Anda di halaman 1dari 35

Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi

pribadi dan relasional

Teori Komunikasi antar Pribadi: Dimensi-


Dimensi Pribadi dan Relasional
S. Djuarsa Sendjaja, Ph, D..
Drs. Tandiyo Pradekso, M. A.
Dr. turnomo Rahardjo

PENDAHULUAN

ecara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses

pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian

proses mengacu pada perubahan dan tindakan ( action) yang berlangsung terus

menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu

tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan

makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah

kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap

pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Di balik pengertian ini sebenarnya terdapat karakteristik yang menentukan

apakah suatu kegiatan atau tindakan dapat disebut sebagai komunikasi

antarpribadi atau tidak. Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik

komunikasi pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut

pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh

siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita . Kedua, komunikasi antarpribadi

bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang

berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Ketiga,

komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan

antarpribadi. Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan

isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatikan siapa partner komunikasi

kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Keempat,

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 1
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-

pihak yang berkomunikasi. Kelima, komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-

pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam

proses komunikasi. Keenam, komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun

diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita,

mungkin kita dapat meminta maaf dan memberi maaf, tetapi itu tidak berarti

menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat

mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang

sama, karena dalam proses komunikasi antarmanusia, hal ini akan sangat

tergantung da ri tanggapan partner komunikasi kita.

Berangkat dari konsep yang telah diuraikan diatas, modul ini akan

membahas teori-teori komunikasi antarpribadi, yaitu: (1) individu dalam

komunikasi antarpribadi, (2) memahami diri pribadi, (3) memahami orang lain,

dan (4) aspek relasional atau hubungan dalam komunikasi antarpribadi. Setiap

pokok bahasan akan menjadi satu topik kegiatan belajar tersendiri. Diharapkan

keempat pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman mengenai teori-teori

yang akan dapat digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi antarpribadi.

Pelajari dengan cermat setiap topik kegiatan belajar, serta kerjakan semua

pertanyaan latihan dan tes formatif . Apabila ada kesulitan diskusikan dengan

teman-teman anda atau tutor anda.

Secara umum tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman

tentang berbagai dimensi teori komunikasi antarpribadi dan cakupannya dalam

menjelaskan fenomena individu, diri pribadi, orang lain sebagai partner

komunikasi dan aspek aspek relasional dalam komunikasi antarpribadi.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 2
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Individu dalam Komunikasi Antarpribadi


M

emahami komunikasi dan hubungan antarpribadi dari sudut pandang individu

adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses

psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan

makna pribadi terhadap setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki

pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan di mana dia terlibat di

dalamnya. Karena pemahaman tersebut bersifat sangat pribadi dan sangat

bermakna bagi individu maka pemahaman psikologis acapkali dianggap sebagai

makna yang sesungguhnya dari suatu hubungan antarpribadi. Pada bagian ini

akan dibahas beberapa aspek psikologis yang terjadi dalam proses komunikasi

antarpribadi.

A. LETAK (LOKUS) PSIKOLOGIS

Aspek psikologis dari komunikasi antarpribadi menempatkan makna

hubungan sosial ke dalam individu, yaitu dalam diri partisipan komunikasi. Hal ini

akan tampak jika kita melihat suatu hubungan dari sudut pandang kita sendiri

maka kita akan menyertakan semacam rasa memiliki ketika kita berpikir bahwa

orang lain dan hubungan kita dengan orang tersebut seolah-olah milik kita.

Misalnya, kita biasanya berkata istri saya, pimpinan saya, atau teman saya,

sesuatu yang diasosiasikan dengan milik saya. Dengan kata lain, kita biasanya

mengartikan hubungan dan bahkan orang lain dalam pengertian yang berpusat

pada diri kita sendiri (self centered/selfish), yaitu bagaimana segala sesuatunya

atau berkaitan dengan kita sendiri.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 3
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Suatu pemahaman psikologis terhadap komunikasi antarpribadi merupakan

bagian penting dari pemahaman yang menyeluruh terhadap komunikasi

antarpribadi. Meskipun demikian, beberapa persoalan dapat muncul dalam

proses pemahaman oleh individu yang disebut juga sebagai proses intrapribadi

ini. Fisher (1987:106) menyebutkan tiga di antaranya, yaitu: Pertama, munculnya

respons individu terbatas pada setelahkegiatan komunikasi; Kedua, ingatan atau

persepsi individu dapat berubah setelah suatu tindakan komunikasi; Ketiga,

individu sering mencampuradukkan hubungan antarpribadi dengan respons

emosional mereka. Ini semua akan menjadi masalah jika orang menganggap

bahwa lokus psikologis komunikator merupakan pemahaman terpenting atau

paling nyata darikomunikasi antarpribadi. Jadi, dengan aspek psikologis saja

belumlah cukup untuk memahami komunikasi antarpribadi secara menyeluruh.

Hal terpenting dari lokus psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa

diri pribadi individu terletak pada suatu tempat di dalam individu, dan tidak

mungkin dapat diamati secara langsung. Asumsi ini juga mencakup anggapan

bahwa kita dapat melakukan pengamatan terhadap diri pribadi seseorang ecara

tidak langsung dengan menyimpulkan berdasarkan pengamatan kita terhadap

perilaku individu tersebut. Dengan demikian, lokus psikologis dari komunikasi

mengasumsikan individu memiliki dua dimensi diri, yaitu internal dan ekternal.

Namun, kita juga mengetahui bahwa dimensi eksternal dari diri tidaklah selalu

sama dengan dimensi internalnya. Biasanya, kita tidak mudah percaya pada

dimensi eksternal karena kita tahu bahwa orang mampu mengendalikan perilaku

eksternalnya.

Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-

tanda melalui tindakan atu perilaku yang dapt diamati. Kita akan melakukan

seleksi terhadap tanda-tanda dari perilaku dan mengungkap mana yang ”palsu”

dan mana yang ”asli”. Cara inilah yang biasanya kita lakukan dalam upaya untuk

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 4
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

mengungkap dimensi internal dari diri yang sesungguhnya. Pertanyaan

berikutnya adalah sejauh mana kita dapat menyimpulkan secara akurat? Karena

penyimpulan itu sendiri adalah proses psikologis, suatu proses pikir yang

melibatkan penarikan suatu kesimpulan atas dasar informasi yang tidak lengkap.

Menyimpulkan adalah menggunakan logika, baik yang rasional maupun tidak,

dalam rangka mengisi sejumlah informasi yang belum lengkap sehingga sampai

pada suatu kesimpulan. Dengan kata lain, menyimpulkan adalah melompat

kepada suatu kesimpulan berdasarkan dat yang belum tentu lengkap.

Jadi, meskipun pada dasarnya tidak dapat dilakukan pengamatan secara

langsung pada dimensi internal dari diri, orang melakukan penyimpulan

berdasarkan apa yang dapat dia amati. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan

adalah mengamati dimensi eksternal dari diri, yaitu pada perilaku atau tindakan.

B. TATARAN PSIKOLOGIS DALAM KOMUNIKASI

Dalam lokus psikologis, komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan yang

melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkay kesamaan diri atau

proses psikologis tertentu. Katakanlah Ani berkomunikasi dengan Budi maka

proses psikologis Ani harus memiliki kesamaan tertentu dengan proses

psikologis Budi. Gambar 2.1 memberikan ilustrasi adanya ”overlap” (ssaling

tumpang tindih) antara proses psikologis Ani dan Budi. Ketika Ani dan Budi

berkomunikasi, mereka secara individual dan serempak memperluas diri pribadi

masing-masing ke dalam tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan,

keyakinan atau dengan kata lain melalui proses psikologis mereka. Proses ini

akan berlangsung terus sepanjang keduanya masih terlibat dalam tindak

komunikasi.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 5
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

PROSES PROSES
PSIKOLOGIS PSIKOLOGIS
BUDI ANI

BUDI ANI

Gambar 2.1

Bidang bergaris pada Gambar 2.1 menunjukkan bagian dari proses

psikologis Ani yang memiliki kesamaan dengan proses psikologis Budi. Dapat

dikatakan pula bahwa komunikasi akan menjadi semaikin efektif ketika bidang

yang overlap semakin membesar. Selanjutnya, fenomena ini menghasilkan suatu

situasi di mana Ani dan Budi saling berbagi pemahaman.

Saling berbagi pemahaman tidaklah berarti memiliki kesamaan

pemahaman atau kesamaan diri, namun terdapat dua pemahaman individual yang

berbeda, yang mempunyai kesamaan karakteristik tertentu. Kesamaan

karakteristik ini merupakan suatu persinggungan dari dua atau lebih pemahaman

yang berbeda. Persinggungan tersebut terwujud pada bidang yang overlap dari

dua pemahaman, tetapi hal itu bukan merupakan, dan tidak akan pernah,

menjadi suatu pemahaman tunggal. Jadi, komunikasi psikologis merupakan suatu

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 6
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

persinggungan dari proses-proses psikologis yang berbeda dan tidak dipandang

sebagai suatu proses psikologis tunggal.

Sebenarnya proses psikologis dalam komunikasi mencakup beberapa

proses internal yang berbeda dan berlangsung secara simultan. Proses-proses ini

berlangsung dalam beberapa tataran, dengan pengertian masing-masing

mencakup bagian yang berbeda dari proses psikologis yang “dibagi” oleh para

partisipan dalam komunikasi antarpribadi.

Fiesher (1987:110) mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi

dengan orang lain, proses intrapribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran

yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah “diri” yang

hadir dalam situasi antarpribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri kita sendiri,

pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai

pandangan orang lain tentang kita (lihat Gambar 2.2). Sering kali hal ini disebut

pula dengan persepsi, metapersepsi dan meta-metapersepsi. Selanjutnya, ketiga

tataran psikologis ini berfungsi secara simultan ketika kita sedang berkomunikasi

dengan orang lain, dan tiap tataran dapat dipengaruhi atau mempengaruhi

tataran lainnya. Misalnya, Budi memandang Ani sebagai orang yang jujur dan

dapat dipercaya, dan dia menganggap Ani tidak sebagai orang yang jujur dan

dapat dipercaya, dan dia menganggap Ani tidak menyukai atau tidak

mempercayainya maka Budi akan mulai menurunkan citra terhadap dirinya

sendiri (merasa bahwa dirinya mungkin tidak jujur sehingga menganggap tidak

disukai oleh orang orang yang jujur).

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 7
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Diri
Saya
Sendiri

Diri
Orang
Lain

Pandanga
n orang
lain
terhadap
diri saya

Gambar 2.2

Perlu kita ingat kembali bahwa komunikasi antarpribadi, setidaknya ada dua

orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, pada saat ketiga tataran

psikologis kita beroperasi, hal yang sama berlaku pula pada diri partner

komunikasi kita. Dalam kasus semacam ini kita seolah-olah berusaha untuk

merefleksikan proses psikologis kita dengan proses psikologis yang kita anggap

sedang terjadi dalam diri orang lain. Dan tentunya hal yang sama secara simultan

terjadi pula pada diri partner komunikasi kita. Proses-proses psikologis yang

terjadi pada dua individu ini tentunya tidak akan sama persis, tetapi masing-

masing pihak berusaha untuk menghasilkan adanya tingkat persinggungan

tertentu atau bidang yang overlap pada tiap-tiap tataran.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 8
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

DIRI BUDI
DIRI BUDI

DIRI DIRI
SAYA ORANG
SENDIRI LAIN
DIRI DIRI
SAYA ORANG
SENDIRI LAIN

DIRI ANI

DIRI DIRI
ORANG SAYA
LAIN SENDIRI
DIRI ANI

ANI
BUDI
DIRI
PANDANGAN BUDI/ANI
DIRI
TERHADAP DIRI ANI/BUDI
ORANG SAYA
LAIN SENDIRI

PANDANGAN PANDANGAN
ORANG ORANG
LAIN LAIN
TERHADAP TERHADAP
DIRI SAYA DIRI SAYA

ANI
BUDI

PANDANGAN BUDI/ANI
TERHADAP DIRI ANI/BUDI

PANDANGAN PANDANGAN
ORANG ORANG
LAIN LAIN
TERHADAP TERHADAP
DIRI SAYA DIRI SAYA

Gambar 2.3

Gambar 2.3 menunjukkan adanya persinggungan pandangan antara

dua individu. Meskipun tidak akan pernah terjadi sinkronitas yang sempurna

antara keduanya, mereka akan tetap berkomunikasi berlandaskan pada

persinggungan proses psikologis mereka. Jadi, arti penting dari komunikasi

bukanlah pada kesamaan yang sempurna antara dua proses psikologis mereka,

tetapi bahwa mereka berkomunikasi satu dengan lainnya seolah-olah ada

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 9
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

kesamaan di antara mereka. Karena orang-orang yang terlibat dalam komunikasi

seolah-olah saling berbagi bagian dari diri mereka, maka proses-proses

psikologis mereka dapat mempengaruhi komunikasi antarpribadi dan hubungan

sosial yang terjadi.

Pentingnya proses psikologis ini hendaknya dipahami dengan hati-hati,

artinya proses intra pribadi individu dari partisipan komunikasi bukanlah hal yang

sama dengan hubungan antarpribadi, melainkan proses psikologis. Meskipun

demikian proses psikologis dari diri tiap individu pasti mempengaruhi

komunikasi antarpribadi yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi

hubungan antarpribadi.

Proses psikologis dapat berpengaruh pada komunikasi dan hubungan

antarpribadi karena individu menggunakannya sebagai pedoman untuk bertindak

atau berperilaku. Ketika hal ini berlangsung maka individu akan bertindak atau

berperilaku. Ketika hal ini berlangsung maka individu akan bertindak atas dasar

proses psikologis yang diketahui atau diyakininya sebagai diri yang

sesungguhnya. Benar tidaknya penyimpulan yang dilakukan tidak akan dapat

diketahui individu tersebut karena dia memang tidak memiliki pilihan lain, selain

menggunakan penafsirannya terhadap citra diri untuk mempengaruhi perilaku,

terlepas dari apakah dia berhasil menyimpulkan diri yang sesungguhnya atau

tidak. Persoalan sebetulnya memang bukan pada hadirnya diri yang

sesungguhnya (real self) dalam tindakan komunikasi karena semuanya akan

kembali kepada pandangan masing-masing individu terhadap diri tersebut.

Bukan pula pada akurat atau tidaknya pandangan masing-masing individu

Karena mereka berperilaku seolah-olah pandangannya akurat.

Akhirnya, karena proses psikologis secara potensial mampu

mempengaruhi komunikasi, kita tidak dapat mengesampingkannya jika ingin

benar-benar memahami hubungan antarmanusia. Sebaliknya, kita juga jangan

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 10
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

menganggap bahwa hanya proses psikologislah yang menentukan komunikasi.

Kita hendaknya menempatkan proses psikologis sebagai faktor yang dapat

mempengaruhi komunikasi dan hubungan sosial karena secara teknis proses

psikologis bukan merupakan bagian dari hubungan itu sendiri.

Memahami Diri Pribadi dalam Komunikasi


D

iri pribadi adalah suatu ukuran/kualitas yang memungkinkan sesorang untuk

dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya.

Kualitas yang membuat sesorang memiliki kekhasan tersendiri sebagai manusia

ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi

dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.

Seperti halnya diri fisik kita maka diri social dan diri psikologis manusia akan

terus berkembang dan menjadi matang sejalan dengan usia hidup kita.

Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap

manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan

apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini

pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.

Dalamj hal ini orang akan berusaha untuk mengenali dan memahami siapa

dirinya. Pada bagian ini berikut akan dibahas berbagai konsep diri dan

relevansinya terhadap komunikasi antarpribadi. Pembahasan amencakup

bagaimana manusia sampai kepada pengetahuan mengenai diri pribadi melalui

proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness).

A. PERSEPSI TERHADAP DIRI PRIBADI (SELF PERCEPTION)

Proses psikologis yang diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian

makna terhadap orang atau objek tertentu dikenal sebagai persepsi. Dengan
Bacaan kuliah Teori Komunikasi
Page 11
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

mengutip Cohen, Fisher (1987 : 118) dikemukakan bahwa persepsi didefinisikan

sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai pepresentasi dari objek-

objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat

ditangkap oleh indra kita. Definisi ini melibatkan sejumlah karakteristik yang

mendasari upaya kita untuk memahami proses antarpribadi.

Pertama, suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal

untuk dapat ditangkap oleh indra kita. Dalam hal ini persepsi terhadap diri

pribadi, kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata, tetapi

keberadaanya jelas dapat kita rasakan. Kedua, adanya informasi untuk

diinterpretasikan. Informasi yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang

diperoleh melalui sensasi atau indra yang kita miliki. Karakteristik ketiga

menyangkut sifat representative dari pengindraan. Maksudnya, kita tidak dapat

mengartikan makna suatu objek secara langsung karena kita sebenarnya hanya

mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut.

Jadi, meskipun suatu persepi didasarkan pada pengamatan langsung, hal ini

bukanlah sesuatu yang “sebenarnya” dalam artian kita dapat menangkap atau

menguasai objek tersebut. Kita melihat, membaui, mendengar, mencicip, dan

meraba, tetapi apa yang harus kita interpretasikan adalah penampakan, bau,

suara, rasa, dan bentuk yang mewakili sesuatu, dan kita tidak akan pernah dapat

“merasakan” objek itu sendiri. Konsekuensinya adalah bahwa pengetahuan yang

kita peroleh melalui persepsi bukanlah tentang apakah suatu objek, melainkan

apa yang tampak sebagai objek tersebut. Adakalanya penampakan dapat

menyesatkan seperti yang kita alami dalam ilusi optis, special effects dalam film,

dan sebagainya.

Oleh karenanya, persepsi tidak lebih dari pengetahuan mengenai apa yang

tampak sebagai realitas bagi diri kita. Jadi, sebaliknya kita tidak kelewat yakin

dengan pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi. Ironisnya, pengetahuan

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 12
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

yang biasanya paling kita yakini adalah pengetahuan yang diperoleh melalui

persepsi kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas,

pribadi, penting, dan terpercaya bagi kita. Ini merupakan suatu alas an mengapa

komunikasi antarpribadi dan hubungan antarmanusia sangat sulit “dipahami”

meskipun sangat mudah “diketahui/dikenali”.

B. SIFAT-SIFAT PERSEPSI

Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, kita

harus memahami bagaimana orang mengenal diri mereka sendiri dan orang lain.

Karena pemahaman tersebut diperoleh melalui proses persepsi, kita harus

mengetahui bagaimana orang mempersepsi diri mereka sendiri atau orang lain.

Adakalanya kita merasa kesal karena orang tidak dapat memahami apa yang kita

maksud sehingga kita akan berpikir bahwa orang tersebut tidak paham ungkapan

yang begitu sederhana dan gambling. Hal ini dapat terjadi karena mungkin orang

tadi mempersepsikan sesuatu dari ungkapan yang kita sendiri bahkan tidak

merasakan/menyadarinya. Pada dasarnya, letak persepsi adalah pada orang yang

mempersepsi, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.

Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di

dalam objek, dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka,

apa yang mudah bagi kita boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang

jelas bagi orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks

inilah kita perlu memahami tataran intra pribadi dari komunikasi antarpribadi

dengan melihat lebih jauh sifat-sifat persepsi.

Pertama, persepsi adalah pengalaman. Untuk mengartikan makna dari

seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk

melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa

lalu kita dengan orang, objek, atau peristiwa tersebut, atau dengan hal-hal yang

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 13
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak

mungkin untuk mempersepsikan suatu makna, sebab ini akan membawa kita

kepada suatu kebingungan.

Kedua, persepsi adalah selektif. Ketika mempersepsikan sesuatu, kita

cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau

orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu

dari objek persepsi kita dan mengabaikan yang lain. Dalam hal ini biasanya kita

mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan

yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang tidak relevan atau

berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut.

Ketiga, persepsi adalah penyimpulan. Proses psikologis dari persepsi

mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis.

Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan

atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna

adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan

atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. Sifat ini saling mengisi dengan

sifat kedua. Pada sifat kedua persepsi adalah selektif karena keterbatasan

kapasitas otak maka kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari

objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha mendapatkan gambaran yang lebih

lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik

dari objek tersebut.

Keempat, persepsi tidak akurat. Setiap persepsi yang kita lakukan, akan

mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini disebabkan antara lain oleh

pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya

ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah, atau

menyamaratakan. Adakalanya persepsi tidak akurat karena orang menanggap

sama sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Dan semakin jauh jarak antara orang

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 14
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

yang mempersepsi dengan objeknya maka semakin tidak akurat persepsinya.

Meskipun demikian kita biasanya mengabaikan ketidakakuratan tersebut dalam

kegiatan persepsi kita sehari-hari, dan ketidakakuratan persepsi tidak selalu

menjadi/menimbulkan masalah dalam komunikasi antarpribadi.

Kelima, persepsi adalah evaluatif. Persepsi tidak akan pernah objektif,

karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan

sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk member makna pada

objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada

di dalam diri kita maka bersifat subyektif. Fisher (1987 : 125) bahkan

mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses intrapribadi,

tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi, dan tidak terhindarkannya keterlibatan

pribadi dalam tindak persepsi menyebabkan persepsi sangat subjektif.

Suatu hal yang tidak terpisahkan dari interpretasi subjektif adalah proses

evaluasi. Rasanya hampir tidak mungkin kita mempersepsi objek tanpa

mempersepsikan pula baik atau buruknya objek tersebut. Adalah samgat langka

kita dapat mempersepsikan sesuatu secara sepenuhnya netral. Hal ini dapat kita

telusuri dari pengalaman kita sendiri. Kita cenderung untuk sangat (baik ataupun

buruk) yang dapat kita ingat dengan baik. Selebihnya, hal-hal yang netral dan

“biasa saja” cenderung dapat kita ingat dengan baik. Selebihnya kita ingat dengan

baik (kabur). Jadi, ketika pengalaman mendasari persepsi yang kita lakukan,

maka tidak dapat dihindari terjadinya proses evaluasi.

C. BEBERAPA ELEMEN DARI PERSEPSI

Kita telah mengetahui bahwa persepsi mensyaratkan adanya tiga hal:

orang yang mempersepsi, objek persepsi, dan suatu interpretasi atau makna

yang merupakan hasil dari tindakakn persepsi. Untuk memahami apa yang

disebut tindak persepsi, apa ayang terjadi ketika orang memperseps, dan saja

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 15
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

yang mempeengaruhi makna yang dipersepsikan maka kita perlu mengenal

terlebih dahulu elemen-elemen yang terlibat dalam proses persepsi.

Elemen Pertama adalah sensasi pengindraan dan interpretasi. Ketika orang

menangkap sesuatu melalui indranya (melihat, mendengar, mencicip, membau,

atau meraba) maka secara simultan dia akan menginterpretasikan makna dari

hasil pengindraanya. Sebagi misal, apa yang akan terjadi ketika kita mencium

mawar? Apakah pertama kali kita mendapatkan sensasi fisik (bau), baru kemudian

persepsi psikis (keharuman yang dihubungkan dengan mawar)? Apakah pertama

kita membau dan kemudian membau mawar? Tentunya bukan itu yang terjadi

karena kita mengasosiasikan sensasi kita dengan keharuman mawar yang telah

kita kenal secara serempak/simultan. Dengan kata lain, adalah tidak mungkin

untuk memisahkan antara sensasi dengan persepsi.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kita cenderung untuk mendengar

apa yang kita harapkan untuk didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk

dilihat, terlepas dari apa yang ‘sesungguhnya’ kita dengar dan lihat. Harapan,

yang merupakan elemen kedua dari persepsi, dapat menjadi kekuatan yang

sangat berarti dalam mengarahkan persepsi, meskipun adakalanya bertentangan

dari rasio.

Harapan mempengaruhi persepsi terhadap diri pribadi seperti persepsi

terhadap objek lainnya. Kita berharap untuk mendapat simpati dari orang yang

baru kita kenal, dan kita biasanya akan merasa senang bila orang tersebut

memang bersimpati kepada kita. Artinya, kita berharap bahwa harapan kita akan

terpenuhi. Jika akhirnya harapan kita tidak terpenuhi maka reaksi pertama kita

adalah merasionalisasikan hal tersebut dan meletakkan kesalahan pada hal-hal

yang berada di luar kendali kita. Misalnya kita adalah penggemar PSSI dan

mengaharapkannya menang dalam kompetisi sepak bola Pra Piala Dunia. Ketika

ternyata PSSI kalah terus reaksi kita adalah bahwa tim kesayangan kita sedang

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 16
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

sial, wasit yang tidak fair, permainan yang kasar, dan sejumlah alasan lain.

Sementara kita seolah-olah melupakan bahwa tim lawan bermain dengan baik.

Elemen Ketiga adalah bentuk dan latar belakang (figure & background).

Salah satu cara untuk memahami proses persepsi terletak pada kemampuannya

untuk membeda-bedakan antara berbagagi jenis informasi. Orang yang

mempersepsi, membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang penting dari

yang tidak penting, yang relevean dari yang tidak relevan. Dengan kata lain,

persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi ‘figur’ dan

informasi yang menjadi background.

Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya. Persoalannya

adalah bagaimana menguji dan menginterpretasikan nilai kebenaran. Cara yang

biasa digunakan untuk menentukan kevalidan persepsi kita adalah

membandingkan dengan sesuatu. Dengan demikian, perbandingan merupakan

elemen keempat dari persepsi, jika makna yang dipersepsikan konsisten atau

mirip dengan criteria yang digunakan sebagai pembanding (pengalaman masa

lalu kita akan menganggapnya valid. Ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak

sesuai dengan criteria pembanding maka kita akan mengalami ketidaksesuaian

kognitif atau inkonsistensi kognitif. Sehingga kita merasa perlu untuk

menyingkirkan inkonsistensi tadi sebagai upaya untuk mengatasi ketidaksesuaian

psikologis kita.

Dari semua pengaruh terhadap persepsi kita, konteks elemen kelima dari

persepsi, mungkin yang paling potensial. Bukan berarti bahwa system kognitif

kita seperti nilai, sikap, dan keyakinan, atau harapan kita, tidak cukup

berpengaruh. Tetapi konteks di mana kita mempersepsikan suatu objek, sangat

kuat pengaruhnya. Sehingga cenderung mengarahkan struktur kognitif dan

harapan kit, dan pada gilirannya persepsi kita. Dalam hal ini, konteks selalu

terdiri dari seperangkat fenomena yang sama dengan objek persepsikita. Jadi,

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 17
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

kita mempersepsi seseorang, konteks, yang mempengaruhi persepsi kita

terdiridari orang-orang lainnya. Demikian pula terhadap objek atau peristiwa,

konteksnya adalah objek lainnya atau peristiwa-peristiwa lainnya.

Apa yang baru kita bicarakan belum sepenuhnya menjelaskan konteks.

Ketika konteks telah kita kenali, persepsi akan menggunakan konteks tersebut

untuk menginterpretasikan atau mengungkap suatu ‘pola’ yaitu suatu bentuk

pengorganisasian elemen-elemen untuk menciptakan suatu kesatuan interpretasi

yang utuh. Konteks dan pola merupakan komponen penting yang mendasari

seluruh pemahaman kita tentang komunikasi antarpribadi. Karena, tidak akan

terjadi interpretasi terhadap setiap perilaku komunikasi (verbal atau nonverbal),

tidak akan ada makna dari setiap hubungan (misalnya teman atau lawan), tanpa

menempatkannya dalam suatu konteks dan mengenali pola-polanya dalam

interaksi. Tanpa adanya pola, sama dengan tidak adanya makna, atau setidaknya

suatu kebingungan terhadap terlalu banyaknya makna. Oleh karenanya

menginterpretasikan makna dalam konteksnya merupakan faktor utama, bahkan

mungkin merupakan satu-satunya faktor terpenting, dalam memahami

komunikasi antarpribadi dan hubungan sosial.

D. KESADARAN PRIBADI (SELF AWARENESS)

Langkah pertama dalam persepsi diri adalah mengetahui/menyadari diri kita

sendiri, yaitu mengungkap siapa dan apa kita ini. Dan sesungguhnya menyadari

siapa diri kita, adalah juga persepsi diri. Karena ketika kita menyadari siapa diri

kita secara simultan kita juga telah mempersepsikan diri kita sendiri. Untuk dapat

menyadari diri kita, pertama kali kita harus memahami apakah ‘diri/self’ tersebut.

‘Diri’ secara sederhana dapat kita artikan sebagai identitas individu. Jadi,

identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 18
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian ‘diri’ adalah suatu

pengertian yang mengacu kepada identitas spesifik dari individu. Fisher

(1987:134) menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep

diri, ‘self esteem’ dan ‘multiple selves’.

Pemahaman terhadap konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita

sendiri. Pada umumnya orang cenderung menggolongkan dirinya sendiri dalam

tiga kategori, yaitu karakteristik atau sifat pribadi, karakteristik atau sifat social,

dan peran social. Dengan kata lain, kita cenderung untuk memandang diri kita

sebagai memiliki sifat-sifat internal tertentu yang kita gunakan untuk

menjelaskan bagaimana kita berperan dalam berhubungan dengan orang lain.

Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam

persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki,

perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dan sebagainya) atau

kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar, dan

sebagainya). Karakteristik social menunjukkan sifa-sifat yang kita tampilkan

dalam hubungan kita dengan orang lain. Antara lain, ramah atau ketus,

ekstovert, atau introvert, banyak bicara atau pendiam, penuh perhatian atau tidak

peduli, dan sebagainya. Peran social, mencakup hubungan dengan orang lain dan

dalam suatu masyarakat tertentu. Ketika peran sosial merupakan bagian dari

konsep diri, maka kita mendefinisikan hubungan social kita dengan orang lain,

seperti ayah, istri, guru, polisi, eksekutif, dan sebagainya. Peran social ini dapat

pula berbenuk afiliasi terhadap budaya, etnik, agama, dan sebagainya. Konsep

diri dapat berubah siring dengan waktu, oleh karenanya stabilitas dari konsep diri

ini sulit untuk diperkirakan.

Ketika diri kita menjadi objek persepsi maka kitaa juga akan mengevaluasi

diri kita sendiri. Ungkapan yang digunakan untuk menyatakan persepsi

evaluative seseorang terhadap dirinyya sendiri adalah ‘ self esteem’, suatu bagian

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 19
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

yang inheren dari konsep diri. Orang biasanya memiliki self esteem yang relative

tinggi. Namun self esteem yang relative tinggi ini bukan berarti bahwa kita lalu

menjadi egoistik. Ini hanya berarti bahwa tinggkat self esteem dari orang

‘normal’ yang hidup secara normal, rata-rata di atas titik tengah atau titik netral

pada skala evaluasi.

Self esteem juga bersifat lebih mendalam dan langgeng daripada suatu reaksi

temporal. Maksudnya jika suatu ketika kita merasa gagal atau kehilangan

kepercayaan diri pada saat dikecewakan oleh seorang sahabat, ini hanyalah

reaksi sementara yang tidak mengubah self esteem. Self esteem kita adalah

bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri dan bukan semata-

mata reaksi terhadap suatu peristiwa tertentu dalam kehidupan kita.

Self esteem berpengaruh terhadap perilaku kita, khususnya perilaku

komunikasi kita. Jika self esteem tinggi, kita cenderung merasa kompeten

sehingga berperilaku secara lebih percaya diri. Orang yang self esteemnyatinggi

biasanya lebih mandiri, tegas, dan tidak mudah dipersuasi. Sementara kebalikan

dari hal-hal tadi biasanya ditemukan pada orang yang self esteemnya rendah.

Meskipun pembahasan kita mengenai ‘diri’ sejauh ini mengacu pada diri

sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita memiliki

berbagai identitas diri yang berbeda, yang disebut multiple selves. Beberapa dari

diri kita berkaitan dengan peran kita dalam berbagai hubungan social yang

berbeda dengan berbagai orang yang berbeda pula, misalnya; ayah-anak, suami-

istri, atasan-bawahan, teman-teman, atau dalam kelompok yang lebih besar

seperti sebagai pelajar, warga Negara, anggota partai, dan sebagainya. Ini semua

mengacu kepada peran yang kita mainkan dalam berbagai komunitas dan

merefleksikan berbagi aspek dalam kehidupan kita. Kesemuanya ini adalah

‘benar’, dalam pengertian seringkali beberapa peran tersebut overlap dan tidak

mencerminkan konflik antara berbagai bagian dari diri kita. Multiple selves ini

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 20
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

harus dipahami sebagai seseorang dengan berbagai aktivitas, kepentingan, dan

hubungan social.

Multiple selves dapat pula dipahamu dalam bentuk yang lain. Ketika kita

terlibat dalam komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam knsep diri

kita. Pertama adalah persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang

persepsi orang lain terhadap diri kita (metapersepsi). Cara lain untuk melihat

multiple selves adalah melalui diri ideal kita. Sebagian dari konsep diri mencakup

siapa diri kita sebenarnya, sedangkan sebagian lain mencakup kita ingin menjadi

apa (semacam bentuk ‘idealisasi’ diri). Upaya untuk mempersempit celah antara

diri ‘sebenarnya’ dan ‘diri’, tidak lain adalah suatu bentuk usaha untuk

memperbaiki diri. Misalnya orang yang sebenarnya gemuk berusaha

melangsingkan tubuh untuk mencapai berat dan bentuk yang dia idealkan. Ini

terjadi pula pada berbagai hal lain, orang berusaha memperbaiki diri untuk

mencapai diri yang ideal.

Selama proses kehidupan dan interaksi kita dengan orang lain, kita secara

terus-menerus mengembangkan konsep diri. Proses mengenal diri sendiri akan

berlangsung secara kontinu dan tidak dapat kita hindari. Oleh sebab itu, jika kita

ingin memahami sepenuhnya tingkat hubungan antarpribadi kita dan mendapat

manfaatnya maka kita perlu menyadari konsep diri kita dan bagaimana

perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya. Proses perkembangan kesadaran

diri diperoleh melalui tiga konsep, yaitu reflexive, social self, dan becoming self.

Jika kita memandang ke dalam cermin, apa yang kita lihat? Jika kita menjawab

“Saya melihat diri saya” atau “Saya melihat wajah saya” maka kita belum

sepenuhnya menangkan arti reflektivitas dan peran cermin dalam merefleksikan

image kita. Prinsip dari reflexive self adalah apabila kita memandang ke dalam

cermin dan kita tidak hanya melihat diri kita, tetapi melihat diri kita (yang

dipantulkan oleh cermin) yang sedang memandang kita. Jadi kesadaran diri

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 21
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

dikatakan reflexive jika bersifat dua arah. Ketika kita mempersepsikan diri kita,

kita mempersepsikan bahwa diri kita terlibat dalam persepsi diri.

Analogi lain untuk menggambarkan reflexive self adalah seperti melempar

bola karet ke dinding. Kita melempar bola kearah dinding, dan tindakan tersebut

direfleksikan kembali (bola memantul) ke arah kita. Jadi, pada saat yang

bersamaan kita adalah subjek dan objek dari tindakan kita. Bila diterapkan dalam

kasus self esteemnya, cenderung mandiri. Meskipun demikian, kita tidak dapat

memahami pengertian sebab akibat karena persepsi dan tindakan ini terjadi

secara simultan atau secara refleksif. Proses persepsi dan tindakan ini bergerak

dalam siklus yang terus berlangsung tanpa titik awal ataupun akhir.

Pada sisi lain, indiividu memperoleh konsep dirinya (identitasnya yang spesifik

sebagai individu) melalui interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, orang

mengevaluasi tindakannya terutama dengan mempersepsi dan mengevaluasi

reaksi orang lain terhadap tindakan kita. Reaksi orang lain ini membuat tindakan

kita jauh lebih berarti, dan ini berarti bahwa sebenarnya orang lain telah

memberikan patokan di mana kita dapat mengukur konsep diri kita.

Menggunakan orang lain sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita,

disebut menggunakan social self . Pengertian ini juga dikenal dengan istilah

“looking glass self”, yang menggambarkan bagaimana kita mengembangkan

konsep diri melalui interaksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan

informasi mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi tersebut

untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita.

Aspek lain dari pengembangan kesadaran diri melalui interaksi sosial adalah

self monitoring. Self monitoring memungkinkan kita untuk menyadari perilaku-

perilaku yang dianggap sesuai untuk suatu social tertentu. Meskipun self

monitoring biasanya mengacu pada kepekaan terhadap perilaku kita sendiri, kita

dapat pula mempelajari perilaku apa yang secara social dianggap sesuai melalui

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 22
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

pengamatan terhadap tindakan orang lain. Self monitoring adalah suatu

kemampuan di mana tingkatannya berbeda-beda pada setiap orang. Karena

merupakan suatu kemampuan, self monitoring seseorang dapat dilatih dan

diperbaiki. Sehingga orang akan menjadi lebih menyadari konsep dirinya, seiring

dengan meningkatnya pemahaman tentang interaksi social yang sesuai.

Kemampuan ini akan membuat kita menjadi lebih efektif dalam komunikasi

antarpribadi.

Konsep diri bukan merupakan sesuatu yang tetap, selalu berubah, terus-

menerus berkembang, dan selalu diterpa oleh informasi baru untuk

dipersepsikan dan diinterpretasikan. Setiap kali kita terlibat dalam komunikasi,

kita akan mendapat tambahhan informasi melalui “looking-glass self ” dan selalu

mencocokkanya dengan kondisi konsep diri pada saat itu. Informasi tersebut

tentu saja dapat mengkonfirmasikan atau memperkuat konsep diri kita, tetapi

dapat pula mempertanyakan, meragukan, menyangkal, dan mengubah konsep

diri kita. Jadi, apa pun efeknya, informasi akan selalu menerpa dan

mempengaruhi konsep diri kita. Dari pengertian tersebut, konsep diri tidak

pernah dalam kondisi tetap, melainkan selalu dalam keadaan berubah atau

berkembang. Inilah yang disebut dengan becoming self, artinya konsep diri selalu

dalam state of becoming atau proses menjadi konsep diri. Pengertian becoming

ini sekaligus menunjukkan bahwa perubahan konsep diri tidak terjadi secara

mendadak atau drastis, melainkan secara gradual melalui aktivitas sehari-hari

kita.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 23
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Memahami Orang Lain dalam Komunikasi

alam setiap komunikasi yang melibatkan dua orang, akan terdapat diri pribadi

yang harus di kenali, yaitu diri kita sendiri dan diri orang lain yang menjadi

partner komunikasi kita. Upaya mengenali orang lain bukanlah persoalan

sederhana. Upaya ini menyangkut proses psikologis, yaitu persepsi, dan seperti

telah kita ketahui, persepsi memiliki banyak kelemahan sebagai dasar untuk

memperoleh pengetahuan. Anatara lain persepsi tidak akurat, selektif, subjektif,

dan sebagainya. Dalam mempersepsi orang lain, kita harus membuat kesimpulan

berdasarkan informasi yang tidak lengkap, yaitu informasi yang hanya diperoleh

melalui kelima indra kita. Maka, ketika kita berkomunikasi, kita akan

mendasarkan persepsi terhadap orang lain atas perilaku komunikasinya yang

dapat diamati.

