15.juknis Lingkuingan
15.juknis Lingkuingan
Tim Penyusun
Pembina
Djoko Murjanto
Pengarah
Subagyo
Pemeriksa Naskah
Maulidya Indah Junica
Penulis
R. Agoeng Triadi
Mardiarini
Anita Sri Indrawati
Dento Mudhiarko
Tuti Kurniasih
Kontributor
Endang Widjayanti
Desain Sampul
Subdit Teknik Lingkungan dan Keselamatan Jalan
Suatu bentuk pengujian formal dari suatu ruas jalan yang ada dan
yang akan datang atau proyek lalu lintas, atau berbagai pekerjaan
yang berinteraksi dengan pengguna jalan, yang dilakukan secara
independen, oleh penguji yang dipercaya di dalam melihat
potensi kecelakaan dan penampilan keselamatan suatu ruas
jalan.
6. Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas
Jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi
ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api dan
ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
30. Jaringan Irigasi
Terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan.Ruang milik jalan sebagaimana dimaksud
merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan
bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur
lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan. Sejalur tanah tertentu sebagaimana dimaksud
dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai lansekap jalan.
67. Stone Crusher
Halaman
Kata Pengantar .................................................................................. ii
Istilah dan Definisi ..............................................................................iii
Daftar Isi .......................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................ xxii
Daftar Tabel ................................................................................... xxiv
LAMPIRAN
Lampiran 1-1 Prosedur Penyaringan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Lampiran 2-1 Tabel Definisi dan Kriteria Kawasan Lindungdan
Daerah Sensitif Lain
Halaman
Halaman
1
Pengantar
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bidang Jalan
Ruang Lingkup:
1-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan AMDAL/UKL-UPL/SPPL
(6) PASCA KONSTRUKSI
(Operational & Maintenance) - As build (3) PERENCANAAN TEKNIS AKHIR:
drawing
Implementasi RKL/UKL- - RKL/UKL- DED yg terintegrasi oleh Rekomendasi
RPL/UPL, Pemantauan dan RPL/UPL RKL/UKL-RPL/UPL
Pelaporan - SPPL dan Audit Keselamatan Jalan
(5) KONSTRUKSI
(4) PRA-KONSTRUKSI
Implementasi RKL/UKL-
RPL/UPL, Pemantauan dan Implementasi RKL/UKL (dampak
Pelaporan sosial), LARAP, Perencanan, - Data
Persiapan, Pelaksanaan Pengadaan kepemilikan
Tanah, Penyerahan Ganti Kerugian, tanah
- Opsi
- Dokumen kontrak Pemantauan dan Pelaporan
kompensasi
(ketentuan umum, gambar
rencana, spesifikasi
umum , spesifikasi
khusus, Bill Of Quantity)
- RKL/UKL-RPL/UPL, SPPL
1-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penjelasan dari bagan alir pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut:
1-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengantar Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
1-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
1-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2
Penyaringan (Penapisan)
Lingkungan Hidup
Bidang Jalan
Ruang Lingkup: Penyaringan (penapisan) lingkungan hidup bidang
jalan menjelaskan (1) Perundang-undangan dan Peraturan
Lingkungan Hidup terkait persyaratan penyaringan dalam
menentukan jenis dokumen lingkungan hidup (AMDAL/UKL-
UPL/SPPL) serta perizinan lainnya yang dibutuhkan (misal: izin
melintas di kawasan hutan lindung) sebelum dilaksanakannya
pekerjaan fisik. (2) Prosedur penyaringan. (3) Pelaporan hasil
penyaringan meliputi pengisian formulir penyaringan dan
pelaporan hasil penyaringan.
2-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2
Pembangunan
2 dan/atau peningkatan
jalan dengan
pelebaran yang
membutuhkan
pengadaan lahan (di Bangkitan lalu lintas,
luar RUMIJA): dampak kebisingan,
a. Di kota getaran, emisi yang tinggi,
metropolitan/besa ≥ 5 km
gangguan visual dan
- Panjang jalan dengan
dampak sosial.
dengan luas pengadaan
pengadaan lahan; lahan
atau >20 ha
- Luas pengadaan
lahan ≥ 30 ha
b. Di kota sedang
- Panjang jalan
dengan luas ≥ 5 km
pengadaan lahan; dengan
atau pengadaan
lahan >30 ha
- Luas pengadaan ≥ 40 ha
lahan
c. Pedesaan
≥ 5 km
- Panjang jalan
dengan
dengan luas
pengadaan
pengadaan lahan;
lahan >40
atau
Ha
- Luas pengadaan
≥ 50 ha
lahan
2-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
a. Pembangunan
3 Berpotensi menimbulkan
3 subway/ underpass, dampak berupa
terowongan/ tunnel, perubahan kestabilan
jalan layang / lahan (land subsidence),
> 2 km
flyover, dengan air tanah serta gangguan
panjang berupa dampak terhadap
emisi, lalu lintas,
kebisingan, getaran,
gangguan pandangan,
b. Pembangunan
gangguan jaringan
jembatan, dengan
> 500 m prasarana sosial (gas,
panjang
listrik, air minum,
telekomunikasi) dan
dampak sosial di sekitar
kegiatan tersebut.
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012
2-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Kriteria jenis dan skala/ besaran kegiatan jalan yang wajib dilengkapi
UKL- UPL atau SPPL adalah yang tidak wajib AMDAL sebagaimana
tercantum pada Tabel 2.3.
2-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
a. Di kota metropolitan/besar:
- Panjang jalan dengan
a. 5 km dengan pengadaan lahan 1
luas pengadaan lahan; ha ≤ X < 20 ha; atau
b. < 5 km dengan pengadaan lahan 1
ha ≤ X < 30 ha;
atau Atau
- Luas pengadaan lahan 1 ha ≤ X < 20 ha
2-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
c. Di pedesaan:
a. 5 km dengan pengadaan lahan 1
- Panjang jalan dengan
ha ≤ X < 40 ha; atau
luas pengadaan lahan;
b. < 5 km dengan pengadaan lahan 1
ha ≤ X < 50 ha; atau
atau
- Luas pengadaan lahan 1 ha ≤ X < 40 ha
CATATAN :
1. Pembagian kawasan terdiri atas:
a. Metropolitan, dengan jumlah penduduk 1.000.000 jiwa.
b. Kota besar, dengan jumlah penduduk > 500.000 s/d 999.999
jiwa.
c. Kota sedang, dengan jumlah penduduk > 100.000 s/d 500.000
jiwa
d. Kota kecil, dengan jumlah penduduk > 50.000 s/d 100.000 jiwa.
Kota kecil dikategorikan sama dengan pedesaan.
2-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
3. Arti notasi:
a. X adalah luas pengadaan lahan (dalam hektar/ha)
b. Y adalah panjang bentang jembatan (dalam meter/m)
c. Z adalah panjang total jembatan (dalam meter/m)
2.3.1 Pelaksana
2-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-13
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-14
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Uji kesesuaian Ya
INPRES No. 6/2013 ttg PIPIB*?
TIDAK DAPAT
Tidak DIPROSES,
Tidak AJUKAN
Uji kesesuaian RTR?
PENGUSULAN
RTR KE
Ya BAPPEDA**
Ya
Tidak
a
k Tidak
Keterangan:
*) PIPIB: Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (sesuai Inpres No. 6
Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan
Gambut)
**) - RTR: Rencana Tata Ruang
- BAPPEDA: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Penjelasan dari bagan alir pada gambar 2.4 adalah sebagai berikut:
1. Pemrakarsa mengisi ringkasan informasi awal atas rencana
kegiatan yang diusulkan. Informasi awal ini dapat diperoleh dari
Kajian Kelayakan Jalan (Feasibility Study) untuk rencana
pembangunan jalan baru ataupun data perencanaan awal lainnya
maupun perencanaan teknis rinci (DED) untuk rencana
peningkatan jalan atau pembangunan jalan baru.
2. Uji kesesuaian lokasi rencana dengan rencana tata ruang yang
berlaku. Apabila tidak sesuai maka kegiatan tidak dapat
dilanjutkan.
2-16
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-17
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Keterangan:
*) Izin lingkungan merupakan salah satu persyaratan dalam
memproses izin kehutanan. Oleh karena itu Izin Lingkungan perlu
diperoleh terlebih dahulu.
2-19
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyaringan (Penapisan) Lingkungan Hidup Bidang Jalan
2-20
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
2-21
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3
Penyusunan Dokumen AMDAL
Bidang Jalan
Ruang Lingkup: Penyusunan dokumen AMDAL bidang Jalan
menguraikan tentang proses penyusunan dokumen AMDAL
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup. Petunjuk Praktis ini meliputi: acuan normatif yang
digunakan untuk menyusun dokumen AMDAL bidang jalan,
penyusunan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak lingkungan
Hidup (KA-ANDAL), penyusunan dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup-Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) yang
secara garis besar terdiri dari pengumuman di media massa dan
papan pengumuman, konsultasi publik, pelingkupan, prakiraan
dampak penting, evaluasi prakiraan dampak penting, rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
3-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Isi
3-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Isi
C. Telaahan sebagai dasar pengelolaan
D. Rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan
Daftar Pustaka
(Daftar Pustaka mengacu kepada Lampiran II butir B.5. dari
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012)
Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran II butir B.6. dari
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012)
3-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Isi
Contoh surat pernyataan seperti tercantum pada Gambar 3.3.
6) Daftar Pustaka
(Daftar Pustaka mengacu kepada Lampiran III butir B.6. dari
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012)
7) Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran III butir B.7. dari
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012)
3-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
SURAT PERNYATAAN
Nomor : .
3-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
DESKRIPSI
RENCANA
KEGIATAN
RONA
LINGKUNGAN
HIDUP
DAMPAK PRIORITAS
DAMPAK
PENTING DAMPAK PENTING
POTENSIAL
HIPOTETIK HIPOTETIK
KEGIATAN LAIN
DI SEKITAR
LOKASI
SARAN &
MASUKAN
MASYARAKAT
3-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Keterangan :
1. Tahapan pelingkupan diawali dengan mendeskripsikan rencana
kegiatan, rona lingkungan hidup awal, kegiatan yang ada di sekitar
lokasi rencana kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup, serta menguraikan
informasi hasil proses pelibatan masyarakat yang diperlukan dalam
proses pelingkupan.
2. Dari data tersebut kemudian dilakukan identifikasi dampak
potensial sehingga diperoleh daftar dampak potensial.
3. Selanjutnya dilakukan evaluasi dampak potensial sehingga
diperoleh daftar dampak penting hipotetik (DPH).
4. DPH tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan prioritasnya
sehingga diperoleh prioritas DPH.
3-13
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-14
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-15
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-16
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-17
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-18
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
No Dampak Lingkungan Sumber Indikator keberhasilan Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan Institusi pengelolaan
yang dikelola Dampak pengelolaan lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
Tuliskan dampak Tuliskan Tuliskan target batasan Tuliskan bentuk/jenis Tuliskan informasi Tuliskan informasi Tuliskan institusi
yang mungkin terjadi uraian pengelolaan lingkungan hidup pengelolaan mengenai lokasi mengenai yang terkait dengan
mengenai lingkungan hidup dimana pengelolaan waktu/periode pengelolaan
komponen yang direncanakan lingkungan dimaksud dilakukannya lingkungan hidup
rencana untuk mengelola dilakukan pengelolaan
kegiatan setiap dampak lingkungan hidup
yang dapat lingkungan yang yang direncanakan
menimbulka ditimbulkan
n dampak
lingkungan
Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola (pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP,
panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
Tuliskan dampak Tuliskan Tuliskan target batasan Tuliskan bentuk/jenis Tuliskan informasi Tuliskan informasi Tuliskan institusi
yang mungkin terjadi uraian pengelolaan lingkungan hidup pengelolaan mengenai lokasi mengenai yang terkait dengan
mengenai lingkungan hidup dimana pengelolaan waktu/periode pengelolaan
komponen yang direncanakan lingkungan dimaksud dilakukannya lingkungan hidup
rencana untuk mengelola dilakukan pengelolaan
kegiatan setiap dampak lingkungan hidup
yang dapat lingkungan yang yang direncanakan,
menimbulka ditimbulkan, sesuai sesuai SOP,
n dampak SOP, panduan teknis panduan teknis
lingkungan pemerintah, standar pemerintah, standar
internasional, dll internasional, dll
3-19
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Tabel 3.4. Contoh Pengisian Matriks RKL untuk Ruas Jalan Nasional
No Dampak Lingkungan Sumber Indikator keberhasilan Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan Institusi pengelolaan
yang dikelola Dampak pengelolaan lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
1. Penurunan kualitas Pekerjaan Konsentrasi debu yang timbul Melakukan a. Kawasan sekolah: minimal sehari dua a. Instansi Pelaksana
udara tanah tidak melebihi baku mutu penyiraman jalan KM 0 + 125; KM 0 + kali : Satker/ PPK PJN di
udara ambien sesuai secara berkala 200. B(B)PJN dan
Peraturan Pemerintah Nomor Dengan mengambil b. Kawasan kontraktor pelaksana
41 tahun 1999 tentang air dari .... dengan permukiman: KM kegiatan konstruksi
Pengendalian Pencemaran menggunakan alat 2+450 – KM 2+950 peningkatan jalan X-
Udara .... (misal truk tanki) Y
c. Lokasi rinci dapat
dilihat pada peta di b. Instansi Pengawas
gambar … : Satker/ PPK P2JN
di B(B)PJN dan/atau
konsultan supervisi
c. Instansi Penerima
Laporan : BLHD,
B(B)PJN, Direktorat
Bina Pelaksanaan
Wilayah
Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola (pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP,
panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
1. Timbulnya sampah Pengoperas Sampah domestik dikelola a. Mengumpulkan Di lokasi basecamp sehari satu kali a. Instansi Pelaksana
domestik ian sesuai dengan peraturan sampah domestik : Satker/ PPK PJN di
basecamp perundangan dengan dipilah B(B)PJN dan
antara organik kontraktor pelaksana
dengan anorganik kegiatan konstruksi
sesuai dengan peningkatan jalan X-
3-20
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
SOP nomor …. Y
b. Bekerjasama b. Instansi Pengawas
dengan Dinas : Satker/ PPK P2JN
Kebersihan Kab X di B(B)PJN dan/atau
untuk konsultan supervisi
menyediakan jasa c. Instansi Penerima
angkutan sampah Laporan : BLHD,
domestik harian B(B)PJN, Direktorat
(diatur dalam Bina Pelaksanaan
MOU nomor … Wilayah
dengan Dinas
Kebersihan)
No Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak Indikator/ Sumber Dampak Metode Lokasi Pantau Waktu & Pelaksana Pengawas Penerima
yang Timbul Parameter Pengumpulan Frekuensi Laporan
& Analisis
Data
Tuliskan Tuliskan Tuliskan uraian Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan
dampak yang target batasan mengenai informasi informasi informasi institusi institusi institusi
mungkin pengelolaan komponen mengenai mengenai mengenai pelaksana pengawas penerima
terjadi lingkungan rencana cara, metode, lokasi dimana waktu/periode pemantauan pemantauan pemantauan
hidup kegiatan yang dan/atau pemantauan dilakukannya lingkungan lingkungan lingkungan
dapat teknik untuk lingkungan pemantauan hidup hidup hidup
menimbulkan melakukan dimaksud lingkungan
dampak pemantauan dilakukan hidup yang
lingkungan atas kualitas direncanakan
lingkungan
3-21
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
hidup yang
menjadi
indikator
kerberhasilan
pengelolaan
lingkungan
hidup
Tabel 3.6. Contoh Pengisian Matriks RPL untuk Ruas Jalan Nasional
No Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak Indikator/ Sumber Dampak Metode Lokasi Pantau Waktu & Pelaksana Pengawas Penerima
yang Timbul Parameter Pengumpulan Frekuensi Laporan
& Analisis
Data
Penurunan baku mutu Pekerjaan tanah Pemantauan a. Kawasan minimal 1 kali Satker/ PPK Satker/ PPK BLLHD,
kualitas udara udara ambien langsung sekolah: KM pada masa PJN di P2JN di B(B)PJN,
sesuai pada titik 0 + 125; KM 0 pekerjaan B(B)PJN dan B(B)PJN Direktorat
Peraturan pengelolaan + 200. tanah kontrakor dan/atau Bina
Pemerintah baik dengan b. Kawasan pelaksana konsultan Pelaksanaan
Nomor 41 pemantauan permukiman: kegiatan supervisi Wilayah
tahun 1999 penyiraman KM 2+450-KM konstruksi
tentang maupun 2+950 peningkatan
Pengendalian pelaksanaan jalan X-Y
Pencemaran sampling c. Lokasi rinci
Udara dapat dilihat
pada peta di
gambar …
3-22
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-23
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-24
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-26
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-27
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-28
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Kepada Yth.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
Di –
PONTIANAK
Perihal : Permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL dan Permohonan Izin
Lingkungan Peningkatan Ruas Jalan Batas Kab.Sanggau/Bengkayang –
Balai Karangan – Pintas Keladan di Provinsi Kalimantan Barat_________
Bersama ini disampaikan dokumen Andal dan RKL-RPL Peningkatan Ruas Jalan
Batas Kab.Sanggau/Bengkayang – Balai Karangan – Pintas Keladan yang berlokasi di
Kab.Sanggau dan Kab.Sintang, Provinsi Kalimantan Barat guna mendapatkan
penilaian untuk penerbitan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon untuk dapat ditindaklanjuti sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
3-29
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-30
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Andal dan RKL-RPL diuji oleh tim teknis melalui uji tahap kegiatan,
uji kualitas dokumen, dan telahaan atas kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup dari rencana kegiatan.
Uji kualitas dokumen terdiri dari uji konsistensi, uji keharusan, uji
kedalaman, dan uji relevansi mengacu pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 Lampiran VI
Panduan 04.
3-31
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-33
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-34
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Keterangan:
3-35
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-36
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
Izin PPLH sudah mulai diidentifikasi jumlah dan jenisnya pada saat
penyusunan dokumen lingkungan dan dimasukkan ke dalam RKL-RPL
berikut matriks RKL-RPL yang kemudian akan ditetapkan dalam Surat
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH) serta Izin Lingkungan.
Contoh Jenis Izin PPLH dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini:
3-37
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3.7. Pendanaan
3-38
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
2. Survey pendahuluan
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual.
3. Penyusunan & Penilaian KA-Andal
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual terdiri dari :
1) Biaya administrasi persuratan, mencakup :
• Penggandaan surat undangan
• Pengiriman dokumen KA-Andal
• Pengiriman surat undangan
• Pengiriman surat persetujuan KA-Andal
2) Biaya pengecekan kebenaran atau kesesuaian atas hasil
perbaikan dokumen KA-Andal oleh sekretariat KPA dan tim
teknis.
3) Biaya administrasi penerbitan persetujuan KA-Andal.
4) Pendanaan jasa penilaian, mencakup :
• Honorarium : KPA (ketua, sekretaris, anggota), Tim teknis,
Anggota sekretariat.
• Penggandaan dokumen KA-Andal dalam kegiatan persiapan
rapat tim teknis.
• Pelaksanaan rapat tim teknis, meliputi :
Biaya penyelenggaraan rapat;
Biaya transportasi lokal peserta rapat tim teknis dan anggota
sekretariat;
Biaya transportasi peserta rapat tim teknis dan anggota
sekretariat KPA dari luar kota ke lokasi dilaksanakannya
rapat;
Biaya akomodasi peserta rapat tim teknis dan sekretariat
KPA dari luar kota lokasi dilaksanakannya rapat; dan
Uang harian peserta rapat tim teknis;
• penggandaan dokumen KA-Andal final pada tahap pascarapat
tim teknis
5) Biaya tenaga ahli
4. Survey detail
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual.
5. Penyusunan & Penilaian Andal, RKL-RPL
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual terdiri dari :
1) Biaya administrasi persuratan, mencakup :
• Penggandaan surat undangan
3-39
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-40
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
3-41
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Jalan
4
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL
Bidang Jalan
Ruang Lingkup: Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
menguraikan tentang proses penyusunan UKL-UPL dan SPPL mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Petunjuk
praktis ini meliputi acuan normatif yang digunakan untuk menyusun UKL-
UPL dan SPPL bidang jalan yang secara garis besar terdiri dari upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
4-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Dokumen Lingkungan Hidup, yang secara garis besar dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Garis Besar Isi UKL-UPL
Isi
A. Identitas pemrakarsa
B. Rencana kegiatan
4-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
F. Daftar pustaka
(Daftar pustaka mengacu kepada Lampiran IV butir F dari Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
G. Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran IV butir G dari Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
4-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan Tuliskan institusi Tuliskan
uraian dampak ukuran yang bentuk/jenis informasi informasi informasi informasi informasi yang terkait informasi lain
mengenai yang dapat pengelolaan mengenai mengenai mengenai cara, mengenai mengenai dengan yang perlu
komponen mungkin menyatakan lingkungan lokasi waktu/periode metode, lokasi waktu/ periode pengelolaan disampaikan
rencana terjadi besaran hidup yang dimana dilakukannya dan/atau teknik dimana dilakukannya lingkungan hidup untuk
kegiatan dampak direncanakan pengelolaan bentuk upaya untuk pemantauan bentuk upaya dan pemantauan menjelaskan
yang dapat untuk lingkungan pengelolaan melakukan lingkungan pemantauan lingkungan hidup hal-hal yang
menimbulkan mengelola dimaksud lingkungan pemantauan dimaksud lingkungan dianggap
dampak setiap dampak dilakukan hidup yang atas kualitas dilakukan hidup yang perlu
lingkungan lingkungan direncanakan lingkungan direncanakan
yang hidup yang
ditimbulkan menjadi
indikator
kerberhasilan
pengelolaan
lingkungan
hidup
4-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Tabel 4.3. Contoh Pengisian Matriks UKL-UPL untuk Ruas Jalan Nasional
Konstruksi
Pekerjaan Penurunan Pekerjaan Melakukan Kawasan Minimal sehari Pemantauan Kawasan minimal 1 kali a. Instansi
tanah kualitas tanah + penyiraman sekolah: dua kali langsung pada sekolah: pada masa Pelaksana : Satker/
udara 11.945,62 m3 jalan secara KM 0 + 125; titik KM 0 + 125; pekerjaan PPK PJN di
berkala KM 0 + 200. pengelolaan KM 0 + 200. tanah B(B)PJN dan
Dengan baik dengan kontraktor
Kawasan pemantauan Kawasan pelaksana kegiatan
mengambil air permukiman: permukiman:
dari .... dengan penyiraman konstruksi
KM 2+450- maupun KM 2+450- peningkatan jalan X-
menggunakan KM 2+950 KM 2+950
alat .... (misal pelaksanaan Y
truk tanki) sampling b. Instansi
Lokasi rinci Lokasi rinci
dapat dilihat dapat dilihat Pengawas : Satker/
pada Peta di pada Peta di PPK P2JN di
gambar... gambar... B(B)PJN dan/atau
konsultan supervisi
c. Instansi Penerima
Laporan : BLHD,
B(B)PJN, Direktorat
Bina Pelaksanaan
Wilayah
Pasca Konstruksi
4-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
SURAT PERNYATAAN
Nomor : .
4-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Pengisian Formulir
UKL-UPL
Pemeriksaan Kelengkapan
Administrasi Formulir UKL-UPL
Tidak Melengkapi
Lengkap ? Administrasi
Formulir UKL-UPL
Ya
Pemeriksaan
Substansi UKL-UPL
Ya
Penerbitan Rekomendasi
Persetujuan UKL-UPL dan
Izin Lingkungan
4-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
3. Output UKL-UPL
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, maka Pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri/Kepala Instansi Lingkungan Hidup
Provinsi/Kepala Instansi Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota
sesuai kewenangannya menerbitkan rekomendasi persetujuan/
penolakan UKL-UPL.
Contoh rekomendasi persetujuan UKL-UPL dapat dilihat pada
Lampiran 4-1.
Prosedur penerbitan rekomendasi persetujuan UKL-UPL seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.5.
4-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Kepada Yth.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Padang Pariaman
Di –
PADANG PARIAMAN
Bersama ini disampaikan formulir UKL-UPL Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Alung –
Sicincin yang belokasi di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat
guna mendapatkan pemeriksaan untuk penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin
Lingkungan.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon untuk dapat ditindaklanjuti sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan.
4-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-13
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-14
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Keterangan:
Rekomendasi berupa persetujuan UKL-UPL paling sedikit
memuat: dasar pertimbangan dikeluarkannya persetujuan UKL-
UPL, pernyataan persetujuan UKL-UPL, persyaratan dan
kewajiban Pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam
UKL-UPL.
Dalam hal Kegiatan yang direncanakan Pemrakarsa wajib
memiliki Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH), Rekomendasi UKL-UPL harus mencantumkan jumlah
dan jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH). Jumlah Izin PPLH dapat lebih dari satu jika
berhubungan dengan limbah B3, diantaranya: izin penyimpanan
sementara B3, izin pengelolaan limbah B3, izin pengumpulan
B3, izin pengangkutan B3, izin pemanfaatan B3, dan izin
penimbunan B3.
4-15
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
Keterangan:
Keterangan:
4-16
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-17
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-18
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4.2.4. Pendanaan
1. Survey
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual.
2. Penyusunan & Pemeriksaan UKL-UPL
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual terdiri dari :
1) Biaya administrasi persuratan, mencakup :
• Penggandaan surat undangan
• Pengiriman formulir UKL-UPL
• Pengiriman surat undangan
• Pengiriman surat rekomendasi UKL-UPL
2) Biaya pengecekan kebenaran atau kesesuaian atas hasil
perbaikan formulir UKL-UPL.
3) Pendanaan jasa pemeriksaan, mencakup :
• Honorarium pemeriksa UKL-UPL.
• Penggandaan formulir UKL-UPL pada tahap persiapan rapat
koordinasi pemeriksaan UKL-UPL.
• Pelaksanaan rapat koordinasi pemeriksaan UKL-UPL, jika
diperlukan koordinasi meliputi :
Biaya penyelenggaraan rapat;
Biaya transportasi lokal peserta rapat;
Biaya transportasi peserta rapat dari luar kota ke lokasi
dilaksanakannya rapat;
Biaya akomodasi peserta rapat dari luar kota lokasi
dilaksanakannya rapat; dan
Uang harian peserta rapat;
• penggandaan formulir UKL-UPL yang telah disetujui pada
tahap pasca pemeriksaan formulir UKL-UPL.
4) Biaya tenaga ahli
3. Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL
Dibebankan dalam DIPA untuk paket pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup kontraktual terdiri dari :
• Pengiriman Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL.
4-19
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-20
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
A. Identitas pemrakarsa;
B. Informasi singkat terkait dengan kegiatan;
C. Keterangan singkat mengenai dampak lingkungan yang akan
terjadi dan pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan;
D. Pernyataan kesanggupan untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup;
E. Tanda tangan pemrakarsa di atas kertas bermaterai cukup.
4-21
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
KABUPATEN .....
PROVINSI .....
4-22
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
FORMAT
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)
4-23
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-24
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-25
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan UKL-UPL dan SPPL Bidang Jalan
4-26
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup Bidang Jalan
5
Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Ruang Lingkup: Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Bidang Jalan ini memberikan penjelasan tentang ketentuan-
ketentuan yang menjadi dasar hukum dilakukannya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup pada pembangunan jalan dan pada
tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi/operasi.
Tujuan penjelasan ini adalah dalam rangka pemenuhan kewajiban
pemrakarsa untuk menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup kepada Menteri/Gubernur/Bupati/
Walikota secara berkala agar kinerja dari para pihak yang terkait
dengan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
pada kegiatan pembangunan jalan dapat ditingkatkan, dalam upaya
mewujudkan pembangunan jalan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
5-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup Bidang Jalan
5-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup Bidang Jalan
5-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup Bidang Jalan
5-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan hidup Bidang Jalan
5-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Bidang Jalan
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
KEGIATAN PRA KONSTRUKSI
1 Survei & Terjadinya - Jumlah Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat terkait Ruas jalan …. 1. Observasi lapangan dan Ruas jalan …. Instansi Pelaksana:
Pengukuran Keresahan laporan / rencana pembangunan jalan dengan memperhatikan STA ….. s/d wawancara dengan penduduk STA ….. s/d - PPK ……
Masyarakat keluhan keadilan dan kesetaraan gender. STA ….. terkait hasil sosialisasi dan STA …..
tanggapan penduduk. - Bappeda Prov/Kab/
Kota….
Terhadap Komunitas Adat Terpencil, dilakukan Ruas jalan …. 2. Observasi lapangan dan Ruas jalan …. - Dinas Sosial Prov/
sosialisasi dengan berkoordinasi pada Kementerian STA ….. s/d wawancara dengan penduduk STA ….. s/d Kab/Kota…...
Sosial dan dinas terkait terlebih dahulu. Kegiatan STA ….. terkait hasil sosialisasi dan STA …..
- Dinas Tenaga Kerja
pemberdayaan dapat dilakukan bekerjasama dengan tanggapan penduduk.
Prov/Kab/kota…...
instansi terkait.
2 Pengadaan Terjadinya - Pelaksanaan konsultasi dengan masyarakat tentang Dusun/Desa ….. 1. Melakukan wawancara terhadap Dusun/Desa …..
Tanah Keresahan pengadaan tanah Kecamatan …… tokoh masyarakat (tokoh formal dan Kecamatan ……
Masyarakat informal), serta sebagian masyarakat Instansi Pengawas:
Kabupaten ……. yang terkena dampak kegiatan. Kabupaten - SNVT P2JN Prov ……
…….
2. Melakukan pengamatan (observasi)
Meningkatkan interaksi sosial antara penanggung jawab Dusun/Desa ….. lapang, yaitu dengan cara Dusun/Desa …..
pembangunan jalan, kontraktor dan tenaga kerja Kecamatan …… mengamati objek yang dijadikan Kecamatan …… Instansi Penerima
pendatang dengan masyarakat setempat bukti pendukung hasil wawancara.
Kabupaten ……. Hasil observasi dibuatkan Kabupaten Laporan:
dokumentasi sebagai alat bukti. ……. - Bidang ..….
B(B)PJN ……
Beralihnya Aset - Penetapan kompensasi berdasarkan hasil musyawarah Dusun/Desa ….. 3. Metode analisis data yang akan Dusun/Desa …..
dilakukan adalah metode deskriptif Kecamatan …… - dan atau institusi
Kecamatan ……
lainnya apabila
Kabupaten ……. Kabupaten diperlukan, dan
……. disesuaikan dengan
kewenangan serta
Hilangnya Mata - Mengoptimalkan pemanfaatan tenaga kerja setempat Dusun/Desa ….. 1. Observasi lapangan dan Dusun/Desa …..
tugas fungsinya
Pencarian sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk Kecamatan …… wawancara dengan penduduk Kecamatan ……
menunjang pelaksanaan konstruksi jalan terkait peluang kerja dan peluang
Kabupaten ……. usaha pada proyek. Kabupaten
…….
Terganggunya - Memberikan kesempatan kepada masyarakat terkena Dusun/Desa ….. 1. Observasi lapangan dan Dusun/Desa …..
Kegiatan Sosial dampak untuk berusaha di sekitar lokasi proyek. Kecamatan …… wawancara dengan penduduk Kecamatan ……
Ekonomi Misalnya warung makan, kos-kosan, dll. terkait peluang kerja dan peluang
Kabupaten ……. usaha pada proyek. Kabupaten
…….
KEGIATAN KONSTRUKSI
1 Mobilisasi Meningkatnya + Mengoptimalkan pemanfaatan tenaga kerja setempat Dusun/Desa ….. 1. Observasi lapangan dan Dusun/Desa ….. Instansi Pelaksana:
Tenaga Kerja Kesempatan dan bahan material setempat sesuai dengan yang Kecamatan …… wawancara dengan penduduk dan Kecamatan …… - PPK ..…..
Kerja dan diperlukan untuk menunjang pelaksanaan konstruksi tenaga kerja pendatang terkait
Peluang Usaha jalan Kabupaten ……. peluang kerja dan peluang usaha Kabupaten - Dinas Kesehatan
pada proyek. ……. Prov/ Kab/Kota …...
Pelaksanaan konsultasi dengan masyarakat tentang Dusun/Desa ….. 2. Memeriksa catatan jumlah tenaga Dusun/Desa ….. - Dinas Sosial
peluang usaha (saat konstruksi dan setelah konstruksi kerja dan proporsi tenaga kerja local Kecamatan …… Prov/Kab/ Kota …….
Kecamatan ……
jalan) agar masyarakat dapat memanfaatkan dan pendatang yang dialokasikan - Dinas Tenaga Kerja
keberadaan kegiatan pembangunan jalan untuk Kabupaten ……. pada setiap jenis pekerjaan Kabupaten Prov/Kab/Kota…….
meningkatkan kesejahteraannya, diantaranya melalui konstruksi. …….
penyediaan akomodasi dan keperluan sehari-hari para
pekerja
Instansi Pengawas:
Peningkatan sumber daya melalui pelatihan ketrampilan Dusun/Desa ….. Dusun/Desa ….. - SNVT P2JN Prov ……
pada masyarakat agar mereka dapat terlibat dalam Kecamatan …… Kecamatan ……
pelaksanaan konstruksi jalan.
Kabupaten ……. Kabupaten
…….
Instansi Penerima
Terjadinya - Memberikan kesempatan yang sama kepada Dusun/Desa ….. 1. Observasi lapangan dan Dusun/Desa ….. Laporan:
Kecemburuan masyarakat setempat untuk menjadi tenaga kerja Kecamatan …… wawancara dengan penduduk dan Kecamatan …… - Bidang …….
Sosial padakegiatan pembangunan jalan sesuai dengan tingkat tenaga kerja pendatang. B(B)PJN .……
keterampilan dan pendidikannya. Kabupaten ……. Wawancara tersebut dimaksudkan Kabupaten
untuk mengetahui indikasi ……. - dan atau institusi
lainnya, apabila
Meningkatkan interaksi sosial antara penanggung jawab Dusun/Desa ….. ada/tidaknya persaingan antara Dusun/Desa ….. diperlukan, dan
pembangunan jalan, kontraktor dan tenaga kerja tenaga kerja lokal dan pendatang
Kecamatan …… pada proyek. Kecamatan …… disesuaikan dengan
pendatang dengan masyarakat setempat kewenangan serta
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Kabupaten ……. 2. Melakukan cek silang dengan pihak Kabupaten tugas fungsinya
pemrakarsa/kontraktor pelaksana …….
terkait penolakan/complain terhadap
tenaga kerja.
Meningkatnya - penerimaan tenaga kerja diperlukan persyaratan Dusun/Desa ….. 1. Observasi lapangan dan Dusun/Desa …..
Penyebaran mengenai catatan kesehatan calon tenaga kerja. Kecamatan …… wawancara dengan penduduk dan Kecamatan ……
Penyakit tenaga kerja terkait aktivitas dan
Menular Kabupaten ……. perilaku kesehatan di masyarakat Kabupaten
dan tenaga kerja. …….
kontraktor perlu melakukan kampanye pencegahan Dusun/Desa ….. 2. Melakukan cek silang dengan pihak Dusun/Desa …..
penyakit menular, baik terhadap masyarakat sekitar Kecamatan …… Puskesmas terkait penyebaran Kecamatan ……
maupun terhadap tenaga kerja pada kegiatan penyakit menular.
pembangunan jalan Kabupaten ……. Kabupaten
…….
2 Mobilisasi Terjadinya - Sebelum melakukan mobilisasi peralatan berat, maka Ruas jalan …. 1. Pengamatan dan dokumentasi Ruas jalan …. Instansi Pelaksana:
Peralatan Berat Kerusakan Jalan perlu mengidentifikasi kondisi jalan dan kondisi lalu STA ….. s/d kondisi di lapangan. STA ….. s/d - PPK ..…..
akses lintas, sehingga dapat memilih rute jalan dengan resiko STA ….. 2. Mencocokkan kondisi kerusakan STA …..
kerusakan jalan dan gangguan lalu lintasnya minimal. dengan tingkat kerusakan dan jenis
tindakan perbaikan.
Mempertimbangkan kapasitas peralatan berat atau Ruas jalan ……. Ruas jalan ……. Instansi Pengawas:
membatasi beban gandar sesuai dengan kapasitas jalan
- SNVT P2JN Prov ……
yang akan digunakan untuk mobilisasi peralatan berat.
Melakukan perbaikan kondisi jalan yang rusak akibat Ruas jalan …. Ruas jalan ….
mobilisasi peralatan berat selama pekerjaan konstruksi STA ….. s/d STA ….. s/d
jalan STA ….. STA ….. Instansi Penerima
Laporan:
Terganggunya - Menugaskan pengatur lalu lintas pada lokasi rawan STA …….......... 1. Observasi, pengamatan dan STA …….......... - Bidang …….
Lalu Lintas kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas. Koordinat ……. pencatatan di lapangan terhadap Koordinat ……. B(B)PJN ….…
hasil pengelolaan yang dilakukan.
- Badan Lingkungan
Hidup Prov/Kab/
Pencemaran - Mengusahakan memilih jalur mobilisasi peralatan berat Ruas jalan …. 1. Pengukuran kualitas udara di Ruas jalan …. Kota …….
Udara yang tidak melalui kawasan permukiman dan fasilitas Ruas jalan …. lapangan. Ruas jalan …. - Institusi lainnya,
umum. 2. Membandingkan hasil pengukuran apabila diperlukan,
Melakukan penyiraman terhadap jalan-jalan yang dilalui Ruas jalan …. dengan baku mutu kualitas udara Ruas jalan …. dan disesuaikan
kendaraan berat pada saat berdebu. STA ….. s/d sesuai dengan PP No. 41 tahun STA ….. s/d dengan kewenangan
STA ….. 1999 STA ….. serta tugas fungsinya
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan.
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada
Kerja Pada Permen PU No. 09/PER/M/2008.
Pekerja Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal.
6 Pembersihan Hilangnya - Apabila kegiatan dilaksanakan di suatu kawasan hutan, Kawasan hutan 1. Pengamatan di lapangan terhadap Kawasan hutan Instansi Pelaksana:
Lahan (Land Vegetasi maka perlu melakukan koordinasi dengan ………..…... jenis dan jumlah tanaman, baik ………..…... - PPK ..…..
Clearing) pemilik/pengelola lahan agar pelaksanaan pembersihan STA ….. s/d yang hilang maupun yang baru STA ….. s/d
lahan sesuai dengan prosedur yang berlaku seperti ditanam. - Dinas Kehutanan
STA ….. STA ….. Prov/Kab/Kota……..
misalnya tata cara kegiatan pembersihan lahan di hutan,
perkebunan dan pertanian, tata cara penanaman - Balai Konservasi
kembali (revegetasi) daerah yang rawan longsor dan Sumber Daya Alam
erosi, serta tata cara penanganan jenis-jenis tumbuhan Wilayah …….
atau satwa liar yang tergolong dilindungi, langka - Perusahaan Pemilik
maupun endemik (bila ada) Utilitas
Setelah lokasi dibersihkan, maka seiring dengan Kawasan hutan Kawasan hutan
dimulainya pekerjaan konstruksi jalan perlu dilakukan …………….. ……………..
penanaman kembali (revegetasi) di daerah rawan STA ….. s/d STA ….. s/d Instansi Pengawas:
longsor dan erosi STA ….. STA ….. - SNVT P2JN Prov ……
Membuat batas RUMIJA dan RUWASJA yang jelas. Kawasan hutan Kawasan hutan
…………….. ……………..
STA ….. s/d STA ….. s/d Instansi Penerima
STA ….. STA ….. Laporan:
Memasang papan peringatan, himbauan dan larangan Kawasan hutan Kawasan hutan - Bidang …….
kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian hutan …………….. …………….. B(B)PJN ….…
seperti illegal logging, perburuan satwa liar, dll STA …….... STA …….... - Badan Lingkungan
Hidup Prov/Kab/
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi Kota …….
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan - dan atau institusi
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. lainnya, apabila
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada diperlukan, sesuai
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008. dengan kewenangan
Pekerja serta tugas fungsinya
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No.
09/PER/M/2008.
Pencemaran - Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan pada jam Dusun/Desa ….. 1. Pengukuran kualitas udara di Dusun/Desa …..
Udara kerja yaitu jam 07.00-17.00. Apabila akan melakukan Kecamatan …… lapangan. Kecamatan ……
kegiatan di luar jam kerja, maka perlu diadakan 2. Membandingkan hasil pengukuran
konsultasi/ musyawarah dengan masyarakat dan aparat STA ….. s/d STA ….. s/d
STA ….. dengan baku mutu kualitas udara STA …..
pemerintah setempat sesuai dengan PP No. 41 tahun
Pengaturan kecepatan kendaraan selama pelaksanaan STA ….. s/d 1999. STA ….. s/d
konstruksi STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA …..
Koordinat ……. kerja. Koordinat …….
Penyiraman secara berkala saat lokasi kegiatan dalam STA ….. s/d STA ….. s/d
kondisi berdebu STA ….. STA …..
Koordinat ……. Koordinat …….
Meningkatnya - Perawatan berkala terhadap peralatan dan kendaraan Base camp 1. Pengukuran kebisingan dengan Base camp
Kebisingan kegiatan sound level meter.
Pengaturan jam kerja, yaitu jam 07.00 – 17.00. Apabila Dusun/Desa ….. 2. Membandingkan hasil pengukuran Dusun/Desa …..
akan melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka perlu Kecamatan …… dengan baku mutu tingkat
kebisingan sesuai dengan Kepmen Kecamatan ……
melakukan konsultasi atau musyawarah dengan
masyarakat dan aparat pemerintah setempat STA ….. s/d LH No. 48 tahun 1996. STA ….. s/d
STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA …..
kerja.
Longsor dan - Mempertimbangkan kondisi musim yang ada di lokasi Ruas jalan …….. 1. Pengamatan di lapangan terhadap Ruas jalan
kegiatan seperti musim hujan, dan dampaknya terhadap
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Erosi pekerjaan pembersihan lahan hasil pengelolaan. ……..
Pembuatan saluran drainase sementara untuk STA ….. s/d 2. Pengamatan/observasi kegiatan STA ….. s/d
mencegah/mengalihkan masuknya aliran air permukaan STA ….. penghijauan/penanaman tanaman. STA …..
dari lokasi pekerjaan langsung ke badan air permukaan Koordinat ……. Koordinat …….
(sungai, parit, kolam, danau)
Pada daerah yang permukaan tanahnya berubah akibat STA ….. s/d STA ….. s/d
penyiapan lahan antara lain daerah bergelombang, STA ….. STA …..
berbukit, dan tebing sungai maka perlu dibangun Koordinat ……. Koordinat …….
bangunan pencegah longsor, erosi dan saluran drainase
Setelah melakukan pembersihan lahan, maka perlu STA ….. s/d STA ….. s/d
segera menanam tanaman yang mempunyai nilai STA ….. STA …..
ekologis (dapat menahan atau mengurangi erosi dan Koordinat ……. Koordinat …….
longsor) pada tempat-tempat yang rawan longsor dan
erosi
Tanah humus (top soil) sebaiknya tidak dibuang tetapi STA ….. s/d STA ….. s/d
digunakan untuk penghijauan dan pertamanan STA ….. STA …..
(landscaping jalan). Sedangkan tanah yang tidak Koordinat ……. Koordinat …….
digunakan dalam konstruksi jalan harus ditempatkan
pada lokasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
setempat (disposal area) sesuai Peraturan Daerah yang
berlaku. Apabila belum ada ketetapan yang mengatur
hal tersebut, maka penanggung jawab pembangunan
jalan melakukan konsultasi dengan Pemerintah Daerah
dan masyarakat serta instansi terkait untuk menangani
masalah tersebut. Konsultasi dilakukan untuk antara lain
menentukan lokasi buangan sisa material yang sesuai
melalui mekanisme penyewaan lahan ataupun
mekanisme lainnya yang telah terlebih dahulu disepakati
Kerusakan atau - Berkoordinasi dengan pemilik/pengelola utilitas sebelum STA ….. s/d 1. Pengamatan di lapangan terhadap STA ….. s/d
terganggunya melakukan pembersihan lahan, serta pada saat STA ….. hasil pengelolaan. STA …..
utilitas umum pembersihan lahan Koordinat ……. 2. Pemeriksaan izin pemanfaatan Koordinat …….
bagian-bagian jalan, serta metode
Secara umum kegiatan penanganan utilitas umum baik STA ….. s/d penanganan utilitas (pemindahan, STA ….. s/d
pemindahan, penggantian maupun perbaikan bagian- STA ….. perbaikan ataupun penggantian). STA …..
bagian utilitas umum dilakukan dengan pengajuan izin Koordinat ……. Koordinat …….
oleh pemilik/pengelola utilitas dan pengeluaran izin oleh
penyelenggara jalan dengan pemenuhan beberapa
persyaratan oleh pemilik/pengelola utilitas yang
bersangkutan. Ketentuan terkait hal ini dapat dilihat
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun
2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan
Bagian-Bagian Jalan
7 Pekerjaan Pencemaran - Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan pada jam Dusun/Desa ….. 1. Pengukuran kualitas udara di Dusun/Desa ….. Instansi Pelaksana:
Tanah Udara kerja yaitu jam 07.00-17.00. Apabila akan melakukan Kecamatan …… lapangan. Kecamatan …… - PPK ..…..
kegiatan di luar jam kerja, maka perlu diadakan 2. Membandingkan hasil pengukuran
konsultasi/musyawarah dengan masyarakat dan aparat STA ……… dengan baku mutu kualitas udara
STA ………
pemerintah setempat sesuai dengan PP No. 41 tahun
1999. Instansi Pengawas:
Pengaturan kecepatan kendaraan selama pelaksanaan STA ….. s/d STA ….. s/d
konstruksi STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA ….. - SNVT P2JN Prov ……
Koordinat ……. kerja. Koordinat …….
Penyiraman secara berkala saat lokasi kegiatan dalam STA ….. s/d STA ….. s/d
kondisi berdebu STA ….. STA ….. Instansi Penerima
Laporan:
Koordinat ……. Koordinat …….
- Bidang ..….
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi B(B)PJN ….…
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan - Badan Lingkungan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. Hidup Prov/Kab/
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada Kota …..….
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008.
- dan atau institusi
Pekerja
lainnya, apabila
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. diperlukan, sesuai
09/PER/M/2008. dengan kewenangan
serta tugas fungsinya
Meningkatnya - Perawatan berkala terhadap peralatan dan kendaraan Base camp 1. Pengukuran kebisingan dengan Base camp
Kebisingan kegiatan sound level meter.
Pengaturan jam kerja, yaitu jam 07.00 – 17.00. Apabila Dusun/Desa ….. 2. Membandingkan hasil pengukuran Dusun/Desa …..
akan melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka perlu Kecamatan …… dengan baku mutu tingkat
kebisingan sesuai dengan Kepmen Kecamatan ……
melakukan konsultasi atau musyawarah dengan
masyarakat dan aparat pemerintah setempat STA ….. s/d LH No. 48 tahun 1996. STA ….. s/d
STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA …..
kerja.
Terganggunya - Air permukaan merupakan salah satu faktor penyebab STA ….. s/d 1. Pengamatan di lapangan terhadap STA ….. s/d
Stabilitas ketidakmantapan lereng karena akan meninggikan STA ….. hasil pengelolaan. STA …..
Lereng, Longsor tekanan air pori. Oleh karena itu aliran air permukaan Koordinat ……. 2. Pemeriksaan metode pelaksanaan Koordinat …….
dan Erosi perlu dikendalikan dengan beberapa cara seperti pemotongan tebing.
menanam tanaman, menutup rekahan, pengaturan tata
air dan perbaikan permukaan lereng
Mengubah geometri lereng yang dilakukan dengan cara STA ….. s/d STA ….. s/d
pemotongan dan penimbunan pada ujung kaki lereng, STA ….. STA …..
dalam rangka mengurangi daya dorong masa tanah Koordinat ……. Koordinat …….
yang longsor dan menambah gaya penahan melalui
penimbunan pada ujung kaki lereng, sehingga faktor
keamanan lereng bertambah
Mengendalikan air rembesan (drainase bawah STA ….. s/d STA ….. s/d
permukaan) untuk menurunkan muka air tanah di STA ….. STA …..
daerah longsoran melalui pembuatan parit pencegat Koordinat ……. Koordinat …….
aliran air, parit mendatar dan lain-lain
Penambatan masa tanah yang bergerak melalui STA ….. s/d STA ….. s/d
penambatan tanah yaitu bangunan penahan masa tanah STA ….. STA …..
antara lain bronjong, tembok penahan, sumuran, tiang Koordinat ……. Koordinat …….
(pancang, bor, turap baja), tanah bertulang dan dinding
penopang isian batu, serta penambatan batuan yaitu
bangunan yang berfungsi sebagai penahan masa
batuan yang bergerak, antara lain jala kawat, tembok
penahan batu, jangkar kabel dan beton semprot
Apabila cara penanggulangan longsor dengan cara STA ….. s/d STA ….. s/d
mengubah geometri, lereng, mengendalikan air dan STA ….. STA …..
penambatan tidak dapat diterapkan maka perlu Koordinat ……. Koordinat …….
dilakukan tindakan lain yaitu antara lain stabilisasi,
membangun jembatan dari pada jalan di permukaan
atau relokasi
Terganggunya - Mengendalikan air rembesan (drainase bawah STA ….. s/d 1. Pengamatan di lapangan terhadap STA ….. s/d
Pola Aliran Air permukaan) dengan cara membuat parit pencegah STA ….. hasil pengelolaan. STA …..
Tanah Dan Air aliran air rembesan Koordinat ……. 2. Pemeriksaan metode pelaksanaan Koordinat …….
Permukaan pemotongan tebing.
Membuat dan memeriksa bangunan drainase antara lain STA ….. s/d STA ….. s/d
saluran samping dan saluran lainnya STA ….. STA …..
Koordinat ……. Koordinat …….
Membuat drainase sementara antara lain berm-berm STA ….. s/d STA ….. s/d
sepanjang sisi timbunan agar air permukaan mengalir STA ….. STA …..
dan tidak meresap ke dalam timbunan/ galian tanah Koordinat ……. Koordinat …….
Perubahan - Meminimalkan kebutuhan galian dan timbunan. Namun 1. Pengamatan di lapangan terhadap
Bentang Alam/ bila tetap dibutuhkan maka harus sesuai dengan hasil pengelolaan dan kesesuaian
Lansekap pedoman pengerjaan galian dan timbunan yang ada. dengan pedoman yang ada.
8 Pekerjaan Terganggunya - Pekerjaan drainase dilakukan sesuai dengan disain STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d Instansi Pelaksana:
Drainase Aliran yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA ….. - PPK ..…..
Permukaan terutama tipe saluran, dimensi saluran, kemiringan Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
saluran dan lokasi saluran yang tepat
Pelaksanakan pekerjaan drainase harus
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
mempertimbangkan waktu/musim yang tepat, seperti Instansi Pengawas:
pekerjaan diupayakan tidak dilakukan pada musim hujan - SNVT P2JN Prov ……
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 3. Observasi, pengamatan dan Lokasi
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Instansi Penerima
Kecelakaan Pemantauan dapat mengacu pada
Laporan:
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008.
Pekerja - Bidang ..….
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang B(B)PJN ….…
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. - Badan Lingkungan
09/PER/M/2008. Hidup Prov/Kab/
Kota …….
Terganggunya - Pengaturan arus lalu lintas oleh petugas pengatur lalu STA ….. s/d 1. Observasi dan pemeriksaan rambu- STA ….. s/d
- dan atau institusi
Lalu Lintas lintas STA ….. rambu sementara yang terpasang. STA …..
lainnya, apabila
Koordinat ……. Koordinat ……. diperlukan, sesuai
dengan kewenangan
Pemasangan rambu lalu lintas sementara di sekitar STA ….. s/d STA ….. s/d
serta tugas fungsinya
lokasi pekerjaan STA ….. STA …..
Koordinat ……. Koordinat …….
Terganggunya - Tidak menimbun material hasil galian atau material 1. Observasi, pengamatan dan
Aksesibilitas bangunan di sekitar permukiman, pertokoan, dan pencatatan di lapangan terhadap
fasilitas umum yang lokasinya di tepi jalan yang dapat hasil pengelolaan yang dilakukan
mengganggu aksesibilitas dan menimbulkan genangan
di saat hujan.
Memasang atau membuat jembatan sementara atau STA ….. s/d STA ….. s/d
akses sementara dari papan atau plat baja atau bahan STA ….. STA …..
lain untuk menutup saluran drainase tepi jalan sebelum Koordinat ……. Koordinat …….
bangunan penutup saluran yang permanen selesai
9 Pekerjaan Pencemaran - Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan pada jam Dusun/Desa ….. 1. Pengukuran kualitas udara di Dusun/Desa ….. Instansi Pelaksana:
Badan Jalan Udara kerja yaitu jam 07.00-17.00. Apabila akan melakukan Kecamatan …… lapangan. Kecamatan …… - PPK ..…..
kegiatan di luar jam kerja, maka perlu diadakan 2. Membandingkan hasil pengukuran
konsultasi/musyawarah dengan masyarakat dan aparat STA ….. s/d STA ….. s/d
STA ….. dengan baku mutu kualitas udara STA …..
pemerintah setempat sesuai dengan PP No. 41 tahun
1999. Instansi Pengawas:
Pengaturan kecepatan kendaraan selama pelaksanaan STA ….. s/d STA ….. s/d
konstruksi STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA ….. - SNVT P2JN Prov ……
Koordinat ……. kerja. Koordinat …….
Penyiraman secara berkala saat lokasi kegiatan dalam STA ….. s/d STA ….. s/d
kondisi berdebu STA ….. STA ….. Instansi Penerima
Laporan:
Koordinat ……. Koordinat …….
- Bidang ..….
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi B(B)PJN ….…
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan - Badan Lingkungan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. Hidup Prov/Kab/
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada Kota
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008.
- dan atau institusi
Pekerja
lainnya, apabila
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang diperlukan, sesuai
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. dengan kewenangan
09/PER/M/2008. serta tugas fungsinya
Meningkatnya - Perawatan berkala terhadap peralatan dan kendaraan Base camp 1. Pengukuran kebisingan dengan Base camp
Kebisingan kegiatan sound level meter.
Pengaturan jam kerja, yaitu jam 07.00 – 17.00. Apabila Dusun/Desa ….. 2. Membandingkan hasil pengukuran Dusun/Desa …..
akan melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka perlu Kecamatan …… dengan baku mutu tingkat
kebisingan sesuai dengan Kepmen Kecamatan ……
melakukan konsultasi atau musyawarah dengan
masyarakat dan aparat pemerintah setempat STA ….. s/d LH No. 48 tahun 1996. STA ….. s/d
STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA …..
Pembatasan kecepatan kendaraan yang masuk dan STA …………… kerja. STA ……………
keluar lokasi pekerjaan jalan
Terganggunya - Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA …….......... 1. Mencatat volume lalu lintas STA ……..........
Lalu Lintas rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas berbagai jenis kendaraan untuk
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Akibat Koordinat ……. masing-masing arah. Koordinat …….
Kemacetan & 2. Observasi dan pemeriksaan rambu-
Kecelakaan Lalu Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada STA ….. s/d STA ….. s/d
lokasi rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu STA ….. rambu sementara yang terpasang. STA …..
Lintas
lintas. Koordinat ……. 3. Mengobservasi manajemen / Koordinat …….
pengaturan lalu lintas
Timbulnya - Pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan petunjuk STA ….. s/d 1. Observasi dan pemeriksaan rambu- STA ….. s/d Instansi Pelaksana:
rawan berisi informasi, peringatan, dan larangan yang sesuai STA ….. rambu sementara yang terpasang. STA ….. - PPK ..…..
kecelakaan dengan kondisi pekerjaan yang sedang dilakukan. Koordinat ……. 2. Mengobservasi manajemen / Koordinat …….
pengguna jalan pengaturan lalu lintas
di lokasi Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA ….. s/d STA ….. s/d Instansi Pengawas:
pekerjaan rawan kecelakaan lalu lintas. STA ….. STA ….. - SNVT P2JN Prov ……
Koordinat ……. Koordinat …….
Berkoordinasi dengan Kepolisian setempat apabila STA ….. s/d STA ….. s/d Instansi Penerima
diperlukan STA ….. STA ….. Laporan:
Koordinat ……. Koordinat ……. - Bidang ..….
B(B)PJN ….…
- Insitusi lainnya,
apabila diperlukan,
sesuai dengan
kewenangan serta
tugas fungsinya
10 Pekerjaan Meningkatnya - Perawatan berkala terhadap peralatan dan kendaraan Base camp 1. Pengukuran kebisingan dengan Base camp Instansi Pelaksana:
Jembatan Kebisingan kegiatan sound level meter. - PPK ..…..
Pengaturan jam kerja, yaitu jam 07.00 – 17.00. Apabila Dusun/Desa ….. 2. Membandingkan hasil pengukuran Dusun/Desa …..
akan melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka perlu Kecamatan …… dengan baku mutu tingkat
kebisingan sesuai dengan Kepmen Kecamatan …… Instansi Pengawas:
melakukan konsultasi atau musyawarah dengan
STA ….. s/d LH No. 48 tahun 1996. STA ….. s/d - SNVT P2JN Prov ……
masyarakat dan aparat pemerintah setempat
STA ….. 3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam STA …..
Pembatasan kecepatan kendaraan yang masuk dan STA ….. s/d kerja. STA ….. s/d
keluar lokasi pekerjaan jembatan STA ….. STA ….. Instansi Penerima
Laporan:
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan - Bidang ..….
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. B(B)PJN ….…
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada - Badan Lingkungan
Kerja Pada Permen PU No. 09/PER/M/2008. Hidup Prov/Kab/
Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal.
Pekerja Kota …….
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang - Insitusi lainnya,
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. apabila diperlukan,
09/PER/M/2008. sesuai dengan
- kewenangan serta
Meningkatnya Penggunaan jenis tiang pancang (bor pile atau pile Dusun/Desa ….. 1. Pengukuran getaran dengan alat Dusun/Desa ….. tugas fungsinya
Getaran hummer) yang tepat dan sesuai dengan kondisi tanah, Kecamatan …… penangkap getaran (Accelerometer) Kecamatan ……
daya dukung tanah dan penggunaan lahan setempat atau alat ukur getaran (Vibration
untuk mencegah gangguan pada bangunan lain dan STA ……… Meter). STA ………
gangguan kenyamanan. 2. Membandingkan hasil pengukuran
Apabila terjadi kerusakan pada bagian bangunan atau Dusun/Desa ….. dengan baku mutu tingkat getaran Dusun/Desa …..
fasilitas umum akibat pekerjaan pemancangan tiang Kecamatan …… sesuai dengan Kepmen LH No. 49
tahun 1996. Kecamatan ……
pancang, maka penanggung jawab kegiatan harus
memberikan kompensasi yang sesuai kepada penduduk STA ……… 3. Melakukan observasi terhadap STA ………
terkena kegiatan (PTP). kerusakan bangunan sekitar akibat
getaran.
4. Melakukan observasi melalui
wawancara terhadap proses
pemberian kompensasi kepada
bangunan sekitar yang rusak akibat
getaran.
Terganggunya - Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA …….......... 1. Mencatat volume lalu lintas STA ……..........
Lalu Lintas dan rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas Koordinat ……. berbagai jenis kendaraan untuk Koordinat …….
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Potensi Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada STA …….......... masing-masing arah. STA ……..........
Terjadinya lokasi rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu Koordinat ……. 2. Observasi dan pemeriksaan rambu- Koordinat …….
Kecelakaan lintas. rambu sementara yang terpasang..
Pengaturan jadwal atau waktu pekerjaan STA ….. s/d STA ….. s/d
STA ….. STA …..
Koordinat ……. Koordinat …….
Pencemaran Air - mempertimbangkan pengalihan aliran air sungai dengan STA ….. s/d 1. Pengambilan sampel air dari STA ….. s/d
Sungai menggunakan peralatan atau bangunan tanggul STA ….. sumber air di base camp dan sumur STA …..
sementara, agar air sungai tidak tercemar oleh material Koordinat ……. milik warga yang berada di dekat Koordinat …….
bangunan atau material hasil galian pondasi yang lokasi base camp untuk kemudian
masuk ke dalam perairan. dilakukan uji laboratorium.
2. Membandingkan hasil pengukuran
dengan Kepmenkes No.
416/MENKES/PER/IX/1990.
11 Pekerjaan Gerakan tanah - - Investigasi geologi. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d Instansi Pelaksana:
Terowongan (Land Sliding) - Monitoring pola gerakan tanah (land sliding). STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA ….. - PPK ..…..
Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
- Perkuatan lereng.
Keruntuhan - - Pemberian shotcrete pada permukaan terowongan. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Permukaan - Pemasangan tulangan. STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA ….. Instansi Pengawas:
(Face Collaps) Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat ……. - SNVT P2JN Prov ……
Rembesan Air - - Penggunaan pompa tambahan. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Di Permukaan - Pengeboran menggunakan bahan kedap (Proof STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Terowongan drilling) dan prediksi kegempaan terowongan (tunnel Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat ……. Instansi Penerima
(Water Ingres) sesmic prediction). Laporan:
- Pembuangan langsung. - Bidang ..….
B(B)PJN ….…
- Pemisahan air kotor dan air bersih.
- Badan Lingkungan
Suhu Tinggi - - Monitoring suhu batuan dan suhu air. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d Hidup Prov/Kab/
(High - Penggunaan kereta/ruangan berpendingin. STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA ….. Kota …….
Temperature hasil pengelolaan yang dilakukan. Koordinat …….
- Saluran udara (Ventilation duct) di lokasi Tunnel Koordinat ……. - Insitusi lainnya,
Boring Machine (TBM) apabila diperlukan,
sesuai dengan
- Pendingin udara (Chiller) di TBM
kewenangan serta
Ledakan / - - Pekerjaan terowongan dilakukan secara bertahap STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d tugas fungsinya
Pecahan Batu dengan melibatkan tim ahli untuk mensurvei kondisi STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
(Rock Burst) tanah/batuan setiap setelah 1 tahapan selesai Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
dilaksanakan.
- Pemasangan sistem pengaman pada lokasi dimana
terdapat rock burst seperti penggunaan TBM Ground
Support dengan McNally Support System.
Ledakan Bahan - - Mengacu pada Ordonansi Bahan Peledak Lokasi ……….. 1. Mengacu pada Ordonansi Bahan
Peledak (Ln.1893 No. 234) jo. Ln.1931 No. 168 Tentang STA ….. s/d Peledak (Ln.1893 No. 234) jo.
Pemasukan, Pengeluaran, Pemilikan, Pembuatan, STA ….. Ln.1931 No. 168 Tentang
Pengangkutan dan Pemakaian Bahan Peledak. Pemasukan, Pengeluaran,
Koordinat ……. Pemilikan, Pembuatan,
- Mengacu Keppres Republik Indonesia Nomor 125
Tahun 1999 Tentang Bahan Peledak. Pengangkutan dan Pemakaian
Bahan Peledak.
- Mengacu pada Peraturan Kapolri No. 2 Thn 2008
tentang Pengawasan, Pengendalian dan 2. Mengacu Keppres Republik
Pengamanan Bahan Peledak Komersil. Indonesia Nomor 125 Tahun 1999
Tentang Bahan Peledak.
3. Mengacu pada Peraturan Kapolri
No. 2 Thn 2008 tentang
Pengawasan, Pengendalian dan
Pengamanan Bahan Peledak
Komersil.
Kebisingan - - Pemasangan alat ukur kebisingan di lokasi STA ….. s/d 1. Pengukuran kebisingan dengan STA ….. s/d
peledakan yang dekat pemukiman. STA ….. sound level meter. STA …..
- Pintu masuk yang terletak di dekat daerah Koordinat ……. 2. Membandingkan hasil pengukuran Koordinat …….
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
pemukiman dipasang pintu dan ventilasi kedap dengan baku mutu tingkat
suara. kebisingan sesuai dengan Kepmen
LH No. 48 tahun 1996.
Pencemaran Air - - Pemasangan instalasi pengolahan air limbah. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Permukaan STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan. Koordinat …….
2. Pengukuran kualitas air
permukaan di lapangan.
3. Membandingkan hasil pengukuran
dengan baku mutu kualitas air
sesuai dengan PP No. 82 Tahun
2003.
Pencemaran - - Pemasangan pengantar pengumpul debu (dust STA ….. s/d 1. Pengukuran kualitas udara di STA ….. s/d
Udara collector conveyor) di sepanjang terowongan. STA ….. lapangan. STA …..
- Penggunaan peralatan yang menghasilkan sedikit Koordinat ……. 2. Membandingkan hasil pengukuran Koordinat …….
debu. dengan baku mutu kualitas udara
- Pembukaan lahan tanpa pembakaran hutan. sesuai dengan PP No. 41 tahun
1999.
Kebakaran - - Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
- Melaksanakan pelatihan APAR, P3K dan Simulasi STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Kebakaran. Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
Pencemaran - - Melakukan pengelolaan limbah B3 dengan mengacu STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Akibat Limbah pada PP No. 18 Tahun 1999, PP No. 74 Tahun 2001 STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
B3 dan Permen LH No. 18 Tahun 2009. Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan. Koordinat …….
- Limbah pelumas (oli) bekas dari peralatan dan 2. Memeriksa catatan limbah B3
kendaraan kegiatan ditampung di dalam penampung (ceceran oli, ceceran bahan kimia
tertutup (drum). Selanjutnya diserahkan pada lain) yang ada di basecamp.
perusahaan resmi pengumpul limbah pelumas untuk
didaur ulang sesuai dengan ketentuan pengelolaan
limbah B3.
- Pembinaan pada karyawan di base camp untuk
mencegah terjadinya ceceran bahan bakar, pelumas
dan cat ke permukaan tanah atau tidak dibuang ke
lingkungan antara lain sungai, lahan terbuka dan
lingkungan lainnya.
Meningkatnya - - Memasang peredam getaran di pintu terowongan. STA ….. s/d 1. Pengukuran getaran dengan alat STA ….. s/d
Getaran - Apabila terjadi kerusakan pada bagian bangunan STA ….. penangkap getaran STA …..
atau fasilitas umum akibat terowongan, maka Koordinat ……. (Accelerometer) atau alat ukur Koordinat …….
penanggung jawab kegiatan harus memberikan getaran (Vibration Meter).
kompensasi yang sesuai kepada penduduk terkena 2. Membandingkan hasil pengukuran
kegiatan (PTP). dengan baku mutu tingkat getaran
sesuai dengan Kepmen LH No. 49
tahun 1996.
3. Melakukan observasi terhadap
kerusakan bangunan sekitar akibat
getaran.
4. Melakukan observasi melalui
wawancara terhadap proses
pemberian kompensasi kepada
bangunan sekitar yang rusak
akibat getaran.
Terganggunya - - Membuat tallysheet untuk para pekerja. STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Kesehatan Dan - Melengkapi pekerja dengan APD. STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. Koordinat …….
Kecelakaan - Menerapkan Sistem Manajemen K3 Konstruksi dan Koordinat ……. Pemantauan dapat mengacu pada
Kerja Pada K3 Pertambangan Permen PU No. 09/PER/M/2008
Pekerja dan Kepmen Tamben No.
555.K/26/M.PE/1995 tentang K3
Pertambangan Umum
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
12 Pekerjaan Terganggunya - Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA …….......... 2. Pengamatan di lapangan terhadap STA …….......... Instansi Pelaksana:
Penghijauan & Lalu Lintas penanaman pohon/penghijauan. Koordinat ……. hasil pengelolaan. Koordinat ……. - PPK ..…..
Pertamanan - 3. Observasi kesesuaian jenis
Kerusakan Penanaman pohon dengan jenis dan karakteristik yang STA ….. s/d tanaman yang ditanam dengan STA ….. s/d
Badan Jalan disesuaikan dengan kondisi RUMIJA dan RUWASJA, STA ….. pedoman penanaman pohon yang STA …..
dan tidak mengganggu keselamatan dan kenyamanan Koordinat ……. diterbitkan oleh Kementerian Koordinat ……. Instansi Pengawas:
pemakai jalan, selain untuk memperindah estetika Pekerjaan Umum. - SNVT P2JN Prov ……
lingkungan. Jenis tanaman yang ditanam sebaiknya
jenis tanaman setempat, mempunyai ciri khas daerah,
mudah ditanam dan dipelihara serta tidak
mengganggu/merusak kondisi perkerasan jalan. Instansi Penerima
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi Laporan:
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan - Bidang ..….
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. B(B)PJN ….…
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada - Badan Lingkungan
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008. Hidup Prov/Kab/
Pekerja Kota …….
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang - Insitusi lainnya,
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. apabila diperlukan,
09/PER/M/2008. sesuai dengan
kewenangan serta
tugas fungsinya
13 Pekerjaan Terganggunya - Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA …….......... 1. Pengamatan di lapangan terhadap STA …….......... Instansi Pelaksana:
Pemasangan Lalu Lintas pemasangan perlengkapan jalan. Pemasangan Koordinat ……. hasil pengelolaan. Koordinat ……. - PPK ..…..
Perlengkapan perlengkapan jalan di antaranya mengacu pada
Jalan petunjuk lokasi dan standar spesifikasi bangunan
pengamanan tepi jalan nomor Pd-NN21. Instansi Pengawas:
- SNVT P2JN Prov ……
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. Instansi Penerima
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada Laporan:
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008. - Bidang ..….
Pekerja B(B)PJN ….…
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang
- Badan Lingkungan
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No.
Hidup Prov/Kab/
09/PER/M/2008.
Kota …….
- Insitusi lainnya,
apabila diperlukan,
sesuai dengan
kewenangan serta
tugas fungsinya
14 Pekerjaan Terganggunya - Pemanfaatan material sisa pembersihan lahan secara STA …….......... 1. Pengamatan di lapangan terhadap STA …….......... Instansi Pelaksana:
Pengelolaan Aksesibilitas & maksimal khususnya oleh masyarakat yang terkena Koordinat ……. sisa material di lokasi proyek jalan Koordinat ……. - PPK ..…..
Material Sisa Kenyamanan kegiatan (PTP) atau oleh pemrakarsa. dan lokasi penimbunan sisa
Pembersihan Masyarakat material baik milik perorangan,
Penyediaan tempat penumpukan sisa material (disposal STA …….......... swasta maupun pemerintah. STA …….......... Instansi Pengawas:
Lahan & area) yang memenuhi syarat diantaranya berada pada Koordinat ……. Koordinat ……. - SNVT P2JN Prov ……
Pekerjaan areal yang tidak subur, di daerah cekungan, dan tidak
Konstruksi mengganggu drainase alami.
Instansi Penerima
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 1. Observasi, pengamatan dan Lokasi Laporan:
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan. - Bidang ..….
Kecelakaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan dapat mengacu pada B(B)PJN ….…
Kerja Pada Permen PU No. 09/PER/M/2008. - Badan Lingkungan
Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal.
Pekerja Hidup Prov/Kab/
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang Kota …….
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No. - Insitusi lainnya,
09/PER/M/2008. apabila diperlukan,
sesuai dengan
kewenangan serta
tugas fungsinya
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
KEGIATAN PASCA KONSTRUKSI / OPERASI
1 Pengoperasian Pencemaran - Penanaman pohon dengan jenis dan karakteristik yang Ruas Jalan …… 1. Observasi, pengamatan dan Ruas Jalan …… Instansi Pelaksana:
Jalan Udara disesuaikan dengan kondisi RUMIJA dan RUWASJA, STA ….. s/d pencatatan d ilapangan terhadap STA ….. s/d - Kepolisian Daerah
dan tidak mengganggu keselamatan dan kenyamanan STA ….. hasil pengelolaan yang dilakukan. STA ….. Prov/Kab/Kota …….
pemakai jalan. 2. Melakukan pengukuran parameter
Koordinat …….. Koordinat …….. - Dinas Perhubungan
pencemaran udara seperti CO, Prov/Kab/Kota …….
NOx, Sox, PM10, dan HC melalui
kerjasama dengan institusi terkait. - Dinas |Kebersihan
Prov/Kab/Kota …….
3. Melakukan pengujian emisi
kendaraan dengan uji emisi berkala - Dinas Kehutanan
Prov/Kab/Kota …….
Meningkatnya - Pemasangan noise barrier baik yang bersifat alami STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d - Dinas Pertamanan
Kebisingan & (dengan penanaman pohon) ataupun bersifat buatan STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA ….. Prov/Kab/Kota …….
Getaran (misalnya dari bahan fiber). Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
2. Melakukan pengukuran kebisingan
Instansi Pengawas:
melalui kerjasama dengan institusi
terkait. -
Kemacetan dan - Berkoordinasi dengan Kepolisian dan Dinas Ruas Jalan …… 1. Mencatat dan sedapat mungkin Ruas Jalan ……
Kecelakaan Lalu Perhubungan untuk menugaskan petugas pengatur lalu STA …………… menginformasikan kepada publik Instansi Penerima
STA …………… Laporan:
Lintas lintas pada lokasi rawan kemacetan dan rawan besarnya tundaan lalu lintas yang
kecelakaan lalu lintas. Koordinat …….. terjadi. Koordinat …….. - Bidang ..….
2. Observasi, pengamatan dan B(B)PJN ….…
Pemasangan tanda/rambu lalu lintas secara tepat. STA …….......... STA ……..........
pencatatan di lapangan terhadap - Insitusi lainnya,
Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat ……. apabila diperlukan,
sesuai dengan
Perubahan - Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat Ruas Jalan …… 1. Observasi, pengamatan dan Ruas Jalan …… kewenangan serta
penggunaan terkait tata guna lahan di Rumija, serta berkoordinasi STA …………… pencatatan di lapangan terhadap STA …………… tugas fungsinya
lahan yang tak dengan instiusi yang berwenang dalam rangka hasil pengelolaan yang dilakukan,
terkendali di penegakan hukum terkait perubahan tata guna lahan di Koordinat …….. termasuk berbagai izin yang ada Koordinat ……..
RUMIJA (side Rumija. seperti izin pengeringan, izin
friction) prinsip, pengajuan IMB, dll.
Pemasangan papan pengumuman yang Ruas Jalan …… Ruas Jalan ……
menginformasikan perihal Ruang Jalan, serta sanksi STA …………… STA ……………
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang jalan.
Koordinat …….. Koordinat ……..
Meningkatnya - Pemeliharaan saluran drainase secara berkala untuk STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
potensi menjamin fungsi saluran tersebut. STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
genangan/ banjir Koordinat …….. hasil pengelolaan yang dilakukan. Koordinat ……..
Pemeliharaan dapat mengacu pada
Permen PU No. 13/PRT/M/2011
Jalan Berlubang - Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Akibat Muatan terkait muatan berlebih, serta menutup lubang segera STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Berlebih setelah menerima pelaporan berdasarkan penerapan Koordinat …….. pengelolaan yang dilakukan. Koordinat ……..
Permen PU No. 13/PRT/M/2011. Pemeliharaan dapat mengacu pada
Permen PU No. 13/PRT/M/2011
Permukaan - Melakukan penaburan pasir segera sejak diterimanya STA ….. s/d 1. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
Jalan Licin pelaporan, kemudian membersihkan oli dan minyak dari STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Akibat permukaan jalan segera setelah menerima pelaporan, Koordinat …….. pengelolaan yang dilakukan. Koordinat ……..
Tumpahan Oli / serta berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan. Pemeliharaan dapat mengacu pada
Minyak Permen PU No. 13/PRT/M/2011
Terganggunya - Memasang tanda/rambu mengenai satwa dan STA …………… 1. Observasi visual keberadaan satwa STA ……………
jalur perlintasan/ perlintasan satwa. Koordinat …….. liar dan hewan ternak termasuk Koordinat ……..
mobilitas satwa dokumentasi hasil pengamatan.
Membuat perlintasan satwa khusus bila memungkinkan. STA ….. s/d STA ….. s/d
STA ….. STA …..
Koordinat …….. Koordinat ……..
Kebakaran di - - Pemasangan alat pemadam api STA ….. s/d 2. Observasi, pengamatan dan STA ….. s/d
dalam - Pemasangan alat evakuasi STA ….. pencatatan di lapangan terhadap STA …..
Terowongan Koordinat ……. hasil pengelolaan yang dilakukan Koordinat …….
- Penggunaan material konstruksi tahan api/panas.
2 Pemeliharaan Terganggunya - Menugaskan petugas pengatur lalu lintas pada lokasi STA …….......... 1. Mencatat volume lalu lintas STA …….......... Instansi Pelaksana:
DAMPAK LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
PENGELOLAAN
NO SIFAT LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE KET
SUMBER BESARAN BENTUK PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK DAMPAK BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
DAMPAK DAMPAK LINGKUNGAN LINGKUNGAN
(+/-)* LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Jalan Lalu Lintas dan rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas. Koordinat ……. berbagai jenis kendaraan untuk Koordinat ……. - PPK ..…..
Kecelakaan Lalu masing-masing arah.
Lintas Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada STA ….. s/d STA ….. s/d
lokasi rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalu STA ….. 2. Mencatat waktu tempuh perjalanan STA ….. Instansi Pengawas:
lintas. Koordinat ……. setelah ada bangkitan lalu lintas Koordinat …….
akibat pemeliharaan jalan. - SNVT P2JN Prov ……
Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada STA ….. s/d 3. Metode analisis dilakukan dengan
lokasi pekerjaan STA ….. metode Manual Kapasitas Jalan Instansi Penerima
Koordinat ……. Indonesia (MKJI). Laporan:
Pengaturan jadwal atau waktu pekerjaan. STA ….. s/d STA ….. s/d - Bidang ..….
STA ….. STA ….. B(B)PJN ….…
Koordinat ……. Koordinat ……. - Badan Lingkungan
Hidup Prov/Kab/
Terganggunya - Melakukan pengaturan jam kerja dan pergantian Lokasi Pekerjaan 2. Observasi, pengamatan dan Lokasi Kota …….
Kesehatan dan giliran/shift kerja. Jalan pencatatan di lapangan terhadap Pekerjaan Jalan
- Insitusi lainnya,
Terjadinya hasil pengelolaan yang dilakukan.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). apabila diperlukan,
Kecelakaan Pemantauan dapat mengacu pada
sesuai dengan
Kerja Pada Pemberian dan pengawasan izin kerja secara legal. Permen PU No. 09/PER/M/2008.
kewenangan serta
Pekerja
tugas fungsinya
Melaksanakan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum sesuai dengan Permen PU No.
09/PER/M/2008.
Pencemaran - Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan pada jam Dusun/Desa ….. 1. Pengukuran kualitas udara di Dusun/Desa …..
Udara kerja yaitu jam 07.00-17.00. Apabila akan melakukan Kecamatan …… lapangan. Kecamatan ……
kegiatan di luar jam kerja, maka perlu diadakan 2. Membandingkan hasil pengukuran
konsultasi/musyawarah dengan masyarakat dan aparat STA ……… dengan baku mutu kualitas udara
STA ………
pemerintah setempat sesuai dengan PP No. 41 tahun
Pengaturan kecepatan kendaraan selama pelaksanaan STA ….. s/d 1999. STA ….. s/d
konstruksi STA ….. 3. Observasi, pengamatan dan STA …..
Koordinat ……. pencatatan di lapangan terhadap Koordinat …….
hasil pengelolaan yang dilakukan.
Penyiraman secara berkala saat lokasi kegiatan dalam STA ….. s/d STA ….. s/d
kondisi berdebu STA ….. STA …..
Koordinat ……. Koordinat …….
Meningkatnya - Perawatan berkala terhadap peralatan dan kendaraan Base camp 1. Pengukuran kebisingan dengan Base camp
Kebisingan kegiatan sound level meter.
Pengaturan jam kerja, yaitu jam 07.00 – 17.00. Apabila Dusun/Desa ….. 2. Membandingkan hasil pengukuran Dusun/Desa …..
akan melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka perlu Kecamatan …… dengan baku mutu tingkat
kebisingan sesuai dengan Kepmen Kecamatan ……
melakukan konsultasi atau musyawarah dengan
masyarakat dan aparat pemerintah setempat STA ……… LH No. 48 tahun 1996. STA ………
3. Mengecek jadwal/kesesuaian jam
Pembatasan kecepatan kendaraan yang masuk dan STA ….. s/d kerja. STA ……………
keluar lokasi pekerjaan STA …..
Catatan: * adalah diisikan dengan sifat dampak yang berpotensi timbul, Apabila dampak bersifat menguntungkan/bermanfaat maka diberi tanda (+), dan apabila bersifat merugikan maka diberi tanda (-).
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6
Perizinan terkait Penyelenggaraan Jalan
di Kawasan Hutan dan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
Ruang Lingkup: Perizinan terkait Penyelenggaraan Jalan di
Kawasan Hutan dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
menjelaskan proses perizinan untuk penyelenggaraan jalan yang
melintasi kawasan hutan dan lahan pertanian pangan berkelanjutan
sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku.
6-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di
Luar Kegiatan Kehutanan yang Berlaku pada Departemen
Kehutanan;
6-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
1. Hutan Lindung
6-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
2. Hutan Konservasi.
3. Hutan Produksi
6-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Perkiraan kawasan hutan yang akan dilalui oleh rencana trase jalan
sudah harus diketahui sejak tahap perencanaan teknis awal (Studi
Kelayakan). Apabila telah diindikasikan bahwa trase jalan akan
melewati kawasan hutan, B(B)PJN atau Direktorat Bina Teknik atau
pemrakarsa lainnya di lingkungan Ditjen Bina Marga sebagai
penanggungjawab penyiapan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL
UPL) perlu Mengajukan Permohonan Telaahan Kawasan Hutan
Lindung/Konservasi kepada Instansi Kehutanan (Balai Pemantapan
Kawasan Hutan /BPKH) untuk mendapatkan kepastian luas kawasan
hutan yang akan terkena rencana jalan. Pengajuan Telaahan
Kawasan Hutan ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses
AMDAL/UKL UPL, tapi harus setelah mendapatkan kepastian titik-titik
koordinat trase jalan, lebar rumija, jenis konstruksi yang akan menjadi
bagian dari keseluruhan jalan, rencana kegiatan yang
menggambarkan: trase jalan, rumija, jenis konstruksi, tahapan
pembangunan, rencana/upaya pengelolaan lingkungan dan
rencana/upaya pemantauan lingkungan), karena proses telaahan di
Instansi Kehutanan memerlukan koordinat rencana trase jalan yang
pasti. Berdasarkan hasil telaahan kawasan hutan dari BPKH, maka
B(B)PJN dan/atau Dit. Bina Teknik atau pemrakarsa di lingkungan
Ditjen Bina Marga kemudian menindaklanjuti prosedur perizinan
kehutanan yang diperlukan. Perizinan untuk infrastruktur yang
6-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Proses evaluasi dan langkah lanjut dari telaahan trase jalan terkait
dengan kawasan hutan disajikan pada Gambar 6.1.
Telaahan BPKH
Ya Ya
Melintasi hutan
Proses Melintasi hutan Proses Izin
lindung/hutan
Kolaborasi konservasii? Pinjam Pakai
produksi?
Tidak
Tidak
6-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) adalah izin yang diberikan
untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi
dan peruntukan kawasan hutan.
a. Administrasi;
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
b. Teknis.
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-14
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-15
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Surat Tidak
pemberitahuan Memenuhi
presyaratan? Maks 15 hari kerja
persyaratan tidak
lengkap
Ya
Tidak
Dirjen Planologi
Permohonan dapat
Kehutanan menerbitkan
dipertimbangkan?
surat penolakan
Ya
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-18
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
f. Dalam hal areal yang dimohon berada dalam areal kerja izin
pemanfaatan hutan/pengelolaan, selain kewajiban membuat
pernyataan sebagaimana butir b, pemegang persetujuan prinsip
wajib membuat pernyataan kesanggupan mengganti biaya
investasi pengelolaan/ pemanfaatan hutan kepada
pengelola/pemegang izin pemanfaatan hutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam bentuk akta
notariil.
6-19
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-20
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-21
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-22
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Menteri
Kehutanan
memerintahkan
secara
tertulis
kepada
Dirjen
Planologi
untuk
Maks 15 hari kerja
melakukan
penilaian
Pemenuhan
kewajiban
Ya
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-24
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-26
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-27
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
A.8.1. Monitoring
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
A.8.2. Evaluasi
6-30
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-31
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pelestarian Alam secara bersama dan sinergis oleh para pihak atas
dasar kesepahaman dan kesepakatan bersama sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-33
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-35
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Pelaporan
6-36
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-37
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-38
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-39
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-40
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-41
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
B(B)PJN atau Dit. Bintek Ditjen Bina Marga atau Pemrakarsa lainnya
di lingkungan Ditjen Bina Marga harus mempersiapkan persyaratan
6-42
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-43
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-44
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-45
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-46
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-47
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
irigasi, saluran air minum atau air bersih, drainase dan sanitasi,
bangunan pengairan, pelabuhan, bandar udara, stasiun dan jalan
kereta api, terminal, fasilitas keselamatan umum, cagar alam
dan/atau pembangkit dan jaringan listrik.
6-48
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-49
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
Memenuhi
Persyaratan &
Tidak Kriteria?
Ya
Tidak
Memenuhi Persyaratan & Usulan
tidak
Kriteria? disetujui
Ya
Ya
Permohonan
Persetujuan
Alih
Usulan
Alih
Tidak
Fungsi LP2B Fungsi
LP2B
dari
Menteri
PU
Atau
lintas kabupaten/kota? Dirjen
Bina
Marga
atas
nama
Menteri
PU
kepada
Gubernur
Tidak
Tidak
Memenuhi Persyaratan Usulan
tidak
& Kriteria? disetujui
Ya
Ya
Permohonan
Persetujuan
Alih
Fungsi
Usulan
Alih
Fungsi LP2B LP2B
dari
Menteri
PU
Atau
Dirjen
Bina
lintas provinsi? Marga
atas
nama
Menteri
PU
kepada
Presiden
Tidak
Evaluasi
usulan
dibantu
Tim
Verifikasi
SELESAI Nasional
Memenuhi Tidak
Usulan
tidak
Persyaratan &
disetujui
Kriteria?
Ya
Gambar 6.5 Bagan Alir Tata Cara Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
6-50
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
6-51
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
7
Pembuatan Strip Map dan
Pengintegrasian Pertimbangan
Lingkungan ke dalam Desain
Ruang Lingkup: Tujuan pembuatan Strip map lingkungan adalah
untuk menggambarkan kondisi rona lingkungan dan rencana
pengelolaannya di sepanjang ruas jalan yang dilakukan studi.
Petunjuk praktis ini memuat uraian yang meliputi ketentuan-
ketentuan teknis serta tata cara pembuatan strip map terkait
pengelolaan lingkungan di bidang jalan yang memuat unsur
pertimbangan lingkungan yang akan mempermudah para
penyelenggara jalan dalam melakukan implementasi pengelolaan
lingkungan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemeliharaan. Adapun unsur pertimbangan lingkungan tersebut telah
tercantum RKL-RPL / UKL-UPL.
1
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
2
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
Pengambilan Data
Analisa Data
Penyusunan RKL/UKL
3
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
a. Skala
4
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
Stasiun awal ruas adalah titik awal dari ruas jalan yang
ditinjau, dan stasiun akhir ruas adalah titik akhir dari ruas
jalan yang ditinjau. Titik awal dan titik akhir dilengkapi
dengan keterangan kilometer (km) dan koordinat garis
lintang dan garis bujur.
4) Stasiun (STA) tiap strip ruas
5
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
Tidak hanya pada stasiun awal dan akhir ruas saja, namun
tiap strip ruas juga diberikan keterangan mengenai stasiun
untuk mempermudah dalam mengetahui posisi tiap bagian
jalan dan detail di sekitarnya.
5) Format penomoran stasiun
6
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
8) Alinyemen Horizontal/Tikungan
7
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
8
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
9
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
LOKASI Deskripsi
No Tematik Keterangan dan Justifikasi Teknis
(KM) Lokasi
Awal Proyek: di sekitar roundabout
Tugu
Tugu Adipura KM 0 (Depan Kathedral X),
1 0 + 000 Adipura Kota
titik konflik lalulintas; rawan macet dan
X
rawan kecelakaan.
Perencanaan Rambu:
Jenis rambu: Rambu Memutar
(roundabout) & Rambu Petunjuk;
Rekomendasi Teknik Mitigasi:
pengaturan lalu lintas
Lokasi: STA 0+000 (kanan jalan arah
Y)
Perlintasan penyeberang jalan; rawan
2 1 + 200 SDK X 1 kecelakaan, pencemaran udara,
kebisingan
10
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
- Perencanaan Rambu:
Jenis rambu: Rambu Jembatan
Lokasi: STA 2+490 (kiri jalan arah Y) &
Rekomendasi Teknik Mitigasi: STA 2 + 710 (kanan jalan arah Y)
- Perencanaan Marka Jalan:
Jenis marka: Solid line marking
Lokasi: STA 2+530 - STTA 2+ 670
- Pemilihan rute mobilisasi peralatan
11
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
(jika memungkinkan)
Perlintasan penyeberang jalan; rawan
Masjid,
6 2+760 kecelakaan, pencemaran udara,
Pemukiman
kebisingan
Perencanaan Marka jalan:
Jenis marka: Stop line Marking
Lokasi: STA 2+760
Perencanaan Zebra Cross:
Lokasi: STA 2+760
- Pengaturan jam kerja
- Penyiraman berkala terutama
Rekomendasi Teknik Mitigasi: setelah pekerjaan tanah yang
bersumber dari air sungai sekitar
dengan volume 500 m3
- Perawatan berkala kendaraan/alat
berat minimal sekali saat konstruksi
- Pemilihan rute untuk mobilisasi alat
berat (jika memungkinkan)
12
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
Perencanaan Rambu:
Jenis rambu: Rambu Tikungan +
CAM
Rekomendasi Teknik Mitigasi: Lokasi: STA 14+400 (kiri jalan arah Y)
& KM 14+500 (kanan jalan arah Y)
Perencanaan Deliniasi Jalan:
Jenis deliniasi: Solidline Marking
13
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
(centerline)
Lokasi: STA 14+475 - STA 14+475
(centerline jalan)
Jenis deliniasi: Flexible Guide Post
(reflection)
Lokasi: STA 14+475 - STA 14+475
(dua sisi jalan)
Perencanaan Guardrail:
Lokasi: STA 14+475 – STA 14+475
(kiri jalan arah Y).
Perencanaan Tembok Penahan
Tanah:
Lokasi: STA 14+475 - STA 14+475
(kiri jalan arah Y).
14
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
15
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
16
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
17
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
18
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
19
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
20
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
b. Kerapatan tanaman
21
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
22
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
23
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
24
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
25
Pembuatan Strip Map dan Pengintegrasian Lingkungan ke dalam Desain
26
Pengelolaan Lingkungan hidup Bidang Jalan dan Jembatan di Kawasan Hutan, Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Utilitas
27
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8
Penyusunan Dokumen LARAP
Bidang Jalan
Ruang Lingkup:
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan ini berisikan petunjuk
dan penjelasan tentang ketentuan-ketentuan, kondisi
dipersyaratkannya, dan tahapan untuk penyusunan rencana tindak
pengadaan tanah dan pemukiman kembali (RT-PTPK) atau yang
selanjutnya disebut Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP).
8-1
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-3
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
Rencana Kegiatan
Perlu
Melalui/ Dekat
Membebaskan Tidak Tidak
Komunitas Adat
Tanah yang
(Dalam radius 10
Dikuasai > 40 KK
km)
dan/ atau
> 20 KK Fakir Miskin
Ya Ya
Pembebasan
minor (< 40 KK),
perlu
Perlu LARAP *) LARAP Sederhana Perlu
ANDAS **)
Keterangan :
*) : Kajian sosial terutama aspek sosial ekonomi
**) : Kajian sosial terutama aspek sosial budaya (dan ekonomi)
8-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
a) Langkah 1:
i. Periksalah apakah lokasi alinyemen jalan melewati atau
berdekatan dengan komunitas adat dalam radius 10 km;
ii. Jika melalui/berdekatan dengan komunitas adat, diperlukan
studi ANDAS yang difokuskan pada aspek sosial-budaya (dan
ekonomi), namun jika tidak melalui/berdekatan dengan
komunitas adat maka tidak diperlukan studi ANDAS;
iii. Gunakan Prosedur Analisis Dampak Sosial Pembangunan
Jalan di Daerah Komunitas Adat untuk melakukan pelaksanaan
studi ANDAS;
iv. Studi ANDAS yang menyimpulkan potensi dampak sosialnya
penting akan diikuti dengan hasil akhir studi berupa
rekomendasi Rencana Tindak Pemberdayaan Komunitas Adat
(RT-PKA). Sedangkan jika potensi dampaknya kurang penting
akan diikuti dengan hasil akhir studi berupa rekomendasi
Rencana Tindak Rehabilitasi Sosial (RT-RS). Prosedur ANDAS
Pembangunan Jalan secara rinci mengacu pada Pedoman
Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan No.
09/BM/2009.
b) Langkah 2:
i. Periksalah apakah rencana kegiatan jalan akan memerlukan
pengadaan tanah/ pembebasan tanah dari pihak yang
menguasai tanah atau tidak. Jika tidak memerlukan pengadaan
/pembebasan tanah (baik di dalam maupun di luar rumija), atau
diperlukan tapi hanya mengenai tanah (baik di dalam maupun
di luar rumija) yang dikuasai oleh < 40 KK dan/atau < 20 KK
fakir miskin (di asumsikan setara dengan kurang dari 200
orang) maka hanya diperlukan pembebasan tanah minor
sehingga hanya perlu membuat LARAP sederhana yang
memuat informasi tentang jumlah warga terkena dampak,
kebijakan/kerangka kebijakan yang berlaku, kebijakan
penanganan warga terkena dampak, penanggung jawab
rencana kerja, sumber biaya dan jadwal pembayaran,
mekanisme pengaduan bagi WTP.
ii. Sebaliknya, bila diperlukan pengadaan/ pembebasan tanah dari
pihak yang menguasai tanah (baik di dalam maupun di luar
rumija) sejumlah ≥ 40 KK dan/atau ≥ 20 KK fakir miskin (di
asumsikan setara dengan lebih dari 200 orang), maka perlu
8-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8.4.1. Persiapan
a) Konsultasi berjenjang
Konsultasi ini merupakan kegiatan penyampaian informasi
dari pemrakarsa pembangunan jalan (pusat atau provinsi
atau kabupaten/kota) kepada pemerintah daerah
(bupati/walikota/gubernur) dan sekretaris daerah, serta
instansi terkait/kantor pertanahan provinsi/kabupaten/kota),
camat, lurah/kepala desa mengenai rencana kerja
pembangunan jalan yang akan membutuhkan pengadaan
tanah. Pada kesempatan ini, hendaknya dapat dibuat
kesepakatan dukungan teknis atas implementasi rencana
kerja.
b) Pengumpulan data sekunder
Selain data dan dokumen yang disusun di Ditjen Bina Marga
seperti DED dan Dokumen Lingkungan, diperlukan juga
8-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
(6) rehabilitasi.
Pertimbangan-pertimbangan yang terkait dengan keenam
hal tersebut di atas dapat dilihat pada Lampiran 8.3.
c) Sasaran dari diskusi dan konsultasi ini adalah perumusan
konsep penanganan dampak sosial pengadaan tanah untuk
pembangunan jalan.
8-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-13
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
A. Pemantauan Internal
8-14
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-15
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-16
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Penyusunan Dokumen LARAP Bidang Jalan
8-17
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9
Pembuatan Basecamp
Yang Berwawasan Lingkungan
pada Pekerjaan Jalan
Ruang Lingkup: pembuatan basecamp ini berisi tahapan yang perlu
dilakukan untuk dapat mendirikan basecamp yang berwawasan
lingkungan dimulai dari proses pengumpulan data, persiapan pembuatan
basecamp, pembuatan basecamp sampai dengan rencana pengelolaan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 berupa limbah
padat, limbah cair yang berasal dari aktivitas basecamp dan fasilitas
penunjangnya serta upaya penjagaan kualitas udara, air maupun bising.
9-2
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-4
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
IDENTIFIKASI AWAL
1. Identifikasi lokasi potensial rencana basecamp (hindari area-area sensitif)
2. Data jumlah, tipe peralatan dan kendaraan rencana yang akan dioperasikan
3. Data jenis alat yang dioperasikan di area basecamp
PERSIAPAN
1. Penentuan lokasi dan fasilitas penunjang dengan persetujuan Direksi,
2. Izin pemilik lahan, dan aparat yang berwenang. Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup serta Izin Lingkungan bagi basecamp dengan fasilitas AMP
dan/atau stone crusher)
3. Pengumpulan data lingkungan yang potensial terkena dampak.:
a. Kualitas udara di sekitar basecamp.
b. Kualitas air dan kondisi perairan atau badan air di sekitar basecamp yang
akan menjadi badan air penerima limbah cair.
4. Pembuatan peta lokasi, denah, dan fasilitas penunjang.
PEMBUATAN BASECAMP
9-5
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-6
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-7
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
7. Pos jaga
Pos jaga didirikan di dekat pintu gerbang masuk karena berfungsi
sebagai sarana pengawasan dan pengamanan. Pos jaga
sebaiknya dilengkapi dengan satu buah toilet agar mempermudah
penjaga (penjaga tidak harus berjalan jauh bila harus ke toilet).
8. Area parkir kendaraan dan alat berat.
Area parkir kendaraan dan alat berat terletak di sekitar area
basecamp atau khusus alat berat dapat terletak di dekat stockpile
material dan bengkel untuk memudahkan dalam pengambilan
material dan bila ada kerusakan lebih mudah ditangani karena
dekat dengan bengkel.
9. Kantor direksi / Direksi keet
Kantor direksi merupakan kantor sementara di lapangan bagi
pemilik kegiatan, staf kontraktor, maupun konsultan pengawas.
Kantor harus dibuat dengan pembagian ruangan yang
mendukung kegiatan di dalamnya (ruang rapat, ruang pimpinan,
ruang kerja staf, mushola dan toilet) dan dilengkapi dengan
pepohonan atau tanaman rindang di sekitarnya untuk mengurangi
kebisingan dan polusi. Kantor juga perlu mempunyai dan
menginformasikan jalur/arah evakuasi sehingga pegawai dan
tamu mengetahui lokasi yang aman bila kondisi darurat terjadi
(Gambar 9.3). Sebagai contoh denah dan gambar tampak kantor
proyek/ kantor direksi dapat dilihat pada Gambar 9.4, 9.5 dan
Gambar 9.6.
9-8
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
(a) (b)
Gambar 9.3 Contoh Tanda Jalur/Arah Evakuasi (a) dan
Penempatannya (b)
9-9
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
15
Gambar 9.5 Contoh Denah Kantor Proyek/ Kantor Direksi dengan Jalur Evakuasi
9-10
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-11
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
KOTAK
No ISI
A B C
1 Kasa steril terbungkus 20 40 40
2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4 Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5 Plester cepat 10 15 20
6 Kapas (25 gram) 1 2 3
7 Kain segitiga/ mitela 2 4 6
8 Gunting 1 1 1
9 Peniti 12 12 12
Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
10
(pasangan)
11 Masker 2 4 6
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastic bersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
9-12
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
18 Alkohol 70% 1 1 1
Buku panduan P3K di tempat 1 1 1
19
kerja
20 Buku catatan 1 1 1
21 Daftar isi kotak 1 1 1
Sumber: Lampiran II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.15 / MEN / VIII / 2008
tentang Pertolongan Pertama Pada kecelakaan di Tempat Kerja
Keterangan:
Isi kotak A P3K untuk kegiatan yang memiliki 25 pekerja
atau kurang
Isi kotak B P3K untuk kegiatan yang memiliki 50 pekerja
atau kurang
Isi kotak C P3K untuk kegiatan yang memiliki 100 pekerja
atau kurang
9-13
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
13. Laboratorium
Laboratorium didirikan dengan fasilitas yang memadai sebagai
tempat penerimaan dan pengujian benda uji.
14. Unit Asphalt Mixing Plant (AMP)
AMP
c. Pembuatan basecamp
9-17
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-18
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-21
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Pembuatan Basecamp yang Berwawasan Lingkungan Pada Pekerjaan Jalan
9-22
Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan