Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERHADAP

PEMBELIAN BUAH MANGGA GEDONG GINCU

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Elpawati, M.P

disusun oleh:
Anastassyah Azzahra
NIM: 11180920000135

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata hortus artinya kebun, dan kata
culture yang artinya bercocok tanam. Jadi secara umum, hortikultura adalah segala kegiatan
bercocok tanam seperti sayur-sayuran, buah-buahan ataupun tanaman hias dimana lahan kebun
sebagai tempatnya. Beberapa contoh komoditas dari tanaman hortikultura yang mempunyai
potensi pasar dalam dan luar negeri adalah bawang merah, cabe merah, anggrek, manggis dan
mangga (Kementan, 2012).

Mangga gedong gincu (Mangifera indica L) merupakan istilah untuk mangga gedong
yang sudah mengeluarkan warna kuning atau jingga pada kulit buah karena matang pohon.
Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, mangga gedong gincu merupakan salah satu
komoditas unggulan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis. Mangga gedong gincu
memiliki beberapa keunggulan yang menjadi daya tarik konsumen yaitu, memiliki warna kuning
atau jingga dan warna merah semburat dekat pangkal tangkai, rasanya manis keasaman serta
daging buahnya halus berserat dan beraroma harum (Kementan, 2010). Karena banyaknya
keunggulan dari buah mangga gedong gincu tersebut, maka tidak heran banyak konsumen dari
dalam maupun luar negeri yang membeli buah mangga gedong gincu.

Semakin banyak jumlah konsumen maka semakin beragam pula preferensi dan faktor
yang menyebabkan masing-masing konsumen terhadap pembelian buah mangga gedong gincu.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
buah mangga gedong gincu, maka dilakukanlah penelitian tentang analisis faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap pembelian buah mangga gedong gincu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja yang menjadi faktor terhadap konsumen dalam membeli buah mangga
gedong gincu?
1.2.2. Bagaimana preferensi konsumen terhadap buah mangga gedong gincu?
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli buah
gedong gincu.
1.3.2. Untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap buah mangga gedong gincu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangga Gedong Gincu

Tanaman mangga memiliki kelompok keluarga yang sama dengan jambu monyet dan
kedondong. Beberapa peneliti terdahulu telah menemukan 16 spesies dari keluarga
Anacardieceae yang berasal dari Asia Tenggara, dan 16 spesies diantaranya merupakan buah
yang dapat dikonsumsi. Tetapi hanya spesies Mangifera caesia, Jack.,Mangifera foetida, Lour.,
Mangifera odorata, Griff., dan Mangifera indica, L. yang biasa dikonsumsi. Diantara
keempatnya, spesies Mangifera indica, L. adalah spesies mangga yang memiliki jenis paling
banyak dan salah satunya adalah mangga gedong gincu.

Berikut merupakan klasifikasi mangga:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

Tanaman mangga cocok hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa
kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman
mangga mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga atau buah jika bunga
muncul pada saat hujan. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur
batangnya termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi
batang lebih dari 5 meter.

Berdasarkan SK.Mentan.No.28/Kpts/TP.240/1/1995 dalam Hega (2017), mangga varietas


gedong dapat dideskripsikan bahwa tanaman varietas ini memiliki bentuk pohon tegak dengan
ketinggian 9-15 meter. Kusumo et al.(1975) dalam Hega (2017) memilihkan bentuk tajuk pohon
mangga menjadi lima macam, yakni bulat, jorong ke atas, jorong ke samping, piramida lancip
dan piramida tumpul. Bentuk tajuk pohon mangga yang paling banyak adalah yang berbentuk
bulat seperti yang dimiliki oleh pohon mangga arumanis, kencono, cengkir, gedong, golek,
manalagi, kweni, budidaya dan buaya. Pohon-pohon ini memiliki tajuk berbentuk bulat dengan
diameter tajuk sebesar 7.3-14.5m. Daun mangga terletak di sepanjang ranting, bergantian dan
jaraknya tidak teratur, serta memiliki tangkai dengan bentuk jorong meruncing, kaku pada kedua
permukaannya halus, bagian atas berwarna hijau kekuningan. Buah mangga termasuk kelompok
buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah
bergantung pada macamnya. Bentuk buah mangga gedong adalah bulat dengan pangkal buah
agak datar dan sedikit berlekuk serta tangkai buah yang kuat terletak pada bagian tengah buah
dengan bobot buah matang berkisar antara 200-240g per buah dan berukuran 5-6 x 3 x 2-3cm.

