Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN KELOMPOK

HIDROLOGI

DISUSUN OLEH

Nama :

Gilang Prahtama/5203550020
Dio Ivanno Olichta Padang/5203550023
Dony Christian Gultom/5203550017
Sriwi Bandari Harahap/ 5203550019
Enia Maranatha Limbong/5203550022

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

Presipitasi

Deskripsi Singkat

Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling penting. Hujan
adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan merupakan
salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor pengontrol yang mudah
diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS). Peran hujan sangat menentukan
proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan
mempengaruhi proses yang terjadi didalamnya. Mahasiswa akan belajar tentang bagaimana
proses terjadinya hujan, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, bagaimana
karakteristik hujannya dan mempelajari cara menghitung rata-rata hujan pada sutau kawasan
dengan berbagai model penghitungan rata-rata hujan.

Relevansi

Dengan mempelajari proses terjadinya, faktor yang berpengaruh dan karakteristik hujan
mahasiswa memahami berbagai fenomena alam yaitu hujan dan dapat melakukan
penghitungan karakteristik hujan untuk dapat digunakan sebagai suatu data input dari sistem
hidrologi dengan menempatkan stasiun pengukuran hujan yang tepat dan efektif sehingga
mahasiswa mampu melakukan analisis hujan untuk pembangunan kawasan hutan.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan mengerti dan memahami proses terjadinya
hujan, faktor-faktor yang mempengaruhi, mampu memilih lokasi pemasangan stasiun hujan
dan mampu melakukan perhitungan data hujan untuk analisis hidrologi suatu kawasan,
sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai.

Pengertian

Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari atmosphere
ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun dan presipitasi beku dapat
berupa salju dan hujan es. Dalam uraian selanjutnya yang dimaksud dengan presipitasi adalah
hanya yang berupa hujan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi diantara lain berupa :

1. Adanya uap air di atmosphere


2. Faktor-faktor meteorologis
3. Lokasi daerah
4. Adanya rintangan misal adanya gunung.

Jaringan Pengukur Hujan


Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, alat pengukur hujan ada 2 macam yaitu alat
pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik.Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi pada saat menempatkan alat pengukur hujan yaitu :

1. Harus diletakkan di tempat yang bebas halangan atau pada jarak 4 kali tinggi obyek
penghalang.
2. Alat harus tegak lurus dan tinggi permukaan penakar antara 90-120 cm di atas
permukaan tanah.
3. Bebas dari angin balik
4. Alat harus dilindungi baik dari gangguan binatang maupun manusia.
5. Secara teknis alat harus standart.
6. Dekat dengan tenaga pengamat.

Kepadatan minimum jaringan hujan berikut ini telah direkomendasi guna maksud-maksud
hidro meteorologis umum (Linsley, et-al, 1982) :

1. Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 – 900 km2
untuk setiap stasiun
2. Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan zone tropis, 100
– 250 km2 untuk setip stasiun.
3. Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang beraturan, 25 km2
untuk setiap stasiun.
4. Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500-10.000 km2 untuk setiap stasiun.

Penghitungan Hujan Rata-Rata Suatu Daerah

Hasil pengukuran data hujan dari masing-masing alat pengukuran hujan adalah merupakan
data hujan suatu titik (point rainfall). Padahal untuk kepentingan analisis yang diperlukan
adalah data hujan suatu wilayah (areal rainfall). Ada beberapa cara untuk mendapatkan data
hujan wilayah yaitu :

1. Cara rata-rata aljabar


2. Cara poligon thiessen
3. Cara isohiet

1. Cara Rata-rata Aljabar

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu hanya dengan membagi rata
pengukuran pada semua stasiun hujan dengan jumlah stasiun dalam wilayah tersebut. Sesuai
dengan kesederhanaannya maka cara ini hanya disarankan digunakan untuk wilayah yang
relatif mendatar dan memiliki sifat hujan yang relatif homogen dan tidak terlalu kasar.

2.Cara Poligon Thiessen

Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan jumlah stasiun, juga memperkirakan luas
wilayah yang diwakili oleh masing-masing stasiun untuk digunakan sebagai salah satu faktor
dalam menghitung hujan rata-rata daerah yang bersangkutan. Poligon dibuat dengan cara
menghubungkan garis-garis berat diagonal terpendek dari para stasiun hujan yang ada.

3. Cara Isohiet

Isohiet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan yang
sama. Metode ini menggunakan isohiet sebagai garis-garis yang membagi daerah aliran
sungai menjadi daerah-daerah yang diwakili oleh stasiun-stasiun yang bersangkutan, yang
luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam perhitungan hujan rata-rata.

Sumber
https://geograpik.blogspot.com/2020/02/pengertian-presipitasi-mekanisme.html
https://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?p=114

Anda mungkin juga menyukai