Anda di halaman 1dari 13

Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar

Ion
dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

REMOVAL KLORIDA, TDS DAN BESI PADA AIR PAYAU MELALUI PENUKAR ION DAN
FILTRASI CAMPURAN ZEOLIT AKTIF DENGAN KARBON AKTIF

Oleh : Wahyu Nugroho *) dan Setyo Purwoto **)

Abstrak
Salah satu sumber air yang masih banyak digunakan oleh masyarakat adalah air sumur
gali, akan tetapi tidak semuanya memenuhi syarat kesehatan, terutama apabila air yang ada di
sumur gali tersebut bersifat payau. Agar air payau dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar garamnya, salah satunya
adalah dengan menggunakan media pengolahan karbon aktif, zeolit aktif dan resin penukar ion.
Penelitian bertujuan untuk membandingkan efisiensi penurunan kadar parameter uji, yaitu
besi, klorida dan TDS pada air payau terhadap masing – masing varian reaktor, yaitu varian
reaktor A (50% zeolit aktif : 50 % karbon aktif); varian reaktor B (25% zeolit aktif : 75 % karbon
aktif); varian reaktor C (75% zeolit aktif : 25 % karbon aktif). Air payau akan masuk pada tabung
filtrasi terlebih dahulu yang berisi media filter campuran antara zeolit aktif dan karbon aktif,
selanjutnya mengalir ke tabung yang berisi resin penukar kation dan anion.
Penelitian ini menggunakan media zeolit aktif dan karbon aktif yang mempunyai ukuran ±
6.3 mm, resin penukar kation AMBERLITE™ IR120 Na dan resin penukar anion AMBERLITE™
IRA402 Cl. Ketebalan media pengolahan sebesar 70 cm pada masing-masing tabung reactor,
dengan tinggi tabung reaktor 100 cm. Debit aliran ditentukan sebesar 0.3 L/menit.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa variasi campuran C dengan komposisi 75% zeolit
aktif : 25 % karbon aktif mempunyai efisiensi penurunan yang paling tinggi diantara variasi
lainnya,yaitu mampu menurunkan kadar besi sebesar 67%, kadar klorida 65% dan kadar TDS
63%. Semakin banyak jumlah zeolit pada campuran media antara zeolit aktif dan karbon aktif,
maka mempunyai efisiensi penurunan yang semakin tinggi terhadap kadar parameter TDS, klorida
dan besi.
Kata kunci : pengolahan air payau, zeolit aktif, karbon aktif dan penukar ion.

PENDAHULUAN Air payau merupakan salah satu


Salah satu sumber air yang masih banyak sumber air yang tidak dapat dimanfaatkan
digunakan oleh masyarakat adalah air sumur oleh manusia secara langsung untuk
gali, akan tetapi tidak semuanya memenuhi keperluan sehari-hari, maka dari itu perlu
syarat kesehatan. Faktor-faktor yang dapat dilakukan pengolahan-pengolahan terlebih
mempengaruhi rendahnya kualitas air sumur dahulu untuk mengurangi jumlah mineral
gali antara lain : musim, konstruksi, jenis dan atau kadar garamnya
kemiringan tanah, jarak dari sumber Pengolahan air menggunakan filtrasi
pengotoran dan perilaku makhluk hidup dan penukar ion merupakan teknologi yang
disekitarnya. mudah diterapkan dan lebih ekonomis
Bagi masyarakat yang tinggal dibandingkan dengan teknologi penyulingan.
didaerah pantai atau lokasi tanahnya yang Media filtrasi yang sering digunakan untuk
mengandung mineral tinggi, sebagian besar mengolah air payau adalah membran, zeolit
air sumur gali di daerah tersebut termasuk aktif, arang aktif, pasir dan lain-lain. Penukar
jenis air payau. Air payau atau brackish ion banyak didapatkan di tempat umum
Water adalah air yang mempunyai salinitas dengan berbagai macam produk, baik untuk
antara 0,5 ppt s/d 17 ppt. Sebagai penukar ion negatif (anion exchange)
perbandingan, air tawar mempunyai salinitas maupun penukar ion positif (cation
kurang dari 0,5 ppt dan air minum maksimal exchange)
0,2 ppt. Air payau mengandung natrium dan
klorida relatif tinggi serta Ca dan Mg yang *) Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
menyebabkan kesadahan. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 47


Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Perumusan Masalah

1. Batasan Penelitian 1. Berapa persen penurunan kadar klorida (


Cl- ) dalam air, dari pengolahan yang
a) Penelitian ini menggunakan proses dilakukan pada tiga macam variasi
penukar ion (ion exchanger) dan filtrasi campuran zeolit aktif dan karbon aktif.
campuran antara zeolit aktif dengan 2. Berapa persen penurunan kadar besi (
karbon aktif. Fe ) dalam air, dari pengolahan yang
b) Menggunakan tiga tabung reaktor dengan dilakukan pada tiga macam variasi
rincian tabung reaktor pertama diisi campuran zeolit aktif dan karbon aktif.
campuran zeolit aktif dan karbon aktif, 3. Berapa persen penurunan kadar TDS
tabung reaktor kedua diisi penukar kation dalam air, dari pengolahan yang
dan tabung reaktor ketiga diisi anion. dilakukan pada tiga macam variasi
campuran zeolit aktif dan karbon aktif.
4. Komposisi campuran (zeolit aktif
c) Zeolit aktif dicampur dengan karbon aktif dengan karbon aktif) mana yang mampu
dalam satu tabung reaktor dengan menurunkan kadar parameter uji paling
komposisi yang bervariasi, dengan tinggi diantara ketiga variasi yang
ketentuan : dilakukan.
Variasi A (50% zeolit aktif : 50% karbon 5. Apakah air hasil pengolahan sudah
aktif) memenuhi baku mutu air bersih sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Variasi B (25% zeolit aktif : 75% karbon No. 416 tahun 1990.
aktif) Tujuan Penelitian

Variasi C (75% zeolit aktif : 25% karbon 1) Untuk mengetahui berapa persen
penurunan kadar klorida ( Cl - ) dalam air
aktif)
dari pengolahan yang dilakukan pada tiga
macam variasi campuran zeolit aktif dan
d) Resin penukar ion pada semua variasi
karbon aktif.
kondisinya sama dan tidak ada
2) Untuk mengetahui berapa persen
perbedaan.
penurunan kadar besi ( Fe ) dalam air dari
e) Kecepatan alir pada masing – masing
pengolahan yang dilakukan pada tiga
variasi adalah sama, yaitu 0,3 L/menit.
macam variasi campuran zeolit aktif dan
f) Tinggi kolom media pengolahan sama
karbon aktif.
semua, yaitu 70 cm.
3) Untuk mengetahui berapa persen
g) Paramater uji yang digunakan untuk
penurunan kadar TDS dalam air dari
mengetahui efektivitas proses adalah
pengolahan yang dilakukan pada tiga
parameter uji klorida, besi dan total
macam variasi campuran zeolit aktif dan
padatan terlarut ( TDS ).
karbon aktif.
h) Untuk mengetahui hasil yang
representatif, maka dilakukan 4) Untuk mengetahui komposisi campuran
yang paling efektif antara zeolit teraktifasi
pengambilan sampel air hasil pengolahan
sebanyak 3 ( tiga ) kali untuk masing – dengan karbon aktif dalam menurunkan
kadar parameter uji.
masing variasi setelah debit aliran stabil,
dengan jedah waktu antar pengambilan 5) Untuk mengetahui apakah air hasil
pengolahan sudah memenuhi baku mutu
selama 30 menit.
2. Ruang lingkup penelitian air bersih sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416 tahun 1990.
Manfaat Penelitian
Penelitian filtrasi ini diterapkan di
laboratorium workshop-rekayasa lingkungan 1. Mendapatkan suatu teknologi alternatif
UNIPA Surabaya dan dianalisis oleh yang sederhana dan mudah dalam
laboratorium uji kualitas lingkungan BLH Prop pengoperasiaannya sehingga dapat
Jatim. Contoh uji diambil dari air sumur di menurunkan kadar garam atau mineral
daerah Wonorejo Indah Timur VII/10 pada air.
Kecamatan Rungkut dengan sifat fisik 2. Memberikan data informasi tentang
teknologi pengolahan yang dilakukan pada
berbau, berwarna, payau.
penelitian ini untuk menurunkan kadar
garam atau mineral dalam air dengan

48 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867


Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

menggunakan proses pertukaran ion yang 3. Sebagai bahan kajian dan referensi kepada
dipadukan dengan filtrasi (menggunakan penelitian berikutnya untuk dapat
media campuran antara zeolit aktif dan mengembangkan hasil yang diperoleh dari
karbon aktif). penelitian ini dan mencoba berbagai variasi
percobaan sehingga nantinya akan
4. memperoleh data yang lebih lengkap tak semudah pada air tanah dangkal
tentang kemampuan teknologi yang karena harus digunakan bor dan
digunakan pada penelitian ini. memasukkan pipa kedalamannya
sehingga dalam suatu kedalaman
KAJIAN PUSTAKA biasanya antara 100-300 m2.

Air Bersih 5. Mata air


Mata air yaitu air tanah yang keluar
Air bersih adalah salah satu jenis dengan sendirinya ke permukaan tanah
sumber daya berbasis air yang bermutu baik dalam hampir tidak terpengaruh oleh
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk musim dan kualitas atau kuantitasnya
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sama dengan air dalam.
mereka sehari - hari termasuk diantaranya
sanitasi. Macam - macam sumber air bersih Air merupakan zat pelarut yang
diantaranya : penting untuk makhluk hidup dan bagian
terpenting dalam proses metabolisme. Air
1. Air laut juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan
Air laut mempunyai sifat asin karena respirasi. Tubuh manusia terdiri dari 55%
mengandung garam NaCl 3%. sampai 78% air, tergantung dari ukuran
badan. Agar dapat berfungsi dengan baik,
2. Air Atmosfer tubuh manusia membutuhkan antara satu
Air atmosfer jatuh ke bumi dalam bentuk sampai tujuh liter air setiap hari untuk
air hujan. Air hujan mengandung banyak menghindari dehidrasi; jumlah pastinya
kotoran. Selain itu air hujan mempunyai bergantung pada tingkat aktivitas, suhu,
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa kelembaban, dan beberapa faktor lainnya.
Syarat kesehatan kualitas air didasarkan
penyalur maupun bak-bak reservoir,
pada peraturan menteri kesehatan RI No
sehingga hal ini akan mempercepat 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas
terjadinya korosi atau karatan. Air hujan air bersih.
mempunyai sifat sadah, sehingga akan
boros terhadap pemakaian sabun. Pengolahan Air

3. Air Permukaan Proses pengolahan air dapat


Air permukaan berasal dari aliran dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
langsung air hujan di permukaan bumi. pada rencana dan tujuan penggunaan air itu
sendiri. Ada beberapa istilah dalam sistem
4. Air tanah pengolahan air , misalnya ;
Air tanah adalah air yang berada di
bawah permukaan tanah di dalam zona 1. Pelunakan ( softening ).
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya
sama atau lebih besar dari tekanan Istilah ini digunakan dalam proses untuk
atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah menyingkirkan atau mengurangi
dangkal dan air tanah dalam. Air tanah kesadahan air.
dangkal, terjadi karena adanya daya
proses peresapan air dari permukaan 2. Pemurnian ( purification ).
tanah. Air dangkal ini ditinjau dari segi
Istilah ini berbeda dari pelunakan, yaitu
kualitas baik, segi kuantitas kurang dan
menyingkirkan atau menghilangkan
tergantung pada musim. Air tanah dalam,
bahan-bahan organik dan mikro
terdapat setelah lapis rapat air yang
organisme dari air.
pertama. Pengambilan air tanah dalam,
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 49
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

3. Demineralisasi. Faktor lain yang mempengaruhi sifat resin


adalah jenis gugus fungsi, yang menentukan
Istilah ini digunakan dalam proses untuk jenis tipe resin penukar ion yang dibentuk
mengurangi atau menghilangkan semua dan di luar pengaruh terhadap
kandungan mineral – mineral yang ada di kesetimbangan pertukaran dan selektivitas.
dalam air. Berdasarkan muatan ion yang dapat
Demineraslisasi sering digunakan dipertukarkan, resin pertukaran ion dapat
dalam proses pengolahan air di berbagai dikelompokkan menjadi :
industri atau sektor pelayanan publik dengan a) Resin pertukaran kation
1) Resin penukar kation asam kuat.
cara atau teknik yang berbeda – beda. Pada
Resin ini mengandung gugus
umumnya demineralisasi di pabrik fungsional yang diturunkan dari asam
digunakan untuk pengolahan air umpan kuat yang beroperasi dengan siklus H
boiler, air backwash, bahan baku penolong ( hidrogen ) seperti asam sulfat.
pada industri minuman atau makanan, dan Regenerasi dilakukan dengan
lain – lain. menggunakan larutan HCl atau
H2SO4. Efisiensi dari regenerasi resin
a) Distilasi (penyulingan) adalah proses ini antara 30% sampai 40%.
pemisahan komponen dari suatu 2) Resin penukar kation asam lemah.
campuran yang berupa larutan cair-cair Resin ini mengandung gugus
dimana karakteristik dari campuran fungsional yang diturunkan dari asam
tersebut adalah bercampur homogen dan lemah yang beroperasi dengan siklus
mudah menguap, selain itu komponen- karboksilat ( R-COOH ) seperti fenolat
komponen tersebut mempunyai atau asam karboksilat. Resin ini hanya
perbedaan tekanan uap dan hasil dari dapat memisahkan garam dari asam
pemisahannya menjadi komponen- kuat dan basa kuat saja. Efisiensi dari
komponennya atau kelompok - kelompok regenerasi resin ini mendekati 100%.
komponen. b) Resin pertukaran anion ( mengandung
b) Adsorpsi atau penyerapan adalah proses anion yang dapat dipertukarkan ). Resin
pemisahan bahan dari campuran gas ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
atau cair. Bahan yang akan dipisahkan 1) Resin penukar anion basa kuat.
ditarik oleh permukaan zat padat yang Resin ini mengandung gugus
menyerap (adsorben). fungsional yang berasal dari gugus
c) Proses penghilangan ion-ion atau mineral ammonium kuartener tipe I dan tipe II
yang terlarut dalam air dapat ( R-NR3 : OH ). Regenerasi dilakukan
menggunakan penukar ion (ion dengan menggunakan larutan NaOH
exchanger). atau NH4OH. Efisiensi dari regenerasi
resin ini antara 30% sampai 50%.
Resin Sintesis Penukar Ion 2) Resin penukar kation asam lemah.
Pada mulanya resin penukar ion Resin ini mengandung amina primer,
yang digunakan adalah dari material alami, sekunder dan atau tersier sebagai
namun dengan semakin majunya teknologi gugus fungsional ( R-NH2 ). Resin ini
dan ilmu pengetahuan, saat ini telah hanya dapat memisahkan asam kuat,
digunakan resin penukar ion sintetik yang di tetapi tidak bisa memisahkan asam
buat dari kapolimerisasi zat – zat tertentu lemah. Efisiensi dari regenerasi resin
yang mengandung ion pelarutan sebagai ini mendekati 100%.
gugus fungsinya. Proses pertukaran ion melibatkan
reaksi kimia antara ion dalam fasa cair
Pertukaran ion berlangsung dengan
dengan ion dalam fasa padat. Ion-ion
cara difusi fluida yang keluar masuk resin,
tertentu dalam larutan lebih mudah terserap
sehingga ion-ion yang lebih besar dari
oleh solid penukar ion, dan karena
ukuran tertentu tidak dapat bereaksi karena
elektronetralitas harus dijaga, solid penukar
seleksi tertentu dari derajat ikatan silang
melepas ion dan dipertukarkan ion dalam
resin. Gugus fungsi berupa asam atau basa
larutan. Dalam proses demineralisasi, maka
yang diikat oleh polimer pembentuk resin
sebagai contoh ; kation Na+ dan anion Cl-
dan menentukan sifat dasar dari resin yang
disisihkan dari air dan solid resin melepas
dibentuk. Jumlah gugus fungsi persatuan
ion H+ untuk ditukar dengan ion Na+, serta
berat resin menentukan kapsitas jasal atau
OH- ditukar dengan Cl - dari air sehingga
kapasitas paritik pertukaran yang dinyatakan
sebagai dry weight capasity (meq/g resin).
50 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

kandungan Na+ dan Cl- dalam air menjadi 2) waktu pengaliran larutan regenerasi
berkurang atau hilang. harus tepat.
Operasi sistem pertrukaran ion
dilakukan dalam empat tahap, yaitu : d) Tahap Pembilasan

a) Tahap Layanan Tahap pembilasan dilakukan untuk


menghilangkan sisa larutan regenerasi
Tahap layanan adalah tahap dimana yang terperangkap oleh resin.
terjadi reaksi pertukaran ion. Sifat dari Pembilasan dilakukan menggunakan air
tahap ini ditentukan oleh kosentrasi ion produk dengan aliran down flow dan
yang dihilangkan terhadap waktu atau dilakukan dalam dua tingkat, yaitu :
volume air produk yang dihasilkan. Hal
yang perlu diperhatikan pada tahap 1) Tingkat laju alir rendah untuk
layanan ini adalah kapasitas bahan menghilangkan larutan regenerasi.
pertukaran ion (Ion exchange load). 2) Tingkat laju alir tinggi untuk
Tahap layanan ini dilakukan dengan cara menghilangkan sisa ion.
mengalirkan air dari atas (down flow).
Zeolit
b) Tahap Pencucian balik
Zeolit merupakan suatu mineral
Tahap ini dilakukan jika kemampuan
yang dihasilkan dari proses hidrothermal
resin telah mencapai titik jenuh dan kotor.
pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya
Pencucian balik dilakukan dengan
ditemukan dalam celah – celah ataupun
mengalirkan air produk dari bawah ke
rekahan batuan. Selain itu zeolit juga
atas (up flow). Pencucian balik
merupakan endapan dari aktifitas vulkanik
mempunyai sasaran sebagai berikut :
yang banyak mengandung silica. Adanya
1) Pemecahan resin yang menggumpal. zeolit dialam berkontribusi dalam
2) Penghilangan partikel halus yang pembersihan lingkungan khususnya dalam
terperangkap dalam ruang resin. mereduksi pencemaran air. Karena sifat
3) Penghilangan kantong – kantong gas yang dimiliki oleh zeolit, maka mineral ini
yang terdapat dalam reaktor. dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang,
4) Pembentukan ulang lapisan resin
secara umum zeolit mampu menyerap,
bed dengan pengembangan bed
antara 50%. menukar ion dan menjadi katalis.
c) Tahap Regenerasi
Sifat zeolit sebagai adsorben dan
Tahap regenerasi adalah operasi penyaring molekul, dimungkinkan karena
struktur zeolit yang berongga, sehingga
penggantian ion yang telah jenuh dengan zeolit mampu menyerap sejumlah besar
ion awal yang semula berada dalam molekul yang berukuran lebih kecil atau
matriks resin dan pengembalian sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu
kapasitas ke tingkat yang diinginkan. kristal zeolit yang telah terdehidrasi
Larutan regenerasi harus dapat merupakan adsorben yang selektif dan
menghasilkan titik puncak dari ion yang mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Adsorpsi terjadi pada permukaan pori
digantikan. Larutan regenerasi untuk
membran. Partikel zeolit memiliki tiga tipe
kation menggunakan HCl atau H2SO4, pori, yaitu macropore dan micropore
sedangkan untuk anion menggunakan (masing-masing dengan ukuran >50nm dan
larutan NaOH. Operasi regenerasi <2nm). Di antara keduanya terdapat
dilakukan dengan mengalirkan larutan mesopore. Macropore merupakan jalan
regenerasi dari atas. Beberapa hal yang masuk ke dalam partikel menuju micropore.
perlu diperhatikan dalam proses Macropore tidak berkontribusi terhadap
besarnya luas permukaan membran zeolit.
regenerasi antara lain :
Sebaliknya, micropore adalah penyebab
besarnya luas permukaan membran zeolit.
1) Kosentrasi larutan harus selalu
Micropore tersebut sebagian besar
konstan.
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 51
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

terbentuk selama proses aktifasi. Pada membentuk amorf yang sebagian besar
micropore inilah sebagian besar peristiwa terdiri dari karbon bebas dan memiliki
adsorpsi terjadi. permukaan dalam yang berongga, warna
Sedangkan sifat zeolit sebagai hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan
penukar ion karena adanya kation logam mempunyai daya serap yang jauh lebih
alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat besar dibandingkan dengan karbon yang
bergerak bebas di dalam rongga dan dapat belum menjalani proses aktivasi.
dipertukarkan dengan kation logam lain Secara umum, aktivasi adalah
dengan jumlah yang sama. Akibat struktur mengubah karbon dengan daya serap
zeolit berongga, anion atau molekul rendah menjadi karbon yang mempunyai
berukuran lebih kecil atau sama dengan daya serap tinggi. Untuk menaikan luas
rongga dapat masuk dan terjebak. permukaan dan memperoleh karbon yang
Pengolahan zeolit secara garis berpori, karbon diaktivasi, misalnya dengan
besar dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu menggunakan uap panas, gas
preparasi dan aktivasi : karbondioksida dengan temperatur antara
700-1100o C, atau penambahan bahan-
1) Tahapan preparasi bahan mineral sebagai aktivator. Selain itu
zeolit diperlakukan sedemikian rupa agar aktivasi juga berfungsi untuk mengusir tar
yang melekat pada permukaan dan pori-pori
mendapatkan zeolit yang siap olah.
karbon. Aktivasi menaikan luas permukaan
Tahap ini berupa pengecilan ukuran dan dalam ( internal area ), menghasilkan
pengayakan. Tahapan ini dapat volume yang besar, berasal dari kapiler
menggunakan mesin secara keseluruhan kepiler yang sangat kecil, dan mengubah
atau dengan cara sedikit konvensional. permukaan dalam dari struktur pori.
Menghasilkan volume yang besar, berasal
2) Tahapan aktivasi dari kapiler-kapiler yang sangat kecil, dan
Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan mengubah permukaan dalam dari struktur
cara pemanasan atau penambahan pori.
pereaksi kimia baik asam maupun basa:
Klorida
(a) Aktivasi pemanasan, dilakukan zeolit Klorida adalah ion yang terbentuk
dari unsur klor yang mendapatkan satu
dalam pengering putar menggunakan
elektron untuk membentuk suatu anion atau
bahan umpan yang mempunyai kadar ion yang bermuatan negative ( Cl- ). Kata
air sekitar 40%, dengan suhu tetap klorida dapat pula diartikan sebagai
230 0C dan waktu pemanasan selama senyawa kimia dimana satu atau lebih atom
tiga jam. klornya memiliki ikatan kovalen dalam
molekul. Tingkat toksisitas klorida
(b) Penambahan pereaksi kimia, dilakukan tergantung pada gugus senyawanya,
di dalam bak pengaktifan dengan misalnya Natrium Klorida (NaCl) sangat
NaOH dan H2SO4, dimaksudkan tidak beracun, tetapi karbonil khlorida sangat
untuk memperoleh temperatur yang beracun. Di Indonesia, Khlor digunakan
dibutuhkan dalam aktivasi. Zeolit yang sebagai desinfektan dalam penyediaan air
telah diaktivasi perlu dikeringkan minum. Dalam jumlah banyak, klorida akan
terlebih dahulu, pengeringan ini dapat menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa
dilakukan dengan cara menjemurnya sistem penyediaan air panas. Sebagai
di bawah sinar matahari. desinfektan, residu khlor di dalam
penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi
Karbon Aktif khlor ini dapat terikat pada senyawa organic
Karbon berpori atau lebih dikenal dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-
dengan nama karbon aktif, digunakan HC) banyak diantaranya dikenal sebagai
sebagai adsorben untuk menghilangkan senyawa-senyawa karsinogenik.
warna, pengolahan limbah, pemurnian air. Beberapa dampak yang ditimbulkan
Karbon aktif adalah arang yang telah oleh klorida pada lingkungan adalah
mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi
kimianya karena dilakukan perlakuan pada logam karena sifatnya yang korosif,
aktifisasi dengan aktifator bahan bahan ikan dan biota air tidak bisa bertahan hidup
kimia ataupun dengan pemanasan pada dalam kadar klorida yang tinggi serta
temperatur tinggi. Karbon aktif akan
52 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

kerusakan ekosistem pada perairan terbuka adalah alat dicelupkan ke dalam larutan dan
atau eutrofikasi. secara otomatis akan keluar hasil kadarnya.
Metode yang digunakan dalam
penentuan kadar klorida adalah Besi
argentometri (Mohr) dengan prinsip Besi adalah logam dalam kelompok
pengujiannya Senyawa klorida dalam contoh makromineral di dalam kerak bumi, tetapi
uji air dapat dititrasi dengan larutan perak termasuk dalam kelompok mikro dalam
nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa sistem biologi. Pada umumnya besi yang
(pH 7 sampai dengan pH 10), menggunakan ada di dalam air dapat bersifat terlarut
larutan indikator kalium kromat. Perak sebagai Fe2+ atau Fe3+. Dalam keadaan
klorida diendapkan secara kuantitatif tereduksi ion besi di dalam air berada dalam
sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang bentuk fero ( ion besi dengan valensi II ).
ditandai dengan mulai terbentuknya Apabila terdapat bahan oksidator atau
endapan perak kromat yang berwarna karena pengaruh oksigen dari udara maka
merah kecoklatan. bentuk fero ini cepat teroksidasi menjadi ion
feri (ion besi dengan valensi III) dan dapat
TDS ( Total Dissolved Solid ) bereaksi lagi menjadi oksida yang tidak
Salah satu faktor yang sangat larut. Dalam keadaan asam, dimana pH-nya
penting dan menentukan bahwa air yang kurang dari 3,5 maka ion feri akan melarut.
layak konsumsi adalah kandungan TDS Bahan – bahan suspensi seperti limpur
(Total Dissolved Solid) atau total kandungan tanah liat dapat mengandung besi yang
unsur mineral dalam air. Contoh unsur akan melarut dalam asam. Besi dalam air
mineral dalam air adalah zat kapur, besi, dapat menyebabkan noda – noda pada
timah, magnesium, tembaga, sodium, pakaian, porselin dan sebagainya.
klorida, klorin dan lain-lain. Air yang Berdasarkan persyaratan kualitas
mengandung TDS tinggi, sangat tidak baik air minum yang dibuat oleh Permenkes
untuk kesehatan manusia. Mineral dalam air No.416/MENKES/PER/IX/199, kadar besi
tidak hilang dengan cara direbus. maksimum yang diperbolehkan sebesar 1,0
Bila terlalu banyak mineral mg/L. Besi dapat larut pada pH rendah dan
nonorganic di dalam tubuh dan tidak dapat menyebabkan air yang berwarna
dikeluarkan, maka seiring berjalannya waktu kekuningan, menimbulkan noda pada
akan mengendap di dalam tubuh yang pakaian dan tempat berkembang biaknya
berakibat tersumbatnya bagian tubuh. bakteri creonothrinx, oleh sebab itu kadar
besi tidak boleh lebih dari 1 mg/L, karena
Misalnya bila mengendap di mata akan dapat mempercepat pertumbuhan bakteri
mengakibatkan katarak, bila di ginjal akan tersebut dan dapat menimbulkan rasa serta
mengakibatkan batu ginjal atau batu bau (Sutapa, 2000).
empedu, di pembuluh darah akan Salah satu metode untuk pengujian
mengakibatkan pengerasan pembuluh darah logam besi yang tepat adalah dengan
, tekanan darah tinggi, stroke, dan lain lain. menggunakan metode spektrofotometer
serapan atom. Metode Atomic Absorbtion
Ada dua metode yang dapat Spectrophotometre (AAS) atau
Spektrofotometer Serapan Atom berprinsip
digunakan untuk mengukur kadar TDS
pada absorbs cahaya oleh atom. Atom-atom
dalam larutan, yaitu secara gravimetrik dan menyerap cahaya tersebut pada panjang
electrical conductivity (ukuran kemampuan gelombang tertentu, tergantung pada sifat
suatu bahan untuk mengahantarkan arus unsurnya. Dengan absorbsi energi, berarti
listrik). Prinsip penentuan TDS secara memperoleh banyak energi suatu atom pada
gravimetrik adalah sampel disaring dengan keadaan dasar dinaikan tingkat energinya
kertas saring yang mempunyai pori ketingkat eksitasi. Keberhasilan analisis ini
tergantung pada proses eksitasi dan
maksimum 2µm, kemudian filtrat diambil
memperoleh garis resonansi yang tepat
dengan volume tertentu dan ditempatkan (Puspita, 2007).
pada cawan, lalu dikeringkan di oven,
setelah itu baru ditimbang beratnya dan METODE PENELITIAN
dihitung untuk mendapatkan nilai kadarnya. Dalam penelitian ini, percobaan
Sedangkan prinsip electrical conductivity yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
penemuan - penemuan yang berkenaan
dengan aplikasi / penerapan teori-teori yang
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 53
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

sudah dipaparkan. Sehingga penelitian ini Menanggal. Air hasil olahan dianalisa di
dapat disebut sebagai penelitian eksperimen Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan BLH
yaitu kesengajaan mengadakan manipulasi Prov. Jatim di Jl. Wisata Menanggal 38
sesuatu variabel atau kondisi dengan Surabaya.
langkah-langkah dan desain penelitian, Metode Pengumpulan Data
mulai dari persiapan reaktor, persiapan
media, persiapan dan pengambilan sampel, Metode pengumpulan data
melakukan treatment hingga pengujian dilakukan dengan cara metode eksperimen
terhadap parameter yang sudah ditentukan membandingkan kinerja pengolahan air
dan pengolahan data yang dihasilkan.
yang menggunakan media campuran zeolit
Adapun skema rancangan penelitian seperti
pada gambar 1 berikut : aktif dan karbon aktif terpadukan resin
penukar ion, dimana komposisi campuran
zeolit aktif dan karbon aktif bervariasi.
Ide studi removal Cl-, TDS, Fe melalui
penukar ion terpadukan campuran Indikator yang digunakan untuk mengetahui
zeolitaktif dengan karbon aktif kinerja sistem pengolahan tersebut adalah
efisiensi penurunan kadar klorida, besi dan
TDS. Filtrasi menggunakan pipa PVC
Studi literatur
dengan diameter 4 inchi dengan tinggi
kolom media 70 cm. Pengambilan sampel
Penelitian awal : air hasil olahan dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali setelah debit stabil, dengan jedah waktu
Uji kualitas air baku pengambilan selama 30 menit .

Persiapan alat dan bahan Metode Analisis Data

Data yang diperoleh ini merupakan


Merangkai alat Persiapan media Zeolit data mentah sehingga harus diolah sesuai
reaktor aktif, Karbon aktif dan
resin penukar ion dengan tujuan penelitian yang telah
dirumuskan untuk mendapatkan kesimpulan.
Adapun metode yang digunakan dalam
Pelaksanaan percobaan analisis data adalah dalam bentuk grafik dan
tabel, kemudian selanjutnya dilakukan
pembahasan dengan jalan membandingkan
Variasi campuran karbon aktif dengan zeolit aktif
antar variasi.
Variasi A Variasi B Variasi C
50% zeolit aktif : 25% zeolit aktif : 75% zeolit aktif :
50% karbon aktif 75% karbon aktif
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
25% karbon aktif
Penyajian data
Data yang dihasilkan diperoleh dari
Analisis dan pembahasan hasil penelitian dilapangan secara langsung.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Kesimpulan lingkungan UNIPA Surabaya dan dianalisis
oleh laboratorium uji kualitas lingkungan
BLH Prop jatim. Data yang sudah berhasil
Gambar 1. Rancangan Penelitian
dikumpulkan melalui kegiatan penelitian ini
adalah :
Sample penelitian
1. Data hasil uji untuk parameter klorida,
TDS dan besi pada variasi A, yaitu
Sample penelitian yang digunakan komposisi campuran filter dengan
adalah air sumur di Wonorejo Indah Timur perbandingan 50% zeolit aktif : 50%
VII/10 Kecamatan Rungkut Kota Surabaya karbon aktif. Pengambilan sampel
dengan sifat fisik berbau, berwarna, dan dilakukan sebanyak tiga kali pada saat
payau, yang kemudian air tersebut dilakukan percobaan atau treatment dengan debit
pengolahan atau treatment untuk penelitian aliran 0.3 L/menit.
di Laboratorium Teknik Lingkungan
Universitas Adi Buana Surabaya Kampus
54 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

tabel 1. data hasil analisis reaktor variasi A tabel 3. data hasil analisis reaktor variasi C
PARAMETER UJI
PARAMETER UJI
NO ID sampel
N Klorida TDS Besi
ID sampel
O Klorida TDS Besi (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 Percobaan 1 337.2 685 0.81
Percobaa
1 n1 370.2 735 0.92 2 Percobaan 2 325.1 668 0.73

Percobaa 3 Percobaan 3 320.8 672 0.77


2 n2 350.4 718 0.87
Rata - rata 327.70 675 0.77
Percobaa
3 n3 363.2 725 0.83 4 air baku 934.4 1835 2.3

Rata - rata 361.27 726 0.87

4 Air baku 934.4 1835 2.3


Analisis data
Metode yang digunakan dalam
analisis data ini yaitu analisis secara tabel
2. Data hasil uji untuk parameter klorida, dan grafik kemudian dijelaskan dengan jalan
TDS dan besi pada variasi B, yaitu membandingkan antar variasi. Data yang
komposisi campuran filter dengan diperoleh merupakan data dari hasil
perbandingan 25% zeolit aktif : 75% pengujian yang dilakukan sendiri di UPT
karbon aktif. Pengambilan sampel laboratorium Uji Kualitas Lingkuhan BLH
dilakukan sebanyak tiga kali pada saat Provinsi Jawa Timur.
percobaan atau treatment dengan debit 1. Efisiensi Penurunan Klorida
aliran 0.3 L/menit
Dari data yang dihasilkan pada
tabel 2. data hasil analisis reaktor variasi
B masing-masing variasi campuran,
khususnya untuk kadar klorida mengalami
PARAMETER UJI
penurunan kosentrasi jika dibandingkan dari
N
ID sampel kadar klorida pada air baku yang belum
O Klorida TDS Besi
(mg/L) (mg/L) (mg/L) diolah dengan kadar klorida pada air hasil
olahan pada masing-masing variasi. Namun
Percobaa
variasi mana yang mampu menurunkan
1 n1 407.2 835 1.08
kadar klorida dengan efisiensi tinggi, maka
Percobaa perlu kita kaji dengan menggunakan table
2 n2 405.1 818 1.02 dan grafik sebagai berikut:
Percobaa
3 n3 390.2 825 0.98
tabel 4. data penurunan parameter klorida

Rata - rata 400.83 826 1.03 VARIASI A VARIASI B VARIASI C

Percob - - -
4 air baku 934.4 1835 2.3 Cl Efisie Cl Efisie Cl
aan Ke Efisise
(mg/ nsi (mg/ nsi (mg/L
nsi (%)
L) (%) L) (%) )

3. Data hasil uji untuk parameter klorida, 370. 407. 337.


TDS dan besi pada variasi C, yaitu 1
2
60.38
2
56.42
2
63.91
komposisi campuran filter dengan
perbandingan 75% zeolit aktif : 25% 2
350.
62.50
405.
56.65
325.
65.21
karbon aktif. Pengambilan sampel 4 1 1

dilakukan sebanyak tiga kali pada saat


363. 390. 320.
percobaan atau treatment dengan debit 3
2
61.13
2
58.24
8
65.67
aliran 0.3 L/menit
Rata – 361. 400. 327.
61.34 57.10 64.93
rata 3 8 7

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 55


Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

Berdasarkan tabel 4 (Data dengan tipe variasi C (75% zeolit aktif : 25%
Penurunan Parameter Klorida) di atas, karbon aktif) yang mampu menurunkan
menunjukkan bahwa penurunan kadar kadar TDS sebesar 63.22%, sedangkan
klorida paling tinggi dihasilkan dari
penurunan kadar TDS paling rendah
pengolahan dengan tipe variasi C (75%
zeolit aktif : 25% karbon aktif) yang mampu dihasilkan dari pengolahan tipe variasi B
menurunkan kadar klorida sebesar 64.93%, (25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang
sedangkan penurunan kadar klorida paling mampu menurunkan kadar TDS sebesar
rendah dihasilkan dari pengolahan tipe 60.44%. Berikut ini adalah grafik batang
variasi B (25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang menunjukkan perbandingan efisiensi
yang mampu menurunkan kadar klorida penurunan kadar TDS pada setiap variasi :
sebesar 61.34%. Berikut ini adalah grafik
batang yang menunjukkan perbandingan grafik 2.grafik efisiensi penurunan kadar tds
efisiensi penurunan kadar klorida pada
setiap variasi :
grafik 1.grafik efisiensi penurunan kadar klorida

2. Efisiensi Penurunan TDS 3. Efisiensi Penurunan Besi


Dari data yang dihasilkan pada Dari data yang dihasilkan pada
masing-masing variasi campuran,
masing-masing variasi campuran,
khususnya untuk kadar besi mengalami
khususnya untuk kadar TDS mengalami penurunan kosentrasi jika dibandingkan dari
penurunan kosentrasi jika dibandingkan dari kadar besi pada air baku yang belum diolah
kadar TDS pada air baku yang belum diolah dengan kadar besi pada air hasil olahan
dengan kadar TDS pada air hasil olahan pada masing-masing variasi. Namun variasi
pada masing-masing variasi. Namun variasi mana yang mampu menurunkan kadar besi
dengan efisiensi tinggi, maka perlu kita kaji
mana yang mampu menurunkan kadar TDS
dengan menggunakan table dan grafik
dengan efisiensi tinggi, maka perlu kita kaji sebagai berikut:
dengan menggunakan table dan grafik
sebagai berikut: tabel 6. data penurunan parameter besi
VARIASI A VARIASI B VARIASI C
tabel 5. data penurunan parameter TDS Percob
aan Ke Besi Efisise Besi Efisise Besi Efisise
(mg/L) nsi (%) (mg/L) nsi (%) (mg/L) nsi (%)
VARIASI A VARIASI B VARIASI C
Perco 1 0.92 60.00 1.08 53.04 0.81 64.78
baan TDS Efisis TDS Efisis TDS Efisis
Ke (mg/ ensi (mg/ ensi (mg/ ensi 2 0.87 62.17 1.02 55.65 0.73 68.26
L) (%) L) (%) L) (%)
3 0.83 63.91 0.98 57.39 0.77 66.52
1 735 59.95 835 54.50 685 62.67
Rata -
2 718 60.87 818 55.42 668 63.60 rata 0.87 62.03 1.03 55.36 0.77 66.52

3 725 60.49 825 55.04 672 63.38


Berdasarkan tabel 6 (Data
Rata - 726. 826. 675. Penurunan Parameter Besi) diatas,
rata 0 60.44 0 54.99 0 63.22
menunjukkan bahwa penurunan kadar besi
paling tinggi dihasilkan dari pengolahan
Berdasarkan tabel 5 (Data dengan tipe variasi C (75% zeolit aktif : 25%
Penurunan Parameter TDS) diatas, karbon aktif) yang mampu menurunkan
menunjukkan bahwa penurunan kadar TDS kadar besi sebesar 66.52%, sedangkan
penurunan kadar besi paling rendah
paling tinggi dihasilkan dari pengolahan
56 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

dihasilkan dari pengolahan tipe variasi B sebsear 54.99%, kadar besi sebesar
(25% zeolit aktif : 75% karbon aktif) yang 55.36%; dan Variasi C mampu menurunkan
mampu menurunkan kadar besi sebesar kadar klorida sebesar 61.34%, kadar TDS
62.03%. Berikut ini adalah grafik batang
sebsear 60.44%, kadar besi sebesar
yang menunjukkan perbandingan efisiensi
penurunan kadar besi pada setiap variasi : 62.03%. Dari data tersebut menunjukkan
bahwa variasi yang mampu menurunkan
grafik 3.grafik efisiensi penurunan kadar kadar parameter uji dengan efisiensi yang
Besi tinggi adalah variasi C (75% zeolit aktif :
25% karbon aktif), sedangkan efisiensi
penurunan parameter uji yang paling rendah
dihasilkan dari variasi B (25% zeolit aktif :
75% karbon aktif).

Berikut ini adalah grafik efisiensi


penurunan parameter uji pada setiap variasi
pengolahan :
grafik 7.grafik efisiensi penurunan parameter uji

4. Efisiensi Penurunan Parameter Uji


pada Masing-Masing Variasi
Untuk mengetahui variasi mana
yang mampu menurunkan kadar parameter
uji dengan efisiensi tinggi, maka kita
menggunakan data gabungan dari beberapa
data diatas. Secara garis besar data
gabungan berisi tentang rerata efisiensi
parameter uji pada masing-masing variasi.
berikut ini adalah tabel efisiensi penurunan
parameter uji :
Interpretasi Data
Dari data hasil penelitian yang
tabel 7. data penurunan parameter uji
tersaji di atas, dapat diinterpretasikan bahwa
variasi C dengan komposisi 75% zeolit aktif :
Parameter Uji
25% karbon aktif, mempunyai efisiensi
Jenis Klorida TDS Besi
penurunan yang paling tinngi terhadap
Varia paramater uji dibandingkan dengan dua
si Kadar Efisie Kadar Efisie Kadar Efisie variasi lainnya, yaitu mampu menurunkan
(mg/L nsi (mg/L nsi (mg/L nsi
) (%) ) (%) ) (%)
kadar klorida sebesar 64,93%, kadar TDS
sebesar 63,22% dan kadar besi sebesar
Varia 361.2
61.34 726 60.44 0.87 62.03
66,52%. Sedangkan variasi yang mampu
si A 7 menurunkan kadar parameter uji terendah
Varia 400.8 dibandingkan variasi lainnya adalah variasi
57.10 826 54.99 1.03 55.36
si B 3 B dengan komposisi 25% zeolit aktif : 75%
karbon aktif, yaitu mampu menurunkan
Varia 327.7
si C 0
64.93 675 63.22 0.77 66.52 kadar klorida sebesar 57,1%, kadar TDS
sebesar 54,99% dan kadar besi sebesar
55,36%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
Berdasarkan tabel 7 (Data komposisi zeolit aktif berbanding lurus
Penurunan Parameter uji) diatas bahwa dengan efisiensi penurunan kadar
Variasi A mampu menurunkan kadar klorida paramater uji, dengan kata lain semakin
sebesar 61.34%, kadar TDS sebsear banyak komposisi zeolit dalam variasi
60.44%, kadar besi sebesar 62.03%; campuran, maka kemampuan menurunkan
sedangkan Variasi B mampu menurunkan kadar parameter uji semakin besar.
Zeolit mempunyai sifat sebagai
kadar klorida sebesar 57.1%, kadar TDS
penukar ion karena adanya kation logam
Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 57
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
bergerak bebas didalam rongga dan dapat karbon aktif) mampu menurunkan
dipertukarkan dengan kation logam lain kadar TDS dengan efisiensi 63%.
dengan jumlah yang sama. Akibat struktur 3. Kadar besi mengalami penurunan
zeolit berongga, anion atau molekul dengan efisiensi yang bervariasi sebagai
berukuran lebih kecil atau sama dengan berikut :
rongga dapat masuk dan terjebak. a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50%
Sedangkan karbon mempunyai sifat karbon aktif) mampu menurunkan
sebagai adsorben yang dapat mengadsorpsi kadar besi dengan efisiensi 62%.
gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75%
atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung karbon aktif) mampu menurunkan
pada besar atau volume pori-pori dan luas kadar besi dengan efisiensi 55%.
permukaan. Hal yang tidak kalah penting c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
dalam menurunkan kadar parameter uji karbon aktif) mampu menurunkan
pada penenlitian ini adalah resin penukar kadar besi dengan efisiensi 67%.
ion. proses pertukaran ion melibatkan reaksi 4. Campuran variasi C (75% zeolit aktif :
kimia antara ion dalam fasa cair dengan ion 25% karbon aktif) adalah komposisi
dalam fasa padat. Ion-ion tertentu dalam campuran yang mempunyai efisiensi
larutan lebih mudah terserap oleh solid tertinggi diantara variasi campuran yang
penukar ion, dan karena elektronetralitas dilakukan dalam penelitian ini untuk
harus dijaga, solid penukar melepas ion dan menurunkan kadar parameter uji .
dipertukarkan ion dalam larutan. 5. Baku mutu air bersih berdasarkan
Peraturan menteri Kesehatan No. 416
SIMPULAN tahun 1990 untuk parameter klorida
1. Kadar klorida mengalami penurunan sebesar 600 mg/L, TDS 1000 mg/L dan
dengan efisiensi yang bervariasi sebagai besi 1 mg/L. Jadi kualitas air hasil olahan
berikut : yang dapat memenuhi baku mutu air
a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50% bersih adalah dari reaktor variasi C dan
karbon aktif) mampu menurunkan reaktor variasi A, sedangkan air dari
kadar klorida dengan efisiensi 61%. reaktor variasi B tidak memenuhi baku
b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75% mutu untuk parameter besi.
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar klorida dengan efisiensi 57%.
c. Variasi C (75% zeolit aktif : 25%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar klorida dengan efisiensi 65%.
2. Kadar TDS mengalami penurunan
dengan efisiensi yang bervariasi sebagai
berikut :
a. Variasi A (50% zeolit aktif : 50%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar TDS dengan efisiensi 60%.
b. Variasi B (25% zeolit aktif : 75%
karbon aktif) mampu menurunkan
kadar TDS dengan efisiensi 55%.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2009.SistemPengolahanAir.http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-
pengolahan-air.html ( 24 Januari 2010 ).
Anonymous. Karbon aktif. http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_aktif ( 27 Januari 2010 )
Anonymous. Slow Sand Filter. http://en.wikipedia.org/wiki/slow_sand_filtration.
( 07 februari 2010 )
Anonymous. Activted carbon. http://en.wikipedia.org/wiki/activated_carbon.
(27 Januari 2010 )
Arfandy, Munsir, Teknik Penyediaan Air Bersih untuk Daerah Pedesaan “Skala
Prioritas Pemilihan Sumber Air”, Makalah dalam Proceeding Kursus Penyediaan
Air di Pedesaan, Bandung,1983.
58 Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867
Wahyu Nugroho dan Setyo Purwoto : Removal Klorida, TDS dan Besi pada Air Payau Melalui Penukar
Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif

Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan , dan Syarifudin, 2005. Penghilangan Kesadahan Air
Yang Mengandung Ion Ca2+ Dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai
Penukar, JURNAL PENELITIAN Fakultas Teknik - UI, depok .hal 1-5
Bapedalda Propinsi Jatim, 2007. Pedoman Pemantauan Kualitas Air Sungai Di Jawa Timur.
Surabaya
Bell, R. G., 2001, What are zeolites? URL: http://www.bza.org/zeolites.html.
(27 Januari 2010 )
Collins, M. R. 1998. “Assessing Slow Sand Filtration and Proven Modifications.’’In Small
Systems Water Treatment Technologies: State of the Art Workshop. NEWWA Joint
Regional Operations Conference and Exhibition. Marlborough, Massachusetts.
Gede H Cahyono, 2009. Adsorpsi Karbon Aktif
http://gedehace.blogspot.com/2009/03/adsorpsi-karbon-aktif.html (27 januari 2010
).
Hassler, John W.1974. Activated Carbon. Chemical Publishing Co., Inc., NY.
Sutrisno, Joko, 2006. Buku Ajar Satuan Operasi. UNIPA. Surabaya
Nusa Idaman said, 1996. Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pair
Lambat “Upflow”, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html . ( 07
Februari 2010).
Peraturan menteri kesehatan RI No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas airbersih.
Robert C. Rice, 1974. Journal (Water Pollution Control Federation), Vol. 46, No. 4,
http://www.jstor.org/pss/25038184. (10 juli2010 ).
Reynold, 1982. the ecology of freshwater phytoplankton.
Rodhie, S. 2006. Pemanfaatan Zeolit Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Industri.
Hal 1-8
Setyo purwoto,2007.penyediaan air minum. Surabaya.
SNI-06-6989.12-2004 Tentang Pengujian Kesadahan.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk penelitian. Alfabeta, Bandung.
Tchobanoglous, Burton FL,1991. Waste water engineering. Mc Graw – Hill Inc.
Zaenal Abidin, 2006. Pengaruh Ketebalan Kombinasi Filter Zeolit dengan Karbon
aktif terhadap Penuruna Kesadahan Air Sumur Artesis di Sendangguwo, Tembalang, Kota
Semarang. http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-
zaenalabid-5224&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538. ( 10 juli 2010 )

Jurnal Teknik WAKTU Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 – ISSN : 1412-1867 59

Anda mungkin juga menyukai