Anda di halaman 1dari 2

Prasarana air bersih

PDAM Kota Makassar memberikan pelayanan air minum untuk penduduk wilayah kota
Makassar secara keseluruhan. Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu kebutuhan air bersih 185 l/dt/org, Kecamatan
Makassar untuk melayani penyediaan air minumnya sebagian besar berasal dari air Panakkukang dengan jumlah penduduk 146.760, membutuhkan 7.330.662 lt/hr. Jumlah ini
permukaan (sungai), yaitu Sungai Jeneberang dan dan Sungai Maros. Untuk didapatkan dari jumlah penduduk x 185 x 0,27 l/orang/hari. PDAM Kota Makassar dapat
pengambilan air baku dari sungai Jeneberang dibangun Intake Ratulangi (IPA memproduksi sebanyak 39.609.948 l/hari. Sehingga kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi.
Ratulangi) dan Bili-Bili (IPA Somba Opu) sedangkan air baku dari Sungai Maros
dibangun Intake Lekopadng (IPA Panaikang). Kapasitas produksi masing-masing
Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sebagai berikut:

IPA Ratulangi 50 l/det

IPA Somba Opu 1.000 l/det

IPA Panaikang 1.000 l/det

Khusus untuk penyediaan air bersih untuk rumah tangga, maka pelayanan air bersih
PDAM Makassar masih rendah, yaitu 106.005 sambungan atau 40% dan total rumah
tangga sebanyak 262.037 KK. Tingkat kebocoran air PDAM baik dan segi teknis
maupun administrasi rata-rata adalah lebih kurang 50%. Hal ini adalah suatu
masalah yang cukup serius untuk ditangani. Dengan asumsi kebutuhan 185
l/orang/hari dengan tingkat kebocoran diasumsikan sebesar 15 %, didapat bahwa
masih ada sisa produksi air bersih di Makassar sebesar 54.743.660 liter/hari. Jumlah
kepala keluarga 27,278. Produksi air bersih dari IPA Panaikang adalah 39.609.948.
Prasarana drainase

Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan
dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Di
kecamatan panakkukang, banyak drainase yang tidak memenuhi standar atau bahkan, hanya asal di buat. Di lakukan tes
pada beberapa drainase yang ada di kecamatan panakkukang. Pengaruh pemeliharaan drainase di Kecamatan
Panakkukang kota Makassar, pada Kelurahan Karuwisi, Lorong Merdeka memperoleh nilai indicator 5 ( sangat buruk )
dan memperoleh tingkat debit banjir pada 0.227 m3/detik, Lorong Angkasa Biru memperoleh nilai indicator 6 ( buruk ) dan
memperoleh tingkat debit banjir pada 0.133 m3/detik, Lorong Bahagi memperoleh nilai indicator 6 ( buruk ) dan
memperoleh tingkat debit banjir pada

0.148 m3/detik, Kelurahan Sinrijala pada Lorong Gajah mada I memperoleh nilai indicator 6 ( buruk ) dan
memperoleh tingkat debit banjir pada 0.166 m3/detik, Gajah Mada II memperoleh nilai indicator 6 ( buruk ) dan
memperoleh tingkat debit banjir pada 0.118 m3/detik, Lorong Gajah Mada Raya memperoleh nilai indicator 5 ( sangat
buruk ) dan memperoleh tingkat debit banjir pada 0.275 m3/detik, sedangkan Kelurahan Tamamaung pada pada
Lorong Sukaria IV memperoleh nilai indicator 5 ( sangat buruk ) dan memperoleh tingkat debit banjir pada 0.415
m3/detik, Lorong Sukaria V memperoleh nilai indicator 5 ( sangat buruk ) dan memperoleh tingkat debit banjir
pada 0.485 75 m3/detik, dan Lorong Pettarani VI memperoleh nilai indicator 5 ( sangat buruk ) dan memperoleh
tingkat debit banjir pada 0.383 m3/det.

Anda mungkin juga menyukai