861-Article Text-2437-1-10-20171109
861-Article Text-2437-1-10-20171109
Ion
dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif
REMOVAL KLORIDA, TDS DAN BESI PADA AIR PAYAU MELALUI PENUKAR ION DAN
FILTRASI CAMPURAN ZEOLIT AKTIF DENGAN KARBON AKTIF
Abstrak
Salah satu sumber air yang masih banyak digunakan oleh masyarakat adalah air sumur
gali, akan tetapi tidak semuanya memenuhi syarat kesehatan, terutama apabila air yang ada di
sumur gali tersebut bersifat payau. Agar air payau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar garamnya, salah satunya
adalah dengan menggunakan media pengolahan karbon aktif, zeolit aktif dan resin penukar ion.
Penelitian bertujuan untuk membandingkan efisiensi penurunan kadar parameter uji, yaitu
besi, klorida dan TDS pada air payau terhadap masing – masing varian reaktor, yaitu varian
reaktor A (50% zeolit aktif : 50 % karbon aktif); varian reaktor B (25% zeolit aktif : 75 % karbon
aktif); varian reaktor C (75% zeolit aktif : 25 % karbon aktif). Air payau akan masuk pada tabung
filtrasi terlebih dahulu yang berisi media filter campuran antara zeolit aktif dan karbon aktif,
selanjutnya mengalir ke tabung yang berisi resin penukar kation dan anion.
Penelitian ini menggunakan media zeolit aktif dan karbon aktif yang mempunyai ukuran ±
6.3 mm, resin penukar kation AMBERLITE™ IR120 Na dan resin penukar anion AMBERLITE™
IRA402 Cl. Ketebalan media pengolahan sebesar 70 cm pada masing-masing tabung reactor,
dengan tinggi tabung reaktor 100 cm. Debit aliran ditentukan sebesar 0.3 L/menit.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa variasi campuran C dengan komposisi 75% zeolit
aktif : 25 % karbon aktif mempunyai efisiensi penurunan yang paling tinggi diantara variasi
lainnya,yaitu mampu menurunkan kadar besi sebesar 67%, kadar klorida 65% dan kadar TDS
63%. Semakin banyak jumlah zeolit pada campuran media antara zeolit aktif dan karbon aktif,
maka mempunyai efisiensi penurunan yang semakin tinggi terhadap kadar parameter TDS, klorida
dan besi.
Kata kunci : pengolahan air payau, zeolit aktif, karbon aktif dan penukar ion.
Variasi C (75% zeolit aktif : 25% karbon 1) Untuk mengetahui berapa persen
penurunan kadar klorida ( Cl - ) dalam air
aktif)
dari pengolahan yang dilakukan pada tiga
macam variasi campuran zeolit aktif dan
d) Resin penukar ion pada semua variasi
karbon aktif.
kondisinya sama dan tidak ada
2) Untuk mengetahui berapa persen
perbedaan.
penurunan kadar besi ( Fe ) dalam air dari
e) Kecepatan alir pada masing – masing
pengolahan yang dilakukan pada tiga
variasi adalah sama, yaitu 0,3 L/menit.
macam variasi campuran zeolit aktif dan
f) Tinggi kolom media pengolahan sama
karbon aktif.
semua, yaitu 70 cm.
3) Untuk mengetahui berapa persen
g) Paramater uji yang digunakan untuk
penurunan kadar TDS dalam air dari
mengetahui efektivitas proses adalah
pengolahan yang dilakukan pada tiga
parameter uji klorida, besi dan total
macam variasi campuran zeolit aktif dan
padatan terlarut ( TDS ).
karbon aktif.
h) Untuk mengetahui hasil yang
representatif, maka dilakukan 4) Untuk mengetahui komposisi campuran
yang paling efektif antara zeolit teraktifasi
pengambilan sampel air hasil pengolahan
sebanyak 3 ( tiga ) kali untuk masing – dengan karbon aktif dalam menurunkan
kadar parameter uji.
masing variasi setelah debit aliran stabil,
dengan jedah waktu antar pengambilan 5) Untuk mengetahui apakah air hasil
pengolahan sudah memenuhi baku mutu
selama 30 menit.
2. Ruang lingkup penelitian air bersih sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416 tahun 1990.
Manfaat Penelitian
Penelitian filtrasi ini diterapkan di
laboratorium workshop-rekayasa lingkungan 1. Mendapatkan suatu teknologi alternatif
UNIPA Surabaya dan dianalisis oleh yang sederhana dan mudah dalam
laboratorium uji kualitas lingkungan BLH Prop pengoperasiaannya sehingga dapat
Jatim. Contoh uji diambil dari air sumur di menurunkan kadar garam atau mineral
daerah Wonorejo Indah Timur VII/10 pada air.
Kecamatan Rungkut dengan sifat fisik 2. Memberikan data informasi tentang
teknologi pengolahan yang dilakukan pada
berbau, berwarna, payau.
penelitian ini untuk menurunkan kadar
garam atau mineral dalam air dengan
menggunakan proses pertukaran ion yang 3. Sebagai bahan kajian dan referensi kepada
dipadukan dengan filtrasi (menggunakan penelitian berikutnya untuk dapat
media campuran antara zeolit aktif dan mengembangkan hasil yang diperoleh dari
karbon aktif). penelitian ini dan mencoba berbagai variasi
percobaan sehingga nantinya akan
4. memperoleh data yang lebih lengkap tak semudah pada air tanah dangkal
tentang kemampuan teknologi yang karena harus digunakan bor dan
digunakan pada penelitian ini. memasukkan pipa kedalamannya
sehingga dalam suatu kedalaman
KAJIAN PUSTAKA biasanya antara 100-300 m2.
kandungan Na+ dan Cl- dalam air menjadi 2) waktu pengaliran larutan regenerasi
berkurang atau hilang. harus tepat.
Operasi sistem pertrukaran ion
dilakukan dalam empat tahap, yaitu : d) Tahap Pembilasan
terbentuk selama proses aktifasi. Pada membentuk amorf yang sebagian besar
micropore inilah sebagian besar peristiwa terdiri dari karbon bebas dan memiliki
adsorpsi terjadi. permukaan dalam yang berongga, warna
Sedangkan sifat zeolit sebagai hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan
penukar ion karena adanya kation logam mempunyai daya serap yang jauh lebih
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat besar dibandingkan dengan karbon yang
bergerak bebas di dalam rongga dan dapat belum menjalani proses aktivasi.
dipertukarkan dengan kation logam lain Secara umum, aktivasi adalah
dengan jumlah yang sama. Akibat struktur mengubah karbon dengan daya serap
zeolit berongga, anion atau molekul rendah menjadi karbon yang mempunyai
berukuran lebih kecil atau sama dengan daya serap tinggi. Untuk menaikan luas
rongga dapat masuk dan terjebak. permukaan dan memperoleh karbon yang
Pengolahan zeolit secara garis berpori, karbon diaktivasi, misalnya dengan
besar dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu menggunakan uap panas, gas
preparasi dan aktivasi : karbondioksida dengan temperatur antara
700-1100o C, atau penambahan bahan-
1) Tahapan preparasi bahan mineral sebagai aktivator. Selain itu
zeolit diperlakukan sedemikian rupa agar aktivasi juga berfungsi untuk mengusir tar
yang melekat pada permukaan dan pori-pori
mendapatkan zeolit yang siap olah.
karbon. Aktivasi menaikan luas permukaan
Tahap ini berupa pengecilan ukuran dan dalam ( internal area ), menghasilkan
pengayakan. Tahapan ini dapat volume yang besar, berasal dari kapiler
menggunakan mesin secara keseluruhan kepiler yang sangat kecil, dan mengubah
atau dengan cara sedikit konvensional. permukaan dalam dari struktur pori.
Menghasilkan volume yang besar, berasal
2) Tahapan aktivasi dari kapiler-kapiler yang sangat kecil, dan
Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan mengubah permukaan dalam dari struktur
cara pemanasan atau penambahan pori.
pereaksi kimia baik asam maupun basa:
Klorida
(a) Aktivasi pemanasan, dilakukan zeolit Klorida adalah ion yang terbentuk
dari unsur klor yang mendapatkan satu
dalam pengering putar menggunakan
elektron untuk membentuk suatu anion atau
bahan umpan yang mempunyai kadar ion yang bermuatan negative ( Cl- ). Kata
air sekitar 40%, dengan suhu tetap klorida dapat pula diartikan sebagai
230 0C dan waktu pemanasan selama senyawa kimia dimana satu atau lebih atom
tiga jam. klornya memiliki ikatan kovalen dalam
molekul. Tingkat toksisitas klorida
(b) Penambahan pereaksi kimia, dilakukan tergantung pada gugus senyawanya,
di dalam bak pengaktifan dengan misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat
NaOH dan H2SO4, dimaksudkan tidak beracun, tetapi karbonil khlorida sangat
untuk memperoleh temperatur yang beracun. Di Indonesia, Khlor digunakan
dibutuhkan dalam aktivasi. Zeolit yang sebagai desinfektan dalam penyediaan air
telah diaktivasi perlu dikeringkan minum. Dalam jumlah banyak, klorida akan
terlebih dahulu, pengeringan ini dapat menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa
dilakukan dengan cara menjemurnya sistem penyediaan air panas. Sebagai
di bawah sinar matahari. desinfektan, residu khlor di dalam
penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi
Karbon Aktif khlor ini dapat terikat pada senyawa organic
Karbon berpori atau lebih dikenal dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-
dengan nama karbon aktif, digunakan HC) banyak diantaranya dikenal sebagai
sebagai adsorben untuk menghilangkan senyawa-senyawa karsinogenik.
warna, pengolahan limbah, pemurnian air. Beberapa dampak yang ditimbulkan
Karbon aktif adalah arang yang telah oleh klorida pada lingkungan adalah
mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi
kimianya karena dilakukan perlakuan pada logam karena sifatnya yang korosif,
aktifisasi dengan aktifator bahan bahan ikan dan biota air tidak bisa bertahan hidup
kimia ataupun dengan pemanasan pada dalam kadar klorida yang tinggi serta
temperatur tinggi. Karbon aktif akan
52 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif
kerusakan ekosistem pada perairan terbuka adalah alat dicelupkan ke dalam larutan dan
atau eutrofikasi. secara otomatis akan keluar hasil kadarnya.
Metode yang digunakan dalam
penentuan kadar klorida adalah Besi
argentometri (Mohr) dengan prinsip Besi adalah logam dalam kelompok
pengujiannya Senyawa klorida dalam contoh makromineral di dalam kerak bumi, tetapi
uji air dapat dititrasi dengan larutan perak termasuk dalam kelompok mikro dalam
nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa sistem biologi. Pada umumnya besi yang
(pH 7 sampai dengan pH 10), menggunakan ada di dalam air dapat bersifat terlarut
larutan indikator kalium kromat. Perak sebagai Fe2+ atau Fe3+. Dalam keadaan
klorida diendapkan secara kuantitatif tereduksi ion besi di dalam air berada dalam
sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang bentuk fero ( ion besi dengan valensi II ).
ditandai dengan mulai terbentuknya Apabila terdapat bahan oksidator atau
endapan perak kromat yang berwarna karena pengaruh oksigen dari udara maka
merah kecoklatan. bentuk fero ini cepat teroksidasi menjadi ion
feri (ion besi dengan valensi III) dan dapat
TDS ( Total Dissolved Solid ) bereaksi lagi menjadi oksida yang tidak
Salah satu faktor yang sangat larut. Dalam keadaan asam, dimana pH-nya
penting dan menentukan bahwa air yang kurang dari 3,5 maka ion feri akan melarut.
layak konsumsi adalah kandungan TDS Bahan – bahan suspensi seperti limpur
(Total Dissolved Solid) atau total kandungan tanah liat dapat mengandung besi yang
unsur mineral dalam air. Contoh unsur akan melarut dalam asam. Besi dalam air
mineral dalam air adalah zat kapur, besi, dapat menyebabkan noda – noda pada
timah, magnesium, tembaga, sodium, pakaian, porselin dan sebagainya.
klorida, klorin dan lain-lain. Air yang Berdasarkan persyaratan kualitas
mengandung TDS tinggi, sangat tidak baik air minum yang dibuat oleh Permenkes
untuk kesehatan manusia. Mineral dalam air No.416/MENKES/PER/IX/199, kadar besi
tidak hilang dengan cara direbus. maksimum yang diperbolehkan sebesar 1,0
Bila terlalu banyak mineral mg/L. Besi dapat larut pada pH rendah dan
nonorganic di dalam tubuh dan tidak dapat menyebabkan air yang berwarna
dikeluarkan, maka seiring berjalannya waktu kekuningan, menimbulkan noda pada
akan mengendap di dalam tubuh yang pakaian dan tempat berkembang biaknya
berakibat tersumbatnya bagian tubuh. bakteri creonothrinx, oleh sebab itu kadar
besi tidak boleh lebih dari 1 mg/L, karena
Misalnya bila mengendap di mata akan dapat mempercepat pertumbuhan bakteri
mengakibatkan katarak, bila di ginjal akan tersebut dan dapat menimbulkan rasa serta
mengakibatkan batu ginjal atau batu bau (Sutapa, 2000).
empedu, di pembuluh darah akan Salah satu metode untuk pengujian
mengakibatkan pengerasan pembuluh darah logam besi yang tepat adalah dengan
, tekanan darah tinggi, stroke, dan lain lain. menggunakan metode spektrofotometer
serapan atom. Metode Atomic Absorbtion
Ada dua metode yang dapat Spectrophotometre (AAS) atau
Spektrofotometer Serapan Atom berprinsip
digunakan untuk mengukur kadar TDS
pada absorbs cahaya oleh atom. Atom-atom
dalam larutan, yaitu secara gravimetrik dan menyerap cahaya tersebut pada panjang
electrical conductivity (ukuran kemampuan gelombang tertentu, tergantung pada sifat
suatu bahan untuk mengahantarkan arus unsurnya. Dengan absorbsi energi, berarti
listrik). Prinsip penentuan TDS secara memperoleh banyak energi suatu atom pada
gravimetrik adalah sampel disaring dengan keadaan dasar dinaikan tingkat energinya
kertas saring yang mempunyai pori ketingkat eksitasi. Keberhasilan analisis ini
tergantung pada proses eksitasi dan
maksimum 2µm, kemudian filtrat diambil
memperoleh garis resonansi yang tepat
dengan volume tertentu dan ditempatkan (Puspita, 2007).
pada cawan, lalu dikeringkan di oven,
setelah itu baru ditimbang beratnya dan METODE PENELITIAN
dihitung untuk mendapatkan nilai kadarnya. Dalam penelitian ini, percobaan
Sedangkan prinsip electrical conductivity yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
penemuan - penemuan yang berkenaan
dengan aplikasi / penerapan teori-teori yang
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 53
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif
sudah dipaparkan. Sehingga penelitian ini Menanggal. Air hasil olahan dianalisa di
dapat disebut sebagai penelitian eksperimen Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan BLH
yaitu kesengajaan mengadakan manipulasi Prov. Jatim di Jl. Wisata Menanggal 38
sesuatu variabel atau kondisi dengan Surabaya.
langkah-langkah dan desain penelitian, Metode Pengumpulan Data
mulai dari persiapan reaktor, persiapan
media, persiapan dan pengambilan sampel, Metode pengumpulan data
melakukan treatment hingga pengujian dilakukan dengan cara metode eksperimen
terhadap parameter yang sudah ditentukan membandingkan kinerja pengolahan air
dan pengolahan data yang dihasilkan.
yang menggunakan media campuran zeolit
Adapun skema rancangan penelitian seperti
pada gambar 1 berikut : aktif dan karbon aktif terpadukan resin
penukar ion, dimana komposisi campuran
zeolit aktif dan karbon aktif bervariasi.
Ide studi removal Cl-, TDS, Fe melalui
penukar ion terpadukan campuran Indikator yang digunakan untuk mengetahui
zeolitaktif dengan karbon aktif kinerja sistem pengolahan tersebut adalah
efisiensi penurunan kadar klorida, besi dan
TDS. Filtrasi menggunakan pipa PVC
Studi literatur
dengan diameter 4 inchi dengan tinggi
kolom media 70 cm. Pengambilan sampel
Penelitian awal : air hasil olahan dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali setelah debit stabil, dengan jedah waktu
Uji kualitas air baku pengambilan selama 30 menit .
tabel 1. data hasil analisis reaktor variasi A tabel 3. data hasil analisis reaktor variasi C
PARAMETER UJI
PARAMETER UJI
NO ID sampel
N Klorida TDS Besi
ID sampel
O Klorida TDS Besi (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 Percobaan 1 337.2 685 0.81
Percobaa
1 n1 370.2 735 0.92 2 Percobaan 2 325.1 668 0.73
Percob - - -
4 air baku 934.4 1835 2.3 Cl Efisie Cl Efisie Cl
aan Ke Efisise
(mg/ nsi (mg/ nsi (mg/L
nsi (%)
L) (%) L) (%) )
Berdasarkan tabel 4 (Data dengan tipe variasi C (75% zeolit aktif : 25%
Penurunan Parameter Klorida) di atas, karbon aktif) yang mampu menurunkan
menunjukkan bahwa penurunan kadar kadar TDS sebesar 63.22%, sedangkan
klorida paling tinggi dihasilkan dari
penurunan kadar TDS paling rendah
pengolahan dengan tipe variasi C (75%
zeolit aktif : 25% karbon aktif) yang mampu dihasilkan dari pengolahan tipe variasi B
menurunkan kadar klorida sebesar 64.93%, (25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang
sedangkan penurunan kadar klorida paling mampu menurunkan kadar TDS sebesar
rendah dihasilkan dari pengolahan tipe 60.44%. Berikut ini adalah grafik batang
variasi B (25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang menunjukkan perbandingan efisiensi
yang mampu menurunkan kadar klorida penurunan kadar TDS pada setiap variasi :
sebesar 61.34%. Berikut ini adalah grafik
batang yang menunjukkan perbandingan grafik 2.grafik efisiensi penurunan kadar tds
efisiensi penurunan kadar klorida pada
setiap variasi :
grafik 1.grafik efisiensi penurunan kadar klorida
dihasilkan dari pengolahan tipe variasi B sebsear 54.99%, kadar besi sebesar
(25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang 55.36%; dan Variasi C mampu menurunkan
mampu menurunkan kadar besi sebesar kadar klorida sebesar 61.34%, kadar TDS
62.03%. Berikut ini adalah grafik batang
sebsear 60.44%, kadar besi sebesar
yang menunjukkan perbandingan efisiensi
penurunan kadar besi pada setiap variasi : 62.03%. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa variasi yang mampu menurunkan
grafik 3.grafik efisiensi penurunan kadar kadar parameter uji dengan efisiensi yang
Besi tinggi adalah variasi C (75% zeolit aktif :
25% karbon aktif), sedangkan efisiensi
penurunan parameter uji yang paling rendah
dihasilkan dari variasi B (25% zeolit aktif :
75% karbon aktif).
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
bergerak bebas didalam rongga dan dapat karbon aktif) mampu menurunkan
dipertukarkan dengan kation logam lain kadar TDS dengan efisiensi 63%.
dengan jumlah yang sama. Akibat struktur 3. Kadar besi mengalami penurunan
zeolit berongga, anion atau molekul dengan efisiensi yang bervariasi sebagai
berukuran lebih kecil atau sama dengan berikut :
rongga dapat masuk dan terjebak. a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50%
Sedangkan karbon mempunyai sifat karbon aktif) mampu menurunkan
sebagai adsorben yang dapat mengadsorpsi kadar besi dengan efisiensi 62%.
gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75%
atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung karbon aktif) mampu menurunkan
pada besar atau volume pori-pori dan luas kadar besi dengan efisiensi 55%.
permukaan. Hal yang tidak kalah penting c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
dalam menurunkan kadar parameter uji karbon aktif) mampu menurunkan
pada penenlitian ini adalah resin penukar kadar besi dengan efisiensi 67%.
ion. proses pertukaran ion melibatkan reaksi 4. Campuran variasi C (75% zeolit aktif :
kimia antara ion dalam fasa cair dengan ion 25% karbon aktif) adalah komposisi
dalam fasa padat. Ion-ion tertentu dalam campuran yang mempunyai efisiensi
larutan lebih mudah terserap oleh solid tertinggi diantara variasi campuran yang
penukar ion, dan karena elektronetralitas dilakukan dalam penelitian ini untuk
harus dijaga, solid penukar melepas ion dan menurunkan kadar parameter uji .
dipertukarkan ion dalam larutan. 5. Baku mutu air bersih berdasarkan
Peraturan menteri Kesehatan No. 416
SIMPULAN tahun 1990 untuk parameter klorida
1. Kadar klorida mengalami penurunan sebesar 600 mg/L, TDS 1000 mg/L dan
dengan efisiensi yang bervariasi sebagai besi 1 mg/L. Jadi kualitas air hasil olahan
berikut : yang dapat memenuhi baku mutu air
a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50% bersih adalah dari reaktor variasi C dan
karbon aktif) mampu menurunkan reaktor variasi A, sedangkan air dari
kadar klorida dengan efisiensi 61%. reaktor variasi B tidak memenuhi baku
b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75% mutu untuk parameter besi.
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar klorida dengan efisiensi 57%.
c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar klorida dengan efisiensi 65%.
2. Kadar TDS mengalami penurunan
dengan efisiensi yang bervariasi sebagai
berikut :
a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar TDS dengan efisiensi 60%.
b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar TDS dengan efisiensi 55%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2009.SistemPengolahanAir.http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-
pengolahan-air.html ( 24 Januari 2010 ).
Anonymous. Karbon aktif. http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_aktif ( 27 Januari 2010 )
Anonymous. Slow Sand Filter. http://en.wikipedia.org/wiki/slow_sand_filtration.
( 07 februari 2010 )
Anonymous. Activted carbon. http://en.wikipedia.org/wiki/activated_carbon.
(27 Januari 2010 )
Arfandy, Munsir, Teknik Penyediaan Air Bersih untuk Daerah Pedesaan “Skala
Prioritas Pemilihan Sumber Air”, Makalah dalam Proceeding Kursus Penyediaan
Air di Pedesaan, Bandung,1983.
58 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif
Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan , dan Syarifudin, 2005. Penghilangan Kesadahan Air
Yang Mengandung Ion Ca2+ Dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai
Penukar, JURNAL PENELITIAN Fakultas Teknik - UI, depok .hal 1-5
Bapedalda Propinsi Jatim, 2007. Pedoman Pemantauan Kualitas Air Sungai Di Jawa Timur.
Surabaya
Bell, R. G., 2001, What are zeolites? URL: http://www.bza.org/zeolites.html.
(27 Januari 2010 )
Collins, M. R. 1998. “Assessing Slow Sand Filtration and Proven Modifications.’’In Small
Systems Water Treatment Technologies: State of the Art Workshop. NEWWA Joint
Regional Operations Conference and Exhibition. Marlborough, Massachusetts.
Gede H Cahyono, 2009. Adsorpsi Karbon Aktif
http://gedehace.blogspot.com/2009/03/adsorpsi-karbon-aktif.html (27 januari 2010
).
Hassler, John W.1974. Activated Carbon. Chemical Publishing Co., Inc., NY.
Sutrisno, Joko, 2006. Buku Ajar Satuan Operasi. UNIPA. Surabaya
Nusa Idaman said, 1996. Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pair
Lambat “Upflow”, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html . ( 07
Februari 2010).
Peraturan menteri kesehatan RI No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas airbersih.
Robert C. Rice, 1974. Journal (Water Pollution Control Federation), Vol. 46, No. 4,
http://www.jstor.org/pss/25038184. (10 juli2010 ).
Reynold, 1982. the ecology of freshwater phytoplankton.
Rodhie, S. 2006. Pemanfaatan Zeolit Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Industri.
Hal 1-8
Setyo purwoto,2007.penyediaan air minum. Surabaya.
SNI-06-6989.12-2004 Tentang Pengujian Kesadahan.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk penelitian. Alfabeta, Bandung.
Tchobanoglous, Burton FL,1991. Waste water engineering. Mc Graw – Hill Inc.
Zaenal Abidin, 2006. Pengaruh Ketebalan Kombinasi Filter Zeolit dengan Karbon
aktif terhadap Penuruna Kesadahan Air Sumur Artesis di Sendangguwo, Tembalang, Kota
Semarang. http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-
zaenalabid-5224&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538. ( 10 juli 2010 )