Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tangki berpengaduk secara luas digunakan dalam industri untuk
memberikan sirkulasi pada aliran fluida didalamnya. Tangki berpengaduk
banyak diaplikasikan untuk pencampuran, reaksi dua larutan yang terlarut,
mendispersi dua larutan yang tak saling larut, pencampuran dalam sistem
multiphase, dan lain-lain. Banyak sektor yang menggunakan pengadukan
dalam skala yang besar, tidak hanya pada industri kimia, melainkan industri
makanan minuman, farmasi, kertas, plastik, keramik, dan karet.
Pengadukan bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran fluida
karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan massa dan energi yang
berupa panas, baik yang disertai reaksi kimia maupun tidak. Biasanya dalam
alat tangki berpengaduk yang merupakan satu sistem pencampuran dapat
dilengkapi dengan impeller dan baffle Prinsip kerja tangki pengaduk sendiri
adalah mengubah energi mekanis motor yang memutar shaft impeller
menjadi energi kinetik aliran fluida dalam tangki berpengaduk. Energi
kinetik tersebut menimbulkan sirkulasi aliran fluida di ujung blade impeller
sehingga terjadi proses pencampuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengadukan tangki meliputi kecepatan putar impeller, geometri tangka, jenis
fluida, sifat fluida, jenis impeller, jumlah impeller, dan letak atau posisi
poros impeller. Berdasarkan posisi poros terhadap tangki impeller dapat
dibagi menjadi tiga macam. Yakni, pengadukan dari atas (Top entering),
pengadukan dari bawah (Bottom entering), dan pengadukan dari samping
(Side entering). Tangki berpengaduk yang menggunakan bottom entering
baik digunakan untuk densitas dan viskositas liquid yang tinggi, biasanya
digunakan untuk industri berbahan baku zat organic dan bioteknologi,
Sedangkan top entering baik untuk tinggi vessel dengan rasio level operasi
dan diameternya lebih besar dari 1 tetapi tidak dapat di aplikasikan untuk
densitas liquida yang tinggi(Triwibowo, Puspita and Putri, 2017)

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
a. Mempelajari karakteristik sistem pengaduk dalam tangki.
b. Menghitung daya motor pengaduk dalam tangki.

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pencampuran (mixing)


Proses pencampuran (mixing) sering digunakan karena dapat
mempercepat terjadinya perpindahan massa dan panas. Untuk melakukan
proses pencampuran maka digunakan tangki pengaduk. Tangki pengaduk
secara umum terdiri dari impeller yang terhubung dengan shaft sebagai
penggeraknya, dan dilengkapi dengan baffle. Bentuk geometri dari tangki
berpengaduk sangat menentukan dalam proses pencampuran agar tercapai
tujuan pencampuran seperti yang diinginkan.
Proses pengadukan memiliki beberapa tujuan antara lain untuk
mendistribusikan nutrient pada biogas digester secara merata, membentuk
suspense antara padat dan cair, menghindari terjadinya proses sedimentasi
partikel, mempercepat proses pencampuran fluida karena dapat
mempercepat terjadinya proses sedimentasi partikel, mempercepat proses
pencampuran fluida karena dapat mempercepat terjadinya perpindahan
massa dan energi yang berupa panas, baik yang disertai reaksi kimia
maupun tidak, mencegah terjadinya pembentukan form dan mempermudah
gas untuk bisa terangkat dari proses fermentasi substrat pada kondisi kering.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran adalah:
A. Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya
menguntungkan proses pencampuran. Sebaliknya, aliran yang laminer
dapat menggagalkan pencampuran.
B. luas permukaan, Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang
dicampur berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya
dalam campuran, maka proses pencampuran semakin baik.
C. Kelarutan. Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur
maka semakin baik pula pencampurannya(Mumtazah, 2018).
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan
didalam bahan yang diaduk. Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran adalah suatu operasi yang
bertujuan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat yang
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau bisa juga pencampuran adalah
penggabungan dua atau lebih bahan yang berbeda fase, seperti fluida atau
padatan halus dan hal ini bertujuan untuk mengacak yang satu terhadap yang
lain sehingga terjadi distribusi. Pencampuran dapat menimbulkan gerak
didalam bahan itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak
satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah
satu cara operasi pencampuran. Pencampuran dapat dibedakan:
1. Pencampuran zat cair yang mampu-campur
Pencampuran zat cair yang mampu-campur (miscible) di dalam tangki
merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen,
impeller akan menghasilkan arus kecepatan tinggi, dan fluida itu
mungkin dapat bercampur, baik di daerah sekitar impeller Karena
adanya keturbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu melambat karena
adanya membawa ikut zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding
terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah
menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah
aliran. Fluida akan mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke
pusat impeller, di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
2. Pencampuran tanpa-gerak
Gas dan zat cair yang tidak viskos dapat dicampurkan dengan baik
dengan melewatikannya melalui sepotong pipa kosong atau pipa yang
diperlengkapi dengan sekat. Pencampuran yang lebih sulit bias
dilakukan dengan menggunakan pencampuran tanpa-gerak (motionless
mixer), yaitu suatu peranti yang digunakan secara komersial di mana
terdapat berganti-ganti elemen-elemen yang membagi dan menyatukan
kembali bagian-bagian arus fluida.
3. Memilih pencampuran
Hubungan langsung antara daya yang terpakai dengan derajat
pencampuran tidak selalu ada. Bila zat cair berviskositas rendah

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
menggelora di dalam bejana tak bersekat, partikel-partikelnya mungkin
menjalani lintasan kecil selama-lamanya dan mungkin tidak bercampur.
Tetapi bila bejana itu di pasang sekat, pencampuran terjadi lebih cepat.
Lebih banyak bagian energi yang digunakan untuk pencampuran dan
lebih sedikit untuk aliran lingkar. Bila waktu campur merupakan waktu
yang kritis, pencampur yang baik adalah yang dapat mencampur dalam
waktu yang di tentukan dengan penggunaan daya yang sekecil-kecilnya.
Dalam banyak hal, diinginkan waktu campur yang singkat tetapi hal
ini tidak selalu paling menentukan, sebab biasanya yang dicari adalah
kompromi yang mempertimbangkan biaya energi untuk pencampuran
dan biaya investasi alat pencampur. Untuk mencampurkan pereaksi di
dalam tangki umpan atau untuk mencarkan hasil dari berbagai tumpak
(batch) pengolahan dalam tangki penimbun dapat digunakan pencampur
yang ukurannya relatif kecil, walaupun alat itu memerlukan beberapa
menit untuk menyelesaikan pencampuran. Suspensi partikel zat padat di
dalam zat cair  di buat untuk berbagai tujuan umpamanya untuk
membuat campuran yang homogen yang akan diumpamakan ke dalam
unit pengolah, atau untuk melarutkan zat padat untuk mempercepat
reaksi kimia atau untuk mempercepat pembentukan kristal didalam
larutan lewat jenuh. Bila zat padat di suspensikan di dadalam tangki
yang diaduk ada beberapa cara untuk mendefinisikan kondisi suspensi
itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat suspensi yang
belainan pula dan karena itu kita perlu menggunakan definisi yang tepat
dan korelasi yang semestinya di dadalam merancang atau dalam
penerapan ke skala besar. Derajat suspensi yang diberikan di bawah ini
disusun dalam urutan keseragaman suspensi yang makin baik dan
pemasukan daya yang makin tinggi(Mumtazah, 2018)

2.2 Tangki Pengaduk


Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat,
cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi
kimia, proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas
sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan
atau dapat dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat dipisah-
pisahkan juga dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki pengaduk.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja
berlapis karet.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung antara lain
pada faktor-faktor berikut :
A. Jenis alat pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun
pengaduk terhadap diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi
dalam bejana pengaduk.
B. Jenis bejana pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya,
derajat keisian (degree of  fullness).
C. Jenis dan jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati,
suspensi kasar, suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan
kerapatan dalam campuran, besar dan bentuk partikel padat
yang  diaduk
Ada dua macam impeller pengaduk yaitu jenis pertama membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan yang kedua membangkitkan
arus pada arah tangensial atau radial. Impeller jenis pertama disebut
impeller aliran aksial (axial flow impeller), sedang yang kedua ialah impeler
aliran radial (radial flow impeller ). Dari segi bentuknya, ada tiga jenis
impeler : propeller (baling-baling), dayung (paddle), dan turbin. Masing-
masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub jenis. Propeler
merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, yaitu 1.150 atau 1.750 put/min, sedangkan propeller besar berputar
pada 400 sampai 800 put/min. Arus yang meninggalkan propeler mengalir
melalui zat cair menurut arah tertentu sampai di belokkan oleh lantai atau

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dinding dalam bejana(Elvis, 2020)
Menurut aliran yang dihasilkan pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Pengaduk aliran aksial
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan
sumbu poros pengaduk.
2. Pengaduk aliran radial
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah tangensial
dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial
akan menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya suatu pusaran
tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau cruciform
buffle.
3. Pengaduk aliran campuran
Pengaduk ini merupakan gabungan dari dua jenis pengaduk diatas.
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup
efektif. Kadang-kadang daun-daunnya di buat miring, tetapi biasanya
vertikal saja. Dayung ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan
rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali
bila daunnya agak miring.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yang
terdiri :
a.Propeller
Merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan
motor penuh. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalu zat
menurut arah tertentu dan sampai di belokkan oleh lantai dinding bejana.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang
kuat, umpamanya kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat
yang berada dalam suspensi(Elvis, 2020)

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
b. Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung datar
berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang-kadang daunnya dibuat miring tapi biasanya vertikal saja. Dayung
ini berputar ditengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya
gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
c. Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun-
daun yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu
poros yang dipasang pada pusat bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh
juga lengkung, sudut vertikal. Impellernya mungkin terbuka, setengah
terbuka atau terselubung. Diameter impellernya biasanya lebih kecil dari
diameter dayung yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter
bejana. Turbin biasanya efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas.
Pada cairan berviskositas rendah turbin itu menimbulkan arus yang sangat
deras yang berlangsung pada keseluruhan bejana.
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi
dari pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut
dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system fluida
tersebut. Oleh sebab itu pengaduk merupakan bagian yang paling penting
dalam suatu operasi pencampuran fase cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatiakn bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan
proses pencampuran, serta daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di
dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang berbentuk silinder dengan
sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke
udara atau dapat pula tertutup. Yang dimaksud dengan tangki pengaduk
(tangki reaksi) adalah bejana pengaduk tertutup yang berbentuk silinder,
bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama digunakan
untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang
lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan
kristalisasi. Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan
mantel ganda yang di las atau di sambung dengan flens atau dilengkapi
dengan kumparan yang berbentuk belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah
kerugian panas tangki dapat diisolasi(Triwibowo, Puspita and Putri, 2017).
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain
bawahnya cekung.
2.  Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3.  Kelengkapannya, seperti :
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam
tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai
pengendali suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran proses kontinu.
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk
pengukuran suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki
pengaduk.
Tangki berpengaduk ini juga merupakan suatu heat exchanger. Cairan
didalam tangki dipanaskan oleh aliran cairan didalam jaket (air panas) yang
mengelilingi tangki. Cairan didalam diaduk terus menerus untuk menambah
perpindahan panas (heat transfer) juga untuk menjaga suhu cairan merata
diseluruh bagian tangki. Air yang tersirkulasi didalam jaket dipanaskan oleh
aliran uap melalui “steam jet heater”. Steam jet heater digunakan untuk
pemanasan lansung suatu cairan dengan uap pemanas dimana uap tersebut
mengembun (terkondensasi) didalam cairan. Didalam pemanas
ada nozzle pengembunan yang dilubangi supaya uap dapat masuk kedalam
cairan. Untuk air pemanas reactor yang dilengkapi dengan jaket atau coil
pemanas dibutuhkan kapasitas pemanas atau pendingin yang berubah-ubah

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
untuk proses pemanasan, penyimpanan dan pendinginan.
Keuntungan pemakaian tangki berpengaduk, yaitu :
a. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki
selalu serba sama. Hal ini memungkinkan mengadakan suatu
proses isothermal dalam tangki berpengaduk untuk reaksi yang panas
reaksinya sangat besar.
b. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka
waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi
didalam tangki.
Kerugian pemakaian tangki berpengaduk yaitu:
a. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efesiensi
untuk reaksi-reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.
b. Untuk reaksi yang memerlukan tekanan tinggi.
c. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki pengaduk
lebih rendah.
d.  Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan reaksi yang
ditunjukkan waktu aliran keluar dari tangki(Alumunium et al., 2021)

2.3 Pola Aliran


Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi)
tangki, sekat, dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki
mempunyai tiga komponen, dan pola aliran keseluruhan didalam tangki itu
tergantung pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu lokasi ke lokasi
lain. Komponen kecepatan yang pertama ialah komponen radial yang
bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua,
ialah komponen tangensial, atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung
terhadap lintasan terhadap lintasan lingkar disekeliling poros. Dalam
keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial dan tangensial
berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen longitudinalnya
vertikal. Komponen radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. Bila
poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki, komponen tangensial
biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti suatu
lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan voteks
pada permukaan zat cair, seperti terlebih dalam gambar. Adanya sirkulasi
aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai laisan tanpa
adanya aliran longitudinal.(Altway, Winardi and Rachimoellah, 2016)
Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis
pengaduk. Karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan
ukuran antara tangki, pengaduk dan sekat. Kecepatan partikel fluida disetiap
titik dapat diuraikan dalam tiga komponen yaitu:
A. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu
pengaduk.
B. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
C. Komponen tangensial atau rotasional, bekerrja dalam arah garis singgung
lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti
lintasan melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan vorteks dipermukaan
cairan. Jika tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis aliran axial
maupun radial akan menghasilkan aliran melingkar. Karena pusaran itu
terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua jenis pengaduk dan
vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga gas diatas
permukaan akan terhisap.
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1. Pengadukdipasang off center atau miring.
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu
cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal
kearah luar dan dari situ bergerak ke bawah dan sesampai ke dasar tangki
lalu ke pusat karena itu, bukannya pencampuran yang berlangsung, tetapi
sebaliknya pengumpulan yang terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi zat

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
cair bergerak menurut arah gerakan daun impeller, kecepatan relatif antra
daun dan zat cair itu berkurang dan daya yang dapat diserap zat cair itu
menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, aliran putar itu dapat
dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial.
Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu
dapat dikatakan tetap bagaimanapun bentuk mungkin sedemikian dalamnya,
sehingga mencapai impeller, dan gas dari atas permukaan zat cair akan
tersedot ke dalam zat cair itu(Elvis, 2020).

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
Serangkaian Alat Tangki Pengaduk

3.2 Bahan
Eceng Gondok

3.3 Cara Kerja


Mengukur diameter dalam tangki dan diameter pengaduk. Kemudia
dimasukkan air dengan volume tertentu ke dalam tangki tanpa baffle
kemudian diukur tinggi cairan. Pengaduk dimasukkan ke dalam tangka lalu
alat dikalibrasi dengan waktu tertentu. Kemudian bahan dimasukkan ke
dalam tangki dan dicacat daya dan putarannya. Prosedur di atas diulangi
dengan menggunakan tangki dengan baffle.

TANGKI BERPENGADUK
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
I PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Altway, A., Winardi, S. and Rachimoellah, M. (2016) ‘reraduk Aliran’, 28(2).


Alumunium, F. et al. (2021) ‘DEGRADASI LIMBAH TAHU DENGAN
KOAGULASI TANGKI BERPENGADUK’, 2, pp. 56–60.
Elvis, N. I. (2020) ‘Rancang Bangun Kendali Suhu Pemanas Tangki Berpengaduk
Kontinyu menggunakan Pengendali PID berbasis NI ELVIS II dan
LabVIEW’, 4(2), pp. 141–152.
Triwibowo, B., Puspita, D. R. and Putri, A. (2017) ‘Simulasi distribusi shear stress
pada dasar tangki sistem pengadukan berbasis Computational Fluid Dynamics
( CFD )’, 9(1), pp. 20–28.
Mumtazah, N. (2018) ‘Simulasi Waktu Pencampuran Dalam Tangki Berpengaduk
Samping Berbasis KDF’.

TANGKI BERPENGADUK

Anda mungkin juga menyukai