Anda di halaman 1dari 25

PERIODESASI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

MAKALAH ISLAM DAN PERADABAN MELAYU

Disusun Oleh :

Sri Tanjung

Yunita Hapriza

Dian Septiani

Dosen Pembimbing: Dr. Nyayu Soraya, S.Ag. M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Islam dan Peradaban
Melayu dengan judul “Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam ”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Pengampu Islam dan Peradaban Melayu yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak diantara kita yang mengaku agama Islam tapi tidak pernah tahu akan
Islam,tidak pernah tahu bagaimana Islam , bahkan seperti apa peradaban Islam itu
berkembang. Bahkan Dikalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat
peradaban di mulai nya sejarah Islam. Oleh karena itu penting bagi kita sebagai
umat islam mengenal perkembangan peradaban islam dari periode ke periode islam
sebagai upaya kecintaan dan eksistensi diri kita sebagai seorang muslim.Dan hal
inilah yang menjadi latar belakang masalah pembuatan makalah ini, yang akan
memberikan penjelasan dan materi tentang sejarah perkembangan peradaban islam
dan ciri-cirinya.
Kata Peradaban seringkali diberi arti nan sama dengan kebudayaan. Tetapi
dalam B. Inggris terdapat disparitas pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah
Civilization buat peradaban dan Culture buat kebudayaan. Demikian pula dalam
Bahasa Arab dibedakan antara kata t saqafah (kebudayaan),kata hadharah
(kemajuan), dan t amaddun (peradaban).
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian nan berbeda. Pertama, kemajuan
dan taraf kecerdasan akal nan dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam
mulai dari periode Nabi Muhammad Saw.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan periode peradaban islam masa klasik ?
2. Bagaimana perkembangan periode peradaban islam masa pertengahan?
3. Bagaimana perkembangan periode peradaban islam masa modern ?

C. Tujuan penulisan
1. Agar dapat memahami perkembangan periode peradaban islam masa klasik
2. Agar dapat memahami perkembangan periode peradaban islam masa
pertengahan
3. Agar dapat memahami perkembangan periode peradaban islam masa modern
BAB II
PEMBAHASAN

A. Periodesasi Peradaban Islam


Menurut Harun Nasution dalam bukunya Islam Ditinjau Dari Berbagai
Aspeknya (1979:56-89) Sejarah politik dunia Islam dibagi menjadi tiga
periode: Pertama, periode klasik (650-1250 M); kedua, periode pertengahan (1250-
1800 M); dan ketiga, periode modern (1800 sampai sekarang).
Pembahasan sejarah perkembangan peradaban Islam yang sangat panjang dan luas
tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan politiknya. Bukan saja karena
persoalan-persoalan politik sangat menentukan perkembangan aspek-aspek peradaban
tertentu, tetapi terutama karena sistem politik dan pemerintahan itu sendiri merupakan
salah satu aspek penting dari peradaban. Sebagaimana disebutkan diatas kemudian
aspek-aspek lain yang tidak kalah penting pengaruhnya adalah sistem pemerintahan,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan seni budaya.

1.    Perkembangan Islam Periode Klasik


Menurut Harun Nasution (1985) Periode pertama, atau periode Klasik
dimulai dari masa Rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani Abbas di
Baghdad. Periode ini ditandai dengan upaya perintisan perkembangan dan
kemajuan puncak yang pertama peradaban Islam (650-1000 M). Berikutnya masa
disintegrasi (1000-1250 M). Periode klasik ini diwakili oleh kekhalifahan Nabi
Muhammad di Haramain (Makkah dan Madinah), Khulafa’ al-Rasyidin di
Madinah, Dinasti Bani Umayyah di Damaskus, dan kemudian Dinasti Bani Abbas
di Baghdad. Pada periode ini, masa dan prestasinya lebih banyak daripada periode-
periode yang lain.
Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting :
1)      Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M).Di fase inilah
Islam di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh
yang sangat signifikan, kearah barat melalui Afrika Utara Islam mencapai
Spanyol dan ke arah timur melalui Persia Islam sampai ke India.
2)      Fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan
kemunduran politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad
oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258 M.

a. Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW


Menurut Yatim (1993 :25 )Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan
negara baru, Nabi Muhammad SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat.Adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1) Mendirikan Masjid
Dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang berupa
masjid dan diberi nama masjid “Nabawi”, Selain untuk tempat salat, juga
sebagi sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan
mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah
merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi
bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
2) Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Persaudaraan sesama Muslim. Nabi mempersaudarakan antara Muhajirin,
orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah , dan Anshar, penduduk
Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin
tersebut. Dengan demikian diharapkan, setiap Muslim merasa terikat
dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.Apa yang dilakukan Rasulullah
ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan
darah.
3) Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim.
Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak memeluk
agama Islam. Di Madinah, di samping orang-orang Arab Islam, juga
terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih
menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat
diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan
mereka.Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang
Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan.Setiap golongan masyarakat

6
memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.Kemerdekaan
beragama dijamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban
mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.Dalam perjanjian
itu jelas disebutkan bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintah karena
sejauh menyangkut peraturan dan tata tertib umum, otoritas mutlak
diberikan kepada beliau.Dalam bidang sosial, dia juga meletakkan dasar
persamaan antara sesama manusia.Perjanjian ini dalam pandangan
ketatanegaraan sekarang sering disebut dengan Konstitusi Madinah.
Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril ketika beliau berusia 40
tahun, pada mulanya beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada
keluarga dan sahabat dekat beliau. Sehingga mereka meyatakan masuk Islam
dan dikenal sebagai “Assabiquna al-Awwaluun”. Kemudian turunlah perintah
agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka dan mendapat dukungan dari
pamannya, akan tetapi beliau mendapatkan tantangan dari kaum Quraisy,
semakin banyak pengikut Nabi Muhammad, semakin gencar mereka mencegah
dakwah Rasulullah Saw. Beliau tetap pada pendiriannya, setelah paman beliau
wafat.
b.      Perkembangan Islam Masa Kepemimpinan Khulafaurrasyidin (632 -
661 M)
Menurut Amin (2009) Setelah Rasulullah Saw meninggal dunia pada
tahun 632 M, beliau digantikan oleh keempat orang sahabat terdekat, yakni
Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka kemudian dikenal dengan Khulafa’
al-Rasyidin, berarti para khalifah yang mendapat petunjuk dari Allah. Disebut
demikian oleh karena, dibanding dengan rata-rata khalifah setelahnya, mereka
masih konsisten menjaga apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw
berupa akhlak dan petunjuk-petunjuk Allah khususnya dalam menjalankan
kekhalifahannya. 
1. Islam Masa Khalifah Abu Bakar Siddiq (632-634 M)
Abu bakar menjadi khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah
Saw melalui musyawarah oleh para tokoh dari kaum muhajirin dan anshar
yang kemudian membaiatnya. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun.
Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri

7
terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang
tidak mau tunduk kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa
perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad Saw, dengan sendirinya
batal setelah Nabi wafat. Karena sikap keras dan penentangan mereka yang
dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan
persoalan ini dengan perang Riddah (perang melawan kemurtadan).
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa dekat dengan ajalnya, Abu Bakar
bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar
sebagai penggantinya. Di zaman Umar inilah gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, sehingga wilayah kekuasaan
Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar
wilayah Persia dan Mesir. Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23
H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Umar tidak
menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam
orang sahabat untuk bermusyawarah sehingga terpilihlah Usman sebagai
khalifah.
2. Islam Masa Khalifah Umar Bin Khattab (634 - 644 M)
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, di Masa
pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil
direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Kepemimpinan
Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umurnya
yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut.
Salah satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa dengan kepemimpinan
Usman adalah kebijakannya yang mengangkat keluarga dalam kedudukan
tinggi.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali, Ali
memerintah hanya enam tahun. Selama pemerintahannya, ia menghadapi
berbagai pergolakan. Dia yakin bahwa pemberontakan terjadi karena para
gubernur yang diangkat oleh Usman, sehingga Ali memecat mereka. Ali
juga menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah karena Ali
tidak mau menghukum pembunuh Usman. Bersamaan dengan itu kebijakan

