Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN DENGAN HYDROCEPHALUS
Oleh :
A. DEFINISI
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikelserebral, ruang
subarachnoid atau ruang subdural. Hidrocefalus merupakan penumpukan cairan
serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak,
walaupun pada kasus Hidrosefalus pada anak – anak cairan akan berakumulasi di
dalam rongga araknoid. Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani, hidroartinya air.
Sefalus artinya kepala. Maka Hidrosefalus adalah penimbunan cairan diruang yang
secara normal terdapat dalam otak (Nurhayati. 2009).
B. ETIOLOGI
Penyebab hidrosefalus tabagi menjadi dua, yaitu :
1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim, atau
infeksi intrauterine (stenosis aquaductus sylvi, spina bifida dan kranum bifida,
syndrom dandy walker, kista araknoid dan anomali pembuluh darah)
2. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, perdarahan
C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hydrocephalus secara keseluruhan di dunia mencapai 84,7 per 100.000.
Insidensi hydrocephalus kongenital mencapai 3-4 per 1.000 kelahiran hidup. Terdapat
sekitar 100.000 implantasi shunting dilakukan setiap tahunnya pada negara-negara
berkembang. Insidensi normal pressure hydrocephalus (NPH) adalah 0,2-5,5 per 100.000
orang per tahun dengan prevalensi 0,003% pada usia <65 tahun dan 0,2% sampai 2,9%
pada usia >65 tahun. Di Indonesia, data epidemiologi mengenai hydrocephalus masih
jarang ditemukan. Namun, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Rahmayani et al. di
RSUD dr. Soetomo, dari 80 pasien yang menderita hydrocephalus, 41,25% mengalami
hydrocephalus komunikans dan 58,75% mengalami hydrocephalus non komunikans.
Insidens hydrocephalus di Indonesia mencapai 10 permil. Bayi merupakan kelompok usia
terbanyak yang mengalami hydrocephalus (46,25%), sedangkan neonatus hanya
mencapai 5%. Jenis kelamin yang lebih banyak mengalami hydrocephalus adalah laki-
laki dengan rasio 2,1:1. Hal ini karena adanya faktor genetik (gen resesif terkait-X).
Pada bayi
Penurunan Oksigen
Hambatan
Ventilasi Spontan
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejalan yang nampak berupa gejala akibat tekanan intra kranial yang meninggi
1. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun
Ukuran rata – rata lingkar kepala
Umur Lahir Ukuran
Lahir 35 cm
3 bulan 41 cm
6 bulan 44 cm
9 bulan 46 cm
12 bulan 47 cm
18 bulan 48,5 cm
F.PEMERIKSAAN FISIK
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ATAU PENUNJANG
1. CT Scan, cara yang paling baik untuk mendiagnosis hidrosefalus
2. Magnetic Resonance Imanging ( MRI ), dapat dilakukan untuk menentukan
lesi kompleks
3. Lingkar kepala pada masa bayi
4. EEG mengetahui status neurologi pasien, misalnya gangguan kesadaran,
motorik/kejang
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi hidrosefalus, menangani
komplikasi, mengatasi efek hidrosefalus atau gangguan perkembangan.
Penatalaksanaan terdiri dari :
1. Non pembedahan : pemberian actazolamide dan isosorbide atau furosemid
yang berfungsi untuk mengurangi cairan serebrospinal
2. Pembedahan : pengangkatan penyebab obstruksi misal neoplasma, kista atau
hematom ( pemasangan shunt bertujuan mengalirkan cairan cerebrospinal
yang berlebihan dari ventrikel ke ruang dekstra kranial, misalnya ke rongga
peritonium, atrium kanan dan rongga pleura.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Diagnosis Keperawatan
2. Keluhan Utama 1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
3. Riwayat Penyakit Serebral
5. Pemeriksaan Fisik 2. Nyeri Akut
6. Pengkajian persistem 3. Risiko Infeksi
7. Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang NIC dan NOC
NIC:
Madsen, J.R. Egnor, M. & Zou, R., 2006. Cerebrospinalfluid pulsatility and
hydrocephalus: the fourth circulation. Di dalam: Clinical neurosurgery. Proceeding of
the
congress of neurological surgery, 53, USA: Lippincott William & ilkins, hal.48-52.