Anda di halaman 1dari 24

SINDIKAT MATERI NDP

A.    TujuanUmum :
1. Peserta bisa memahami ajaran Islam yang sesungguhnya.
2. Peserta dapat memahami garisbesar NDP.
B.  TujuanKhusus :
1. Peserta dapat memahami keyakinan diatas dan dibawah keraguan, serta meyakini
kebenaran berdasar argumen ilmiah.
2.  Peserta dapat menjelaskan tentang hakikat Islam sebagai sebuah ajaran
3.  Peserta dapat memahami hakikat penciptaan Manusia
4.   Peserta memahami prinsip dinamika alam semesta (sunatullah) dan prinsip ikhtiar
manusia berikut hubungan keduanya.
5.   Peserta dapat memahami tentang berbagai pandangan kemanusiaan, pola interaksi
individu dan masyarakat dan tanggung jawab kekhalifahan.
6.    Peserta mampu mengagas tentang konsep kadilan dan ekonomi serta hubungan
kekuasaan dengan agaman, ketertindasan, keterpurukan, kemiskinan dan
keterbelakangan.
7.   Peserta dapat menjelaskan posisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Perspektif Islam.

C.  Metode     :          


1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
D. Bahan       : Spidol, Papan Tulis, dll.
E.  Waktu      : 4 Jam
F.   Proses Penjelasan :
NILAI DASAR PERJUANGAN

I  DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Kebenaran adalah kesesuaian antara ide dan realitas. Kesesuain adalah adanya
relasi antara dalam diri (ide) dan diluar diri diluar diri (realitas) secara Identik. Ini
sederhana, contoh dalam ide api panas dan diluar pemahaman api juga panas, tapi
panasnya api tidak membakar ide.
Teori Kemunculan Agama
1. Teori Alienasi (Ludwig Fuerbach)
2. Teori Kebodohan (Spencer, Taylor dan Comte)
3. Teori ketakutan dan kelemahan (Russle dan Nietsczse)
4. Teori Marxisme (Karl Marx)

Kontradiksi dalam Kitab


Logika kita menyatakan bahwa sesuatu yang Kontradiksi mustahil kita ikuti
kesemuanya. Misal, seseorang yang menyuruh kita ke timur dan yang satu ke barat,
maka mustahil kita melaksanakan secara bersamaan. Ternyata dalam Kitab Alquran
terdapat Kontradiksi dalam 33:21 dinyatakan kemuliaan nabi sedangkan di 80:01
dinyatakan tentang kesalahan Nabi.juga dalam 8:17 tentang determinisme dan
43:11 tentang Free Will.
Tentang Sains
Asal mula alam ini, jika kita merujuk pada pada teori Big Bang yaitu berasal dari
bola energi raksasa dimana waktu (t) pada saat itu sama dengan Nol (0) atau belum
ada waktu. Ledakan raksasa itu kemudian pecah dan menybebakan terbentuknya
galaksi. Galaksi inilah tempat dimana berkumpulnya tata surya.disisi lain, beberapa
bintang seperti matahari terus berotasi dengan kecepatan tertentu sehingga beberapa
bagiannya terlepas dan mendingin dan menjadi planet-planet.
a.    Sanggahan terhadap teori kemunculan agama
Fuerbach melanjutkan analisisnya bahwa pertama tama tuhan dalam manusia primitif
itu berbentuk abstrak. Dalam agama Yahudi, tuhan mulai di dekatkan dengan sifat
kemanusiaan. Pada tuhan agama Kristen “bahkan” menampakkan dirinya sebagai
manusia material. Dari sini Fuerbach berpendapat bahwa manusia semakin dekat
dengan “kemanusiaanya” dengan semakin berkurangya keterasingan tersebut.
Artinya, semakin memanusianya tuhan (sepanjang sejarah ketuhanan) adalah
parameter semakain memanusianya manusia. Padahal, dalam analisisnya Fuerbach
melupakan Islam. Jika teori Fuerbach benar, setelah membahas kepercayaan primitif
lalu Yahudi dan Kristen pasti Tuhan dalam Islam lebih manusia dibanding lainnya.
Fuerbach juga belum membahas tentang ratusan agama yang ada di dunia.
Pengakuan Fuerbach tentang adanya eksistensinya luhur yang inheren dalam diri
manusia, dalam agama disebut fitrah justru menjustifikasi kebenaran agama.
b.  Teori Kebodohan
Dari pandagan Comte, fase-fase sejarah yang dilalui manusia seiring dengan
berkembangnya pengetahuannya. Maka, sedikit demi sedikit penyebab fenomena
alam semakin jelas. Maka, jumlah tuhan semakin sedikit, atau mengalami
penyederhanaan. Kemudian dilanjutkan, suatu sat tuhan akan hilang dari manusia jika
manusia telah menguasai alam.
c.   Teori kelemahan dan ketakutan
Dari perspektif ini, agama adalah produk kelemahan, ketertindasan dan ketakutan.
Argumen mereka dengan menunjukan pemabawa ajaran dari kelas bawah dan ajaran
yang isinya ketakutan.
Tetapi bagaimana Nabi Sulaiman dan Nabi Daud yang dalam barat dikenal dengan
King Solomon dan David. Mereka justru memiliki kekuatan yang sangat besar.
Memang sekilas jika kita melihat ajaran kristen sebagai representasi agama bagi
kaum materialis, terkesan mengajarkan kelemahan. Namun bukankah di beberapa
agama lain selain diajarkan dimensi kelembutan juga diajarkan dimensi keperkasaan.
d.   Teori Marxisme
Jika teori ini benar,tentu tidak ada nabi atau penganjur agama yang berlatar kelas
bawah. Memang pada suatu sisi, agama melalui kaum agamawan telah meligitimasi
penindasan, tetapi agama tidak meligitimasi untuk mengajarkan seperti itu. Artinya,
kita tidak dapat melekatkan kesalahan pengikut pada ajaran yang diikuti. Tetapi kita
perlu membuktikan secara ilmiah konsepsi yang dikandung oleh ajaran tersebut.
Marx berpendapat, kaum agamawan tidak dapat melakukan revolusi. Sekiranya Mr.
Marx masih hidup pada tahun 1979, maka ia pasti mnerevisi teorinya karena justru
kaum ulama yang menjadi penggerakrevolusi menentang tirani.
e.   Sanggahan terhadap sains modern
Teori Big Bang memiliki banyak kelemahan. Pertama, dari mana datangnya bola
energi raksasa. Bukankah energi adalah massa yang percepat, sedang percepatan
berkaitan dengan waktu dan dimensi, mengpa justru dikatkan pada saat itu maktu (t)
= 0 ? kedua, apakah ia mempercepat diri atau dipercepat oleh yang lain Teori ini
berngakat dari konsep kebetulan. Terjadinya alam semesta secara kebetulan adalah
sbuah kemustahilan. Mengapa, karena dalam akal kita menyatakan setiap sebab pasti
mengakibatkan akibat.
f.   Sanggahamn tentang Kontradiksi Kitab
Memang dalam berbagai kitab ditemukan banyak kontradiksi. Untuk pembahasan ini
kita hanya membahas tentang Islam dengan Alquran dan Hadits.
Ayat-ayat Alquran tidak ada yang kontradiksi, namun pemahaman yang kontradiksi.
Tentyang surajh 33 :21 tidak bertentangan dengan 80:1. Alasannya adalah dalam 80:1
dikatakan “Dia (Muhammad) bermuka masam.” Surat yang diturunkan untuk
Muhammad biasanya dimulai dengan “Qul” ataua katakanlah. Atau bisa juga Yaa
Nabiy serta Ya Rasul. Sedangkan kata Abasa ditunjuk pada orang ketiga tunggal.
Artinya ayat tersebuat tidak mengacu pada Muhammad. Jika betul Muhammad
bermuka masam pada orang miskin, pada hal itu bertentangan dengan sikapnya dan
tentu hal ini menggugurkan kenabiannya.
II. ESENSI AJARAN ISLAM
Esensi dapat diartikan sebagai batasan yang memnedakan sesuatu dengan
yang lain. Esensi juga dapat dipahami sebagai suatu inti sari sesuatu. Ajaran adalah
kumpulan pengetahuan yang serupa kemudian tersusun secara tersistematis. Ajaran
juga adalah sesuatu dari objek penyampaian. Islam berasal dari kata salam atau
keselamatan, juga bermakna kedamaian, tunduk dan taat. Islam adalah Dien yang
didalamnya terdapat sistem berpikir (koognitif), tata nilai (afektif) dan syariat
(Psikomotorik).

Pembedahan keyakinan

Keyakinan terbagi dua. Pertama keyakinnan dibawah keraguan, yaitu


keyakinan tanpa melewati proses keraguan dan tentunya pemikiran. Kedua adalah
keyakinan diatas keraguan yaitu keyakinan yang melewati proses keraguan.

Adapun keyakinan itu sendiri bertingkat-tingkat sesuai dengan kapasitas


orang yang yakin tersebut. Pertama adalah Ilmal Yaqin, yaitu yakin berdasarkan
keilmuan. Keyakinan seperti ini adalah keyakinan tahap awal. Kedua dalah Haqqul
Yaqin yaitu yakin dengan sebenar-benarntya. Analoginya adalah orangn yang
meykini adanya apai sedang ia sendiri berada dalam api. Begitu dekatnya dengan api,
sehingga sulit dibedakan yang mana api dan yang bukan. Orang yang mempunyai
pada tingkatan ini adalah ini adlah orang yang segala ucapan dan tindakannya adalah
ucapan dan tindakan Allah SWT.

Perbandingan Teologi

Tuhan itu tunggal, tuhan iu tidak tersusun dan tidak terbatas. Tidak bersebab
tapi merupakan sebab dari semua sebab (prima causa). Tidak berakhir, tapi akhir dari
segala yang akhir (causa finalis), sederhana. Maha meliputi, maha kaya, dst.

Disisini kita akan mengadakan perbandingan konsep ketuhanan yang paling


rasional dari sampel monotheis versi kristen (trinitas).
Hindu (trimurti), dan assyaryah. Ketiga konsep teologi tersebut mengakui
bahwa tuhan itu Esa, namun kemudian penafsiran tentang ketunggalan tersebut akan
kita persoalkan sebagai berikut:

Dari ke tiga konsep telogi terdapat kesamaan yaitu sama-sama mengaku


monotheis. Tapi pada saat yang sama justru memahami ketersusunan dan
keterbatasan Tuhan. Logikanya adalah jika tuhan tersusun, berarti ada yang
menyusunnya. Jika terbatas, berarti ada yang batasi. Ini berarti Tuhan akibat dari
ciptaan. Lebih lanjut bererti makhluk dan dengan sendirinya menyangkali ketuhanan
tuhan itu sendiri.

Prinsip Ketuhanan

Secara logis kita sudah membuktikan bahwa Allah adalah penyebab yang
tidak tersebabkan dan segala sesuatu berasal dari dia. Selain itu bahwa rantai
kausalitas akan berkhir pada satu titik, yakni tujuan dari segala sesuatu. Dalam logika
hal ini di kenal dengan istilah causa finalis.

Penyebab yang tidak tersebabkan dab tujuan akhir dalam Islam dikenal
dengan Istilah “innalillahi wa inna ilaihi raji’un”. Dari titik ini kita bisa menarik
konklusi bahwa alam materi ini akan pasti berakhir.

Macam-macam Tauhid

a)      Tauhid Zati

b)      Tauhid Rububiyah

c)      Tauhid Ibadi

III. MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN


Satu hal yang mesti dilakukan sebelum kita membicarakan hal-hal lain dari
manusia adalah sebuah pertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap
manusia itu sendiri, yakni apa sesungguhnya manusia itu? Dari segi aspek apakah
manusia itu mulia atau terhina? Dan apa tolak ukurnya?

Tentu manusia bukanlah makhluk unik dan sulit untuk dipahami bila yang
ingin dibicarakan berkenaan dengan aspek basyariah (fisiologis) nya. Karena cukup
dengan menpelajari anatomi tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk atau struktur
terdalamnya. Tetapi manusia selain merupakan makhluk basyariah (dimensi
fisiologis) dan Annaas (dimensi sosiologis) ia juga memiliki aspek insan (dimensi
psikologis) sebuah dimensi lain dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki
kecenderungan yang paling kompleks. Dimensi yang disebut terakhir ini bersifat
spritual dan intelektual dan tidak bersifat material sebagaimana merupakan
kecenderungan aspek basyarnya.
Dari aspek inilah nilai dan derajat manusia ditentukan dengan kata lain
manusia dinilai dan dipandang mulia atau hina tidak berdasarkan aspek basyar
(fisiologis). Sebagai contoh cacat fisik tidaklah dapat dijadikan tolak ukur apakah
manusia itu hina dan tidak mulia tetapi dari aspek insanlah seperti pengetahuan,
moral dan mentallah manusia dinilai dan dipahami sebagai makhluk mulia atau hina.
Dalam beberapa kebudayaan dan agama manusia dipandang sebagai makhluk mulia
dengan tolak ukurnya bahwa manusia merupakan pusat tata surya. Pandangan ini
didasarkan pada pandangan Plotimius bahwa bumi merupakan pusat seluruh tata
surya. Seluruh benda-benda langit ‘berhikmat’ bergerak mengitari bumi. Mengapa
demikian? Karena di situ makhluk mulia bernama manusia bercokol. Jadi pandangan
ini menjadikan kitaran benda-benda langit mengelilingi bumi sebagai tolak ukur
kemulian manusia. Namun seiring dengan kemajuan sains pandangan ini kemudian
ditinggalkan dengan tidak menyisakan nilai mulia pada manusia. Para ahli astronomi
justru membuktikan hal sebaliknya bahwa bumi bukanlah pusat tata surya tetapi
matahari.
Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk mulia bahkan dianggap tak
ada bedanya dengan binatang adapun geraknya tak ada bedanya dengan mesin yang
bergerak secara mekanistis. Bahkan lebih dari itu dianggap tak ada bedanya dengan
materi, ada pun jiwa bagaikan energi yang di keluarkan oleh batu bara. Karena itu
wajar bila manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tak lagi dihargai. Maka datanglah
kaum humanisme berupaya mengangkat harkat manusia, dengan memandang bahwa
kekuatan, kekuasaan, kekayaan, pengetahuan ilmiah dan kebebasan merupakan hal
esensial yang membedakan manusia dengan selainnya.
Tetapi bila itu tolak ukurnya, lantas haruskah orang seperti Fira’un atau Jengis
Khan yang dapat melakukan apa saja terhadap bangsa-bangsa yang dijajahnya
dipandang mulia? Jika berilmu pengetahuan merupakan tolak ukurnya. Lantas,
apakah dengan demikian orang-orang seperti Einstein yang paling berilmu tinggi
abad 20 atau para sarjana-sarjana itu lebih mulia dari seorang Paulus Yohanes paus II,
ibu Tereisa atau Mahadma Ghandi bagi ummatnya masing-masing? Sungguh semua
itu termasuk ilmu pengetahuan – sepanjang peradaban kemanusiaan manusia – tidak
mampu mengubah dan memperbaiki watak jahat manusia untuk kemudian
mengangkatnya menjadi mulia. Lantas, apa sesunguhnya tolak ukur kemanusian itu?
Sungguh dari seluruh bentuk-bentuk konsepsi tentang manusia yang ada di muka
bumi tak satu pun yang dapat menandingi paradigma (tolak ukur)nya serta tidak ada
yang lebih representatif dalam memupuk psikologisnya kearah yang lebih mulia dari
apa yang ditawarkan Islam. Dalam konsepsi Islam Tuhan (Allah) dipandang sebagai
sumber segala kesempurnaan dan kemulian. Tempat bergantung (tolak ukur) segala
sesuatu. Karena itu pula sebagaimana diketahui dalam konsepsi Islam, manusia ideal
(insan kamil) dipandang merupakan manifestasi Tuhan termulia di muka bumi dan
karenanya ditugaskan sebagai wakil Tuhan yang dikenal sebagai khalifah/nabi atau
rosul (QS.2:30). Karena itu, ciri-ciri kemulian Tuhan tergambar/ termanifestasikan
pada dirinya (QS.33:21) sebagai contoh real yang terbaik (uswatun hasanah) dari
“gambaran/cerminan” Tuhan di muka bumi (QS.68:4). Dengan kata lain bahwa
karena Nabi merupakan representasi (contoh) Tuhan di muka bumi bagi manusia
dengan demikian nabi/rosul/khalifah sekaligus merupakan representasi yakni insan
kamil (manusia sempurna) dari seluruh kualitas kemanusiaan manusia. Tetapi
walaupun manusia dipandang sedemikian rupa dengan nabi sebagai contohnya, pada
saat yang sama, dalam konsepsi Islam manusia dapat saja jatuh wujud kemulian
menjadi sama bahkan lebih rendah dari binatang.
Dengan demikian keidentikan kepadanya (khalifah/nabi/rasul) merupakan
tolak ukur kemulian kemanusiaan manusia dan sebaliknya berkontradiksi dengannya
merupakan ukuran kebejatan dan dianggap sebagai syaitan (QS.6:112).

IV. KEMERDEKAAN INDIVIDU (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN


UNIVERSAL (TAKDIR)
Kemerdekaan berarti keleluasaan, kebebasan untuk memilih dan melakukan
sesuatu. Individu bermakna suatu entitas manusia yang tak terbagi atau secara
personal. Kemerdekaan Individu bermakna keleluasaan atau kebebasan sesorang.
Kemerdekaan Individu juga berarti ikhtiar manusia.

Keharusan berarti keniscayaan, keharusan, tidak boleh tidak atau demikian


adanya. Universal bermakna menyeluruh. Keharusan Universal bermakna
keniscayaan mutlak yang berlaku menyeluruh. Atau juga diartikan sebagai Takdir.

Kemerdekaan individu dan keharusan universal adalah pembahasan yang


mencari titik temu antara ikhtiar dan takdir manusia.

Oleh karena itu, subtansi materi ini adalah keadilan tuhan. Materi ini membahas
tentang beberapa konsep argumentasi tentang keadilan Tuhan.

Determinisme dan Freewill

Determinisme brasal dari kata determinan yang berarti ditentukan.


Determinisme kurang lebih berarti satu pahaman yang menyatakan bahwa segala
sesuatu telah ditentukan. Segalanya dilakoni dengan keterpaksaan, bukan
kemerdekaan atau kesadaran. Factor yang menetukan tergantung dari sudut
pandangnya.

Determinisme yang memandang bahwa alam yang menjadi factor penentu


diusung oleh Karl Marx dengan konsep Materialisme Dialektika Historis. Bahwa
kesejarahan manusia diatur oleh hukum besi  sejarah dimana terjadi dialektika materi.
Terjadi pertentangan (dilektika) yang mengakibatkan loncatan kualitas menuju tahap
masyarakat berikutnya.

Berarti kebebasan berkehendak. Pahaman ini berangkat dari asumsi bahwa


manusia memiliki kehendak dan kekuatan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri
tanpa harus diintervensi oleh pihak lain. Jika dihadapkan dengan alam, bahwasanya
manusia dapat mentapkan sejarahnya sendiri tanp harus terikat oleh hokum besi
sejarah.

Jabariah dan Mu’tazilah

Bagi kita umat Islam, alam adalah ciptaan Tuhan. Sehingga Tuhanlah yang
menjadi factor penentu alam dan manusia. Cuma persoalannya adalah sejauh mana
interfensi Tuhan.

Jika dalam pandangan Islam, Tuhan sebagai factor yang menentukan, maka
yang selaras dengan Determinisme adalah Jabariah dan Asyariyah.

Jabariah memahami bahwa manusia tinggal menjalankan scenario Tuhan. Manusia


tidak memiliki sedikitpun kebebasan apalagi dalam hal Jodoh, rezki dan ajal. Setiap
tindakan manusia sudah ditetapkan, termasuk hal yang baik dan hal yang buruk.

Dalam sejarah perkembangan Ilmu Kalam, pemikiran kaum Jabariah


kemudian ditentang oleh kaum Mu’tazilah. Mereka menganggap bahwa tugas tuhan
tidak sampai pada sekedar mencipta belaka. Selanjutnya tergantung pada ikhtiar
manusia. Keadilan Tuhan dalam perspektif Mu’tazilah adalah Tuhan hanya dapat
memasukkan orang saleh ke surge dan orang kafir ke neraka.

Kelemahan Mu’tazilah dan Jabariyah

Kaum Mu’tazilah mengkritik kaum Jabariyah dengan mengatakan bahwa


Tuhan perspektif Jabariah adalah zalim, semena-mena. Untuk memberikan
pendapatnya, Mu’tazilah mengutip beberapa ayat yang mengindikasikan kebebasan
manusia. Ayat yang sering digunakan adalah “tidak berubah nasib suatu kaum kecuali
kaum itu sendiri yang merubahnya”. Mu’tazilah mengatakan bahwa ayat ini
muhkamat (jelas) adanya. Dn ayat-ayat yang Nampak menyerang argument
Mu’tazilah dianggap Mutasabih.

Sebaliknya kaum Jabariah mengkritik Mu’tazilah dengan mengatakan bahwa


Tuhan perspektif Mu’tazilah adalah lemah, dan tidak maha kuasa. Untuk
membenarkan pendapatnya, Jabariah mengutip beberapa ayat mengindasikan
kekuasaan Tuhan, salah satunya adalah “bukan kamu yang membunuh, Aku yang
membunuh” (8:17). Jabariah mengatakan bahwa Muhkamat adanya, dan justru yang
digunakan kaum Mu’tazilah ini Mutasabih (samar-samar).

Untuk mengkaji landasan berpikir kedua mazhab ini maka kita perlu
memahami konsep ketuhanannya. Dari mana sebelunya dibahas tentang Tauhid Zati,
Sifati dan a’fali. Dalam hal tauhid Zati kedua Mazhab sepakat Mu’tazilah kemudian
terlalu cenderung pada Tauhid Sifati, dimana pahaman tentang kemahaadilan Tuhan
kemudian justru mengurangi bahkan mungkin menghilangkan pahaman tentang
kekuasaan Tuhan untuk berkehndak.

Sebaliknya Jabariah terlalu cenderung pada tauhid A’fali (tindakan), dimana


kekuasaan tuhan untuk bertindak malah mengurangi bahkan menghilangkan keadilan
Tuhan.
Akibat dari pahaman Jabariyah adalah stagnasi Individu dan Masyarakat
karena sikap pesimisme dalam berikhtiar. Sementara akibat pemahaman Mu’tazilah
adalah “terlepasnya” Tuhan dari kehidupan Manusia. Kedua pahaman ini masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk menengahi
perdebatan ini, kita harus mencari jalan tengah, dimana pemahaman kita tidak
menjadikan tuhan tidak adil atau maha kuasa.

Prinsip dinamika Alam semesta

Persoalan mendasar dalam penciptaan adalah apakah semuanya terjadi secara


kebetulan belaka tanpa ada yang mengatur atau ada yang mengatur secara mutlak,
atau ada yang mengatur sesuai dengan hokum-hukumnya.

Jika mengikuti pendapat pertama bahwa tanpa ada yang mengatur berarti
sama saja kita mengatakan bahwa tidak ada pencipta, dan ini tentunya mustahil.

Jika mengikuti pendapat kedua bahwa ada yang mengatur mutlak dimana
diptaan dalam hal ini manusia tidak memiliki kebebasan untuk berikhtiar dan
memilih, berarti sama saja kita katakana bahwa Tuhan tidak adil.

Dengan demikian otomatis dalam penciptaan kita mempercayai vahwa alam


semesta ini diatur berdasarkan hukun-hukum yang ditetapkan sang pencipta. Manusia
sebagai bagian alam semesta juga pasti akan dikenai hokum-hukum dari sejak
penciptaan, tindakan sampai akhir perjalanan manusia.

Takwni dan Tasrii

Untuk mempermudah pembahasan, kita bagi dua wilayah hukum Tuhan.


Pertama  Takwini, dalam hal ini penciptaan. Dan Tasrii, dalam hal ini aksiden-
aksiden di alam material.

Perlu dibedakan antara hukum penciptaan dengan hukum syar’i. dalam hal
hukum penciptaan, tidak ada hak manusia. Sebagai contoh, binatang diberi Insting
dan manusia diberi insting dan akal. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang
paling sempurna dimana manusia dibekali akal untuk mengelola alam semesta, amaka
tuhan kemudian menurunkan aturan abagi manusia dalam hal ini syariat. Jadi syariat
berlaku pada manusia, itupun yang memenuhi syarat agar terjaga keseimbangan
sesuai denga peran dan fungsi penciptaan manusia.

V. INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Individu berasal dari kata In yang berarti tidak dan devide yang berarti
terbagi. Individu sendiri berarti satu subjek otonom, dalam hal ini Manusia. Atau
biasa dipahami sebagai seorang person.

Masyarakat berarti kumpulan Individu yang berinteraksi atas pola tertentu dan
kepentingan tertentu.

Proses terbentuknya masyarakat

Pada mulanya adalah seorang laki-laki dan perempuan yang membentuk


keluarga. Seterusnya perkembangan keluarga terbentuk suku. Dalam satu suku
terdapat beberapa keluarga. Kemudian suku ini berkembang menjadi bangsa. Pada
satu bangsa terdapat beberapa suku. Akhirnya masyarakat dunia yang ulti etnis dan
ras seperti dewasa ini.

Manusia harus berusaha untuk mempertahankan hidupnya, sementara


kemampuan terbatas. Oleh karena itu, pembagian peran, tugas dan tanggung jawab
menjadi konsekuensinya. Semangat kolektifitas untuk saling menutupi keluarga
masing-masing kemudian mengarahkan pada penggunaan tenaga yang lain.

Konsep kemasyarakatan

Dalam kaitan terbentuknya masyarakat, ada beberapa asumsi terhadap sikap


masyarakat seperti dijabarkan oleh murthada muthahari dalam manusia dan alam
semesta. Adapun asumsi tersebut sebagai berikut :
a. Komposisi masyarakat tidak riil.

b. Masyarakat adalah senyawa sintetis dan sejenis senyawa riil.

c. Masyarakat adalah senyawa riil yang merupakan perpaduan pikiran, emosi, hasrat,
kehendak dan juga budaya.

d. Masyarakat adalah senyawa riil yang sempurna

Teori Negara

Baik sosiologi maupun ilmu politik memahami bahwa Negara adalah asosiasi dan
system pengadilan social. Sebelum membahas lebih jauh tentang Negara, berikut ini
dipaparkan tentang konsepsi Negara, yang tertuang dalam diskusi politik dan
pembangunan karya Ishomuddin.

a.     Menurut Roger H. Soltau An Introductionto Politics bahwa Negara adalah alat


(agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat.

b.    Harold J. Laski dalam the state in theory and practice menyatakan bahwa Negara
merupakan suatu masyarakat yang di integrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dn secara sah lebih agung dari pada individu tau kelompok
yang merupakan bagian masyrakat itu.

c.     Max Webber dalam From Max Webber : Essay in Sociology, memahami bahwa
Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam satu wilayayh.

d.      Dari buku The Modern State karya Robert M. Mc Iver menyatakan bahwa Negara
adalah asosiasi yang menyelenggarakan ketertiban didalam suatu masyarakat dalam
satu wilayang dengan berdasarkan system hokum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
Prinsip dasar Negara

Adapun prinsip dasar Negara oleh Alfred Stephen antara lain :

a.   Negara pada dasarnya mempunyai tujuan utama, yaitu moral.

b.   Tujuan moral itu merupakan Common Good yang diarahkan kepada politics
community.

c.   Common good merupakan prinsip yang berlaku dalam mengontrol setiap kepentingan
yang ada

d.    Negara memiliki sifat kuat dan interfensionos. Negara memiliki peran yang otonom
dalam proses-proses politik.

e.    Walaupun Negara merupakan kekuatan yang paling utama dalam kekuatan politik,
tetapi komponen dari Negara seperti Individu, keluarga, asosiasi-asosiasi pribadi,
mempunyai funsi sendiri dalam organisasi.

Model negara

Ada beberapa model Negara antara lain :

a.    Minimal State, yaitu fungsi dan intervensi Negara terhadap individu dan kelompok
dalam masyarakat dibatasi sehingga terpelihara kebebasan yang maksimal.

b.  Capital State, yaitu Negara melayani dan memelihara modal/pemodal/kapitalis untuk


berkembang

c.   Socialis State, yaitu merupaka wadah kelas pekerja

d.  Organic State/Corporate State, yaitu Negara mempunyai wadah semua golongan


dalam masyarakat
e.    Ideal State, yaitu Negara merupakan penumbuhan semua nilai-nilai luhur. Negara
dipimpin oleh pemimpin yang bijaksana, dalam pendapat Plato dikenal dengan
gagasan filsuf raja.

f.     Integralistic State, yaitu Negara dan masyarakat yang menyatu. Pemimpin dan rakyat
menyatu

g.    Beauereaucratic State, yaitu Negara adalah perwujudan sebuah birokrasi. Disebut


juga Negara pegawai

h.    Beauereaucratic Capitalists State, yaitu Negara adalah perwujudan sebuah birokrasi


yang melayani kepentingan kaum pemodal.

Pandangan barat terhadap Individu dan masyarakat

Fritjof Chapra seorang posmodernis, membagi tahapan masyarakat berdasar paradigm


yang berkembang. Paradigm sendiri adalah istilah yang diperkenalkan oleh Thomas
Kuhn yang maknanya mengacu pada cara pandang terhadap sesuatu. Pemahaman
terhadap sesuatu sangat tergantung dari cara pandang tersebut. Selanjutnya, Chapra
merumuskan paradigm monistic sebagai awal dan paradifma posmodernisme sebagai
paradigma mutakhir.

Pandangan Islam tentang Individu, prinsip interaksi social dan masyarakat madani

a.  Individu

Islam memandang manusia sebagai mahluk mono-dualistis, satu tapi dua. Manusia
memiliki unsure material-jasadiah dan unsur non material-rohaniah.
Seorang ulama menterjemahkan ayat penciptaan manusia dari air sebagai H2O.
sedang ayat yang membahas manusia dari lempung dan tanah terbakar masing –
masing sebagai N (nitrogen) dan C (carbon).CHON inilah yang membentuk asam
amino, asam amino pembentuk protein, protein pembentuk sel.

Pertemuan sel sperma dan sel ovum menyebabkan terjadinnya zigot, zigot
berkembang menjadi bakal janin dalam benuki segumpal darah dan seterusnya
merkembang menjadi manusia.

Dalam al-Quran  kemudian di katakana bahwa saat sajin berusia tiga bulan, Allah
SWT meniupkan ruh-nya. Jelas bahwa manusia adalah mahluk mono dualistik. Hal
ini kemudian menyebabkan manusia berada di antara lempung roh illahi, di mana jika
manusia mampu menaklukan pengaruh lempungnya maka ia akan lebih mulia dari
pada malaikat. Sebaliknya jika manusia di kalahkan pengaruh lempunganya maka ia
lebih hina daripada binatang.

Atas dasar itu maka manusia memiliki dimensi ganda, pertma sebagai hamaba dan
yang kedua sebagai wakil tuhan atau khalifah fil ardhi. Manusia diberi kekuatan dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi sekaligus wujud kehambaannya.

b.      Prinsip Interaksi Sosial

Islam memandang bahwa masyarakat seperti individu. Masyarakat memiliki berbagai


arogan, yang jika salah satu sakit maka semuanya akan sakit. Meski arogan yang satu
tidak mesti menjadi arogan yang lain. Seperti individu, Al-Qur’an mengisyaratkan
bahwa masyarakat pun memiliki ajal. Adapun umur (berdasarkan gerak matahari
bukan spiritual) individu tergantung dari “kesehatan” dari individu-individu
anggotanya. Islam membedakan amal individual dan amal jariyah. Otomatis dosa pun
terdiri dari dosa individual dan dosa kolektif.

Dalam interaksi social, islam mengajarkan tentang keadilan. Keadilan dibangun


dengan prinsip kesetaraan sesame manusia (egaliter), dan prinsip keikhlasan dalam
muamalah melalui akad. Prinsip lain sebagai pelengkap adalah perwalian dan
persaksian atas interaksi mualmalah tersebut sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

Sebuah system social yang berkeadlan adalah system social yang menganut prinsip-
prinsip tersebut diatas dan dalam pelaksaanaanya terdapat orang yang adil.

c.       Masyarakat Madani

Madani diterjemahkan secara umum menjadi dua. Pertama madani adalah nama lain
dari kota madinah. Masyrakat madani adalah penggambaran dari masrakat kota
Madinah pada jaman kerasulan. Pandangan kedua, madani berasal dari kata dien,
yang kurang lebih masyarakat yang berdien. Medinah adalah Negara Kota (Polis)
yang multi etnis.

Untuk membangun system yang diperuntukan untuk mengabdikan pada Allah SWT,
maka membentuk tatanan social yan Islami adalah suatu kemestian. Sementara
masyrakat Medinah adalah masyarakat yang majemuk yang tentu kepentingan
berbeda-beda. Rasul bertindak sebagai pemimpin yang adil yang mewadahi,
menengahi, memutuskan persoalan umat yang muncul.

Syarat terbentuknya masyarakat madani adlah pemimpin yang adil, kontrak social
yang melibatkan segenap lapis masyarakat, sitem yang berkeadilan, untuk membngun
kembali masyarakat madani setidaknya kita mencoba memenuhi beberapa syarat
hingga syaratnya sempurna.

VI.      KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI

Ada beberapa pendapat tentang adil antara lain : setara, seimbang, sama rata,
sesuai tempatnya, proporsional, tidak berat sebelah dan menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Keadilan berarti bersifat adil atau penerapan gagasan tentang adil.
berasal daribahasa Yunani : Socius, yang berarti masyarakat. Social berarti
kumpulan Individu yang bersenyawa dan terikat oleh geografis (ruang), waktu,
norma-norma, nilai, ras, ideology, dsb.

Ekonomi berasal dari penggabunbgan dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu
oikos dan nomos yang artinya pengaturan dan pengelolaan rumah tangga.

Ideology Dunia

Ideology pertama diperkenalkan oleh seorang dari Prancis yang bernama


Dustec de Tracy pada abad 18. Ideology berasal dari ide dan logos yang berarti ilmu,
yang membahas tentang munculnya ide. Tetapi kemudian ideology  mengalami
perubahan makna ditangan Francis Bacom. Menurutnya, ideology berasal dari kata
idos (idola) yang bermakna harapan, cita-cita. Selanjutnya ideology dapat di pahami
sebagai cita-cita ideal yang hendak diwujudkan. Ideology memiliki 3 unsur. Pertama
pandangan dunia (Worrd of View). Kedua, adalaha metodelogi dan Ketiga tujuan
atau cita-cita ideal. Secara singkat pandangan dunia dapat dimaknai dengan cara
seseorang memandang tentang hakikat dunia. Cara pandang ini sangat mempengaruhi
tujuan atau cita-cita ideal, berikut metode yang digunakan untuk mencapai cita-cita
tersebut.

Kapitalisme

Kapitalisme secara bebas diterjemahkan sebagai paham yang mengedepankan


akumulasi modal. Karya Adam Smith “The Wealth Of Nation” pada tahun 1776,
adalah buku yang membahas tentang pengakumulasian modal, dan karya ini di
anggap sebagai tonggak dari kapitalisme.

Sosialisme

Menurut Whittaker sosialisme pada mulanya dimaksudkan untuk menunjukan


sitem-sistem pemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain labor)
secara kolektif. Sosialisme kemudian tidak hanya dinamakan pada system ekonomi,
tapi juga falsafah, ideology dan gerakan. Secara umum sosialisme di bagi 3. Pertama,
sosialisme sebelum Marx dan Angels. Sosialisme ini sering juga disebut sebagai
sosialisme utopis. Karena menurut Marx sosialisme ini tidak memiliki landasan dan
metode untuk mencapai tujuannya. Kedua, sosialisme menurut Marx dan Angels
sering disebut sebagai sosialisme ilmiah, karena memiliki landasan teoritis dan
filosophis. Ketiga, sosialisme pasca Marx dan Angels banyak pemikir social yang
menganggap bahwa sosialisme warisan Marx perlu ditinjau kembali karena beberapa
argumennya tidak relevan berdasrkan perkembangan jaman.

VII. Teori-teori ekonomi dan social

a.       Merkantilisme

Berasal dari kata Merchant yang berarti pedagang. Sebagian Ekonom beranggapan
bahwa Merkantilisme beranggapan bahwa bukanlah sebuah aliran ekonomi, tapi
sebuah kebijakan ekonomi menyangkut system perdagangan yang dipraktekkan
sekitar tahun 1500-1750.

b.      Konolianisme dan Imperialisme

Perkembangan eropa sejak pernag salib sangat pesat sangat pesaqt sehingga masuk
pada jaman renaissance dan jaman pencerahan. Kaum bangsawan dan raja
menginginkan harta (gold) dan kejayaan (glory) dilain pihak, gereja menginkan agar
kristenisasi disebarkan pada mereka yang tidak beradab (gospelt).

c.       Teori Keterbelakangan

Terjadinya keterbelakangan dan kemiskinan pada masyarakat dunia ketiga yang


pernah terjajah kemudian menggelitik para pemikir untuk menganalisa gejala
tersebut.

d.      Teori modernisasi vs teori structural


Beberapa teori modernisasi teori kebutuhan  Mcclelland, teori 5 tahap pembangunan
Rostow, teori tabungan dan investasi, teori manusia modern. Alex Inceles dan masih
banyak lagi. Sementara teori struktur di susun oleh kaum sosialis mengemukakan
adanya factor eksternal seperti penjajahan dan pertukaran tidak seimbang (inequal
exchange) dari Raul Fresbitch.

e.       Evelopmentalisme

Premis utama yang dibangun adalah developmentalisme adalah kebodohan dan


penyebab keterbelakangan dan kemiskinan. Olehnya untuk mengejar ketertinggalan
maka pengembangan Sumber daya manusia (SDM). Menjadi titik awalnya. Untuk itu,
maka investasi sector pendidikan menjadi persyaratan. Disebutkan bahwa ada
lingkaran setan yang terus menjebak Negara sehingga semaikn terpuruk. Secara
teoritis, memaknai developmentalisme ampuh memajukan Negara yang
keterbelakangan tapi secara praktek justru sebaliknya. Developmentalisme sebagai
anak kandung kapitalisme semakin menunjukan kelemahannya.

f.       Teori Hegemoni

Adalah Antonio Gramsci yang pertama yang mencetus teori ini. Berangkat dari
perenungannya akan bahaya reduksionisme dikalangan pemikir Marxis dan non
Marxis. Gramsci menjadikan hegemoni dan dominasi sebagai dua hal yang selaras,
dimana diantara keduanya tercipta penindasan. Sementara penindasan terjadi adanya
penindasan dan tertyindas. Dominasi adalah penindasan pada wilayah ekonomi,
dimana sistim , masyarakat dan sebagainya telah merancang adanya penindas dan
tertindas. Hegemoni adalah penindasan pada level pemikiran, dimana struktur
kesadaran masyarakat dipoles sedemikian rupa oleh pihak penguasa, sehingga
penindasan dijadikan hal yang lumrah, atau dengan kata lain hegemoni berarti
merasuki berpikir masyarakat sehingga tidak terjadi penindasan atau perlawanan
terhadap penindasan.
-          Konteks Kekinian

a.       Umat Islam secara umum.

Ummat islam secara umum telah terpisahkan oleh batas-batas Negara,sehingga tidak
begitu sulit di jajah oleh pihak luar. Keterbelakangn,kemiskinan, dan kebodohan
menjadikan umat islam mengalami kemunduran.

Di sisi lain, penguatan ekonomi umat islam belum menemukan titik keseimbangan.
Beberapa Negara isllam hidup dengan kekayaan melimpah, tapi di Negara lain
banyak umat islam kelaparan. Upaya kongkrit dalam menyelamatkan umat islam dari
jurang kemiskinan belum ada atau mengkin belum Nampak.

Ketertinggalan pengetahuan juga melanda umat islam. Usaha untuk membangun


intelektual muslim masih terhambat oleh sikap jumud dan picik sebagian umat, juga
sokongan dana yang sangat minim.

Dari beberapa hal di atas, umat islam yang dalam beberapa abad lalu umumnya
terjajah, sekarangpun mengalami hal sama, namun caranya saja yang berbeda. Secara
social ekonomi, budaya, militer, dan keagamaan umat islam di jadikan objek
penderita. Saying nya islam masih tterkurung dalam perdebatan bid’ah dan ritualitas.

b.      Umat islam Indonesia

Umat islam Indonesia berda dalam empat sisi penting. Pertama, islam yang beragan
warna. Kedua, persoalan kebangsaan yang multikompleks. Dan ketiga adalah
intervensi asing.

Pada zaman kolonial, islam menjadi spirit perlawanan. Namun setelah kemerdekaan,
kekuatan umat islam perlahan di kurangi. Akibatnya adalah adalah proses
resekularisasi. Islam semakin tersudut di tembok mesjid. Sementara sistim social
yang menindas dan tak berpihak pada rakyat kecil yang umumnya umat islam. Dan
tentunya ini adalah PR yang lain bagi umat islam.
-          Gagasan Keadilan Dalam Islam

a.       Prinsip-prinsip keadilan

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan alam semesta beserta se isinya berdasarkan


keadilanya. Manusia sebagai wakilnya atau khalifa fil ardhi bertanggung jawab
memelihara keseimbangan tersebut. Dan salah satu ukuran keberhasilanya adalah
sejauh mana menerapkan keadilan.

Dalam islam, perbedaan gender, ras, bangsa, bukanlah sesuatu yang berarti, namun
ketakwaan lah ukuranya. Egaliter merupakan prinsip keadilan yang dalam islam jauh
sebelum HAM di cetuskan. Islam melindungi hak-hak minoritas yang non muslim,
dan pernah di contohkan oleh rasul.

VIII ISLAM IPTEK


Iptek sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki beberapa
penafsiran. Ilmu bagi pemikiran barat adalah kumpulan pengetahuan yang sejenis
yang tersistematis. Ilmu dikenal dengan science (sains). Pengetahuan adalah hasil
abstraksi pemikiran manusia terhadap salah satu objek. Pengetahuan dikenal dengan
istilah knowledge. Sedang Tekhnogi adalah hasil kreasi sains dan pengetahuan
manusia dalam menciptakan alat untuk memudahkan kebutuhan manusia.
Dalam Islam, ilmu berasal dari akar kata ‘ilm yang derivasinya antara lain ulama,
alim, mualim, yuallimu dsb. Ilmu sendiri berarti tahu. Artinya dalam khazanah
pemikiran Islam tidak ada pendikotomian antara sains dan pengetahuan. Ilmu itu satu,
tapi sudut pandang manusia menjadikan ada perbedaan antara cabang yang satu
dengan yang lain.
-          Perkembanngan IPTEK
Perkembangan IPTEK dimulai sejak awal sejarah kehidupan manusia tercatat
dalam teks kesejarahan peradaban China, Mesir, Babylon, Assyiria, Tunisia, dsb.
Terdapat jejak-jejak perkembangan tknologi dan pemikiran manusia.
Pada mulanya, Yunani muncul pemikir lam yang mengkaji tentang asla muasal
kehidupan. Tokoh-tokohnya antara lain Thales, Anaximendes, dll.
Setelah itu muncul kaum sophis. Dalam bahasa Yunani yang berarti bijak, arif,
bijaksana. Tokohnya antara lain adalah Pyrrho.
Efeknya dari kaum sopjis adalah muncul keresahan masyarakat pada saat itu. Muncul
kemudian Socrates yang dengan kerendahan hatinya mengaku cerdas, pandai, arif
sebagai mana kaum sophis.
Islam memandang bahwa ilmu itu satu adanya, namun pembiasaan dialam material
sehingga kelihatan berbeda.
Dilandasi dengan konsepsi seperti ini, maka umat Islam mempelajari semua bidang
Ilmu. Tidak ada pemb\atasan ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi. Kegiatan mempelajari
semua cabang Ilmu disebut “kulliyat”
Selanjutnya, pada kisaran abad 16-17, muncul pemikir-pemikir baru yng melahirkan
tonggak kemajuan peradaban. Newton dengan hokum newtonnya telah meletakkan
fondasi kearah` kemajuan teknologi. Muncul pula           Rene Descartes dengan
“Cogito Eregusum”nya yang membawa filsafat maju beberapa langkah. Pada fase ini
di sebut masa pencerahan atau aufklarug.
-          Peran IPTEK terhadap peradaban
Perkembangan IPTEK seperti pisau bersisi dua, satu sisi dia mempermudah manusia,
sedangkan sisi lain justru menghancurkan manusia. Sebaliknya, perkembangan
IPTEK juga turut mempengaruhi peradaban manusia. Ditemukannnya pesawat
telepon, internet, dan lain-lain yang menjadikan batas-batas antara negrapun tanpa
sekat lagi. Pola interaksi manusia mengalami perubahan, sebagai contoh muncul
elektronik government dan elektronik commerce pada wilayah ekonomi dan politik.

Anda mungkin juga menyukai