8
Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus,
yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Akhirnya pasukan Ali bertemu dengan pasukan
Mu’awiyah di Shiffin yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tapi tahkim
tidak menyelesaikan masalah sehingga muncul golongan yang keluar dari
barisan Ali (Khawarij) yang mana Ali dibunuh oleh salah satu anggota
khawarij ini.
3.  Islam Masa Khalifah Usman Bin Affan (644 – 656 M)
Menurut Kusdiana (2013 : 2) masa pemerintahan Utsman menjadi dua
periode, yaitu pada periode kemajuan dan kemunduran sampai ia terbunuh.
Periode pertama, pemerintahan Utsman membawa kemajuan luar biasa
berkat jasa panglima yang ahli dan berkualitas di mana peta Islam sangat
luas dan bendera Islam berkibar dari perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli,
Syprus di front al-Maghrib bahkan ada sumber menyatakan sampai ke
Tunisia). Di al-Maghrib, di utara sampai ke Aleppo dan sebagian Asia kecil,
di Timur laut sampai ke Mawara al-Nahar Transoxiana, dan di Timur
seluruh Persia bahkan sampai di perbatasan Balucistan (sekarang wilayah
Pakistan), serta Kabul dan Ghazni. Selain itu ia juga berhasil membentuk
armada laut dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan-serangan
di laut tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan
pertama kali di laut dalam sejarah Islam.
Pada periode kedua, kekuasaannya identik dengan kemunduran dengan
huru-hara dan kekacauan yang luar biasa sampai ia wafat. Para pejabat dan
para panglima era Umar hampir semuanya dipecat oleh Utsman, kemudian
mengangkat dari keluarga sendiri yang tidak mampu dan tidak cakap
sebagai pengganti mereka. Adapun para pejabat Utsman yang berasal dari
famili dan keluarga dekat, di antaranya Muawiyah bin Abi Sofyan,
Gubernur Syam, satu suku dan keluarga dekat Utsman. Oleh karena itu,
Utsman diklaim bahwa ia telah melakukan nepotisme.
3. Islam Pada Masa Ali bin Abi Thalib (656 – 661 M)
Setelah Utsman bin Affan wafat maka kepemimpinan dipegang oleh Ali
bin Abi Tholib. Ali bin abi thalib diangkat menjadi kholifah pada bulan juni

9
tahun 565 M melalui pemilihan dan pertemuan terbuka. Pengukuhan Ali
menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah
sebelumnya. Ali dibai’at di tengah-tengah suasana berkabung atas
meninggalnya Utsman bin Affan, pertentangan dan kekacauan , serta
kebingungan umat Islam Madinah. Sebab, kaum pemberontak yang
membunuh Utsman mendaulat Ali agar bersedia dibai’at menjadi khalifah.

Sejarah mencatat bahwa pengolahan urusan pemerintahan ali juga


selalu mengutamakan tradisi musyawarah sebagaimana pendahulunya,
meskipun sudh kurang efektif, sebab telah terjadi friksi-friksi yang tajam
dikalangan umat islam, yaitu antara kelompok Umayyah (pendukung
Muawiyah) dan hasyimiyah (pendukung Ali).Tidak mengherankan jika
kemudian diakhir kepemimpinan ali, sempat terjadi konflik-konflik, seperti
perang jamal (onta) antara Ali dan Aisyah, perang shiffin antara Ali dan
Muawiyah yang membelot sampai terjadinya tahkim(masing-masing pihak
memilih seorang hakim) pada tahun 34 H.

c.       Perkembangan Negara Islam Pada Masa Khilafah Bani Umayyah (661-


749 M)
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani
Umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah
menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekahalifahan Bani
Umayyah diperoleh melalui kekrasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan
pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan ini dimulai ketika Mu’awiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya,
Yazid. Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota
negara dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai
gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifah besar Dinasti Bani Umayyah ini
adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd al-Malik ibn Marwan
(685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abdul Aziz
(717-720 M), dan Hasyim ibn Abdul al-Malik (724-743 M).

10
Ekpansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan
kembali oleh dinasti ini. Di zaman Mu’awiyah, Tunisia dapat ditaklukkan.
Disebelah timur, Mu’awiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke
sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan
serangan ke ibukota Byzantium, Konstantinopel. Kemudian dilanjutkan oleh
khalifah Abd al-Malik, dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan
berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid ibn
Abdul Malik. Mulai dari ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah
barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko
dapat ditaklukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam. Dengan
pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dan benua
Eropa. Ditempat yang sekarang dikenal dengan Gibraltar (jabal Tariq). Tentara
Spanyol dapat dikalahkan. Kemudian menyusul dengan kota-kota lain seperti
Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibukota Spanyol yang baru setelah
jatuhnya Kordova.
Dengan keberhasilan Ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun
barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat
luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina,
Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan,
Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah.

d.      Perkembangan Negara Islam Masa Khilafah Bani Abbasiyyah (750 –


1258 M)
Kekuasaan dinasti Bani Abbas, atau Khilafah Abbasiyah, sebagaimana
disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa diansti ini adalah keturunan al-
Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah al-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.
Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132
H (750 M) s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola

11
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik,
sosial dan budaya.
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa
keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan
merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada mulanya
ibukota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih
memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansyur
memindahkan ibukota negara ke kota yang baru dibangunnya, Baghdad, dekat
bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.
Masa ini juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di
bidang agama maupun non agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hokum
dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi’I dan Ibn
Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh, seperti Abu Hasan al-Asy’ari,
al-Maturidi, Wasil Ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan al-
Juba’i. dibidang ketasawufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-
Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementar dalam bidang filsafat dan Ilmu
Pengetahuan, kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawih, Ibn
al-Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.
Demikianlah kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh
pemerintahan Islam pada masa klasik, kemajuannya yang tidak ada
tandingannya di kala itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring
dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa
keemasan. Kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai
puncaknya terutama pada masa kekuasaan Bani Abbas periode pertama,
Namun sayang, setelah periode ini berakhir, Islam mengalami masa
kemunduran.

2.     Perkembangan Negara Islam Fase Disintegrasi (100-1250 M)


Menurut Watt (1990 : 104) masa disintegrasi (1000-1250 M) dalam bidang
politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman bani umayyah, tetapi
memuncak di zaman Bani Abbasiyah. Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, dari
awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah

12
kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar untuk diterapkan pada
pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol
dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan
kebanyakan bersifat nominal, secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah
kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan
khalifah ditandai dengan pembayaran upeti. Akibat kebijakan yang lebih
menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik
itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa
Bani Abbas. 
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, tidak ada usaha untuk merebut
jabatan khilafah dari tangan Bani Abbas. Yang ada hanyalah usaha merebut
kekuasaannya  dengan membiarkan jabatan khalifah tetap dipegang Bani Abbas,.
Hal ini terjadi karena khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan yang
sakral dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sedangkan kekuasaan dapat didirikan di
pusat maupun di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-
dinasti kecil yang merdeka. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah tetap diakui, tetapi
kekuasaan dipegang oleh sultan-sultan Buwaihi. Kekuasaan dinasti Buwaihi atas
Baghdad kemudian dirampas oleh Dinasti Seljuk. Seljuk adalah seorang pemuka
suku bangsa Turki yang berasal dari Turkestan. Saljuk dapat memperluas daerah
kekuasaan mereka sampai ke daerah yang dikuasai dinasti Buwaihi. Dan semenjak
itu sampai sekarang Asia kecil menjadi daerah Islam.
Dengan jatuhnya asia kecil ke tangan Dinasti Seljuk, jalan naik haji
ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan
itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen di Eropa di tahun 1095 M
supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang salib pertama terjadi
antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang salib kedua antara tahun 1147 M dan
1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang salib lainnya, tetapi tidak  berhasil
merebut palestina dari kekuasaan Islam.
Di abad duapuluh inilah baru palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah
kalahnya Turki dalam perang dunia pertama. Perpecahan di kalangan umat Islam
menjadi besar. Ekspansi Islam di zaman ini meluas ke daerah yang di
kuasai Byzantium di barat, ke daerah pedalaman di timur dan Afrika melalui