Meskipun sesungguhnya banyak informasi yang kita perlukan untuk

melakukan persepsi terhadap orang lain, namun ada tiga jenis informasi

terpenting yang perlu kita katahui, yaitu tujuan orang tersebut, kondisi

internalnya (psikologis), dan kesamaan antara kita dengan orang tersebut.

Mempersepsi tujuan orang memiliki beberapa arti bagi kita. Pertama adalah

sebagai mekanisme proteksi, yaitu kita ingin mengetahui apa yang

diharapakannya dari kita melalui komunikasi yang dia lakukan. Kedua, melalui

pemahaman terhadap tujuan orang, kita dapat mengevaluasi kesungguhan atau

akurasi dari penampilannya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa kita

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 24
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

menganggap sebagian besar perilaku memiliki tujuan tertentu, dan kita

menggunakan persepsi untuk mengenali secara cermat apa tujuan orang lain.

Adalah tidak mungkin bagi kita secara nyata mengamati kondisi internal

orang lain. Namun melalui pengamatan terhadap perilakunya, kita dapat

menyimpulkan bagaimana sikap, keyakinan dan nilai orang tersebut. Ada

anggapan bahwa elemen non verbal dari perilaku merupakan refleksi yang paling

akurat dari perasaan atau kondisi internal seseorang. Sementara itu, adanya

kesamaan antara kita dengan orang yang kita ajak berkomunikasi akan mendoro

rasa saling menyukai. Keadaan semacam ini akan membantu kita untuk merasa

lebih nyaman dalam melanjutkan komunikasi.

Setelah kita memperoleh informasi tentang orang lain yang dibutuhkan,

apa yang harus dilakukan dengan informasi tersebut. Dalam komunikasi

antarpribadi, setiap partisipasi perlu mengenali partisipan lainnya dalam rangka

mencapai dua tujuan, yaitu mengurangi ketidakpastian (uncertainly reduction)

dan perbandingan sosial (social comparison). Ketika kita pertama kali bertemu

dengan seseorang, biasanya akan muncul banyak pertanyaan didalam benak kita.

Siapa orang ini ? Apa yang diinginkannya dari kita ? kita memasuki suatu sistem

komunikasi tanpa kejelasan. Selanjutnya kita akan berkomunikasi untuk

menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan kita tadi. Dari situasi

ketidakjelasan kita berusaha untuk mengeliminasi sebagian dari ketidakjelasan

tadi dalam rangka memperoleh gambaran mengenai perilaku apa yang sesuai

untuk situasi tersebut. Jadi, dalam tahap awal komunikasi antarpribadi, kita akan

berusaha mengurangi jumlah ketidak pastian yang kita rasakan mengenai apa

yang harus kita lakukan. Pada sisi lain, upaya ini juga sekaligus merupakan

proses pemaknaan, yaitu proses mengeliminasi makna-makna yang tidak sesuai

hingga tersisa beberapa makna yang kita anggap sesuai. Dengan menggunakan

proses eliminasi, kita akan mendapatkan pemahaman dan makna melalui

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 25
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

pengurangan ketidakpastian. Sehingga berlangsung proses persepsi yang kita

lakukan terhadap orang lain.

Perbandingan sosial adalah proses membandingkan diri kita dengan orang

lain. Mengutip Leon Festinger, Fisher (1987:160) yang mengemukakan bahwa

orang biasanya melakukan evaluasi diri, yaitu suatu cara untuk mengetahui diri

kita sendiri (konsep diri). Selain itu kita juga ingin mengetahui bagaimana menilai

diri kita (self esteem). Sebagai manusia, kita selalu ingin merasa ”baik”, oleh

sebab itu kita melakukan proses evaluasi diri (seperti pendapat, ide, hasil-hasil

yang telah kita capai, konsep diri) dengan membandingkan diri kita pada orang

lain. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu peluang untuk melakukan

perbandingan sosial.

Ketika melakukan perbandingan sosial, kita cenderung untuk melakukan

dengan orang lain yang setara. Artinya, jarang kita membandingkan diri dengan

orang lain yang jauh di atas ukuran kita. Misalnya, kita membandingkan

keyakinan politik kita dengan orang yang memiliki keyakinan hampir sama,

status sosial ekonomi kita dengan orang lain yang statusnya hampir sama, dan

sebagainya. Jadi, perbandingan sosial bukanlah upaya untuk melakukan evaluasi

diri secara objektif. Meskipun demikian ini adalah cara yang sehat untuk menjaga

kestabilan konsep diri dan self esteem, karena jika kita membandingkan diri

dengan ukuran yang tidak setara maka resikonya adalah merosotnya self esteem

dan meningkatnya gangguan psikologis.

Perlu diingat bahwa proses mengurangi ketidakpastian dan perbandingan

sosial terbatas pada tahap ”pengenalan/mulai mengenal”, yaitu tahap awal dalam

komunikasi antarpribadi. Interaksi selanjutnya akan semakin mengurangi

ketidakpastian dan memperjelas bagaimana harus berinteraksi, dan biasanya juga

membawa kepada penemuan kesamaan. Setelah berhubungan selama beberapa

waktu, proses pengurangan ketidakpastian dan perbandingan sosial menjadi

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 26
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

tidak terlalu penting lagi. Misalnya, jika kita telah memupuk persahabatan

dengan seseorang, biasanya kita denagn orang tadi.

A. PERSEPSI TERHADAP ORANG LAIN

Proses mempersepsi orang lain mencakup persepsi terhadap karakteristik

fisik dan perilaku komunikasi orang tersebut. Stave Duck (1977) mengemukakan

bahwa perilaku orang akan membantu dalam tiga hal. Pertama, perilaku tersebut

mungkin akan terasa menyenangkan bagi kita karena kita akan selalu merasa

senang jika mendapat senyuman atau pujian misalnya. Kedua, perilaku tersebut

memberikan informasi yang dapat kita gunakan untuk membentuk semacam

kesan mengenai kondisi internal sesorang (kepribadian, sikap, keyakinan, nilai).

Ketiga, perilaku seseorang dapat memberikan perkiraan mengenai mengenai

kelanjutan hubungan di kemudian hari.

Untuk mengartikan perilaku orang dalam menyimpukan kepribadian dan

kondisi internalnya, adalah permainan tebak-tabakan, apakah kesimpulan kita

benar atau salah. Pada kenyataannya, persepsi kita terhadap orang lain memang

tidak bisa lebih dari tebakan/perkiraan. Hanya dengan informasi yang lebih

banyak yang kita peroleh seiring dengan berlangsungnya komunikasi atau

berlanjutnya hubungan maka kita dapat menebak dengan lebih baik/akurat

Bila seseorang melakukan persepsi, sebenarnya yang mengendalikan

penyimpulan terhadap apa yang dilakukannya adalah orang itu sendiri. Oleh

karenanya, untuk memahami proses mempersepsi ini adalah menyadari apa yang

terjadi dalam diri kita ketika perhatian kita tertuju kepada orang lain. Bahasan

berikut akan meguraikan tiga proses kognitif yang terjadi dalam mempersiapkan

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 27
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

orang lain, ketiganya adalah implicit personality theory, proses atribusi, dan

response sets

Implicit personality theory mengasumsikan orang sebagai psikolog amatir,

yang menggunakan perangkat psikologis untuk mempersepsi orang lain. Karena

pengalaman interaksi di masa lalu, kita telah mengenal berbagai ciri-ciri

psikologis/kepribadian yang berbeda dari berbagai orang yang berbeda. Maka,

ketika kita berinteraksi dengan orang dan mengamati perilakunya, kita dapat

mengurangi ketidakpastian mengenai diri orang tadi dengan mengevaluasi sesuai

dengan ciri-ciri psikologis yang telah kita kenal. Dengan informasi dari

perilakuorang tadi, kita dapat mengaplikasikan ciri-ciri kepribadian tadi

kepadanya hingga sampai pada suatu persepsi mengenai siapakah dia.

Menggunakan implicit personality berarti berusaha memahami individu

tertentu dengan menempatkan ciri-ciri individu tersebut ke dalam suatu

kerangka pemahaman. Ini merupakan kebalikan dari proses stereotyping. Ketika

melakukan stereotype terhadap sesorang, kita mulai dengan suatu klasifikasi

sosial secara umum dan menerapkannya pada orang tersebut tanpa tahu lebih

jauh tentang dirinya sebagai individu yang spesifik. Menggunakan implicit

personality theory, di mulai dengan individu dan mencoba

mengidentifikasikannya ke dalam klasifikasi sosial berdasarkan apa yang kita

ketahui tentang individu tersebut sebagai sosok yang spesifik/khas.

Proses atribusi adalah proses intrapribadi yang menempatkan penyebab

atas suatu peristiwa kepada seorang atau sesuatu. Proses persepsi ini

menempatkan ”locus of control” kepada seseorang (dispositional) atau kepada

konteks (situationa). Sebagai suatu bentuk proteksi, kita biasanya memandang

diri kita sendiri dalam pengertian situasional. Yaitu kita cenderung menimpakan

perilakukita yang tidak disukai kepada situasi, bukan kepada diri kita sendiri.

Seperti misalnya ”Keterlambatan ini bukan kesalahan saya, karena mobil saya

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 28
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

tidak bisa bergerak dalam kemacetan lalu lintas”. Sebaliknya, kita cenderung

mempersepsikan orang lain dalam pengertian disposisional. Ketika

memperhatikan seseorang, kita cenderung menempatkannya pada proses intra

pribadi, yaitu sesuatu yang terjadi di dalam orang tersebut. Misalnya, kita akan

berkata bahwa ”Dia sedang bingung. Sudah dua kali kami berpapasan dan dia

tidak mengenali atau menegurku”.

Proses atribusi memiliki arti penting bagi komunikasi dalam beberapa hal.

Pertama, proses ini membantu kita untuk menyusun penjelasan mengenai suatu

kejadian/peristiwa dengan mengggunakan pola-pola seperti yang telah

dicontohkan di atas. Kedua, proses ini secara relatif akurat menggambarkan

hubungan antara kondisi psikologis dengan perilaku. Meskipun kesesuaian antara

kondisi psikologis dan perilaku masih diperdebatkan (apakah perilaku benar-

benar merefleksikan kondisi psikologisnya), namun keduanya berfungsi secara

bersamaan dalam suatu siklus yang saling mempengaruhi. Dalam hal ini kita

biasanya merasa bahwa kondisi psikologis tidak mengendalikan perilaku kita

(perilaku kita tidak secara otomatis merefleksikan perasaan kita). Namun kepada

orang lain kita cenderung menganggap bahwa perilakunya mencerminkan kondisi

psikologisnya, dan ini menjadi acuan bagi kita untuk berperilaku terhadap orang

lain tersebut.

Ketiga, proses atribusi ini akan mempengaruhi hasil dari hubungan

antarpribadi (misalnya ingin meneruskan/meningkatkan hubungan), dan

meningkatnya hubungan juga akan mempengaruhi proses atribusi. Pada tahap

awal hubungan, masing-masing pihak belum merasa dekat (baru kenal, atau baru

sebagai teman biasa), kita cenderung menempatkan hal lain sebagai penyebab

suksesnya hubungan kita, yaitu pada hubungan itu sendiri (hubungan yang nyaris

sempurna, ada saling pengertan di antara kami, hubungan baik ini telah memberi

motiasi dan sebagainya). Dengan demikian, tataran intrapribadi (atribusi) dan

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 29
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

antarpribadi (hubungan) dari komunikasi saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya.

Response sets merupakan predisposisi tertentu yang dilakukan untuk

menanggapi orang lain. Proses ini mengandung lompatan penyimpulan dari

perilaku orang lain kepada perilaku kita ketika menanggapinya. Menyadari bahwa

kita tidak akan pernah mendapatkan cukup informasi untuk mengenali orang

lain secara utuh maka kita menggunakan response sets sebagai jalan pintas

melakukan penyimpulan. Oleh karenanya, dalam proses ini kesalahan dalam

mempersepsikan orang dapat mungkin terjadi. Response sets yang sangat umum

digunakan adalah ’hallo effect’, dan ’leniency effect’.

Kita merasakan hallo effect ketika kita terlalu menggenerelisasi perilaku

orang dalam suatu situasi kepada situasi lain yang sama sekali belum kita

ketahui. Misalnya, kita mengetahui perilaku teman kerja kita yang kurang

bertanggung jawab, seperti sering terlambat masuk, lambat dalam mengerjakan

tugas, dan sebagainya. Dari pengamatan ini, kita lalu menyimpulkan bahwa dia

akan berperilaku sama dalam berbagai bidang kehidupannya yang lain. Kita juga

menanggap dia kurang bertanggung jawab pada keluarganya, sering keluar

rumah, curang pada istrinya, dan sebagainya. Demikian pula dengan orang yang

kita kenal ramah, lalu kita menganggap dia juga akan ramah kepada orang-orang

lainnya. Persoalan yang muncul dari ’hallo effect’ ini adalah bahwa kita

mengabaikan situasi yang dapat mempengaruhi tindakan orang. Kita melupakan

kenyataan bahwa yang akan berperilaku dan menampilkan peran yang berbeda

dalam situasi yang berbeda dan kepada orang yang berbeda.

Leniency effect adalah response sets lain di mana kita membiarkan

hubungan kita dengan seseorang mempengaruhi persepsi kita terhadap orang

tersebut. Misalnya, kita cenderung untuk mengidealkan teman kita dan sangat

toleran dalam menilainya. Kita terlalu berlebihan dalam menilai kebaikan-

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 30
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

kebaikannya dan sangat mentolerir perilakunya yang secara umum dianggap

kurang baik. Sehingga dalam persepsi kita dia hanya memiliki sedikit kekurangan

dibandingg begitu banyak kelebihannya. Oleh karenanya, mungkin kita tidak

habis mengerti kenapa banyak orang orang tidak menyukai teman kita yang

nyaris sempurna ini. Hal yang sebaliknya terjadi juga kepada orang yang tidak

kita sukai. Karena kita cenderung menilai kelewat rendah perilaku positifnya, dan

kelewat tinggi pada perilaku negatifnya.

Persepsi terhadap orang lain, seperti halnya persepsi terhadap diri sendiri,

terbuka bagi berbagai kesalahan. Oleh karenanya, persepsi terhadap orang lain

(akurat maupun tidak akurat) dapat menguntungkan atau merugikan dalam

proses hubungan atau komunikasi antarpribadi. Hal yang perlu dicamkan adalah

bahwa kita harus selalu terbuka bagi informasi tambahan dan menggunakannya

untuk memperbaiki persepsi kita terhadap orang lain.

B. PERILAKU TERHADAP ORANG LAIN

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif, kita berharap untuk dapat

mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita. Kita menginginkan orang

lain memiliki penilaian yang baik mengenai diri kita, paling tidak, memiliki kesan

bahwa kita konsisten dengan tujuan kita berkomunikasi kepadanya. Kita dapat

berharap agar orang lain memandang kita sebagai teman, pimpinan, pasangan,

dan berbagai peran sosial lainnya. Meskipun kita tidak dapat memkas orang

dalam mempersepikan diri kita, namun kita dapat melakukan sesuatu untuk

mengarahkan persepsi mereka. Kita dapat berperilaku dalam cara-cara tertentu

yang dapat mendorong ke arak kesan tertentu mengenai diri kita. Jadi, kewajiban

kita ketika berkomunikasi adalah memberikan informasi kepada orang lain,

melalui perilaku kita agar dapat digunakan untuk mempersepsikan diri kita

sesuai dengan yang kita harapkan.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 31
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Tindakan ini sesungguhnya sangat alamiah/wajar, artinya bukan selalu

merupakan upaya untuk berpura-pura atau menipu orang lain. Karena meskipun

beberapa perilaku kita mungkin pura-pura atau palsu, kita mengetahui pula

bahwa kita memiliki berbagai peran sosial yang berbeda bagi orang dan situasi

yang berbeda, yang akan mempengaruhi perilaku kita ketika berkomunikasi.

Beberapa konsep yang dapat menjelaskan hal ini antara lain impression

management, rhetorical sensitivity, attributional responses, dan konfirmasi antar

pribadi.

Erving Goffman (1963) seorang sosiolog mengemukakan bagaimana setiap

orang dalam kehidupan sehari-harinya terlibat dalam ”memerankan” dirinya

kepada orang lain. Tindakan ini bukanlah upaya kepura-puraan/manipulatif,

melainkan bagian yang wajar dalam interaksi sosial yang disebut impression

management. Lebih lanjut dikemukakan bahwa setiap kali kita berperilaku

terhadap orang lain, tidak ada pilihan lain, kecuali mengarahkan kesan orang

tersebut terhadap kita. Kita tidak memiliki pilihan dalam arti, kita tidak bisa tidak

berperilaku. Persoalannya adalah apakah kita sadar akan upaya kita mengarahkan

kesan orang lain, bukan apakah kita melakukannya atau tidak

Impression management memandang komunikasi antarpribadi sebagai

sebuah drama atau sandiwara. Sebagai partisipan dalam komunikasi, kita bukan

hanya sebagai aktor, tetapi sekaligus penulisan skenario yang menulis naskah

”drama” kehidupan nyata ketika kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi.

Ketika kita mengarahkan kesan orang lain, kita menghadirkan diri kita dalam dua

bentuk perilaku, yaitu ”depan” dan ”belakang”. ”Depan” mengacu pada bagian

dari diri kita yang dapat diamati/tampak oleh orang lain, bagian ”depan” ini

menunjukkan bagian dari diri kita yang berada ”diatas panggung”. ”belakang”

mengacu pada perilaku ’dibalik panggung” kita yang kita lakukan ketika tidak ada

orang lain, atau kita tidak menyadari adanya orang lain yang hadir disekitar kita.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 32
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Perlu dipahami bahwa persoalan ”di atas panggung/depan” dan ”di balik

panggung/belakang” ini bukanlah mengacu pada perilakupura-pura atau

perilakusebenarnya. Keduanya adalah wajar, hanya saja yang satu merupakan

situasi sosial, sedangkan lainnya merupakan situasi pribadi. Misalnya kita senang

duduk sambil mengangkat kaki, ini biasanya hanya bisa kita lakukan bila sedang

sendiri, dengan hadirnya orang lain tentunya kita akan duduk secara lebih baik

untuk menanamkan kesan yang baik pula terhadap orang tersebut.

Uraian di atas menunjukkan bahwa sebenarnya impression management

merupakan perilaku yang lebih diarahkan oleh orang lain daripada diri kita

sendiri. Ketika kita menyadari perilaku kita, dan kita membiarkan orang lain

untuk mengarahkannya maka kita menilai kesesuaian perilaku kita sebagai

respons terhadap perilaku orang lain. Dalam impression management,

sesungguhnya fokus kita bukan pada memanipulasi orang lain tetapi lebih pada

bagaimana berperilaku rsponsif terhadap perilaku orang lain. Jadi, dengan

menyadari bahwa setiap perilaku kita adalah respons terhadap perilaku orang lain

maka kita telah berinteraksi secara wajar dan mampu mengendalikan kesan

orang terhadap diri kita.

Rhetorical sensitivity adalah konsep yang di kembangkan oleh Rod Hart

dan Don Burks (1972) yang mengacu pada kualitas persepsi yang di dasarkan

atas kemungkinan-kemungkinan (contingencies). Menjadi rhetorically sensitive

berarti peka terhadap orang lain. Tindakan ini mencakup pemilihan perilaku

komunikasi yang sesuai bagi kombinasi antara diri kita, orang lain, dan situasi

tertentu selama kegiatan komunikasi antarpribadi. Dengan kata lain, rhetorical

sensitivity berarti melakukan adaptasi/penyesuaian terhadap kemungkinan-

kemungkinan.

Terdapat lima karakteristik yang menandai rhetorical sensitivity. Pertama,

orang yang rhetorcally sensitive dapat menerima kompleksitas pribadi, yaitu

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 33
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

dapat memahami bahwa setiap individu merupakan kesatuan dari banyak diri

(multiple selves). Ingat pembahasan kita sebelumnya bahwa individu memiliki

banyak konsep diri yang berkaitan dengan berbagai peran sosial yang dimainkan

(teman, guru, ayah, suami dan sebagainya). Kedua, orang yang rhetorcally

sensitive menghindari sifat kaku/keras dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Ketiga, orang semacam ini akan mengimbangkan kepentingan pribadi dengan

kepentingan orang lain, suatu kepekaan yang disebut kesadaran interaksi

(interaction consciousness). Keempat, orang yang rhetorcally sensitive sadar

kapan harus mengkomunikasikan atau tidak mengkomunikasikan sesuatu dalam

situasi yang berbeda. Kelima, orang semacam ini menyadari bahwa suatu pesan

dapat dikemukakan melalui berbagai cara, dan dia dapat menyesuaikan cara

penyampaian pesan dalam situasi tertentu.

Attributional responsses merupakan cara lain penggunaan proses attribusi

melalui prilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain. Dalam hal ini kita

menanggapi dengan suatu cara yang secara jelas menunjukkan suatu makna

tertentu terhadap prilaku orang lain. Setiap tindak komunikasi dalam suatu

percakapan dalam menyertakan suatu ekspresi atau pernyataan atributif melalui

penilaian terhadap makna perilaku orang lain. Seseorang dalam menanggapi

ungkapan attribut orang lain yang di tujukan padanya memiliki beberapa pilihan.

Misalnya, menanggapi suatu ungkapan atributif seperti ”Kamu sebenarnya tidak

ingin pergi, kan?” maka kita dapat menyangkalnya (”Bukan begitu maksudku”),

atau menyetujuinya (”Karena situasinya sunggu sangat lelah”), atau mengalihkan

lokus atribusi (”karena situasinya sungguh tidak memungkinkan saya untuk

pergi”) . dengan kata lain, atribusi dapat di terapkan sebagai strategi percakapan

seperti halnya para proses persepsi, dan ketika kita menggunakannya sebagai

strategi, atribusi akan mempengaruhi keseluruhan alur percakapan.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 34
Teori Kimunikasi Antarpribadi : dimensi-dimensi
pribadi dan relasional

Konfirmasi antarpribadi merupakan tanggapan atau reaksi atas perilaku

orang lain. Konsep ini masih berkaitan dengan impression management. Ketika

kita berusaha untuk mengarahkan kesan maka pada saat yang bersamaan orang

lain pun melakukan hal yang sama kepada kita. Dalam menanggapinya kita

memiliki tiga alternatif, yaitu konfirmasi, menolak, atau diskonfirmasi. Jika kita

melakukan konfirmasi berarti kita menerima identifikasi diri orang lain seperti

yang ditampilkannya di hadapan kita. Misalnya kita berkata, ”Usulan kamu sangat

tepat, suatu gagasan yang bagus”. Ketika menolak, kita mengakui keberadaan

orang tersebut namun menyangkal definisi diri yang dia tampilkan, misalnya

”saya tidak percaya dengan apa yang kamu ceritakan”. Sementara itu

diskonfirmasi berarti lebih jauh dari sekedar penolakan. Ketika kita

mendiskonfirmasi penampilan orang lain, kita sepenuhnya mengabaikan pesan

orang lain dan menganggapnya tidak pernah di ucapkan. Misalnya teman kita

berkata, ”Sekarang saya ingin mandi air hangat. Badan saya lelah sekali setelah

seharian membetulkan atap rumah”, dan kita menjawab ”Kasihan. Kamu mau apa

sekarang?”. ketiga alternatif tersebut dapat membantu kita untuk memahami

komunikasi antar pribadi. Tanggapan yang mengkonfirmasi menandai sehatnya

hubungan sosial dan efektidnya komunikasi antarpribadi.

Bacaan kuliah Teori Komunikasi


Page 35

Anda mungkin juga menyukai