Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Ilmu Kalam Suhar, S. Ag

Disusun Oleh :

Kelompok II

Nama NPM
Muhammad Jidan Pratama Putra 21.16.0172
Muhammad Musayyib 21.16.0173
Amrina Rosada 21.16.0169
Yuni Cantika 21.16.0182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

2021/2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia -Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
Sejarah Filsafat Barat Klasik, Aliran, Tokoh, Pemikiran, dan Perkembangannya .
Tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan
teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin.

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………..…………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…………………..1
A. Latar Belakang…………………………………….……………………1
B. Rumusan Masalah………….……………………….…………………..2
C. Tujuan……………………………………………….…………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………….…………………..3
A. Pengertian Khawarij………...…………………………………………3
B. Doktrin Dan Ajaran Khawarij………………………...………………4
C. Sekte Sekte Khawarij……………………………………………….….5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………...…7
A. Kesimpulan……….…………………………………………………….7
B. Saran…………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSATAKA…………………………………………………………8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu aliran awal dalam Ilmu Kalam adalah aliran Khawarij. Aliran ini
muncul sebagai respons terhadap peristiwa tahkim atau arbitrase yang
mendamaikan kelompok Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu
Sufyan setelah perang Shiffin pada tahun 37 hijriyah. Ketika Usman naik
menjadi khalifah, pendukung Ali mulai kurang senang terhadap sistem
pemerintahan yang dijalankan yang sarat dengan nepostisme, khususnya
terhadap keluarga Umayyah. Ketika Usman tebunuh, mayoritas umat Islam
melantik Ali sebagai Khalifah. Keputusan ini ditentang oleh Thalhah, Zubair
dan Muawiyah. Mereka menuduh Ali ikut terlibat dalam rencana pembunuhan
Usman, atau setidaknya membiarkan Usman terbunuh.
Thalhah dan Zubair yang tidak terima dengan terbunuhnya Utsman,
menuntut agar khalifah Ali mengusut siapa dalang dibalik pembunuhan
khalifah tersebut. Karena merasa aspirasi Thalhah dan Zubair tidak
didhiraukan, maka puncaknya terjadilah perang jamal yang mengakibatkan
terbunuh para sahabat yang ingin menuntut balas atas terbunuhnya Utsman,
diantaranya Thalhah dan Zubair. Begitu juga dengan kelompok Muawiyah
yang susah ditaklukkan karena ia memiliki pasukan yang kuat. Konfrontrasi
Ali dengan Muawiyah berujung pada terjadinya perang Siffin. Merasa
kekalahan sudah didepan mata Muawiyah melakukan taktik damai
( mengajukan gencatan damai) dengan Ali bin Abi Thalib.
Pada awalnya Ali tidak mau menyetujui perjanjian itu, namun karena
usulan beberapa pemuka di pihak Ali akhirnya ia menyetujui untuk menerima
perjanjian perjanjian damai tersebut. Keputusan ini menimbulkan kelompok
orang yang tidak setuju atas keputusan Ali tersebut.

1
B. RUMUSAN MASALAH
berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Khawarij?
2. Apa saja Doktrin-Doktrin dan Ajaran Khawarij?
3. Apa saja Sekte-Sekte Khawarij?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini ialah menjelaskan pengertian,
doktrin-doktrin, ajaran-ajaran Khawarij dan juga sekte-sekte Khawarij.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khawarij
Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa arab kharaja
yang berarti luar, muncul, timbul, atau memberontak. Adapun khawarij
dalam terminologi teologi adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut
Khalifah Ali bin Abi Thalib yang meninggalkan barisan karena tidak
sepakat dengan keputusan khalifah yang menerima arbitse (tahkim) .
dalam perang siffin.1
Ini adalah aliran kalam tertua dalam islam. Aliran ini muncul
ditengah-tengah kemelut politik yang terjadi dikalangan Muslimin pada
masa Khalifah Ali bin Abi Thalib.2 Asal mulanya kaum khawarij adalah
orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi, akhirnya mereka
membencinya karena dua anggota lemah dalam menegakkan kebenaran,
mau menerima tahkim yang sangat mengecewakan, sebagaimana mereka
juga membenci Mu’awiyah karena melawan Sayyidina Ali Khalifah yang
sah. Munculnya nama golongan Khawarij adalah setelah
peristiwantahkim, yaitu sebagai upaya menyelesaikan peperangan antara
Ali bin Abi Thalib disatu pihak dengan Mu’awiyah dipihak lain.3
Selain khawarij, kelompok ini juga menamakan diri sebagai syurat.
Dengan nama ini, mereka telah menjual diri kepada Allah, dalam arti rela
mengorbankan jiwa dan raga untuk agama-Nya, dan mereka kelak
mendapatkan surga sebagai imbalan atas perjuangan dan pengorbanan
tersebut, seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam QS. Al-Baqarah [2]:207.
Kaum khawarij umumnya adalah orang-orang Arab Badawi. Bumi padang
pasir yang tandus dan gersang membuat cara hidup dan pola pikir mereka

1
Ikrom Shaliadi, “Khawarij : arti, asal-usul, firqah-firqah, dan pendapatnya”, jurnal
Islamuna, Vol.2 No.1 juni 2005, hlm 17.
2
Dr. Suryan A. Jamrah, M.A., “Studi Ilmu Kalam”, November 2017, hlm 103.
3
Saleh, ” Khawarij ; Sejarah dan Perkembangannya”, El-Afkar, vol.7 No II, Juli-Desember
2018, hlm 28.

3
sangat sederhana ; menjadikan mereka sebagai pribadi yang keras hati dan
pemberani, berjiwa bebas dan tidak bergantung kepada orang lain. Latar
belakang lingkungan dan sosial budaya yang demikian sangat berpengaruh
terhadap sikap keberagaman mereka. Mereka terkenal sangat fanatik, tidak
dapat menoleransi pendapat orang lain yang berbeda. Setiap paham yang
berbeda, oleh mereka, dipandang salah. 4
Orang-orang khawarij di zaman dahulu adalah orang-orang yang
taat beribadah, rajin berpuasa, dan rajin membaca al-quran, dan bahkan
mereka mampu melebihi para sahabat. Khawarij modern tidak jauh
berbeda dengan para pendahulunya. Lahiriahnya, mereka nampak sebagai
orang-orang shalih dan terlihat ahli dalam masalah hukum islam. Namun,
bathinnya, mereka adalah korban kejahatan seperti ekstrimisme,
radikalisme, serta keyakinan-keyakinan sesat yang nerugikan umat islam,
haus perang dan membunuh hingga sangat merugikan umat islam.5
B. Doktrin-Doktrin dan Ajaran Khawarij
1. Doktrin Politik
a. Pemerintahan yang bersifat demokratis
Khalifah atau imam harus dipilih dengan pemilihan umum
secara bebas dan sah (demokratis) oleh seluruh umat islam.
Kekhalifahan tersebut bisa berlanjut sepanjang tetap menegakkan
prinsip-prinsip keadilan dan sesuai dengan syariat serta
menyimpang dari kesalahan. Apabila menyimpang wajib di
gulingkan atau dibunuh.
b. Kalifah tidah harus keturunan Arab
Yang berhak menduduki jabatan khalifah tidak hanya
terbatas pada orang-orang dari keturunan Quraisyi, tetapi semua
bangsa Arab maupun non Arab.
c. Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah sah, tetapi setelah arbitse
dianggap telah menyelewang dari ajaran mereka.
4
Dr. Suryan A. Jamhar, M.A., op.cit, hlm. 105.
5
Sukring, “Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah Khawarij : Kajian Teologi Khawarij
Zaman Modern”, Jurnal Theologia, Vol.21, No.2, Desember 2016, hlm. 414.

4
d. Muawiyah dan Amr bin Ash, juga Abu Musa al-Asy’ari dianggap
menyelewang dan telah menjadi kafir.
e. Pasukan Perang Jamal yang menyerang Ali juga Kafir.
2. Bidang Teologi
Orang yang berdosa besar, tidak dipandang dosa apapun (baik kecil
maupun besar) termasuk sesuatu yang mereka anggap salah, mereka
menghukumnya sebagai orang kafir. Mereka mengambil argumentasi
dari surah Al-Maidah ayat 44 : yang bermakna, “Dan barang siapa
yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah mereka
itulah orang-orang kafir. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung
dengan golongan mereka. Seseorang harus menghindari dari pimpinan
yang menyelewang, seperti Ustman, Ali, Muawiyah, Abu musa Al-
Asy’ari dan Amr ibn Al-‘As.
3. Doktrin Sosial
a. Amar ma’ruf nahi munkar, melakukan hal-hal yang menuju kepada
kebaikan dan menjauhkan diri dari kejahatan atau permusuhan.
b. Menta’wil ayat-ayat al-Quran yang mustasyabihat; menjelaskan
ayat al-Quran yang masih perlu penjabaran atau penjelasan yang
rinci.
c. Manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan Tuhan.6
C. Sekte-Sekte Khawarij
1. Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut
golongan Al-Muhakkimah. Bagi mereka Ali, Mu’awiyah, ketua
pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu Musa Al-Asy’ari dan semua orang
yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi kafir.
2. Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat
sesudah golongan Al-Muhakkimah hancur adalah golongan Al-

6
Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag., “Aqidah Ilmu Kalam”, 2013, hlm. 36-37.

5
Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak diperbatasan irak dengan
iran.
3. Al-Nadjat
Nadjah bin Ibn Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikutnya
pada mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Zariqah.
Tetapi dalam golongan yang tersebut akhir ini timbul perpecahan.
4. Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad, menurut paham
mereka berhijrah bukanlah merupakan kewajiban sebagai diajarkan
oleh Nafi’ Ibn Al-Azraq dan Najdah, tetapi hanya merupakan
kebajikan. Kaum Ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan
mereka dengan tidak dianggap menjadi kafir. Harta boleh dijadikan
rampasan perang hanyalah harta yang telah mati.
5. Al-Sufriyah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka
dekat sama dengan golongan Al-Azariqah.
6. Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh
golongan Khawarij. Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang
pada tahun 686 M, memisahkan diri dari golongan Al-Azariqah.7

7
Rubini, “Khawarij dan Murji’ah Persfektif Ilmu Kalam”, Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam, Vol.7, No.1, Juni 2018, hlm 105-106.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa arab kharaja
yang berarti luar, muncul, timbul, atau memberontak. Ini adalah aliran
kalam tertua dalam islam. Orang-orang khawarij di zaman dahulu adalah
orang-orang yang taat beribadah, rajin berpuasa, dan rajin membaca al-
quran, dan bahkan mereka mampu melebihi para sahabat. Khawarij
modern tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya.
Akan tetapi, bagi kaum khawarij orang yang berdosa besar, tidak
dipandang dosa apapun (baik kecil maupun besar) termasuk sesuatu yang
mereka anggap salah, mereka menghukumnya sebagai orang kafir.
B. Saran
Demikianlah pembahasan tentang Khawarij yang dapat kami
sampaikan dan kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kesalahan. Maka dari itu kami memohon kritik dan sarannya untuk
membuat makalah yang bagus dan lebih baik lagi kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M. Ag. 2013. Aqidah Ilmu Kalam.

Dr.Suryan A.Jamrah, M.A. 2017. Studi Ilmu Kalam.

Ikrom Shaliadi. 2005. Khawarij ; arti, asal-usul, firqah-firqah, dan pendapatnya,


Islamuna. Vol. 2. No.1.

Rubini. 2018. Khawarij dan Murjiah Persfektif Ilmu Kalam. Komunikasi dan
Pendidikan Islam. Vol. 7. No. 1.

Saleh. 2018. Khawarij ; sejarah dan perkembangannya, El-Afkar. Vol. 7. No.11.

Sukring. 2016. Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid’ah Khawarij ; Kajian


Teologi Khawarij Zaman Modern, Jurnal Theologi. Vol.21. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai