Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SHOLAT
Dosen: Mustamah, S.Pd.I., MM.

Abstrak Sub-CPMK

Pada pertemuan ini akan Memahami dan menerapkan dengan baik


dijelaskan mengenai Pengertian Sholat, dasar hukum, tujuan,
Pengertian Sholat, dasar syarat sah dan hal-hal yang membatalkan
hukum, tujuan, syarat sah dan Shalat.
hal-hal yang membatalkan
Shalat.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

08
Mustamah, S.Pd.I., MM.
TEKNIK Teknik Industri
Manajemen
SHOLAT
Latar Belakang

Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu
bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam,
dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat
terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri
atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Shalat dapat
membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya.

Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena
shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib dilaksanakan
agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan, kemudahan, dan
jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari melaksanakan shalat
menurut Imam Ja’far Al-Shadiq antara lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu
mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini bisa tercermin dari sebelum
memulai shalat kita harus selalu mengawalinya dengan niat. Selain itu manfaat shalat
yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas
yang tinggi, mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala
perbuatan yang keji dan mungkar.

Pengertian Shalat

Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi
berarti Do’a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan
hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.

Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang sangat
ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat. Telah disyari’atkan sebagai
sesempurna dan sebaik-baiknya ibadah. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah:

Pendidikan Agama Islam


2
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
zikir kepada Allah, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap Allah, ruku’, sujud, do’a, tasbih,
dan takbir (Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim,2007:277).

Shalat merupakan pokok semua macam ibadah badaniah. Allah telah


menjadikannya fardhu bagi Rasulullah SAW sebagai penutup para rasul pada malam
Mi’raj di langit, berbeda dengan semua syari’at. Hal itu tentu menunjukkan keagungannya,
menekankan tentang wajibnya dan kedudukannya di sisi Allah.

Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesaranNya
atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan
perkataan dan pekerjaan atau kedua-duanya. (Sulaiman Rasjid:53). Sebagaimana
perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat 45:

ُ‫َٓ ا ذِ لَ كٱَ رُن لۡ ر ذُ لََلِ كذۡ ر‬


‫َّل ىََ ل َ كلن لَ ىٰ لَ ذِ كٱََل كۡ ل‬
‫َّل ىَ ةَ ل ذإ صِ ٱَ ص‬ ‫َ ذإَل كۡ لَ ذُِل كٱَ ذۡ ىَ ل ذ‬
‫ِ لََ ل ذِ ذِ ٱَ ص‬ ‫ٱ كَ رُ لُٓ ا َ ر ذ‬
‫َۡ ل‬
٤٥ ‫ٱّر ۡلُك َل رِ لُٓ َ لّك نلُرَِل‬ ‫ٱّ َ ل كَۡل ر رُ لَ ص‬
‫صذ‬

45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

Menurut seorang tokoh bernama Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah, ia
menerangkan bahwa shalat dalam Agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat
ditandingi oleh ibadah manapun juga. Karena shalat merupakan tiang agama bagi umat
Islam. Ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu. (Sayyid
Sabiq: 63).

Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah


merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan
syara’.

Dasar Hukum Shalat

Berdasarkan kepada beberapa firman Allah SWT, dalam al-Qur’an dinyatakan


bahwa setiap muslim yang mukallaf wajib melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari
semalam. Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Nisa’:103:

Pendidikan Agama Islam


3
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
‫ٱۡ لُ كَنلنَ ر كِ َلَلِذۡ رَُْا‬
‫ٱّ ِذ ىۡل دُٓ لَِرُرَٗد ْ لَ لََل ىٰ رُنرَ ذَ رۡ كمِ َلِذ لِْ ك‬
‫َّل ىََ ل َل كٱِ رۡ رَُْا ص ل‬ ‫َلِذ لِْ ِل ل‬
‫َ كَۡ ر رِ ٱَ ص‬
١٠٣ َٓ‫َّل ىََ ل لۡٓن كلۡ لََلٰ كٱَ رُ كۡ ذُنذِۡل ذۡ ىَ لَد ٓ صُ كَِرَ د‬ ‫َّل ىَ مَ ل إذ صِ ٱَ ص‬
‫ٱَ ص‬
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

٢٣٨ ‫ّ ىِل ذن ذَِۡل‬ ‫َّل ىَ ذَ كٱَ رَ كۡ ل‬


‫ۡ ىٰ لَِرَ رَُْا ذ ص ذ‬ ‫ى لۡ ذَ ر‬
‫َُْا لََلٰ ٱَ ص‬
‫َّل ى لَ ذ‬
‫ۡ لَٱَ ص‬
238. Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah
untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu´.(QS. Al-Baqarah:238)

‫صّلى ل‬ ‫وَ لل‬ ‫ل‬ ‫ََ َْ لَ َََ جٍ َ َاَ أَََلِ أَْو ََّزْ لر أَّلُ َلمَ َاْلَ َْ َْ لِ لل‬
‫َّل‬ َ َّ ‫َّ ََي لق لوُ َم عْ ل‬
َ ُ‫ُ ََ ل‬ ‫ع ََ ل َع ل َ َ َ ع َ َع‬ ‫َ ع ع ل َع‬
ِ‫ص ََ ل‬ ّ‫ن ل‬
‫َِّ عَلُ َََّع لُ عْ لَ َي عَلُ َّ ل‬ َ ‫ن َّلَ لَ لِ َََْع‬ ‫َََّعْ لُ ََ َُّل ََ ََي لق ل‬
َ ‫وَ َْع‬

Artinya: Dari Ibnu Juraij dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu az-Zubair
bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Saya mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan
kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR.Muslim) [No.82 Syarh Shahih
Muslim] Shahih.

Tujuan Shalat

Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali
dengan shalat. Adapun tujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam surah al-
Ankabut ayat 45.

‫َّل ىََ ل َ ل كن لَ ىٰ لَ ذِ كٱََل كۡ ل‬


٤٥…. ُ‫َٓ ا ذِ لَ كٱَ رُن لۡ ر ذ‬ ‫َّل ىَ ةَ ل ذإ صِ ٱَ ص‬
‫…ََ ل ذِ ذِ ٱَ ص‬.
‫ل‬
45 …dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar.… .

Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah
sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih
berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga

Pendidikan Agama Islam


4
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan , maka mereka
tidak akan berbuat jahat.

Syarat-syarat Shalat

Syarat secara etimologis adalah tanda10. Adapun secara terminologis, syarat


adalah apa-apa yang jika tidak ada mengharuskan ketidakadaan dan keberadaannya
tidak mengharuskan keberadaan atau ketiadaannya sendiri. Syarat shalat adalah sesuatu
yang yang jika mampu dilaksanakan tergantung kepadanya keabsahan shalat.(Saleh al-
Fauzan,2005:65).

Shalat memiliki syarat-syarat yang tidak akan menjadi sah, kecuali dengan syarat-
syarat tersebut. Seseorang yang melakukan shalat tanpa memenuhi syarat-syaratnya
shalat, maka shalatnya tidak diterima. (Ahmad Mudjab Mahalli, 2003:152) . Jika tidak ada
atau tidak ada sebagiannya, maka shalatnya tidak sah.

I.Syarat-syarat wajibnya shalat

1) Muslim. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena di


dahulukannya dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah shalat.

2) Berakal. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang gila karena Rasulullah
SAW bersabda.

َ، ‫ل‬ ‫ ََ ََ لَ َّ ل‬،ََ ‫ ََ ََ لَ ََّلاِللَ َى لَ ََ عيََيعْ لق‬:ٍ‫لَِل ََ َّع َقَّ لَ ََ عَ ََََج‬


‫صل ّل‬
َ ََ ََّ‫ِ َى لَ َعح‬
.)َُ‫ (َََه أْو دََد َه‬.َِ ‫ََ لَ َّع َل عمَلي عو لِ َى لَ ََي عْ لق‬

“Pena diangkat dari tiga orang: dari orang tidur hingga ia bangun, dari
anak kecil hingga ia bermimpi, dan dari orang gila hingga ia berakal.”
(Diriwayatkan Abu Dawud dan al- Hakim yang men-shahih-kannya.

3) Baligh. Jadi, shalat tidak di wajibkan kepada anak kecil hingga ia baligh.

