Anda di halaman 1dari 9

3.3.3.

Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan


diadministrasikan sesuai dengan prosedur/SOP
yang diberlakukan.

3.3.4. Sertifikat Kompetensi diserahkan kepada peserta


asesmen yang direkomendasikan kompeten
(terlampir di Lampiran 4a, 4b atau 4c).

4. PTUK menghimpun data dan informasi pelaksanaan sertifikasi


kompetensi.

5. PTUK melaporkan pelaksanaan sertikasi kompetensi:

3.1. Merumuskan laporan pelaksanaan sertifikasi.

3.2. Menyampaikan laporan kepada Kapala SMK/MAK.

B. Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah


bersama dengan Dunia Kerja

SMK/MAK sebagai pendapat menyelenggarakan sertifikasi


kompetensi melalui kerja sama dengan Dunia Kerja. Legalitas
pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan SMK/MAK
dengan Dunia Kerja harus berdasarkan pada kesepakatan bersama
yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
SMK/MAK bersama dengan Dunia Kerja harus melaksakan
sertifikasi kompetensi secara sistemik, objektif dan kredibel sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dibuka. Agar sekolah dan Dunia
Kerja mampu melaksanakan sertifikasi secara sistemik, objektif dan
kredibel, maka sekolah bersama dengan Dunia Kerja membentuk
satuan tugas atau panitia pelaksana sertifikasi kompetensi yang
pada umumnya diberi nama Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK).
PTUK dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan sekolah dan pimpinan
Dunia Kerja secara formal, dan berasal dari guru dan karyawan dari
sekolah dan wakil dari Dunia Kerja yang bersangkutan. Anggota
PTUK SMK/MAK minimal berjumlah 5 (lima) personil, yang mampu
berfungsi sebagai pengarah, pimpinan, pelaksana dan bantuan
administratif. Secara umum PTUK dalam menyelenggarakan
sertifikasi kompetensi, akan melaksanakan kegiatan dalam tiga
tahap. Ketiga tahap penyelenggaraan sertifikasi kompetensi tersebut
adalah tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua pelaksanaan
uji kompetensi dan sertikasi kompetensi dan tahap ketiga adalah

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


pelaporan penyelenggaraan sertifikasi kompetensi. Rincian kegiatan
PTUK SMK/MAK dalam penyelenggaraan sertifikasi kompetensi
bekerjasama dengan Dunia Kerja dapat dijabarkan dalam alur
proses sebagai berikut:

1. Kepala SMK/MAK bersama dengan wakil dari Dunia Kerja


menyepakati kerjasama dalam pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi melalui MoU

1.1. Kerjasama antara SMK/MAK dengan Dunia Kerja dalam


pelaksanaan pembelajaran di SMK merupakan kerjasama

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


yang harus dilakukan agar tamatan SMK/MAK memiliki
kompetensi/kualifikasi sesuai dengan kebutuhan Dunia
Kerja.

1.2. Bentuk kerjasama antara SMK/MAK dan Dunia Kerja


dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan mulai
dari Praktk Kerja Lapangan (PKL), komite sekolah, atau
dalam bentuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi

1.3. Kerjasama yang dilakukan untuk pelaksanaan sertifikasi


kompetensi, harus dilaksanakan secara sistemik, terukur,
dengan target dan sasaran yang jelas.

1.4. Karena luasnya cakupan yang harus ditangani dalam


sertifikasi kompetensi tersebut, perlu tersedia sumber daya
yang harus memadai.

1.5. Agar ada kejelasan hak dan kewajiban masing-masing


pihak, maka pelaksanaan sertifikasi kompetensi dilegalkan
dalam bentuk kesepakatan tertulis berupa Memorandum of
Understanding (MoU) (contoh terlampir di Lampiran 9)

2. Kepala SMK/MAK bersama wakil Dunia Kerja


merumuskan/menetapkan PTUK Bersama

Kepala SMK/MAK bersama wakil Dunia Kerja sebagai


penanggungjawab pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi
peserta didiknya, perlu menetapkan Panitia Teknis Uji
Kompetensi (PTUK). PTUK mampu kerjasama sebagai pengarah,
pelaksana dan pendukung kegiatan sertifikasi kompetensi.

(penetapan PTUK sebagai pelaksanaan sertifikasi kompetensi


secara mandiri sebagaimana contoh di Lampiran 10)

3. PTUK Bersama merumuskan dan menetapkan:

3.1. Program kerja sertifikasi

Pelaksanaan sertifikasi kompetensi direncanakan dan


diorganisasikan dalam program kerja. Program kerja terdiri
dari tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan serta
ukuran ketercapaian, penanggung jawab, biaya dan waktu
pelaksanaan. Sebagai contoh pada

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


(Lampiran 11 merupakan contoh program kerja sertifikasi
kompetensi)

3.2. Skema sertifikasi kualifikasi/kluster

Kelompok kerja perumus skema sertifikasi yang


beranggotakan wakil dari Dunia Kerja dan sekolah dalam
PTUK, diberi tugas untuk mengembangkan skema
sertifikasi. Kompetensi inti dan kompetensi dasar serta
kompetensi-kompetensi yang ada/dikuasai oleh Dunia
Kerja menjadi dasar dalam perumusan skema kompetensi.
Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan
yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan
tertentu dari seseorang. Skema sertifikasi terbagi atas 3
(tiga) katagori yaitu:

 Skema sertifikasi kualifikasi KKNI,

 Skema sertifikasi kualifikasi okupasi dan

 Skema sertifikasi kluster

3.2.1. Skema sertifikasi kualifikasi KKNI adalah skema


sertifikasi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun berdasar pada
penjenjangan kualifikasi yang ditetapkan dalam
KKNI atau Penpres No. 8 Tahun 2012. Pada KKNI
terdapat jenjang kualifikasi, mulai dari jenjang I
sampai jenjang IX. Jenjang 1 setara dengan jenjang
pendidikan formal pada SLTP, dan jenjang 2 setara
dengan jenjang pendidikan formal SLTA atau SMK
sedangkan pendidikan formal pada jenjang 6 adalah
setara dengan pendidikan formal sarjana sedang
jenjang 9 setara dengan program doktor. Berdasar
pada pertimbangan KKNI kualifikasi tamatan
SMK/MAK, diasumsikan telah setara dengan
kualifikasi KKNI jenjang II. Dengan demikian
standar kompetensi dasar pada masing-masing
program keahlian untuk Kurikulum SMK/MAK
2013 minimal setara dengan KKNI Jenjang 2 atau 3.

3.2.2. Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi


okupasi adalah skema sertifikasi kompetensi yang

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


pengemasan unit kompetensi dan persyaratannya
disusun berdasar pada Klasifikasi Baku Jenis
Pekerjaan Indonesia Tahun (KBJI) 2002. Dokumen
tersebut adalah daftar kualifikasi baku jenis
pekerjaan di Indonesia, yang di tetapkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Secara singkat
kualifikasi baku jenis pekerjaan di Indonesia terdiri
atas golongan pokok, golongan, subgolongan dan
kelompok. Berdasar pada kualifikasinya terdapat 10
(sepuluh) golongan pokok, dan penjabaran lebih
lanjut kepada golongan, subgolongan dan kelompok
masing-masing. Secara umum pengelompokan
kualifikasi tamatan SMK/MAK berada pada jabatan
operator atau perakit.

3.2.3. Skema sertifikasi kluster adalah skema sertifikasi


kompetensi yang pengemasan unit kompetensi dan
persyaratannya disusun lebih kecil atau kurang dari
kualifikasi KKNI atau okupasi. Dengan demikian
skema sertifikasi kluster dapat
disusun/dirumuskan dengan memecah skema
kualifikasi KKNI atau okupasi kedalam paket unit
komptensi yang lebih kecil. Dengan pemecahan atau
pengemasan unit kompetensi kedalam paket yang
lebih kecil, dimungkinkan sertifikasi kompetensi
dapat dilaksanakan secara bertahap dan tidak
harus pada tahun terakhir pada durasi tahun ketiga
atau tahun keempat. Pelaksanaan sertifikasi
kompetensi dapat dilaksanakan pada akhir tahun
pertama, tahun kedua, tahun ketiga atau akhir
tahun keempat setelah peserta didik/asesi
memenuhi pencapaian seluruh unit kompetensinya
yang terkumpul dalam sebuah skema sertifikasi.

Lampiran 12 a, b dan c merupakan ilustrasi


modifikasi /perumusan skema sertifikasi
kompetensi dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar kedalam skema sertifikasi kompetensi
kualifikasi KKNI, okupasi dan kluster.

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


3.3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi

Blangko sertifikat kompetensi harus disiapkan oleh PTUK ,


berdasarkan skema sertifikasi kompetensi yang akan
dilaksanakan. Blangko sertifikat dicetak pada kertas HVS
A4 120 gram atau safety paper (bila memungkinkan).
(Lampiran 13.a, 13.b dan 13.c merupakan contoh blangko
sertifikat kompetensi)

3.4. Asesor kompetensi

Asesor kompetensi merupakan pelaku kunci, dalam


pelakasanaan sertifikasi kompetensi. Asesor kompetensi
harus memiliki/menguasai kompetensi teknis bidang
keahlian yang akan diujikan dan kompetensi metodologi
dalam mengases kompetensi. Asesor kompetensi disiapkan
dari perwakilan Dunia Kerja. Untuk aspek metodologi
asesmen dapat mengadopsi pola penyiapan asesor
kompetensi yang telah dikembangkan dan disiapkan oleh
BNSP. Para calon asesor kompetensi dapat dilatih dan
diuji.

(Lampiran 14.a. 14.b. merupakan contoh program pelatihan


asesor kompetensi dan sertifikat)

3.5. Perangkat asesmen

Dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi melalui uji


kompetensi, ketersediaan perangkat asesmen merupakan
salah satu komponen yang harus disiapkan sesuai dengan
skema yang akan diujikan. Perangkat asesmen harus
disiapkan mengacu kepada paket kompetensi yang
terkandung dalam skema sertifikasi. (lihat butir 2.2) Dalam
pengembangan perangkat asesmen untuk uji kompetensi
dapat menggunakan metode asesmen dan perangkat antara
lain observasi, demontrasi/praktik, pertanyaan tertulis,
pertanyaan lisan, verifikasi portofolio dan metode lain yang
relevan. Catatan: dalam pelaksanaan uji kompetensi untuk
sertifikasi kompetensi minimal harus menggunakan 2 (dua)
metode asesmen.

Perangkat asesmen yang akan digunakan untuk sertifikasi


kompetensi melalui uji kompetensi harus valid, realibel,

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


terkini dan memadai. Untuk itulah perangkat asesmen
harus dikembangkan melalui tahapan penyusunan draf
perangkat asesmen dan uji coba pelaksanaannya.

(Lampiran 15.a, 15.b dan 15.c, merupakan contoh perangkat


asesmen)

3.6. Sistem dan prosedur sertifikasi kompetensi

Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikat


kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, standar internasional
dan/atau standar khusus. Untuk itulah pelaksanaan
sertifikasi kompetensi harus dilakukan secara sistemik
dengan alur tahapan yang diilustrasikan dengan diagram
alur sebagai berikut:

Ketua
Kompetensi PTUK Team
Keahlian Bersama Asesor Komite Dunia Kerja
mendaftarkan menetapkan Dunia Kerja Sertifikasi menerbitkan
asesi ke PTUK asesor menerima sertifikat
kompetensi, melaksanakan
sesuai skema proses hasil asesmen kompetensi
sertifikasi yang perangakat uji
serta TUK asesmen
diujikan

4. PTUK Bersama melaksanakan asesmen kompetensi:

4.1. Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Kompetensi

PTUK menyampaikan infomasi kepada peserta didik/siswa,


tentang akan dilaksanaannya setifikasi kompetensi di
SMK/MAK. Informasi tentang sertifikasi kompetensi
tersebut terkait dengan:

 Skema sertifikasi kompetensi kualifikasi/kluster


yang akan dilaksanakan.

 Jadwal dan tempat pelaksanaan pelaksanaan


sertifikasi kompetensi.

 Persyaratan yang dipersyaratkan untuk mengikuti


sertifikasi kompetensi

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


 Biaya untuk mengikuti sertifikasi kompetensi (bila
ada)

Berdasar pada pengumuman yang disampaikan oleh PTUK,


para peserta didik yang berminat untuk mengikuti
sertifikasi kompetensi mendaftarkan diri kepada PTUK
dengan tahapan:

4.1.1. Pendaftaran peserta sertifikasi kompetensi

Ketua Kompetensi Keahlian memfasilitasi peserta


didik untuk mengajukan permohonan menjadi calon
peserta sertifikasi kompetensi dengan mengisi
format pendaftaran dan format asesmen mandiri
serta dokumen portofolio yang mungkin sudah
dimiliki oleh peserta didik.

Petugas PTUK memverifikasi dokumen yang telah


diisi dan diserahkan oleh peserta untuk memastikan
kelayakan sebagai calon peserta sertifikasi
kompetensi

4.1.2. Penetapan calon peserta sertifikasi kompetensi

Apabila keseluruhan dokumen telah terverifikasi


dan terlengkapi, petugas PTUK menetapkan
pemohon sebagai peserta sertifikasi kompetensi
dengan pengelompokan sebagai berikut:

 Skema Sertifikasi yang akan diikuti

 Tempat Uji Kompetensi (TUK)

 Rencana Jadwal Pelaksanaan

4.2. Pelaksanaan Asesmen Kompetensi

4.2.1. PTUK menunjuk dan menetapkan Asesor Kompetensi


dari Dunia Kerja untuk melakukan Uji Kompetensi

4.2.2. Asesor Kompetensi/Tim Asesor Dunia Kerja


menyiapkan Perangkat Asesmen untuk pelaksanaan
Uji Kompetensi/Asesmen Kompetensi

4.2.3. Kepala Tempat Uji Kompetensi bertanggungjawab


untuk menyiapkan Sarana dan Prasarana serta

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


bahan untuk pelaksanaan Uji Kompetensi/Asesmen
Kompetensi

4.2.4. Penjelasan Umum pelaksanaan Uji


Kompetensi/Asesmen Kompetensi

 Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja menyampaikan


rencana pelaksanaan Asesmen kepada Peserta
Uji berdasar kepada panduan pelaksanaan yang
ditetapkan

 Mendiskusikan rencana pelaksanaan asesmen

4.2.5. Pelaksanaan Asesmen

Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja melaksanakan


asesmen dengan menggunakan metode praktik dan
teori (pengetahuan) sesuai dengan kesepakatan.
(Lampiran 15.a, 15.b dan 15.c)

4.3. Penilaian Peserta Asesmen Kompetensi

4.3.1. Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja membuat penilaian


berdasar pada bukti-bukti yang terhimpun dalam
Asesmen Kompetensi.

4.3.2. Asesor/Tim Asesor Dunia Kerja memberikan


rekomendasi kompeten/belum kompeten pada form
penilaian (Lampiran 16 Format penilaian)

4.4. Penerbitan Sertifikat

4.4.1. Petugas PTUK melaporkan kegiatan pelaksanaan Uji


Sertifikasi Kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
untuk ditindaklanjuti dengan permohonan
penerbitan sertifikat kompetensi dari Dunia Kerja
bagi peserta didik/asesi yang direkomendasikan
kompeten

4.4.2. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan


diadministrasikan sesuai dengan prosedur/SOP yang
diberlakukan

4.4.3. Sertifikat Kompetensi diserahkan kepada peserta


asesmen yang direkomendasikan kompeten

@Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai