Teori Sistem2007-Dikonversi
Teori Sistem2007-Dikonversi
Diproduksi di Bandung
Seluruh materi di dalam buku ini boleh diperbanyak dan difoto kopi tanpa seijin penerbit maupun
pengarang demi kepentingan perkembangan ilmu.
2
Tentang Penulis
Yeffry Handoko Putra mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada tahun 1996 dari Departemen
Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung dengan predikat sangat memuaskan. Pada tahun
1999 mendapatkan gelar Magister Teknik dari Program Studi Magister Instrumentasi dan
Kontrol, Institut Teknologi Bandung dengan predikat Cum-Laude. Bidang kajian yang
ditekuni saat ini adalah Sensor dan Pengontrolan Cerdas. Saat ini penulis sedang melanjutkan
program doktoral di Institut Teknologi Bandung dengan bidang kajian pengontrolan robot
dalam air. Penulis banyak terlibat dalam beberapa seminar nasional dan internasional serta
menjadi anggota beberapa himpunan keanggotaan profesi seperti Ikatan Alumni Teknik
Fisika, Himpunan Fisika Indonesia dan Persatuan Insinyur Indonesia. Beberapa penelitian
yang intensif dilaksanakan adalah penelitian mengenai robot ikan, robot beroda dan robot
perahu. Buku lain yang telah dipublikasikan : Pengelolaan Instalasi Komputer (UNIKOM,
2005), Sistem Operasi (UNIKOM, 2005). Saat ini penulis adalah dosen tetap di Jurusan
Teknik Komputer, Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Penulis dapat dihubungi
melalui email: yeffry@unikom.ac.id
Daftar Pustaka
Bab I : Sistem
1.1. Pengenalan Sistem 1
1.2. Sinyal-sinyal Elementer 1
1.3. Sistem Elementer 7
1.3.1. Elemen Statik 7
1.3.2. Elemen Dinamik 9
1.3.3. Elemen Arithmatik 13
1.4. Diagram Blok 14
1.4.1. Koneksi Seri (Cascade atau Tandem) 14
1.4.2. Koneksi Paralel 15
1.4.3. Koneksi Umpan Balik 15
Sistem merupakan susunan dari elemen-elemen yang berkoordinasi membentuk suatu fungsi.
Cara penggambaran system biasanya dengan menggunakan diagram blok.
Input Output
Sistem
Sinyal adalah kuantitas fisik yang dapat diukur dan bervariasi (berubah) terhadap waktu. Contoh
: x(t) adalah besaran x yang merupakan fungsi waktu t
Input : sinyal penyebab
(eksitasi) Output : sinyal akibat
(respon)
Analisa sistem adalah penguraian sistem menjadi beberapa komponen, misal pada sistem audio
amplifier :
Contoh sistem :
(a) Rangkaian RLC
(b) Dinamika pesawat terbang dan kendaraan
(c) Algoritma untuk menganalisa faktor finansial dalam menentukan harga batas
(d) Algoritma pendeteksi lekukan (edge detection) dalam pencitraan
Sinyal-sinyal elementer biasanya digunakan sebagai sinyal uji dari kinerja suatu sistem. Sinyal-
sinyal elementer ini berupa : step, pulsa kotak (rectangular pulse), impulse, sinusoida, pulsa
eksponensial.
A. Step
Fungsi unit step :
0
u(t) t0
1 t0
u(t)
0 t
Gambar 1.4. Fungsi unit step
xo
0 t
Gambar 1.5. Sinyal step
r (t) 0t1
1
t lainnya
0
r(t)
t
0 1
x0
t
0
Gambar 1.7. Sinyal pulsa kotak
(t)dt 1
Fungsi delta adalah fungsi kejut (spike) yang lebarnya sangat pendek dan amplitudanya tak
hingga. Misal di kehidupan sehari-hari adalah petir
(t)
t
0
t
0
Beberapa sinyal impulse yang berderet untuk waktu yang berbeda akan membentuk sinyal diskrit.
D. Sinusoida
x0
T/2 3T/2
t
T 2T
-x0
Gambar 1.10. Sinyal sinusoida
Sinyal sinusoida dinyatakan dengan
x(t) x0 2t
cos T
x0 = amplituda puncak (peak amplituda) sinus
T = perioda
Atau
x(t) = x0 cos2ft
= x0 cost
E. Pulsa Eksponensial
Pulsa eksponensial dinyatakan dengan
x(t) = x0 e-t/ u(t)
x(t)
x0
x0e-1
t
Gambar 1.11. Pulsa eksponensial
Dalam setiap jarak n amplituda pulsa eksponensial berkurang dengan factor pengali e-n
: x(t + n) = e-n x(t)
Misal untuk n = 3 dan t = 0+
x(3) = x(0+ + 3) = e-3 x(0+) 0,05 x0
Amplituda pulsa drop sebesar 5% dari amplituda awal
Sinyal berdasarkan variabelnya bisa berupa sinyal 1 dimensi (1D), 2 dimensi (3D), bahkan bisa n
dimensi. Khusus untuk sinyal 1 dimensi dengan variabel bebas yang disebut waktu dikenal dua jenis
sinyal yaitu sinyal kontinu dan diskrit. Sinyal kontinu adalah sinyal yang ada setiap saat nilainya
atau dengan pewaktuan yang kontinu (selalu ada) dan ditulis dengan bentuk x(t) yang berarti
variabel x merupakan fungsi waktu kontinu. Sedangkan sinyal diskrit adalah sinyal yang tidak ada
setiap saat, nilainya hanya ada pada waktu kelipatan waktu sampling yang ditulis x[kT] atau x[nT]
atau x[n]. Variabel k atau n bernilai integer sedangkan variabel T adalah waktu sampling yang
terkadang jarang dituliskan. Pada gambar di bawah ini diperlihatkan gambar sinyal kontinu dan
diskrit
(a) (b)
Gambar 1.12. (a) Sinyal kontinu x(t) dan (b) sinyal diskrit x[n]
Contoh sinyal kontinu sangat mudah ditemui di alam ini seperti tegangan listrik, arus listrik,
tekanan, temperatur, kecepatan dan banyak lagi. Sedangkan contoh sinyal diskrit bisa berupa sinyal
kontinu yang disampling, urutan DNA manusia, populasi untuk spesies tertentu. Pada gambar 1.13.
diperlihatkan contoh data diskrit yang dibuat oleh manusia
|
(a) (b)
Gambar 1.13 Data diskrit buatan manusia: (a) data tahunan jumlah produksi barang (b) gambar digital
Sinyal diskrit dianggap penting di era ini karena dapat diproses dengan komputer digital modern
dan prosesor pemrosesan digital (Digital Signal Processor). Ditinjau dari sisi sistem, suatu sistem
yang bersifat kontinu maka masukan dan keluarannya adalah kontinu demikian juga untuk sistem
diskrit maka masukan dan keluarannya adalah diskrit. Suatu sistem yang mengubah dari sistem
kontinu menjadi sistem diskrit adalah sistem sampling yaitu sistem yang mencacah data kontinu
untuk suatu perioda pewaktuan diskrit. Pada gambar 1.14 ini digambarkan diagram blok dari kedua
sistem secara sederhana.
Sekali lagi waktu diskrit berarti waktunya berdasarkan kelipatan terhadap perioda sampling
sedangkan nilai diskrit adalah nlai yang terbatas pada hasil kuantisasi bit
Dalam teori mengenai sinyal, suatu sinyal dapat direpresentasikan terhadap domain waktu juga
dalam domain frekuensi. Kedua domain ini biasanya merupakan absis dalam suatu koordinat. Suatu
sinyal sinyal sinus dengan frekuensi tunggal dalam bentuk domain waktu dan frekuensi digambarkan
sebagai berikut
Gambar 1.16. (a) Sinyal dalam domain waktu (b) sinyal dalam domain frekuensi
Dalam domain waktu sinyal digambarkan sebagai perubahan amplituda terhadap perubahan
waktu, sinyal ini disebut sebagai respon waktu. Sedangkan dalam domain frekuensi sinyal yang
sama dinyatakan sebagai amplituda untuk frekuensi yang dimiliki oleh sinyal. Dalam hal ini hanya
ada satu frekuensi saja sehingga representasinya berupa sinyal impulse. Sedangkan untuk sinus
dengan dua frekuensi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.17. (a) Sinyal dalam domain waktu (b) sinyal dalam domain frekuensi
Elemen statik jika output hanya bergantung pada input saat yang sama
Elemen dinamik jika salah satu output bergantung pada input dari waktu sebelumnya
Elemen arithmatik : penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
Output pada waktu t bergantung pada nilai input pada t yang sama. Dengan diagram blok dapat
digambarkan :
x(t)
K y(t)
N1
2 2 N2
N 1 2
Beberapa jenis elemen statik lainnya :
Hard Limiter
y0 x 0 y0
y 0 x0
y x0 0
0 -y0
Half-wave y
Rectifier 0 x0
y y 0 x y0
x0
x x
0 x0
Full-wave
Rectifier
x
yy
0
x 0
x
-x0 0 x0
Comparator
0 xx0 y0
y
y 0 x0
0 x0 x
Square-Law y
Rectifier x2
y y0 y0
x0
x
-x0 0 x0
x(t) y(t)
t - t0
Elemen delay sangat berguna dalam banyak sistem missal radar dan sonar yang memanfaatkan
propagation delay
B. Elemen Integral
Adalah elemen dinamik dengan bentuk karakteristik transfer :
t
y(t) K x(t)dt
Simbol integrator :
x(t) K y(t)
Contoh:
Tentukan output dari integrator di atas bila inputnya :
a) Sinyal step : x(t)=x0u(t)
b) Pulsa eksponensial : x(t) = x0e-
t/
u(t) Jawab:
t
a) y(t) k x0 u(t)dt
Karena unit step bernilai 0 untuk t 0 maka y(t)=0 untuk t 0 sehingga
kx0tu(t)
y(t)
kx0t0
x0 x(t)
0 to t
t
b) y(t) k x0 e t / u(t)dt
Karena unit step bernilai 0 untuk t 0 maka y(t)=0 untuk t 0 sehingga
t
y(t) k x0 e t / dt
0
kx
e t kx e
0
t /
o
t /
1 e
kx t / 0
;t0
0
1 e t /
kx
x0 u(t)
y(t)
kx0
x(t)
0 t
C. Elemen Differensiator
dx(t)
Bentuk karakteristik transfernya : y(t) k
dt
Simbol differensiator :
x(t) d K y(t)
dt
Gambar 1.21. Simbol elemen differensiator
x r t x0u(t) x0u(t-)
0
x0 x0 x0
-
=
0 t 0 t 0 t
t
x(t) x 0 r x 0 ut ut
dx(t) d
y(t) k k x u(t) x u(t )
0 0
dt dt
kx 0 (t) (t )
y(t)
kx0
-
t
0
-kx0
Contoh :
Carilah output dari differensiator untuk input : x(t)=x 0e-t/u(t)
Jawab :
d
t /
t / du(t)
det /
y(t) u(t) kx e u(t)
0
kx 0
e
dt dt dt
kx t / 1 t /
e (t) e u(t)
0
Karena fungsi delta adalah nol untuk t 0, kita dapat mengganti eksponensial dengan e0 = 1 pada
pernyataan pertama sehingga :
y(t) kx 1
(t) et / u(t)
0
y(t)
t
0
kx 0
D. Elemen kompresi
Bentuk karakteristik transfernya :
y(t) = x(t)
x(t) = input
y(t) = output
= rasio kompresi
Simbol :
x(t) y(t)
t
t
0
y(t)
t
0 /
untuk <1 terjadi ekspansi sehingga durasi y(t) > durasi x(t)
x(t)
t
0
y(t)
t
0 /
1.3.3. Elemen Arithmatik
Perkalian
x1(t)
y(t)
x3(t)
Jawab :
y(t) x1 (t) x 2 (t) 2r t cos 2f t
0
x1(t)
3
2 y(t)
x1(t)
y(t)
t 1
0
x3(t) t
x2(t) 0
t
0
Contoh :
t
Untuk rangkaian berikut gambarkan output y(t) jika x (t) 2r dan
1
1
x 2 (t) cos 2f0 t dengan f0
x1(t)
x2(t) k y(t)
Jawab:
x1(t)
2 y(t)
2
t 1
0
t
x2(t) 0
t -2
0
Sistem elementer di atas dapat dihubungkan secara seri, parallel atau umpan balik.
x(t) y(t) K z(t)
t
Jawab:
Output dari elemen kompresi :
y(t) x(t) x0e t / u(t) x0 e t / ' u(t)
dengan ' dan dari kenyataan u(t) u(t) untuk >0
sedangkan output dari integrator
t
Contoh :
t - t0 v2(t)
x(t) k w(t)
v1(t)
kx02
t
0 t0
kx(t)y(t) y(t)
x(t)-y(t-t0) x(t)
x(t) y(t)
K K t
-
t – untuk
t0 sistem di bawah ini, bila inputnya adalah x(t) x
Contoh : Carilah output y(t) t
0
r dengan
< t0. Asumsikan bahwa y(t)=0 untuk t < 0.
x(t) y(t)
+
K t – t0
Jawab:
Dari gambar ini diperoleh outputnya adalah : y(t) = x(t) + ky(t – t0) (*)
Relasi ini mengandung y(t) dan y(t – t 0). Kita akan mencari relasi (karakteristik transfer) dalam
bentuk
y(t) = operasi pada x(t)
Relasi seperti ini dapat diperoleh dengan mengulang-ulang persamaan output dengan menggangti
t dengan t – t0, yang memberikan :
dan seterusnya. Menggunakan persamaan (**) untuk mengeliminasikan y(t – t 0) dari persamaan
(*) diperoleh
y(t) = x(t) + kx(t – t0) +k2y(t – 2t0)
t
untuk input x(t) x
r diperoleh :
0
n t nt 0
y(t) k x 0r
n0
y y y
x0 x0 x0
0 0 t 0 t
t0 t0 t0
0<k<1 k=1 k>1
y y y
x0 x0 x0
t0 t0 t0
0 0 t 0 t
Sebuah sistem bersifat kausal jika output tidak mengantisipasi nilai input yang akan datang. Jadi
suatu output yang muncul hanya bergantung terhadap nilai input yang masuk saat itu saja. Semua
sistem waktu nyata (realtime) adalah kausal karena waktu yang berjalan maju. Efek muncul setelah
akibat. Bayangkan jika suatu terdapat sistem non kausal yang tergantung pada harga saham besok
hari. Sifat kausal tidak dimiliki oleh sistem yang bervariasi secara spasial (ruang), perekaman suara.
Secara matematik sistem kausal dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Sebuah sistem yang memetakan sinyal input ke output (x(t) € y(t) ) adalah
kausal jika x1(t) € y1(t) x2(t) € y1(t)
dan
x1(t) = x2(t) untuk semua t ≤ t0
maka
y1(t) = y2(t) untuk semua t ≤ t0
Suatu sistem tidak bergantung waktu (time-invariant) jika sifatnya tidak bergantung pada
berapun waktunya. Sistem yang memiliki sifat tidak tergantung waktu sering juga disebut
sistem stasioner. Secara matematika diskrit sebuah sistem yang memetakan input ke output
(x[n] € y[n] ) adalah time-invariant untuk semua input x[n] dan semua pergeseran waktu n0.
