Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2

ARUS BOLAK-BALIK

Nama : Izzahuddin Kamil


NIM : 101120011
Kelas : GP-2
Tanggal Praktikum : Jum’at, 19 Februari 2021
Pimpinan Praktikum: Rendy Elmianto
I. INTISARI
Laporan praktikum Modul 2 Arus Bolak-Balik ini bertujuan untuk membedakan arus
searah dan bolak-balik, Mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak-balik, dan
memahami konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif. Pada praktikum modul
ini dilakukan 3 percobaan yaitu pembangkit arus bolak-balik sederhana, reaktansi
kapasitif, dan reaktansi induktif. Dari tiga percobaan tersebut, didaptkan data yang
akan digunakan pada proses perhitungan. Perhitungan dilakukan dengan melihat data
yang didapatkan dari 3 percobaan tadi, data tersebut digunakan untuk menghitung
VS, VC, VR, XC, dan impedansi. Pada percobaan tersebut juga didapatkan data
mengenai perbedaan antara rangkaian yang dipasangkan kapasitor dan induktor.
Dilanjutkan dengan pembahasan yang berisi penjelasan tentang apa yang dihasilkan
oleh gerakan bolak-balik ujung magnet batang ke dalam kumparan dan bagaimana
cara penulis mengetahuinya, penjelasan tentang peristiwa fisis yang terjadi pada
magnet dan kumparan sehingga menyebabkan jarum pada galvanometer berubah
posisi dan faktor apa saja yang mempengaruhi besar simpangan jarum galvanometer,
perbandingan tegangan yang didapat (Vr dan Vc) dari hasil percobaan untuk sumber
daya DC dan AC dan perbandingan tegangannya berdasarkan perhitungan, pengaruh
induktor dalam rangkaian arus searah pada percobaan reaktan induktif rangkaian DC,
dan penjelasan mengapa pada saat pemberian arus DC pada kapasitor, arus tidak
mengalir, namun pada saat pemberian arus DC pada induktor, arus mengalir.
Dilanjutkan dengan kesimpulan yang membahas perbedaan arus searah dan bolak
balik, pengukuran besaran dalam rangkaian berarus bolak balik, dan konsep reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif.

Kata kunci: Arus AC, arus DC, induktor, kapasitor, resistor

II. PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mampu membedakan arus searah dan bolak-balik
2. Mengukur besaran dalam rangkaian berarus bolak-balik
3. Mampu memahami konsep reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif
B. Dasar Teori
Listrik merupakan salah satu gaya pokok di alam, di analogikan dengan gaya
gravitasi. Jika gaya gravitasi terbentuk antara dua objek yang bergantung pada
massa objek tersebut, sedangkan gaya listrik diantara dua yang bergantung pada
muatannya. Muatan adalah properti dasar dari dua partikel elementer ( electron dan
proton ) yang biasanya menjadi penyusun nyaris semua bahan yang ada di alam.
Pada kenyataannya, hal itu adalah gaya listrik yang dibentuk oleh protan dan
elektron dalam atom.
Aplikasi dari kegunaan dari listrik adalah dibuat berdasar kemampuanuntuk
menghasilkan dan mengolah aliran muatan partikel. Pada bagian ini kita akan
membahas prinsip-prinsip listrik untuk memahami peralatan seperti radiasi sinar-x
dan sinar katoda.
(Kasman, 2014)
Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe arus listrik
bolak-balik. Ide mengenai arus AC dikembangkan oleh Nikola Tesla yang
bekerjasama dengan perusahaan Westinghouse dan digunakan secara komersil pada
pertengahan abad 20-an. mendatar (singkatan dari alternating current) atau yang
biasa disebut dengan arus bolak balik, adalah arus listrik yang nilainya berubah-
ubah terhadap satuan waktu. Sumber arus AC yang paling umum adalah berasal dari
induksi elektromagnetik yaitu dari generator AC yang secara eksklusif dioperasikan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun dari generator portabel (genset AC).
Penggunaan arus AC yang paling umum adalah pada rumah tangga, di mana arus
AC dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menyalakan perangkat-perangkat
elektronik seperti televisi, air conditioner (AC), lampu rumah dan lain sebagainya.
(Samuel dan Koko, 2019)
Gambar 2.1 menunjukkan 2 arus bolak balik berbentuk sinusoidal yang memiliki
periode dan phasa tertentu. Kedua sinyal tersebut dapat ditulis dengan persamaan
matematika sebagai berikut:
𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝑤𝑡) ; 𝐼2 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝑤𝑡 − 𝜑) (2.1)
Dalam konsep phasor, dapat juga ditulis sebagai berikut:
𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠90𝑜 ; 𝐼2 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠ − 𝜑 𝑜 − 90𝑜 (2.2)

Gambar 2.1. Contoh arus bolak-balik


Nilai tersebut didapat dengan cara:
𝐴𝑐𝑜𝑠(𝑤𝑡 + ∅𝑜 ) = 𝐴∠∅𝑜 (2.3)
Maka,
𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝑤𝑡) = 𝐼𝑚𝑎𝑥 cos(𝑤𝑡 − 90𝑜 ) = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠ − 90𝑜 (2.4)
Pada pengukuran menggunakan multimeter digital yang sudah dalam mode
pengaturan AC, arus yang akan terbaca adalah hanya nilai efektifnya saja, biasa
ditulis dengan 𝐼𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 √2 (2.5)
Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang dapat
menghambat arus) yang digunakan adalah impedansi (𝒛(Ω)). Berbeda dengan
resistansi pada konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase relatif yang
diakibatkan oleh komponen induktor dan kapasitor.
𝑗
𝑍𝑅 = 𝑅; 𝑍𝐿 = 𝑗𝑤𝑙; 𝑍𝐶 = − (2.6)
𝑤𝐶
𝑍 = 𝑍𝐿 + 𝑍𝐶 + 𝑍𝑅 (2.7)
Untuk mendapatkan nilai 𝑍 total tersebut digunakan konsep phasor. Hal ini juga
berlaku untuk besaran yang mengandung vektor lainnya. Contohnya jumlah
tegangan induktor dan resistor. Tegangan induktor akan berbeda fasa 90° dengan
tegangan resistor. Maka, tegangan total dari kedua komponen ini adalah:
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑅 (2.8)
|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 |∠𝜙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = |𝑉𝐿 |∠𝜙𝐿 + |𝑉𝑅 |∠𝜙𝑅 (2.9)
Perbedaan fasa 90𝑜 inilah yang menyebabkan |𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 | ≠ |𝑉𝐿 | + |𝑉𝑅 |,
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √|𝑉𝐿 |2 + |𝑉𝑅 |2 (2.10)
(Rendy, 2021)
C. Alat-Alat Percobaan
Tabel 2.1. Alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah

Kumparan 1000 lilitan 1

Magnet batang 1

Galvanometer 1

Poros jarum 1

Multimeter digital 1

Kabel probe 10

Catu daya 1

Saklar SPST 1

Resistor 100 Ω 1

Kapasitor 5µF 1

D. Prosedur Percobaan
Pada modul ini dilakukan 3 percobaan yaitu pembangkit arus bolak balik
sederhana, reaktansi kapasitif, dan reaktansi induktif. Langkah-langkah percobaan
dapat dilihat dibawah ini.
1. Percobaan 1: pembangkit arus bolak-balik sederhana
1. Galvanometer dihubungkan dengan kumparan 1000 lilitan
menggunakan kabel probe
2. Magnet batang diambil dan dimasukan dengan perlahan ke kumparan
dan terlihat jarum galvanometer menyimpang ke arah kanan dan ketika
ditarik jarum galvanometer Kembali ke kiri
Gambar 2.2. Pembangkit arus bolak-balik sederhana

2. Percobaan 2: Reaktansi Kapasitif


1. Catu daya sebagai sumber tegangan DC dihubungkan pada saklar
2. Lalu saklar dihubungkan dengan kapasitor kemudian dibuat seri dengan
hambatan 100 ohm dan dihubungkan dengan titik negatif pada catu
daya DC
3. Rangkaian dinyalakan dan diukur disetiap titik menggunakan
multimeter
4. Pertama-tama Vs diukur dan nilai yang keluar pada multimeter diamati
dan dicatat
5. Hal yang sama dilakakan pada Vc dan Vr
6. Pengukuran kembali dilakukan pada setiap titik yang sama tetapi probe
pada multimeter dibalik
7. Pengukuran sealanjutnya digunakan amperemeter dan dihubungkan
secara seri pada rangkaian, probe dihubungkan pada perhubungan
kapasitor menuju resistor
8. Rangkaian dinyalakan dengan sumber tegangan catu daya sebesar 2V
DC
9. Kemudian nilai yang keluar pada amperemeter dicatat.
10. Pengukuran selanjutnya probe pada mutimeter dibalik (sebelum
membalik probe rangkaian diatikan terlebi dahulu)
11. Nilai yang keluar pada amperemeter diamati dan dicatat
12. Setelah selesai dengan pengukuran DC seanjutnya sumber catu daya
diubah menjadi AC (rangkaian yang sama masih digunakan) dan diukur
menggunakan voltmeter
13. Pengukuran dilakukan pada titik Vs, Vc, dan Vr
14. Selanjutnya besar arus pada rangkaian dihitung menggunakan
amperemeter
15. Amperemeter dihubungkan secara seri kerangkaian pada perhubungan
kapasitor dengan resistor (saat proses perangakaian pastikan semua
rangkaian dalam keadaan mati)
16. Jika rangkaian telah tersusun, rangkaian dinyalakan dan catat angka
yang keluara pada amperemeter
17. Probe pada ampere meter dibalik dan lakukan pengukuran selanjutnya
18. Nilai yang keluar pada amperemeter diamati dan dicatat

Gambar 2.3. Rangkaian RC 1

Gambar 2.4. Rangkaian RC 2


3. Percobaan 3: Reaktansi Induktif
1. Pada percobaan 3 digunakan rangkaian yang sama dengan percobaan 2,
tetapi kapasitor diganti menggunakan inductor
2. Catu daya digunakan sebagai sumber tegangan AC dan DC
3. Pertama-tama catu daya digunakan sebagai sumber DC sebesar 2V,
Pengukuran dilakukan seperti percobaan 2

Gambar 2.5. Rangkaian RL 1

Gambar 2.6. Rangkaian RL 2


III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
A. Percobaan 1
Galvanometer dihubungkan dengan kumparan 1000 lilitan menggunakan probe.
Kemudian Magnet batang diambil dan dimasukan dengan perlahan ke kumparan
dan terlihat jarum galvanometer menyimpang ke arah kanan dan ketika batangan
magnet ditarik jarum galvanometer Kembali ke kiri
B. Percobaan 2
Tabel 2.2. Data percobaan reaktansi kapasitif

𝐕𝐒(𝑽) 𝐕𝐑(𝑽) 𝐕𝐂(V) 𝐈 (𝒎𝑨)


𝐕𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫
𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐
2𝑉 DC 2,27 -2,27 0 0 2,27 -2,27 0 0
2𝑉 AC 2,29 2,29 0,341 0,341 2,25 2,25 3,44 3,44
1. Perhitungan 𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 :
𝑉𝑅𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐼 × 𝑅
= 0,00344 x 100
= 0,344 V
2. Perhitungan Vcteori:

𝑉𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √𝑉𝑆 2 − 𝑉𝑅 2

𝑉𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √2,292 − 0,3412

𝑉𝐶𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = √5,128 = 2,264 𝑉


3. Perhitungan Xc:
𝑉𝑐 2,25
𝑋𝐶 = = = 654,069 𝑉
𝐼 0,00344
4. Perhitungan impedansi:

𝑍 = √𝑅 2 − 𝑋𝑐 2

𝑍 = √1002 − 654,0692

𝑍 = √10000 − 427.806,257
Z = -417.806 Ω

C. Percobaan 3
Tabel 2.3. Data percobaan reaktansi induktif

𝐕𝐒(𝑽) 𝐕L(𝑽) 𝐕r(𝑽) 𝐈 (𝒎𝑨)


𝐕𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫
𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐 𝐏𝟏 𝐏𝟐
2𝑉 DC 2,3 -2,3 0,25 -0,25 2 -2 20,3 20,3
2𝑉 AC 2,89 2,89 0,298 0,298 2 2 20,66 20,66

IV. PEMBAHASAN

Ketika kutub utara magnet dimasukan kedalam kumparan, terlihat pada jarum
galvanometer menyimpang kearah kanan dan ketikan batangan magnet ditarik keluar
jarum galvanometer menyimpang ke arah kiri, tetapi ketika batangan magnet
didiamkan didalam kumparan jarum pada galvanometer tidak bergerak. Ketika hal
tersebut dilakukan akan menyebabkan arus induksi. Arus induksi mengalir menuju
ke arah steker positif. Dari dilakuaknnya percobaan ini kita dapat meninjau arah
medan magnet induksi yang ditimbulkan. Arah medan magnet yang dihasilkan pada
percobaan ini adalah kearah kanan. Hal tersebut menunjukan bahwa titik utara pada
kumparan adalah disisi sebelah kanan dan selatan disebah kiri. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa jarum galvanometer menunjukan arah medan magnet induksi.
ketika magnet di gerakkan dalam kumparan terjadi interaksi antara garis gaya
magnet dengan kumparan. Hal ini menyebabkan perubahan garis gaya magnet yang
masuk kumparan dan mengakibatkan jarum galvanometer menyimpang , apabila
magnet dimasukkan lebih dalam maka garis gaya magnet akan terbentuk semakin
banyak. Saat magnet di keluarkan dari kumparan maka garis gaya magnet akan
berkurang, perubahan arah penyimpangan pada galvanometer akibat perubahan garis
gaya magnet menunjukkan adanya arus bolak balik (AC) yang mengalir pada
kumparan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar simpangan jarum galvanometer
adalah, kekuatan magnet, laju perubahan fluks, banyak lilitan pada kumparan, dan
luas penampang kumparan.
Menurut hasil percobaan reaksi kapisatif saat rangkaian DC diberikan tegangan
sebesar 2V menghasilkan VR pada P1 dan P2 sebesar 0 volt, sedangkan pada
rangkaian AC saat diberikan tigangan yang sama menghasilkan VR pada P1 dan P2
sebesar 0,341. Pada rangkaian DC menghasilkan VC pada P1 dan P2 sebesar 2,27
dan -2,27 sedangkan pada rangkaian AC menghasilkan VC pada P1 dan P2 sebesar
2,25. Sedangkan secara teori pada rangkaian DC memiliki besar yang sama yaitu 0,
tetapi pada rangkaian AC sedikit berbeda yaitu VR pada P1 dan P2 sebesar 0,344 V
dan VC pada P1 dan P2 sebesar 2,264.
Pengaruh induktor pada rangkaian DC dipercobaan ini adalah arus listrik tetap
mengalir menuju VR karena berbeda dengan kapasitor, induktor tidak menyimpan
listrik melainkan tetap mengalirkan listrik sehingga VR pada rangkaian DC tetap
dialiri listrik.
Pada rangkaian DC arus listrik tidak mengalir sampai ke resistor dikarenakan
listrik yang mengalir pada rangkaian semuanya tersimpan pada kapasitor sehingga
tidak sampai pada resistor. Hal yang berbeda terjadi ketika kapasitor diganti dengan
induktor. Saat kapasitor diganti dengan induktor arus listrik tetap bisa mengalir
menuju resistor karena induktor tidak menyimpan listrik melainkan mengalirkannya
kepada resistor.

V. KESIMPULAN
1. Arus DC hanya dapat mengalir satu arah dengan rangkaiannya sedangkan arus
AC dapat mengalir secara bolak-balik di suatu rangkaian.
2. Pada rangkaian AC besaran yang didapatkan pada P1 dan P2 sama besar. Pada
percobaan kapasitif didapatkan nilai pada VS, VR, VC, dan I secara berturut turut
adalah 2,29 V, 0,341 V, 2,25 V, dan 3,44 mA. Sedangkan pada percobaan induktif
didapatkan nilai P1 dan P2 yang sama besar pada Vs, VL, Vr, dan I secara berturut
turut adalah 2,89 V, 0,298 V, 2 V, dan 20,66 mA
3. Pada reaktansi induktif di rangkaian DC resistor tetap menerima arus listrik
karena induktor tidak menyimpan arus listrik, sedangkan pada reaktansi kapasitif
di rangkaian DC resistor tidak menerima arus listrik karena listrik yang dialirkan
sudah disimpan pada kapasitor sebelum mencapai resistor

VI. REFERENSI
1. Elmianto, R. 2021. Modul 2 Arus Bolak-Balik. Jakarta: Universitas Pertamina
2. Gideon, S dan Pratama Saragih, K. 2019. Analisis Karakteristik Listrik Arus
Searah dan Bolak-Balik. Medan: Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
3. Kasman, D. 2014. Perbedaan Gambaran Histopatologi Otot Jantung Tikus
Wispar Akibat Paparan Arus Listrik Melalui Media Air Tawar dan Air Laut.
Semarang: Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai