MODUL PERKULIAHAN
U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SHOLAT
Dosen: Mustamah, S.Pd.I., MM.
Abstrak Sub-CPMK
08
Mustamah, S.Pd.I., MM.
TEKNIK Teknik Industri
Manajemen
SHOLAT
Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu
bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam,
dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat
terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri
atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Shalat dapat
membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya.
Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena
shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib dilaksanakan
agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan, kemudahan, dan
jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari melaksanakan shalat
menurut Imam Ja’far Al-Shadiq antara lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu
mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini bisa tercermin dari sebelum
memulai shalat kita harus selalu mengawalinya dengan niat. Selain itu manfaat shalat
yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas
yang tinggi, mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala
perbuatan yang keji dan mungkar.
Pengertian Shalat
Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi
berarti Do’a dan secara terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan
hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang sangat
ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat. Telah disyari’atkan sebagai
sesempurna dan sebaik-baiknya ibadah. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah:
Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesaranNya
atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan
perkataan dan pekerjaan atau kedua-duanya. (Sulaiman Rasjid:53). Sebagaimana
perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat 45:
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
Menurut seorang tokoh bernama Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah, ia
menerangkan bahwa shalat dalam Agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat
ditandingi oleh ibadah manapun juga. Karena shalat merupakan tiang agama bagi umat
Islam. Ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu. (Sayyid
Sabiq: 63).
صّلى ل وَ لل ل ََ َْ لَ َََ جٍ َ َاَ أَََلِ أَْو ََّزْ لر أَّلُ َلمَ َاْلَ َْ َْ لِ لل
َّل َ َّ َّ ََي لق لوُ َم عْ ل
َ ُُ ََ ل ع ََ ل َع ل َ َ َ ع َ َع َ ع ع ل َع
ِص ََ ل ّن ل
َِّ عَلُ َََّع لُ عْ لَ َي عَلُ َّ ل َ ن َّلَ لَ لِ َََْع َََّعْ لُ ََ َُّل ََ ََي لق ل
َ وَ َْع
Artinya: Dari Ibnu Juraij dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu az-Zubair
bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Saya mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan
kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR.Muslim) [No.82 Syarh Shahih
Muslim] Shahih.
Tujuan Shalat
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali
dengan shalat. Adapun tujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam surah al-
Ankabut ayat 45.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah
sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih
berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga
Syarat-syarat Shalat
Shalat memiliki syarat-syarat yang tidak akan menjadi sah, kecuali dengan syarat-
syarat tersebut. Seseorang yang melakukan shalat tanpa memenuhi syarat-syaratnya
shalat, maka shalatnya tidak diterima. (Ahmad Mudjab Mahalli, 2003:152) . Jika tidak ada
atau tidak ada sebagiannya, maka shalatnya tidak sah.
2) Berakal. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang gila karena Rasulullah
SAW bersabda.
“Pena diangkat dari tiga orang: dari orang tidur hingga ia bangun, dari
anak kecil hingga ia bermimpi, dan dari orang gila hingga ia berakal.”
(Diriwayatkan Abu Dawud dan al- Hakim yang men-shahih-kannya.
3) Baligh. Jadi, shalat tidak di wajibkan kepada anak kecil hingga ia baligh.
4) Bersih dari darah haid dan darah nifas. Jadi, shalat tidak diwajibkan
kepada wanita yang sedang menjalani masa haid dan wanita yang
menjalani masa nifas, hingga kedua bersih dari kedua darah tersebut.
1) Waktunya telah tiba. Jadi, shalat tidak di wajibkan sebelum waktunya tiba,
karena dalil-dalil berikut: firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 103
yang berbunyi:
١٠٣
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
2) Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Yang dimaksud dengan hadas
besar ialah keadaan diri seseorang tidak bersih dan baru dinyatakan bersih
apabila ia telah mandi, yaitu perempuan yang baru selesai haid dan nifas,
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a, beliau berkata, “Rasulullah SAW telah
bersabda, “Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian,
apabila ia berhadats (tidak mempunyai wudhu) sampai dia berwudhu”. (HR.
Abu Daud).
3) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. Orang yang shalat harus bersih
badannya, pakaiannya dan tempat shalatnya dari najis. Yang disebut najis
itu adalah setiap kotoran seperti urine dan tinja dan segala sesuatu yang
dilarang untuk konsumsi seperti: darah, khamar dan lainnya. Kotoran yang
melekat di badan atau pakaian atau tempat shalat harus dibersihkan
dengan air. (Amir Syarifuddin, 2003:26). Sebagaimana dalam firman Allah
SWT (QS. Al-Muddassir:4)
لَ ذِۡلَٓل لَ َل ل
٤ ُۡ ذ َّ ك
4. dan pakaianmu bersihkanlah.
Rukun Shalat
Rukun atau fardhu shalat adalah segala perbuatan dan perkataan dalam shalat
yang apabila di tiadakan, maka shalat tidak sah. Dalam mazhab Imam Syafi'i shalat
dirumuskan menjadi 13 rukun. Perumusan ini bersifat ilmiah dan memudahkan bagi kaum
muslimin untuk mempelajari dan mengamalkannya.
Hal yang perlu penulis tekankan disini adalah Imam Syafi'i adalah imam mujtahid
yang ilmunya sangat luas dan tidak perlu di ragukan lagi. Begitu pula dengan murid
Renungan Sufi
1. Niat.
2. Takbiratul Ihram.
3. Berdiri Bagi yang Mampu.
4. Membaca Al-Fatihah.
5. Ruku' disertai Thuma'ninah.
6. I'tidal disertai Thuma'ninah.
7. Sujud disertai Thuma'ninah.
8. Duduk Antara 2 Sujud disertai Thuma'ninah.
9. Duduk Tahiyat Akhir.
10. Baca Tahiyat Akhir.
11. Baca Salawat Nabi.
12. Salam Pertama.
13. Tertib.
Diceritakan dari Wahab bin Munabbih, bahwa dia pernah berkata; Alkisah,
Ada dua abid (ahli ibadah) tekun beribadah kepada Allah selama lima puluh tahun.
Ketika tahun terakhir dari lima puluh tahun itu berakhir, salah satu dari kedua abid
tersebut mendapatkan ujian pada tubuhnya.
Dia pun kaget dan sedih, lalu berkata, "Ya Tuhan, sekian lama saya telah
penjalankan ibadah begini dan begini --- sambil menyebutkan macam-macam dah
yang telah dikerjakan -- tapi pada akhirnya Engkau menurunkan musibah seperti ini
kepada saya."
Lalu, Allah menurunkan ilham kepadanya, “Adapun semua amal ibadah yang
engkau sebutkan itu, maka semuanya itu adalah dari-Ku dan atas pertolongan-Ku.
Adapun cobaan ini, maka Aku turunkan kepadamu, karena Aku ingin membawamu
naik ketingkatan golongan al-Abrar. Ketahuilah, orang orang sebelum-mu sangat
menginginkan cobaan dan ujian, namun mereka harus berdoa terlebih dahulu untuk
bisa mendapatkannya. Tapi, aku memberinya kepadamu secara cuma-cuma tanpa
engkau harus meminta lebih dulu.
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, 2007, Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah, Khairul
Ahmad Mudjab Mahalli, 2003, Hadis-hadis Ahkam (Riwayat Asy-Syafi’i: Thaharah dan
Shalat) cet. ke-1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Amir Syarifuddin, 2003, Garis-garis Besar Fiqh, cet. ke-1, Jakarta: Kencana
Amru Harahap dan Faisal Saleh, cet.ke-1, Jakarta: Pustaka Azzam
Saleh al-Fauzan, 2005, Fiqh Sehari-hari, penerjemah: Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, cet.
ke-1, Jakarta: Gema Insani Press
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Kairo: al Fatḥu li al I’lam al ‘Arabi,