Peran Testosterone
pada Proses
Penuaan
Nama: Jeniffer
NIM: 01073200029
Pembimbing: dr. Theo Audi Yanto, Sp.PD
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan Testosterone merupakan hormone primer pada pria yang
berfungsi untuk meregulasi diferensiasi jenis kelamin (seks),
memproduksi karakteristik seks pria, spermatogenesis, dan
fertilitas.
Usia pubertas
Perkembangan karakteristik seks sekunder
Stimulasi fungsi dan perilaku seksual
Inisiasi produksi Sperma
Usia dewasa
Mempertahankan massa dan kekuatan otot,
Distribusi lemak dan massa tulang,
Usia 17 tahun s/d 30-40 tahun Produksi sel darah merah
10-35 nmol (300-1000 ng/dL) Pola persebaran rambut pada pria
Menurun 1.2%/tahun Libido, potensi, dan spermatogenesis
EPIDEMIOLOGI
Laki-laki
95% testosterone diproduksi di testis
5% diproduksi di korteks adrenal (DHT &
androstenedione) - weak androgen
Perempuan
Mayoritas diproduksi di korteks adrenal dalam
bentuk aktif
Peran Testosterone
pada Proses Penuaan
Peran Testosteron pada sistem Muskuloskeletal
Reseptor Androgen Aromatisasi Mengatifkan
terdapat pada kondrosit menjadi reseptor
di lempeng estradiol estrogen pada
pertumbuhan tulang, tulang
osteoblast dan osteosit konversi menjadi
DHT via 5-α-
reductase
Apoptosis
osteoclast
Stimulasi Aktivasi
Osteoblast
Meningkatkan densitas
mineral tulang Mengurangi resoprsi
tulang
Testosterone Testosterone
dan Ereksi dan Libido
Testosterone Meningkatkan ketertarikan pada seks
Pemikiran, fantasi, masturbasi,
hubungan seksual.
Stimulasi guanylate cyclase yang
mengkatalisasi transformasi cyclic GMP
Ereksi
Testosteron &
Komposisi Tubuh
Testosterone
Mengurangi lipoprotein lipase dan
uptake trigliserida pada jaringan
adiposa - menurunkan jaringan
adiposa
mengaktivasi lipase u/
Meningkatkan lipolysis yang
diinduksi katekolamin
Testosterone dan
metabolic syndrome Hipotesis siklus
hypogonadal-
obesitas-adipositokin
Testosterone
meningkatkan beta
adrenergik reseptor -->
lipolisis dan berkurangnya
sintesis asam lemak
Testosterone dan
penyakit kardiovaskular
Vasodilatasi
Menghambat Voltage Calcium Channel (VOCCs)
Aktivasi Potassium Channel (KCs) Pada otot polos
Meningkatkan regulasi ekspresi dari endothelial
nitric oxide synthase (eNOS) dan enzim yang
berfungsi dalam mensintesis nitric oxide (NO).
NO Menyebabkan relaksasi dari sel otot polos dan
memicu vasodilatasi.
Testosterone dan
penyakit kardiovaskular
Cardioprotection
Reperfusi organ apabila terdapat oklusi vascular
Menurunnya kadar testosterone berperan dalam
meningkatnya ketebalan dari intima media yang
dapat menyebabkan atherosclerosis.
Testosterone memiliki peranan penting dalam
pencegahan penyakit jantung coroner
Testosterone dan
penyakit kardiovaskular
Coronary Artery Disease
Setelah pemberian testosterone secara intrakoroner
memberikan efek dilatasi pada arteri coroner.
Testosterone rendah
Aterosklerosis prematur
Meningkatnya jaringan lemak visceral
Hyperinsulinemia
Meningkatnya faktor resiko untuk terjadi infarct
pada miokard.
Peningkatan BMI --> penurunan kadar testosterone
dan kadar HDL.
Peran testosterone
terhadap eritropoiesis Peran testosterone
Stimulant hematopoiesis pada terhadap autoimmune
sumsum tulang belakang. disease
Androgen memiliki kemampuan
Meningkatkan kadar hormone EPO untuk menekan respon imun secara
hormonal dan selular dan bekerja
sebagai agen anti-inflamatori.
Supresi Hepcidin
Mengurangi Kadar Fe
Testosterone
dan Wanita Menopause --> Penurunan fungsi
Menopause
Ditemukan pemberian terapi
testosterone pada post-menopausal
women dapat meningkatkan libido,
densitas mineral tulang, dan
meningkatkan energi, kekuatan,
motivasi serta mood.
Testosterone dan Kesehatan mental dan kognitif
Androgen menempel
Meningkatkan perfusi
pada reseptor
ke otak
androgen di otak
Criteria Diagnosis:
Gejala dan tanda Klinis + rendahnya kadar serum
testosterone (borderline)
Limit:
9.8-10.4 nmol/L (The Endocrine Society)
Total T <8 nmol/L (the European male aging study)
Total T 8–11 nmol/L & free T <220 pmol/L.
Diagnosis
Gejala non-seksual
Gejala seksual
Lemas
Penurunan libido
Energi yang
Berkurangnya
berkurang
frekuensi seksual
Konsentrasi
Berkurangnya
menurun
frekuensi atau
Gangguan mood
rigiditas ereksi
Depresi
Diagnosis
Pemeriksaan fisk
Tanda: Atrofi testis
Obesitas Asimetri testis
Penurunan kekuatan Varicoceles
dan masa otot Penile plaques
Osteoporosis Penurunan rambut pubis
Hot flushes Ginekomastia
Anemia ringan. Obesitas visceral
Menurunnya volume prostat
Low testosterone
Ya pada pertanyaan 3 atau 7
Ya pada minimal 3 dari pertanyaan
lain
Diagnosis
Metode pengukuran Testosterone
Tatalaksana Terapi rekomendasi:
Target: Transdermal Setiap hari 1x
Eugonadal: Buccal
14-17.5 nmol/L
diberikan setiap 3-12
350 to 750 ng/dL Intramuscular minggu
Kurangnya Gejala
Indikasi
Defisiensi kadar testosterone
dengan bukti gejala klinis Dosis
International therapy of
androgenology
Cut off point: 12 nmol/L
>12 nmol/L tidak butuh
Testosterone therapy
Transdermal, transmuscular, buccal > oral
— Seth Berkley
Terapi: testosterone
LOH:
Target Terapi:
Defisiensi testostserone + gejala
Eugonadal:
klinis + Penurunan kualitas
14-17.5 nmol/L
hidup.
350 to 750 ng/dL
Kurangnya Gejala
Testosterone <12 nmol/L
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA