Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI IBU MENYUSUI

NAMA : TIFA DESYANA SAPUTRI

NIM : P07120419032

KELAS/SEMESTER : 2A/III

KEMENTRIAN KESEHATAN POLITEKSIN KESEHATAN MATARAM JURUSAN


KEPERAWATAN TROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TA. 2020/2021
RINGKASAN

Pemenuhan kebutuhan gizi ibu menyusui adalah susunan menu seimbang yang
dianjurkan untuk ibu menyusui yang terdiri dari energi, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Kelancaran Air Susu Ibu (ASI) adalah air susu ibu yang banyak dapat merembes keluar
melalui puting, sebelum disusukan payudara terasa tegang, berat badan bayi naik dengan
memuaskan sesuai umur, jika air susu ibu cukup setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan pemenuhan kebutuhan gizi ibu dengan
kelancaran air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui.

Gizi seimbang penting bagi ibu menyusui karena sangat erat kaitannya dengan produksi
air susu. Pemenuhan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap status gizi ibu menyusui
dan tumbuh kembang bayinya. Konsep tentang sehat-sakit, makanan-minuman yang baik
untuk kesehatan, kepercayaan dan pantangan, di satu lain bisa menjadi penghalang namun
di sisi lain bisa menjadi potensi untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Penelitian ini
merupakan analisis data sekunder, yang bersumber dari data Riset Etnografi Kesehatan
tahun 2015 yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pemenuhan gizi ibu menyusui pada
etnik Sabu, Rote dan Madura. Data yang dikumpulkan meliputi perilaku ibu menyusui serta
kecukupan zat gizi ibu menyusui pada tiga etnik tersebut. Hasil menunjukkan bahwa
perilaku ibu pada bayi baru lahir memberikan jenis makanan prelaktal, dimana pada etnik
Rote berupa air kopi atau air gula, pada etnik Sabu berupa ramuan daun cabai yang
ditumbuk, disaring dan diambil sarinya, serta etnik Madura berupa madu dan air kelapa
muda yang bertujuan untuk melicinkan pencernaan bayi.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI), merupakan nutrisi terbaik yang bisa Bunda berikan kepada
buah hati selama usia 0-6 bulan. Untuk itu, Bunda juga harus memaksimalkan nutrisi
yang terkandung dalam ASI dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat
dan bergizi. Di sinilah seorang ibu berperan besar untuk menentukan seberapa
banyak nutrisi yang bisa diasup buah hati lewat ASI Bunda berikan.
Jika makanan dan minuman yang Bunda santap sehat, kualitas ASI untuk buah
hati tentu semakin tinggi nutrisi. Karena itu, sebaiknya Bunda selektif dalam memilih
makanan untuk ibu menyusui. Ini karena makanan yang Bunda konsumsi
berpengaruh terhadap kualitas ASI. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya
Bunda hindari selama masa menyusui.
Gizi ibu menyusui adalah berbagai zat gizi dalam jumlah tertentu yang
dibutuhkan oleh ibu  yang sedang dalam masa menyusui. Mengapa Gizi Ibu
Menyusui ini penting. Karena gizi ibu menyusui penting untuk memulihkan kondisi
ibu pasca persalinan. Kalori makanan yang ibu konsumsi juga akan banyak
memengaruhi volume ASI yang di keluarkan. ASI yang diberikan pada bayi pun
kandungannya tidak tetap, kandungan ASI menyesuaikan makanan yang dikonsumsi
ibu. Alasan lainnya adalah zat gizi yang ibu menyusui konsumsi harus tetap dapat
memenuhi kebutuhan gizi dirinya sendiri.
Dalam membantu ibu menyusui untuk mendapatkan status gizi yang tepat, guna
mengoptimalisasi menyusui harus memerhatikan energi dan zat gizi yang
dibutuhkan, berat badan yang sesuai, dampak dari berolah raga selama menyusui,
serta vitamin dan mineral tambahan yang dibutuhkan. Selain itu juga perlu
diperhatikan pula konsumsi kalsium dan makanan kaya vitamin D seperti  produk
susu bebas lemak atau rendah lemak. Tidak lupa, buah dan sayuran serta konsumsi
gandum yang disesuaikan.
Ibu menyusui yang telah terpenuhi gizinya tidak perlu meminum suplemen
tambahan. Suplemen tambahan diberikan secara spesifik pada jenis zat gizi yang
kurang. Contohnya, apabila seorang ibu menyusui menghindari konsumsi produk
olahan susu, baiknya mengonsumsi suplemen penambah kalsium dan vitamin D.
Diet pun harus dilakukan dengan diet yang tepat, yang terpenting adalah baik ibu
maupun bayi tetap terpenuhi zat gizinya. Seorang ibu menyusui yang juga seorang
vegan harus membuat perencanaan yang matang akan konsumsi kalori, protein,
kalsium, vitamin D, B12, zat besi, dan zinc. Sementara seorang ibu yang vegetarian
sebenarnya sudah mendapat jumlah protein yang cukup selama masukan energinya
cukup.
Sejumlah kecil studi dilakukan di Amerika dengan melibatkan ibu menyusui yang
bersedia mengurangi 67% asupan energi yang ia butuhkan selama seminggu.
Hasilnya adalah tidak ada perbedaan ASI yang diminum bayi (ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi) dan kandungan zat gizi dalam ASI masih sama. Namun, pada
minggu selanjutnya setelah diet tersebut, ibu menyusui yang mengonsumsi kurang
dari 1500 kal cenderung mengalami penurunan pada volume ASI dari yang biasa
dihasilkannya. Dampak lain yang timbul adalah menurunnya status gizi dan
kesehatan ibu.
Banyak yang mengatakan bahwa ibu menyusui yang minum air lebih akan
menghasilkan ASI lebih banyak. Hal tersebut tidak benar karena hingga saat ini
belum ada penelitian yang dapat membuktikan pernyataan tersebut benar.
KONSEP

A. Pengertian
Setelah melahirkan, bukan berarti ibu tidak perlu lagi mengonsumsi makanan
bergizi. Ibu menyusui masih perlu memenuhi kebutuhan nutrisi harian agar bisa
menghasilkan ASI yang berkualitas untuk Si Kecil. Ingat, makanan yang ibu
makan memengaruhi kesehatan Si Kecil. Jadi, dianjurkan tetap menjaga pola
makan sehat selama menyusui.
Sebenarnya, secara alami ASI sudah mengandung seluruh nutrisi yang
diperlukan bayi. Tapi, kuantitas dan kepekatan ASI dipengaruhi oleh pola makan
ibu. Ibu dapat mengonsumsi makanan sehat secara tepat, untuk itu ketahui
nutrisi apa saja yang dibutuhkan selama menyusui.

1. Kalori
Dilansir dari American Pregnancy, ibu menyusui membutuhkan 500 kalori
lebih banyak dari yang tidak. Tapi ibu tidak perlu pusing menghitung jumlah
kalori dari makanan yang ibu konsumsi setiap harinya, karena kebutuhan
kalori setiap ibu juga berbeda. Ibu hanya perlu makan setiap rasa lapar
muncul.
Dilansir dari Baby Center, ibu yang menyusui sebaiknya penuhi
kebutuhan saat perut merasa lapar. Rasa lapar yang dirasakan berhubungan
langsung dengan proses tubuh yang sedang memproduksi ASI untuk bayi.
Ibu juga sebaiknya mengonsumsi camilan sehat agar tubuh tetap berenergi.

2. Protein
Ibu yang menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan
protein karena zat gizi ini penting untuk membangun dan memperbaiki
berbagai jaringan dalam tubuh. Protein berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan Si Kecil di awal-awal masa kehidupannya.
Selain itu, protein juga bermanfaat untuk membantu pemulihan tubuh ibu
setelah menjalani kehamilan dan persalinan. Kebutuhan protein yang
diperlukan ibu menyusui adalah sebanyak 76-77 gram per hari. Ibu bisa
mendapatkan nutrisi ini dari mengonsumsi bahan makanan hewani maupun
nabati, seperti daging sapi, daging ayam, telur, tempe, tahu, edamame,
seafood, dan sebagainya.
Dilansir dari Baby Center, saat mengonsumsi ikan sebaiknya pilihlah ikan
yang baik untuk kesehatan ibu dan anak. Beberapa jenis ikan dapat
memenuhi kebutuhan DHA dan EPA, serta omega 3 yang baik untuk
perkembangan otak dan mata bayi di tahun pertama usianya. Namun
sebaiknya saat ibu menyusui atau menjalani kehamilan, hindari
mengonsumsi ikan seperti mackerel yang memiliki kandungan merkuri yang
cukup tinggi.

3. Asam Lemak
Sumber utama kalori bayi berasal dari lemak. Selain sebagai sumber
energi, lemak juga bermanfaat untuk membangun jaringan otak Si Kecil.
Tubuh ibu juga membutuhkan lemak. Tapi, ibu sebaiknya mengonsumsi
makanan yang mengandung lemak tidak jenuh, dan batasi konsumsi
makanan yang mengandung lemak jenuh atau lemak trans. Selama
menyusui, ibu wajib mengonsumsi makanan tinggi asam lemak seperti ikan
salmon, ikan kembung, kacang-kacangan, daging sapi, dan lain-lain.

4. Vitamin dan Mineral


Ibu yang menyusui juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral
lebih banyak daripada biasanya, demi kebaikan ibu dan janin. Berikut jenis
vitamin dan mineral yang penting untuk pertumbuhan bayi, yaitu:
 Vitamin C. Nutrisi ini berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan
perbaikan jaringan dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Untuk bayi,
vitamin C membantu pertumbuhan tulang, gigi, dan produksi kolagen.
Dilansir dari National Institutes of Health Office of Dietary
Supplements, tiap bayi membutuhkan kandungan vitamin C yang
berbeda tiap usianya. Bayi dengan usia 0-6 bulan membutuhkan 40
miligram, sedangkan bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 50 miligram
vitamin C. Jadi, tidak ada salahnya ibu memperbanyak mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin C agar kebutuhan vitamin C
pada bayi dapat terpenuhi dengan baik. Ibu bisa mendapatkan vitamin
C dari buah jeruk, sayur brokoli, maupun tomat.
 Vitamin E. Manfaatnya vitamin E untuk ibu adalah membantu
mencegah ibu mengalami anemia setelah melahirkan. Sedangkan
untuk Si Kecil, kandungan antioksidan yang tinggi dalam vitamin E
melindungi mata dan paru-paru bayi dari berbagai masalah karena
kekurangan oksigen. Makanan yang kaya vitamin E, seperti kacang
almond, bayam, asparagus, dan alpukat.
 Kalsiun dan Zat Besi. Si Kecil memerlukan kalsium untuk
pembentukan tulang dan gigi. Sementara zat besi berfungsi untuk
membentuk sel darah merah, sehingga membantu mencegah ibu
mengalami anemia setelah melahirkan. Dilansir dari University of
California San Fransisco, ibu menyusui disarankan mengonsumsi
kalsium sebanyak 1.300 miligram per hari. Sumber kalsium dapat ibu
dapat dari beberapa jenis makanan, seperti susu dan keju.

Cara untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi di atas, ibu disarankan


untuk mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi, seimbang, dan
alami.
KESIMPULAN

Untuk itu semua, Ibu sebaiknya tetap menjaga asupan nutrisi dengan tetap
mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang sehingga untuk Ibu hamil tetap sehat, prima
serta janin yang dikandungnya pun sehat, sedangkan bagi Ibu menyusui tetap memberi ASI
agar mama dapat memberi ASI eksklusif sehingga bayi Ibu pun sehat.

Mengonsumsi makanan yang beraneka ragam selama menyusui akan mengubah rasa
ASI. Bukannya buruk, hal ini justru membantu bayi merasakan variasi rasa, yang
bermanfaat untuk masa peralihan ke MPASI saat memasuki usia 6 bulan atau lebih. 

Tak hanya soal itu, ibu menyusui juga wajib memenuhi kebutuhan cairan setiap hari.
Karenanya, minum air putih dalam jumlah yang cukup sangat penting. Jumlah yang
diperlukan yaitu sekitar 8–9 gelas per hari. Hindari soda dan minuman kalengan karena
mengandung zat yang berbahaya bagi bayi.

Jangan lupa untuk mengombinasikan pasokan nutrisi yang memadai dengan olahraga
teratur. Berkonsultasilah pada dokter untuk mengetahui jenis dan durasi olahraga yang
paling sesuai dengan kondisi tubuh Anda selama menyusui. Apabila nantinya mengalami
kendala terkait menyusui, jangan sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut pada konselor
ASI atau dokter yang ahli.
DAFTAR ISI

University of California San Francisco. Diakses pada 2020. Nutrition Tips for Breastfeeding
Mothers

National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. Diakses pada 2020. Vitamin C

Baby Center. Diakses pada 2020. Diet for Healthy Breastfeeding Mom

American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Diet Considerations While


Breastfeeding

Bahiyatun. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Fikawati dkk. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Brown, J E. (2018). Nutrition Through Life Cycle 4th Ed. Belmont: Wadsworth Cengage


Learning

Tamara Anastasya (2019). Info Sehat

Anda mungkin juga menyukai