Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irham Maulida Lidini Baryagasi

NIM. : 1191030092

Kelas. : IAT 3A

Resume Ilmu Tasawuf : Tarekat

TAREKAT
1. Definisi Tarekat
Tarekat berasal dari bahasa Arab, thariqah, jamaknya tara’iq. Secara etimologi, tarekat berarti (1)
jalan, cara (al-kaifiyyah); (2) metode, sistem (al-uslub); (3) madzhab, aliran, haluan (al-madzhab); (4)
keadaan (al-halah); (5) pohon kurma yang tinggi (an-nakhlah at-tawilah); (6) tiang tempat berteduh,
tongkat payung (‘amud al-mizallah); (7) yang mulia, terkemuka dari kaum (syarif al-qaum). Tarekat
adalah perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju tuhan dengan cara menyucikan diri atau
perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada
tuhan.

Mengenai pengertian tersebut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan dua definisi,
yang berturut-turut. Yaitu:

“Tarekat adalah pengamalan syari’at, melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan
(diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah.”

”Tarekat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupan, baik
larangan dan perintah yang nyata maupun yang tidak (batin).”

Disamping pengertian tersebut, Harun Nasution menyatakan bahwa tarekat berasal dari kata
thariqah, yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi dalam tujuannya berada sedekat
mungkin dengan Allah SWT. Thariqah kemudian mengandung arti organisasi (tarekat). Tiap tarekat
mempunyai syekh, upacara ritual, dan bentuk dzikir sendiri

2. Hubungan Tarekat dengan Tasawuf


Dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat
adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah.
Gambaran ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf yang terlah berkembang dengan
beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan seorang guru kepada muridnya.

3. Syarat-Syarat Suatu Tarekat Disebut Tarekat


A. Unsur Guru (Mursyid)

Ilmu tawasuf adalah ilmu yang terkait dengan olah jiwa dan olah batin, yang mana didalam
mempelajari ilmu ini harus benar-benar dibimbing oleh seorang mursyid yang mempunyai otoritas,
yaitu secara spiritual telah mendapatkan mandat dari mursyid-nya untuk menjadi guru dan telah
teruji secara praktek dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak tergelincir dari praktek-praktek yang
tidak dibenarkan dalam agama.Oleh karena itu jabatan seorang mursyid ini tidak bisa dipangku oleh
sembarang orang, meskipun ia mempunyai lengkap pengetahuannya tentang sesuatu tarekat, tetapi
yang terpenting, ia harus mempunyai kebersihan rohani dan kehidupan batin yang murni.

B. Unsur Murid

Abu Hafsa al-Nisaburi mengatakan: "Sufism terdiri dari adab (kelakuan baik). Untuk setiap keadaan
dan tingkat terdapat adab yang sesuai (dengan tingkat dan keadaan itu). Untuk setiap waktu
terdapat kelakuan yang sesuai. Barangsiapa mempertahankan adab akan mencapat Maqam Insan al-
Kamil, dan barang siapa meninggalkan adab akan dijauhkan dari keterterimaan ke dalam Hadhirat
Allah." Adab (Kelakuan baik) dari murid sesungguhnya tiada batasnya.

C. Bai’at (janji setia)

Bai’at dalam bahasan tarekat merupakan janji setia yang biasanya diucapkan oleh calon salik di
hadapan Mursyid untuk menjalankan segala persuaratan yang ditetapkan oleh seorang mursyid dan
tidak akan melanggarnya sesuai dengan syari’at Islam. Adapun sesuatu yang melandasi bai’at
terdapat pada al-Qur’an surat al-Fath (48) ayat 10: Artinya: “Bahwasanya orang-orang yang berjanji
setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan
mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan
menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan
memberinya pahala yang besar”.

D. Silsilah (Transmisi)

Jika para ulama merupakan pewaris nabi yang mengajarkan ilmu lahir, maka mursyid tarekat
merupakan pewaris nabi yang mengajarkan penghayatan keagamaan yang bersifat batin.1Oleh
karena itu, Seperti fungsi sanad dalam hadis, keberadaan silsilah dalam tarekat berfungsi menjaga
validitas dan otentisitas ajara tarekat agar tetap merujuk pada sumbernya yang pertama, Rasulullah
Muhammad Saw.

E. Adanya ajaran (Dzikir)

Mereka beranggapan, jika segala perbuatan dikerjakan tanpa mengingat Allah, maka mereka
beranggapan kegiatan itu adalah kosong, akan hampa dari pahala yang sebenarnya. Di antara dalil-
dalil yang mereka (golongan tarekat) kemukakan 2 adalah sebagai berikut:

Pertama: Kerana mengerjakan zikir itu mengingatkan kepada Allah, dan semata-mata menjunjung
nama Allah. Firman Allah: "Hai segala mereka yang percaya kepada Allah sebut olehmu akan Allah
dengan sebutan yang banyak dan ucaplah tasbih pada pagi-pagi dan petang-petang". (Quran Al-
Mu’minun: 41).

Kedua: Orang yang zikir Allah itu mengingat akan Allah dan Allah mengingat pula akan orang itu.
Firman Allah: "Sebut olehmu akan Daku, nescaya Aku menyebut pula akan dikau". (Quran al-
Baqoroh: 152).

Ketiga: Dalam zikir Allah itu nyata benar kebesaran Allah, bahkan untuk selama hidup, Firman Allah:
"Zikir Allah itu terlebih besar daripada ibadat-ibadat yang lain". (Quran an-Nur: 45).

Keempat: Zikir Allah itu menyembuhkan segaia penyakit di dalam hati Dalam kitab-kitab tasawuf
jumlah penyakit di dalam hati itu ada kira-kira 60 macam. Maka untuk menyembuhkan segala
penyakit itu ialah dengan zikir Allah. Sabda Nabi: "Menyebut Allah itu ialah menyembuhkan
penyakit. hati ertinya memperbaiki hati". (Hadis Daihumi dari Anas bin Malik).
Kelima: Zikir Allah itu menetapkan hati dan jikalau hati sudah tetap akan segala anggota yang tujuh
pun akan tetap pula mengerjakan segala suruhan Allah, demikian sebaliknya. Firman Allah: "Ada pun
segala mereka yang iman, yang percaya kepada Allah dan yang tetap hatinya dengan zikir Allah,
ketahuilah olehmu bahawa dengan berzikir itu segala hati akan tetap" (Q.S.Ar-Ra’ad: 28).

4. Syarat-Syarat Masuk Tarekat


1. Mengedepankan ilmu dari pada ibadah

2. Mengedepankan kesungguhan, menghapus sifat tercela, memutuskan seluruh ikatan dan tulus
kepada Allah SWT

5. Amalan-Amalan Tarekat Secara Umum


Amalan shufi adalah wirid yang diciptakan oleh syekh dan dianggap sebagai ibadah. Dzikir kalimat
tahlil ‫االهلال االله‬adalah dzikir umum. Sedangkan dzikir khusus yaitu melafalkan kalimat ‫هلال‬diposisikan
lebih utama daripada membaca al-Quran. Meskpiun berbeda-beda nama dan masing-masing
mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri akan tetapi tarekat para sufi seperti al-Syadzali, al-Rifa’i, al
Tijani, al-Qadiri, al-Naqsyabandî dan lain-lain memiliki tujuan satu.

6. Perkembangan Tarekat
1. Periode Pertama (abad ke-1 dan ke-2 H)

2. Periode Kedua (abad ke-3 dan ke-4 H)

3. Periode ketiga (abad ke-5 H)

4. Periode keempat (abad ke-6 H. dan seterusnya)

Anda mungkin juga menyukai