Anda di halaman 1dari 4

RESUME

ILMU TASAWUF
Nama : Fadya Rahilla Adzshary
NIM : 1191030062
Kelas : Ilmu Al-qur’an dan Tafsir/3A

Pertemuan ke-lima

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TASAWUF


Pada mulanya, tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman tentang makna
institusi-institusi Islam. Sejak zaman sahabat dan tabiin, Kecenderungan pandangan orang
terhadap ajaran Islam secara lebih analisis mulai muncul. Ajaran Islam mereka dapat
dipandang dari 2 aspek, yaitu aspek lahiriyah dan aspek batiniah, pendalaman dan
pengalaman aspek dalamnya mulai terlihat sebagai hal yang paling utama tentunya dapat
mengabaikan aspek luarnya yang dimotivasi kan untuk membersihkan jiwa tanggapan
peruntungan mereka lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu cara hidup yang lebih
mengutamakan rasa lebih mementingkan keagungan Tuhan dan bebas dari egoism

Dalam sejarah perkembangannya para ahli membagi tasawuf menjadi dua arah
perkembangan, ada tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku, dan ada pula tasawuf
yang mengarah pada teori-teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih
mendalam pada perkembangannya tasawuf yang berorientasi ke arah pertama sering disebut
sebagai tasawuf salafi,tasawuf akhlak atau tasawuf sunni. tasawuf jenis ini banyak
dikembangkan oleh kaum salaf. adapun tasawuf yang berorientasikan ke arah kedua disebut
sebagai tasawuf falsafi dan tasawuf yang dan jenis kedua banyak dikembangkan para sufi
yang berlatar belakang sebagai filosof disamping sebagai sufi

Perkembangan Tasawuf terbagi kedalam beberapa tahapan :


1. Pada abad pertama dan kedua hijriyah
Pada abad inilah mulainya gerakan zuhud sebagai penomena sosial. Fase ini
disebut fase zuhud atau aksetisisme yaitu munculnya individu individu dari kalangan
muslim yang lebih memusatkan dirinya pada ibadah mereka lebih banyak beramal
untuk hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan akhirat yang menyebabkan mereka
lebih memusatkan diri pada jalur kehidupan dan tingkah laku yang asketis, namun
mereka tetap bekerja dan berusaha tetapi kehidupan dunia tidak menguasai hati dan
tidak mengingkari Tuhan.

Faktor yang mengembangkan asketisme dalam Islam:


a. pertama ajaran-ajaran Islam itu sendiri kitab suci Alquran sendiri telah mendorong
manusia agar hidup Soleh, taqwa kepada Allah, menghindari dunia beserta
hiasannya dan memandang rendah hal-hal yang duniawi dan memandang tinggi
kehidupan di akhirat.
b. Kedua, revolusi rohaniah kaum muslimin terhadap sistem sosial politik yang
berlaku.
c. Ketiga dampak asketisisme Masehi. di zaman pra Islam menurutnya bangsa Arab
terkena dampak para pendeta masehi dampaknya itu terhadap para asketis muslim
setelah timbulnya Islam pun tetap berlangsung.

2. Abad ketiga hijriyah


Pada abad ini kembali memulai babak baru yang lebih mendalam juga, berawal
dari perbincangan akhlak dan budi pekerti hingga ramai mulai membahas hakikat
Tuhan.

Perkembangan doktrin-doktrin dan tingkah laku sufi ditandai dengan upaya


menegakan moral di tengah terjadinya. dekadensi moral yang berkembang ketika itu,
sehingga di tangan mereka, tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral keagamaan
atau ilmu akhlak keagamaan Pembahaaan mereka tentang moral, akhirnya,
mendorongnya untuk semakin mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan akhlak.

Pada masa tasawuf identik dengan akhlak. Pada abad ketiga terlihat
perkembangan tasawuf yang pesat, ditandai dengan adanya segolongan ahli tasawuf
yang mencoba menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu Mereka
membaginya menjadi tiga macam, yaitu:
a. Tasawuf yang beriptikan ilmu jwa, yaitu tasawuf yang berisi suatu metode yang
lengkap tentang pengobaran jiwa, yang mengonsentrasikan kejiawaan manusia
kepada khaliknya, sehingga ketegangan kejiwaan akibat pengaruh keduniaan dapat
teratasi dengan baik.
b. Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak yaitu di dalamnya terkandung petunjuk -
petunjuk tentang cara-cara berbuat baik serta cara menghindarkan keburukan yang
dilengkapi dengan riwayat dari kasus yang pernah dialami oleh para sahabat nabi.

c. Tasawuf yang berintikan metafisika yaitu di dalamnya terkandung ajaran yang


melukiskan hakikat ilahi yang merupakan satu-satunya yang ada dalam pengertian
yang mutlak serta melukiskan sifat-sifat Tuhan yang menjadi alamat bagi orang-
orang yang akan tajalli kepadanya

3. Abad ke-empat hijriyah

Abad ini ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih besar dibandingka n
dengan pada abad ketiga Hijriyah karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk
mengembangkan ajaran tasawufnya masing- masing. pada abad ini juga ditandai dengan
semakin kuatnya unsur filsafat yang memenuhi corak tasawuf karena banyak buku
filsafat yang tersebar di kalangan umat Islam dari hasil terjemahan orang-orang muslim
sejak permulaan daulah Abbasiyah.

Pada abad ini pula mulai dijelaskan perbedaan ilmu tauhid dan ilmu batin yang dapat
dibagi oleh ahli tasawuf menjadi 4 yaitu ilmu Syariah, ilmu tariqah,ilmu haqiqah, ilmu
ma'rifah.

4. Abad kelima Hijriyah

Pada abad ke-5 ini munculnya imam al-ghazali yang sepenuhnya hanya
menerima tasawuf yang berdasar al-quran dan as-sunnah serta bertujuan asketisis me
kehidupan sederhana pelurusan jiwa dan moral dan pembinaan moral. Al Ghazali lah
yang berhasil memancangkan prinsip-prinsip tasawuf yang moderat, yang seiring
dengan aliran ahlussunnah waljamaah dan bertentangan dengan tasawuf Al hallaj dan
Abu Yazid Al Bustami terutama mengenai soal karakter manusia. Imam Ghazali
berusaha mengembalikan pada ajaran alquran dan assunnah. Maka disebutlah tasawuf
sunni.
Tasawuf pada abad ke-5 Hijriyah cenderung mengadakan pembaharuan yakni,
dengan mengembalikan ke landasan Al-quran dan as-sunnah. Al qusyairi dan Al harawi
dipandang sebagai tokoh sufi yang paling menonjol pada abad ini yang memberi bentuk
tasawuf sunni. kitab Ar risalah Al qusyairiyah memperlihatkan dengan jelas Bagaima na
Al qusyairi mengembalikan tasawuf ke landasan doktrin ahlussunnah.

Dengan demikian abad ke-5 Hijriyah merupakan tonggak yang menentuka n


bagi kejayaan tasawuf salafi atau akhlaq juga sesuatu yang tidak terlihat oleh
pandangan mata zahir

5. Abad ke-enam dan tujuh hijriyah


ketika tasawuf filosofis berkembang dalam Islam pada abad ke-6 dan ke-7
Hijriyah, maka pada kedua Abad tersebut pun berkembang tasawuf sunni sebagai
kelanjutan tasawuf Al Ghazali bahkan pada apa dapat tersebut atau tahun terakhir ini
mekar dan tersebar luas dalam dunia islam melalui para tokoh berbagai tarekat sufi.

Pada fase ini, tasawuf falsafi muncul kembali dengan jelas dan berkembang
pesat dengan berhasil mencapai tasawuf yang lebih filosofis dengan disebut istila h
teosofi, hingga muncul , Sunni dengan corak amali, dan falsafi dengan corak iluminatif.

Anda mungkin juga menyukai