Jika
x[n] € y[n]
maka
x[n-n0] € y[n-n0]
Jika input pada suatu sistem time-invariant adalah periodik maka outputnya adalah juga periodik
dengan perioda yang sama dengan input
Banyak sistem yang non linier. Misalnya sistem rangkaian dioda, termistor, dinamika pesawat
terbang, respon telinga manusia, model ekonometrik. Tetapi umumnya fokus pada analisa sistem
pada sistem yang liner saja untuk tingkat strata satu. Mengapa demikian karena beberapa alasan
yaitu :
a. Model linier merepresentasikan keakuratan dari beberapa sifat sistem. Misal resistor linier,
kapasitor,
b. Mudah mengamati perubahan dari pengaruh sinyal yang kecil disekitar titik kerja
c. Sistem linier mudah untuk ditelusuri, memberikan dasar pengamatan yang mudah dan jelas
+ by2(t)
Bab II
Sistem Linier Stasioner
Sebuah sistem linier stasioner memenuhi superposisi dan memiliki parameter yang konstan tidak
berubah terhadap waktu (invariant waktu)
K
x(t) y(t)
b)
x(t) 2
y(t)
y y0
x
x0
Jawab :
a. Output untuk input : x(t) = a1x1(t) + a2x2(t) adalah
t
1 0 2 0 1 2 0
x0
2
x0 x0
Hasil ini tidak memiliki bentuk
y(t) = a1y1(t) + a2y2(t)
dengan
y1(t) adalah output untuk input x1(t) dan
y2(t) adalah output untuk input x2(t)
Jadi sistem ini nonlinier
Superposisi dapat diperluas untuk input dengan lebih dari 2 komponen. Misal untuk input : x(t) =
a1x1(t) + a2x2(t) + …. + anxn(t) makan outputnya adalah
y(t) = a1y1(t) + a2y2(t) + …. + anyn(t)
dengan
yi(t) adalah output untuk input xi(t) ; i = 1,2, ..,n
Contoh :
x(t) d K2
y(t)
dt
K1
Carilah output y(t) dari sistem untuk input :
x(t) = 5x0cos1(t) + 4x0cos2(t) – 3x0cos3t
Jawab :
Karena sistem linier dapat digunakan superposisi. Input adalah kombinasi linier dari bentuk xi(t) =
x0cosit untuk i = 1, 2, 3 dengan outputnya :
yi(t) = k1x0cosit – k2ix0sinit ; i = 1, 2, 3
Setiap sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem linier adalah sistem linier. Proporsi, delay,
kompresi, integrator, differensiator dan penjumlahan adalah elemen yang berupa sistem linier
x(t) Sistem
t-t0 y(t – t0)
Stasioner
x(t)
K2 y(t)
K1
x(t)
K2 t-t0 y1(t)
-
K1
K
x(t) x(t)
t-t0 y2(t)
2
K1
x(t) t y(t)
t-t0
Jawab :
y1(t) = x[(t – t0)] = x(t - t0)
y2(t) = x(t-t0)
untuk 1, y1(t) y2(t) jadi elemen kompresi tidak stasioner
Latihan :
Buktikan atau perlihatkan apakah elemen proporsional dengan gain k(t) adalah stasioner
Suatu elemen atau sistem yang terdiri dari sub sistem stasioner adalah stasioner dan sistem tanpa
parameter berubah terhadap waktu adalah stasioner
Sistem Linier Stasioner memenuhi syarat superposisi dan time variance. Output dari sistem linier
stasioner untuk input :
x(t) = a1x1(t – t1) + a2x2(t – t2) + …
adalah
y(t) = a1y1(t – t1) + a2y2(t – t2) + …
dengan yi(t) adalah output untuk input xi(t) ; i = 1, 2, 3, …
Contoh : output dari suatu sistem linier stasioner untuk input x1(t) = x0u(t)
adalah
y1 (t) y 0 e t / i u(t)
Carilah output untuk input
t
x(t) 5x r
0
2
Jawab : input x(t) dapat dinyatakan dengan
x(t) = 5x0u(t) – 5x0u(t-2) = 5x1(t) - 5x1(t - 2)
Melalui superposisi dan time invarian outputnya adalah
y(t) 5y1(t) 5y1(t 2 )
) / 1
5y 0 e t / 1 u(t) 5y0 e (t2 u(t 2 )
Jadi suatu sistem adalah linier dan stasioner jika mengandung elemen proporsional, delay,
integral, diffensial, penjumlahan dan tanpa parameter yang bervariasi terhadap waktu
Contoh :
Carilah output y(t) t berikut
t dari sistem t 0 untuk input
x(t) 5x r 2x r
0 0
x(t)
K2 y(t)
K1
Dari pengamatan diagram blok ini adalah linier dan stasioner jadi dapat digunakan
superposisi dan time invariance
Input dapat dinyatakan sebagai
x(t) = 5x0u(t) – 5x0u(t - ) – 2x0u(t – t0) + 2x0u(t – t0 -)
= 5x1(t) – 5x1(t - ) –2x1(t – t0) + 2x1(t – t0 - )
Respon impuls dari sistem linier stasioner dinyatakan sebagai fungsi h(t) dengan
y(t) = ah(t) adalah output untuk input x(t) = a(t)
y(t)
x()h(t )d
Contoh :
Respon Impuls dari sistem linier stasioner adalah :
1
h(t) et / u(t)
Carilah output y(t) untuk input x(t) = x0u(t)
Jawab :
x
y(t)
0 (t
u()e )/
u(t )d
y(t) 0
e (t
)/
u()d
Fungsi u() = 1 untuk > 0 maka
t
x
y(t) 0 e (t )/
d
0
t
y(t) 0xe t / e / d ;t0
0
x 0et / u(t)(et / 1)
x 0 (1 e t /
)u(t)
Terkadang lebih mudah mengganti variable integral menjadi = t -
y(t)
x(t )h()d
Contoh :
Respon Impuls dari suatu sistem linier stasioner adalah :
1
h(t) et / (sin t)u(t)
Carilah output y(t) untuk input x(t) = xou(t)
Jawab :
Karena input x(t) lebih sederhana dari respon impuls h(t) maka
y(t) 1
/ (sin )u()d
0
x u(t )
e
t
-
t
x /
(sin )d
0
0 e
x 0 ()d
-
dan
y 2 (t) t
x e / u()u(t )d
0
t
x /
e u()d
0
-
x0
0 0
0
h(t0-)
x()(h(t0- )
0 t0 0 t0
x()(h(-)
0
x()(h(t1-)
0 t1t2
0t1
x()(h(t2-)
0 t2
2.5. Respon Step
Respon step dari sistem linier adalah fungsi g(t) dengan y(t) = x0g(t) adalah output untuk input
x0u(t). Hubungan antara respon impuls dan respon step
dg(t)
h(t) dt
Contoh :
Carilah respon step dan respon impuls untuk sistem berikut
:
w(t) d K2
K1 y(t)
x(t) dt
-
t – t0
Jawab :
t
tt0
x(t)
h(t) y(t) = x()h(t )d
x(t) y(t)
x(t)
h1(t) h2(t) x(t)
h ()h
1 2 (t
)d
y(t)
h2(t) h1(t)
y(
t)
Contoh :
Carilah respon impuls untuk sistem :
x(t) y(t)
h1(t) h2(t)
dengan
1 t / 1
h1 (t) e u(t)
1
h2 (t) 1 u(t)
2
Jawab :
1
h(t) /1
u()u(t )d
h ()h 1 2 (t )d
12 e
1
1 e t /
1
u(t)
2
v(t)
x(t) K1 K3 y(t)
-
d d
K2 K4
dt dt
Jawab :
dy(t)
v(t) k1 x(t) k dx(t) k4
2
dt dt
y(t) k 3 v(t)
kk
x(t) k k dx(t) dy(t)
1 3 2 3
k 3k 4
dy(t) dt dt
kk y(t) k k dx(t) x(t)
3 4 2 3
k 1k3
dt dt
dy(t) 1 k dx(t) k1
y(t) 2 x(t)
dt k 3k 4 k 4 dt k4
Latihan : Caril
ah persamaan differensial untuk
a) b)
y(t)
K1
x(t) v(t)
y(t) x(t)
K2 K1
K2 K3
Bab III
Respon Sinusoidal
Sinyal sinusiodal digunakan sebagai input uji terhadap kinerja sistem, misal untuk mengetahui
respon frekuensi, distorsi harmonik dan distorsi intermodulasi.
A = Amplituda puncak
= frekuensi sudut
= fasa awal
dengan
A = 2|X|
= X
Contoh :
Sinyal sinusoidal :
x(t) = 10 cos(t - /4) V
Nyatakanlah dalam bentuk eksponensial
Jawab :
-j/4 jt j/4 -jt
x(t) = 5e e + 5e e V
Contoh :
Sinyal sinusoidal x(t) dinyatakan dalam bentuk eksponensial
x(t) = Xejt + X*e-jt
dengan
X = 4ej3/4 mA. Nyatakan dalam bentuk Amplituda fasa
Jawab :
x(t) = 8 cos(t+3/4) mA
Latihan :
1. Nyatakan sinyal-sinyal berikut dalam bentuk amplituda
fasa (a) x(t) = 10 – 5 cos(t - /2) mA
(b) x(t) = -20 + 10 sin t V
(c) x(t) = 3cost + 4 sint mV
(d) x(t) = 5e-jt + 5ejt V
(e) x(t) = 2 + (1+j)e-jt + (1-j)ejt mA
(f) x(t) = jej(t - /3) – je-j(t - /3) mV
(g) x(t) jt
10e 10e 5 mA
jt
1j
1j
y(t) X h()ej(t)d
h()e
j
Xe jt
d
XejtH( j)
dengan
H( j)
h()e
j
d Fungsi Transfer
Fungsi Transfer nilainya berubah sesuai dengan frekuensi dari sinyal input
Contoh :
Respon impulse suatu sistem linier :
k
h(t) et / u(t)
dengan = 1 ms dan k = 103 V/A. Carilah output y(t) untuk input
x(t) = 10cos(0t + /4) mA dengan 0 = 2 krad/s
Jawab :
Amplituda puncak : A = 10 mA
Fasa awal : = /4 rad
h()e d e u()e d
j
k
k e(1 jt) / d e(1 j) /
0
(1 j) / 0
k
1 j
Amplituda Kompleks Output :
3
10 j / 4
Y H( j 0 )X
0,005e
1 j0
103
0,005e
j / 4
1 j 2x10 3
10 3
5e j/4
5e j0,32
V
5ej1,11
Latihan
Carilah fungsi transfer untuk sistem yang memiliki respon impuls berikut :
(a) h(t) t
1 t / (b) h(t) et / u(t)
u(t)
(t) - e
2
1 t / 1 t / 1
(c) h(t) e sin (d) h(t) e et / u(t)
2
2 1
1
tu(t)
1 t t
(e) h(t) r (f ) h(t) r cos t
0 0
t
(g) h(t) r sin t
0 t(h) h(t) 4(t) 3(t ) 2(t 2t )
0
0 0
Kita nyatakan gain dengan () dan pergeseran fasa dengan ()
() = |H(j)|
() = H(j)
sehingga
y(t) = (0)Acos[0 + + (0)]
Contoh :
Fungsi Transfer untuk suatu sistem linier stasioner adalah
H( j)
K1 j/ 2
1 j/ 1 1 j/ 3
dengan K = 100 V/V, 1 = 1 krad/s, 2 = 2 krad/s dan 3 = 3 krad/s
Carilah output y(t) untuk input
Jawab :
Gain : () = |H(j)|
K(1 j/ 2 ) (1 j/ 1 )(1 j/ 3
K 1 j/ 2
1 j/ 1 1 j/ 3
K 1 / 2 2
1 / 1 2 1 /
3 2
Untuk = 0 = 1 krad/s
1 2
100 1
2
75 V/V
0
1 2
1 12 1
3
Pergeseran fasa :
H( j) K 1 j 1 j 1 j
2 1 3
1 / 2 1 / 1 1 / 3
0 tan tan tan
1 1 1
Untuk = 0 0,5 1 0,3
tan1 tan1 tan1
0
1 1 1
= 0,46 - 0,79 - 0,32 = -0,65 rad
Jadi outputnya :
y(t) = (0)Acos[0t + + ()]
= (75)(5)cos[0t + (-/3) – 0,65
= 375 cos(0t –1,7) V
A = |x0|
x
0 x0 0
0
x 0 0
Contoh :
Tentukan output dari contoh sebelumnya untuk input x(t) = x0 = -5
mV Jawab :
H(0) K 1
1 j01 K 100 V/V
j0
j0
y(t) = H(0) x0
= 100(-0,005) = -500 mV
Fungsi Transfer sistem linier stasioner yang stabil, output dan inputnya dihubungkan dengan
persamaan differensial :
d ny dm
dn1y x dm1x
dtn an1 n1
... a0 y bm m
bm1 m1
b0 x
dt dt dt
Karena output untuk input x(t) = Xejt adalah y(t) = H(j)Xejt maka dengan mensubstitusikan ke
persamaan di atas diperoleh :
j n
a n1 jn1 .... a H( j)Xe
0
jt
m
bm j ... 0b Xe jt
atau
H( j) b j jm1 ... b
m
m1
bm 0 0
j n
a n1 j
n1
.... a
Contoh :
Input x(t) dan output y(t) dari suatu sistem dihubungkan dengan persamaan differensial sebagai
berikut :
d3 y
d2y dy dx
3
dt a2
dt2
dengan
a0 = b0 = 24 x 109
a1 = 26 x 106
a2 = 9 x 103
b1 = 24 x 106
input
Carilah output untuk
x(t) 20 cos t
o
2
dengan 0 = 5 krad/s
Jawab :
Fungsi transfer sistem :
H( j)
b1 j b0
j a2 j a1 j a0
3 2
jb b
j a 3 1 a0 a 2
1 0 2
Untuk = 0 = 5 krad/s
j5000 24x106 24x109
H( j )
0
j 26x10 6 5000 5000 24x10 9 9x103 5000
3 2
24 j120 j1,75
- 201 j5 0,61e A/A
(0) = 0,61
(0) = -1,75
y(t)
0,61(0,02 t 1,75
)cos
0
2
12,2 cos0t 3,31
Latihan
:
Tentukan output dari sistem yang dinyatakan dengan persamaan differensial di bawah ini untuk input
:
x(t) = 5 + 5cos0t V
dengan 0 = 1 rad/s
dy dx
(a) 5 y
0
dt dt
dy dx
(b) 5 y 10 2 x
0 0
dt2 dt
dy dy 2 d2x dx 2
(c) 2 30 20 y 5 2 200 150 x
dt2 dt dt dt
dy dy 2 dx
(d) 2 30 20 y 0
dt dt dt
d3y
d2 y dy 3
d3x
2
(e)
3 30 2
20 y 10 3
dt dt 30 dt dt
Superposisi
Superposisi digunakan untuk memperoleh output sistem linier stasioner yang inputnya terdiri dari
beberapa komponen sinusoidal
Contoh : Carilah output dari sistem yang memiliki fungsi transfer :
H( j) 10
1 j
dengan = 1 ms
untuk input :
3 5 4 cos t
x(t)
2 t 1 krad / s
0 cos
0
; dengan 0
2
Jawab :
Gain dan pergeseran fasa sistem
10
1 2
dengan superposisi
y(t) = y0 + y1(t) + y2(t)
50 28,3cos t 13,4 cos2 t 2,68
0 0
4
Latihan :
Carilah output untuk sistem yang memiliki fungsi transfer berikut untuk input
x(t) 5 4 cos 0 t
cos 20 V
3 2
X Y
H(j)
Y = H(j)X
1
H1(j)
X Y
X Y
H1(j)+H2(j)
H2(j)
Y
X X Y
H1(j) H2(j) H1(j)H2(j)
X Y X Y
H1(j)
H1 j
1 H1 jH2 j
H2(j)
4
W W H(j)
X Y Y
H(j) X H(j)
1
W W
H( j)
X Y X Y
H(j) H(j)
5
1
H( j) X
X
X
X Y
H(j) H(j)
Y
H(j)
Y
Y
X
X H(j) H(j)
Y
Y
Contoh :
H1(j)
X H2(j) H3(j) Y
-
H4(j)
Jawab :
H1(j)/H2(j)
X H2(j)H3(j) Y
-
H4(j)
H1(j)/H2(j)
X H2(j)H3(j) Y
-
H4(j)
X
H2 jH3 j Y
1+H1(j)/H2(j)
1 H2 ( j)H3 jH4
j
Bab IV
Analisis Domain Frekuensi
4.1. Amplituda dan Fasa
Suatu sinyal x(t) yang berada pada interval hingga t0 t < t0 + T dapat dinyatakan dengan deret
harmonik sebagai berikut :
Bentuk deret harmonik ini menunjukkan spektrum Amplituda dan spektrum fasa dengan
frekuensi masing-masing yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Ax(f) x(f)
A0
0
A1
A2 A3 2
f 1 3
0 f 2f 3f f
0 0 0 0 f0 2f0 3f0
An
A (f ) f nf0 n f nf0
x(f )
x
0 0 f nf 0
f nf 0
Contoh :
darisinyal
Gambarkan spektrum 3
x(t) 15 cos t 5cos 2 t
0 0
4 4
dengan f0 = 5 kHz
Jawab :
Komponen DC dapat dinyatakan dengan : -15 = 15 cos
rad f0
15
f 0 rad
10 f 5kHz (f ) f 5kHz
4
A x(f ) f 10kHz x f 10kHz
5 rad
3
4 f yang lain
0 f yang 0
lain
Ax(f) x(f)
15
10 3/4
5
f, kHz 5 f, kHz
0 5 10 0 10
-/4
Latihan :
Gambarkan spektrum dari sinyal berikut :
(a) x(t) = 10 + 20 cos(0t - /4) + 15 cos(30t + /2), f0 = 2 kHz
(b) x(t) = 10 - 5 cos(0t - /4) + 10 cos(30t), f0 = 5 kHz
(c) x(t) = 4 cos(20t - /4) + 18 cos(40t + /2) + 9cos(70t + 3/4), f0 = 1 kHz
(d) x(t) = 2 + 8 cos(30t + 3/4) + 20 cos(50t + /6), f0 = 4 kHz
Sinyal x(t) pada persamaan (*) dapat dinyatakan dalam bentuk eksponensial
t t t t
x(t) ... X e j20 Xe j0 X Xe j0 X e j0 ...
2 1 0 1 2
n
en
x(t) X jn0t
Amplituda kompleks Xn kemudian dinyatakan sebagai fungsi frekuensi yang disebut spektrum
frekuensi : Cx(f)
Xn
C (f ) f nf0
x , n 0, 1, 2, ...
0 f nf0
Spektrum kompleks dalam gambar dinyatakan dengan magnituda dan sudutnya yaitu
|Cx(f)| disebut spektrum amplituda (two-sided amplitude spectrum)
dan
Cx(f) disebut spektrum fasa 2 sisi (two-sided phase spectrum)
Cx(f)
|Cx(f)|
|X0| |X1| 2
|X-1| 1
|X-2| |X2| 0
…. …. …. ….
-2f 0 -f0
f f
-2f0 -f0 0 f0 2f0 0f02f0
-1
-2
Hubungan spektrum 2-sisi dengan spektrum 1-sisi
Cx (f )
A x(f ) 2 C (f f 0
) f 0
x
x(f) = Cx(f), f 0
atau
1
2 A x (f) e j x (f f 0
)
C (f )
jx ( f ) f0
A (f )e
x x
1 j x ( f f0
A x (f ) )
2 e
Contoh :
Gambarkan spektrum 2-sisi untuk sinyal input
2
x(t) X en
jn0t
n2
5 15 5
2,5 2,5
f
-10 -5 0 5 10
Cx(f)
/4 3/4
-10 5
f
-5 0 10
-/4
-3/4
Latihan :
x(t) X en
jn0 t
n2
x(t)
X e
jn0 t
n
n
y(t) Hjn X e
0 n
jn0 t
n
atau
y(t) Y e
jn0 t
n
n
dengan Yn = H(jn0)Xn
f nf0
Y j2f)Xn
H(
n
0 f nf 0
atau
C y (f ) Hj2f C x f
sehingga
Cy (f ) Hj2f Cx f
A y f 2f A x (f )
x (f ) (2f) x (f )
Contoh :
Fungsi transfer sebuah sistem
Hj 1
1 j /
1
15
10 10
5 5
f, kHz
-5 -1 0 5
1
Cx(f)
/2
5
f, kHz
-5 -1 0 1
-/2
Carilah :
a. Spektrum kompleks dari output
b. Bentuk amplituda fasa dari output
c. Persamaan output dalam fungsi
waktu
Jawab :
a.
f, kHz Cx(f) H(j2f) Cy(f)
-5 5e j/2 0,196ej1,37 0,98e
j2,94
-1 10 0,707e j0,785
7,07ej0,785
0 15 1 15
1 10 -j0,785 -j0,785
0,707e 7,07e
5 5e -j/2
0,196e
-j1,37
0,98e
-j2,94
c.
y(t) 15 14,1cos0 t 0,785 1,96 cos50 t 2,94
dengan f0 = 1 kHz
Latihan :
a. Gambarkan respon frekuensi dari output dalam bentuk spektrum 2-sisi untuk sistem
dengan fungsi transfer :
H( j) 1 j/ 2
3(1 j/ 1)( j/
2 )
4.4. Filter
Filter adalah sistem linier stasioner yang dirancang untuk melewatkan sinyal sinus pada frekuensi
tertentu (passband) atau menghilangkan sinyal sinus pada frekuensi tertentu (stopband)
Contoh :
Carilah output dari filter band pass ideal
x(t) y(t)
BPF
25 f <35 kHz
Untuk input :
x(t) A n cosn0 t n
n0
0 10 20 30 40 f, kHz
Filter melewatkan komponen input berfrekuensi 30 kHz dan menstop komponen-komponen input
yang lainnya. Sehingga outputnya :
t
y(t) x(t)e jc
atau
|Cx(f)| |Cy(f)|
Translasi
Modulasi Sinyal
B1cosct
x(t) y(t)
K1
y(t)
1
t
K B x(t)e jc x(t)e jc
t
11
2
atau dalam bentuk spektrum kompleks
1
C (t) K B C (f f ) C (f f )
y 1 1 x c x c
2
|Cx(f)| |Cy(f)|
Modulasi
B2cosct
Sinyal termodulasi
Sinyal asli
Setiap bentuk gelombang riil dapat dihasilkan (secara matematik) dengan mendistorsikan sebuah
gelombang berbentuk sinus. Sebagai contoh di bawah ini adalah sistem yang menghasilkan
gelombang segitiga, gelombang kotak dan gelombang gigi gergaji (sawtooth) sebagai respon dari
input sinus w(t) = w0 cos 0t
w(t) x(t)
y(t)
1 d K21 z(t)
x x 0 cos K1
0 dt
w(t)
0
0
2
0
t
0
x(t)
/x0
2
y(t) 0 0
k1x00
0
2
-k1x00 0
z(t)
k1k20x02
0
2
0
Hal ini menyatakan bahwa setiap sinyal periodik dapat dinyatakan oleh deret harmonik (karena
output dari sebuah eksitasi sinus pada sistem statik dapat dinyatakan sebagai deret harmonik).
Sebagai contoh gelombang segitiga yang dihasilkan dari rangkaian di atas dapat dinyatakan dengan
sebuah
deret harmonik :
x(t) A0 cos 0 A1 cos 0 t 1 A2 cos2 0 t 2 ....
Diasumsikan bahwa sinyal periodik x(t) dapat dinyatakan dengan deret harmonik sebagai berikut :
x(t) An cosn 0 t n
n0
X0 n0
Dengan A
n n X n
2 X 0 n0
x(t)
X
n
n exp jn0t
Karena perioda dari deret harus sama dengan perioda sinyal yang direpresentasikannya maka
frekuensi dasar dapat dinyatakan dengan
1
f ; T = perioda sinyal
0
T
Jika sinyal x(t) dikalikan dengan
jk0t dan diintegrasikan untuk satu perioda t = t0 sampai
e
t = t0 + T. Memberikan transformasi Fourier kontinu:
t0 T
t
jk t0 j ( nk ) t
dt t X ne dt
0
∫ 0
x(t)e 0
0
t n
t0 T
nk
e j (nk ) dt
t0
0 nk
Sehingga nilai yang tidak nol pada sumasi di atas hanya untuk n = k maka
t0 T
atau
x(t)e
jk0 t
Xk
T t0
1
X t0 T
jk0t
x(t)e k 0, 1, 2,...
k dt; t0
T
xk ini disebut koefisien Fourier untuk sinyal x(t) sedangkan deret harmonik yang
dibentuknya disebut deret Fourier.
Contoh 4.1.
Carilah deret Fourier dari deret pulsa kotak berikut :
x(t)
x0
-2
-0,25 0 0,25 2 t
Jawab :
Perioda dari sinyal x(t) adalah T = 2 ms, maka frekuensi dasar deret Fourier untuk x(t) adalah :
f 0 1
500 Hz
0,002
0 2f 2 krad / s
0,002
T
Misal dipilih t0 1 ms sehingga t0 T 1 ms maka
T 2
2
1
X jk t T / 2 x(t)e
dt k T T / 2
0
dengan
0
x(t) x ; T / 2 t / 2
; /2t/2
0
0 ; /2t/2
1 :
Koefisien Fouriernya adalah x0
X T / 2 x dt Tx
0
T T / 2
0
T
0
x(t) x0 X k cos(kt)
k 1