Anda di halaman 1dari 7

Nama: Tari Dwi Sundari Khairanita

NIM: I1031191033
Mata Kuliah: KEPERAWATAN ANAK I

TUGAS PRAKTIKUM
TERAPI BERMAIN PADA ANAK

1. Jelaskan terapi bermain yang sesuai dengan perkembangan usia anak!


 Setiap sesi permainan harus meliputi kegiatan berbahasa, bergerak dan bermain.
1. Kegiatan berbahasa
Ajari anak lagu setempat. Ajak anak untuk tertawa, berbicara dan menjelaskan
apa yang sedang dilakukannya.
2. Kegiatan bergerak/motorik
Selalu semangati anak untuk menampilkan kegiatan motorik yang sesuai.
3. Kegiatan bermain
a. Gelangan tali (mulai umur 6 bulan)
Gulungan benang dan barang-barang kecil lain (misalnya potongan leher botol
plastik) dijadikan gelang. Ikat gelang dalam satu tali, dengan menyisakan panjang
ujung tali sebagai gantungan.
b. Permainan Balok (mulai umur 9 bulan)
Balok-balok kecil dari kayu. Haluskan permukaan balok dengan ampelas dan
warnai dengan warna cerah, jika memungkinkan.
c. Mainan mencocokkan (mulai umur 9 bulan)
Potong bagian dasar dua buah botol yang berbentuk sama, tapi berbeda ukuran.
Botol yang berukuran kecil harus dapat dimasukkan ke dalam botol yang lebih
besar.
d. Bunyi-bunyian (mulai umur 12 bulan)
Potongan panjang bekas botol plastik berbagai warna dimasukkan ke dalam botol
transparan yang ditutup erat.
e. Tetabuhan (mulai umur 12 bulan)
Aneka kaleng logam dengan tutup yang erat.
f. Boneka (mulai umur 12 bulan)
Gunting 2 lembar kain menyerupai boneka dan jahit kedua ujungnya menjadi satu
dengan meninggalkan sedikit lubang. Tarik bagian dalam kain bekas. Jahit bagian
yang masih terbuka dan boneka ke arah luar dan isi dalamnya dengan gambarkan
wajah pada kepala boneka tersebut.
g. Botol Penyimpanan (mulai umur 12 bulan)
Satu botol plastik transparan berukuran besar dengan leher yang kecil dan benda-
benda kecil melalui leher botol tersebut (jangan terlalu kecil panjang yang dapat
masuk hingga tertelan anak).
h. Mainan dorongan (mulai umur 12 bulan)
Buat lubang di tengah dari dasar dan tutup kaleng, Rentangkan sepotong kawat
(kira-kira sepa ang 60 cm) melalui tiap lubang dan ikat ujungnya di dalam kaleng.
Letakkan beberapa tutup botol dari logam ke kaleng dan tutup erat. Kaleng dapat
didorong seperti kereta.
i. Tumpukan tutup botol (mulai umur12 bulan)
Potong sedikitnya tiga botol plastik dengan bentuk yang sama menjadi dua bagian
dan tumpuk.
j. Cermin (mulai umur 18 bulan)
k. Permainan susun gambar (mulai umur 18 bulan)
Gambar suatu bentuk (misalnya boneka) menggunakan krayon pada sepotong
karton persegi. Potong gambar tersebut menjadi dua atau empat bagian.
l. Buku (mulai umur 18 bulan)
Gunting 3 potongan karton berbentuk persegi dan berukuran sama. Tempel dan
rekatkan atau buatlah gambar di kedua sisi masing-masing potongan. Buatlah 2
buah lubang pada satu sisi potongan dan jahitkan tali di tepinya untuk
membuatnya serupa buku.
m. Usia sekolah 6-12 tahun
Permainan untuk anak-anak usia ini tidak perlu memakai alat yang sulit dijangkau
tempatnya apalagi harganya. Cukup dengan barang-barang atau alat-alat di sekitar
kita bisa kita gunakan untuk memperkaya permainan anak, Misal : bola, lompat
tali, kertas origami. dan lain-lain. Yang terpenting kita bisa meramu dan
menggunakan alat sesuai dengan keinginan anak. Pelatihan anak dengan metode
bermain, menonton film dan diskusi dapat membuat anak Iebih berani tampil di
depan umum, percaya diri, dapat menghargai orang lain, dan dapat melihat
kekurangan diri. Acara pementasan juga dapat menjadi salah satu pilihan yang
sangat efektif untuk membentuk kerja sama anak mengekspresikan diri, dan anak
dapat memberikan apresiasi terhadap karya orang lain. Nilai-nilai yang di ajarkan
dalam model pendidikan ini dapat diterapkan anak-anak dalam kegiatan sehari-
hari.
Buat penjelasan jenis terapi bermain yang sesuai usia (batas usianya) dan terapi
anak

Kebutuhan khusus autisme down syndrome


Jawab :
1) 0 – 1 bulan
a. Visual
- Tatap bayi dalam jarak yang dekat
- Gantung benda-benda berwarna menyolok dengan jarak
20 – 25 cm diatas Wajah bayi
- Letakkan bayi pada posisi yang memungkinkan bayi
memandang bebas ke Sekelilingnya
b. Auditory
- Berbicara dengan bayi
- Menyanyi dengan suara lembut
- Mendengar tape, radio, atau kotak musik
c. Kinestetik Taktil
- Dipeluk dan digendong
- Diayun
- Diletakkan di kereta gendong
2) 2 – 3 bulan
a. Visual
- Beri objek dengan warna yang terang
- Tempatkan pada ruangan yang terang dengan gambar-
gambar di dinding
- Letakkan bayi agar dapat memandang bebas
sekelilingnya
b. Auditory
- Berbicara dengan bayi

- Memberi mainan yang berbunyi seperti lonceng atau


kerincingan
- Melibatkan anggota keluarga lain untuk selalu
berkomunikasi dengan bayi
c. Kinestatik Taktil
- Membelai waktu mandi
- Mengganti pakaian dan menyisir rambut dengan lembut
3) 4 – 6 bulan
a. Visual
- Letakkan bayi di depan cermin
- Beri bayi mainan yang berwarna terang dan dapat
dipegang
b. Auditory
- Ajak anak berbicara dan ulangi suara-suara yang
dibuatnya
- Senyum saat bayi tersenyum dan panggil dengan
namanya
- Berikan mainan yang menimbulkan bunyi pada
tangannya
c. Kinestetik Taktil
- Beri anak mainan dalam berbagai tekstur (lembut/kasar)
- Ajak anak bermain di dalam bak mandi
- Sokong ketika anak duduk
- Tempatkan anak di lantai untuk merangkak
4) 7 – 9 bulan
a. Visual

- Berikan mainan warna terang yang lebih besar, dapat


bergerak dan berbunyi Khas
- Tempatkan cermin agar anak dapat melihat dirinya
- Bermain ciluk ba dan muka lucu
b. Auditory
- Panggil nama anak
- Ajarkan kata simple seperti mama dan papa
- Bicara anak dengan kata-kata yang jelas
- Ajarkan nama-nama bagian-bagian tubuh
- Beritahukan apa yang dilakukan ibunya
- Beri perintah yang sederhana
c. Kinestetik Taktil
- Meraba bahan berbagai tekstur
- Bermain air mengalir
- Berdiri untuk belajar menahan berat badan
- Meletakkan mainan agak jauh dan perintahkan anak
mengambilnya
2. Jelaskan terapi anak kebutuhan khusus autism down syndrome pada tahapan usia
perkembangannya, dan apa terapi bermain yang cocok!
 Untuk membantu mempercepat kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penderita ini bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang mandiri untuk bisa
melakukan semua keperluan pribadinya sehari-hari seperti berpakaian dan buang
air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari anak biasa, dengan terapi khusus,
diantaranya yaitu terapi wicara,terapi okupasi, terapi remedial, terapi kognitif,
terapi sensori integrasi, dan terapi snoefzelen.
1. Terapi Fisik
Hal ini meliputi kegiatan dan latihan yang dapat membangun keterampilan
motorik, meningkatkan kekuatan otot, dan memperbaiki postur dan
keseimbangan
2. Terapi berbicara
Terapi ini dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dan menggunakan bahasa
dengan lebih efektif.
3. Terapi okupasi
Terapi ini dapat membantu anak dengan sindrom Down untuk menyesuaikan
kegiatan sehari-hari agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
4. Terapi emosional dan perilaku
Anak-anak dengan sindrom Down kerap merasa frustrasi karena kesulitan
berkomunikasi dan kemungkinan memiliki masalah mental Attention Deficit
Hyperactivity Disorder. Oleh karena itu, terapi ini bekerja untuk membantu
anak merespon perilaku yang mereka inginkan dan tidak diinginkan
5. Terapi sensori integrasi
Terapi sensori integrasi adalah metode terapi untuk membantu anak dengan
gangguan sensori integrasi. Dalam terapi ini, anak akan dihadapkan pada
stimulus sensorik secara berulang dan terstruktur. Seiring berjalannya waktu,
otak anak diharapkan mengalami adaptasi sehingga dapat memproses dan
menanggapi stimulus sensorik dengan lebih baik.
6. Terapi Snoezelen
Adalah suatu aktifitas yang dirancang untuk mempengaruhi Sistem Saraf
Pusat melalui pemberian stimulus yang cukup pada sistem sensori primer dan
sensori sekunder. Stimuli primer atau reseptor sensori eksternal yaitu visual
(penglihatan), auditori (pendengaran), olfactori (penciuman), gustatori
(perasa/pengecapan), tactile (peraba). Stimuli sekunder atau reseptor sensori
internal yaitu vestibular (keseimbangan) dan proprioseptif (kesadaran diri
akan lingkungan sekitar atau kesadaran orientasi spasial).
Salah satu alternative yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan
kognitif peserta didik Donw sindrome yaitu dengan metode puzzle. dengan puzzle
peserta didik akan merasa pembelajaran lebih menyenangkan, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar mereka terutama perserta didik donw sindrome.
Sebenarnya, tidak ada pengobatan yang dapat benar-benar menghilangkan atau
menyembuhkan Down syndrome. Beberapa pengobatan yang ada ditujukan untuk
sekadar mendukung kehidupan dari penderita sindrom ini.

Anda mungkin juga menyukai