Anda di halaman 1dari 2

FASE ABAD PERTENGAHAN

Eropa mulailah bangkitnya pada babak kedua abad xv dan para ahli menghidup-hidupkan kembali
filsafat Yunani. Para ahli angkatan baru waktu itu mengeritik dan memperluas penyelidikan tentang
masalah-masalah akhlak (etika) itu berdasarkan persoalan ilmu-ilmu lain yang telah ditemukan orang,
seperti ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan, Mereka cenderung kepada kenyataan, bukan kepada khayal.
Pandangan baru ini menimbulkan perubahan dalam nilai keutamaan. Perhatian orang mulai tertuju
kepada pentingnya dilakukan perhatian tentang pemuda, wanita dan anak-anak dalam susunan
memasyarakatan. Telah mencapai sukses dalam menetapkan hak dan kewajiban.

Ilmu filsafat,termasuk didalamnya ilmu akhlak, waktu itu di Eropa pada abad-abad pertengahan, sangat
tertekan, sebab gereja memusuhi filsafat Yunani dan Romawi dan menentang penyebaran ilmu dan
kenegaraan. Gereja percaya bahwa hakikat kebenaran itu wahyu yang tidak mungkin salah lagi. Wahyu
hanya membolehkan orang berfilsafat dalam batas-batas tertenttu, sekadar memperkuat kepercayaan-
kepercayaan keagamaan.

Di Eropa terjadi konfrontasi antara filsafat dan gereja. Gereja pada waktu itu memerangi filsafat Yunani
dan Romawi, dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa
kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. Namun diantara golongan gereja ada juga yang menerima
percikan filsafat selama tidak bertentangan dengan ajaran gereja.

Inilah yang menciptakan suasana dimana filsafat akhlak yang lahir pada masa itu merupakan perpaduan
antara ajaran Yunani dengan ajaran Nasrani. Pemuka-pemukanya yang termasyhur adalah Abelard
(1079-1142) dan Thomas Aquinas (1226-1274).

Kemudian datang Shakespeare dan Hetzenner yang menyatakan adanya perasaan naluri pada manusia
dapat digunakan untuk membedakan baik dan buruk.

FASE MODERN

Periode modern dimulai dari tahun 1800 sampai fase kita sekarang, merupakan zaman kebangkitan
umat islam. Ditandai dengan jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsyafkan dunia islam akan
kelemahannya dan menyadarkan umat islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih
tinggi.

Sejak Abad Pertengahan, zaman John Stuart Mill (1806-1873) dipindahkannya paham Epicurus ke paham
Utilitarisme. Pahamnya terbesar di Eropa dan mempunyai pengaruh besar disana. Utilitarisme adalah
paham yang memandang bahwa ukuran baik buruknya sesuatu ditentukan oleh kegunaannya.
Herbert Spencer (1820-1903) mengemukaan paham pertumbuhan secara bertahap (evolusi) dalam
akhlak manusia. Descartes (1596-1650) seorang ahli pikir Perancis yang menjadi pembangun mazhab
rasionalisme. Segala persangkaan yang berasal dari adat kebiasaan harus ditolak.

Dari bahasan diatas dapat dipahami bahwa pada era modern itu bermunculan berbagai mazhab etika
antara lain sebagai berikut:

- Ada yang tetap mempertahankan corak paham lama

- Ada yang secara radikal melakukan revolusi pemikiran

- Tidak sedikit yang masih tetap konsisten mempertahankan etika teologis, yaitu ajaran akhlak yang
berdasarkan ketuhanan (agama)

Anda mungkin juga menyukai