4) Bersih dari darah haid dan darah nifas. Jadi, shalat tidak diwajibkan
kepada wanita yang sedang menjalani masa haid dan wanita yang
menjalani masa nifas, hingga kedua bersih dari kedua darah tersebut.

Pendidikan Agama Islam


5
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
II. Syarat-syarat Sahnya Shalat

1) Waktunya telah tiba. Jadi, shalat tidak di wajibkan sebelum waktunya tiba,
karena dalil-dalil berikut: firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 103
yang berbunyi:

‫َّل ىََ ل َل كٱِ رۡ رَُْا ص ل‬


ِْ‫ٱّ ِذ ىۡل دُٓ لَِرُرَٗد ْ لَ لََل ىٰ رُنرَ ذَ رۡ كمِ َلِذ ل‬ ‫َلِذ لِْ ِل ل‬
‫َ كَۡ ر رِ ٱَ ص‬
َٓ‫َّل ىََ ل لۡٓن كلۡ لََلٰ كٱَ رُ كۡ ذُنذِۡل ذۡ ىَ لَد ٓ صُ كَِرَ د‬ ‫ٱۡ لُ كَنلنَ ر كِ َلَلِذۡ رَُْا ٱَ ص‬
‫َّل ىَ مَ ل إذ صِ ٱَ ص‬ ‫ك‬

١٠٣
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Penetapan waktu adalah pembatasan. Allah SWT telah


menentukan waktu-waktu shalat. Artinya, Allah SWT menentukan waktu-
waktu shalat di sepanjang rentang waktu. Kaum Muslimin telah berijma’
bahwa shalat lima waktu itu memiliki waktu-waktunya yang khusus dan
terbatas, shalat tidak diterima jika dilakukan sebelum waktunya.

Amirul Mukminin Umar bin Khaththab r.a berkata, “shalat memiliki


waktu-waktu yang telah dipersyaratkan oleh Allah. Maka shalat tidak sah,
melainkan dengan syarat itu. Maka, shalat wajib dilakukan dengan tibanya
waktu. Allah SWT berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 78 yang berbunyi:

‫ِ ٱَص كۡ ذُ لَِر كُ لِِْل كٱََل كُ ة ذُ ذإ صِ ِر كُ لِِْل‬ ‫َ كُ ذِ إذَل ىٰ لَ ل‬


‫ۡ ذ‬ ‫ََ ٱَ ص‬ ‫َلِذ ذِ ٱَ ص‬
‫َّل ىََ ل ذَ رَٗر ذ‬
٧٨ ْ ‫كٱََل كُ ذُ لِۡٓل لُ كَ رََٗد‬
78. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).

2) Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Yang dimaksud dengan hadas
besar ialah keadaan diri seseorang tidak bersih dan baru dinyatakan bersih
apabila ia telah mandi, yaitu perempuan yang baru selesai haid dan nifas,

Pendidikan Agama Islam


6
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
laki-laki atau perempuan selesai bersetubuh, keluar mani dan baru masuk
Islam24. Sedangkan hadas kecil ialah keadaan diri seseorang dalam sifat
tidak bersih dan baru menjadi bersih bila ia telah berwudhu’ ketika: bangun
dari tidur, keluar sesuatu dari badan melalui dua jalan (keluar angin,
kencing atau buang air besar), dan lain-lain.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah


r.a,

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata, “Rasulullah SAW telah
bersabda, “Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian,
apabila ia berhadats (tidak mempunyai wudhu) sampai dia berwudhu”. (HR.
Abu Daud).

3) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. Orang yang shalat harus bersih
badannya, pakaiannya dan tempat shalatnya dari najis. Yang disebut najis
itu adalah setiap kotoran seperti urine dan tinja dan segala sesuatu yang
dilarang untuk konsumsi seperti: darah, khamar dan lainnya. Kotoran yang
melekat di badan atau pakaian atau tempat shalat harus dibersihkan
dengan air. (Amir Syarifuddin, 2003:26). Sebagaimana dalam firman Allah
SWT (QS. Al-Muddassir:4)

‫لَ ذِۡلَٓل لَ َل ل‬
٤ ُ‫ۡ ذ َّ ك‬
4. dan pakaianmu bersihkanlah.

Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya), seperti:


nanah bisul, darah khitan dan darah berpantik yang ada di tempatnya diberi
keringan untuk dibawa shalat. Kaidah: “kesukaran itu membawa
kemudahan”.

4) Menutup aurat. Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat menghalangi


terlihatnya warna kulit. Aurat laki-laki antara pusat sampai lutut, sedangkan
aurat perempuan seluruh badannya kecuali muka dan dua tapak tangan.
Firman Allah SWT QS. Al-A’raf: 31.

‫ٱَ لَُرَْا لَ لَ َ ر كۡ ذَُر اَ مْا ذإنصُرۥ‬


‫۞ ىۡلَل ذن اَ لِْ لٗ لِ رُِرَْا ذِۡنلَ ل رۡ كِ ذَن لٗ رۡ ذُّ لُ كۡ ذُ دٗ لَ رَۡرَْا لَ ك‬
٣١ ‫لَ ۡ ذرِۡب كٱَ رُ كۡ ذَُذِۡل‬

Pendidikan Agama Islam


7
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Yang dimaksud dengan “pakaian” dalam ayat ini ialah pakaian


untuk shalat. Jadi, tidak sah shalatnya orang yang terbuka auratnya, sebab
hiasan dalam pakaian ialah pakaian yang menutupi aurat. Rasulullah SAW
pernah ditanya tentang shalatnya wanita dengan menggunakan baju besi
dan kerudung tanpa kain luar, maka beliau bersabda, “jika baju besi
menutupi bagian luar kedua telapak kakinya, maka boleh”.

5) Menghadap Kiblat (ka’bah), sebab shalat tidak sah tanpa menghadap


kiblat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 144.

ُ‫َ ىٰ لَ مٓ َل لَ ذُّ لَ كُ لَ لَ َ كلۡ ل‬


‫ۡ لُٓ ا ة ذِ َلَلنر لَ ذَّۡلنص لَ ِذ كََل دٗ َ كلُ ل‬
‫ِ لَ كُ ذَ لَ َذَ ٱَ ص‬ ‫ِل كٗ ن للُ ىٰ َلقلَب ل‬
‫ُ لُٓ رۡنَ ر كِ َل لََبَْا رَ رَُ لَ رۡ كِ َ كلۡ لُُرۥر لَ ذإ صِ ٱَصِذِۡل َرََرَْا‬ ‫كٱَ لُ كۡ ذُ ذٗ كٱَ لۡ لُ مذِْ لَ لۡ كۡ ر‬
١٤٤ ‫ٱّر َذ ىٰل ذَ لُ لَ صُٓ ۡلُك لَُرَِل‬ ‫ِ َلۡلُك َل رَُِل َلنصُر كٱَ لۡ بِ ذُِ صُ ذَّ ذَ كرِ لَ لُٓ ص‬ ‫كٱَ ذۡ ىَ ل ل‬
144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu
berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-
orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.

Rukun Shalat
Rukun atau fardhu shalat adalah segala perbuatan dan perkataan dalam shalat
yang apabila di tiadakan, maka shalat tidak sah. Dalam mazhab Imam Syafi'i shalat
dirumuskan menjadi 13 rukun. Perumusan ini bersifat ilmiah dan memudahkan bagi kaum
muslimin untuk mempelajari dan mengamalkannya.
Hal yang perlu penulis tekankan disini adalah Imam Syafi'i adalah imam mujtahid
yang ilmunya sangat luas dan tidak perlu di ragukan lagi. Begitu pula dengan murid

Pendidikan Agama Islam


8
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
muridnya yang mengikuti mazhab Imam Syafi'i adalah imamimam besar yang luas pula
ilmunya.

Renungan Sufi

ALLAH telah membatasi ketaatan yang wajib atasmu


dengan waktu-waktu tertentu, shalat lima waktu misalnya. Allah
tidak membebaskan waktu-waktunya agar sikap "suka
menangguhkan" tidak menghalangimu untuk mengerjakannya. Jika
Allah membebaskan waktunya dan tidak menentukannya, sikap
"suka menunda" itu akan mendorongmu untuk meninggalkannya.
Kau akan malas dan berkata, “Kalau aku sudah selesai dari
keperluanku, aku akan shalat karena waktunya amat luas." Bahkan
mungkin, sehari semalam terlewatkan begitu saja tanpa kau
melakukan shalat itu.

Lain halnya jika waktunya dibatasi, hal itu akan


mendorongmu untuk segera mengerjakannya dan selalu
membuatmu waspada sehingga tidak melewatkannya.

Namun demikian, Allah tetap memperluas waktunya agar


kau mempunyai peluang untuk memilih. Kau bisa memilih
mengerjakannya di awal waktu, di pertengahan, atau di akhirnya
dan kau tidak lagi menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu shalat
meski melaksanakannya di akhir waktu. Selain itu, kau bisa
melaksanakan shalat secara sempurna, yaitu saat hatimu sejalan
dengan anggota tubuh lainnya. Jika waktu shalat itu luas, kau bisa
meninggalkan kesibukan dan halanganmu sehingga ketika itu kau
bisa mengonsentrasikan pikiran untuk khusyuk dalam beribadah
dan menjaga adab di hadapan Allah.

(Ibnu Atha’illah al-Iskandari, Al-Hikam)

Pendidikan Agama Islam


9
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berikut Rukun Salat Mazhab Syafi'i:

1. Niat.
2. Takbiratul Ihram.
3. Berdiri Bagi yang Mampu.
4. Membaca Al-Fatihah.
5. Ruku' disertai Thuma'ninah.
6. I'tidal disertai Thuma'ninah.
7. Sujud disertai Thuma'ninah.
8. Duduk Antara 2 Sujud disertai Thuma'ninah.
9. Duduk Tahiyat Akhir.
10. Baca Tahiyat Akhir.
11. Baca Salawat Nabi.
12. Salam Pertama.
13. Tertib.

Hal-hal yang Membatalkan Shalat


1. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau memutuskan rukun sebelum sempurna
dilakukan.
2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat.
3. Berbicara dengan sengaja.
4. Banyak bergerak dengan sengaja.
5. Makan dan minum.
6. Menambah rukun seperti sujud tiga kali.
7. Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah membatalkan shalat.
8. Mendahului imam sebanyak 2 kali, khusus bagi ma‟mum.

Pendidikan Agama Islam


10
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kisah Inspiratif

Musibah Adalah Ujian

Diceritakan dari Wahab bin Munabbih, bahwa dia pernah berkata; Alkisah,
Ada dua abid (ahli ibadah) tekun beribadah kepada Allah selama lima puluh tahun.
Ketika tahun terakhir dari lima puluh tahun itu berakhir, salah satu dari kedua abid
tersebut mendapatkan ujian pada tubuhnya.

Dia pun kaget dan sedih, lalu berkata, "Ya Tuhan, sekian lama saya telah
penjalankan ibadah begini dan begini --- sambil menyebutkan macam-macam dah
yang telah dikerjakan -- tapi pada akhirnya Engkau menurunkan musibah seperti ini
kepada saya."

Lalu, Allah menurunkan ilham kepadanya, “Adapun semua amal ibadah yang
engkau sebutkan itu, maka semuanya itu adalah dari-Ku dan atas pertolongan-Ku.
Adapun cobaan ini, maka Aku turunkan kepadamu, karena Aku ingin membawamu
naik ketingkatan golongan al-Abrar. Ketahuilah, orang orang sebelum-mu sangat
menginginkan cobaan dan ujian, namun mereka harus berdoa terlebih dahulu untuk
bisa mendapatkannya. Tapi, aku memberinya kepadamu secara cuma-cuma tanpa
engkau harus meminta lebih dulu.

Pendidikan Agama Islam


11
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, 2007, Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah, Khairul
Ahmad Mudjab Mahalli, 2003, Hadis-hadis Ahkam (Riwayat Asy-Syafi’i: Thaharah dan
Shalat) cet. ke-1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Amir Syarifuddin, 2003, Garis-garis Besar Fiqh, cet. ke-1, Jakarta: Kencana
Amru Harahap dan Faisal Saleh, cet.ke-1, Jakarta: Pustaka Azzam
Saleh al-Fauzan, 2005, Fiqh Sehari-hari, penerjemah: Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, cet.
ke-1, Jakarta: Gema Insani Press
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Kairo: al Fatḥu li al I’lam al ‘Arabi,

Pendidikan Agama Islam


12
2021 Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Mustamah, S.Pd.I., MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai