Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL PERKULIAHAN
LEADERSHIP
Abstract Kompetensi
Menciptakan system leadership untuk Mahasiswa Mampu menjelaskan
mencapai keunggulan organisasi. tentang pengertian dan konsep
leadership.
Dari definisi dua kata tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan Pendelegasian Wewenang atau Delegation of Authority adalah pembagian
wewenang dan kekuasaan kepada orang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu. Dalam ilmu Manajemen, Pendelegasian Wewenang ini biasanya adalah
berkaitan dengan pelimpahan wewenang atau kekuasaan dari seorang manajer kepada
bawahannya atau kepada orang-orang yang melapor kepadanya untuk mencapai hasil
yang efektif. Namun hal yang perlu diingat bahwa meskipun wewenangnya telah
didelegasikan kepada bawahannya, manajer yang bersangkutan tetap bertanggung
jawab atas semua hasil pekerjaan yang didelegasikannya tersebut. Pedelegasian
wewenang ini merupakan salah satu konsep penting dalam kepemimpinan manajemen.
Psikolog
Landasan Teori
A. Pengertian Delegasi
Dari definisi dua kata tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan Pendelegasian Wewenang atau Delegation of Authority adalah pembagian
wewenang dan kekuasaan kepada orang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Dalam ilmu Manajemen, Pendelegasian Wewenang ini biasanya adalah berkaitan dengan
pelimpahan wewenang atau kekuasaan dari seorang manajer kepada bawahannya atau
kepada orang-orang yang melapor kepadanya untuk mencapai hasil yang efektif. Namun hal
yang perlu diingat bahwa meskipun wewenangnya telah didelegasikan kepada bawahannya,
manajer yang bersangkutan tetap bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang
didelegasikannya tersebut. Pedelegasian wewenang ini merupakan salah satu konsep
penting dalam kepemimpinan manajemen.
Pentingnya Pendelegasian
Psikolog
1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap
tugas sendiri.
2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan.
4. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan
keputusan.
5. Pendelegasian memungkinkan manajer mencapai hasil yang lebih baik dari pada
semua kegiatan ditangani sendiri.
6. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
7. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat memusatkan perhatian terhadap
tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
8. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar
dari kesalahan atau keberhasilan.
Kelebihan Pendelegasian
1. Kualitas keputusan yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi bila bawahan memiliki
keahlian lebih dalam melakukan suatu tugas dibanding manager. Seorang
bawahan yang yang menangani permasalahan secara langsung dan memiliki
informasi yang relevan dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih
baik dalam membuat keputusan. Namun hal ini tidak akan efektif jika bawahan
kurang memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik, gagal untuk
memahami apa yang diharapkan atau memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan
manager.
Psikolog
2. Komitmen bawahan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat. Hal ini
timbul dari identifikasi bawahan terhadap keputusan dan hasrat untuk
menjadikannya berhasil.
3. Delegasi yang menghasilkan tanggung jawab dan wewenang tambahan dapat
membuat pekerjaan bawahan lebih menarik, menantang, dan bermakna. Namun
hal ini hanya akan terjadi pada bawahan yang berhasrat akan adanya tanggung
jawab tambahan, memiliki keahlian untuk menangani tanggung jawab yang baru.
Sebaliknya delegasi akan menurukan kepuasan kerja jika bawahan secara
konstan merasa frustasi karena kewalahan akan tanggung jawabnya yang besar
atau kewalahan karena kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
4. Delegasi merupakan hal yang penting dalam managemen waktu untuk seorang
manager yang kewalahan dengan tanggung jawab. Dengan mendelegasikan
pekerjaan dan kewajiban yang kurang penting kepada bawahan, seorang
manager memiliki waktu tambahan yang dapat digunakan untuk tanggung jawab
yang lebih penting. Bahkan jika seorang manager dapat melakukan tugas
dengan lebih baik daripada bawahan, adalah lebih efisien jika waktu dari
manager difokuskan untuk hal yang lebih
5. Delegasi dapat menjadi metode yang efektif untuk perkembangan manajemen
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi
kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara
untuk memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut.
Ketika delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu
biasanya dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching.
Karena itu, dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja
dari manager.
1. Wewenang (Authority)
Wewenang atau Otoritas dalam konteks organisasi bisnis dapat didefinisikan
sebagai kekuasaan dan hak seseorang untuk menggunakan dan mengalokasikan
sumber daya secara efisien, untuk mengambil keputusan dan memberi perintah agar
dapat mencapai tujuan organisasinya. Louis A. Allen berpendapat bahwa wewenang
adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada
Psikolog
suatu jabatan. Oleh karena itu, wewenang atau otoritas harus didefinisikan dengan
baik agar orang-orang yang memegang jabatan tertentu mengetahui dengan jelas
ruang lingkup wewenang mereka dan mereka tidak boleh salah mengartikannya.
Dengan kata lain, wewenang atau otoritas adalah hak untuk memberikan perintah,
pesan atau instruksi untuk menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskannya.
Manajemen Tingkat Atas merupakan tingkat manajemen yang memiliki wewenang
terbesar.
Otoritas atau wewenang selalu mengalir dari atas ke bawah. Ini berarti
seorang atasan harus menjelaskan dengan jelas bagaimana bawahannya
melakukan pekerjaan yang didelegasikannya serta menjelaskan apa yang
diharapkan dari pendelegasian wewenang tersebut agar dapat menerima hasil kerja
sesuai dengan harapan dan keinginannya. Otoritas atau Wewenang harus disertai
dengan tanggung jawab yang sama. Mendelegasikan wewenang kepada orang lain
tidak berarti keluar dari akuntabilitas. Akuntabilitas masih melekat pada orang yang
memiliki wewenang tertinggi.
2. Tanggung Jawab (Responsibility)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, arti dari Tanggung Jawab adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa dapat dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Dalam manajemen, Tanggung Jawab
atau Responsibility dapat diartikan sebagai kewajiban seseorang untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Seseorang yang diberi tanggung
jawab harus memastikan bahwa dia menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya. Jika Tugas yang merupakan tanggung jawabnya tersebut tidak selesai
sesuai dengan yang diharapkan, maka orang yang bersangkutan harus memberikan
penjelasan atau alasan mengapa tugas yang dibebankannya tersebut tidak selesai.
Tanggung Jawab tanpa wewenang atau otoritas yang memadai dapat
menyebabkan ketidakpuasan dan kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
Seseorang memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankannya. Jika
melakukan tugasnya dengan baik maka orang yang bersangkutan akan
mendapatkan pujian ataupun penghargaan. Namun apabila tidak menyelesaikan
tugas yang ditetapkan seperti yang diharapkan, maka dia juga bertanggungjawab
sepenuhnya.
3. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Accountability
adalah kewajiban seseorang atau organisasi untuk mempertanggungjawabkan
aktivitasnya dan mengungkapkan hasilnya secara transparan. Dapat dikatakan
bahwa Akuntabilitas merupakan peningkatan dari rasa tanggung jawab, suatu yang
Psikolog
lebih tinggi mutunya dari tanggung jawab (responsibility) sehingga memuaskan
atasan.
Sebagai Contoh, A mendelegasikan sebuah tugas ke B dan memintanya
untuk memastikan bahwa tugas harus dilakukan dengan baik dan benar. Tanggung
jawab tugas tersebut ada pada B, namun akuntanbilitas tetap masih berada di A.
Sederhananya, Akuntabilitas berarti bertanggung jawab pada hasil akhir pada suatu
tugas. Akuntabilitas muncul dari suatu Tanggung Jawab atau Responsibility.
Prinsip Delegasi
Dibawah ini adalah prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi
yang efektif :
1. Prinsip scalar
Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang
menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses skalar
dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
2. Prinsip kesatuan perintah
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan
wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada
serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta
pembagian kerja.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
Psikolog
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide - ide
baru yang bermanfaat.
9. Memberikan reward atas hasil yang dicapai.
10. Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
B. Teknik Pendelegasian
Jenis pendelegasian
Dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective People, Stephen R.
Covey menyatakan bahwa ada 2 jenis pendelegasian, yaitu :
Psikolog
yang jauh lebih singkat. Prinsip yang terlibat dalam pendelegasian pengurusan selalu
benar dan dapat berlaku pada orang atau situasi jenis apapun.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gagalnya delegasi, diantaranya adalah :
1. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun gagal dalam
menjalankan wewenangnya.
3. Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
4. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan
efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan.
5. Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab yang
sudah diterima.
6. Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas-tugas dengan benar dan dikatakan
gagal.
7. Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar.
Hambatan Pendelegasian
Psikolog
2. Hambatan pada yang diberi delegasi
a. Kurangnya pengalaman
b. Kurangnya kompetensi
c. Menghindari tanggung jawab
d. Sangat tergantung dengan boss
e. Kekacauan (disorganization)
f. Kelebihan beban kerja
g. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
3. Hambatan dalam situasi
a. Kebijakan tertuju pada satu orang
b. Tidak ada toleransi kesalahan
c. Kekritisan keputusan
d. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan (krisis manajemen
e. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan
f. Kekurangan tenaga
C. Metode-Metode Pendelegasian
Dalam hal pendelegasian, ada beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain:
1. Spesifikasi tanggung jawab secara jelas. Menjelaskan hasil yang di harapkan dari
sebuah tugas yang di delegasikan atau dari suatu penugasan,jernihkan sasaran dan
prioritas.dan beritahukan kepadanya mengenai batas waktu apa saja yang harus di
penuhi.
2. Berikan kekuasaan yang cukup dan princi batas-batas kebijaksanaanya. Bila
memberi tanggung jawab yang baru, tentukan jumlah kekuasaan yang sesuai yang
di butuhkan oleh bawahan tersebut agar dapat melaksanakanya.
3. Perinci persyaratan pelaporan. Penting seorang bawahan memahami jenis-jenis
informasi yang harus di laporkan, beberapa sering laporan harus di harapkan, dan
bagaimana kemajuan akan dipantau (misalnya : laporan tertulis, pertemuan-
pertemuan tinjauan.
4. Mengenai kemajuan, presentasi dalam pertemuan-pertemuan departemen evaluasi
kerja yang formal
5. Pastikan penerimaan tanggung jawab dari bawahan. Agar pendelegasian itu
berhasil, maka bawahan tersebut harus menerima penugasan yang baru tersebut
dan mengikat diri untuk melaksanakannya. Karena penugasan tersebut menarik dan
penting bagi kemajuan karier bawahan tersebut.
Psikolog
6. Teruskan informasi kepada mereka yang harus mengetahui. Orang yang diberikan
wewenang (pendelegasian), ia harus melakukan tugas oleh yang didelegasikan
harus diberitahukan tentang tanggung jawab kekuasaan baru dari bawahan kepada
rekannya.
7. Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai
8. Usahakan agar supaya bawahan memperoleh informasi yang dibutuhkan
9. Berilah dukungan dan bantuan namun hindari pendelegasian yang terkait
10. Buatlah agar kesalahan itu menjadi suatu proses belajar (Yukl. Gary.1989).
1. Delegasikan tugas oleh yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh bawahan
2. Delegasikan oleh yang mendesak namun bukan yang mempunyai prioritas tinggi
3. Delegasikan tugas oleh yang relevan bagi karier seorang bawahan
4. Delegasikan tugas tugas dengan kesukaran yang sesuai kesukaan mereka
5. Delegasikan tugas yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
6. Delegasikan tugas oleh yang tidak sentral bagi peran manejer
Psikolog
Daftar Pustaka
Bender, Peter Urs. (2001). Leadership From Within. Toronto: Stoddart Publishing Co.
Limited.
Dunford, Richard W. (1995). Organisational Behaviour: An Organisational Analysis
Perspective. Sydney: Addison-Wesley Publishing Company.
Fowles, J. (Ed.). (1984). Handbook of Futures Research. London: Greenwood Press.
Harbani, Pasolong.2008.Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.
Hersey, Paul. 1994. Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta : Delaprasata.
http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam organisasi.html di
akses tanggal 27 Desember 2017
https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/ diakses tanggal
27 Desember 2017
Husaini, Usman.2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara
Kartono, Kartini. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal
Itu?. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Kristiadi. 1996. Kepemimpinan. Jakarta: LAN RI
Mangkunegara,A. A. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Masaong, Kadim dan Arfan A. Tilomi. 2011. Kepemimpinan Berbasis
Multiple Intelligence. Bandung : Alfabeta.
Mathis, Robert dan John Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Buku 2.
Jakarta: PT. Salemba 4.
Nawawi, Hadari & Hadari, M. Martini. 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Robbins S.P dan Judge, T.A.2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat.
Salusu, J.1996. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Siagian P. Sondang. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2006, Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV.Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi.2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sutarto, 2006, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Cetakan Ketujuh. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Thoha, Miftah.2007.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Watkins, Peter. (1002). A Critical Review of Leadership Concpets and Research: The
Implication for Educational Administration. Geelong: Deakin University Press.
Psikolog
Yukl, Gary A. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed.New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
Psikolog