Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan
kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya. Keberadaan sistem
tata udara sangat menunjang aktivitas dan produktivitas manusia. Beberapa jenis
sistem tata udara juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan khusus, dengan
kondisi perancangan tertentu, selain untuk tempat hunian manusia.
Untuk bangunan yang cukup besar dan memiliki banyak ruangan, sistem tata
udara yang baik dapat diperoleh dengan memasang air conditioner (AC). Sebagai
pengondisi udara modern, AC memiliki banyak tipe dan jenis yang berbeda. Selain
dari segi harga yang bervariasi, teknologi dan kualitas bahan yang digunakan juga
berbeda-beda.
Makalah ini membahas tentang salah satu jenis AC yang digunakan pada
gedung-gedung bertingkat dengan sistem terpusat, yaitu AC sentral. Dengan sistem
yang terpusat tersebut tentunya AC sentral memiliki kelebihan dan kekurangan yang
menjadi faktor penentu apakah AC jenis ini yang akan dipilih sebagai pengondisi
udara di gedung-gedung tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui jenis-jenis AC yang ada di pasaran
2. Mengetahui karakteristik AC sentral beserta kelebihan dan kekurangannya
3. Menentukan jenis AC sentral yang cocok untuk sebuah bangunan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan
gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Ventilasi memiliki beberapa tujuan, di
antaranya:
a. menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat
dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan
dan proses-proses pembakaran.
b. menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.
c. menghilangkan kalor yang berlebihan.
d. membantu mendapatkan kenyamanan termal.
Suatu ruangan yang layak ditempati, misalkan kantor, pertokoan, pabrik, ruang
kerja, kamar mandi, binatu dan ruangan lainnya untuk tujuan tertentu, harus
dilengkapi dengan ventilasi alami atau ventilasi mekanis (sistem pengondisian udara).
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu
atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari
5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Jika ruangan tidak
memiliki sistem ventilasi alami yang memadai, maka ruangan tersebut harus diberi
sistem ventilasi mekanis.

2.1.1 Sistem Ventilasi Alami


Perancangan sistem ventilasi alami harus disesuaikan dengan fungsi
ruangan. Setiap ruangan memiliki kebutuhan ventilasi yang berbeda-beda
sehingga sistem ventilasinya juga harus disesuaikan. Ada 2 jenis sistem
ventilasi alami, yaitu ventilasi gaya angin dan ventilasi gaya termal.
Ventilasi gaya angin memperhatikan berbagai faktor yang meliputi
kecepatan rata-rata angin, arah angin yang kuat, variasi kecepatan dan arah
angin musiman dan harian, serta hambatan setempat seperti bangunan yang
berdekatan, bukit, pohon dan semak belukar. Kecepatan angin biasanya
terendah pada musim panas dari pada musim dingin. Pada beberapa tempat
relatif kecepatannya di bawah setengah rata-rata untuk lebih dari beberapa jam
per bulan. Karena itu, sistem ventilasi alami sering dirancang untuk kecepatan
angin setengah rata-rata dari musiman. Inlet sebaiknya langsung menghadap ke
dalam angin yang kuat.
Sedangkan pada ventilasi gaya termal hanya mempertimbangkan suhu
di dalam dan di luar ruangan. Jika suhu di dalam ruangan lebih besar daripada
suhu di luar ruangan, maka akan terjadi aliran udara dari dalam ke luar
ruangan, begitu pula sebaliknya.

(a) (b)
Gambar 3.1 Ilustrasi (a) Ventilasi gaya angin (b) Ventilasi gaya termal.

2.1.2 Sistem Ventilasi Mekanis


Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai. Penempatan Fan harus memungkinkan
pelepasan udara secara maksimal dan juga memungkinkan masuknya udara
segar atau sebaliknya. Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama
ruang tersebut dihuni. Sistem ventilasi ini biasanya menggunakan kipas angin
atau air conditioner (AC). Pembahasan berikutnya akan menjelaskan lebih
detail tentang sistem ventilasi menggunakan AC, terutama jenis AC sentral.

2.2 Pengondisi Udara (Air Conditioner / AC)


Dewasa ini, sistem ventilasi di bangunan-bangunan di perkotaan biasanya
menggunakan sistem ventilasi mekanis karena sistem ventilasi alami tidak bisa
mendukung kenyamanan aktivitas di dalamnya. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI), sebuah ruangan kerja yang nyaman harus memiliki suhu antara 240C – 270C
dengan kelembaban relatif antara 55% – 65%. Kenyamanan ini dapat diperoleh
dengan mengoperasikan air conditioner (AC) dalam ruangan.
Adanya AC di dalam ruangan memang sangat membantu penghuninya
memperoleh kenyamanan. Namun, karena beban energi yang digunakan oleh AC
cukup mahal, maka penggunaan AC di dalam ruangan harus diperhitungkan dengan
cermat. Dengan demikian, biaya operasional AC dapat ditekan seminimal mungkin.
AC menghasilkan dingin dengan cara menyerap udara panas sekitar ruangan.
Proses udara menjadi dingin adalah akibat dari adanya pemindahan panas. Sedangkan
bahan yang digunakan sebagai bahan pendingin dalam mesin pendingin disebut
refrigeran.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
 Penyerapan panas oleh evaporator
 Pemompaan panas oleh kompresor
 Pelepasan panas oleh kondensor
Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip pada kulkas, hanya saja
pada AC pemindahan panas diperlukan energi tambahan yang ekstra besar karena
udara yang didinginkan skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam mesin AC
refrigeran berubah-ubah bentuk dari bentuk gas ke bentuk cairan.
Pada kompresor refrigeran masih berupa uap, tekanan dan panasnya dinaikkan
dengan cara dimampatkan oleh piston dalam silinder kompresor. Kemudian uap panas
tersebut didinginkan pada saluran pipa kondensor agar menjadi cairan. Pada saluran
pipa kondensor diberi kipas untuk mempercepat proses pendinginan. Proses pelepasan
panas ini disebut teknik pengembunan.
Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator dan dikurangi
tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas udara sekitar. Di dalam AC
bagian dalam ruangan, udara dingin disebarkan menggunakan kipas blower. Dalam
bentuk uap (gas) refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses tersebut
berulang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali.

2.3 AC Sentral
Secara umum, ada 3 jenis AC yang beredar di pasaran, yaitu AC window, AC
split, dan AC sentral. AC window memiliki kondenser, kompresor, dan evaporator
dalam satu kotak. Sedangkan AC split memiliki dua unit, yaitu indoor dan outdoor.
Unit indoor terdiri dari evaporator dan kipas udara, sementara unit outdoor terdiri dari
kondenser dan kompresor. Sementara AC sentral hampir sama dengan AC split, hanya
saja refrigerannya biasanya berupa air yang sudah diturunkan suhunya sampai 50C.
AC sentral adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik
atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas
yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara
(ducting AC). AC jenis ini banyak digunakan di gedung-gedung besar seperti pusat
perbelanjaan, perkantoran, hotel, restoran, serta rumah sakit.
Sistem AC sentral memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin
atau Chiller, unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower,
sistem pemipaan, sistem saluran udara atau ducting dan sistem kontrol & kelistrikan.
Berikut adalah penjelasan komponen-komponen AC sentral:
a. Chiller
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada
sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke
mesin penukar kalor (FCU / Fan Coil Unit). Berdasarkan cara pendinginan
kondensornya chiller terbagi menjadi 2 macam, yaitu Air Cooler System dan
Water Cooler System.
b. Air Handling Unit (AHU)
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara (AHU) ini adalah
menyedot udara dari ruangan yang kemudian dicampur dengan udara segar dari
lingkungan dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran
udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur
didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting)
yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa
terjangkau.
Secara umum, AHU terdiri dari 3 komponen:
- Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel
lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini
dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
- Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
- Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur
udara.
c. Cooling Tower (khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
Cooling tower adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang
dipakai pendinginan kondensor chiller dengan cara melewatkan air panas pada
filamen di dalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower
yang suhunya lebih rendah.
d. Pompa Sirkulasi
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
- Pompa sirkulasi air dingin (Chilled Water Pump) berfungsi mensirkulasikan air
dingin dari Chiller ke koil pendingin AHU / FCU.
- Pompa Sirkulasi air pendingin (Condenser Water Pump). Pompa ini hanya
untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air
pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.

