Analisis Efektivitas Peralatan Produksi
Analisis Efektivitas Peralatan Produksi
ABSTRAK
Dalam upaya menghadapi persaingan yang semakin ketat pada jenis industri
yang sama, perusahaan dituntut mempunyai strategi yang baik dalam mengelola
peruasahaan, dengan berinovasi dan menjalankan siklus penyempurnaan yang
berkesinambungan pada segala aspek. Penelitian ini memaparkan hasil analisis
sistem pemeliharaan pada PT. Bahari Dwikencana Lestari yang telah
melakukan pemeliharaan yang bersifat prefentif. Metode yang digunakan adalah
Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan rata-rata efektivitas
keseluruhan peralatan dan mesin yaitu: 86%, maka sistem pemeliharaan yang
saat ini diterapkan sudah bagus dan memadai, hal ini dapat dilihat dari standar
yang ditetapkan oleh JIPM (>85%). Melalui analisis sebab akibat sistem
pemeliharaan pada PT.Bahari Dwikencana Lestari dapat disimpulkan bahwa
faktor kegagalan sistem pemeliharaan adalah metode, mesin dan manusia dan
hasilnya memberikan usulan perbaikan terhadap sistem pemeliharaan dengan
menggunakan PDCA.
PENDAHULUAN
Terhentinya suatu proses di lantai produksi seringkali disebabkan adanya
masalah dalam fasilitas produksi, misalnya kerusakan–kerusakan mesin yang
tidak terdeteksi selama proses produksi berlangsung yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi. Hal ini tentu sangat merugikan perusahaan karena
selain dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen juga mengakibatkan
adanya biaya-biaya yang harus dikeluarkan akibat kerusakan tersebut. Salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh divisi produksi adalah bagaimana melaksanakan
proses produksi se-efisien dan se-efektif mungkin. Fungsi pemeliharaan bukanlah
suatu pemborosan tetapi merupakan suatu bentuk investasi dalam sistem
manufacture yang maju. Investasi ini akan menghasilkan peningkatan kualitas,
keamanan, kehandalan, fleksibilitas dan waktu tunggu.
1
Peningkatan efektivitas dari fasilitas produksi perusahaan bukan hanya terbatas
pada perawatan fasilitas kerja saja tetapi juga sumber daya manusia. Penelitian ini
memaparkan hasil penelitian yang difokuskan pada:.
METODE PENELITIAN
1. Availability
Availability adalah rasio dari lamanya waktu suatu mesin pada suatu pabrik
digunakan terhadap waktu yang ingin digunakan (waktu tersedia).
Availabilitymerupakan ukuran sejauh mana mesin tersebut dapat berfungsi.
Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur availability rasio
adalah:
2. Performance Efficiency
Performance efficiency adalah rasio dari apa yang sebenarnya dengan yang
2
seharusnya dihasilkan pada periode tertentu atau dengan kata lain perbandingan
tingkat produksi aktual dengan yang diharapkan. Tiga faktor yang dibutuhkan
untuk menghitung performance efficiency adalah:
Avaibility > 90 %
Performance Efficiency > 95 %
Quality Product > 99 %
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
2 Oktober 5.20 1.5
3 Nopember 6.00 1.5
4 Desember 5.30 1.5
5 Januari 4.30 1.5
6 Pebruari 7.00 1.5
7 Maret 2.30 1.5
8 April 7.00 1.5
9 Mai 5.20 1.5
10 Juni 6.00 1.5
11 Juli 5.00 1.5
12 Agustus 6.30 1.5
5
Gambar 1 Kerusakan mesin PT. BDL
6
hasil perhitungan performance Efficiency dapat dilihat pada Tabel 6
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi peralatan produksi yang
digunakan berkisar antara 86,34% hingga 98,85% dengan rata-rata performance
Efficiency secara keseluruhan untuk satu periode adalah 91,06%. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat performance efficiency masih kurang dari yang
seharusnya dicapai oleh operasional mesin secara maksimal (secara tioritis adalah
100%, tetapi pada realitas operasional atau target perusahaan dikatakan bahwa
mesin memiliki tingkat performance efficiency yang tinggi apabila mencapai
target lebih dari 95%).
Berdasarkan tingkat performance efficiency mesin dapat dikataka bahwa
mesin belum efisien dalam operasionalnya. Ini merupakan salah satu pemborosan
yang harus diantisipasi, karena akan meningkatkan biaya operasi dan perusahaan
harus berupaya agar produksi berada pada titik optimal.
Pada pabrik kelapa sawit PT.Bahari Dwikencana Lestari untuk tingkat mutu
telah ditentukan dengan melihat kadar kotoran yang terkandung yaitu 0,05%.
Asam Lemak Bebas 4,70% dan kadar air minyak 0,25%, maka mutu yang telah
ditetapkan adalah 95%.
Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) didasarkan pada tiga
perhitungan yang telah dilakukan yaitu tingkat availability, tingkat performance
efficiency dan rate of quality. Maka rumus yang digunakan untuk menghitung
OEE adalah:
OEE = Availability x Performance Efficiency xRate of Quality
7
Rata – rata efektifits keseluruhan peralatan dan mesin (OEE) yang diperoleh
adalah 85.66 %. Hasil perhitungan tingkat efektifitas peralatan secara keseluruhan
(OEE) diperlihatkan pada Tabel 7.
gambar 2. Grafik
8
nilaOEE
Sistem pemeliharaan yang diterapkan oleh PT. Bahari Dwikencana Lestari
telah baik, hal ini ditandai dengan hasil perhitungan nilai OEE yang telah
memenuhi standar JIPM. Melalui hasil perhitungan ketiga faktor di atas maka
secara ringkas dapat digambarkan diagram tulang ikan (fish-bone) seperti
diilustrasikan pada Gambar 3.
9
mesin siap untuk dijalankan, jika ada kelainan atau kerusakan segera
informasikan kepada bagian mekanik dan elektrikal, kemudian kegiatan
pemeliharaan mesin ditulis pada kartu lembar rencana kerja.
2. Do yaitu melaksanakan pekerjaan/tindakan sesuai dengan perencanaan dengan
mengumpulkan baseline information tentang riwayat mesin, umur mesin dan
bagaimana merawatnya. Kemudian melakukan sosialisasi sistem pemeliharaan
mesin kepada operator melalui pendidikan dan pelatihan serta membentuk tim
kecil.
3. Check yaitu melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan dengan memonitor
kegiatan pemeliharaan dari lembar rencana kerja dan melakukan evaluasi
pekerjaan serta mengaudit hasil pekerjaannya.
4. Action adalah melaksanakan rapat dengan manajemen dan melakukan
perbaikan serta menyusun rencana baru.
Siklus PDCA ini menerapkan perubahan guna meningkatkan proses dan merujuk
pada fungsi perbaikan. Siklus PDCA secara jelas diilustrasikan pada Gambar 4.
PT. Bahari Dwikencana Lestari yang semula dilakukan oleh bagian pemeliharaan
harus diubah menjadi tanggung jawab bersama yang artinya menyeluruh pada
semua bagian oleh semua orang/karyawan yang berkaitan dengan kualitas
pemeliharaan. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh PT. Bahari Dwikencana
Lestari dalam menyempurnakan program pemeliharaan kualitas yang telah ada
antara lain:
1. Setiap bagian harus memiliki prosedur kerja, instruksi kerja yang sesuai dan
jelas.
2. Adanya rencana kerja terhadap mesin/peralatan.
10
3. Harus dibuat suatu dokumentasi riwayat kerusakan mesin.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dipaparkan
sebagai berikut:
11