Oleh:
UMMU KUSUM
NIM. 012023243014
PROGRAM PROFESI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Kanker Serviks” telah
diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Profesi Pendidikan
Hari :
Tanggal :
Surabaya, 2021
Mahasiswa
Ummu Kulsum
NIM. 012023243014
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya saya
ini disusun untuk memenuhi tugas praktek Profesi dengan harapan dapat
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, dan untuk itu penulis mengucapkan
1. DR. Budi Prasetyo, dr., Sp.OG (K) selaku ketua Program Studi
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sadari
bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iv
BAB 1..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.1 Tujuan......................................................................................................................3
1.2 Manfaat....................................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
2.1 Kanker Serviks.........................................................................................................5
2.1.1 Pengertian.........................................................................................................5
2.1.2 Epidemiologi....................................................................................................6
2.1.3 Etiologi.............................................................................................................6
2.1.4 Faktor Resiko...................................................................................................7
2.1.5 Tanda dan Gejala..............................................................................................9
2.1.6 Pencegahan.....................................................................................................11
2.1.7 Penegakan Diagnosa Kanker Serviks.............................................................13
2.1.8 Klasifikasi Kanker Serviks.............................................................................14
2.1.9 Penatalaksanaan..............................................................................................16
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Kanker Serviks dengan Manajemen Varney......19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit pernafasan kronis dan diabetes (WHO, 2015). Badan Penelitian dan
Humas Litbangkes, 2019). Sebanyak 41.000.000 jiwa atau setara dengan 71%
dari total kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh PTM, dan dilaporkan
2013; P2PTM, 2019) dan meningkat menjadi 1,8 per 1.000 penduduk pada tahun
lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki, yaitu pada perempuan sebanyak
1
2
2,9 per 1.000 penduduk, sedangkan laki-laki 0,7 per 1.000 penduduk
terbanyak kedua yang terjadi pada perempuan, serta kanker kedua yang paling
sering terjadi pada wanita usia 15 sampai 44 tahun di dunia dan di Indonesia
penderita kanker serviks berakhir dengan kematian. Di Jawa Timur, pada tahun
2019 angka kejadian kanker serviks dilaporkan lebih tinggi dibandingkan kanker
kanker serviks seringkali datang pada stadium lanjut dimana pengobatan tidak
yang dapat yang dicegah dengan melakukan skrining/ deteksi dini kanker serviks.
Menurut WHO (2019), pencegahan sekunder kanker serviks dengan skrining dan
pengobatan pada lesi prakanker ditujukan bagi wanita berusia 30 tahun atau
difokuskan pada wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena lesi prakanker,
usia 30-50 tahun (Permenkes, 2015). Bidan memiliki andil besar dalam
bidan menjadi sumber daya tenaga kesehatan terbanyak di Indonesia pada tahun
kesehatan dan advokasi tentang pentingnya skreening kanker serviks pada semua
perempuan usia 30-50 tahun yang sudah aktif secara seksual agar kanker serviks
ditemukan pada stadium dini, terutama jika mereka mempunyai gejala agar tidak
1.2 Tujuan
1.1 Tujuan
kanker serviks
kanker serviks
1.2 Manfaat
terutama dalam memberikan asuhan pada pasien dengan kasus kanker serviks
terutama dalam asuhan kebidanan pada pasien dengan kasus kanker serviks
5
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Kanker adalah pertumbuhan sel secara tidak wajar atau secara tidak
terkontrol, sehingga dapat merusak jaringan yang berada disekitarnya serta dapat
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel secara tidak wajar atau secara
tidak terkontrol yang terletak pada leher rahim. Leher rahim merupakan bagian
paling bawah dari rahim, yaitu struktur berbentuk silinder yang terdiri dari
vagina dan dilapisi oleh epitel kolumnar. Hampir semua kasus karsinoma serviks
berasal dari zona transformasi dari mukosa ectoserviks dan mukosa endoserviks.
2.1.2 Epidemiologi
Secara global, kanker serviks terus menjadi salah satu kanker yang paling
paru. Pada 2012, diperkirakan ada sekitar 569,847 kasus baru kanker serviks
tahun 2019, angka kejadian kanker serviks di Jawa Timur pada mencapai 13.078
penderita, lebih tinggi dari angka kejadian kanker payudara yaitu sebanyak
12.186 kasus (Kominfo Jatim, 2020). Sedangkan data di Poli Onkologi Satu
Atap (POSA) Kandungan RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2019 didapatkan 716
2.1.3 Etiologi
Virus (HPV) yang persisten (IARC, 2007; Johnson et al., 2019). Ada banyak
jenis HPV, namun hanya jenis HPV tertentu saja (WHO, 2019), yaitu 15 jenis
HPV (Bhatla, Aoki, et al., 2018) yang berisiko tinggi bertahan dan berkembang
beberapa bulan setelah paparan (WHO, 2019), dan sekitar 90% tidak terdeteksi
dalam 2 tahun (Bhatla, Aoki, et al., 2018) sehingga dianggap bersih (WHO,
2019). Hal ini dapat diperdebatkan apakah HPV benar-benar sudah mati atau
apakah tetap bertahan dalam sel basal dengan potensi terjadi reaktivasi di
kemudian hari. Pada infeksi HPV yang persisten, menunjukkan adanya DNA
HPV tipe spesifik yang sama pada pengambilan sampel setelah 6 – 12 bulan.
Hanya sepersepuluh dari semua infeksi HPV menjadi persisten dan dapat
Dari perkiraan 530.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya, HPV
16 dan HPV 18 menyebabkan 71% kasus kanker serviks, sedangkan HPV tipe
31, 33, 45, 52, dan 58 untuk 19% kasus kanker serviks (IARC, 2007).
dan faktor gaya hidup, sedangkan faktor infeksi disebabkan oleh virus HPV pada
9
orang yang aktif secara seksual. HPV tidak dipengaruhi oleh faktor genetik dan
a. Perilaku seksual
dikaitkan dengan tes HPV positif (Ribeiro et al., 2015). Pada wanita
yang memiliki dua pasangan seksual, risiko akan meningkat 2 kali lipat
dan akan meningkat tiga kali lipat apabila memiliki ≥ 6 pasangan seksual
b. Paritas.
c. Merokok.
2) Faktor Infeksi
memiliki 2-3 kali lipat peningkatan risiko kanker serviks di masa depan
timbul bila telah menjadi kanker invasif. Gejala-gejala kanker serviks menurut
c. Lemah.
f. Ketidaknyamanan vagina.
Gejala lain yang lebih parah mungkin timbul pada tahap lanjut
kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda-tanda dini yang tidak
spesifik seperti sekret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang disertai
dengan bercak perdarahan. Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan
penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang berbau busuk,
nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil atau
buang air besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri pinggang,
penurunan kesehatan dan efek samping pengobatan, dan secara psikologis dapat
dirasakan wanita saat haid. Manuaba (2010) intensitas nyeri haid dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Ringan. Nyeri haid ringan ditandai dengan terjadinya nyeri sejenak yang
dapat pulih kembali, tidak memerlukan obat karena rasa nyeri bisa hilang
3. Berat. Nyeri haid berat ditandai dengan rasa sakit yang hebat sehingga tidak
Menurut Solehati dan Kosasih (2015) dan Judha (2012) intensitas nyeri
Skala ini berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm. Ujung kiri skala
mengidentifikasi tidak ada nyeri (0) dan ujung kanan menandakan nyeri
Klien kemudian diminta untuk menunjuk garis yang sesuai dengan nyeri
dari awal garis sampai tanda yang diberikan oleh klien. Panjang jarak
13
sebagai berikut:
0 10
10. Angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 10 menunjukkan nyeri
yang paling hebat. Skala ini merupakan garis panjang berukuran 10 cm,
dimana setiap 1 cm diberi tanda. Tingkat angka yang ditunjukkan oleh klien
FRPS merupaka skala nyeri dengan model gambar kartun dengan enam
tingkatan nyeri dan dilengkapi dengan angka dari 0 sampai dengan 5. Skala
1 : tidak menyakitkan
2 : sedikit sakit
3 : lebih menyakitkan
6 : benar-benar menyakitkan
15
2.1.7 Pencegahan
meliputi:
1) Pencegahan primer
Faktanya bahwa lebih dari 80% wanita dalam hidupnya akan memperoleh
setidaknya satu infeksi HPV berisiko tinggi. Puncak Prevalensi HPV terjadi
pada wanita berusia kurang dari 25 tahun, yang menunjukkan bahwa infeksi
terutama ditularkan melalui rute seksual yang menjadi bagian dari hubungan
aktivitas seksual.
b. Promosi dan penyediaan kondom bagi mereka yang sudah terlibat dalam
aktivitas seksual.
masa remaja, dan yang merupakan faktor risiko penting untuk kanker
d. Khitan pria.
2) Pencegahan sekunder
pada lesi prakanker (Bhatla, Aoki, et al., 2018) yang ditujukan bagi wanita
Meskipun telah ada vaksin yang efektif, skrining akan tetap menjadi
In-Situ (AIS). Beberapa strategi skrining serviks telah terbukti efektif. Tes
(WHO, 2019).
3) Pencegahan tersier
diagnosis pasti dari kanker serviks, sedangkan tes Pap dan/atau kuret endoserviks
diderita merupakan kondisi penyakit kronis yang memiliki efek yang sangat tidak
18
Saat fase awal terdiagnosis kanker serviks, saat muncul gejala hingga
penegakan diagnosa, pasien dihadapkan dengan sesuatu yang baru, situasi yang
momen yang sangat penting. Beberapa faktor yang memperburuk kondisi stress
psikologis pasien seperti kanker dengan prognosis yang buruk, kondisi hidup
yang sulit, situasi sosial, dan usia pasien masih muda, bahkan hingga terjadi
sosial dan pikiran akan kematian. Pasien seringkali merasa adanya suatu stigma.
bahwa pasien kanker serviks pada periode awal terdiagnosa (0-3 bulan)
oleh FIGO, namun pada tahun 2018, penentuan staging telah direvisi oleh
temuan patologi (bila tersedia). Revisi staging FIGO ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 2. 1 Klasifikasi stadium klinis kanker serviks menurut FIGO (Bhatla, Aoki,
et al., 2018).
al. (2018).
kelangsungan hidup 5 tahun untuk semua orang dengan kanker serviks adalah
66%.
faktor seperti ras, etnis, dan usia. Untuk wanita kulit putih, tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun adalah 71%. Untuk wanita kulit hitam, tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun adalah 58%. Untuk wanita kulit putih yang lebih
muda dari usia 50, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun adalah 78%. Untuk
stadium kanker serviks yang didiagnosis. Ketika terdeteksi pada tahap awal,
adalah 92%. Sekitar 44% orang dengan kanker serviks didiagnosis pada tahap
awal. Jika kanker serviks telah menyebar ke jaringan atau organ sekitarnya
dan /atau kelenjar getah bening regional, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun
adalah 58%. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh, tingkat
2.1.11 Penatalaksanaan
al., 2015). Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium penyakit (Komite
dan kemoterapi telah diketahui memiliki toksisitas dan efek samping. Berbagai
literatur mengemukakan efek negatif pada fisik dan fungsi psikologis yang
memunculkan sikap penolakan pasien (Czerw et al., 2017), oleh karena itu
yang diintegrasikan dengan terapi lain untuk lebih memahami dan mengelola
1) Operasi
22
kanker servik stadium I sampai stadium IIA. Kanker serviks IIA dengan
konsultasi para ahli (WHO, 2014b). Tata laksana selanjutnya tergantung dari
faktor risiko, dan hasil patologi anatomi untuk dilakukan ajuvan radioterapi
2) Radioterapi
kemoterapi adalah mode utama pengobatan kanker serviks stadiumII dan III.
3) Kemoterapi
memiliki dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan antara lain
kanker, diberikan melalui infus ke pembuluh darah atau per oral. Radiasi
b. Reaksi gastrointestinal
c. Reaksi alergi
palmar-plantar).
4) Perawatan Paliatif
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait dengan
24
penderitaan dengan cara identifikasi dini dan penilaian yang sempurna serta
pengobatan nyeri dan masalah lainnya, baik fisik, psikososial dan spiritual
lainnya.
yang normal.
Varney
2.2.1`Data Subyektif
1. Identitas.
a. Umur
serviks.
c. Pendidikan
klien.
e. Alamat
26
Jarak fasilitas kesehatan yang terlalu jauh dan sulit dijangkau membuat
pada kasus kanker serviks adalah pasien yang tinggal jauh (≥100km)
2. Alasan kunjungan
Alasan kunjungan dapat berupa rujukan dan faskes primer atau dari rumah
3. Keluhan Utama
reproduktif.
c. Lemah.
f. Ketidaknyamanan vagina.
27
4. Riwayat Menstruasi
diterjadi.
Perdarahan : Menstruasi akan lebih panjang dan jumlah perdarahan
Persalinan aterm pada usia kurang dari 18 tahun, kehamilan kembar, 4 kali
Penyakit menular seksual seperti HIV, klamidia dan herpes genital dikaitkan
memiliki 2-3 kali lipat peningkatan risiko kanker serviks di masa depan
Adanya riwayat kanker dan tumor dalam keluarga seperti mioma, kanker
jumlah perdarahan.
coitus.
lipat risiko kanker. Alkohol dapat memperberat keadaan pasien. Pasien dan
Usia pada saat melakukan hubungan seksual pertama kali dan jumlah
usia 16 tahun secara signifikan dikaitkan dengan tes HPV positif (Ribeiro et
al., 2015). Pada wanita yang memiliki dua pasangan seksual, risiko akan
meningkat 2 kali lipat dan akan meningkat tiga kali lipat apabila memiliki ≥
1) Pemeriksaan umum
d. Tanda-tanda vital :
Normalnya:
Tekanan darah : 90/60 – 120/80 mmHg,
Suhu : 36,5-37,5 C
Pernapasan : 16-24 kali/menit
Denyut nadi : 60-100 kali/menit
(Kurniarum, 2016)
30
hipovolemik
Suhu : Terjadi peningkatan suhu jika terjadi reaksi alergi terhadapobat
melemah.
RR : Jika terjadi metastasis paru maka RR akan cepat > 24x/menit. Dan
Darah lengkap untuk melihat terjadi anemia tau tidak akibat dari perdarahan
(PCV) 36-48%, eritrosit 3,9-5,6 x 1012/L, volume sel rata-rata (MCV) 80-95
Pada langkah ini Bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah
dan masalah.
penanganannya
sudah diidentifikasi.
Masalah Penanganan
a. Edukasi Pasien informasi dan instruksi tentang nyeri dan
penanganan serta didorong berperan aktif dalam penanganan
nyeri
b. Lakukan manajamen nyeri
c. Optimalkan pengembalian mobilisasi dengan modifikasi
aktifitas aman dan nyaman dengan atau tanpa alat bantu jalan
dan atau dengan alat fiksasi eksternal serta dengan pendekatan
Nyeri psikososial-spiritual
d. Kolaborasi terapi medikamentosa sesuai prinsip tatalaksana
nyeri WHO (level 4) dan WHO analgesic ladder (level 2) oleh
dokter
e. Kolaborasi terapi Non Medikamentosa Modalitas Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi seperti Trans Electrical Nerve
Stimulation (TENS) oleh dokter
efisien dan aman. Pelaksanaan bisa dilaksanakan secara efisien dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
benar terhadap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau
DAFTAR PUSTAKA
Adams, E., Boulton, M. and Watson, E. (2009) ‘The information needs of partners
and family members of cancer patients: A systematic literature review’, Patient
Education and Counseling, 77(2), pp. 179–186. doi: 10.1016/j.pec.2009.03.027.
Ambarwati, W. N. and Wardani, erlinda kusuma (2015) ‘Respons dan koping pasien
penderita kanker servik terhadap efek kemoterapi’, jurnal Ners, 10(1), pp. 48–60.
Bae, H. and Park, H. (2015) ‘Sexual function, depression, and quality of life in
patients with cervical cancer’, Supportive Care in Cancer, 24(3), pp. 1277–1283. doi:
10.1007/s00520-015-2918-z.
Baldacchino, D. (2015) ‘Spiritual care education of health care professionals’,
Religions, 6(2), pp. 594–613. doi: 10.3390/rel6020594.
Baptista, P. C. P., Merighi, M. A. B. and Freitas, G. F. de (2011) ‘Th e study of the
phenomenology as one way of access for the improvement of the nursing assistance.’,
Cultura de los Cuidados. Revista de Enfermería y Humanidades, 15(29), pp. 9–15.
doi: 10.7184/cuid.2011.29.02.
Berraho, M. et al. (2012) ‘Sociodemographic factors and delay in the diagnosis of
cervical cancer in Morocco’, Pan African MedicalJournal, 8688, pp. 1–8.
Bhatla, N., Berek, J., et al. (2018) ‘Abstracts of the XXII FIGO World Congress of
Gynecology & Obstetrics’, in International journal of gynaecology and obstetrics:
the official organ of the International Federation of Gynaecology and Obstetrics. Rio
De Jenairo, pp. 43–991. doi: 10.1002/ijgo.12584.
Bhatla, N., Aoki, D., et al. (2018) ‘Cancer of the cervix uteri’, 143, pp. 22–36. doi:
10.1002/ijgo.12611.
Blumenthal, P. D. and Mcintosh, N. (2008) Cervical Cancer Prevention Guidleine
for Low Resourse Settings.
Bowman, K. F. et al. (2003) ‘Appraisal of the cancer experience by older long-term
survivors’, Psycho-Oncology, 12(3), pp. 226–238. doi: 10.1002/pon.630.
36
http://dx.doi.org/10.20473/jn.v11i1.1341.
Susanti, E. (2017) GAMBARAN PENERIMAAN PASIEN AWAL TERDIAGNOSA
KANKER SERVIKS DI POLI ONKOLOGI SATU ATAP (POSA) RSUD
DR.SOETOMO SURABAYA. Universitas Airlangga.
Ulrich, R. et al. (2004) ‘Role Of The Physical Environment In The Hospital Of The
21st Century’, Center for Health Design, 439(September), p. 69. Available at:
https://www.healthdesign.org/system/files/Ulrich_Role of Physical_2004.pdf.
Ussher, J. M. et al. (2015) ‘Perceived causes and consequences of sexual changes
after cancer for women and men : a mixed method study’, BMC Cancer, pp. 1–18.
doi: 10.1186/s12885-015-1243-8.
Vesco, K. K. et al. (2011) ‘Review Annals of Internal Medicine Risk Factors and
Other Epidemiologic Considerations for Cervical OF’, Annals of Internal Medicine,
(14), pp. 698–705.
WebMD (2014) https://www.webmd.com/women/picture-of-the-cervix#1 © 2014
WebMD, LLC. All rights reserved. Available at:
https://www.webmd.com/women/picture-of-the-cervix#1 (Accessed: 2 March 2020).
Weis, J. (2003) ‘Support groups for cancer patients’, pp. 763–768. doi:
10.1007/s00520-003-0536-7.
WHO (2013) Cancer. Available at: https://www.who.int/topics/cancer/en/ (Accessed:
7 March 2020).
WHO (2014a) Cancer Country Profiles: Indonesia, Cancer Country Profiles.
Available at: https://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf (Accessed: 27
February 2020).
WHO (2014b) Comprehensive Cervical Cancer Control. 2nd edn, Geneva. 2nd edn.
Geneva.
WHO (2014c) Palliative care. Available at:
https://www.who.int/ncds/management/palliative-care/introduction/en/ Palliative.
WHO (2015) Non Communicable Diseases. Available at:
https://www.who.int/gho/ncd/en/Noncommunicable Diseases (Accessed: 27 February
2020).
WHO (2018a) Cancer. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/cancer (Accessed: 7 March 2020).
WHO (2018b) Cervical cancer.
WHO (2018c) Noncommunicable diseases. Available at: https://www.who.int/news-
42