Anda di halaman 1dari 4

Nama : Istianah

Kelas : 2IE01

NPM : 40420602

KESUBURAN TANAH

TUGAS

1. Bagaimana pH dapat mempengaruhi pengelolaan kesuburan tanah?


Jawab:
Di Indonesia (pH) tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seperti tanah
gambut ditemukan (pH) dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangkan di
daerah kering atau daerah dekat pantai (pH) tanah dapat mencapai di atas 9, karena banyak
mengandung garam natrium. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada (pH) tanah netral
6-7, karena pada (pH) tersebut sebagian besar unsur hara yang mudah larut dalam air. pH
tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada
tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat
phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro
menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn, dan Cu dalam
jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. pH tanah sangat
mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 - 7 bakteri jamur
pengurai organik dapat berkembang dengan baik. Tindakan pemupukan tidak akan efektif
apabila (pH) tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu
diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya (pH) tanah sangat penting untuk
diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Dengan cara pemilihan jenis pupuk tanpa
mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk (pH) tanah. Derajat keasaman (pH)
tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan (pH)
tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan,
secara umum (pH) yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun
kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian (pH) yang berbeda.
2. Jika pH tanah suatu lahan sebesar 6.5. Pengelolaan lahan seperti apa yang harus dilakukan
sebelum penanaman?
Jawab:
Karena pH tanah tersebut 6.5 artinya hal tersebut termasuk kedalam pH tanah masam,
nilai pH 7 dikatakan netral, di bawah nilai 7 dikatakan asam, sedangkan di atas 7 dikatakan
basa. Pada kondisi tanah asam kuat atau basa kuat, pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Beberapa unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman karena adanya reaksi kimia di dalam
tanah yang mengikat ion-ion dari unsur hara tersebut. Hal ini berarti bahwa pemupukan pada
tanah asam atau tanah basa tidaklah efektif, karena meskipun tanah diberi tambahan unsur
hara namun tanah tidak mampu memanfaatkannya.  Karena itu, sebelum melakukan
pemupukan, pH tanah harus dikembalikan pada kondisi netral pada kisaran 7 – 7.5. cara
mengatasi tanah asam menjadi netral yaitu dengan cara enggunakan kapur pertanian, seperti
kapur tohor (CaO), kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg (CO3)2).  Dolomit inilah yang paling
umum dipakai untuk keperluan pertanian.  Dosis dolomit yang diberikan tergantung pada
ukuran awal pH tanah.  Semakin asam atau semakin rendah pH tanah, maka semakin banyak
pula dolomit yang harus ditambahkan. 
Prinsip utama pengelolaan tanah masam adalah menaikkan pH tanah dan mengurangi
kejenuhan Al yang meracun, serta meningkatkan ketersediaan hara tanaman, terutama unsur
hara P sehingga sesuai dengan pertumbuhan tanaman yang optimal.
Pengapuran merupakan teknologi yang paling tepat dalam pemanfaatan tanah masam
di dasarkan atas beberapa pertimbangan:
1. Rekasi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan Al
yang meracun.
2. Respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian kapur pada tanah masam.
3. Efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama 3 sampai 4 tahun
berikutnya.
Bahan kapur cukup tersedia dan relatif murah

3. Jika pH tanah suatu lahan sebesar 9.0, pengelolaan lahan seperti apa yang harus dilakukan
sebelum penanaman?
Jawab:
Selain bersifat terlalu asam, tanah yang tidak baik untuk ditanami tanaman juga
adalah tanah yang bersifat terlalu basa. Tanah basa harus dinetralkan agar bisa ditanami
tumbuhan dan bisa subur. Cara menetralkan pH tanah yang terlalu basa pun berbeda dengan
cara menetralisir tanah asam. Berikut adalah caranya.
 Pemberian Sulfur
Cara pertama yang dilakukan untuk menetralkan tanah yang terlalu basa adalah
dengan cara pemberian sulfur pada tanah. Penetralan pH tanah dengan pemberian sulfur
bisa dilakukan melalui pupuk buatan yang di dalamnya biasa mengandung magnesium
sulfat, amonium sulfat, dan lain sebagainya.
 Pemberian Pupuk yang Terbuat dari Material Organik
Cara selanjutnya yang bisa digunakan untuk menetralkan pH tanah adalah dengan
memberikan pupuk yang terbuat dari material organik. Jenis pupuk yang terbuat dari
material organik misalnya adalah pupuk kandang dan pupuk kompos.
Kedua jenis pupuk ini adalah pupuk yang bersifat asam. Pupuk organik ini tidak
hanya bisa meningkatkan kandungan asam yang membuat tanah yang bersifat basa
menjadi lebih netral saja. Kandungan bahan organik dalam jenis pupuk ini juga
mengandung unsur hara yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Apalagi untuk
menghasilkan produk tanaman organik. Kedua pupuk ini bisa menghasilkan tanaman
yang berkualitas baik.

KESIMPULAN
Cara efektif menetralkan pH tanah
Tanah pH asam <7 Pengapuran, pemberian pupuk, pemberian
bakteri pengurai
Tanah pH basa >7.5 Pemberian sulfur, pupuk organik

4. Apakah pH tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman? Jelaskan!

Ya, karena tanah yang baik untuk ditanami adalah tanah yang memiliki kandungan keasaman
netral, artinya tidak terlalu asam maupun basa. Karena itu, jika jenis tanah terlalu asam atau
terlalu basa, harus dinetralkan terlebih dahulu agar bisa ditanami. Tingkat keasaman atau pH
menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuburan tanah.

* Jawaban ketik di word lalu submit ke vclass

Anda mungkin juga menyukai