Daya tarik pertama mangga gedong gincu ini terlihat dari warna buahnya yang kuning
kemerahan seperti gincu jika sudah matang yang akan muncul ketika umur buah sudah mencapai
90-100 hari setelah bunga mekar dan warna merah ini akan muncul pertama di bagian pangkal
buah jika buah mangga gedong tetap dibiarkan tumbuh di pohonnya. Jadi, apabila buah mangga
gedong dipetik sebelum warna gincunya muncul, maka buah ini akan tetap menjadi buah mangga
gedong, bukan buah mangga gedong gincu. Daya tarik lainnya dari buah berwarna gincu ini
terletak pada bagian aroma dan rasanya yang manis sekaligus sedikit asam. Mangga gedong
gincu memiliki daging buah yang tebal, berserat halus, berair banyak serta agak keras.
Permukaan kulit buah mangga gedong gincu ini berbintik putih kehijauan dan berlilin, serta agak
tebal sehingga dapat disimpan beberapa hari dan dikenal tahan dalam proses pengangkutan.

2.2 Konsumen

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumen adalah pemakai barang hasil
produksi (bahan pakaian, makanan, dsb), penerima pesan iklan, dan pemakai jasa (pelanggan
dsb). Menurut Munir Fuady (2008), konsumen adalah pengguna akhir (end user) dari suatu
produk, yaitu setiap pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsumen adalah setiap orang yang
mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu, atau setiap orang yang
mendapatkan barang dan/ atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang/ atau jasa
lain untuk diperdagangkan kembali, atau setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat
memiliki hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang. Secara umum dikenal ada 4 (empat) hak
dasar konsumen, yaitu; (1) Hak untuk mendapatkan keamanan (the right safety); (2) Hak untuk
mendapatkan informasi (the right to be informed); (3) Hak untuk memilih (the right to choose);
dan (4) Hak untuk didengar (the right to heard). Empat hal dasar ini diakui secara Internasional,
dalam perkembangannya organisasiorganisasi konsumen yang tergabung dalam The
International Organization of Consumer Union (IOCU) menambahkan beberapa hak, seperti hak
mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian dan hak mendapatkan
lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat.

Demi terlaksanakanya haknya tersebut, konsumen berhak mendapatkan informasi yang


akurat tentang barang dan/ atau jasa yang digunakannya. Selanjutnya, apabila terjadi sengketa,
konsumen berhak untuk mendapatkan bantuan hukum, perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa konsumen secara patut, sehingga hak-hak konsumen sebagai pemakai barang dan atau
jasa dapat ditegakkan. Beragamnya pilihan barang dan/ atau jasa yang beredar di masyarakat
memungkinkan konsumen untuk memilih barang dan/ atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhannya serta memilih barang dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan.

2.3 Perilaku Konsumen

Menurut Mangkunegara (2002), perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang


dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis
yang dapat dipengaruhi lingkungan. Sedangkan menurut Winardi dalam Sumarwan (2003)
definisi perilaku konsumen adalah perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam
merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-
tindakan nyata dari individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan
eksternal yang mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan dan menggunakan
barang dan jasa yang diinginkannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan


pembelian. Faktor-faktor tersebut sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh pemasaran, tetapi
harus diperhatikan, namun secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dibagi menjadi dua bagian yaitu eksternal dan faktor internal. Menurut Setiadi (2003),
faktor-faktor internal individual yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu; 1) motivasi, 2)
kepribadian, 3) pembelanjaan, 4) sikap, 5) persepsi konsumen. Selain faktor-faktor lingkungan
internal, faktor-faktor eksternal individu juga sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian
konsumen. Menurut Setiadi (2003) faktor-faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumen meliputi; 1) kelompok rujukan, 2) kelas sosial, 3) budaya, dan 4) komunikasi.

2.4 Keputusan Pembelian

Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai
produk yang dilihatnya, menurut Howard dan Shay (dalam Muhammad Rhendria Dinawan,
2010) proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan, yaitu; 1) Pemenuhan
kebutuhan (need), 2) Pemahaman kebutuhan (recognition), 3) Proses mencari barang (search), 4)
Proses evaluasi (evaluation), dan 5) Pengambilan keputusan pembelian (decision). Informasi
mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya muncul suatu kebutuhan, di sini
konsumen akan mempertimbangkan dan memahami kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada
produk sudah jelas maka konsumen akan mencari produk yang dimaksud, yang kemudian akan
berlanjut pada evaluasi produk dan akhirnya konsumen akan mengambil keputusan untuk
membeli atau memutuskan untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan
mempertimbangkan atau menunda pembelian pada masa yang akan datang.

Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk, selanjutnya mereka


menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber-sumber pada ciri-ciri seperti
karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan yang diberikan, harga, kenyamanan,
personil dan fisik. Konsumen biasanya memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan
ciri yang paling penting bagi mereka. Menurut Theofillus Kusuma Adhi (2006), suatu pembelian
tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui, mengenal dan kemudian memiliki
produk tersebut. Tahap-tahap proses pembelian ini dapat dibagi atas lima langkah, yaitu
mengetahui masalahnya (recognation of problem), mencari informasi (search for information),
mengevaluasi setiap alternatif (evaluation of alternative), memilih salah satu alternatif (choice),
dan menentukan hasil pilihan (outcome).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling dengan teknik sampling incidental. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97
sampel.

3.2 Metode Analisis Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi
Linier Berganda. Pada penelitian ini ada dua variabel yang diteliti yaitu variabel faktor individu
(X1) dan variabel faktor produk (X2). Secara umum, metode analisis linier berganda ini
digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap
variabel dependen (variabel Y). Dalam penelitian ini, variabel independen adalah faktor individu
(X1) dan faktor produk (X2) sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y)
sehingga persamaan regresi bergandanya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e.

Selanjutnya dilakukanUji F (Uji Simultan). Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Kriteria yang
digunakan adalah:

 Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F Tabel maka Ho diterima
 Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F Tabel maka Ho ditolak

Selain Uji F, metode selanjutnya adalah Uji T (Uji Parsial). Uji T yaitu suatu uji untuk
mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial atau individual terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Taraf Signifikan (< 0,05 )


 Apabila T hitung > T Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
 Apabila T hitung < T Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
BAB IV
KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Majalengka

Kabupaten Majalengka merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.


Ibukota Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan Majalengka. Luas daerah Kabupaten
Majalengka adalah 1204,24 km2 atau sekitar 2,71% dari luas Propinsi Jawa Barat. Kabupaten
Majalengka ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Kuningan di timur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya di selatan, serta
Kabupaten Sumedang di barat. Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi
lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Majalengka. Kantor
Bupati terletak di Pendopo, selatan dari Alun-alun Majalengka.

4.2 Keadaan Geografis

Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat
pada posisi 108°03’-108°19’ BT di sebelah barat, 108°12’-108°25’ BT di sebelah timur, 6°36’-
6°58’ LS di sebelah utara, dan 6°43’-7°03’ LS di sebelah selatan . Menurut data dari Bappeda
Majalengka, kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu: daerah
pegunungan dengan ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km² atau
40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka; daerah bergelombang atau berbukit
dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut dengan luas 376,53 Km² atau 31,27 % dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50
m diatas permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi sumber daya alam
yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga sektor pariwisata.

4.3 Penduduk

Menurut data dari Bappeda Majalengka, jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat
sebanyak 1.169.337 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 577.633 orang dan perempuan sebanyak
591.704 orang dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2. Sebagian besar penduduk
Majalengka adalah Suku Sunda, dan bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Namun untuk
wilayah Majalengka utara yang biasa disebut wilayah pekaleran meliputi Kecamatan Jatitujuh,
Ligung, Sumberjaya serta Desa Patuanan Kecamatan Leuwimunding mayoritas adalah Suku
Jawa dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Cirebon.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


1. Hasil Identifikasi Karakteristik Preferensi Konsumen
a. Karakteristik Preferensi Konsumen Berdasarkan Faktor Individu

Pada penelitian ini terdapat 5 item yang diteliti berdasarkan faktor individu yaitu,
motivasi, persepsi keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan. Motivasi konsumen
ketika membeli buah mangga gedong gincu cukup beragam, seperti ingin menikmati rasa
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, untuk alasan kesehatan atau hanya
sekedar penasaran dan ingin mencoba, ada pula alasan lainnya seperti disuruh orangtua
atau membeli sebagai oleh-oleh untuk menyenangkan keluarga.

Konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap buah mangga gedong


gincu, namun persepsi tersebut sebagian besar fokus pada kualitas produk itu sendiri, ada
yang mengatakan buah mangga gedong gincu itu buah yang beda dari yang lain,
warnanya menarik, aromanya khas, meyehatkan dan tentunya memiliki rasa yang enak,
adapun persepsi yang lainnya yaitu buah yang cocok dijadikan jus dan laku dipasaran
atau sedang trend. Konsumen juga dipengaruhi oleh keluarga dalam mengambil
keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.

Selain itu konsumen buah mangga gedong gincu tersebar di setiap wilayah, baik di
dataran rendah, dataran sedang maupun dataran tinggi. Dari segi pendapatan konsumen
berkisar antara kurang 1 juta sampai lebih dari 6 juta. Namun ada hal yang menarik
bahwa mayoritas konsumen tidak memiliki pendapatan atau enggan menyebutkan berapa
jumlah pendapatannya. Hal ini dkarenakan beberapa konsumen masih menjadi seorang
pelajar dan mahasiswa sehingga kebutuhannya masih ditanggung oleh orangtua.

b. Karakteristik Preferensi Konsumen Berdasarkan Faktor Produk

Terdapat 5 item produk yang akan diteliti yaitu, rasa, warna, tekstur, aroma dan
harga. Dari segi rasa hampir semua konsumen menginginkan rasa yang manis, meski
kriteria manisnya berbedabeda, sepereti manis saja, manis asam dan manis segar. Warna
buah yang paling banyak disukai oleh konsumen adalah warna orange/kuning dan warna
kuning semburat merah. Adapun dari segi tekstur mayoritas konsumen buah mangga
gedong gincu menginginkan tekstur buah yang lembut lembut namun tetap ada seratnya
dan ketika ditekan terasa kenyal tidak lembek.

Sedangkan dari segi aroma konsumen buah mangga gedong gincu mengharapkan
aroma yang khas, aroma ini sulit di deskripsikan dengan kata-kata namun pada intinya
banyak konsumen yang menyukai dan tetarik kepada buah mangga gedong gincu
dikarenakan aromanya. Dari segi harga mayoritas konsumen berpendapat bahwa harga
yang pas untuk 1 Kg buah mangga gedong gincu berkisar antara 10.000-20.000 rupiah.

2. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


a. Analisis Regresi Linier Berganda

Telah diperoleh koefisien regresi nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagai
berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variable Nilai Beta

Faktor Individu 0,253


Faktor Produk 0,516

Maka persamaan regesinya adalah:

Y = 0,253 X1 + 0,516 X2

Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Faktor Individu
X2 : Faktor Produk

1. Variabel independen faktor individu (X1) berpengaruh positif dengan nilai 0,253
terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Faktor individu terdiri dari
motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan. Berdasarkan
dari jawaban para responden dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan
motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
2. Variabel independen faktor produk (X2) berpengaruh positif dengan nilai 0,516
terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Faktor produk terdiri dari rasa,
warna, tekstur, aroma dan harga. Berdasarkan dari jawaban para responden dapat
diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan tekstur dan aroma berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sedangkan rasa, warna dan harga sangat berpengaruh
terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.
3. Variabel independen faktor produk adalah variabel yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Hasil analisis
menunjukan bahwa faktor produk berpengaruh lebih besar di banding faktor individu,
hal tersebut dikarenakan mayoritas konsumen ketika melakukan keputusan pembelian
lebih fokus pada faktor produk daripada faktor pribadi atau individu.

b. Hasil Uji F

Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F Tabel maka Ho diterima.

Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F Tabel maka Ho ditolak.

Telah dilakukan hasil uji F sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji F


Fhitung Ftabel Signifikasi

23,134 2,701 0,000

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 2 didapatkan Fhitung sebesar 23,134 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena Fhitung > FTabel (23,134 lebih besar dari 48 2,701)
dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variable independen
yang meliputi faktor individu (X1), faktor produk (X2) secara simultan atau bersama-
sama mempengaruhi variable keputusan pembelian (Y). Artinya preferensi konsumen
berdasarkan karkateristik individu dan karakteristik produk bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.

c. Hasil Uji t
Telah dilakukan hasil uji t sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji t


Variable thitung ttabel Signifikasi

Faktor Individu 2,996 1,986 0,003


Faktor Produk 6,109 1,986 0,000

1. Nilai t hitung pada variabel faktor individu (X1) adalah sebesar 2,996 dengan tingkat
signifikansi 0,003. Karena 2,996 > 1,986 dan 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel faktor individu berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian maka dapat diartikan bahwa preferensi konsumen
berdasarkan karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.
2. Nilai t hitung pada variabel faktor produk (X2) adalah sebesar 6,109 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena 6,109 > 1,986 dan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel faktor produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian maka dapat diartikan bahwa preferensi konsumen berdasarkan
karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian buah mangga gedong gincu.

d. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Telah dilakukan hasil uji koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

R RSquare

0,574 0,330

Besarnya RSquare adalah 0,330 artinya 33% variasi keputusan pembelian (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel independen di atas dan sisanya 67% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model. Untuk nilai koefisien korelasinya (r) berada pada angka
0,574 hal ini menunjukan bahwa korelasi (keeratan hubungan) antara faktor individu dan
faktor produk terhadap keputusan pembelian masuk dalam kategori hubungan yang kuat.

5.2 Pembahasan
Faktor produk maupun faktor individu merupakan bagian dari preferensi konsumen,
maka memahami preferensi konsumen dan menerapkannya sebagai salah satu strategi pemasaran
merupakan impliksasi dari hasil analisis preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian.

Adapun pada faktor produk, yang diteliti adalah rasa, warna, tekstur, aroma dan harga.
Kelima item ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Mayoritas konsumen menyukai rasa yang manis dan manis sedikit asam, warna yang
kuning/orange dan kuning semburat merah, tekstur yang lembut dan kenyal, aroma yang khas
serta harga di kisaran 10.000-20.0000/Kg. Jika kualitas produk telah sesuai dengan preferensi
konsumen maka akan berdampak pada kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk
tersebut kepada orang lain serta bersedia untuk kembali melakukan pembelian. Hal ini akan
berpengaruh pada kenaikan omset penjualan karena petani dan pedagang bukan hanya mendapat
konsumen tetap namun juga mendapat konsumen baru yang terus bertambah.

Pada faktor invidu, yang diteliti terdiri dari motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat
tinggal dan pendapatan. Kelima item ini juga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Motivasi konsumen ketika membeli buah mangga gedong gincu adalah
untuk mendapat rasa yang sesuai dengan persepsinya terhadap buah itu sendiri, yakni rasa buah
yang manis dan menyegarkan. Selian itu keluarga juga memiliki peranan penting dalam
keputusan pembelian, tak sedikit konsumen membeli buah mangga gedong gincu bukan hanya
untuk memuaskan diri sendiri tapi juga untuk berbagi kepada keluarga. Adapun untuk sebaran
wilayah tempat tinggal, konsumen buah mangga gedong gincu tersebar di setiap wilayah baik itu
di dataran rendah, sedang maupun tinggi, artinya jangkauan pasar buah mangga gedong gincu
cukup luas karena konsumennya ada di setiap wilayah.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Terdapat dua karakteristik preferensi konsumen yang didentifikasi yaitu karakteristik


individu dan karakteristik produk. Ditinjau dari segi karakteristik individu mayoritas konsumen
selalu mengaitkan keadaan pribadi/individu sebelum mengambil keputusan pembelian, seperti
motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan. Sedangkan dari segi
karakteristik produk mayoritas konsumen menginginkan rasa yang manis, warna kuning atau
kuning semburat merah, tekstur yang kenyal dan lembut, aroma yang khas dan harga yang tidak
terlalu tinggi.

Faktor individu dan faktor produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian buah mangga gedong gincu. Variabel faktor produk memiliki pengaruh
paling besar terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu dengan nilai koefisien
sebesar 0,516, sedangkan faktor individu nilai koefisiennya 0,253. Variasi keputusan pembelian
dijelaskan oleh variabel faktor individu dan faktor produk sebesar 33% sedangkan sisanya 67%
dijelaskan oleh variabel-variabel atau aspek-aspek lain diluar model.

6.2 Saran

Faktor produk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian
buah mangga gedong gincu, maka menjaga kualitas produk adalah hal utama yang perlu
dilakukan oleh petani maupun pedagang sebagai salah satu upaya untuk menarik konsumen dan
meningkatkan penjualan. Selain itu tidak dapat dipungkiri faktor individu pun mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, maka perlu kiranya para petani dan
pedagang memahami karakteristik individu dari mayoritas konsumen. Faktor produk maupun
faktor individu merupakan bagian dari preferensi konsumen, maka memahami preferensi
konsumen dan menerapkannya sebagai salah satu strategi pemasaran. Selain itu, dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut lagi mengenai preferensi konsumen terhadap mangga gedong gincu di
wilayah lain agar para petani dan pemasar dapat menetapkan strategi untuk mengembangkan
kualitas dari mangga gedong gincu ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dinawan, Muhammad Rhendria. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian


(Studi Kasus pada Konsumen Yamaha Mio PT Harpindo Jaya Semarang). Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia Vol. IX, No. 3, Desember 2010. Semarang: Fakultas Ekonomi, Magister
Manajemen, Universitas Diponegoro.

Estuning, Dewi Pratiwi. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten
Indramayu Untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus Cv Damardjati, Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Indramayu). Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.

Januar Yan Akbar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Sikap
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Karno. Suhaeni. & Sumekar, Wulan. Value Chain Agribisnis Mangga Gedong Gincu (Mangifera
indica L) di Majalengka. Jurnal AGRARIS Vol.1 No.2 Juli 2015. Majalengka: Fakultas Pertanian,
Agribisnis, Universitas Majalengka.

Marina, Ida. Sumantri, Kosasih. & Yuliawati. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Buah Mangga Gedong Gincu (Mangifera indica L). 2020. Journal of Agricultural
Sciences and Veteriner (AGRIVET) Vol.8 No.1. Majalengka: Fakultas Pertanian, Agribisnis,
Universitas Majalengka.

Putrinda, Hega. 2017. Analisis Preferensi Konsumen dalam Pembelian Buah Mangga Gedong
Gincu di Pasar Tradisional Kota Cirebon, Jawa Barat. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret.

Wibawa, Gema M., Dkk. 2018. Perilaku Kewirausahaan Petani Mangga dalam Sistem Agribisnis
di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. Vol. 4 No.1. Ciamis: Fakultas Pertanian, Agrobisnis, Universitas Galuh.

Anda mungkin juga menyukai