2.4 Kapasitas AC
Kebutuhan akan kapasitas dari AC tentunya yang paling menentukan adalah
seberapa besar ruangan yang akan di tempatkan AC tersebut. Untuk menghitung
kebutuhan AC pada ruangan berikut ini ada cara sederhana untuk menghitungnya:
Rumus :
( )
dimana koefisien setiap volume 1 m3 = 500 BTU/jam.
Misalnya ruangan dengan ukuran 3m x 4m dan tinggi 3m. Kebutuhan AC
adalah:
= (p x l x t) / 3 x 500
= (3m x 4m x 3m)/3 * 500 BTU/jam
= 12 m3 x 500 BTU/jam
= 6.000 BTU/jam
Jadi, kebutuhan AC untuk ruangan 3m x 4m x 3m = 6000 BTU/jam.
Dari tabel 1 terlihat bahwa 1 PK kompresor AC setara dengan 9.000 BTU/jam.
Bila hitungan = 6.000 BTU/jam setara dengan 0,6667 PK maka disarankan
menggunakan 0.75 PK = 3/4 PK = 7.000 BTU/jam, karena bila terjadi penurunan
kapasitas AC masih tetap mampu mendinginkan ruangan.
Tabel 1 Konversi PK ke dalam BTU/jam
No. PK BTU/jam
1 ½ + 5.000
2 ¾ + 7.000
3 1 + 9.000
4 1,5 + 12.000
5 2 + 18.000
Untuk yang lebih advance, bisa menggunakan rumus berikut:
( )

di mana:
W = Panjang Ruang (dalam feet)
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit
dengan ruang lain).
Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
L = Lebar Ruang (dalam feet)
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap Utara;
nilai 17 jika menghadap Timur;
nilai 18 jika menghadap Selatan; dan
nilai 20 jika menghadap Barat.
1 feet = 0.3048 meter dan 1 Meter = 3.28 feet
Misalnya sebuah ruangan berukuran 3m x 4m atau (9 kaki x 13 kaki), tinggi
ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur.
Kebutuhan BTU = (9 x 13 x 18 x 10 x 17) / 60
= 5.967 BTU setara dengan AC 3/4 PK.
1 BTU/jam adalah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau
mendinginkan air sebanyak 1 galon air (1 pound – sekitar 454 gram) agar
temperaturnya naik atau turun sebesar 1 derajat fahrenheit dalam 1 jam. Hubungannya
dengan AC, BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan
dengan luas dan kondisi tertentu selama satu jam.
Orang awam sering menyebut kekuatan AC itu dengan PK, sebenarnya yang
diperlukan adalah satuan input dan output : input nya berapa Watt dan outputnya
berapa BTU/hour.
PK adalah singkatan dari bahasa Belanda ―Paardekracht‖ yang artinya tenaga
kuda, atau bahasa Inggrisnya adalah HP (horse power). 1 PK = 735.5 watt/jam = 0.986
hp. Jika ada AC 1 PK, itu artinya adalah : tenaga listrik yang digunakan kompresor
AC adalah sekitar 735,5 watt (ada juga yang bilang 750 watt) dalam 1 jam. Tapi itu
belum ditambah rugi daya, kipas pendingin indoor maupun outdoor. Terkadang AC 1
PK bisa menyedot listrik sekitar 1 KWh bahkan lebih.
BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan saat kita memutuskan akan
menggunakan air conditioner adalah bagaimana cara mengetahui PK AC yang sesuai
dengan ruangan kita? Hal ini perlu mendapat perhatian karena hubungannya dengan
besaran pemakaian listrik yang harus kita bayar tiap bulannya. Unit air conditioner
yang terlalu besar dibanding luas ruangan akan membuat pemakaian listrik menjadi
boros, begitu juga dengan unit air conditioner yang terlalu kecil. Unit air conditioner
yang terlalu kecil dibanding luas ruangan akan membutuhkan waktu yang lama untuk
mendinginkan ruangan, hal ini tentu juga membuat tagihan listrik menjadi besar.
Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan pada saat menentukan kebutuhan PK AC,
yakni daya pendinginan AC (BTU/hr – British Thermal Unit per hour), daya listrik
(watt), dan PK compressor AC. Sebagian dari kita mungkin lebih mengenal angka PK
(Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP)) pada AC. Sebenarnya PK itu adalah
satuan daya pada compressor AC bukan daya pendingin AC. Namun PK lebih dikenal
ketimbang BTU/hr di masyarakat awam. Lalu bagaimana cara menghitung dan
menyesuaikan daya pendingin air conditioner dengan ruangan Anda? Untuk
menyiasatinya, maka kita konversi dulu PK – BTU/hr – luas ruangan (m2).
1 PK = 9.000-10.000 BTU/h
1 m2 = 600 BTU/hr
3 mx = 10 kaki —> 1 m = 3.33 kaki
Daya Pendingin AC berdasarkan PK AC :

BTU/hr PK

±5.000 ½

± 7.000 ¾

± 9.000 1

±12.000 1½

±18.000 2

Untuk menghitung kebutuhan BTU digunakan rumus:


(W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU

W = panjang ruang (dalam feet)

H = tinggi ruang (dalam feet)

nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit


I =
dengan ruang

lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).


L = lebar ruang (dalam feet)

nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap


E =
timur;

nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat.

Contoh :
GEDUNG MENTERI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Dinding Terpanjang menghadap ke Selatan

GEDUNG MENTERI
LUAS TINGGI TINGGI
LANTAI LUAS (m2) BTU PK
(feet2) (m) (feet)

Lantai Atap 1509.1 16751.01 0 0

Lantai 17 1509.1 16751.01 4.15 13.8195 1250049.15

Lantai 16 1509.1 16751.01 5.3 17.649 886915.726

Lantai 15 1509.1 16751.01 5 16.65 836712.95

Lantai 14 1315.95 14607.045 5 16.65 729621.898

Lantai 13 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 12 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 11 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 10 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 9 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 8 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 7 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 6 1315.95 14607.045 4.15 13.8195 605586.175

Lantai 5 1731.38 19218.318 4.15 13.8195 796762.637

Lantai 4 1731.38 19218.318 4.15 13.8195 796762.637

Lantai 3 1731.38 19218.318 4.15 13.8195 796762.637

Lantai 2 1497.15 16618.365 4.15 13.8195 688972.485

Lantai 1 1894.15 21025.065 5 16.65 1050202

Semi-Basement 1984.29 22025.619 4.15 13.8195 913149.125

TOTAL 26648.07 295793.577 74.25 247.2525 219407104

GEDUNG PARKIR

LUAS TINGGI TINGGI


LANTAI LUAS (m2) BTU PK
(feet2) (m) (feet)
Lantai Atap 1435.43 15933.273 0 0

Lantai P12 1435.43 15933.273 4.5 14.985 1289304.52

Lantai P11A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P11

Lantai P10A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P10

Lantai P9A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P9

Lantai P8A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P8

Lantai P7A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P7

Lantai P6A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P6

Lantai P5A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P5

Lantai P4A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P4

Lantai P3A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P3

Lantai P2A
1435.43 1578.973 3 9.99 47321.8208
Lantai P2

Lantai P1A
1720.43 1892.473 3 9.99 56717.4158
Lantai P1

Semi-Basement 1720.43 19096.773 3.5 11.655 667718.668


TOTAL 20381.02 226229.322 41 136.53 92661268

Anda mungkin juga menyukai