Anda di halaman 1dari 61

Accelerat ing t he world's research.

survey samsat belopa.pdf


Anas Iswanto Anwar

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

isi survey samsat t oraja.pdf


Anas Iswant o Anwar

DAFTAR JUDUL T ESIS DAN SKRIPSI


evan adam

Male Feminis Dan Kont ra Male Feminis Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh
ilen geografi

Survey kepuasan wajib pajak

Survei Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pelayanan


Kesamsatan di Kantor UPTD Belopa
Provinsi Sulawesi Selatan.

Anas Iswanto Anwar


(KetuaTim)

Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan 2013

1


Survey kepuasan wajib pajak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan Publik merupakan salah satu fungsi penting

pemerintah disamping distribusi regulasi dan proteksi. Fungsi tersebut merupakan

aktualisasi riil kontrak social yang diberikan masyarakat kepada pemerintah dalam

memaksimalkan penyediaan kebutuhan pelayan kolektif.

Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dan

fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara.

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dlaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya upaya pemenuhan kubutuhan

publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kantor Samsat UPTD Wilayah Belopa merupakan suatu system kerjasama

administrasi yang terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan dan PT. Jasa Raharja yang dibentuk untuk memperlancar dan

mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat dalam hal pengurusan

pengurusan dokumen kendaraan bermotor berupa STNK dan Tanda Nomor

Kendaraan Bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas Negara dan

daerah baik melalui Pajak Kendaraaan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBNKB), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ). Dalam hal pemberian pelayanan kepada masyarakat selaku wajib

pajak, Polri memiliki fungsi penerbitan STNK, Dinas Pendapatan Daerah Sulawesi

Selatan menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik

2


Survey kepuasan wajib pajak

Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sedangkan PT. Jasa Raharja mengelola

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Seiring dengan paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintah yang

sering disebut “good govemance” menuntut setiap aparatur harus dapat

bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan sikap, perilaku dan

kebijakannya kepada public yaitu dengan berupaya meningkatkan kualitas

pelayanannya. Dengan menjawab tuntutan tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan publik sehingga tercipta kepuasan publik dalam hal pemberian

pelayanan khusus pada Kantor Samsat UPTD Wilayah Belopa.

Pajak daerah merupakan sumber ppendapatan daerah yang penting guna

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dari

berbagai jenis pajak daerah, pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah

satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah provinsi. Maka dari itu,

penerimaan dari sector PKB perlu adanya pengoptimalan melalui berbagai upaya

yang mampu meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor ini.

Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kepuasan wajib pajak (WP)

kendaraan bermotor melalui pemberian kualitas pelayanan yang prima. Peningkatan

kualitas dan kuantitas pelayanan akan berdampak pada peningkatan kepuasan

wajib pajak sehingga diharapkan berdampak pada kepatuhan wajib pajak dalam

membayar atau melunasi kewajiban perpakan kendaraan bermotornya.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam rangka optimalisasi

pelayanan samsat maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan “Survey

Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pelayanan Kesamsatan di Kantor UPTD Belopa”

3


Survey kepuasan wajib pajak

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar

belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah kualitas pelayanan yang meliputi Tangible, Realibility,

Responsiveness, Assurance, dan Empathy berpengaruh terhadap

kepuasan Wajib Pajak di UPTD Wilayah Belopa?.

2. Variabel apa yang paling dominan berpengaruh dalam meningkatkan

kualitas pelayanan prima kepada masyarakat wajib pajak di UPTD

Wilayah Belopa?.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Adapun tujuan dari survey ini adalah:

1. Untuk Mendepkripsikan seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan jasa

yang meliputi Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, dan

Empathy terhadap kepuasan Wajib Pajak pada Kantor UPTD Wilayah

Belopa.

2. Untuk mendeskripsikan variabel apa yang paling berpengaruh terhadap

kepuasan Wajib Pajak pada Kantor UPTD Wilayah Belopa.

Manfaat

1. Diharapkan dengan adanya survey ini, maka dapat memberi suatu

masukan berbagai pihak, khususnya pelaksana dalam hal ini Kantor

UPTD Wilayah Belopa agar dapat meningkatkan pelayanan lebih baik lagi

kepada Wajib Pajak.

4


Survey kepuasan wajib pajak

2. Sebagai bahan referensi bagi yang berminat untuk memperdalam

masalah kepuasan pelayanan baik kepada perusahaan maupun institusi

yang memberikan jasa pelayanan.

5


Survey kepuasan wajib pajak

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pajak daerah

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan indikator penting untung menilai

tingkat kemandirian pemerintah daerah di bidang keuangan. Semakin tinggi peran

PAD dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), mencerminkan

keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan

penyelenggaraan pembangunan serta pemerintahan. Dengan meningkatnya PAD,

akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan

dari pemerintah pusat. PAD berasal dari beberapa sumber yaitu pajak daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

Dari berbagai jenis pajak daerah diatas, pajak kendaraan bermotor (PKB)

merupakan salah satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah provinsi.

Maka dari itu, penerimaan dari sektor PKB perlu adanya pengoptimalan melalui

berbagai upaya yang mampu meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor ini, salah

satunya adalah dengan cara meningkatkan kepuasan WP kendaraan bermotor

melalui pemberian kualitas dan kuantitas pelayanan akan berdampak pada

peningkatan kepuasan wajib kendaraan bermotor sehingga diharapkan berdampak

pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar atau melunasi kewajiban perpajakan

kendaraan bermotornya.

Penelitian yang dilakukan oleh kiswanto dan wahyudi (2007) yang

menyimpulkan bahwa variable, reliability, assurance, responseveness dan tangible

berpengaruh positif terhadap kepuasan wajib pajak. Kelima variable dimensi

6


Survey kepuasan wajib pajak

kepuasan juga secara simultan berpengaruh secara signifikan, namun variable

reliability yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan wajib pajak.

Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh

kualitas pelayanan yang ada pada kantor bersama samsat terhadap kepuasan wajib

pajak orang pribadi (WPOP) kendaraan bermotor.

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan undang-

undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak

daerah terdiri atas pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

Pajak provinsi terdiri atas: pajak kendaraan bermotor, bea balik nama

kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan,

dan pajak rokok. Jenis pajak kabupaten/kota terdiri atas: pajak hotel, pajak restoran,

pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam

dan batuan, pajak parker,pajak air tanah, pajak sarang burung wallet, pajak bumi

dan bangunan perdesaan dan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan.

Daerah dilarang memungut pajak selain jenis pajak daerah yang telah

disebutkan. Jenis pajak pajak daerah tersebut dapat tidak dipungut apabila

potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan daerah yang

ditetapkan dengan peraturan daerah (perda). Khusus untuk daerah yang setingkat

dengan daerah provinsi, tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/kota otonom,

seperti daerah khusus ibu kota Jakarta, jenis pajak yang dapat dipungut merupakan

gabungan dari pajak untuk daerah provinsi dan pajak untuk daerah kabupaten/kota.

7


Survey kepuasan wajib pajak

Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah, pengertian pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah pajak atas

kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor

adalah semua kendaraan beroda beserta gandenganya yang digunakan disemua

jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan tekhnik berupa motor atau peralatan

lainya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energy tertentu menjadi

tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan

alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak

melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

PKB merupakan salah satu jenis pajak daerah. Sebagai salah satu jenis

pajak daerah, pajak ini menganut system bagi hasil antara pemerintah

kabupaten/kota dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota menerima

bagi hasil PKB sebesar 30%. Sedangkan pemerintah provinsi 70%. Hasil

penerimaan PKB tersebut, paling sedikit 10% (sepuluh persen) termasuk yang

dibagi hasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan untuk pembangunan dan/atau

pemeliharaan jalan serta peningkatan modal dan sarana transportasi umum.

Subjek PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau

menguasai kendaraan Bermotor, kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang

pribadi atau badan dengan kendaraan bermotor yang namanya tercantum didalam

bukti kepemilikan atau dokumen yang sah termasuk buku pemilikan kendaraan

bermotor oleh orang pribadi atau badan dengan bukti penguasaan yang sah

menurut ketentuan perundangan yang berlaku. Objek PKB adalah kepemilikan

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor tidak termasuk kepemilikan

dan/penguasaan kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar seperti buldoser,

8


Survey kepuasan wajib pajak

excavator, loader dan lain-lain, yang tidak digunakan sebagai alat angkut orang

dan/barang di jalan umum.

2.2. Pengertian Layanan

Jasa atau layanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit.

Jasa atau layanan merupakan hal terpenting dalam dunia bisnis modern sekarang

ini. Tak hanya menjual produk, tapi perusahaan juga menyertakan segala aspek

jasa dan layanan pada produk yang ditawarkan. Kata jasa atau layanan itu sendiri

memiliki pengertian yang sangat luas. Sejumlah ahli tentang jasa telah berupaya

untuk merumuskan definisi jasa yang konklusif, berikut ini adalah beberapa

diantaranya:

Pengertian jasa menurut Kotler (1997):

“Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan


oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan
tidak menyebabkan perpindahan kepemimpinan apapun.
Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terkait pada suatu
produk fisik.”

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jasa adalah produk yang tidak

berwujud dan tidak mengikat seseorang untuk memilikinya tetapi lebih pada bagai

mana seseorang merasakannya.

Pengertian jasa sendiri menurut Zeithaml dan Binter (2000) :

“Jasa itu mencakup semua aktifitas ekonomi yang keluarannya


bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum
konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama,
dan nilai tambah yang diberikan dalam bentuk (kenyamanan,
hiburan, kecepatan dan kesehatan) yang secara prinsip
intangibel bagi pembeli pertama.”

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan hasil dari

perekonomian yang tidak dalam bentuk fisik ataupun berwujud, dan digunakan

9


Survey kepuasan wajib pajak

langsung pada saat produksi, dan mempunyai nilai tambah sendiri yang tidak bisa

dilihat juga pada saat dibeli.

Dari semua pengertian pemasaran dan jasa diatas, pemasaran jasa dapat

disimpulkan sebagai kegiatan proses sosial dan manajerial dengan mana individu-

individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan

melalui penciptaan penawaran yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun mempunyai nilai tambah yang tidak berwujud

pula pada saat dibeli.

2.3. Karaktristik Jasa Layanan

Produk layanan memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan barang (produk fisik).

Kotler (1997:84) menyebutkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

a. Intangibility (tidak berwujud).

Oleh karena sifatnya yang tidak berwujud, jasa tidak dapat dimiliki seperti halnya

barang tetapi hanya dapat dikonsumsi. Konsumen tidak bisa menilai kualitas

jasa sebelum merasakannya atau mengkonsumsi jasa tersebut, dengan

demikian apa yang dibeli konsumen adalah kinerja yang diberikan oleh produsen

kepadanya.

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan).

Jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu adalah

orang maupun mesin. Karena pada hakekatnya jasa diproduksi dan

dirasakan/dikonsumsi pada waktu bersamaan sehingga kualitas jasa yang

dihasilkan sangat dipengaruhi oleh efektifitas interaksi yang terjadi antara

penyedia jasa/layanan dan konsumen. Dengan demikian kunci keberhasilan

bisnis jasa terletak pada proses rekruitmen, kompensasi, pelatihan, dan

pengembangan karyawan.

10


Survey kepuasan wajib pajak

c. Variability (bervariasi).

Jasa sangat beraneka rupa karena tergantung siapa yang menyediakannya dan

kapan serta dimana disediakan. Seringkali pemberi jasa menyadari akan

keberagaman yang besar ini dan membicarakan dengan yang lain sebelum

memilih satu penyediaan jasa.

d. Perishability (tidak tahan lama).

Jasa tidak dapat tahan lama karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan

atau penggunaan di kemudian hari. Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah

masalah kalau permintaan tetap/teratur karena jasa-jasa sebelumnya dapat

dengan mudah disusun terlebih dahulu. Kalau permintaan fluktuasi, perusahaan

jasa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit.

2.4. Kualitas Layanan

2.4.1 Pengertian Kualitas

Sebenarnya ada berbagai macam definisi kualitas menurut para ahli, tetapi

tidaklah mudah mendefinisikannya secara akurat. Walaupun demikian kualitas

umumnya bisa diperinci, hal itu semua tergantung dari individu yang merasakannya.

Nilai yang diberikan pelanggan sangat kuat didasari oleh faktor kualitas jasa.

Dimana kualitas suatu produk/jasa adalah sejauh mana produk/jasa memenuhi

spesifikasi-spesifikasinya.

Menurut Goetsch & Davis (1994), seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono

dan Gregorius Chandra (2005:110), kualitas secara rinci didefinisaikan sebagai:

“kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,


sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan”

11


Survey kepuasan wajib pajak

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa kualitas bisa saja menguntungkan

ataupun merugikan. Jika kualitas melebihi harapan maka itu adalah keuntungan

tersendiri, sedangkan jika tidak sesuai harapan, maka dapat dikatakan menanggung

resiko rugi.

2.4.2. Pengertian Kualitas Pelayanan

Dari pengertian kualitas dan jasa atau layanan (Service Quality) yang telah

dijelaskan sebelumnya, Maka Kualitas Layanan (Service Quality) seperti yang

diuraikan oleh Parasuraman, et, al (1998), yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001:148)

dapat didefenisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan

harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima/peroleh.

Sementara menurut Rangkuti (2003:28) mengemukakan bahwa:

”Kualitas jasa didefenisikan sebagai penyampaian jasa yang


akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan”.

Defenisi tersebut menekankan pada kelebihan dari tingkat kepentingan

pelanggan sebagai inti dari kualitas jasa.

Salah satu model kualitas layanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset

pemasaran adalah model ServQual® (service quality) seperti yang dikembangkan

oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry seperti yang dikutip oleh Zeithmal dan Bitner

(2000:82) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa/layanan,

reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak

jauh, otomotif, ritel, dan pialang sekuritas. ServQual® (service quality) dibangun atas

adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang

nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya

diharapkan/diinginkan (expected service).

12


Survey kepuasan wajib pajak

2.4.3 Dimensi Kualitas Layanan (Service Quality)

Terdapat lima dimensi model ServQual® (Serrvice Quality) yang dijelaskan

oleh parasuraman seperti yang ditunjukan oleh Zeithaml dan Binter (2000:82) yaitu

sebagai berikut:

1. Tangibles, yaitu penampilan fisik dari perusahaan seperti fasilitas, penampilan

personil, dan materi komunikasi.

2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Responsiveness (ketanggapan), yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,

dengan penyampaian informasi yang jelas.

4. Assurance (jaminan dan kepastian), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para

pelanggan kepada perusahaan.

5. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan konsumen.

2.5. Kepuasan Pelanggan

2.5.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai

kepuasan dan kualitas jasa. Oleh karena itu, pelanggan memegang peranan cukup

penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

diberikan perusahaan.

13


Survey kepuasan wajib pajak

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis”, yang artinya

cukup baik, memadai dan “facio” yang artinya melakukan atau membuat. Jadi

kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu

memadai” (Tjiptono dan Chandra, 2005).

Menurut Oxford Advanced Learner’s Disctionary (2000), seperti yang dikutip

oleh Tjiptono dan Chandra (2005:195), kepuasan dideskripsikan sebagai:

“the good feeling that you have when you achieved something
or when something that you wanted happen does happen”;
”The act of fulfilling a need or desire”; ”An acceptable way of
dealing with a complaint, a debt, an injury, etc.”

Tjiptono dan Chandra (2005) juga mengatakan, istilah ini begitu kompleks

dan tidak seorang pun yang bisa mendefenisikannya secara pasti dan defenisi-

defenisi di atas kelihatan berlainan artinya, sebab kata-kata yang digunakan sangat

bervariasi. Namun demikian, pada dasarnya defenisi-defenisi di atas mempunyai arti

yang sama, yaitu perasaan enak yang dirasakan ketika sesuatu, hasrat yang kita

inginkan akhirnya tercapai.

Sementara menurut Webster’s (Dictionary, 1928), seperti yang dikutip oleh

Lupiyoadi (2001), pelanggan adalah:

“seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama


untuk membeli suatu barang atau peralatan/jasa”.

Jadi dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu

datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan

memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk atau jasa

tersebut.

Sedangkan defenisi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) menurut

Howard dan Sheth (1969) yang dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:198),

kepuasan adalah:

14


Survey kepuasan wajib pajak

“situasi kognitif pembeli yang merasa dihargai setara atau tidak


setara dengan pengorbanan yang telah dilakukannya”.

Defenisi tersebut menekankan bahwa konsumen sangat kritis terhadap

barang atau jasa yang mereka konsumsi. Hal ini dapat dirasakan mereka atas apa

yang diharapkan dan yang telah diperoleh dari pengorbanan mereka pada

kenyataannya.

Pendapat lainnya, bisa dilihat menurut Westbrook dan Oliver (1991) yang

dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:197), kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) adalah:

“penilaian evaluatif purna pilihan menyangkut seleksi


pembelian spesifik”.

Defenisi tersebut memperlihatkan bahwa konsumen akan melihat secara

keseluruhan apa yang telah mereka rasakan setelah membeli suatu produk/jasa.

Hal ini dapat dinilai dari fitur, kualitas, harga, dan lainnya dari suatu produk yang

bisa saja sangat bagus dan sangat tidak bagus.

2.5.2. Faktor kualitas Layanan Dalam Menentukan Kepuasan Konsumen

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:81), kualitas layanan ditentukan oleh

persepsi konsumen dalam dua hal; Pertama, persepsi kualitas pelayanan dalam arti

teknis (technical outcome) yang diberikan oleh penyedia jasa. Kedua, kualitas dalam

arti hasil dari suatu proses jasa (outcome process) yang diwujudkan dalam bentuk

bagaimana jasa itu diberikan.

Zeithaml dan Bitner juga menyatakan bahwa kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) dipengaruhi oleh faktor kualitas pelayanan, kualitas produk, harga,

faktor situasi dan faktor pribadi/individu pelanggan.

15


Survey kepuasan wajib pajak

2.5.3. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler, et al. (2004), seperti yang dikutip oleh Tjiptono dan Chandra

(2005) alat yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented)

perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi

pelanggannya guna menyampaikan saran, krutik, pendapat, dan keluhan

mereka seperti kotak saran, saluran telepon khusus bebas pulsa, websites,

dan lain-lain.

2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk

berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan

dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan

menggunakan produk/jasa perusahaan. Mereka kemudian diminta

melaporkan temuan-temuannya berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan

produk perusahaan dan pesaing. Biasanya para ghost shopper diminta

mengamati secara seksama dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya

melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan, dan

menangani setiap keluhan.

3. Last Customer Analysis

Perusahaan menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli atau

beralih, hal ini harus dilakukan sebab hal ini bisa dikatakan bahwa

perusahaan telah gagal dalam memuaskan pelanggannya dan dapat

menganalisanya sebagai pelajaran dan pengalaman yang tidak diulangi.

16


Survey kepuasan wajib pajak

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Pada umumnya, penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan

penelitian survey, baik melalui pos, telepon, maupun dengan wawancara

langsung. Hal ini disebabkan setiap survey akan memperoleh tanggapan dan

umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda

(signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para

pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan dengan memakai metode

ini dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya:

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran secara langsung menggunakan item-item spesifik yang

menanyakan langsung tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.

b. Derived satisfaction

Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai (1) tingkat harapan atau

ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk pada atribut-atribut yang

relevan, (2) Peresepsi pelanggan terhadap kinerja aktual.

c. Problem analysis

Pada teknik ini, responden diminta mengungkapkan masalah yang

dihadapi berkaitan dengan produk atau jasa dan memberikan saran-

saran perbaikan.

d. Importance-performance analysis

Dalam teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan

berbagai atribut relevan dan tingat kinerja perusahaan pada masing-

masing atribut tersebut. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingan

atribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis di Importance –

Performace Matrix. Matrix ini sangat bermanfaat sebagai pedoman dalam

mengalokasikan sumber daya organisai yang terbatas pada bidang-

17


Survey kepuasan wajib pajak

bidang spesifik di mana perbaikan kinerja bisa berdampak besar pada

kepuasan pelanggan total.

2.5.4. Gap Kualitas Layanan

Secara umum, kepuasan pelanggan akan terpenuhi jika jasa yang

dipersepsikan oleh pelanggan berupa harapan akan kualitas jasa yang diterima

sesuai dengan senyatanya diterima dari pemberi jasa. Akan tetapi oleh berbagai

faktor (faktor situasional, faktor individu, kualitas produk, atau harga), maka

seringkali terjadi perbedaan (gap) antara apa yang dipersepsikan oleh pelanggan

dengan apa yang dirasakan oleh mereka.

Menurut tiga pakar terkemuka kualitas layanan, Parasuraman, Zeithaml, dan

Berry, seperti yang dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:145), dipaparkan

secara rinci lima gap kualitas jasa yang berpotensi sebagai sumber masalah kualitas

jasa/layanan. Secara visual, kelima gap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Lima gap utama dijelaskan oleh Tjiptono dan Chandra (2005:147), lebih lanjut

meliputi:

1. Gap 1 : Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen

(Knowledge Gap)

Gap ini berarti bahwa sebagai akibat dari ketidaktahuan perusahaan tentang

kualitas pelayanan seperti apa yang diharapkan oleh konsumen. Adanya

perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi

manajemen mengenai harapan pengguna jasa.

18


Survey kepuasan wajib pajak

Gambar 2.1.
Model Gap Kualitas Layanan

Komunikasi Dari Kebutuhan Pengalaman


Mulut ke Mulut Pribadi Masa Lalu

Layanan yang
Diharapkan

GAP 5

Layanan yang
Dipersepsikan

Penyampaian GAP 4 Komunikasi Eksternal


GAP 1 Layanan Kepada Pelanggan

GAP 3

Spesifikasi
Kualitas
GAP 2 Layanan

Persepsi Manajemen
Atas Harapan Pelanggan


Sumber : Zeithaml, et al. (1990), yang dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2005:146)

2. Gap 2 : Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan

spesifikasi kualitas jasa (Standards gap)

Gap ini berarti bahwa perusahaan tidak memiliki standar dan desain kualitas

yang akan diberikan kepada konsumen. Umumnya hal ini terjadi karena

standar dan desain dari kualitas pelayanan oleh perusahaan lebih

dititikberatkan pada kualitas teknis, sedangkan konsumen menghendaki

bukan hanya pada kualitas teknis tetapi juga pada kualitas pelayanan.

19


Survey kepuasan wajib pajak

3. Gap 3 : Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (Delivery

gap)

Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja dalam

proses produksi dan penyampaian jasa. Hal ini dapat terlihat pada

ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan pada konsumen yang sebelumnya

telah ada pemberian standarnya. Misalnya, apa yang telah dijanjikan, tidak

bisa dipenuhi.

4. Gap 4 : Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

(commonication gap)

Gap ini berarti janji-janji yang disampaikan melalui aktivitas komunikasi

pemasaran tidak konsisten dengan jasa yang disampaikan kepada para

pelanggan.

5. Gap 5 : Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan

(Service gap)

Gap ini berada pada lingkungan internal konsumen sendiri dan terjadi

manakala apa yang diharapkan konsumen tidak sesuai dengan apa yang

dipersepsikan. Gap ini bisa menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif,

seperti kualitas buruk (negatively confirmed quality) dan masalah kualitas;

komunikasi gethok tular yang negatif; dampak negatif terhadap citra korporat

atau citra lokal; dan kehilangan pelanggan. Faktor-faktor ini membentuk

harapan konsumen. Persepsi tentang kualitas pelayanan adalah pengalaman

aktual yang diterima.

20


Survey kepuasan wajib pajak

2.6. Kerangka Pikir

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan wajib pajak

adalah dengan menggunakan dimensi kualitas layanan (service quality) seperti yang

disarankan oleh Kotler (1997). Namun belum ada standar baku yang dapat dijadikan

pedoman dalam mengukur kepuasan wajib pajak. Hal ini dikarenakan kepuasan itu

sifatnya relatif juga harapan dan interpretasi wajib pajak berbeda-beda pula.

Akan tetapi untuk tujuan survey ini, pengukuran kepuasan wajib pajak dalam

hal ini adalah wajib pajak pada Kantor UPTD Belopa hanya difokuskan pada varabel

kualitas layanan yang menurut Zeithaml dan Binter (2000) terdiri dari lima dimensi

yaitu: Tangibility, Emphaty, Responsibility, Reliability, dan Assurance. Dimana

pengukuran ini nantinya akan memberikan hasil apakah wajib pajak puas atau tidak

puas.

Wajib pajak dikatakan puas apabila terdapat kesesuaian antara harapan

wajib pajak setelah mengevaluasi pelayanan yang diterimanya. Ketidakpuasan akan

timbul jika harapan dan keinginan pelanggan tidak sesuai dengan kualifikasi layanan

yang diterimanya. Secara sistematik, kerangka berpikir dalam penulisan ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

21


Survey kepuasan wajib pajak

Gambar 2.2.
Kerangka Pikir

KANTOR UPTD BELOPA

Kinerja layanan
(Dimensi kualitas layanan)

Tangible Reliability Responsiveness Assurance Emphaty

Tingkat Kepuasan Wajib Pajak

2.7. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok penelitian dan tujuan yang ingin dicapai, maka

sebagai hipotesis adalah :

1) Diduga bahwa kinerja layanan berdasarkan lima dimensi kualitas layanan

(ServQual®), yaitu tangible, reliability, assurance, responsiveness, dan

empathy, berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan wajib pajak

pada Kantor UPTD Belopa.

2) Diduga bahwa kinerja layanan dimensi assurance paling berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan wajib pajak pada Kantor UPTD Belopa

dibandingkan dengan dimensi tangible, reliability, responsiveness, dan

empathy.

22


Survey kepuasan wajib pajak

BAB III

METODOLOGI

Survey ini ini termasuk jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ciri

utamanya adalah memberikan penjelasan objektif, komparasi, dan evaluasi sebagai

bahan pengambilan keputusan bagi yang berwenang. Langkah-langkah tersebut

meliputi tahap identifiaksi awal, pengumpulan data dan pengolahan data.

3.1. Tahap Identifikasi Awal

Tahap ini diawali dengan pengidentifikasian masalah yaitu masih adanya

keluhan dari wajib pajak tentang pelayanan yang diberikan serta belum adanya

pengukuran kepuasan yang berfokus pada service excellence.

3.2. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui Library Research dan Field Research.

Library Research dilakukan dengan cara studi literatur tentang teori-teori mengenai

permasalahan yang dibahas. Field Research dilakukan dengan observasi,

wawancara dengan pihak manajemen serta penyebaran kuesioner. Pembuatan

kuesioner berdasarkan 6 faktor service excellence. Kuesioner disebarkan kepada

100 responden, sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Fraenkel dan Wallen

(1993) bahwa besar sampel minimum untuk jenis penelitian deskriptif sebanyak 100

sampel.

23


Survey kepuasan wajib pajak

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-

data yang berupa data primer dan data sekunder.

a. Data primer, meliputi data yang peroleh langsung dari responden atau

Wajib Pajak melalui kuesioner dan wawancara mengenai pelayanan dan

kepatuhan.

b. Data sekunder, meliputi data yang berada di Kantor Samsat UPTD

Toraja, serta data dari instansi terkait seperti Kantor Dispenda Provinsi

Sulsel, Badan Pusat Statistik dan instansi lain terkait dengan penelitian.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2002).

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pada Kantor

Samsat UPTD Toraja, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menetapkan jumlah sampel

penulis mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia. Penentuan

sampel dari penelitian ini dengan teknik acak berkelompok (cluster random

sampling).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan cara sebagai berikut :

24


Survey kepuasan wajib pajak

a. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan maksud agar didapatkan data primer

sebagai data empiris yang berhubungan dengan variabel penelitian, yang

dilakukan dengan cara penyebaran angket berupa kuisioner dengan jawaban

bersifat tertutup, artinya responden tinggal memilih jawaban yang telah

disediakan. Angket digunakan dengan menggunakan skala sikap, yakni skala

Likert. Dalam skala Likert ini, setiap pertanyaan berisi lima alternatif jawaban

dengan gradasi dari positif sampai dengan negatif.

b. Studi Pustaka

Dilakukan dengan bertujuan untuk memperoleh data sekunder, yang

bersumber dari artikel, jurnal, dan laporan-laporan instansi/perusahaan

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6. Model dan Metode Analisis

Model Analisis

Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang

diteliti. Dalam hal ini model penelitian mengenai “Kepuasan Wajib pajak Terhadap

Pelayanan Kesamsatan pada UPTD Belopa” dapat dilihat pada gambar 3.1. di

bawah ini.

Bila dijabarkan secara matematis, maka hubungan dari variable-variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

Y = f (X1, X2 , X3 , X4 , X5)

Di mana:

Y = Kepuasan Wajib Pajak

X1 = Reability

25


Survey kepuasan wajib pajak

X2 = Responsiveness

X3 = Assurance

X4 = Emphaty

X5 = Tangibles

f = Fungsi

Gambar 3.1.
Model Penelitian

( X1) = Reability


( X2) = Reability
Tingkat Kepuasan

( X3) = Reability Wajib Pajak

(Y)
( X4) = Reability


( X5) = Reability

Maksud dari model ini adalah bahwa Kepuasan Wajib Pajak (Y) dipengaruhi

oleh reability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), emphaty (X4), dan

tangibles (X5).

Metode Analisis

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda dengan mempergunakan program SPSS 16. Analisis regresi berganda

dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu

perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya/tingkat kepuasan

26


Survey kepuasan wajib pajak

pelanggan (variabel Y). Dalam penelitian ini analisis regresi berganda berperan

sebagai teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh faktor

tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy terhadap tingkat

kepuasan wajib pajak.

Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti

yang dikutip dalam Sugiyono (2005), yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ b5X5 + e

Dimana: Y = Perubahan Pola Perilaku Konsumen

a = Konstanta Intersepsi

b = Koefisien regresi

X1 = tangible

X2 = reliability

X3 = responsiveness

X4 = assurance

X5 = emphaty

e = Error Item

Teknik analisis yang digunakan sesuai dengan model diatas adalah regresi

berganda dimana nilai dari variabel independen dan dependen dapat diperoleh dari

hasil survey yang perhitungannya akan menggunakan skala Likert. Cara

perhitungannya adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan

beberapa pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban. Data yang

27


Survey kepuasan wajib pajak

berhasil dikumpulkan dari kuisioner selanjutnya akan diukur dengan bobot hitung 1

sampai 5, dengan kategori:

a. Sangat Puas (SP) dengan bobot 5

b. Puas (P) dengan bobot 4

c. Cukup Puas (CP) dengan bobot 3

d. Kurang Puas (KP) dengan bobot 2

e. Tidak Puas (TP) dengan bobot 1

Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif-

kuantitatif.

3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Uji Validitas adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner diktakan valid jika pertanyaan pada

kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan cara validitas internal yang

menggunakan teknik analisis butir akan menguji validitas setiap butir dengan cara

skor – skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

Skor butir (pertanyaan) dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai

nilai Y, sehingga diperoleh indeks validitas setiap butir

Setelah diketahui dari hasil perhitungan besarnya korelasi, kemudian

dibandingkan dengan tabel r Product Moment dengan α = 0,05 dengan kriteria

sebagai berikut :

28


Survey kepuasan wajib pajak

Jika rxy hitung ≥ r tabel, maka valid

Jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Uji Realibilitas

Reliabilitas (reliability) adalah tingkat seberapa besar suatu alat ukur

mengukur dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh

koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha.

Koefisien cronbach alpha yang lebih dari 0,60 menunjukkan keandalan (reliabilitas)

instrumen. Selain itu, cronbach alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan

semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.

3.6.2. Analisis Koefisien Korelasi (R)

Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat

besarnya koefisien korelasi totalnya (R). Jika (R) yang diperoleh mendekati 1 (satu)

maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R) makin mendekati 0 (nol)

maka semakin lemah hubungan variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

29


Survey kepuasan wajib pajak

Tabel 3.1.
Kriteria koefisien korelasi
Koefisien korelasi Tingkat keeratan
0,80-1,00 Sangat kuat
0,60-0,79 kuat
0,40-0,59 Sedang
0,20-0,39 rendah
0,00-0,19 sangat rendah
Sumber : Sugiyono (2008)

3.6.3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi menunjukan prosentase pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel antara dan variabel antara terhadap variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi berbeda antara 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati 1 maka variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk

memprediksi variabel antara dan terikat atau merupakan indikator yang menunjukan

semakin kuatnya kemampuan menjelaskan dari perubahan variabel bebas terhadap

variabel terikat.

3.6.4. Pengujian Hipotesis

Uji F (Uji Serempak)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas

terhadap variabel antaranya. Dimana Fhitung> Ftabel, maka H1 diterima atau secara

bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel antaranya secara

serentak. Sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-

sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel antaranya. Untuk

30


Survey kepuasan wajib pajak

mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas

terhadap variabel antaranya maka digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05).

Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.

Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

Uji T (Uji Parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikatnya. Dimana Ttabel> Thitung, H0 diterima. Dan jika Ttabel < Thitung, maka H1

diterima, begitupun jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak dan jika sig < ά

(0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

31


Survey kepuasan wajib pajak

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Profil Instansi Dinas Pendapatan Daerah Prov. Sulsel

Pada awalnya sekitar tahun 1972 kebawah dinas pendapatan daerah

merupakan salah satu bagian pada Biro keuangan setwilda Provinsi Sulawesi

selatan dengan nama Bagian Penghasilan Daerah. Dalam perkembangan

selanjutnya dengan luasnya Daerah kerja urusan-urusan yang menyangkut

Pendapatan daaerah baik meliputi Pendapatan Asli daerah sendiri (Pajak, Retribusi

dan Pendapatan-pendapatan Daerah lainnya yang sah maupun Pendapatan Negara

yang diserahkan ke daerah Provinsi) dan setiap SKPD mendapatkan tugas khusus

dari Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Bagian Pendapatan daerah

pada Biro Keuangan menjadi urusan tersendiri dan merupakan Dinas Otonomi yang

ditetapkanberdasarkan Surat keputusan Gubernur/ Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor: 130/lV/1973 tanggal 17 April 1973 tentang pembentukan Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan semakin meningkatnya Upaya pembangunan Daerah yang

merupakan salah satu Tugas Pokok Pemerintah Daerah sebgai perwujudan dari

kegiatannya menuju kearah Otonomi yang dinamis.nyata dan bertanggung jawab

perlu dilakukan penyerasiannya Usaha Pemupukan Dana guna membiaya

Pembangunana Daerah, sehingga dengan demikian dalam rangka peningkatan

daya guna dan hasil dan hasil guna Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Dati 1

Sulawesi Selatan sebagai aparat pemupuk Pendapatar daerah Provinsi Dati 1

Sulawesi Selatan perlu ditingkat kembangkan pengelolaannya baik pelayanan

kepada masyarakat maupun peningkatan Pendapatan Daerah sehingga untuk

kelancaran pelaksanaan kegiatan dimaksud ditetapkanlah Susunan Organisasi dan

32


Survey kepuasan wajib pajak

Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang diatur

berdasarkan peraturan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1979

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan.

Dalam Peraturan Daerah dimaksud ditetapkanlah kedudukan tugas dan

fungsi Dinas Pendapatan Daerah sebagai berikut:

1. Kedudukan Dinas adalah Unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah dan

Dinas pimpin oleh seorang Kepada Dinas yang berada sepenuhnya

dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah.

2. Dinas melaksanakan Tugas Pokok sebagai berikut ;

a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh usaha dibidang pungutan dan

pendapatan daerah berdasarkan ketentuan baik yang digariskan oleh

pemerintah daerah pusat maupun yang di gariskan oleh pemerintah

daerah.

b. Mengadakan penelitian dan mengevaluir tata cara pengutan

pajak,retribusi dan pengutan-pengutan lainnya yang telah ada baik

pengutan-pengutan yang diadakan oleh pemerintah daerah

sepanjang itu menjadi hak dan wewenangnya.maupun pungutan-

pungutan dari pemerintah pusat yang telah di serahkan kepala

daerah,guna menciptakan dan mencari system yang lebih berdaya

guna dan berhasil guna.

c. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan pungutan, pengumpulan

dan kemasukan pendapatan daerah kedalam kas daerah secara

maksimal, baik terhadap sumber pendapatan daerah yang ada

maupun dengan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang

33


Survey kepuasan wajib pajak

baru berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur

Kepala Daerah dan atau peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya. Dinas berfungsi sebagai

berikut:

a. Perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk

merencanakan, mempersiapkan, mengolah, menelaah penyusunan

perumusan kebijakansanaan teknis serta program kerja.

b. Pelaksanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk

menyenggarakan pemungutan dan pemasukan pendapatan daerah.

c. Sekertariat yang meliputi segala usaha dan kegiatan di bidang

Sekertariat, Kepegawaian, Program dan Keuangan.

d. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna

mewujudkan kesatuan dan keserasian gerak yang berhubungan

dengan peningkatan pendapatan daerah.

e. Pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk

melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya

sesuai kebijaksaan yang ditetapkan oleh Gubernur kepala daerah

serta peraturan perundangan-undangan sesuai pph. 41 yang berlaku.

4. Susunan Organisasi terdiri dari:

a. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas

b. Unsur Pembantu Pimpinan yaitu Sekertaiat

c. Unsur Pelaksana yaitu kelomok jabatan fungsional

5. Bagian Sekertaiat terdiri dari 3 Sub Bagian yaitu ;

a. Bagian Umum dan Kepegawaian

34


Survey kepuasan wajib pajak

b. Bagian Program

c. Bagian Keuangan

6. Kabid terdiri dari 4 Kabid yaitu ;

1. Kepala Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah

2. Kepala Bidang Pajak Daerah

3. Kepala Bidang Retribusi Daerah Dan Pendapatan Daerah Lainnya

4. Kepala Bidang Pengendalian Dan Pembinaan

7. Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah terrdiri dari 3 Seksi yaitu;

1. Seksi Perencanaan

2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

3. Seksi hukum dan peraturan perundang-undangan

8. Bidang Pajak Daerah terdiri dari 3 Seksi yaitu ;

1. Seksi Pajak

2. Seksi Pendapatan dan Pelaporan

3. Seksi Pengelolaan data dan elektronik

9. Bidang Retribusi Daerah Dan Pendapatan Daerah Lainnya terdiri dari 3

Seksi yaitu ;

1. Seksi Retribusi Daerah

2. Seksi Pendapatan Asli Daerah Lainnya

3. Seksi Dana Bagi Hasil Pendapatan

10. Bidang Pengendalian Dan Pembinaan terdiri dari 3 Seksi yaitu ;

1. Seksi Seksi Pengawasan Keuangan Material dan Personil

2. Seksi Pembinaan Teknis Admin Pengelolan Pendapatan Daerah

3. Seksi Penertiban Dan Penegakan Hukum

35


Survey kepuasan wajib pajak

Untuk mendukung Pelaksanaan Tugas-tugas Operasional Pengelolaan

Sumber-sumber Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi yang ditangani langsung

oleh Dinas Pendapatan Daerah, Maka dibentuklah Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) Dinas Pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan beresamaan pembentukan Kantor Perwakilan Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas dan dilakukan secara bertahap sesuai

kebutuhan organisasi dan kemampuan dana yang tersedia dengan tahapan

pembentukannya dan dibentuk 15 Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Dinas dan 8 Kantor Samsat Pembantu Dinas masing-masing sebagai berikut ;

1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah I Makassar

2. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah II Pare-pare

3. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah III Palopo

4. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah IV Bone

5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah V Wajo

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah VI Bantaeng

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah VII Gowa

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah VIII Pinrang

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah IX Maros

10. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah X Pangkep

11. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah XI Sidrap

12. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah XII Tator

13. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah XIII Luwu Timur

14. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah XIV Soppeng

15. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Wilayah XV Bulukumba

36


Survey kepuasan wajib pajak

Sedangkan terdapat Kantor Samsat Pembantu adalah sebagai berikut:

1. Kantor Samsat pembantu Barru

2. Kantor Samsat pembantu Belopa

3. Kantor Samsat pembantu Sinjai

4. Kantor Samsat pembantu Jeneponto

5. Kantor Samsat pembantu Takalar

6. Kantor Samsat pembantu Enrekang

7. Kantor Samsat pembantu Masamba

8. Kantor Samsat pembantu Selayar

4.2. Karakteristik Responden

Dari total 100 responden wajib pajak yang diteliti dalam survey ini, maka

dapat dibedakan ke dalam beberapa karakteristik, yakni jenis kelamin, usia,

pendidikan, dan dan pekerjaan. Uraian berikut ini akan menjelaskan komposisi data

dari masing-masing karakteristik tersebut.

a. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Ditinjau dari sudut pandang jenis kelaminnya, pelanggan yang disurvey

sebanyak 100 orang tersebut, 73 orang berjenis kelamin laki-laki atau sebanyak

73% dan yang berjenis kelamin perempuan 27 orang atau sebanyak 27%.

Komposisi jenis kelamin responden tersebut terlihat dalam tabel 4.1. berikut ini.

37


Survey kepuasan wajib pajak

Tabel 4.1.
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(n = 100)
Kategori Frekuensi Peersentase
Pria 73 73 %
Wanita 27 27 %
Total 100 100 %
Sumber : Data Primer (Diolah), 2013.

b. Komposisi Responden Berdasarkan Usia

Mengingat umur responden dalam penelitian ini sangat bervariasi, maka

untuk memudahkan dalam pengolahan data, umur responden yang ada

dikelompokkan dalam (4) empat kelompok umur, yaitu kelompok umur 20–30 tahun,

kelompok umur 31 – 40 tahun, kelompok umur 41 –50 tahun dan kelompok umur

diatas 50 tahun.

Tabel 4.2.
Komposisi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
(n = 100)
Kategori Frekuensi Persentase
< 25 Tahun 14 14 %
26–30 Tahun 24 24 %
31– 40 Tahun 42 42 %
>41 Tahun 20 20 %
100 100 %
Sumber : Data primer (diolah), 2013

Berdasarkan tabel 4.2. di atas, didapatkan bahwa mayoritas responden

berada pada kelompok usia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 42 responden atau

sebesar 42%. Hal ini disebabkan karena pada kelompok usia tersebut bias

38


Survey kepuasan wajib pajak

dikategorikan berada pada usia yang produktif. Sisanya berada pada kelompok usia

<25 tahun sebesar 14%, 26-30 tahun sebesar 24%, dan >41 tahun sebesar 20%.

c. Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel 4.3., Responden terbanyak adalah yang memiliki

pendidikan terakhir SMA atau sederajat sebanyak 51 responden atau sebesar 51%.

Kemudian disusul dengan responden yang berpendidikan terakhir adalah S1 (27%)

dan SMP (14%).

Tabel 4.3.
Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
(n = 100)
Kategori Frekuensi Persentase
SD atau sederajat 5 5%
SMP 14 14 %
SMA atau sederajat 51 51 %
D3 10 10 %
S1 27 27 %
PASCA SARJANA 3 3%
100 100 %
Sumber : Data primer (diolah), 2013

d. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden terbanyak adalah yang bekerja sebagai pegawai

swasta sebesar 51% (51 responden) seperti yang terlihat pada tabel 4.4. di bawah

ini. Pensiunan menempati posisi kedua setelah pegawai swasta dengan jumlah 27

orang atau 27%, di susul oleh PNS sebanyak 14 responden atau 14%.

39


Survey kepuasan wajib pajak

Tabel 4.4.
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
(n = 100)
Kategori Frekuensi Persentase
Pelajar / Mahasiswa 5 5%
PNS 14 14 %
Pegawai Swasta 51 51 %
Wiraswasta 10 10 %
Pensiunan 27 27 %
dll 3 3%
100 100 %
Sumber : Data primer (diolah), 2013

4.3. Hasil Analisis

Terhadap uji validitas semua data menunjukkan hasil korelasi lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian semua item atau butir pertanyaan dalam kuisioner adalah

valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas juga menunjukkan nilai alpha lebih besar dari

0,6 sehingga semua item atau butir pertanyaan dalam kuisioner adalah reliable.

Untuk uji normalitas menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,980>0,05. Maka

asumsi normalitas terpenuhi.

Hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) versi 16 ditunjukkan pada table 4.5. berikut.

40


Survey kepuasan wajib pajak

Tabel 4.5.
Hasil Analisis Regresi
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Cons
2.002 1.986 1.008 .316
tant)
X1 1.027 .158 .228 6.488 .000 .313 3.198
X2 .909 .185 .216 4.903 .000 .200 4.991
X3 1.064 .184 .256 5.791 .000 .199 5.034
X4 .845 .172 .205 4.902 .000 .222 4.504
X5 1.044 .111 .233 9.387 .000 .631 1.584
a. Dependent Variable: Y

Hasil persamaan linear regresi berganda antara Reliability (X1),

Responsiveness (X2), Assurance (X3), Emphaty (X4) dan Tangibles (X5) adalah :

Y = 1,027 X1 + 0,909 X2 + 1,064 X3 + 0,845 X4 + 1,044 X5 + e

Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel independen

yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles terhadap

variabel dependen yaitu kepuasan wajib pajak adalah sebagai berikut :

1) Reliability (X1)

Reliability berpengaruh positif terhadap kepuasaan wajib pajak

kendaraan bermotor dengan koefisien regresi sebesar 1,027 dimana

artinya tingkat reliability naik sebesar 1% maka akan menyebabkan

kenaikan tingkat kepuasan wajib pajak sebesar 1,027 %.

41


Survey kepuasan wajib pajak

2) Reponsiveness (X2)

Responsiveness berpengaruh positif terhadap kepuasaan wajib pajak

kendaraan bermotor dengan koefisien regresi sebesar 0,909 dimana

artinya tingkat responsiveness naik sebesar 1% maka akan menyebabkan

kenaikan tingkat kepuasan wajib pajak sebesar 0,909 %.

3) Assurance (X3)

Assurance berpengaruh positif terhadap kepuasaan wajib pajak kendaraan

bermotor dengan koefisien regresi sebesar 1,064 dimana artinya tingkat

assurance naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat

kepuasan wajib pajak sebesar 1,06 %.

4) Emphaty (X4)

Responsiveness berpengaruh positif terhadap kepuasaan wajib pajak

kendaraan bermotor dengan koefisien regresi sebesar 0,845 dimana

artinya tingkat emphaty naik sebesar 1% maka akan menyebabkan

kenaikan tingkat kepuasan wajib pajak sebesar 0,84 %.

5) Tangibles (X5)

Tangibles berpengaruh positif terhadap kepuasaan wajib pajak kendaraan

bermotor dengan koefisien regresi sebesar 1,044 dimana artinya tingkat

tangibles naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat

kepuasan wajib pajak sebesar 1,04 %.

42


Survey kepuasan wajib pajak

Uji Statistik

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Dalam regresi pengaruh pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan wajib pajak.

1. Uji t variabel Reliability (X1)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa thitung (6,488) >

ttabel (1,985251) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel reliability

nyata atau signifikan mempengaruhi kepuasan wajib pajak kendaraan

bermotor pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Uji t variabel Responsiveness (X2)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa thitung (4,903) >

ttabel (1,9852) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel

responsiveness nyata atau signifikan mempengaruhi kepuasan wajib pajak

kendaraan bermotor pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Uji t variabel Assurance (X3)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa thitung (5,791) >

ttabel (1.9852) dengan demikian H0 ditolak, artinya bahwa variabel assurance

nyata atau signifikan mempengaruhi kepuasan wajib pajak kendaraan

bermotor pada tingkat kepercayaan 95%.

43


Survey kepuasan wajib pajak

4. Uji t variabel Emphaty (X4)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa thitung (4,902) >

ttabel (1,9852) dengan demikian H0 diterima, artinya bahwa variabel emphaty

nyata atau signifikan mempengaruhi kepuasan wajib pajak kendaraan

bermotor pada tingkat kepercayaan 95%.

5. Uji t variabel Tangibles (X5)

Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa thitung (9,387) >

ttabel (1,9852) dengan demikian H0 diterima, artinya bahwa variabel tangibles

nyata atau signifikan mempengaruhi kepuasan wajib pajak kendaraan

bermotor pada tingkat kepercayaan 95%.

Uji Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi merupakan teknik statistik yang digunakan untuk meguji

ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Nilai R

terletak antara -1 sampai dengan 1 (-1 ≤ R ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien

determinasi adalah untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel

terikat. Dari hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut :

44


Survey kepuasan wajib pajak

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of

Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson

a
1 .982 .964 .962 3.09424 1.920

b
ANOVA

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

a
1 Regression 23812.207 5 4762.441 497.420 .000

Residual 899.983 94 9.574

Total 24712.190 99

a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X4, X2

b. Dependent Variable: Y

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai R (R) adalah 0,982. Hal ini

menunjukkan bahwa korelasi antara variabel reliability (X1), responsiveness (X2),

assurance (X3), emphaty (X4) dan tangibles (X5) terhadap kepuasaan wajib pajak

kendaraan bermotor sebesar 0,982. Di samping itu, dengan nilai 0,982 yang

mendekat ke arah positif 1 berarti hubungan variabel-variabel bisa dikatakan kuat.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel bebas atau independen variabel (reliability, responsiveness, assurance,

emphaty, tangibles) mampu menjelaskan variabel terikat (kepuasan wajib pajak

kendaraan bermotor). Sesuai pengamatan dan perhitungan yang terdapat pada

45


Survey kepuasan wajib pajak

lampiran, maka dapat diperoleh nilai R2 = 0.964 yang berarti bahwa 96% kepuasan

wajib pajak kendaraan bermotor dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel

reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles. Sedangkan sisanya

4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.

Uji F (F-Test)

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model

dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesa :

H0 : β1 = β2 = 0

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0

Keriteria pengujian

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel, dengan α = 5%

Dari regresi pengaruh reliability (x1), responsiveness (x2), assurance (x3),

emphaty (x4) dan tangibles (x5) terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor

(Y), maka diperoleh F-tabel sebesar 2,467494 (α:5% dan df :100-5=95) sedangkan

F-statistik / F-hitung sebesar 497,420. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (F-

hitung > F-tabel). Maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa secara bersama-

46


Survey kepuasan wajib pajak

sama kelima variabel bebas yang meliputi reliability, responsiveness, assurance,

emphaty, dan tangibles berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wajib pajak

kendaraan bermotor.

47


Survey kepuasan wajib pajak

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

• Secara simultan atau bersama-sama variable kualitas pelayanan yang

meliputi variable reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan

tangibles berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak di Kantor

Samsat UPTD Belopa.

• Secara parsial variable kualitas pelayanan yang meliputi variable reliability,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan Wajib Pajak di Kantor Samsat UPTD Belopa dengan arah

hubungan positif atau sifatnya terjadi hubungan yang searah.

• Variabel assurance (jaminan) mempunyai pengaruh dominan terhadap

kepuasan wajib pajak di Kantor UPTD Belopa. Hal ini didasarkan pada besar

koefisien regresi, dimana variable assurance memiliki koefisien regresi

terbesar dibandingkan dengan keempat variable lainnya.

5.2. Saran

• Kualitas pelayanan aparatur pemerintah harus terus diperbaiki, oleh sebab itu

saat ini telah dikembangkan konsep dan prinsip pelayanan yang berkualitas

yang disebut Pelayanan Prima (Excellent Service) yang diharapkan dapat

dipahami dan diterapkan oleh pegawai pada Kantor UPTD Belopa dalam

memberikan pelayanan yang memuaskan bagi wajib pajak.

• Lebih meningkatkan faktor jaminan (assurance) yang antara lain berkaitan

dengan kemampuan pegawai mulai dari pengetahuan tentang peraturan

48


Survey kepuasan wajib pajak

perpajakan sampai kepada trampil dan ramah dalam melayani wajib pajak.

Variabel ini memiliki pengaruh yang paling dominan untuk menciptakan

kepuasan wajib pajak.

• Perlunya meningkatkan kualitas pegawai samsat dengan mengadakan

training atau pelatihan-pelatihan yang bersifat keahlian yang antara lain

menyangkut peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pada

Kantor UPTD Belopa, khususnya dari segi sikap dan tingkah laku pegawai

serta pengetahuan tentang perpajakan.

• Walaupun hasil survey menunjukkan bahwa aspek assurance yang paling

memberikan pelayanan yang baik, tidak berarti bahwa aspek lainnya, yaitu

reliability, responsiveness, emphaty, dan tangibles tidak mendapatkan

perhatian dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak di Kantor

UPTD Belopa.

49


Survey kepuasan wajib pajak

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Anas Iswanto. (2013). Survei Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pelayanan
Kesamsatan di Kantor UPTD Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor
Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan.
Barata, Atep Adya. (2004). Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. (1993). How To Design and Evaluate
Research In Education. San Fransisco: State University.
Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Hasan, Iqbal. (2001). Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta:
Bumi Aksara.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran 9e: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol.Jakarta:PT. Prehalindo.
Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan.
Prentice Hall, Inc.
Kotler, Philip & Anastasia Diana 2001. Total Quality Management. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Salemba
Empat.
Martilla, J. a, & James, J. C. (2001). Revisiting Importance Performance Analysisi.
Journal of Marketing.
Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta
Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction; Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Singarimbun, Masri, dan Sofian, Effendi. (1995). Metode Penelitian Survai. LP3ES:
Jakarta.
Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Zeithaml, Valerie A. & Mary Jo Binter. 2000. Service Marketing; Integrating
Customer Accross The Firm. McGraw Hill Inc.. USA.

50

75

Survey kepuasan wajib pajak

Lampiran 1

REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS CI BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5
/PARTIALPLOT ALL
/SCATTERPLOT=(Y ,*ZRESID)
/RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID) NORM(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(3).

Regression

Correlations
Y X1 X2 X3 X4 X5
Pearson Correlation Y 1.000 .830 .901 .909 .898 .703
X1 .830 1.000 .814 .713 .736 .403
X2 .901 .814 1.000 .834 .801 .525
X3 .909 .713 .834 1.000 .857 .580
X4 .898 .736 .801 .857 1.000 .572
X5 .703 .403 .525 .580 .572 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000 .000 .000 .000 .000
X1 .000 . .000 .000 .000 .000
X2 .000 .000 . .000 .000 .000
X3 .000 .000 .000 . .000 .000
X4 .000 .000 .000 .000 . .000
X5 .000 .000 .000 .000 .000 .
N Y 100 100 100 100 100 100
X1 100 100 100 100 100 100
X2 100 100 100 100 100 100
X3 100 100 100 100 100 100
X4 100 100 100 100 100 100
X5 100 100 100 100 100 100

51


Survey kepuasan wajib pajak

b
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 X5, X1, X3, X4,


a
. Enter
X2

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

b
Model Summary

Change Statistics

Adjuste Std. Error of R


R dR the Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
a
ᵪ .982 .964 .962 3.09424 .964 497.42 5 94 .000 1.921
a. Predictors: (Constant), X4, X1,
X2, X3
b. Dependent Variable:
Y

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 91.9100 15.79931 100

X1 18.5800 3.51384 100

X2 18.1000 3.74840 100

X3 18.6000 3.79793 100

X4 18.2000 3.82707 100

X5 18.4000 3.51907 100

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 23812.207 5 4762.441 497.420 .000

Residual 899.983 94 9.574

Total 24712.190 99

a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X4, X2

52


Survey kepuasan wajib pajak

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Const
2.002 1.986 1.008 .316
ant)

X1 1.027 .158 .228 6.488 .000 .313 3.198

X2 .909 .185 .216 4.903 .000 .200 4.991

X3 1.064 .184 .256 5.791 .000 .199 5.034

X4 .845 .172 .205 4.902 .000 .222 4.504

X5 1.044 .111 .233 9.387 .000 .631 1.584

a. Dependent Variable: Y

a
Coefficient Correlations

Model X5 X1 X3 X4 X2

1 Correlations X5 1.000 .125 -.168 -.182 -.098

X1 .125 1.000 .017 -.237 -.522

X3 -.168 .017 1.000 -.517 -.405

X4 -.182 -.237 -.517 1.000 -.120

X2 -.098 -.522 -.405 -.120 1.000

Covariances X5 .012 .002 -.003 -.003 -.002

X1 .002 .025 .000 -.006 -.015

X3 -.003 .000 .034 -.016 -.014

X4 -.003 -.006 -.016 .030 -.004

X2 -.002 -.015 -.014 -.004 .034

a. Dependent Variable: Y

53


Survey kepuasan wajib pajak

a
Coefficient Correlations

Model X5 X1 X3 X4 X2

1 Correlations X5 1.000 .125 -.168 -.182 -.098

X1 .125 1.000 .017 -.237 -.522

X3 -.168 .017 1.000 -.517 -.405

X4 -.182 -.237 -.517 1.000 -.120

X2 -.098 -.522 -.405 -.120 1.000

Covariances X5 .012 .002 -.003 -.003 -.002

X1 .002 .025 .000 -.006 -.015

X3 -.003 .000 .034 -.016 -.014

X4 -.003 -.006 -.016 .030 -.004

X2 -.002 -.015 -.014 -.004 .034

a. Dependent Variable: Y

a
Collinearity Diagnostics

Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) X1 X2 X3 X4 X5

1 1 5.928 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .030 13.946 .36 .02 .03 .02 .03 .16

3 .020 17.254 .33 .10 .00 .01 .01 .54

4 .010 24.431 .23 .32 .07 .14 .20 .28

5 .007 29.114 .03 .25 .38 .18 .46 .02

6 .005 35.288 .05 .32 .52 .65 .30 .01

a. Dependent Variable: Y

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 44.8078 123.1756 91.9100 15.50894 100

Residual -1.90753E1 22.54245 .00000 3.01509 100

Std. Predicted Value -3.037 2.016 .000 1.000 100

Std. Residual -6.165 7.285 .000 .974 100

a. Dependent Variable: Y

54


Survey kepuasan wajib pajak

55


Survey kepuasan wajib pajak

56


Survey kepuasan wajib pajak

LAMPIRAN 2

No Kuesioner :

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita

Usia : 1. < 25 Tahun


2. 26 – 30 Tahun
3. 31 – 40 Tahun
4. > 41 Tahun
Pendidikan Terakhir : 1. SD atau Sederajat
2. SMP
3. SMA atau Sederajat
4. D3
5. S1
6. Pasca Sarjana
Pekerjaan : 1. Pelajar atau Mahasiswa
2. Pegawai Negeri
3. Pegawai Swasta
4. Wiraswasta
5. Pensiunan
6. dll

II. KUESIONER TINGKAT KEPUASAN

Keterangan:

SP = Sangat Puas; P = Puas CP = Cukup Puas; KP = Kurang Puas; TP = Tidak Puas

PELAYANAN YANG DITERIMA


NO PERTANYAAN
SP P CP KP TP

RELIABILITY (KEANDALAN)

1 Pelaksanaan jam kerja dilakukan


dengan tepat waktu

2 Pegawai mampu memberikan pelayanan


dengan cepat

3 Pegawai mampu memberikan pelayanan

57


Survey kepuasan wajib pajak

dengan tepat

4 Pegawai memberikan pelayanan

yang adil antara Wajib Pajak

5 Wajib Pajak memperoleh kemudahan

dalam informasi perpajakan

PELAYANAN YANG DITERIMA


NO PERTANYAAN
SP P CP KP TP

RESPONSIVENESS (DAYA TANGGAP)

6 Pegawai bersedia untuk menjawab


pertanyan wajib pajak

7 Pegawai mampu menyelesaikan setiap


masalah dengan cepat

8 Pegawai mempu menyelesaikan setiap


masalah dengan tepat

9 Pegawai mampu menjelaskan prosedur


pembayaran kepada wajib pajak

10 Pegawai selalu siap sedia untuk


membentu wajib pajak

ASSURANCE (JAMINAN)

11 Pegawai mengetahui peraturan dan


tugasnya

12 Pegawai mampu memberikan


komunikasi yang efektif

13 Pegawai menjaga kerahasiaan data


wajib pajak

14 Pegawai ramah dalam memberikan


pelayanan

15 Pegawai terampil dalam memberikan


pelayanan

EMPATHY (EMPATI)

58


Survey kepuasan wajib pajak

16 Pegawai memberikan perhatian


terhadap masalah yang dihadapi

17 Pegawai memberikan waktu untuk


menyelesaikan masalah yang dihadapi

18 Pegawai memberikan kemudahan dalam


pelayanan

19 Pegawai selalu bersikap simpatik dalam


memberikan pelayanan

20 Pegawai berusaha memberikan


pelayanan yang terbaik

TANGIBLES (BUKTI FISIK)

21 Letak/Lokasi Samsat yang strategis

22 Tersedia ruang tunggu yang sejuk dan


nyaman

23 Tersedia tempat parkir yang memadai

24 Tersedia brosur / leaflet

25 Kerapihan penampilan petugas SAMSAT


-terima kasih-

…………………………….., …….. Desember 2013

(______________________)

Enumerator

59


Survey kepuasan wajib pajak

Lampiran 3.

FOTO-FOTO KEGIATAN SURVEY

60

Anda mungkin juga menyukai