Teori Gelombang, Interferensi, Dan Interferometer Sagnac (Syamsuar, 2009)
Teori Gelombang, Interferensi, Dan Interferometer Sagnac (Syamsuar, 2009)
(a)
(b)
Gambar 2.1 Cahaya sebagai radiasi gelombang elektromagnetik dengan polarisasi Ex saja [3].
6 Universitas Indonesia
Pengukuran kecepatan..., Sayuti Syamsuar U, FT UI, 2009.
7
2
2 1
0 (2.1.1)
C2 t2
( j t kr )
(r , t ) Ci e (2.1.2)
di mana
C0
C
n
di mana
n : indeks refraksi
Gerak gelombang berdiri yang terjadi di layar adalah akibat adanya 2 gelombang
yang berpropagasi berlawanan arah pada ring resonator sebagai gelombang harmonik
dengan frekuensi yang sama tetapi berbeda lintasan dan diperlihatkan oleh persamaan
(2.1.3).
(r , t ) CL L (r t ) C R (r t) (2.1.3)
di mana
Universitas Indonesia
C1, C2 : di set berharga sama untuk mendapatkan pola interferensi frinji yang ideal
2E01 -
x
3 5
2 2
2 2
-2E01 -
Universitas Indonesia
frinji pada setiap waktu (t). Beat frequency mempunyai harga yang berbeda-beda
akibat gerak rotasi platform yang berubah setiap saat. Terjadi gerak translasi pola
transversal frinji di layar. Kondisi resonansi gelombang monokromatik tergantung
dari pada panjang gelombang (λ) dari sumber cahaya. Pada eksperimen ini sumber
cahaya menggunakan laser gas He Ne dengan panjang gelombang (λ) = 632.8 nm.
Persamaan gelombang harmonik secara umum adalah
di mana
2
k : bilangan gelombang (2.3.3)
Pada Gambar 2.3 (a), (b), (c) dan (d) terlihat proses superposisi dari 2 gelombang
monokromatik yang bergerak berlawanan arah menghasilkan gelombang berdiri.
1
2
E1
E2
(a)
E(x)
(b)
2
m
km 2
k
E o (x)
(c)
2
4E01( x)
. 2(
1 1 2 ) 1 bcat
2
2E01( x)
2
E01 ( x)
(d)
Gambar 2.3 Superposisi dari 2 gelombang harmonik dengan frekuensi berbeda [4].
Universitas Indonesia
t t1
v1 (t 2 t1 )
v2 (t 2 t1 )
vg (t 2 t1 )
t t2
m
mana modulasi tergantung dari perubahan envelope fase (k m x m t ) dan g .
km
Hubungan dispersi (group velocity = vg) diperlihatkan oleh persamaan sebagai
berikut
Universitas Indonesia
d
vg (2.4.2)
dk
M2 M3
P1
r
Y
X
S
M1 BS
Gambar 2.5 Bentuk ring resonator pada Interferometer Sagnac pasif [11].
Universitas Indonesia
Waktu perpindahan (t) dalam satu putaran penuh pada ring resonator adalah tetap
dan identik seperti dinyatakan oleh persamaan (2.5.1) di bawah ini.
2 R
t (2.5.1)
c
di mana
2 R L
t1 (2.5.2)
c
2 R L
t2 (2.5.3)
c
di mana
R : jari-jari lingkaran
t1 : waktu tempuh berkas cahaya pada lintasan searah putaran jarum jam (+)
t2 : waktu tempuh berkas cahaya pada lintasan berlawanan arah putaran jarum jam
(-)
Universitas Indonesia
1 1
t t1 t2 2 R (2.5.4)
c L R c L R
4 R2 L 4 L A
t (2.5.5)
c2 c 2
di mana
A R2
4 R2 L
L (2.5.6)
c
Universitas Indonesia
setiap kali putaran rotasi platform. Luas (A) sepanjang lintasan adalah πR2. Beda
lintasan ∆L pada persamaan (2.5.6) ditulis menjadi
4A L
L (2.5.7)
c
R
X
Gambar 2.6 Bentuk lintaan pemisah berkas pada Interferometer Sagnac pasif [6].
L 8 A
2 (2.5.8)
c
Universitas Indonesia
di mana
v S 2 .A
(2.5.9)
v S cS
4 A 4 L A
f beat f sagnac 2 v (2.5.10)
S S
4A
N (2.5.11)
c
Universitas Indonesia
Sehingga diperoleh
di mana
PSD dihitung untuk mengetahui power dari intensitas cahaya pola interferensi frinji
versus frekuensi fundamental (f) yang terjadi di layar.
2.6 Interferensi
Pada saat interferensi terjadi fenomena yang disebut efek Doppler dan efek
gelombang elektromagnetik dan menimbulkan beat frequency per kecepatan sudut
rotasi platform. Berkas cahaya bergerak saling berlawanan arah tidak saling
bertabrakan tetapi membentuk jalannya masing-masing pada ring resonator.
Perbedaan lintasan berkas cahaya gelombang berdiri yang terjadi pada ring resonator
pada umumnya pendek sekitar 1 nm. Perbedaan lintasan sebesar λ/4 saja sudah
menghasilkan interferensi [3]. Syarat terjadinya interferensi apabila frekuensi kedua
gelombang tersebut sama dan ada wilayah terjadinya (cross section). Syarat kedua
adanya prinsip superposisi dua gelombang cahaya monokromatik dengan frekuensi
yang sama, temporal coherence dan mempunyai coherence length yang cukup
panjang serta beda fasa absolut (φa) selalu konstan.
Universitas Indonesia
Pada Gambar 2.7 (a) dan Gambar 2.7 (b) terlihat terjadinya interferensi di mana dua
muka gelombang saling bertemu dan menghasilkan interferensi transversal di layar.
Gambar 2 Dimensi dan 3 Dimensi dari pola spasial interferensi transversal seperti
pada Gambar 2.8 (a) dan Gambar 2.8 (b).
Gambar 2.8 (a), (b) Pola spasial intensitas 2 D dan 3 D versus frekuensi fundamental (f)
pola interferensi frinji [15].
Universitas Indonesia
Gambar 2.9 Karakteristik kurva lock-in pada Interferometer Sagnac sumber laser gas He Ne [7].
Pada sumbu ordinat terdapat ∆f atau beat frequency (fb) dan pada sumbu absis
terdapat kecepatan sudut pola interferensi frinji (ΩL). Kurva lock in mempunyai harga
-ΩL sampai dengan +ΩL disebut sebagai dead zone. Harga ΩL diperoleh dari
persamaan (4.2.1) pada Bab 4.
Universitas Indonesia
d cos
d sin
A d B
sinusoidal dari kiri ke kanan memiliki perioda sebesar Λlr = . Begitu pula
sin
Universitas Indonesia
gelombang sinusoidal dari kanan ke kiri memiliki perioda yang sama yaitu Λ rl =
Screen
Layar
c c
E 2 ( x, t ) [ E 21 sin(2 ( )t kx) E 2 2 sin(2 ( )t kx)]2 (2.8.1)
lr rl
Universitas Indonesia
di mana
2
k
Sehingga
c c
E 2 ( x, t ) E12 sin 2 (2 t kx) E 22 sin 2 (2 t kx)
lr rl
(2.8.2)
c c
2 E1 E 2 sin(2 t kx) sin(2 t kx)
lr rl
1 1
E 2 ( x, t ) E 2 (rms)4( cos 2kx) (2.8.3)
2 2
k k;
Misalkan: lim. sin kx 0
kx 0
Universitas Indonesia
Aproksimasi
E 2 ( x, t ) 4 cos2 kx sin 2 t cos2 kx (2.8.6)
Universitas Indonesia