Oleh:
NAMA: UTARI
NIM: 2021244010004
LEMBAR PENGESAHAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Dasar
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang umumnya terdapat dalam jasad hidup yang
terdiri dari beberapa unsur yang sama, yaitu karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N)
dan kadang-kadang belerang (S), fosfor (P) dan lain-lain. Karbon harus selalu ada sehingga
senyawa organic disebut juga senyawa karbon. Sebenarnya senyawa organic tidak hanya
bersumber dari alam tetapi dapat juga disintesis di laboratorium. Sebagai contoh senyawa
organic yang sangat dekat dengan kehidupan adalah karbohidrat, protein dan lemak/lipid.
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah suatu polimer yang tersusun dari monomer-monomer dengan rumus
empiris (CH2O)n.. Senyawa karbohidrat disebut juga polihidroksi aldehida atau polihidroksi
keton yang mengandung unsur C, H, O. Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida,
diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6. Berdasarkan monomer yang
menyusunnya karbohidrat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.
Disakarida tersusun atas 2 satuan monosakarida, contohnya sukrosa, maltose dan laktosa.
Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 3-10 satuan monosakarida. Polisakarida
adalah karbohidrat yang tersusun lebih dari 10 satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau
bercabang. Hidrolisis asam atau enzimatis dari polisakarida dapat membentuk oligosakarida,
disakarida maupun monosakarida. Contoh polisakarida: amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Amilum dengan air dingin akan membentuk suspense dan bila dipanaskan akan membentuk
pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid kental semacam gel. Suspensi amilum akan
memberikan warna biru dengan larutan iodium, sehingga dapat digunakan sebagai identifikasi
amilum dalam suatu bahan, disebut uji Iodium. Dekstrin dengan larutan iodium menghasilkan
warna merah anggur sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan
iodium membentuk warna merah coklat.
Semua jenis karbohidrat (monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida) akan
berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur dengan larutan α-naftol dalam alcohol dan
ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada
bidang batas antara kedua cairan. Identifikasi ini disebut uji Molisch.
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula.
Kebanyakan monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) adalah gula pereduksi. Larutan gula
bereaksi positif dengan pereaksi Fehling, Tollens, Benedict. Sebaliknya kebanyakan polisakarida
adalah gula nonpereduksi.
Uji Barfoed dapat membedakan antara monosakarida dan disakarida. Ion Cu2+ dari pereaksi
barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada
disakarida dengan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Uji Bial membuktikan
adanya pentose (monosakarida dengan 5 atom C). Dehidrasi pentose oleh HCl pekat
menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. Uji Seliwanoff membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Dehidrasi
fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol
akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
Sukrosa oleh HCl dalam keaadaan panas akan terhidrolisis menghasilkan glukosa dan
fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan
hasil negative menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa
hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.
2.2.2 Lipida
Lipida adalah sekelompok senyawa organic yang memegang peranan penting dalam struktur
dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu tetapi terdiri atas
beberapa golongan, yaitu Lipid sederhana, Lipid komplek dan Derivat lipid. Lipid sederhana
adalah senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol. Contoh: lemak atau minyak dan lilin
(wax). Lipid kompleks adalah senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain disamping
alcohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat atau protein. Contoh: fosfolipid, glikolipid, dan
lipoprotein. Derivat lipid adalah senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contoh:
asam lemak, gliserol, aldehid lemak, keton, hidrokarbon, sterol, vitamin larut lemak, dan
beberapa hormone.
Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut sedikit dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut
organic nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah
menjadi dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang
stabil karena asam lemak yang bebas dalam lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun.
Sabun mempunyai daya aktif permukaan sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar
(terdispersi) dalam air. Zat pengemulsi (emulsifier) berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam
empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat
baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai
akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam.
Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehid, keton dan
asam-asam lemak bebas.
2.2.3 Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (50- 55%),
Hidrogen (± 7%), Oksigen (± 13%) dan Nitrogen (± 16%). Banyak pula protein yang
mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein
lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang
sukar larut, namun semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform.
Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal
(terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul
protein. Penambahan garam mempengaruhi kelarutan protein, tergantung pada konsentrasi dan
jumlah muatan ionnya. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh garam
berkonsentrasi tinggi disebut salting out. Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan
penambahan asam-asam organic seperti asam pikrat, asam trikloroasetat dan asam sulfosalisilat.
Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak larut.
Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan adanya logam-logam
berat seperti Cu2+, Hg2+, Pb2+, sehingga mudah mengendap.
Secara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam- asam
amino sebagai monomernya. Asam-asam amino terikat satu sam lain melalui ikatan peptide,
yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2)
dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk dari dua
asam amino disebut dipeptida. Peptida yang terdiri atas tiga atau empat asam amino disebut
tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya. Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira
100 sampai 1800 atau lebih residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino.
Untuk setiap protein tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino penyusunnya sangat spesifik.
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1. Uji Pengenalan Karbohidrat
Tabel 3.1 Uji Molisch
No Larutan Uji Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)
1 Amilum 1% Ada cincin ungu +
2 Sukrosa 1% Ada cincin ungu +
3 Glukosa 1% Ada cincin ungu +
4 Fruktosa 1% Ada cincin ungu +
NaCl 5% berlebih - - - -
BaCl 5% - berlebih - - -
CaCl 5% - - berlebih - -
MgSO4 5% - - - berlebih -
(NH4)2SO4 jenuh - - - - berlebih
Kocok sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil: Endapan
Banyak Sedikit Sedikit Banyak Banyak
banyak/sedikit