13
gurun Sahara di selatan. Dinasti seljukah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia
kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh dinasti Usmani ke Eropa timur.
Di India Ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznawi.
B. Perkembangan Islam Periode Pertengahan
pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang diawali sejak tahun-tahun
terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai timbulnya benih-benih
kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800
M. Periode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa
kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar (1500 – 1800 M).
Keruntuhan dan kehancuran pusat peradaban islam membawa dampak besar bagi
perkembangan politik umat islam setelahnya. Pada fase ini muncul beberapa dinasti
diantaranya

1. Dinasti Timuriyah
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran ,
bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan
Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah,
Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam” dan merupakan pendiri dinasti
Timuriyah. Timur sendiri adalah penganut syariah yang fanatic yang
memandang bahwa orang bukan syiah meskipun beragama islam adalah orang
yang sesat. Pada masa ini terjadi pebantaian umat islam, di setiap ekspansinya
disertai pembantaian. Setelah menaklukkan Jata dan Khawarizm.Pada tanggal 10
April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di
Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah
dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di
alam ini , maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M.
ia menaklukkan Khurasan, terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di
setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran
terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia
membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan
tanah liat. Di Iran ia membangun menara dari 70000 penduduk. Dia melakukan
ekspansi sampai Moskow dan India. Pada masa Timur Lank, dinasti ini bisa
mengalahkan kerajaan Usmani dan Melawan Bayazid I.

14
2. Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara
Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di
Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang
terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti
Mamalik di Mesir.
Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al
Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia
Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia
menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak
penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga
dapat melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah.
Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis
dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk,
membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur
perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian
juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-
ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu
banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran,astronomi,matematika,
dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu
Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun.
Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang
matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali
al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul
Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi.
3. Spanyol

Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada,


dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam

15
terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai
wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada
tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh
ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya
perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan
diri.

Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung


serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan
akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu,
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan
Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di
daerah ini.

Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Bghdad runtuh,


dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga
kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

1. Kerajaan Usmani

Pendiri kerajaan ini bernama UsmanI, seorang bangsa Turki dari kabilah
Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga
Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa
di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa
tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti Azmir
(Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara
tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.Pada masa Sultan Murad I (1359-1389)
Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang
baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah
bagian utara Yunan

Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid I
(1389-1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen

16
Eropah tersebut. Hanya sayang Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh
serangan tentara Timur Lenk dalam pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia
sendiri ditawan musuh.Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani
mengalami kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad,
dan dilanjutkan oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481)
yang dikenal dengan muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al
Fatih ini, Byzantium dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M).Kerajaan Usmani
semakin memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al Qanuni (1520-1566
M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan Usmani mencakup Asia kecil,
Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair
di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan Rumania di
Eropah.

Untuk mengatur pemerintahan Negara disusunlah sebuah kitab undang-


undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan
hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19. Sebab
itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.” Selama kurang lebih 9 abad
kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:

a. Budaya pungl

Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar”


dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut,
sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin
rapuh.

b. Pemberontakan tentara JenissariKemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga


karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan
kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.

c. Kemorosotan ekonomiIni disebabkan perang yang berkepanjangan,


menghabiskan uang dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja
Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.

17
d. Wilayah kekuasaan yang sangat luas Terlalu luasnya wilayah kekuasaan
Usmani sangat sulit untuk dikontrol.

2. Kerajaan safawi di Persia

Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian


tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama
Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam
Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa oleh pasukan tentara yang
kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah.

Pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M). Dialah yang pertama kali
memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz.
Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan
bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai
puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I .

Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi


Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun
1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun
menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan
Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat
dikusainya.

Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan
tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-
lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam
raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694),
Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736

3. Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri


seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin

18
Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin
menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.
Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I,
raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota
Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.Babur
meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M)
dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah
dikuasainya.

Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) ,


diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja
India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Akbar juga menerapkan
politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama,
tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar
setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur
Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah
Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan
kelanjutan kerajaan Mughal.

Beberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian,


yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila dan bahan-bahan celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang
masih dapat dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya arsitektur yang indah
dan mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal
di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-
kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya
yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:

a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa


memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula
kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.

19
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan
yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.

c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya


yangmenyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh,
Syi’ahdan sunni.

d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal


adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan

C. Periode Modern (1800 – sekarang)


Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran  umat islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam
berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
awal masa pembaharuan , kondisi islam secara politis berbeda di bawah penetrasi
kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam bangkit
memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa barat (Eropa). Diantaranya
Perkembangan ajaran islam pada masa modern terdapat penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi di antaranya :
a. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah tercampur dengan kemaksatan.hal n
ditandai dengan banyaknya umat Ialam yang selain menyembah Allah SWT juga
menyembah makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam urusan
gaib kepada dukun-dukun dan orang yang dianggap sakti. Selain itu juga
kelompok umat Islam yang mengkulcuskan dan beranggapan  bahwa sultan
adalah orang suci yang segala perintahnya di taat.
b. Adanya kelompok umat Islam yang selama hidup didunia ini hanya
mementngkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan
bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan Ilmu
tentang pengetahuan dunia adalah tidak perlu.
Penyimpangan- penympangan  umat slam terhadap ajaran agamanya seperti
tersebut, mendorong para tokoh pembaharu, yang berusaha menyadarkan umat islam
agar kembali kepada ajaran Islam yang benar, yang bersumber kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah (hadis). Tokoh-tokoh pembaharu yang dimaksud antara lain:

20
1. Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Nejd (Arab Saudi) 
Pada tahun 1115 H (1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1201H (1787M).
Muhammad bin Abdul Wahhap adalah seorang ulama besar yang froduktif, karena
buku-buku karangannya tentang Islam, memcapai puluhan judul. Diantara buku-
bukunya berjudul “ Kitap At-Tauhid “ yang isinya antara lain tentang
pemberantasan syrk, khurafat, dan bd’ah yang terdapat dkalangan umat Islam dan
mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni. Para pengkut
Muhammad bin Abdul Wahhap menamakan kelompoknya denggan “Al-
Muwahhidun” atau “Al- Muslimun” yang artinya kelompok yang berusaha
mengesahkan Allah SWT semurni-murninya. Gerakan pemurnian ajaran Islam
yang dilakukan oleh para pengkut Muahammad bin Abdul Wahhap ini dinamakan
juga gerakan “Wahabi”.
2. Rafa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi, atau At- Tahtaw
Lahir di tahta pada tahun 1801 M dan mennggal di mesir. Pemikrannya yang
berkaitan dengan ajran Islam, antara lain, beliau menyuruh agar umat islam dalam
hdup didunia ini tdak hanya mementingkan urusan akhirat. Tetapi juga harus
mementingkan urusan dunia, agar umat Islam tdak djajah oleh bangsa lain.
3. Jamaluddin Al-Afghani
Lahir di Asadabad tahun 1838M dan wafat di Istanbul tahun 1897M. di
antara pembaharuan yang muncul kan beliau adalah:
a. agar kejayaan umat Islam dapat diraih kembali dan mamapu menghadapi dunia
modern, umat slam harus kmbali kepada ajaran agamanya yang murni dan harus
memaham Islam dengan rasio dan kebebasan.
b.  Jamaluddin mengngnkan agar kaum wanta juga meraih kemajuan dan bekerja
sama dengan pra untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju.
c.  Kepemimpinan otokrasi hendaknya diubah menjadi demokrasi. Menurut
pendapatnya, Islam menghendaki pemerintahan repoblik yang didalamnya
terdapat kebebasan memukakan pendapat dan kewajban Negara untuk tunduk
kepada undang-undang.
d. Ajarannya tentang Pan-Islamisme yakni persatuan dan kerjasama seluruh umat
islam harus diwujudkan. Karena persatuan dan kerja sama seluruh umat Islam
sangat pentng dan diatas segalanya.

21
Pada masa pembaharuan jumlah penduduk beragama Islam berkembang terus
kepelosok dunia. Penduduk muslim terbanyak berada dibenua Asiadan Afrika. Mengacu
kepada penduduk tahun 1991M Negara-negara yang penduduk muslimnya lebh dari
90% adalah Mauritania, sahara barat, maroko, aljazair, Tunisia, libia, mesir, Somalia,
turki, irak, yordania, arab Saudi, yaman, oman, Qatar, Bahrain, iran, afganisthan,dan
Pakistan.
Sedangkan Negara-negara yang jujmlah umat Islamnya mencapai 50-90% adalah
Tanzania (Afrika), turkemenistan, Uzbekistan, krighistan, Tazikistan, bagladesh,
Malaysia Singapura, Indonesia, Brunei, difilipina. Negara-negara yang umat Islamnya
10-50% antara lain seperti Guinea(Afrka), Albania, Suriah, India, Cina, dan Myanmar.
Untuk mengikat Negara-negara Islam di dunia, pada nbulan Zulhijjah tahun 1381
H (mei 1962), telah didrikan Rabithah Al-Alam Al- Islami ( muslim warld league atau
lga duna Islam) sebuah organsasi Islam internasiaonal non pemerintah yang tidak
berpihak kepada suatu partai atau golongan dan mewakli umat Islam sedunia. Ligas
duna Islam ini berkantor pusat di Mekah (Saudi Arabia), sedangkan kantor
perwaklannya tersebat di seluruh duna, seperti Indonesa,
Amerika, Kanada, Denmark, Malaysia, dan Prancis.
Dibenua Eropa, dalam Conference of Islamc Cultural Centre and Organization.
Of  Europe(konferensi pusat kebudayaan dan organsasi Islam eropa). Di Lanon pada
bulan Mei 1973, dengan dprakasai oleh secretariat Islam di Jeddah telah ddrkan dewan
Islam Eropa, yang bertujuan untuk mengorgansr dan memajukan  usaha-usah dakwah
Islamah.

b. Contoh Perkembangan Islam Modern


1.Ilmu pengetahuan di india
       ide pembaharuan di india  dan Pakistan  pertama kali di cetuskan oleh  syekh
Waliyulloh  pada abad ke 18 .kemudian di teruskan oleh anaknya  syekh Abdul
Aziz (1746-1823)dan di kembangkan oleh syekh Waliyulloh dan Sayid Ahmad
Syahid. 
2. Ilmu pengetahuan  di mesir

22
pembaharuan di mesir di ilhami dari pembaharuan yang dilakukan Sayid
Jamaludin al Afghani di Turkisehingga muncul tokoh-tokoh  pembaharu di mesir
seperti Muh. Abduh, Muh. Rasyid Ridha, Tooha Husein ,san  Yusuf Al Qardawi.
3.Ilmu pengetahuan di turki   
   Sultan Mahmud II dari kesultanan turki (1785-1839) mengadakan
pembaharuan, antara lain memasukan kurikulum  ilmu pengetahuan  ke dalam
lembaga pendidikan islam, mendirikan lembaga pendidikan “Maktebi Ma’arif”.
Di samping itu ,sultan Mahmud IImendirikan perguruan-perguruan tinggi  di
bidang kedokteran, militer, dan teknologi.
4. Perkembangan di bidang budaya
     Kebudayaan adalah hasil cipta  dan karsa dari manusia untuk manusia itu
sendiri dari masa ke masa  kebudayaan semakin berkembang. termasuk
didalamnya  perkembangan budaya islam  yang meliputi arsitektur, sastra, dan
kaligrafi.
Masa modern dalam sejarah islam di kategorikan bermula dari tahun 1800 M
dan berlangsung pada masa sekarang yang di tandai dengan gerakan pembaruan
dalam berbagai bidang. Saat islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru
mengalami kemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, Oleh karena itu, pada periode ini kondisi dunia islam
berada di bawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme Eropa tersebut.
Dalam perjalanan sejarah, baru pada pertengahan abad 20 M, dunia islam
bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan. Periode ini memang merupakan
zaman kebangkitan kembali islam setelah mengalami kemunduran di periode
pertengahan. Adapun inspirasi kebangkitan di mulai pada saat Napoleon Bonaparte
menduduki Mesir di tahun 1798 M. Meskipun penduduk tersebut tidak berlangsung
lama, tetapi hal itu meninggalkan kesan yang mendalam pada diri umat islam tentang
kemajuan Eropa dan ketinggalan peradaban kaum muslim. Kesadaran inilah yang
kemudian berubah menjadi berubah menjadi sebuah upaya dan agenda besar umat
islam di abad modern ini guna melakukan pembaruan dan modernisasi.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

24
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai