Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MENERAPKAN TINDAKAN PENGOBATAN

Disusun Oleh :

Nama : Zakaria Ansori

NIM : P07120118094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI

1. Konsep Dasar
A. Definisi Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau
kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Obat adalah suatu substans untuk mengatasi, mencegah dan membebaskan
penyakit.

B. Klasifikasi Obat
1) Analgesik
Adalah kelas obat yang dirancang untuk meringankan atau mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman pada orang
ynag menderita tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran.
Contoh : Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID), Narkotika,
Tylenol (Acetaminophen).
2) Anti piretik
Adalah kelas obat yang dirancang untuk menurunkan suhu tubuh
(tinggi ke normal) dan menekan gejala-gejala yang biasa menyertai
demam seperti mialgia, kedinginan, nyeri kepala, dll.
Contoh : Paracetamol, NSAID, Aspirin, Metamizole, Nabumetone,
Quinine, Nimesulide, Phenazone, dll.
3) Anti inflamasi
Adalah kelas obat yang dirancang untuk mengurangi tanda-tanda dan
gejala peradangan yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non
infeksi).
Contoh : NSAID, ibuprofen, asam mefenamat
4) Anti biotik
Adalah kelas obat yang dirancang untuk menekan dan menghentikan
suatu proses biokimia di dalam mikroorganisme, khususnya dalam proses
infeksi oleh bakteri.
Contoh : amoxicillin, rifampdisin, gentamisin, sulfonamida

C. Prinsip Pemberian Obat (Penerapan Pencegahan Injury Pengobatan)


1) Benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
2) Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas
kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan
program pengobatan pada pasien.
3) Benar rute
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang
fatal pada pasien. Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat
cara pemberian atau jalur obat pada lebel yang dada sebelum
memberikannya ke pasien.
4) Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat
5) Benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan
dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat
cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat
untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan demikian, penghitungan
dosis benar untuk diberikan ke pasien.
6) Benar dokumentasi
Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera untuk
mencatat informasi sesuai dengan obat-obatan yang telah diberikan. Hal
ini meliputi nama obat, dosis, rute, waktu dan tanggal serta inisial dan
tanda tangan pelaksana pemberi obat.

D. Macam-macam Rute Pemberian Obat


1) Pemberian obat per oral
a. Definisi
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan
melalui mulut.
b. Tujuan Pemberian
1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping
dari obat tersebut dapat segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit
dan jaringan
2) Pemberian obat sublingual
a. Pengertian
Pemberian obat sub lingual adalah memberika obat dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah.
b. Tujuan
1. Mencegah efek lokal dan sistemik
2. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
3. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
3) Pemberian obat secara bukal
a. Pengertian
Pemberian obat secara bukal adalah memberikan obat dengan cara
meletakkan obat di antara gusi dengan membran mukosa diantara pipi.
b. Tujuan
1. Mencegah efek lokal dan sistemik
2. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
3. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
4) Pemberian obat parenteral/injeksi
a. Definisi
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau
pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
b. Tujuan
1. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan
cara yang lain
2. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
3. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
4. Memberikan zat imunologi
c. Jenis atau Macam Pemberian Obat Parenteral
1. Injeksi intradermal
a) Pengertian
Injeksi intradermal adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan dermis di bawah
epidermis kulit dengan menggunakan spuit
b) Tujuan
 Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan
dibawah kulit untuk diabsorbsi
 Metode untuk tes diagnostik terhadap alergi atau
adanya penyakit-penyakit tertentu
c) Tempat Injeksi
 Lengan bawah bagian dalam
 Dada bagian atas
 Punggung di bawah skapula
2. Injeksi subcutan
a) Pengertian
Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit
dengan menggunakan spuit
b) Tujuan
Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan
dibawah kulit untuk diabsorbsi.
c) Tempat Injeksi
 Lengan bagian atas luar
 Paha depan
 Daerah abdomen
 Area scapula pada punggung bagian atas
 Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
3. Injeksi intra musculer
a) Pengertian
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit
b) Tujuan
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk
diabsorbsi
c) Tempat Injeksi
 Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)
 Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
 Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis)
 Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
4. Injeksi intra vena
a) Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit
b) Tujuan
 Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi
daripada dengan injeksi parenteral lain.
 Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
 Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
c) Tempat Injeksi
 Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
 Pada tungkai (vena saphenous)
 Pada leher (vena jugularis)
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

5) Pemberian obat secara topical


a. Definisi
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara
lokal pada kulit atau pada membrane pada area mata, hidung, lubang
telinga, vagina dan rectum.
b. Tujuan
Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah untuk
memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
c. Macam – macam pemberian obat topikal
1. Pemberian obat mata
a) Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberi obat kedalam
mata berupa cairan dan salep.
b) Tujuan
 Untuk mengobati gangguan pada mata
 Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal
mata
 Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran
refraksi mata
 Untuk mencegah kekeringan pada mata
2. Pemberian obat tetes telinga
a) Definisi
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam
bentuk cair.
b) Tujuan
 Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi
peradangan, membunuh organisme penyebab infeksi pada
kanal telinga eksternal)
 Menghilangkan nyeri
 Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
3. Pemberian obat tetes hidung
a) Definisi
Memberikan obat tetes melalui hidung
b) Tujuan
 Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase
dari hidung
 Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
4. Pemberian obat melalui vagina
a) Definisi
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
b) Tujuan
 Untuk mengobati infeksi pada vagina
 Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan
ketidaknyamanan pada vagina
 Untuk mengurangi peradangan
5. Pemberian obat kulit
a) Definisi
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara
lokal pada kulit.
b) Tujuan
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah
untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut

6. Pemberian obat suppositoria melalui rectal


a) Definisi
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat
dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam
bentuk suppositoria.
b) Tujuan Pemberian
 Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
 Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk
dikeluarkan

6) Pemberian obat secara inhalasi


a. Definisi
Pemberian obat secara inhalasi adalah pemberian obat secara langsung
ke dalam saluran napas melalui penghisapan
b. Tujuan
 Bronkodilator, yaitu untuk mendilatasikan (melebarkan) bronkus
yang mengalami penyempitan oleh suatu penyakit sehingga
bronkus lebih lebar dan ventilasi dapat berlangsung dengan
adekuat
 Mukolitik, yaitu untuk mengencerkan sekret dalam paru atau
saluran pernapasan sehingga sekret dapat dengan mudah
dikeluarkan.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon
potensial terhadap terapi obat, yang umum dikaji perawat adalah sebagai
berikut
1) Riwayat medis
2) Data obat
3) Riwayat diet
4) Kondisi klien terkini
5) Persepsi klien atau masalh koordinasi
6) Sikap klien terhadap penggunaan obat
7) Pengetahuan klien dan pemahaman tentang terapi obat
8) Kebutuhan pembelajaran klien.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum muncul adalah sebagai berikut :
1) Kurang pengetahuan tentang terapi obat b/d kurang informasi dan
pengalaman
2) Ketidak patuhan terhadap terapi obat b/d keyakinan tentang kesehatan
3) Penatalaksanaan program terapetik tidak efektif b/d terapi obat yang
kompleks

C. Intervensi
Diagnosa 1
1) Tujuan :
Pasien mengetahui tentang terapi obat setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
2) Kriteria hasil :
 Pasien mengetahui tentang terapi obat
 Pasien mampu melanjutkan terapi obat secara mandiri
 Pasien mengetahui cara penggunaan dan rute obat yang
diberikan.

3) Intervensi
1. Ajarkan pasien cara penggunaan obat sesuai dengan rute yang
sudah di tentukan.
2. Berikan informasi kepada pasien tentang efek samping dan
kegunaan obat.

Diagnosa 2

1) Tujuan :
Pasien patuh terhadap terapi obat setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam.
2) Kriteria hasil
 Pasien patuh terhedap terapi obat
 Pasien mau meminum obat sendiri
3) Intervensi
1. Berikan informasi kepada pasien tentang pentingnya terappi obat
2. Ajarkan pasien cara penggunaan obat sesuai dengan rute yang
sudah di tentukan.
3. Berikan kondisi yang nyaman
4. Kaji adanya alergi obat
5. Ingatkan waktu untuk mengkonsumsi obat

Diagnosa 3

1) Tujuan
Program terapi obat berlangsung efektif setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam.
2) Kriteria Hasil
 Terapi obat menunjukan hasil yang positif
 Tidak terjadi resistensi obat
3) Intervensi
1. Kaji adanya alergi obat
2. Ajarkan pasien cara penggunaan obat sesuai dengan rute yang
sudah di tentukan.
3. Observasi adanya reaksi efek samping obat
4. Ingatkan waktu untuk mengkonsumsi obat
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Aimul. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik


Kebidanan.
Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Hotma R. dkk. (2000). Pemeriksaan Fisik
Smith S. Duell D. (1985). Clinical Nursing Skill
Uliyah, M., dkk, (2012), Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK) I, Surabaya,
Health Book Publishing

Anda mungkin juga menyukai