disusun oleh:
Anastassyah Azzahra
NIM: 11180920000135
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Hortikultura berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata hortus artinya kebun, dan kata
culture yang artinya bercocok tanam. Jadi secara umum, hortikultura adalah segala kegiatan
bercocok tanam seperti sayur-sayuran, buah-buahan ataupun tanaman hias dimana lahan kebun
sebagai tempatnya. Beberapa contoh komoditas dari tanaman hortikultura yang mempunyai
potensi pasar dalam dan luar negeri adalah bawang merah, cabe merah, anggrek, manggis dan
mangga (Kementan, 2012).
Mangga gedong gincu (Mangifera indica L) merupakan istilah untuk mangga gedong
yang sudah mengeluarkan warna kuning atau jingga pada kulit buah karena matang pohon.
Selain sebagai sumber vitamin dan mineral, mangga gedong gincu merupakan salah satu
komoditas unggulan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis. Mangga gedong gincu
memiliki beberapa keunggulan yang menjadi daya tarik konsumen yaitu, memiliki warna kuning
atau jingga dan warna merah semburat dekat pangkal tangkai, rasanya manis keasaman serta
daging buahnya halus berserat dan beraroma harum (Kementan, 2010). Karena banyaknya
keunggulan dari buah mangga gedong gincu tersebut, maka tidak heran banyak konsumen dari
dalam maupun luar negeri yang membeli buah mangga gedong gincu.
Semakin banyak jumlah konsumen maka semakin beragam pula preferensi dan faktor
yang menyebabkan masing-masing konsumen terhadap pembelian buah mangga gedong gincu.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
buah mangga gedong gincu, maka dilakukanlah penelitian tentang analisis faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap pembelian buah mangga gedong gincu.
Tanaman mangga memiliki kelompok keluarga yang sama dengan jambu monyet dan
kedondong. Beberapa peneliti terdahulu telah menemukan 16 spesies dari keluarga
Anacardieceae yang berasal dari Asia Tenggara, dan 16 spesies diantaranya merupakan buah
yang dapat dikonsumsi. Tetapi hanya spesies Mangifera caesia, Jack.,Mangifera foetida, Lour.,
Mangifera odorata, Griff., dan Mangifera indica, L. yang biasa dikonsumsi. Diantara
keempatnya, spesies Mangifera indica, L. adalah spesies mangga yang memiliki jenis paling
banyak dan salah satunya adalah mangga gedong gincu.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Tanaman mangga cocok hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa
kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman
mangga mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga atau buah jika bunga
muncul pada saat hujan. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur
batangnya termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi
batang lebih dari 5 meter.
Daya tarik pertama mangga gedong gincu ini terlihat dari warna buahnya yang kuning
kemerahan seperti gincu jika sudah matang yang akan muncul ketika umur buah sudah mencapai
90-100 hari setelah bunga mekar dan warna merah ini akan muncul pertama di bagian pangkal
buah jika buah mangga gedong tetap dibiarkan tumbuh di pohonnya. Jadi, apabila buah mangga
gedong dipetik sebelum warna gincunya muncul, maka buah ini akan tetap menjadi buah mangga
gedong, bukan buah mangga gedong gincu. Daya tarik lainnya dari buah berwarna gincu ini
terletak pada bagian aroma dan rasanya yang manis sekaligus sedikit asam. Mangga gedong
gincu memiliki daging buah yang tebal, berserat halus, berair banyak serta agak keras.
Permukaan kulit buah mangga gedong gincu ini berbintik putih kehijauan dan berlilin, serta agak
tebal sehingga dapat disimpan beberapa hari dan dikenal tahan dalam proses pengangkutan.
2.2 Konsumen
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumen adalah pemakai barang hasil
produksi (bahan pakaian, makanan, dsb), penerima pesan iklan, dan pemakai jasa (pelanggan
dsb). Menurut Munir Fuady (2008), konsumen adalah pengguna akhir (end user) dari suatu
produk, yaitu setiap pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsumen adalah setiap orang yang
mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu, atau setiap orang yang
mendapatkan barang dan/ atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang/ atau jasa
lain untuk diperdagangkan kembali, atau setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat
memiliki hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang. Secara umum dikenal ada 4 (empat) hak
dasar konsumen, yaitu; (1) Hak untuk mendapatkan keamanan (the right safety); (2) Hak untuk
mendapatkan informasi (the right to be informed); (3) Hak untuk memilih (the right to choose);
dan (4) Hak untuk didengar (the right to heard). Empat hal dasar ini diakui secara Internasional,
dalam perkembangannya organisasiorganisasi konsumen yang tergabung dalam The
International Organization of Consumer Union (IOCU) menambahkan beberapa hak, seperti hak
mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian dan hak mendapatkan
lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai
produk yang dilihatnya, menurut Howard dan Shay (dalam Muhammad Rhendria Dinawan,
2010) proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan, yaitu; 1) Pemenuhan
kebutuhan (need), 2) Pemahaman kebutuhan (recognition), 3) Proses mencari barang (search), 4)
Proses evaluasi (evaluation), dan 5) Pengambilan keputusan pembelian (decision). Informasi
mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya muncul suatu kebutuhan, di sini
konsumen akan mempertimbangkan dan memahami kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada
produk sudah jelas maka konsumen akan mencari produk yang dimaksud, yang kemudian akan
berlanjut pada evaluasi produk dan akhirnya konsumen akan mengambil keputusan untuk
membeli atau memutuskan untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan
mempertimbangkan atau menunda pembelian pada masa yang akan datang.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling dengan teknik sampling incidental. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97
sampel.
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi
Linier Berganda. Pada penelitian ini ada dua variabel yang diteliti yaitu variabel faktor individu
(X1) dan variabel faktor produk (X2). Secara umum, metode analisis linier berganda ini
digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap
variabel dependen (variabel Y). Dalam penelitian ini, variabel independen adalah faktor individu
(X1) dan faktor produk (X2) sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y)
sehingga persamaan regresi bergandanya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e.
Selanjutnya dilakukanUji F (Uji Simultan). Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Kriteria yang
digunakan adalah:
Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F Tabel maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F Tabel maka Ho ditolak
Selain Uji F, metode selanjutnya adalah Uji T (Uji Parsial). Uji T yaitu suatu uji untuk
mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial atau individual terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat
pada posisi 108°03’-108°19’ BT di sebelah barat, 108°12’-108°25’ BT di sebelah timur, 6°36’-
6°58’ LS di sebelah utara, dan 6°43’-7°03’ LS di sebelah selatan . Menurut data dari Bappeda
Majalengka, kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu: daerah
pegunungan dengan ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km² atau
40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka; daerah bergelombang atau berbukit
dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut dengan luas 376,53 Km² atau 31,27 % dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50
m diatas permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi sumber daya alam
yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga sektor pariwisata.
4.3 Penduduk
Menurut data dari Bappeda Majalengka, jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat
sebanyak 1.169.337 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 577.633 orang dan perempuan sebanyak
591.704 orang dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2. Sebagian besar penduduk
Majalengka adalah Suku Sunda, dan bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Namun untuk
wilayah Majalengka utara yang biasa disebut wilayah pekaleran meliputi Kecamatan Jatitujuh,
Ligung, Sumberjaya serta Desa Patuanan Kecamatan Leuwimunding mayoritas adalah Suku
Jawa dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Cirebon.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terdapat 5 item yang diteliti berdasarkan faktor individu yaitu,
motivasi, persepsi keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan. Motivasi konsumen
ketika membeli buah mangga gedong gincu cukup beragam, seperti ingin menikmati rasa
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, untuk alasan kesehatan atau hanya
sekedar penasaran dan ingin mencoba, ada pula alasan lainnya seperti disuruh orangtua
atau membeli sebagai oleh-oleh untuk menyenangkan keluarga.
Selain itu konsumen buah mangga gedong gincu tersebar di setiap wilayah, baik di
dataran rendah, dataran sedang maupun dataran tinggi. Dari segi pendapatan konsumen
berkisar antara kurang 1 juta sampai lebih dari 6 juta. Namun ada hal yang menarik
bahwa mayoritas konsumen tidak memiliki pendapatan atau enggan menyebutkan berapa
jumlah pendapatannya. Hal ini dkarenakan beberapa konsumen masih menjadi seorang
pelajar dan mahasiswa sehingga kebutuhannya masih ditanggung oleh orangtua.
Terdapat 5 item produk yang akan diteliti yaitu, rasa, warna, tekstur, aroma dan
harga. Dari segi rasa hampir semua konsumen menginginkan rasa yang manis, meski
kriteria manisnya berbedabeda, sepereti manis saja, manis asam dan manis segar. Warna
buah yang paling banyak disukai oleh konsumen adalah warna orange/kuning dan warna
kuning semburat merah. Adapun dari segi tekstur mayoritas konsumen buah mangga
gedong gincu menginginkan tekstur buah yang lembut lembut namun tetap ada seratnya
dan ketika ditekan terasa kenyal tidak lembek.
Sedangkan dari segi aroma konsumen buah mangga gedong gincu mengharapkan
aroma yang khas, aroma ini sulit di deskripsikan dengan kata-kata namun pada intinya
banyak konsumen yang menyukai dan tetarik kepada buah mangga gedong gincu
dikarenakan aromanya. Dari segi harga mayoritas konsumen berpendapat bahwa harga
yang pas untuk 1 Kg buah mangga gedong gincu berkisar antara 10.000-20.000 rupiah.
Telah diperoleh koefisien regresi nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagai
berikut:
Y = 0,253 X1 + 0,516 X2
Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Faktor Individu
X2 : Faktor Produk
1. Variabel independen faktor individu (X1) berpengaruh positif dengan nilai 0,253
terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Faktor individu terdiri dari
motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan. Berdasarkan
dari jawaban para responden dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan
motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat tinggal dan pendapatan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
2. Variabel independen faktor produk (X2) berpengaruh positif dengan nilai 0,516
terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Faktor produk terdiri dari rasa,
warna, tekstur, aroma dan harga. Berdasarkan dari jawaban para responden dapat
diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan tekstur dan aroma berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sedangkan rasa, warna dan harga sangat berpengaruh
terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.
3. Variabel independen faktor produk adalah variabel yang memiliki pengaruh paling
besar terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Hasil analisis
menunjukan bahwa faktor produk berpengaruh lebih besar di banding faktor individu,
hal tersebut dikarenakan mayoritas konsumen ketika melakukan keputusan pembelian
lebih fokus pada faktor produk daripada faktor pribadi atau individu.
b. Hasil Uji F
Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F Tabel maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F Tabel maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 2 didapatkan Fhitung sebesar 23,134 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena Fhitung > FTabel (23,134 lebih besar dari 48 2,701)
dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variable independen
yang meliputi faktor individu (X1), faktor produk (X2) secara simultan atau bersama-
sama mempengaruhi variable keputusan pembelian (Y). Artinya preferensi konsumen
berdasarkan karkateristik individu dan karakteristik produk bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.
c. Hasil Uji t
Telah dilakukan hasil uji t sebagai berikut:
1. Nilai t hitung pada variabel faktor individu (X1) adalah sebesar 2,996 dengan tingkat
signifikansi 0,003. Karena 2,996 > 1,986 dan 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel faktor individu berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian maka dapat diartikan bahwa preferensi konsumen
berdasarkan karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian buah mangga gedong gincu.
2. Nilai t hitung pada variabel faktor produk (X2) adalah sebesar 6,109 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena 6,109 > 1,986 dan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, variabel faktor produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian maka dapat diartikan bahwa preferensi konsumen berdasarkan
karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian buah mangga gedong gincu.
R RSquare
0,574 0,330
Besarnya RSquare adalah 0,330 artinya 33% variasi keputusan pembelian (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel independen di atas dan sisanya 67% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model. Untuk nilai koefisien korelasinya (r) berada pada angka
0,574 hal ini menunjukan bahwa korelasi (keeratan hubungan) antara faktor individu dan
faktor produk terhadap keputusan pembelian masuk dalam kategori hubungan yang kuat.
5.2 Pembahasan
Faktor produk maupun faktor individu merupakan bagian dari preferensi konsumen,
maka memahami preferensi konsumen dan menerapkannya sebagai salah satu strategi pemasaran
merupakan impliksasi dari hasil analisis preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian.
Adapun pada faktor produk, yang diteliti adalah rasa, warna, tekstur, aroma dan harga.
Kelima item ini berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Mayoritas konsumen menyukai rasa yang manis dan manis sedikit asam, warna yang
kuning/orange dan kuning semburat merah, tekstur yang lembut dan kenyal, aroma yang khas
serta harga di kisaran 10.000-20.0000/Kg. Jika kualitas produk telah sesuai dengan preferensi
konsumen maka akan berdampak pada kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk
tersebut kepada orang lain serta bersedia untuk kembali melakukan pembelian. Hal ini akan
berpengaruh pada kenaikan omset penjualan karena petani dan pedagang bukan hanya mendapat
konsumen tetap namun juga mendapat konsumen baru yang terus bertambah.
Pada faktor invidu, yang diteliti terdiri dari motivasi, persepsi, keluarga, wilayah tempat
tinggal dan pendapatan. Kelima item ini juga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Motivasi konsumen ketika membeli buah mangga gedong gincu adalah
untuk mendapat rasa yang sesuai dengan persepsinya terhadap buah itu sendiri, yakni rasa buah
yang manis dan menyegarkan. Selian itu keluarga juga memiliki peranan penting dalam
keputusan pembelian, tak sedikit konsumen membeli buah mangga gedong gincu bukan hanya
untuk memuaskan diri sendiri tapi juga untuk berbagi kepada keluarga. Adapun untuk sebaran
wilayah tempat tinggal, konsumen buah mangga gedong gincu tersebar di setiap wilayah baik itu
di dataran rendah, sedang maupun tinggi, artinya jangkauan pasar buah mangga gedong gincu
cukup luas karena konsumennya ada di setiap wilayah.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Faktor individu dan faktor produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian buah mangga gedong gincu. Variabel faktor produk memiliki pengaruh
paling besar terhadap keputusan pembelian buah mangga gedong gincu dengan nilai koefisien
sebesar 0,516, sedangkan faktor individu nilai koefisiennya 0,253. Variasi keputusan pembelian
dijelaskan oleh variabel faktor individu dan faktor produk sebesar 33% sedangkan sisanya 67%
dijelaskan oleh variabel-variabel atau aspek-aspek lain diluar model.
6.2 Saran
Faktor produk merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian
buah mangga gedong gincu, maka menjaga kualitas produk adalah hal utama yang perlu
dilakukan oleh petani maupun pedagang sebagai salah satu upaya untuk menarik konsumen dan
meningkatkan penjualan. Selain itu tidak dapat dipungkiri faktor individu pun mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, maka perlu kiranya para petani dan
pedagang memahami karakteristik individu dari mayoritas konsumen. Faktor produk maupun
faktor individu merupakan bagian dari preferensi konsumen, maka memahami preferensi
konsumen dan menerapkannya sebagai salah satu strategi pemasaran. Selain itu, dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut lagi mengenai preferensi konsumen terhadap mangga gedong gincu di
wilayah lain agar para petani dan pemasar dapat menetapkan strategi untuk mengembangkan
kualitas dari mangga gedong gincu ini.
DAFTAR PUSTAKA
Estuning, Dewi Pratiwi. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten
Indramayu Untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus Cv Damardjati, Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Indramayu). Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Januar Yan Akbar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Sikap
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Karno. Suhaeni. & Sumekar, Wulan. Value Chain Agribisnis Mangga Gedong Gincu (Mangifera
indica L) di Majalengka. Jurnal AGRARIS Vol.1 No.2 Juli 2015. Majalengka: Fakultas Pertanian,
Agribisnis, Universitas Majalengka.
Marina, Ida. Sumantri, Kosasih. & Yuliawati. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Buah Mangga Gedong Gincu (Mangifera indica L). 2020. Journal of Agricultural
Sciences and Veteriner (AGRIVET) Vol.8 No.1. Majalengka: Fakultas Pertanian, Agribisnis,
Universitas Majalengka.
Putrinda, Hega. 2017. Analisis Preferensi Konsumen dalam Pembelian Buah Mangga Gedong
Gincu di Pasar Tradisional Kota Cirebon, Jawa Barat. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret.
Wibawa, Gema M., Dkk. 2018. Perilaku Kewirausahaan Petani Mangga dalam Sistem Agribisnis
di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. Vol. 4 No.1. Ciamis: Fakultas Pertanian, Agrobisnis, Universitas Galuh.