendaraan yang menggunakan bensin
banyak memproduksi CO.
- pembakaran minyak, gas, kayu.
- proses industri (batubara).
- pembakaran sampah.
- kebakaran hutan.
Timbulnya gas CO mula-mula disebabkan karena terjadinya pembakaran
yang tidak sempurna (in complete combustion). Gas ini dikeluarkan lebih-
lebih pada saat kita melakukan pemanasan kendaraan sebelum dijalankan.
Di dalam ruang tertutup ketika mesin dihidupkan 5 - 10 menit
pertama, gas CO yang dikeluarkan sudah dapat membahayakan. Tidak
jarang pengendara yang berada dalam kendaraan tertutup tiba-tiba menjadi
lemas karena gas CO masuk ke dalam paru-paru orang tersebut.
Gas CO mempunyai sifat tidak berbau, tak berwarna, tidak berasa
dan tidak memberikan iritasi sehingga orang jadi tidak merasa jika sudah
banyak menghirupnya. Pengaruh CO terhadap tanam-tanaman tidak terlihat
dengan nyata. Sedangkan pengaruh CO terhadap manusia adalah sebagai
berikut:
Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam system
transportasi untuk membawa oksigen (O2) dalam bentuk oksi hemoglobin
(O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa CO 2 dalam bentuk
CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, hemoglobin
dapat membentuk karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka
kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas
CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi dari afinitas oksigen
terhadap hemoglobin. Akibatnya jika CO dan O2 terdapat bersama-sama di
udara akan terbentuk COHb dalam jumlah lebih banyak dari pada O 2Hb.
Konsentrasi CO Hb di dalam darah dipengaruhi secara langsung oleh
konsentrasi CO dari udara yang terhisap.
80 Fisika Lingkungan

Sel-sel O2Hb (Oksihemoglobin) Paru-paru


tubuh
CO2Hb
Efek CO ini mempengaruhi sistem susunan saraf pusat, yaitu bila kadar CO
yang terhirup adalah 15 ppm selama 10 jam. Di dalam ruangan industri,
menurut WHO ditentukan batasan yang tidak boleh melebihi 5 ppm selama
8 jam (Slamet Ryadi, 1982).
Secara normal sebenarnya, darah mengandung COHb dalam
jumlah sekitar 0,5%. Konsentrasi COHb dalam darah dan pengaruhnya
terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Konsentrasi COHb daram darah dan pengaruhnya terhadap


kesehatan
Konsentrasi COHb dalam darah (%) Pengaruhnya terhadap kesehatan
1,0 Tidak ada pengaruh
1,0 – 2,0 Penampilan agak tidak normal
2,0 – 5,0 Pengaruhnya terhadap system saraf
sentral, reaksi panca indra tidak
normal, benda terlihat agak kabur.
5,0 Perubahan fungsi jantung dan
fulmonari (paru-paru)
10,0 – 80,0 Kepala pening, mual, berkunang-
kunang, pingsan, kesukaran
bernafas, kematian
Stoker dan Seager (1972)

Tabel 4.6. Data ekuilibrium antara COHb di dalam darah dengan CO di


udara
Konsentrasi CO di udara Konsentrasi ekuilibrium COHb di dalam darah
(ppm) %
10 2,1
20 3,7
30 5,3
50 8,5
70 11,7

Polusi udara oleh CO juga terjadi selama merokok. Karena asap


rokok mengandung CO dengan konsestrasi lebih dari 20.000 ppm. Asap
rokok yang mengandung CO juga berbahaya bagi orang yang berada di
sekitarnya karena asapnya dapat terhisap. Penyakit paru-paru yang
dikatakan dapat diakibatkan oleh pencemaran udara, seperti oleh asap
rokok sukar dibuktikan secara langsung. Tetapi memang asap rokok
merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang sebagai exposure
timbulnya kanker paru-paru pada laki-laki.
Lingkungan Udara 81

Tabel 4.7. Konsentrasi COHb di dalam darah perokok


Kategori perokok Median ekuilibrium COHb di dalam
darah (%)
Tidak pernah merokok 1,3
Bekas perokok 1,4
Perokok dengan pipa 1,7
Perokok ringan (1/2 pak per hari) 2,3 – 3,8
Perokok sedang (1/2 – 2 pak per 5,9
hari) 6,9
Perokok berat ( > 2 pak per hari)
Stoker dan Seager (1972)

Polutan Partikel
Sifat fisik partikel yang penting adalah ukurannya yang berkisar
antara diameter 0,0002  sampai sekitar 500  (micro meter). Partikel-
partikel yang sering berada dalam atmosfer dapat dilihat dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Berbagai komponen partikel dan bentuk yang umum terdapat
di udara
Komponen Bentuk
Besi Fe2O3 ; Fe3O4
Magnesium MgO
Kalsium CaO
Alumunium Al2O3
Sulfur SO2
Titanium TiO2
Karbonat CO3
Silikon SiO2
Fosfor P2O5
Kalium K2O
Natrium Na2O
Lain - lain

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya polutant partikel di atmosfer di


antaranya adalah
Proses alami : Letusan volcano, hembusan debu serta
tanah oleh angin.
Aktivitas manusia : Partikel debu dan asbes dari bahan
bangunan.
Abu terbang dari proses peleburan baja
Proses pembakaran tidak sempurna
terutama dari batu bara
Satuan untuk menyatakan konsentrasi partikel adalah mikro gram per m 3
(g/m3). Untuk mengubah dari g/m3 menjadi ppm dengan dasar volume,
diperlukan data mengenai berat molekul partikel tersebut. Karena komposisi
partikel yang bervariasi maka sulit untuk menentukan berat molekulnya.
82 Fisika Lingkungan

Pengaruh partikel terhadap tanaman


Pengaruh partikel terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk
debunya. Jika debu bergabung dengan uap air dan air hujan gerimis,
membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci
dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut
akan mengganggu proses foto sintesis pada tanaman karena menghambat
masuknya sinar matahari dan menghambat penyerapan CO2 dari atmosfer.
Bahaya lain yang ditimbulkan dari pengumpulan partikel pada
tanaman adalah memungkinkan bahwa partikel tersebut mengandung
komponen kimia yang berbahaya bagi hewan yang memakannya.

Pengaruh partikel terhadap kesehatan manusia


Kerugian langsung terutama terjadi pada system pernapasan.
Faktor yang berpengaruh terhadap system pernapasan terutama ukuran
partikel, karena ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi
partikel ke dalam system pernapasan.
Dengan demikian pengaruh debu terhadap manusia dibedakan menjadi
empat jenis:
a. Debu-debu yang memiliki ukuran 5 atau lebih, akan ikut jatuh
sesuai dengan arah percepatan gravitasi, dan bila terhirup melalui
pernapasan, biasanya lebih banyak jatuh pada alat pernapasan
bagian atas. Dalam hal ini bila debu tersebut memberikan
gangguan, berupa iritasi.
b. Debu-debu yang mempunyai ukuran 3 - 5. Seperti halnya dengan
a, tetapi jatuhnya lebih ke dalam.
c. Debu-debu yang berukuran 1 – 3 akan jatuh lebih dalam lagi
sampai pada alveoli yang geraknya searah dengan suatu kecepatan
yang konstan. Debu-debu ini merupakan hambatan terhadap fungsi
alveoli, karena menempel pada alveoli sehingga menyebabkan
gangguan pada kemampuan pertukaran gas.
d. Debu-debu yang mempunyai ukuran 0,1 - 1,0. Karena sangat kecil
sehingga dapat dianggap kampir tidak mempunyai berat. Debu ini
tidak dapat menempel pada permukaan alveoli, tetapi mengikuti
gerakan Brown dan berada dalam bentuk suspensi. Keadaan debu
kecil ini dimiliki pula oleh fumes dan smoke.

Mekanisme masuknya debu dalam paru-paru


- Karena pengaruh inersia debu. Karena sifat inersia dari debu itu
sendiri, maka pada waktu bergerak dan melalui berbagai belokan, ia
akan lebih didorong oleh aliran udara. Sepanjang jalan pernapasan
yang lurus, ia akan langsung ikut aliran ke dalam. Sedangkan partikel
yang besar tidak terbawa oleh aliran udara, tetapi mencari tempat-
tempat yang lebih ideal untuk menempel, misalnya pada tempat-
tempat yang lekuk pada selaput lendir saluran pernapasan.
- Karena pengaruh sedimentasi. Pengaruh sedimentasi terjadi pada
saluran-saluran pernapasan yang mempunyai kecepatan arus udara
Lingkungan Udara 83

kurang dari 1 cm/s, sehingga memungkinkan partikel-partikel debu


tersebut mengendap.
- Gerakan Brown. Gerakan Brown lebih memungkinkan terjadi untuk
debu-debu yang mempunyai ukuran kurang dari 0,1, dengan
gerakannya debu tersebut sampai pada permukaan alveoli dan
menempel di tempat tersebut.

Sistem pertahanan pada sitem pernapasan


Manusia dan hewan memiliki system pertahanan terhadap
masuknya benda asing /partikel ke dalam system pernapasan, di antaranya
adalah
1. Bulu-bulu hidung akan mencegah masuknya partikel-partikel
berukuran besar.
2. Membran mukosa yang terdapat di sepanjang pernapasan dan
merupakan permukaan tempat partikel menempel, untuk pertahanan
partikel-partikel yang lebih kecil.
Pada beberapa bagian sistem pernapasan terdapat bulu-bulu halus (silia)
yang bergerak ke depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga
membentuk aliran yang membawa partikel yang ditangkapnya ke luar dari
system pernapasan ke tenggorokan, kemudian partikel tersebut tertelan.
Partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin
berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting:
1. Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat kimia dan fisiknya.
2. Partikel tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika
tertinggal di dalam saluran pernapasan dapat mengganggu
pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
3. Partikel-partikel tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul
gas yang berbahaya dengan mengabsorbsi, sehingga molekul gas
tersebut dapat mencapai dan tertinggal di bagian paru-paru yang
sensitiv. Karbon merupakan partikel yang umum dengan
kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas
pada permukaannya.

Pengaruh partikel terhadap radiasi matahari dan iklim


Sinar yang melalui objek ke pengamat akan diabsorbsi dan
disebarkan oleh partikel sebelum mencapai pengamat, sehingga intensitas
sinar yang diterima dari objek dan dari latar belakangnya akan berkurang.
Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas sinar tersebut hilang sehingga
keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur.
Penurunan visiabilitas itu dapat membahayakan misalnya pada waktu
mengendarai kendaraan atau kapal terbang.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikel dengan 2 cara:
1. Partikel di dalam atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan
awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi sebagai inti
kondensasi di mana air dapat mengalami kondensasi.
2. Suhu atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940,
meskipun pada beberapa abad terakhir ini terjadi kenaikkan
kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya mengakibatkan
84 Fisika Lingkungan

kenaikkan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi matahari oleh


partikel mungkin berperan dalam suhu atmosfer tersebut.

Gas CO2
CO2 (Karbon dioksida) umumnya tidak dikategorikan sebagai
polutan udara karena merupakan komponen yang secara normal terdapat di
udara. Gas ini berada di udara sekitar 0,033 % dari volume udara. CO 2
mempunyai sifat stabil, tenang, tidak beracun, tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa. CO2 secara kontinu mengalami sirkulasi ke dalam dan ke
luar atmosfer di dalam siklus yang menyangkut aktivitas tanaman dan
hewan yaitu dalam proses pernapasan dan proses fotosintesis.
Proses pernapasan
6 O2 + O6 H12 O6 6 CO 2 + 6H2O + energi
Proses fotosintesis

6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 + 6 O2

CO2
Pernafasan
Fotosintesis Manusia
Fotosintesis
Hewan

Tanaman O2

Gambar 4.14.

Proses ini merupakan siklus CO2 alami yang konstan jika tidak terganggu
oleh aktivitas manusia. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
meningkatnya gas CO2 di atmosfer adalah:
- Penggundulan hutan. Pada siang hari, tumbuhan berkhlorofil
menyerap CO2 dan menghasilkan O2 dalam jumlah banyak, maka
penggundulan hutan akan menurunkan kadar O 2 dan meningkatkan
kadar CO2.
- Faktor kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk suatu kota atau
daerah meyebabkan penurunan kadar O2 dan meningkatkan kadar
CO2.
- Akibat pembakaran batu bara, oli, gas, minyak bumi dan sebagainya
akan mengurangi oksigen dan meningkatkan CO2. Jika pembakaran
tidak sempurna akan menghasilkan CO.
- Faktor kebakaran. Akibat kebakaran baik kebakaran hutan ataupun
yang lain akan menurunkan O2 dan meningkatkan kadar CO2.

Hutan + O2 CO2 + H2O


api
Lingkungan Udara 85

Effek rumah kaca


Akibat kadar CO2 di atmosfer yang tinggi dapat menyebabkan effek
rumah kaca. Hal ini akan membawa pengaruh terhadap keseimbangan
panas antara atmosfer dan bumi.
CO2 berfungsi sebagai filter satu arah sehingga mengakibatkan
energi matahari terjebak dan sukar untuk melepaskan diri dan akan
dipantulkan lagi ke bumi, sehingga suhu atmosfer dan bumi akan meningkat.
Keadaan ini disebut effek rumah kaca, karena suhu rumah kaca akan
meningkat oleh adanya atap dan dinding kaca yang merupakan filter satu
arah.

Gelombang pendek
sebagai energi sinar Konsentrasi
CO2 tinggi

Gambar 4.15.

Telah diduga bahwa kenaikan CO 2 di atmosfer sebanyak 2 kali yaitu dari


0,03% menjadi 0,06% mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi di
dunia sebanyak 4,25. Kenaikan ini akan terjadi jika konsentrasi partikel di
atmosfer tetap konstan. Kenaikan suhu ini menyebabkan (mengakibatkan)
bertambahnya pelelehan gunung es dan salju dan kemungkinan
menyebabkan bertambahnya kedalaman laut.

Pencemar Oksida Nitrogen (NO2, NO dan NOx)


Senyawa-senyawa ini merupakan hasil dari pembakaran (industri,
transformasi pusat-pusat pembangkit tenaga listrik). Pembakaran gas-gas
alam di samping menghasilkan SOx, CO maupun hidrokarbon juga penghasil
terbanyak oksida-oksida nitrogen.
Di udara NO2 lebih banyak menyerap seluruh sinar ultraviolet dan
atau sinar-sinar dalam spektra matahari yang mempunyai panjang
gelombang mendekati gelombang ultra violet. Sebaliknya NO 2 mengurangi
penyerapan sinar yang visible dengan gelombang yang panjang, sehingga
gas NO2 di udara akan mengesankan warna merah coklat. Di udara dia
mengalami fotokimia yaitu foto disiosiasi.
Untuk mengadakan disiosiasi terhadap NO maupun NO 2 sangat
dibutuhkan energi matahari (kurang lebih 72 Kal/ gram-mol pada suhu 25
o
C). Pada keadaan cuaca yang cukup baik, waktu paruh NO 2 sekitar dua
menit. Waktu yang dibutuhkan untuk reaksi disiosiasi tersebut cukup
86 Fisika Lingkungan

singkat, sehingga gas ini sangat berperan dalam pembentukan “Photo-


chemical smog” atau asap yang terjadi karena reaksi fotokimia.
Gas Nitrogen oksida yang berada pada lapisan Stratosfer dapat
mereduksi gas Ozon sehingga terjadi penipisan gas Ozon dengan akibat
peningkatan radiasi ultraviolet yang mencapai bumi, sehingga timbul efek
biologi.

Pencemar Sulfur dioksida


Gas SO2 tidak berwarna, berbau pada ambang 0,5 ppm, serta dapat
dirasakan pada ambang 0,3 ppm. Pada kadar 0,25 ppm yang tercampur
dalam 750 mg/m3 asap selama 24 jam dapat meningkatkan kematian.
Peningkatan kematian sudah dimungkinkan pada kadar 0,19 ppm dalam
waktu 24 jam terus menerus. Timbulnya SO 2 dari letusan gunung berapi dan
pembakaran bahan bakar.
H2S + O2 H2O + SO2
Letusan gunung berapi + O2 SO2
Pembakaran bahan bakar + O2 SO2
SO2 + O2 SO3
SO3 + H2O H2SO4

Adanya SO2, uap air (H2O) dan NOx akan mempengaruhi perubahan iklim,
seperti temperatur, angin dan curah hujan.

4.3.2. Penanggulangan Pencemaran Udara


Maksud penanggulangan pencemaran udara adalah
1. Udara yang tercemar dapat hilang.
2. Mencegah dan mengendalikan terhadap pencemaran udara.
Untuk tujuan pertama manusia tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi alam
dapat mengatasinya.

Usaha alam mengatasi pencemaran udara


Usaha alam untuk menghilangkan bahan pencemar dengan
- Angin. Angin mempunyai arah, kecepatan, serta dapat terjadi
turbulensi. Arah angin akan membawa udara tercemar ke
daerah lain, sehingga daerah yang semula mengalami
pencemaran udara akan mengalami pengenceran. Turbulensi
angin akan mengendapkan partikel-partikel ke permukaan bumi.
- Sinar matahari. Dengan bantuan sinar matahari akan terjadi
proses fotokimia pada gas sehingga gas akan berubah bentuk
menjadi partikulat, karena pengaruh gaya berat partikulat akan
mengendap.
- Gaya gravitasi. Partikel-partikel yang berukuran besar akan
mengendap karena pengaruh gaya gravitasi.
- Kilat. Karena kilat partikel-partikel akan berubah bentuk, selain
itu dengan kilat akan terbentuk ozon yang akan mengoksidasi
partikel-partikel.
- Hujan. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan
membersihkan debu yang berada di udara.
Lingkungan Udara 87

- Turbulensi panas. Adanya turbulensi panas pada lapisan


atmosfer, maka udara pada daerah itu akan bergeser dan
diganti dengan udara yang lain.

Pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran udara


Beberapa cara yang dapat diterapkan dengan hasil yang dapat
mengurangi pencemaran secara maksimal adalah sebagai berikut:

Usaha jangka pendek


a. Memugar daerah-daerah industri yang telah ada dengan
mengembangkan suatu hutan buatan.
b. Pengawasan yang ketat melalui bimbingan terhadap industri-indutri
yang ada dalam hal pembuangan limbah maupun gas yang dikeluarkan.
c. Untuk pembangunan daerah industri supaya diperketat persyaratannya
antara lain dijauhkan dari pemukiman penduduk juga persyaratan-
persyaratan geologi meteorology dan lain-lain.
d. Dalam mencegah timbulnya gas-gas dari kendaraan bermotor, dengan
mengharuskan kendaraan menggunakan bahan bakar berkualitas tinggi,
keadaan mesin yang terawat, penggunaan “after burner” pada knalpot
kendaraan bermotor untuk menyaring asap hitam dan gas CO.
e. Mengembangkan sistem pengolahan limbah yang baik.

Usaha Jangka Panjang


a.Perencanaan, pertata kotaan yang baik terutama dalam system lalu-lintas
maupun lokasi industri.
b. Mengembangkan penelitian dalam bidang alat-alat untuk memonitor
adanya pencemaran.
c. Mempersiapkan suatu Undang-Undang tentang pengamanan
lingkungan untuk menjamin terpeliharanya kualitas lingkungan oleh
semua pihak yang terkait.

RANGKUMAN
4.1. Komposisi Udara
- Kompopsisi udara di atmosfer terdiri dari gas-gas yang
permanen dan gas-gas yang variabel
- Gas-gas yang berpengaruh pada proses cuaca adalah gas H 2O,
CO2, dan O3
- Persentase gas-gas pada ketinggian yang berbeda tidak sama.
Makin tinggi tempat, gas yang berat berkurang dan gas yang
ringan bertambah

4.2. Sifat-sifat Fisis Udara


- Tekanan udara di suatu tempat, disebabkan karena berat udara
yang ad di atas tempat tersebut
- Suhu udara disebabkan oleh radiasi panas matahari, radiasi
panas bumi, serapan dan pantulan panas oleh uap air dan
partikel-parrtikel lain yang ada di atmosfer.
88 Fisika Lingkungan

- Gerakan udara (angin) disebabkan karena perbedaan tekanan


udara daerah yang satu dengan derah yang lain. Perbedaan
tekanan dapat disebabkan karena perbedaan temperatur,
kerapatan, adanya uap air dan partikel lain.
- Kelembaban udara disebabkan karena udara mengandung uap
air. Macam-macam kelembaban : kelembaban mutlak dan
kelembaban relatif.

4.3. Pencemaran Udara


- Pencemaran udara terjadi jika bahan-bahan pencemar dapat
 Membahayakan kesehatan manusia,
kehidupan hewan dan tumbuhan
 Mengganggu iklim
 Mengganggu keindahan lingkungan
- Bahan pencemar terdiri dari gas -gas berbahaya dan partikel-
partikel debu
- Penanggulangan pencemaran udara :
 Usaha alam
 Pencegahan dan pengendalian
pencemaran udara oleh pihak-pihak
terkait.

TES FORMATIF
1.a. Sebutkan gas-gas yang permanen dan gas-gas yang variabel dalam
sistem udara kering
b. Sebutkan gas-gas yang mempengaruhi proses cuaca dan jelaskan
mengapa gas-gas tersebut berpengaruh dalam proses cuaca.
2. Jika air raksa dalam barometer setinggi 73 cm, berapa milibar kah
tekanan udara pada waktu itu?
3.Sebuah higrometer Alluard menunjukkan bahwa pada suhu 30 o titik
embunnya 7 o . Berapa % lembab nisbi udara pada saat itu? M 30 = 3,15
cm Hg; M7 = 0,75 cm Hg.
4.19 liter udara basah dari 21 o dialirkan melalui suatu zat yang higroskopis.
Bila semua uap air diserap oleh zat tersebut dan karena itu massa zat
bertambah 84,5 mg, berapa % lembab nisbi udara itu? Rapat uap air
terhadap udara 5/8. M21 = 1,8 cm Hg.
5.Jelaskan bagaimana terjadinya angin gunung, angin lembah, angin laut
dan angin darat!
6.Jelaskan bagaimana debu-debu di atmosfer dapat mempengaruhi
keadaan cuaca!
7. Jelaskan fungsi CO2 dalam kehidupan dan jelaskan apa yang terjadi jika
CO2 di atmosfer melebihi batas
Lingkungan Udara 89

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1980. Bumi dan Antariksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Gabriel, J. F, dr. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates.
John L. Monteith. 1973. Principles of Environmental Physics. London :
Edward Arnold Limited
Mangunwijaya,Y.B, Dipl, Ing. 1988. Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta:
Penerbit Jambatan.
Sears dan Zemanssky. 1972. Fisika Untuk Universitas I Mekanika,
Panas, Bunyi. Jakarta: Penerbit Binatjipta.
Slamet Ryadi, AL, Skm, Dr.1982. Pencemaran Udara. Surabaya: Usaha
Nasional.
Slamet Ryadi, AL, Skm, Dr. 1984. Kesehatan Lingkungan. Surabaya:
Karya Anda.

Kunci Jawaban
1.a. dan 1.b. : Lihat halaman 62
2. 972,944 bar
3. 23,80 %
4. 0,245 gram
5. Perbedaan suhu menimbulkan perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan
mengakibatkan mengalirnya udara.
6. Sifat debu dapat menghalangi cahaya matahari yang sampai di bumi,
sehingga panas di bumi berkurang.
7. CO2 bagi tumbuhan untuk proses assimilasi. Jika melebihi batas dapat
mengakibatkan timbulnya effek rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai