Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas izin
dan karunia Nya Pedoman Penerapan Formularium Nasional dapat diselesaikan .
Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
harus tersedia dari fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ttd .
Ttd.
DAFTAR
151
5.
Pembi
ay
aa
n
Kata Pengantar Bina Pelayanan Kefarmasian .. O
Kala Sambutan Direktur Jenderal Bina ba
t
Kefarmasian dan Alat Kesehatan .. Daftar P
lsi .. R
B
Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian da
n
dan Alat Kesehatan Nomor HK.0203/iii/1346 .
Kr
on
is.
Bab I
PENDAHULUAN ........................................ .
B
BAB II PENYUSUNAN FORMULARIUM A
NASIONAL
A.
1. Mekanisme penyusunan Fornas .. Monitori
ng
2. Kriteria Pemilihan Obat Penggu
naan
3. Revisi Fornas ..
Obat .....
.............
.
4. Sistematika Penulisan Formularium
Nasional . B.
Monitori
ng
BAB III PENGELOLAAN OBAT FORNAS .. Keterse
diaan
1. Penyediaan Obat Berdasarkan Obat
Fornas (Evalua
si Kerja)
2. Penggunaan Obat di luar Fornas
.............
............
..
3. Pelayanan
Obat.................................. ..
C.
Penang
4. Peresepan Obat ........................... . anan
Keluhan ..
BAB VI PENUTUP ..
i
i
v
i
1
0
1
3
1
3
1
4
1
6
3
3
7
4
77
77
78
78
79
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
v
LAMPIR AN -LAMPIRAN 8
1
an
dalam 9
Fornas
.. V. 1
9
Daftar
Kontrib 3
utor 4
TENTANG
Mengingat 1 . Undan g-Undang Nom or 36 Tahun 2009 t ntan g Keseh a tan (Lembaran
Negara Republ ik Illd on <.;si3. Tahun 2009 Nomor 144 ,
Tamba han LembClran Nega ra Republik Indon es ia Nomor
5063);
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Desember 20 14
Ttd .
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dalam pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) m e ncakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative termasuk pelayanan obat sesuai dengan kebutuhan medis. Dalarn
mendukung pelaksanaan tersebut , Kementerian Kesehatan , khususnya Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berupaya untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan dan aksesibilitas obat dengan menyusun Formularium Nasional (Fornas )
yang akan digunakan sebagai acuan dalarn pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas
kesehatan, baik fasilitas kesehatan tingkat pertama, maupun fas ilitas kesehatan rujukan
tingkat la njutan. Fornas merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan te,·sedia di
fas ilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, maka disusunlah Pedoman Penerapan Fornas.
Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas adalah meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi pengobatan se hingga tercapai
penggunaan obat rasional.
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
Bagi tenaga kesehatan, Fornas be rmanfaat se bagai "ac u a n" bagi
pe nulis re s ep ,mengopt imalkan pelayana n kepada pas i('n,
memudahkan perencan aa n , dan pe ny ediaan oba t di fa s ilitas
pe laya nan k eseha tan. Den ga n adanya Fornas maka pasien a kan
men d a p a tkan obat terpilih ya ng tepat, be rkh asiat, bermutu , a ma n dan terja ngkau ,
sehingga akan te rcapai derajat keseha I an masyaraka t y ang se tinggi-tin gginya. Oleh
karena itu obat yan g tercantum dala m Fo rnas h arus dijamin ketersediaa n dan
keterjangkau a n nya.
Penerapan cara pem bayaran paket berbasis diagn c..;a dengan siste m
Indon esia Case B ase Groups (INA- CBGs) dala m s is te m JKN unt uk fasi litas kese
hatan rujukan ting kat lanJutan (fasilitas kesehatan tingkat kedua dan ket iga) da n po la
pemb aya ran dengan sistem kapitasi pada fasilitas kesehatCln t ingkat per tama dengan
ke te ntuan ba h wa setia p pasien ya n g djamin o leh BPJS Kesehatan tidak dikenaka n
iu r biaya untuk obat yang direse pkan. Meskipun obat ya ng dires e pkan kemungkin an
tidak te rcantum daJam F'ornas, n a mtln sud ah te rmasuk d a la m paket pembay aran
yang diterima o le h fa sili las kese h a tan tersebut , se hin gga menuntut pembe ri
pelayanan kese h a tan u ntu k m enggunaka n sumbe r d aya termasuk obat sccara e fi s
ie n dan ras ional telapi efe ktif. OJ eh seba b itu Fornas m erupaka n bagian yang tidak
te rp isahkan dari INA-CBGs dan s is tcm kapitasi, s eb agai kor idor bagi pe laksanaan
untuk meni n gka tkan mutu peJayanan kese h ata n bagi peserta JKN sesu ai d e n gan
kaidah d a n standa r terapi yan g bcrlaku .
B . Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjadi ac uan bagi Pemerintah Pu sat , Pemeri n tah Provinsi/Kabupaten /
Kota. Ru mah Sa kit , dan Pu s kes mas se rt a pihak lain yang terkait dalam
penera pan F'ornas pad a penyele nggaraa n dan pen ge lo laa n Program JKN .
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman ten tang proses penyusunan dan kriteria pemilihan obat dalam
Fornas.
3. Mengoptimalkan penerapan Fornas sebagai ae Lla .., d ." la m perencanaan dan penyediaan
obat di fasilitas ke,;" halC1 11 .
3. Manfaat
Pedoman Penerapan Fornas dimaksudkan agar dapat memberikan manfaat baik bagi
Pemerintah maupun Fasilitas Kcschatan dalam:
Menetapkan penggunaan obat yang aman, berkhasiat, bl? rmutu,
terjangkau, dan berbasis bukti ilmiah dalam JKN.
3
BAB II
1.Organisasi
1. Tim Penyusun
9) Struktur organisasi berbentuk Komnas Penyus unan F'ornas, terdiri dari :
1) Tim Ahli
2) Tim Evaluasi
3) Tim Pelaksana
2) Obat diusulkan dengan mengisi Formu lir Usula n Obat sebagaimana contoh
Formulir 1 terlampir. Pengisian Formulir tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penu lisan nama obat dituliskan sesuai Farmakope Indonesia edisi terakhir.
Jika tidak ada daJam Farmakope Indonesia, maka digunakan International Non-
proprietary Names (INN)/ nama generik yang diterbitkan WHO. Obat yang s udah lazim
digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim. Obat
kombinasi dituJiskan masing-masing komponen zat berkhasiatnya disertai kekuatan
masing-masing komponen.
9) Usulan yang diterima hanya yang berasal dari Fasilitas Kesehatan, baik
tingkat pertama maupun rujukan t ingkat lanjutan, perhimpunan / organisasi proresi
dokter, dokter gigi , dokter spesialis dan dokter gigi spesialis , Dinas Kesehatan
Provinsi /Kabupaten/Kota dan unit pengelola program di Kementerian Kesehatan.
2)Obat yang diusulkan harus disertai data pcndukung dan bukti ilmiah terkini
(evidence based medicine) yang
menunjukkan manraat dan keamanan obat bagi popu las i.
3) Memi li ki ijin edar dan usulan penggunaannya harus sesuai dengan indikasi
ya ng disetujui oleh BPOM .
4) Obat yang d iusulkan tidak termasuk obat tradisiona l dan suplemen makanan.
3. Kompilasi usulan
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah tanggal batas usulan masuk, Sekretariat
melakukan kompilasi usulan yang telah lulus seleksi administrasi dan
dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi
4. Pembahasan Teknis
1) Pembahasan teknis dilakukan bersama Tim Ah li . Usulan obat yang dibahas
adala h yang lulus seleksi administrasi.
dipertimbangkan usulan obat, juga dilakukan rev iew terhadap seluruh obat
yang sudah tercantum dalam Dartar Obat Esensial Nasional (DOEN) 20 13,
Formularium Jamkesmas Tahun 2013 dan ;)PHO Askes Edisi XXXII.
6 PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
e. Rapat Plena
Pembahasan dilakukan bersama Tim Ahli, perhimpunan/organisas i profesi
dokter dan dokter spesialis, perwakilan rumah sakit, perwakilan Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, perwakilan Puskesmas, dan unit pengeiola
program pengobatan di Kementerian Kesehatan. Hasil rapat pie no adalah
rekomendasi daftar obat yang akan dimuat dalam romas.
f. Finalisasi
Proses finalisasi mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Penyempumaan redaksional draft akhir romas hasil Rapat Pleno oleh Tim
Ahli.
2) Negosiasi d engan industri farmasi terkait :'-:esediaan dan harga, khususnya obat -obat yang
belum tersedia generiknya atau untuk terapi penYakit yang memerlukan biaya tinggi.
Pengesahan
Atas dasar rekomendasi dari Tim Komnas romas, Menteri Kesehatan Rl
menetapkan F'omas melalui Keputusan Menteri Kesehatan.
7
6. Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yan g m e miliki dek terapi yang serupa, pilihan
dtjatuhkan pada obat ya n g memiliki krite ri a berikut:
9) Obat yang sifatnya pa li ng banyak diketa hui berdas a rkan bukti ilmiah ;
1) Obat hanya bermanfaat bagi penderita jika dibc okan dalam bentu k
kombinasi tetap;
8 PEDOMAN
PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
Tabel 1. Tingkat Pembuktian (Statements of Evidence)
..
IBukti
~- . --~ .-.-- ..
3. Revisl Fornas
Pelaksanaan revisi Fornas s e bagai upaya dalam melakukan peninjauan Fornas
dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun sekali. Revisi tidak hanya untuk menyesuaikan
dengan kemajuan i1mu pengetahuan, tetapi juga untuk memberikan ruang perbaikan
terhadap isi Fornas, meningkatkan kepraktisan dalam penggunaan dan penyerahan obat
kepada pasien yang disesuaikan dengan kompetensi tenaga kesehatan dan tingkat
fasilitas kesehatan yang ada. Penyempurnaan Fornas dilakukan secara berkala. Usulan
materi disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Kementerian Kesehatan dengan mengisi Formulir Usulan Obat sebagaimana contoh
Formulir 1 terlampir. Proses revisi Fornas mengikuti alur yang telah disebutkan di atas,
direkomendasikan oleh Komnas Penyusunan Fornas, dan disahkan oleh Menteri
Kesehatan.
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL 9
Skema 1. Alur Proses Penyusunan Fornas
Fornas mencakup obat hasil evaluasi DOEN. Formularium Jamkesmas, DPHO PT.
ASKES (Persero) serta obat baru yang direkomendasikan oleh Komite NasionaJ
Penyusunan Fornas.
2. Penulisan nama obat disusun berdasarkan abjad nama obat dan dituliskan
sesuai Farmakope Indonesia edisi tc ra khir. Jika tidak ada daJam Farmakope Indonesia,
maka digu n akan
International Non-proprietary Names (lNN)/ nama ge n e rik yang diterbitkan
WHO. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempuny a i n a ma INN
(generik) c1it u lis c1 c n ga n
3.Satu jenis obat dapat tercantum dalam beberapa kelas terapi . subkelas atau sub-
subkelas terapi sesuai indikasi medis. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam
beberapa bcntuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari l)("iJerapa jenis
kekuatan.
4. Obat yang dipakai di fasilitas kesehatan tingkat 1 adalah obat yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan primer.
5. Obat yang dipakai di fasilitas kesehatan tingkat 2 adalah obat yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan sekunder.
6. Obat yang dipakai di fasilitas kesehatan tingkat 3 adalah obat yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan tersier.
2) Restriksi penggunaan adalah batasan yang terkait dengan indikasi. jumlah dan lama
pemakaian obat untuk tiap
kasusJepisode. kewenangan pe nulis resep . serta kondisi lain yang harus
dipenuhi agar obat d apat diresepkan dengan baik dan benar.
3) Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut
dalam bentuk seperti yang akan digu nakan.
4) Kekuatan sediaan adalah kandungan zat aktif dalam sediaan obat jadi.
cataloguc.
7) Program Rujuk Balik merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepa
ela penderita penyakit kronis dengan kondisi stabi l d a n masih m
emerJukan pengobatan atau asuhan keperawata n jangka panjang yang
elilaksanakan eli fasilitas kesehatan tingkat pertama at as rekomendasi /
rujukan dari dokter s pesiali s / su b s pesialis
yang m~rawat.
9) Obat tambahan adalah obat yang mutlak diberikan bersama obat utama
dan diresepkan oleh dokt,," spesialis/sub spesialis di Faskes Rujukan Tingkat
Lanjutan untuk mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi e fek
samping akibat obat utama.
J0) Surat Rujuk Balik (SRB) adalah surat yang diberikan oleh F'askes Rujukan
Tingkal Lanjutan untuk m e rujuk hcdik pescrta ke Faskes TingJ<at
Pertama daJam mn g ka meJanju t l<an pemeriksaan dan pengobatan
pesenn dengan penyakit kronis dalam kondisi terkontrol dan stabi!.
b. Singkatan
Singkatan yang ada dalam Fomas dapa t berupa bahasa Indonesia maupun
singkatan khusus seperti yang lazim digunakan .
12 PEDOMAN
PENERAPAN FORMULARtUM
NASIONAL
BAB III
a. Puskesmas
b. Klinik
c. Praktik dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis layanan
prime r
Penyediaan obat untuk praktek dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis layana n primer mengacu kepada Fomas yang dilaksanakan ole h
apotek sebagai jejaring pelayanan kesehatan. Mekanisme pe n gadaan oleh
apotek dapat melalui e-purchasing be rdasarkan e-ca talogue.
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL 13
3. Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak terdapat dalam Katalog Elektronik (e -catalogue)
obat, proses pengadaan dapat mengikuti metode lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan
Perundang undangan yang berlaku .
4. Dalam hal pengadaan obat melalui e-purchashing berdasarkan catalog elektronik Ie-
catalogue) sebagaimana dimaksud butir 1 (satu) dan 2 (dua) mengalami kendala operasional
dalam aplikasi, pembelian dapat dilaksanakan secara manual. Pembelian manual
dilaksanakan secara langs un g kepada lndustri Farmasi yang tercantum dalam Katalog
Elektronik (e-catalogue).
Penggunaan obat diluar Fornas di PKTP dapat digunakan apabila sesuai dengan
indikasi medis dan sesuai dengan standar pelayanan kedokteran dengan biaya obat
yang sudah termasuk dalam kapitasi dan tidak boleh dibebankan kepada peserta.
(1) Dokter yang hendak meresepkan obat di luar Fornas harus mengisi Formulir
Permintaan Khusus Oba t di luar Fornas sebagaimana contoh Formulir 2 terlampir .
(2) Formulir terse but d iserahkan kepada KIT untuk dilakukan pengkajian obat ,
(3) Setelah proses kajian obat sele sai, maka KIT akan memberikan catatan
rekomendasi pada formulir tersebut dan menyerahkan
ke Komite Medik dan Dire ktur Rumah S a kit.
(4) Formulir dengan rekomendasi dari KIT diserahkan kepada Komite Medik dan
(6) Biaya obat yang diusulkan sudah terma suk paket INA-eBGs dan tidak
ditagihkan terpisah ke BPJS Kesehatan serta pasien
Proses
penguJuan Komite Medik dan Dircktur RS
bcrhentl
PEOOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL 15
C. Pelayanan Obat
1.
2 ,Obat
2) Dalam hal ruang farm a Si, Puskes mas belum I dapat melakukan pelaw '_n a n o b"t
PRB ,
maka obatnya disediakan olch Apotck ya n g bekerja sama dengan BPJ
bekerjasamadenganBPJSKesehman,
S Keseha lnn ,
O ba t Obat dibe rik a n untuk Diabetes Me litus , I
Hipe rtc nsi , Jantung, Asma, Penyakit Paru I
Obstruktif Kronis (PPOK), Epilepsi, Gan ggu a n
ke sehata n jiwa kr~nik, Stroke, S indroma
Sistemik Lupus Eritem a tosus (SLE) sesuai
ketetapan Menteri Kesc hatan,
2. Hal - hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan verikasi resep obat oleh
petugas farmas; adalah:
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL 19
SUB KELASTERAPI/NAMA
KELAS
TERAPI GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI j
PENGGUNAAN
2. Lab SR 60 rng --- ---
Tl tCl b 80 Ing - .
4 ~on - -
I la b 30 rng -
5 glirnepirid
I. l ab I rn g --- - -
_~~ tab 2 m g
3. lab 3 mg
4. I tab 4 mg
6 gli pizi d
I. I lab 5 m g
2. Jtab 10 mg - -- --
7 m etfo rmin
I . 1 tab 500 mg
2. 1 tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes ~~renteral
1 human insulin :
I penfill cartridge)
Untuk diabetes melitus tipe 1 atau tipe 2 yang tidak
terkendali dengan golongan sulfonil urea dan obat
diabetes oral.
3. mix in s ulin
inj 100 Ul/mL (kcmasan vial, cartridge disposible, pennll ca
rtridqeL
2 analog insulin :
11. ~dacting
Il1j 100 UI /mL (kcmasan vIal, cartndge dlSposlble, penfill
cartrid e
Pada kondisi khusus (misal : perioperatif) maka diabetes
melitus tipe 2 dapat langsung diberikan insulin.
2 ~.act'in9.
Il1j 100 UI/mL (kcm"san vial, cartridge disposibl
I penfill cartridge) -
20 PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
KELAS SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
TERAPI
PENGGUNAA
N
Untuk diabetes melitus tipel atau tipe 2 yang tidak
terkendali dengan golongan sulfonil urea dan obat
diabetes oral.
-
3. mix insulin
inj 100 UI/mL (kemasan vial, cartridge disposible,
penfill cartridge)
-----------------------------
, -. .. - '1!;~yt_ -~
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan:
Pemberian obat antihipertensi hams didasarkan pada prinsip dosis titrasi, mula!
dari dosis terkecil hingga tercapai dosis dengan outcome tekanan darah terba!k.
1 amlodipin
I. I tab 5 mg
2 . I tab 10 mg
2 atenolol
I. I tab 50 mg 2 . I tab
100 mg
3 bisopro101
Hanva untuk kasus h!pertensi.
9. I tab 5 mg
4 diltiazem
9.I tab 30 mg
2. I kaps SR 100 mg
3. I kaps SR 200 mg
5 doksazosin
9. I tab 1 mg
2. I tab 2 '!!!L
6 hidroklorotiazid
1. I tab 25 mg
7 imidapril
9. I tab 5 mg
2. I tab 10 mg
8 irbesartan
Untuk hipertensi yang !ntolerans! terhadap ACE inhibitor.
9. I tab 150 mg
2. I tab 300 mg
9 kandesartan
Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor.
9. I tab 8 mg
2. I tab 16 mg
PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL
21
SUB- KELAS TERAPliNAMA
::;::1 GENERIK/SEDlAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
~ __~__~____~~ _________PENGGUNAA~N~______________
10
11
Untuk hi~Etensi beratp~da kasus rawat in.a
I. ta b 0,15 mg
lisino ril
1. tab5 ~
2. I Lab l OmB
1--__.,.-::-__-+-""3. I "b 2 0 nU't
13 m e tild9.E.a _. _______________
Selektir untuk wan ita hamil.
1. la b sa l 250 mg ___
14 J1 ire~ipin _.
I. ka ps 1Q.!11li _
.-;::--I-'"=;a:.n,!;ya:: untuk preeklaml'sia dan tokolitik.
2 tab S-R 2ci-;;:;g----- .. ------
la b SR JO mIL..
3. _______
15 perindop rilarginin
1,-. lnh .'~_mg
16 p ro ra no lo l
I. ta b 10 mg.
17 ranl l Jril
l ' l l; b 25 m~
2. tab_5 mg
---I
3. ~lcth 10 mg
18 telm isartan
Untuk hipertensi yang intolera'nsi terhadap ACE
inhibitor.
1. t b 40 m
2 . t b 80 mg -
19 villsnr t:1n
linhrtor.
Untuk hlpertensi yang intoleransi terhadap ACE
1. la b 80 m §;...
2 . ta b 160 109
20 vc r.qpBmil
1 . I ta b 80 n.:>g,_________________
2 . t a l> 240 m
I I-~iodaron - -
I . ta b 200 m g
2 c!igoksin
l. l~~bo25 mg
3 propranolol
I. tab .10 mg
I Untuk kasus·kasus dengan gange:uan tiroid.
4 verapamil
--- --- - -
Untuk aritmia sUl>raventrikuler.
I. tab 8 0 mg
,..!1:;l ANTIHIPERTENSI
I I ramipril
I I. tab 2,5 mg
~ ANTlAGREGASI. ~LATELET
I asam asetilsa.lisilat (asetosa.ll
1. tab 80 mg
2 . tab 100 mg
2 r-~~~ idogrel
Hanya die:unakan untuk pemasangan sten j antune:.
Saat akan dllakukan tindakan PTCA dlberlkan 4·8 tab.
Rumatan 1 tab/hari selama 1 tahun.
Pasien yang menderlta recent myocardial infarction,
ischaemic stroke atau established Peripheral Arterial
~ase (PADI. .. ..__
Pasien yang menderita slndrom koroner akut : NON
STEMI (unstable anainal dan STEMI.
Hatl·hatl Interaksi obat pada pasie n yang men ggunaka.n
obat-obat golongan proton pump inhibitor (PPI).
9. I tab 75 mg
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
I bisoproloi
Hanya untuk gagal jantung kronis dengan penurunan fun sl
ventrikular sistolik vane: sudah terkoml>ensasi.
1. tab 2,5 mg
2 . tab 5 mg
PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL 23
4 ka~~~~ ___
I.
2.
I
Hanya untuk gagal jantung kongestif kronik.
kaps 6 25 m g
6
1. I tab 2 5 mg
spiro noluk ton
I
7 r~ril
I J. !tab 5 mg
2. tab 10 mg
I. tab 150 mg
2. tab 2 0 0 mg -
1-- 2 - budesonid
I. serb ih 100 meg/ dosi s ----
Tidak untuk serangan asma akut .
berat.
Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri.
4 deksametason
I. tab 0 5 mg___
5 fe noterol HBr
I Hanya untu~ ser~ngan asma akut.
24 PEDOMAN
PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
SUB KELAS TERAPljNAMA
KELAS
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
TERAPI
PENGGUNAAN
9. I aerosol 100 m eg/ puff
2. I cairan ih 0 1%
6 ipratropium bromida
Untuk pasien PPOK dengan exaeerbasi akut. Tidak untuk
'ane:ka pan·ane:.
l. ih 20 meg/puff
7 metilprednisolon
9. tab 4 mg
2. tab 8 mg
3. tab 16 mg
8 salbutamol
l. tab 2 mg
2. tab 4 mg
3. lar ih 0 5 %
4. s ir 2 mg/5 mL
5. aerosol 100 m eg
Hanya untuk serangan asma akut dan atau bronkospasme
yang menyertai PPOK, SOPT ISindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
Harus melam~irkan hasil pe meriksaan spirornetri.
6. serb ih 200 meg/ kaps + rotaha ler
9 teofi lin
I. tab 100 mg 2 . tab
150 mg
3 . tab SR 300 mg
10 terbutalin
12. tab 2 5 mg
2 . serb ih 0 ,50 mg/ d ose
11 kom binasi:
a . salmeterol 125 m eg
b . flutikas on 150 meg
propiona t
Tidak diberlkan pada kasus aama akut .
l. ih 50 meg/ puff
12 kombinasi :
a. salmeterol 15 0 meg
b. flutikason 1 100 meg
propionat
Tidak diberikan pada kaaua aarna akut .
I. ih 100 meg/ puff
13 kombinasi ;
a . salmeterol 150 meg
b. flutikason 1250 meg
propiona t
Tidak diberikan pada kaaus a8ma akut.
3. tn b 20 m g
....26 .3 EKSPEKTORAN
n- a sel"il si ste in
fel11l0in Na
1. ~ps 50 m g
2. ka }s 100 mg
2 feno bn rbit,,1
1 .--,--' ~Q.10~
,----_+.2=. - tab 100 mg
3 k a rb'J.maz<::Q1O
1 tab 200 m
4 val proat
Dapat digunakan untuk epilepsi umum (general
~~).
1. ta b s a l _ 50 I11g
2. lab sal 500 mg
3. lab SR 250 m g
4 . :ah SR 500 fl}g
5. sir 250 m 5 mL
I tas~m m efpnR m Rt
I !<.'!P_s ~5Q.112£
2 knps 500 l1]g _
1. tab 4 mg
2,
ta b 8 rng
tab 16 mg
2
3,
prednison
--- -
1. I tab 5 mg
29 VITAMIN dan MINERAL
9 kalsium karbonat
1. tab 500 mg
23.PSIKOF~
23.4 ANTIPSIKOSIS
9 haloperidol
I. tab 0 5 mg
2. tab 1,5 mg
3 . tab 2 mg
4 . tab 5 mE
2 kJorpromazin
I. tab sal 100 mg
3 risperidon
a) Monoterapi schizophrenia.
;fr: b 80 mg 2 . tab
100 mg
kl o pidogre l
Hanya digunakan untuk ~emasangan sten jantun.&- ._ Saat akan
dilakukan tindakan PTCA diberikan 4 ·8 tab.
Rumatan 1 tab/hari selama 1 tahun.
Paslen yang mendenta recent myocardIal tnfarctlon, ischaemic stroke
atau established Peripheral Arterial Disease [PAD) .
-
2 s imvas tati n Sebagai terapi tambahan terhadap tera pi diet p ada "'pasien
I:!.iperli idemia dengan:
1) kadar LDL >160 mg/dL untuk pasien tanpa komplikasi diabetes
melitus/PJK.
bl kadar LDL> 100 mg/dL untuk pasien PJK.
2. Bila sesuai indikasi medis diperlukon tambaha n hari pengoba tan , obat d il;e
rika n
tcrpisah diluar paket INA-CBG 'S d a n harus tereantum
pada Fornas, de. ngan pemberian I maksima! 23 (dua
puluh tiga) hari.
PEDO MAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL 29
No Uratnn Ketentuan Obat PRB
5. Pemb w ya an obat a. 8iays obal yang ditagihkan okh Insta la si
Farmas i di FKRTL atau Apotek yang
be kerj asama dengan SPJS Kesehatan .
b . Siaya obat yang ditagihka n oleh In s t'a lasi
r a rmasi eli FKRTL atau Apotek m engae u
pada harga dasar obat sesuai ('-catalogue
ditambah biaya pelayan a n kc farm asian
2.Penyaki l yan g p~"'ymwJ) obatnya men ggu nakan obat program pemerintnh seperti penyakit
HIV / AIDS, Tu be rk ulosa ITS), malaria. kusta , ko rban n'J)'ko t ika yan g m emul ukan
reha bili tas i medis dan penyakit l''l in yan g ditetapk a .C1 ole h Men le ri, di n tur secara
tt·rse ndiri .
d. Penyed iaan
Dl sl ribusi ob.-:u progTam TIl el;:{ lui D jn8 K<:'sl.tha ta n Pn)\'ln ::;i ,
3)Peresepan obat sesuai dengan protokol terapi dari dokter spesialis/sub spesialis yang
merawat peserta pad a fasilitas kesehatan tingkat-2 dengan mengacu pad a rekomendasi
pengobatan sebe lumnya dari dokter spesialis pada fasilitas kesehatan tingkat -3,
3)Apabila hendak dilakuk a n di ",~kcs ItIl,.(k itl- 2 muka peresc pan obat yan g clibe
rikan haru!..i sesl!u i den~all protokoJ terapi dari dokte r spcsi8 li s/s ub spesi:. Ii'l "Rng
nwra wat
4) Peserta pada fas ilitas kes(' h a tan ti n )<k,1I -2 (knga n m enga (' u pad a
rekomend us i pcngoba tan scb<'!u mnya dnri d rlkl.c r spesialis pada fasili tas kese
ha tan t ing ka t :l .
10. Apabila resep yang dituliskan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis adalah obat bernama dagang namun tersedia produk dengan nama generik
(INN), maka petugas ApotekjInstalasi Farmasi dapat langsung mengganti obat tersebut (auto
switching) dengan produk dengan nama generik (INN).
2. Obat yang dapat diresepkan FKTP adalah obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan
dasar dan diberi tanda eek (--J) pada kolom "FASILITAS KESEHATAN TK J".
3. Obat yang dapat diresepkan FKRTL tingkat kedua adalah obat yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan sekunder dan diberi tanda eek (,i) pada kolom "FASlLITAS
KESEHATAN TK 2".
4. Obat yang dapat diresepkan FKRTL tingkat ketiga adalah obat yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan tersier dan diberi tanda eek (--J) pada kolom "FASILITAS
KESEHATAN TK 3".
5. Obat diberikan sesuai dengan restriksi penggunaan yang tereantum dalam Fornas yang
merupakan batasan terkait dengan:
1. Pembatasan Indikasi.
2. Jumlah dan lama pemakaian obat untuk tiap kasusjepisode.
e. Kewenangan penulis resep.
3 f pa tc h
_
5 m eg/ jn m
_ _ p a tch / blll" n .
10
L p,-,tc h / lJll I:ln.
f---::::---+-.4c:,..--!l-rp,a tc h 50 meg/ p m 5 pa tc h / h u la n .
2 kori c in
} . T ta b 10 mg 20 ta bj rn inwl.
2.1 ta b 2 0 mg :2 0 ta b / Illi liggu.
J mo rli n He l -
Hanya untuk pemakaian pada tindakan
anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan
untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak
respon terhadap analgetik non narkotik atau
nyeri pada seran~an jantllJ!g___
1. tab 10 m g __30 \,n b /bl i\ n n .
2. ta b S R I O m g . 30 la b / b u b n .
3. w b S R 15 m g J il t ~lb/ l>l1lo n .
4 . . _ inj 10 mg/.'!ll-d!...m J s.k .J ivJ 1 a mp/he ir!.
4 petiriin
1._ i!,j 5 0 rn~"'-1i.~ . /s k .f iv . ) 2 am p /han
Hanya untuk tindakan anetesi dan nyeri sedang
hingga berat pada pasien yang dirawat di Rumah
Sakit .
Tidak digunakan untuk nyer! kanker .
I
34 PEDOMAN PE NERAPAN FORM ULARIU M NAS IONAL
S
u
b
k
e
l
a
s
T
e
r P
a e
p r
i e
/ s
N e
a p
m a
N
a n
o
Generik/Sediaan/Kekuatan/Restdksi Maksimal
5 s u fe nta ni l
l j Elj 5 mcg/ mL (i .v. ) 3 via l/ kasu s .
Hanya untuk tindakan anestesi yang
diberikan dokter anestesi
1 .2 ANALGESiKNON NARKOTi j{"
I ibuf~Ofen -
H' s ir 100 mg/5 mL I btl/ kasu s.
2 . s ir 2 00 mgL 5 mL l _btILka s." ",
2 ke topro fe o_ _ ----
I ~OmK , 2 s u p/ha ri, I
2. ANESTETIK
~ OBAT-iintuk PROSEDUR PRE OPERATIF
T rrlldazolam
d e ks a mf'tas nn
1. in j'; m g/m LJi\'.J i. m .l 4 a m ~ri .
2 lorata din
' labl U mg ~abih ri,
+ maks 5 ha ri.
3 f s ctl rizin _
11. ta b 10 m g 1 ta b / hari,
s 5 h a rI.
__...,....ffi'-",ak",
~sesuai. ___
c ) Tidak untuk profilaksis bedah, kecuali bedah jantung.
Jm)
lainnya:
dosis I :'\ g/ h a ri
2 o nid!,zo 1_. ___ 111 :l k s 7 ha ri.
38 PEDOMAN PENERAPAN
FORMULARIUM NAS [ONAL
N S P
o u
Gellerj.k/Sediaan/Kekuatan/Restriksi e Maksimal
4 strepto misin
Dapat digunakan untuk paduan OAT kat 2, tahap
awal.
1"':':": serb inj l00lfm g/0al
15 mg/kg BB maksimal 2 bulan pertama 1maks
5 mg2 / bulan
leg BS
pemberian setiap har!. pertama
pemberian
Digunakan untuk TB MDR.
seliap hari.
5 kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk
l b ul a n per ta rn a ,
penlbef"i an
"c:'--tJ'ii",-""raz=_I,,'n"-'am=:.oid"'__________________---I..:t"'a"b'-';sC;0"'0;:-n"".:.lg<"----11 s c ti a p h i! Ii .
I
d. etambutol tab 2 S0 m g
~. dan 500mg
10 kornbinasi untuk dewasa : Panduan dalam bentuk
komb~~.~~--~----:~~--~~~------_ r- --
Nlaksimal 144 tab selarna 4 bulan, lanjutan
'pernberian 3x seminggu,
a. rifampisin 450 mg Maks im a.I 14 4
l:lb selA. ln a 4
r-:--. --c-is-o-n-iaz:--ci--:d----------------------+-3"'0=-0=-m--g-------l bu la n , In nju ta n
b pe mberi a n 3 "
gg
_ _- t . -;-_...1L .-,-__-,--__-;____-:-__ -=--:-____-;-;--"--;--__-:-______+.-s:,.e::.m:.=lIl:.:. u-'------1
1I kombiTlas i untuk anak: Paduan d alam bentu k I I
&~~ 1
Nlaksirnal 280 tab selarna 2 bulan pertarna
jlemberian setiap harl,
a. rifampisin _______________~kapl 7S ~ Ma ksim al -? -8-0- 1
f-b"..:..+ "'"'o"'nis"-":·laz= id"---:-;-_________-t-t'.-:a,;b'-;:l. . 0c;:;:0;-'nt-".~tab sclamo 2
1 ---
6.4 ANTIFUNGI
6.4.1 Antlfunld Sistemik
1 flukonaz~vI~~ __
9. ka p s I 50 m g ----:--;-~--=;_;___;_____c:-:---_::____1 I ka p s / h a n
Dapat digunakan untuk kandidiasis sistemik. maks sela ma 7
hari.
2 n is tatin
1. t.ab salu! 500 .000 UI
- ~
-;:3 0 t"b/bt~I~.n q
~ 2. susp 100.000 UI /m L 2 btl/kasus
I
Pasien dengan riwayat gagal terapi dengan
~
Pasien Hepatitis B kronik dengan gangguan
~jal.
bl
Pasien dalam pengobatan adefovir yang tidak
I menunjukkan respon pada minggu ke 10-20.
II tab !O mg 30 tab/bulan,
dievaluasi
i setiap 6 bula n .
7. ANTIMIGREN
-
-:: :.~ .~ - -- ..-.-
1 1
IDan~ !!!gunakan untuk seraJ!g_an m~l2:en akut.
~_ __ __
I. tab 1 m g I 8 tab jminggu.
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI ' PALIATIF
~o L Generi~LSediaan/Kekuatan/Rest~!~ Maksimal
4
J. ta b 25 m :J'<2.~ d9 n.
gosc rcli n asetat
' 1. in36 m~ -- ---_~
a) I Oapat digunakan f- k -an-k -er c t I vial / bulan .
untuk kanker prostat,
I~ayudara harus diberikan
dengan hormonal bersama I--:::_- I vial/b\l l,m; m
t...,---:-c:-::L.dc:- aks 6
reseptor t-:-:--_-
=e",n=a:;::n v ia l/kasu s.
==E"R=/ccPRL.I'."sitif
pr~.menopause. bikalutamid
2) Oapat digunakan tabl~~et~.____
untuk endometriosis. 2. inj 10.8 m gL."La_l_ [I Vi~~j3 bula n .
Oapat digunakan_~!'tuk
~-"E.ker .p!..o~tat.:...
k trozol < 50 k ntuk
_ER/PR l
" 8
Untuk kanker ~denomiosis
atau
end
posi~}Lpre
me~alls.e,-
/
payudara pada post bome b
menopause mioma
uteri .
trios'" me I u
c:l,en an reseptor )is.
",,"w I
6 l
ER/ PR.positif. 2. O a
1~~2 :; m"- a,-;--;-, n
___________
s<:.rb ,!"clj.~ .75 p-= =I via :
le u e rore lin asera at l/ bul
at d a n ;
t mg __ diguna m
ikan maks
I. se rb i 6
gunt uk
viall kas \-Is_ a
Oapat digunakan umiom
ni.!..,88 m g.. . ""_
untuk n ~alJ blllan k
_ -:-_:-- a
kanker a I s
Untuk payudara '!.teri.
k
endomet r dengan
iosis pada a 6
7 hormonal n
pasien dengan v ial
BB reseptor u I via /kas
us.
Unt
, 2_ kaps 1~0 m g>..--:--_-:-_ 9Q kaps / bula n
Untuk kasus transplantasi organ dan
penyakit autoimun.
42
PED OMAN
PENERAPAN
FORMULARIUM
NASIO NAL
Sub kelas Terapi/Nama Peresepan
No
Generik/Sediaan/Kekuatan ( Restriksi Maksimal
~~ITOTO~~
1 bevas izu mab
- -- - ------ --- -
Untuk kanker kolorekt al met astat ik .
l~~lj 25 mg /mL T2 x pe m iJe;·ian . j
2 dokso rub is in I
Dosis kumulatif maksimum (seumur hidup): 500
2
mg/m .
hr se lama 2
mi~ j
13 karbo~latin
Tergantung AUC (A rea Under the Curve). I
Curve),
Und e r the
14 ~~at -
1, tab 2 ,5 mg 12 ribu
mgL!:!fL hari .
15 oksaliplalin
Hanya digunakan untuk kanker kolorektal
metastase dan adjuvant stadium III.
I
I serb inj 50 mg/ via l 12x pe m.l,-e ria n .
2. serb in 100 mg~ 12x pembe rian .
M 1. inj 3 0 rug/vial
17 5
set ia
mg/ml/~
p3
minggu
2 InJ IlJlJ m gfv ia 1__
3. inj 300 m g / via]
17 ritu ks illlab
------- -
Untuk semua jenis
Llmfoma malignum Non Hodgkins (LNHI dengan
hasil emeriksa,~!!. C~~_~sltif.
I. ini J OO rlJ g / C!!.L__ Rx pernhn "h:. n.
1_:-::--+.::2,.--J m j 500 mg:LmL
18 se tuksim ab
Kanker--:k--o-=l-o-r-e=k--t:--a=l--m- eCta--statik dengan hasil
pemeriksaan KRAS wild type positif
I
normall_ - --
bl Kanker kepala dan leher tipe squamosa dan
, dikombinasi den an kemoteral'i atau radias!. 1-:--:::------.,--
19
~ntuk kanke:~~YUdara, Iimfoma malignum, \2 x p e m be n a n
leukemia akut dan kronik, kanker ovarium dan
seba ai irnunosul'resan. _
1. serb inj 200 mg/v ia l (i .v .) _______+"'750 mg/m!
2
2. ~erb ini 500;:;;gTviaT(i:;'~1 . 75Q;;g/ m
erb inj 1000 m g/ v ial (i .v. )______ 7",0 m g/m 2
20
]0 m g in fus i. v 100
2
mg/ m / h a ri
____-l dos is tu nggal
2. s e rb inj SO rng 20 mg/m2 /hari
5 hari be r turu t
l u r u!.
21 sitarabin
Untuk leukemia akut dan limfoma maligna .
~Lain.Lin
leukemia maks
3 rahun .
1 a sam ibandronat I
ial '( Hiperkalsemia akibat keganasan . I
2) Metastase tulang.
1. J inj 6 mg/~ml.__ 1 via ll bulan .
2
asam zoled ronat I
a) Hiperkalsemia akibat keganasan. I
~I Metastase tulang. I
.J . U..Qi 4mg/5m L 1 via l/bu la n .
3 di n a tnum k lod ro n a t I f
bl Metastase tulang.
I. infkons 60 mg / mL Oas is kumu latif
maks 1500 mg
selama 5 ha ri.
4 meS0<1
Hanya diberikan untuk terapi yang menggunakan ifosfamid .
2 kombinas i :
levodQ
a Pa 100 mg
karbido
b pa 2 5 mg
entakap
e on 200mg
tab/bul
l. tab 90 an.
3 pramipeksol
--- harus
ta b disp 500 mg
ditentukan
hematolog oleh
anak
12 a tau hematolog
~wasa.
2 d e feripron
I. ta b sal 500 mg 50-7 5 mg/ kg
SS/ hari.
Untuk terapi kelasi besi.
Terapi awal harus ditentukan oleh hematolog
anak atau hematolog dewasa.
50-75 m g /kg
2. lar oral 100 mg/ mL
S S / hari , maks
1 btl / bula n .
3 de fe roksamin mesilat
I. serb inj 500 mg/vial Oosis a nak usia
< 3 thn : 20-30
mg/kgSS/hari .
maks 5-7 hari
Oosis usia > 3
thn : 40-60 mg/
kgSS/hari.
maks 5-7 hari.
10.4 HEMATOPOETIK
9 eritropoetill-aJfa
Hanya untuk penderita CKD dengan kriteria berikut :
_~~~I~~~~~~~==~~==~:~~~~------~~------.------
~II. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
I 11 . 1 PRODUK DARAH
9 fakt or VIII -:--==---::---:----:--:-:-,--_-:-;:---:-_ -:-_ __+ ______--j
FVlIl (unit) - BB (kg) x % (target kadar plasma
kadar FVIII pasien): _
I . se rb i9.L250 UI/vial + pelarut 5 mL l"VllI (unit) =
Untuk terapi kasus hemofili A dengan 88 (kg) x %
perdarahan. (ta rget ka dar
Dibawah pengawasan ahli hematologi dan plas ma ka dar
atau ahli penyakit dalam dan anak. FVIII pas ien).
2. se rb inj 5 00 UI/v ial .. pelarut 5 mL
Untuk terapi kasus hemofIli A dengan
p'erdarahan . _
Dibawah pengawasan ahli hematologi dan
atau ahli penyakit dalarn dan anak.
3. serb inj 230 -340 UI
4 . se rb inj 480 600 UI
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
~~ul!:'i.Q. s"-.'}'f!'...'lq'.!!Ial (human alb"'u"m,,"'in"'l)L-_ ___ -r= ;----:-;-____ --1
10. r
i n j_5...OA,0--:-_-:-.,--,,-----,---,-_---,------,,------,,---,,,----_ ___-I1Oi be ri ka n
a) Untuk luka bakar tingkat 2 (luas
permukaan terbakar lebih dari 30% )
dan kadar albumin~_~_'-§...g/dL.
b) Untuk plasmaferesis. -- al bumi
____ +~8787·- ~~__~
~~~ ------------------------- I
inj20% 1 100 mL/hari,
Untuk bayi dan anak dengan kadar albumin < 300
2,5 g/dL, dan/atau untuk kasus periOperatif' 1 mL/minggll.
dan/atau untuk sindrom nefrotik.
Hanya diberikan apabila terdapat kondisi pre
syok atau syok, dan/atau untuk kasus asites I
yang masif/intens dengan penekanan organ
pernafasan atau perut.
3_
inj2 5% 1 100 mL/han,
Untuk bayi dan anak dengan kadar albumin < 1 300
2,5 g/dL, dan/atau untuk kasus perioperatif, mL/ minggu.
dan/atau untuk sindrom nefrotik.
Hanya diberikan apabila terdapat kondisi pre
syok atau syok, dan/atau untuk kasus asites
yang masif/intens dengan penekanan organ
pernafasan atau perut.
3 hidroxyethyl starch
Untuk kekurangan cairan pada kallull
hipovolemik.
Meningkatkan risiko kematian pada gaga! ginjal
kronik. --
1. lar inf6% 4 btl/ha ri ,
maks 2 bari.
4 koloid HES 8M 130.000 .-
Untuk kekurangan cairan pada kasus
hipovolemik.
Meningkatkan risiko kematian pada gaga! ginjal
kronik.
I. lar inf6% 4 btl/hari,
maks 2 hari.
5 modified fluid gelatine 8M 30.000
Untuk kekurangan calran pada kasus
hipovolemik.
1. lar inf4% 4 btl/hari ,
maks 2 hari .
15. DIURETIK dan OBAT untuk HIPERTROPI PROSTAT
15.1 DIURETIK
1 amilorid
1. I tab 2,5 mg 30 tab/bulan.
2 . I Tab 5 m£ 30 ta bLbulan .
2 furosemid
I. I tab 40 m£ 30 tab/bulan
3 i¥1.oklorotiazid
I. Tab 12,5 mg 30 tabLbulan
2 . I Tab 25 m£ 30 tab/bulan
4 kombinas i --
I spironolakton
a 25 mg -
b Tiabutazid 2 ,5 m g
I. tab 30 ta b/ bulan .
5 manitol
I. l iar infus 2 0% 2 bt l/hari .
6 spironolakton
1. Tab 25 mg 30 tab/bulan
2. Tab 100 mg Untuk penyakit
sirosis hepatik
30 tab/bulan.
I. I ta b I mg 3 0 ta b Lbulan .
I. ~t ab 5 mg 3 0 ta b / bul an
~ tam s ulos in
I. I ta b 0 ,2 mg 30 ta b/bu lan .
2. I tab SR 0 ,4 mg 3 0 ta b Lbulan .
5 terazos in Hel
Untuk hipertrofi prostat dengan hipertensi. -
~b l mg 13 0 ta b / bulan
2. tab 2 mg 3 0 ta b / bul a n .
16.2 ANTlDlABETES
16.2.1 Antidiabetes Oral
1 a karbos e
I. _I lab 50 m g 90 tab / b u lan--:
2 . I tab 100 mg 90 ta b / bulan.
~ g libenklamid
I. tab 2 ,5 mg Oosis m a k s 15
m g perhari .
~ ta b 5 mg Maks 90
tab/bulan . . _
3 glik~azi d
1. tab MR 3 0 mg 3 0 tab.L9--'~
2. tab SR 60 m g 3 0 ta b/ bulan.
3. I [ab 8 0 mg bO tab/b~
4 g li kuidon
~~30 r:t:JL 9 0 tab Lbula n .
Untuk pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
gangguan fungsi ginjal ringan sampai berat .
5 glimepirid
1. tab I mg 60 ta b /b u la n .
2. ta b 2 mg- 60 ta b / bulan.
k
e
l
a
s
T
e
r
a
p P
i er
/ es
N e
a p
m a
a n
No
Generik/Sediaan/Kekuatan/Restriksi
Makslmal
7 metformin
1. tab 500 mg 90 tab / bulan.
Dosis efektif:
1500- 2500
mg/hari. ,
2. tab 850 mg 60 t ab I bulan .
8 pioglitazon
Tldak diberikan pada paslen dengan, gagal
jantung dan/atau rlwayat keluarga bladder
cancer.
1. tab 15 mg 30 ta b / bulan.
2. I tab 30 mg - 30 ta b / bulan .
16.2.2 Antidiabetes Parental
Insulin.
2. intermediate acting
inj 100 UI/mL (kemasan vial, cartridge disposible,
penfill cartridge).
Untuk diabetes melitus tlpe 1 atau tlpe 2 yang
tidak terkendali dengan golongan sulfonll urea
dan obat diabetes oral.
3. mix insulin
1 etinilestradiol
I. tab 0 ,05 mg 30 tab / bul a n .
16.3.3 Progestogen
1 m edroksi progesteron ase tal
Hanya untuk amenorea sekunder. perdarahan uterus
abnormal dan endometriosis.
1. I tab 5 mg 30 tab/bulan.
2 n oretis teron
Hanya untuk amenorea sekunder. perdarahan uterus
abnormal dan endometriosis.
I. ' ta b 5 mg 30 tab/bulan.
16.4 HORMaN TIROID dan ANTITIROlD
1 j)fopJ ltiourasil
I. tab scored 100 mg Untuk bulan
pertama
maksimal 180
ta b/bulan .
2 levotiroksin
Tab 50 mcg Untuk
substitusi 150
200 mcg/hari .
90 tab / bulan
Ta b 100 mcg 60 iab/bu la n .
3 ka rbimazo l
1. tab 5 mg 90 tab/bulan.
Maks 4
tab/hari.120
tab/bulan .
3 ti n mazol
1. la b 5 mg 120 tab/bulan.
Dosis 20
mgLh a ri .
~ tab 10 mg 60 tab/bulan.
17. OBAT KARDIOVASKULER
17. 1 ANTIANGINA
1 atenolol
1. I ta b 5 0 mg 3 0 tab/bulan .
2 dilt~~Cl
1. tab 30 mg 90 t<l b/bulan.
3 gliseril trini u a t
I. I kaps SR 2 ,5 mg 30 tab/ bula~
k
e
l
a
a
T
e
r
a
p
i
/ Pe
N re
a ae
m pa
! a n
No
Generik/SecUaan/Kekuatan/Reatrikai Makaimal
2. kaps SR 5 mg 30 tab/ bulan .
4 isosorbid d in itra t
1. tab 5 mg 90 tab/bulan .
2. tab 10 m~ 90 tab/bulan.
1
-
],
7.
2 ANTIARITMIA ..
1 amiodaron
tab 2 00 mg
1. 30 tab/bulan .
2 propranolol
1. tab 10 mg 90 tab/ bulan .
Untuk kasus-kasus dengan ganll:ll:Uan tiroid.
3 verapam il
Untuk arltmia supraventriku]er.
I. tab 80 mg 90 tab/bulan.
~~TIHIPERTENSI
Catatan:
Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip doais
titrasi, mulai dari dosis terkeeU hingga terea ai doais dengan
outcome tekanan darah terbaik.
1 amlodipin
I. tab 5 m g 30 tab/bulan.
Dosis maks 10
mg/hari .
2. tab 10 mg 30 tab/bulan.
2 atenolol ,
I. tab 50 mg 30 tab/bulan.
2. tab 100 mg 30 tab/bulan .
3 be ra prost Na
Untuk hipertensi pulmonal.
I. tab 20 meg 90 tab/bulan.
4 bisoprolol 30 tab/bulan.
Hanya untuk kaaus hipertensi.
I. tab 5 mg Untuk gagal
jantung: 10
mg/hari. Untuk
hipertensi 5
mg/hari.
5 diltiazem
I. tab 30 mg 90 tab/ bulan.
2. kaps SR 100 mg 30 tab/bulan.
3. kaps SR 200 mg 30 tab/bulan .
2. tab 10 mg 30 tabLbulnn.
9 irbesartan
Untuk hipertens.l yang intoleransi terhadap ACE inhibitor.
10 kandesartan
Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor.
~:ab8mg -- 30 tab/bll~
2. tab 16 mg 30 tab/bula n .
II ka.,p.to pril
*~ 12,S m g 90 tab / blt!;;::;-:-
2. tab 25 mg 90 tab/bulan .
- L . tab 50 mg 9 0 tabJ bula~.
12 klonidin
Untuk hipertensi berat pada kasus rawat inap.
~ tab 0 . 15 m g
2 . injO,1 5mcg / m L 2 a'!!Efha~
13 klortalidon
l. tab 5 0 mg . 30 ta b / bll la n.
14 lis inopril
l. tab 5 mg 30 tab/bula n.
2. tab JOm g - ~bulan .
3 . 1 tab 20 mg 3 0 ta.b/bulan .
~ metildo[la -
Selektif untuk wanlta hamil
I. ta b sal 250 mg Untllk ibll
hamil 3 X 2 50
mg/hari . Maks
I 90 tab / bulan
selama h am i!.
16 nifedipin --
I. kaps 10 mg 90 La b/bula n .
Hanya untuk preeklampsia dan tokolitik.
2. tab SR 20 mg 30 luQjb u la n . I
I. tab 5 mg 60 tab/bulan .
19 _ propranolol
I. tab 10 m g 90 tab/bulan.
20 ramipril
I. tab 2,5 mg 30 tab/bulan.
2. tab 5 mg 30 tab/bulan.
3. tab 10 mg 30 tab/bulan.
21 telmisartan
Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE
inhibitor.
I. tab 40 mg 30 tab/bulan .
2. tab 80 mg 30 ta b / bulan.
22 valsartan
Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE
inhibitor.
\. tab 80 mg 30 tab/bulan .
2. tab 160 mg 30 tab/bulan .
23 verapamil
I. tab 80 mg 90 tab/bulan.
2. tab 240 mg 30 tab/ bulan.
._-
17.4 ARTIAGREGASI PLATELET
No
1--3
Sub kelas Terapi/Nama
Generikl Sediaan/Kekuatanl Restriksi
Peresepan
Maksimal 1
siIostazol
Hanya untuk kasus peripheral artherial disease
(PADI dan pasien yang tidak dapat diberikan
asam asetil salisilat.
l. tab 10 0 mg 60 ta b /b u lan .
17.5 TROMBOLITIK
untuk
gagal
jantung
kronis
dengan
penuruna
n fungsi
ventrikula
r sistolik
yang
r.-~:'~ sudah
1
7
.
6
O
B
A
T
u
n
t
u
k
G
A
G
A
L
J
A
N
T
U
N
G
1 bi
so
pr
ol
ol
Hanya
r4erkom ~si.
1 . tab 2.5 mg 3 0 tab/bulan.
Maks: 10
~
mgLhari
~-'- tab 2 . Pg 60 tabJbulan_._
2 digoksin
l. tab 0 2 5 m g 3 0 tab/bul a n.
Hanya untuk gagal jantung dengan atrial fibrilasi
atau sinus takikardia.
3 furosemid
l. Tab 40 mg SlO tab/bulan.
Kronis: 90
ta b/bulan.
PRB: 30
tab/bula n.
4 kajltol:Jril
1. tab 12,5 mg 90 ta b /bulan,
2 , tab 25 mg 90 tab/bulan,
5 lUM NASlONAL
8
P
E
D
O
M
A
N
P
E
N
E
R
A
P
A
N
F
O
R
M
U
L
A
R
Sub kelas
Terapi/Nama Peresepan
No Generik/Sedlaan/Kekuatan/Restriksi Maksimal
7 spironolakton
1. I tab 25 mg 30 tab/bulan .
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
9 dopamin
Hanya untuk syok kardiogenik, dekompensasi kordis akut dan
syok septik.
Tidak untuk syok hipovolemik.
1. I in' 40 mgLmL 5 vial/hari.
~7.S ANTIHIPERLIPIDEMIA -
9 fe nofibra t
Hanya untuk hipertrigliseridemia dengan kadar tri~ iserida> 250
mg/dL.
1. kaps 100 m g 30-60
kaps/bulan.
2. kaps 300 mg 30 kapsDula!!;,.
2 ~~mfibrozil
Hanya untuk hipertrigllseridimia.
Tidak dianjurkan diberikan bersama statin.
I. I kaps 300 mg ~~ulan
2. I kaps 600 mg 60 ka ps/hu la n .
3 kolestiramin
!. I serb, 4 g 4 sachet.
4 I pravastati n
al Hanya untuk hiperlipidemia dengan kadar
--
LDL >160 mg, pada penyakit jantung
koroner dan diabetes mellitus disertai
makroalbuminuria.
bl Pemberian selama 6 bulan, selanjutnya harus
dievaluasi kemball .
!. tab 10 mL 30 ta~bulan,
2. tab 20 mg 30 tabLbulan.
5 simvas tatin
Sebagai terapi tambahan terhadap terapi diet
1, pada pasien hiperlipidemia den&!n:
kadar LDL >160 mg/dL untuk pasien tanpa
al
koml!likasi diabetes melitus/PJK.
bi kadar LDL>100 mll!/dL untuk pasien PJK.
cl kadar LDL>130 mg/dL untuk pasien diabetes
melitus . Setelah 6 bulan dilakukan evaluasi
ketaatan pasien terhadap kontrol diet dan
pemeriksaan laboratorium LDL dUampirkan
setiap 6 bulan.
1. tab sal 10 mg 3 0 tab/bulan.
2. tab sa120 mg 30 tab/bulan.
~~~!I~T TOPlKAL untuk KULIT IS.2
ANTlBAKTERl
1 n atrium fu s idat
lS.3 ANTIFUNGI
1 a ntifungi kombinasi :
a 1asam benwat 1 6%
b I asam salisiJat 1 3%
l. 1Salep I Do t /kasus .
2 keto konazol
I . I krim 2% 2 tube/kasus.
2. I scalp sol 2% I b tl/ka s u s .
I betametason
1. I krim 0, 5 mg/g I tube /kas us.
2. I krim 01 % I tubc/ka~,:!~
3. 1salep 0,1 % l tube/kasLls.
2 desoksimetason
I . I krim 0,25% I tube/kasu~
2. I salep 0,2 5% I tube Lkasus.
3. I gel 0,05% I tube / k asus.
3 diflukortolon vale rat
1. 1sale p berlemak 0,1 % I tube/kasus . _
4 flusinolon asetonid
1. I krim 0 02 5% 1 t u be&as u s .
2. I sa le p 0,02 5% I tube/kas us.
5 hidrokortison
I :- t kr1m 1%
- _. ~be7kasus.
2. knm 2,5% 2 tube/kasus .
lS.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
~---.. -'-
1 permelrin
I. 1 krim 5 % 2 tube/kasus.
2 salep 2-4, kom b in as i :
f~ asam ~aJisiiat 12% I
I b
\.
belerang endap
Salep
.1. 4%
I pot/kasLls . I
k
e
l
a
s
T
e
r
a
p
i
/ Pe
N re
a se
m pa
a n I
No
Generik/Sediaan/Kekuatan/Restrlksl Maksimal .
18.6 KAUSTIK
2 polikresulen
Untuk servisitis . +
Tl' lar 1 btl /kas u s.
U.7 KERA~Q.LITIK2.!'1l_ ~RATQ.PLASTIK -
1 urea
I I. krim 10 % 1 t~l_be/ kasus.
20. LARUTAN ELEKTROLlT, NUTRISI, dan LAIN-LAIN
20.1 ORAL
-
1 kaliu m klorida
I. tab siap laru t 3 00 mg ~-
2 , tab S R 600 mg 90 ta b/ bulan.
2kaliu m as partat
1. tab 300 m g 90 la b/ bu lan.
3 natriu m bikarbonat
I. tab 500 mg 90 ta b / bula n .
4 ~iumjlolistirena s ul fon at -
Khusus paslen dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa.
Maks selama 5 harl sampai dengan dialisa
dilakukan.
I. ktg 5 g 15- 30 g ra m/ h r
dibagi dalam 2
3 ka li
pem beria n .
Maks selama 5
h a ri sam pa i
de n gan d ialisa
dila ku kan .
5 zinc
Untuk anak usia < 2 tahun.
I. s irup 10 m g/mL 2 btl/kasus .
21. OBAT MATA
21.1 ANESTETIK LOKAL
1 Ltc t rakain 1
11. tts ma t a 0 ,5% I .1 btl/ kasus.
21.2 ANTIMIKROBA
1 am fo teris in B
I. s al e p mata 1% 1 tube~§.~
2. sale p mata 3% 1 t ube/ kas u s .
2 asik lovir
Hanya untuk kasus keratitis herpetiformis. -
I. salep mata 3% 1 tu be /kas;:;s.-
I a setazolamid
Tidak diberikan dalam jan~a panjang,
Hati-hati pemberian pada pasien dengan - -
gangguan fungsi gi.nj~
I. I tab 250 mg 50 tab/bulan.
2 la,tanOJlrost
Hanya untuk paaien yang tidak memberikan
reapon pada timolol.
Im - mata 0 ,005% I bt I.Lbulan.
2. tts mata 0,01% ~riQLl 5 hari. _
3 pilokarpin -----
I. I tts mata 2% 2 btl / bulan.
4 timolol
I. I tts mata 0 25% 2 btl/bul~ _
2. I Its mata 0,5% 2 btl/bulan.
5 travoprost
Hanya untuk pasien yang tidak memberikan respon
dengan timolol.
I . I tts m a ta 0 004% I btl/bulan.
21.6 LAIN-LAIN
I dina trium ede ta t
I. I tts mata 0,35% I btl/kasus.
k
e
l
a
s
T
e
r P
a e
p r
t e
/ s
N e
a p
m a
N
a n
o
Gene.~.k/Sedtaan/Kekuatan/Restrikst Makstm.al
2 karboksimetilselulosa
I. tts mata 1 bti Lbulan.
3 kom binasi:
-
a natrium k10rid a - / 8664 mg
b I kaJium klorida 1.32 mg
I. J tetes mata 2 5 mg/mL 1 btl/bulan.
22. OKSITOSIK
1 me tilergometri n
1. I ini 0,2 mg/mL 5 amp/hari.
2 oksitosin
1. I inj 10 UI/mL 5 amp/kasus .
23. PSIKOTROPIKA
23.1 ANTIANSIETAS
1 aJprazolam
al Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa dan Internist Psikosomatik.
2
.
ANTIDEPRESI dan ANTIMANIA
r=--t- amitriptilin
1. I tab sal 25 mg 60 tab/bula.:~
2 fluoksetin
I . ka ps !O mg 30 kaps/bulan .
Untuk:
aH del'resi mayor
bl I gangguan obsessive
compulsive
30 kaps/bulan.
2. kaps 2 0 m~
3 rna rotilin He!
1. tab sal 25 mg 30 tab/bulan .
2. tab sal 50 mg 30 tab/bulan.
t
fl u fcnazin
Hanya untuk rnonoterapi rurnatan pada pasien
schizoprenia yang tidak dapat rnenggunakan
I
terapi oral. amp /
L inj 2 5 mg / mL (i~ ~
2 rnin~ru
2 ha lo pe r ido l
l.:.. ta b 0 .5 m - · 90 ta b / bu la o
2 . tab 1,5 m R iq O la b / bub,,_
3 _ tab 5 mg - CJ O_!:.a b / bub n
4_ InJ 5 mg/ mL (i _m l
l amp
')ming~ l
Untuk agitasi akut . ----
Untuk kasus kedaruratan psikiatrik (tidak
- untuk p~_makaian jangka panj ang_I. __
5 _ inj 50 mg/ mL 1amp/
2 min ggu _
- - 1
Hanya untuk monoterapi rumatan pada
pasien schizophrenia yang tidak dapat
m enggunakan terapi oral. j
3 klor p romazin
90 tab/bu~
I. ta b sa l 100 mg -
4 kloza pin I
Hanya untuk pengobatan psikosis yang sudah j
resisten terhadap antipsikotik lain.
1. I ta b 100 mg -- ----+--<) 0 l~bJbulan .
Hanya untuk schizophrenia y ang
resistent intoleran .
Lakukan cek leukosit secara berkala (hati-hati I
ananulositosis) .
olanzapin
" 1. r~ab~al 5-,!!g __ f 6 0 tab / bul a n .
al Monoterapi schizophrenia.
I bl I Adjunctive treatment pada kasus bipolar r
I I
yang tidak memberikan respon dengan
pemberian litium atau valproat. ____
2_ tab sal 10 m g 1 60 tab I bulan~
l a) I Monoterapi sChizophrenia . -
n SIJ"rirlm
. ; ) • . Monoterapl sohizophrenia.
b ) Adjunctive treatment pada pa sjen bipolar
yang t idak memberikan r e s poD dengan
pemberian lithium at~ valproat. -----bl--- ---
' ~ab sai l tnL b (\ la b /b l.l ];., n
2. ta b s al 2 nlf', ---6 0 t a b /bu la n.
~b3mg
7~nlloperazin 60 tab / bu la n
-1-.- t b s a l" m g 6 0 tab/ bu la n.
qu e ti apin ---L
1. tab SR 2 00 'mg . 6 0 la b / b u lan
al Untuk schizopre_nl·a;--_.___..,
bl Untuk pasien bipolar yang tidak
memberlkan respon terhadap pemberian
J lithium atau valproat . 1
I
Hanya untuk tindakan anestesi dan pasien ICU
yang memerlukan karena menggunakan
ventilator.
1. inj 25 mg/ 2,5 mL 14 a mp/kasus.
kecuali kasus
Tetanus diJf.!:1-=--.
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
I Piri j Ostig:min
I . tab s a l 6 0 mg 120 tab/ bulan.
PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL 65
Peresepan i
I post
radioterapi .
3. inj 2- m i/mL inj diberika n 1
amp sebelum
kemotc ra2i .
25.3 ANTIHEMOROID
c
. lido kain 10 m g
d. seng oksida 120 mg
e . sup ad 2g
-
1 atropin
1. in i 0,25 mg/mL jlm ./ i. v-Ls .kJ 3 amp/h aJ·i.
c. fenolftalein =1
1. SLISP 1 btl/kasus.
3 natrium fosfat
I. btl , 133 mL I btl / tindakan .
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI
1 mesalazin
Untuk episode akut colitis ulcerativa dan colitis ulcerativa
yang hipersensitif terhadap 8ulfonamida.
L I ta b sal 2 50 mg 60 tab/bulan.
2 sulfasalazin
Hanya untuk colitis ulcerativa.
I. I ka pl sal enterik 500 mg 6 0 tab /bulan .
25.8 LAIN -LAIN
I asa m urso deoksikholat
l. k a Es 250 mg 60 kaps / b u lan .
2 okt reotid I
Hanva untuk variceal bleeding.
Penggunaan maksimal 2x24 jam kemudian
pasien diruiuk.
I. inj 0,1 mg/mL Penggunaan
maksimal 2x24
jam kemudian
L pasien diruj uk .
I
I
H arus meiampirkan hasH pemeriksaan
spirometri.
I
I
I
I I
I
I
J. cairan ih 0,25mg/mL
I
2. ;nh 1b Oj 1·3 rn eg 6 ko m b ina si:
3
<I . ipratropium br:omirla IT:
b. salbutamol
H"n a untuk: 2,
4 I aJ
~I Bronkospasrne yang rnenyertai
Serangan asrna akut -
PPOK
S
u
b
k
el
a
s
T
e
r
a
p
i/
N
a
m
a Perese pan
Generik/Sedlaan/Kekuatan/Re:::s::.t",ik=:i':.r~:::;s-__t -;-;::-;-,;Maksim al
IC U·;m lks 10
vial/har i.
~, t oumu'------
1
maks
Hanya untuk serangan a5m ... akut dan atau vial l h a ri, se la nJutnya vial/hari.
Kn~us
bronkospasme y ang m e nyertai PPOK, SOPT maks4
(Sindrom Obstruksi Pa sca Tuberkulosis) .
1
Hanya untuk serangan asma akut dan atau
bronkospasme yang menyertai s e rb SOPT
3. PPOK, ih 2 0 0 m eg/ kaps
(Sindrom Obstruksi Pa::ca
8 Tuberkulosis).
tcofi hn
I. Hanya untuk serangan asm
1tab SR 300 r11g PPOK.
Harus melampirkan hasil9 pemeriksaan
te rbutalin I
I spirometri.
1, - ~ 5 mgj 5 mL
70 PEDOMAN
PENERAPAN
FORMULARIUM NASIONAL
S
u
b
k
e
l
a
a
T
e
r
a
p
l
/
N
a
m Pere
a aep_
No Generik/SecHaan/Kekuatan/ Reatrikal Makalmal
4. I serb ih 0 ,5 mgjdose 1 tbg j bulan.
I
I. ih 100 mg/mL 3 amp/hari selama 10 hari.
26.4 OBAT untu.k PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
9 ipratropium bromida
Untuk puien PPOK dengan exacerbasl akut. Tidak
untuk jangka panjang.
1. I inh 20 meg I t bgjbula n .
2 tiotropium
satu paket berisi 30 tablet dan 1 handlhaller.
I. I kaps 18 meg'" handihaller I x setahu!1.- , -
2 . I kaps 18 meg, refill 30 tab/bul;'n.
26.5 LAIN-LAIN
9 beraetant
Hanya untuk IRDS (Idiopathic Respiratory Distress
Syndrome) pada neonatuB.
I . I s usp 2 5 mg/mL lintratekal) I am p j pa s ien .
27. OBAT yanK MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
= -"-= = = ,"__________________________---+2 am p / ka s LI S.
3
-
3 sia nokOb AIAmin (y itam in B 12)
7. Peresepan Anlibiotik
1. Peresepan antibiotik harus mengacu dan sesuai d e ngan ketentuan yang tercantum dalam
Fornas.
2. Antibiotik hanya diresepkan apabila kecurigaan infe ksi disebabkan oleh bakteri.
3. Antibiotik lini pertama harus dipilih untuk mengatasi infcksi yang bersifat umum.
72 PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
4. Pemberian antibiotik per-oral harus diutamakan apabiJa pasien dalam keadaan sadar,
dapat minum dan menelan. Pemberian per- oral dapat dikecualikan pada pasien yang
mengalami infeksi berat dan memerlukan efek terapi segera untuk penyelamatan nyawa.
Mengurangi penggunaan antibiotik
6. Untuk infeksi berat , misalnya s epsis atau yang disebabkan oleh polimikroba dapat
diberikan antibiotik spektrum luas lini-3 dan dalarn bentuk kombinasi. Namun , prinsip
deeskalasi harus dilakukan secara bijak, yaitu:
(2) Setelah hasil kultur dan s ensitivitas diperoleh, segera mengganti dengan
antibiotik lini-l yang sesuai dengan hasil pemeriksaan kultur dan s ensitivitas.
(3) Antibiotik yang diberikan secara intravena harus segera diganti dengan
pemberian oral segera setelah kondisi pasien membaik dan memungkinkan untuk
diberikan antibiotik per-oral.
1.Obat PRB
Harga obat Program Rujuk Balik yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan mengacu
pada harga dasar obat sesuai e-catalogue ditambah biaya pelayanan kefarmasian.
Besarnya biaya pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud adalah faktor
pelayanan kefarmasian dikali harga dasar obat sesuai e-catalogue. Besarnya biaya
obat yang ditagihkan ke BPJS merupakan harga dasar obat ditambah faktor
pelayanan, dengan formula sebagai berikut .
Biaya Obat = Harga Dasar Obat (e-catalogue) + (Harga dasar Obat x Faktor
Pelayanan)
I - Faktor Pelayanan
I Harga Dasar Satuan Obat Kefarmasian
f ---~.-.--- - -- - - - - -
< Rp . 50.000, 0,28
Rp.50.000,- sampai dengan Rp.250.000, 0,26
-
--
Rp 250.000,- sampai de ngan Rp 500.000, 0,21
~ Rp 10.000.000, 0.07
74 PEDOMAN PENERAPAN FORMULARlUM
NASIONAL
Contoh Perhitungan 1 obat dalam resep:
Misalnya pasien membutuhkan obat dengan aturan pakai 2 x I tab untuk 30 hari,
maka:
Biaya Obat : 60 tablet x Rp 1.000,- = Rp 60 .000, F'aktor
Pelayanan : Rp 60.000,- x 0 .28 =Rp 16.800, Ma ka biaya yang
ditagihkan untuk I obat terse but: Rp 60.000,- + Rp 16.800,- = Rp
76 .800,
Biaya Obat = Harga Dasar Obat + (Harga dasar Obat x Faktor Pelayananl
Faktor
Harga Dasar Satuan Obat Pelayanan
Kefarmasian
Biaya obat minimum untuk 7 hari ditanggung dalam paket Ina eBOs
Biaya obat maksimum untuk 23 hari ditagihkan pada BPJS Kesehatan dengan
rincian sebagai berikut:
Apabila harga obat di e-catalogue adalah Rp 1.000,-/tablet Pasien
membutuhkan obat dengan aturan pakai 2 xl tab untuk 23 hari, maka jumlah
obat yang dibutuhkan adalah 2 tab x 23 hari ~ 36 tablet
Penera pa n Fo rnas pe rlu dipantau dan dievaluasi , ecrll'a i<'rus menerus . Pem a nt a
u a n d a n evaluasi dilakukan untuk me n ilai ke taa ta n dan dampak pe n e ra pa n Fo rn a s
d a lam pelaksanaan JKN. Pemantauan dan evaluasi keluara n d a n d a mpak penerapan
Fornas, mengguna kon lnstrumen Pemanta u a n d a n Eva luasi yang Lelah disiapkan .
Ml'ialui instrumen te rse but diha ra pk a n d a pa t diid e nt ifikas i be rb <l &lII pill. n s i
permasalahan se hingga d a pa t di sia pka n strategi antis ipa"i \;H1g o·fe k tif dalam hal pe
nggun aan, ke tersediaa n , prose s administrasi, dan kemungkinan kese nj angan a nta ra k e
te rsedi aa n dan kebutuhan.
4. Untuk Apotek mel a po rkan penggunaa n oba t ke pada Ditjen Binfar dan Alkes
menggunak a n sis te m inform a si ya n g te rsedia.
5 . Laporan efek sampin g oba t dila kuk an ole h te n a ga kesehatan dengan mengisi
Formulir Pelapo ran Efek Sam pin g Obat sebagaimana contoh Formulir 3 terla
mpir .
PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL
77
2. Monitoring ketersedlaan obat (evaluaal klnerja)
Monitoring ketersediaan obat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan dan/atau BPJS Kesehatan dengan mekanisme prosedur monitoring.
3. Penanganan keluhan
1. Keluhan terkait dengan pengggunaan obat dapat disampaikan pada Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui alamat email
layanan.obat@kemkes.go.id. selanjutnya keluhan ini akan direspons oleh Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian dan bila diperlukan akan berkansultasi dengan Tim Evaluas i
Komnas Farnas.
2. Dalam hal faskes mengalami kendala ketersediaan obat sebagaimana yang tercantum pada
e-cataiogue, maka dapat dilaporkan pada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan melalui Direktorat Bina Obat Publik dengan alamat email: e
i<atalogUv.kemkes.go.id atau telepon: 081281753081 dan (021)5214872 .
3. Keluhan dapat juga disampaikan kepada BPJS Kesehatan Kantor Cabang setempat atau
kepada BPJS Kesehatan Kantor Pusat melalui alamat email keluhan .obat({libpjs-kese h 9la
n .go .id.
76 PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
BABV
PENUTUP
Melalui penggunaan obat yang sesuai dengan Fornas diharapkan dapat meningkatkan
mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang rasional serta menjamin
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dalam rangka menunjang keberhasilan
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu diperlukan komitmen dan kerjasama
berbagai pihak yang terkait sehingga pelayanan kesehatan semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleb seluruh rakyat Indonesia.
Diharapkan pelayanan kesehatan bagi penduduk melalui program JKN ini dapat
dilaksanakan dengan sebaik - baiknya untuk mewujudkan masyarakat yang sehat seCara
mandiri dan berkeadilan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 12 Desember 2014
DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN
Ttd.
Usulan dari
Nama Instansi
Alamat lengkap
No Telp/Fax
BENTUK PERUBAHAN
KELAS NAMA SEDIAAN
NO KEMASAN ALASAN •••)
TERAPI·) OSAT*·) DAN
KEKUATAN (+) H
I
I
Ke teraf"!gan:
.. ) Kelas terapi sesuai dengan Fo rn as
.... ) Nama obat dicantumkan dalam nama generik
..... ) Berdas arkan Iiteratur/acuan/pustaka terpercaya
••• ) Dilampirkan literatur/acuan /pustaka terkait
................ ......... 20 ..
Cap/tanda tangan
Nama terang
NIP.
RUMAH SAKIT
Alamat:
Telp/Fax:
9. Nama Generik
35. Nama Dagang & Pabrik
61. Benluk &Kekualan Sediaan
I I~. IndikasiPasien
VI. Alasan Perminlaan
VII. Jumlah yang diminla
Jakarta,
Dokler yang meminla,
( ... .. ........... )
NIP
.. ... .... .. . 20 ..
Ketua KFT
c···................ )
NIP.
Menyetujui,
Kepala Komile Medik Direktur Rumah Sakit
(...........................
) .................. .. .... )
NIP. NIP.
82 PEDOMAN PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
~. ------ , .. ,,-, -.. ----- . ;------T. -- -
FOrl \ Il "UR. PEL\J'OHA' EFEK S;\:"fprl~G Kode. urnhc:r DoHa:
_n~\1 t
I't~, IlHU.\ " ':.1.11" ",,;1
j\. lIr:d~t"Il;~~-li..tIl-1 - .- IIIUI " c:::::J Behml
1
!'.\·mhllh
r:::::J
1~~I ; l llIill (Ul',"j t:lnd u XJ ; Kl"!\ucbh;ln I'l·;\;.aldl ll:H n a
+- P,' II.\;J h. lt
, rll,' ...... r:::::J ( Ih'ri T :lll da x ): Ti<J.,k r .•t ,
84 PEDOMAN
PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL
FLAG g
GBq
GIST
5 Hb HbeAg HbsAg
HBr
F HBY
U HCI
HD
a HIc.R2
d i.m.
ADIID i.v,
A i.v. bolus
L ICCU
T ICU
,h Inf
a iflJ fNR
m ISH
p IUD kapl sa l
APTT kaps lunak
1313 KDTI FDC kg 1313
BCLLl KG EH komblpak
AML
BCR-
ABL btl
Ca
Colon
CAN
CD4
CDI17
C020
CKD
C
M
Y
d
i
m
D
N
A
DPT
DYT
E
G
F
R
E
R
ESBL
GeftH Badfln
D 2: B-cell Chronic LimphucVlic
3:
f
Bn'okpuint CluslCI" RI:."'~/On- A B L
(gene)
t 4: botol
5:
a Kflnkcr ko Ion
g Non Hodgkin
11:
k
chronic k idn ey Disease
5·flllor
5: estrog en Receptur
o urasd 6: Extended-Spectrum Beta-Loc:tamase
14:
ACftmle
d Pania! Hidrogcn Bro mida
Thrnmho
pfostin
Time 15: HepO lifts B Viru,'1
1: 16: Hidroklorida
C(lJ'(/iulogy Care Ullit
17:
hemodialis 23: InremilVf! Can! Unil
a
HlIman
Epiderm
25: infus
al
Growth
26: inje ks i
Fouor
Recepto
27: !me mO/IV/wl Normalized Rario
r2 28: In Situ Hybridi::alio n
19: 29: 11111'0 Uterine D('vh'c
inlra
mllskuler
30: kaplel sa lUI
20: 31: kapsullunak
mtra vena
Leukemia
Granulositik
25: Proton Pump Inhibitor
akul
Chronic
/ 1: Progesteroll Receplors
Myeloid
Leukemia
2: Prostate Spesifie Antigen
8: 6: se rbuk
86
PED
OMA
N
PEN
ERA
PAN
FOR
MUL
ARI
UM
NAS
ION
AL
DAFTAR KONTRIBUTOR
PEDOMAN PENERAPAN FORNAS
3. Ora. Engko Sosialine M, Apt, M.Biomed , Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
4 . Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M. MedSc., PhD S . Prof.
dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK
6 . Prof. DR. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (K)
7 . Prof. Dr. Taralan Tambunan, Sp.A (K)
20. Dr. KM. Taufik, MMR, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar.
21. Drg. Dewi Kartini Sari, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar.
22. Dr. Monika Saraswati Sitepu, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
24. Dr. Wita Nursanthi, MARS, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan
25 . DR. Kals um Komaryani, MPPM , Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
26. Cici Sri Suningsih, SH, M. Kes , Sekretariat Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
27 . Yudy Yudistira , SH ., M. Hum , Sekretariat Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
28. Dr. Zorni Fadia, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian
30. D rs. Ellon Sirait, Apt., MM, Direktorat Sina Pelayanan Kefarmasia n
31. Ora . Dara Amelia, Apt., MM, Direktorat Sina Pelayanan Kefarmasian
34. Ora. Vita Picola Haloho, Apt, Direktorat Sina Pelayanan Kefarmasian
35. Sri Sintang Lestari, S.Si, Apt , M.Si , Direktorat S jna Pelayanan Kefarmasian
37. Endah Septni Rest iati, S. Farm ., Apt, Direktorat Si na Pelayanan kefarma sian
66 PEDOMAN
PENERAPAN FORMULARIUM
NASIONAL