Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi
Dosen Pengampu : DR. Heny Astutik, S.Kep, Ns. M.Kes

Oleh Kelompok 5:
ANINDYA ALVIANTI PUTRI (P17310214072)
ADE PUTRI YASINTA APRILIA (P17310214073)
FELYSIA (P17310214074)
FADHLIYA IKA NINGRUM (P17310214075)
NANDA DEWI ISNAINI (P17310214077)
KASIANAH (P17310214078)
FANNY PUSPITA SARI (P17310214079)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat serta
salam penulis sampaikan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyyah ke zaman yang terang benderang penuh
petunjuk.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat dan tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami merima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi terutama untuk mahasiswa.

Malang, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
I.2 Perumusan Masalah......................................................................................................2
I.4 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
II.1 Pengertian Organ Reproduksi Pria..............................................................................3
II.2 Struktur Organ Reproduksi Pria..................................................................................3
II.3 Kelenjar, Duktus Duktuli, Bangunan Penyokong.......................................................4
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................19
III.1 Kesimpulan..............................................................................................................19
III.2 Saran........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi manusia biasanya melibatkan fertilisasi internal dengan
hubungan seksual. Dalam proses ini, laki-laki memasukkan penis ke dalam vagina dan
berejakulasi semen yang mengandung sperma. Sebagian kecil dari sperma melewati
leher rahim ke dalam rahim, kemudian ke saluran telur untuk pembuahan ovum. Hanya
satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi ovum. Setelah berhasil pembuahan,
ovum dibuahi atau zigot, berjalan keluar dari tuba falopi ke rahim, di mana ia
berimplan di dinding rahim. Ini merupakan tanda-tanda awal kehamilan, yang
berlangsung selama sekitar sembilan bulan bagi janin untuk berkembang.
Sistem reproduksi pria merupakan sekelompok organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi dan terbagi menjadi dua bagian, yakni organ internal dan organ eksternal.
Dalam proses reproduksi, diperlukan juga hormon tertentu untuk membantu fungsi
organ reproduksi pria. Serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di sekitar
panggul seorang laki-laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi utama
langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma untuk
fertilisasi ovum.
Sistem reproduksi laki-laki yang utama dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kategori. Kategori pertama memproduksi dan menyimpan sperma (spermatozoa). Hal
ini diproduksi di testis, yang disimpan di skrotum yang dapat mengatur suhu; sperma
yang belum matang kemudian berjalan ke epididimis untuk pengembangan dan
penyimpanan. Kategori kedua adalah cairan ejakulasi yang memproduksi kelenjar, yang
meliputi kelenjar Cowper, vesikula seminalis, prostat, dan vas deferens. Kategori
terakhir adalah bagian yang digunakan untuk kopulasi dan deposisi sperma dalam
wanita. Bagian yang termasuk di dalamnya adalah penis, uretra, vas deferens.
Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh lebih besar dan berotot,
suara menjadi keras, tumbuh rambut di wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan
tumbuhnya jakun. Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen, terutama
testosteron. Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma.
Hormon ini juga berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki
seperti rambut wajah dan suara yang lebih dalam.

1
I.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi pada pria?
2. Bagaimana struktur organ reproduksi pada pria?
3. Apa saja yang dimaksud kelenjar, duktus duktuli, dan bangunan penyokong?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan organ reproduksi pada pria
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur organ reproduksi pada pria
3. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud kelenjar, duktus duktuli, dan bangunan
penyokong

BAB II
2
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pria adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam suatu
reproduksi dan dibagi menjadi dua bagian, yaktu organ internal dan eksternal. Dalam
proses pembuahan, diperlukan hormon tertentu yang dapat membantu kinerja organ
reproduksi. Organ reproduksi laki-laki dimiliki sejak lahir, akan tetapi kemampuan
dalam hal reproduksi baru dimulai saat masa pubertas. Adapun masa pubertas dialami
mulai usia 9 - 15 tahun. Fungsi organ reproduksi pria secara garis besar yaitu
memproduksi sperma dan memindahkannya ke saluran reproduksi wanita. Hal ini
dilakukan sebagai upaya melakukan proses pembuahan.

II.2 Struktur Organ Reproduksi Pria


Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian
berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam. Organ reproduksi pria
berfungsi untuk menghasilkan sperma (gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke
wanita.
Struktur reproduksi pria yaitu :
1. Sepasang testis yaitu berada dalam skrotum di luar rongga abdominopelvic yang
memiliki kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang menghasilkan sperma dan
kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang menghasilkan testosteron.
2. Sistem saluran laki-laki yang terdiri dari 3 bagian yaitu epididimis, vas deferens
atau tempat pematangan sperma, dan uretra.
3. Kelenjar aksesori yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretralis.
4. Alat kelamin eksterna yang terdiri dari dua bagian yaitu skrotum dan penis.

II.3 Kelenjar, Duktus/duktuli, Bagunan Penyokong

3
Struktur reproduksi pria terdiri atas kelenjar, kelenjar pelengkap, duktus duktuli /
saluran reproduksi, dan bangunan penyokong.
1) Kelenjar Reproduksi
Organ pada kelenenjar reproduksi ini antara lain yaitu :
a. Testis
Testis disebut juga buah zakar yang dibungkus dengan skrotum. Merupakan
bagian dalam organ reproduksi pria yang berisi lobulus-lobulus yang terdiri atas
tubulus seminiferus, sel-sel sertoli, dan sel-sel leydig. Testis ini juga merupakan
tempat dimana spermatozoa dan hormon laki – laki dibentuk (testosteron).
Terletak menggantung pada urat – urat spermatik yang tersimpan dalam
skrotum tepat di bawah penis. Pada 250 lobulus testis terdapat pintalan tubulus
seminiferous yaitu tempat proses pembentukan sperma. Masing-masing testis
berada di tunika albugenia testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk
suatu bagian disebut mediastinum testis. Dibatasi oleh sekat yang berbentuk dari
jaringan ikat dan oto polos. Menghasilkan hormone testosterone dan bekerja
sebagai kelenjar endokrin.
Fungsi testis adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan sperma (spermatozoa) di bagian tubulus seminiferus, yaitu bibit
dari pria dengan jumlah yang sangat banyak. Spermatozoa yang telah dibentuk
akan disimpan pada saluran testis untuk menampungnya karena spermatozoa
tidak tahan panas dan tidak tahan suhu terlalu dingin. Kulit skrotum yang
longgar digunakan untuk mengatur suhu sehingga panas di sekitar
spermatozoa relatif tetap.
4
2. Pembentukan hormon androgen (testosteron).
b. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan organ yang berperan penting dalam
sistem reproduksi pria. Vesikula seminalis terletak di belakang kandung kemih,
tepatnya di atas kelenjar prostat dan di depan rektum. Organ ini bertekstur lunak
dan berukuran sekitar 5–7 cm. Sebagai bagian dari sistem reproduksi pria,
beberapa fungsi vesikula seminalis adalah untuk:
1. Memproduksi air mani
Air mani atau semen adalah gabungan antara sperma dan cairan pembawanya.
Sperma sendiri diproduksi oleh testis, sementara cairan pembawanya paling
banyak diproduksi oleh vesikulas seminalis. Namun kelenjar lainnya, seperti
kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretra, juga turut berkontribusi pada
produksi cairan ini.
2. Memberi energi pada sperma
Sperma membutuhkan energi untuk bergerak. Vesikula seminalis melepas
cairan yang tinggi gula, terutama jenis fruktosa. Cairan inilah yang digunakan
sebagai makanan atau sumber energi bagi sperma.
3. Mengeluarkan air mani
Saat pria sedang terangsang dan hendak ejakulasi, vesikula seminalis turut
berperan mendorong air mani keluar dari uretra agar masuk ke dalam saluran
reproduksi wanita saat berhubungan intim.
4. Menghasilkan air mani yang bersifat lengket
Fungsi lain vesikula seminalis adalah membuat air mani yang bersifat lengket,
sehingga air mani mampu menempel lebih lama di dalam saluran reproduksi
wanita. Dengan begitu, sperma akan memiliki kesempatan lebih besar untuk
bisa bertemu dengan sel telur.
Fungsi vesikula seminalis pada organ reproduksi pria tidak akan optimal
jika terjadi gangguan, seperti infeksi, abses, kista, batu vesikula seminalis, atau
kanker. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul akibat gangguan vesikula
seminalis adalah:
 Sakit di perut, panggul, atau penis
 Sakit atau tidak nyaman saat ejakulasi
 Sperma berdarah
 Ejakulasi lemah
5
 Nyeri saat buang air kecil
 Kencing berdarah (hematuria)
Guna mewaspadai terjadinya gangguan vesikula seminalis, ada beberapa
tips yang bias langkah yang bias dilakukan untuk menjaga kesehatan vesikula
seminalis, di antaranya adalah:
 Hindari bergonta-ganti pasangan seksual serta gunakan kondom saat
berhubungan seks.
 Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang serta hindari makanan tinggi
gula dan lemak jenuh.
 Rutin berolahraga guna mendukung berat badan sehat dan seimbang.
 Mulailah berhenti merokok guna memperbaiki kualitas sperma.
Fungsi vesikula seminalis sangat penting agar sistem reproduksi pria bisa
bekerja normal. Oleh karena itu, bila terdapat gejala seperti yang sudah
disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter demi mengantisipasi adanya
gangguan pada fungsi vesikula seminalis dan bisa segera mendapat pengobatan
yang tepat.
c. Prostat
Kelenjar prostat merupakan kelenjar pembentuk cairan yang akan bersama-
sama keluar saat ejakulasi dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada di dalam
organ reproduksi pria, yang berfungsi membentuk cairan pendukung
spermatozoa, yang menambah alkali pada vesika seminalis untuk melindungi
sperma dari asam di sekitar vagina dan tahanan yang datangnya dari eksternal
organ reproduksi. Ukuran prostat normalnya sebesar biji kenari dan akan semakin
besar seiring bertambahnya usia. Jika prostat terlalu besar atau mengalami
masalah, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Secara umum, terdapat
tiga jenis gangguan prostat yang dapat menyerang pria, yaitu:
1. Benign prostatic hyperplasia (BPH)
BPH atau yang biasa dikenal dengan pembesaran prostat jinak terjadi
ketika kelenjar prostat membesar, sehingga saluran kemih mengalami
penyempitan. Kondisi ini dapat menyebabkan otot kandung kemih menebal.
Lambat laun, dinding kandung kemih akan melemah dan sulit untuk
mengeluarkan urine. Ada beberapa gejala yang muncul akibat pembesaran
prostat jinak (BPH), antara lain:
 Susah buang air kecil
6
 Aliran urine yang lemah dan tersendat-sendat
 Rasa tidak tuntas usai buang air kecil
 Sering ingin buang air kecil di malam hari
BPH umumnya terjadi seiring bertambahnya usia. Belum ada yang
mengetahui secara pasti penyebab pembesaran prostat jinak. Namun, kondisi
ini diperkirakan terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual
akibat proses penuaan.
Kondisi pembesaran prostat jinak (BPH) umumnya ditangani dengan
pemberian obat-obatan. Jenis obat yang biasanya diresepkan untuk mengatasi
pembesaran prostat jinak adalah penghambat alfa dan 5-alpha reductase
inhibitor.
Penghambat alfa (alpha-blocker) adalah jenis obat yang bekerja dengan
cara merelaksasi otot-otot di leher kandung kemih dan kelenjar prostat,
sehingga memudahkan buang air kecil. Jenis obat yang tergolong penghambat
alfa adalah alfuzosin, doxazosin, silodosin, tamsulosin, dan terazosin.
Sementara itu, 5-alpha reductase inhibitor adalah jenis obat yang dapat
mengurangi ukuran prostat dengan cara menghambat hormon pemicu
pembesaran prostat. Obat finasteride dan dutasteride adalah dua jenis obat
golongan 5-alpha reductase inhibitor.
Selain itu, prosedur pembedahan juga dapat dilakukan untuk
memperbaiki gejala BPH dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Tindakan operasi umumnya disarankan untuk penderita BPH yang ukuran
prostatnya sudah sangat besar atau memiliki keluhan yang berat.
2. Prostatitis
Prostatitis merupakan peradangan atau pembengkakan pada kelenjar
prostat. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria yang berusia lebih muda,
yaitu antara usia 30–50 tahun.
Prostatitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, yang bisa berasal
dari infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual. Namun, pada
beberapa kasus, penyebab prostatitis tidak dapat diketahui secara pasti.
Penyebab prostatitis dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:
 Prostatitis bakteri akut, yang diakibatkan oleh infeksi
bakteri coli atau Nisseria gonorrhoeae

7
 Prostatitis bakteri kronis, yang disebabkan oleh penyebaran bakteri dari
saluran kemih atau infeksi saluran kemih (ISK)
 Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS), yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya
 Asymptomatic inflammatory prostatitis, yaitu kondisi ketika kelenjar
prostat mengalami peradangan, namun tidak menimbulkan gejala apa pun.
Gejala prostatitis bisa sangat bervariasi pada tiap orang.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul:
 Sulit serta muncul sensasi nyeri atau perih saat buang air kecil
 Terdapat darah saat buang air kecil
 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
 Aliran urine yang lemah
 Rasa sakit ketika ejakulasi
 Air mani berdarah
 Disfungsi seksual atau kehilangan libido
Prostatitis dapat diobati dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik
untuk membasmi kuman penyebab radang pada prostat, pemberian obat
antinyeri, atau obat untuk melemaskan otot kandung kemih (alpha-blocker)
yang juga digunakan untuk mengobati BPH.
Selain menggunakan obat, penderita prostatitis juga akan disarankan
melakukan hal-hal yang membantu meredakan gejala prostatitis, seperti
berendam air panas, menghindari minuman beralkohol dan rokok, serta
membatasi konsumsi kafein.
Bersepeda, duduk terlalu lama, atau aktivitas apa pun yang dapat
membuat prostat menjadi iritasi, juga perlu dihindari untuk sementara waktu
hingga kondisi benar-benar pulih.
3. Kanker prostat
Kanker prostat adalah pertumbuhan sel secara abnormal pada kelenjar
prostat. Hingga kini, penyebab munculnya kanker prostat masih belum
diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena kanker prostat, yaitu faktor usia, riwayat keluarga,
dan obesitas. Kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun saat
stadium awal. Namun pada stadium lanjut, gejala yang muncul dapat berupa:
 Sulit buang air kecil
8
 Penurunan aliran urine
 Nyeri tulang dan rasa tidak nyaman di area panggul
 Darah pada urine dan air mani
Jenis pengobatan kanker yang akan dilakukan tergantung dari tingkat
pertumbuhan kanker dan kondisi kesehatan penderitanya. Secara umum,
kanker prostat bisa ditangani dengan terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi,
dan pembedahan untuk mengangkat kelenjar prostat.
Apabila kanker prostat terdeteksi sedini mungkin pada stadium awal,
peluang sembuh dari kanker pun akan semakin besar. Oleh karena itu, penting
untuk melakukan pemeriksaan sesuai anjuran dokter, terutama jika Anda
memiliki faktor risiko atau mengalami gejala gangguan pada prostat.
Jaga kesehatan prostat Anda dengan banyak mengonsumsi makanan
yang kaya vitamin dan mineral, berolahraga secara rutin, dan mempertahankan
berat badan ideal. Jika terdapat keluhan terkait gangguan prostat, Anda
perlu berkonsultasi dengan dokter.
d. Bulbouretralis (Cowper)
Kelenjar Cowper, disebut juga kelenjar bulbouretral, merupakan bagian dari
sistem reproduksi pria berupa sepasang kelenjar seukuran kacang polong. Dalam
anatomi penis, kelenjar Cowper terletak di kantong perineum bagian dalam,
tepatnya di bawah prostat. Meskipun kecil, kelenjar ini memberikan banyak
manfaat bagi kesehatan reproduksi pria termasuk kesehatan pria secara
keseluruhan.
Pada organ reproduksi pria, kelenjar Cowper berfungsi sebagai tempat air
mani dan urine keluar dari tubuh. Cowper termasuk kelenjar eksokrin yang
memiliki saluran sekitar 2,5 cm melewati membran perineum dan masuk ke
bagian terdekat uretra spons. Saat terjadi rangsangan seksual, kelenjar Cowper
akan menghasilkan cairan yang disebut dengan cairan pra-ejakulasi. Cairan pra-
ejakulasi seperti lendir dengan tekstur kental, jernih, dan asin.
Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Cowper membantu menetralkan sisa
keasaman urine yang mungkin masih tersisa di uretra. Selain itu, cairan ini juga
membantu melumasi uretra dan lubang uretra eksternal untuk melindungi sperma.
Uretra yang telah dinetralkan dan dilumasi oleh cairan pra-ejakulasi ini
membuat sperma lebih aman dan terlindungi dari kerusakan mekanis selama
melewati uretra saat ejakulasi. Itulah sebabnya kelenjar Cowper ini juga berperan
9
penting dalam perlindungan sperma saat ejakulasi. Berikut ini beberapa gangguan
kesehatan yang bisa terjadi pada kelenjar Cowper :
1. Syringocele
Syringocele adalah adanya kista (benjolan berisi cairan) yang berada di saluran
uretra mengarah ke kelenjar Cowper. Sebagian besar kondisi ini terjadi karena
bawaan lahir. Itu sebabnya, kondisi ini umum terjadi pada anak-anak. Adanya
kista menyebabkan perubahan tekanan sehingga duktus membesar. Namun,
sebagian besar kista syringocele berukuran kecil sehingga tidak menyebabkan
gangguan pada kelenjar Cowper untuk mengeluarkan cairan semen. Sementara
itu, pada ukuran kista yang lebih besar mungkin dapat menjadi penghalang dan
mengganggu fungsi uretra atau kelenjar Cowper. Pada kebanyakan kasus, kista
syringocele bisa hilang dengan sendirinya. Pada kasus lain, pengangkatan kista
dengan endoskopi mungkin dibutuhkan.
2. Cowperitis
Cowperitis adalah peradangan pada kelenjar Cowper akibat infeksi bakteri.
Bakteri yang menyebabkan cowperitis biasanya sama dengan bakteri yang
menyebabkan infeksi saluran kemih.
3. Batu kelenjar Cowper
Batu kalsium, mirip dengan batu ginjal, juga bisa terbentuk di kelenjar
Cowper. Timbulnya batu di kelenjar Cowper ini bisa menyebabkan
penyumbatan dan infeksi, hingga pembengkakan. Batu kelenjar bulbouretral
biasanya terjadi pada pria dewasa. Jika tidak menimbulkan gejala, batu
kalsium ini bisa dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan. Namun, pada kasus
batu kelenjar bulbouretral yang menimbulkan gejala, operasi pengangkatan
kelenjar Cowper perlu dilakukan.

4. Kanker kelenjar Cowper


Kanker kelenjar Cowper memengaruhi kelenjar bulbouretral dan membuat
bentuknya tidak teratur. Dalam jurnal Case Reports in Oncology, kanker
kelenjar Cowper terbilang langka dengan kurang dari 10 kasus. Pertumbuhan
kanker kelenjar Cowper menyebabkan penyempitan uretra, hingga
menimbulkan nyeri panggul dan rasa tidak nyaman pada anus. Tindakan

10
pembedahan, radiasi, atau kemoterapi menjadi solusi penanganan kanker di
kelenjar Cowper.
2) Duktus Duktuli / Saluran Reproduksi
a. Epididimis
Epididimis adalah saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis)
yang menempel pada bagian belakang testis (buah zakar). Organ ini berfungsi
mengangkut dan menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Namun, fungsi
epididimis bisa terganggu karena berbagai hal. Epididimis terdiri
dari caput (kepala), corpus (tubuh), dan cauda (ekor). Setiap bagian tersebut
memiliki fungsi yang berbeda. Kepala epididimis berfungsi sebagai tempat
menyimpan sperma.
Tubuh epididimis berperan sebagai tempat pematangan sperma. Proses
pematangan sperma biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Sedangkan,
ekor epididimis bertugas menyalurkan sperma ke saluran ejakulasi. Namun,
berbagai fungsi tersebut bisa terganggu jika epididimis mengalami infeksi,
peradangan, atau masalah kesehatan lainnya.
Ada beragam penyakit yang bisa menyerang epididimis, di antaranya:
1. Epididimitis
Epididimitis merupakan peradangan pada epididimis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri pada saluran kemih, infeksi prostat, atau penyakit menular
seksual.
Selain itu, epididimitis juga bisa disebabkan oleh benturan di pangkal paha
atau pengaruh penyakit tuberkulosis. Meski bisa dialami oleh pria di berbagai
usia, epididimitis umumnya menyerang pria usia 14–35 tahun.
2. Kista epididimis
Kista epididimis (spermatocele) merupakan kantong berisi cairan yang
terbentuk di dalam saluran epididimis. Penyebab kista epididimis masih belum
diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh
penyumbatan dalam saluran epididimis.
Kista epididimis yang masih berukuran kecil sering kali tidak terdeteksi.
Benjolan umumnya baru dapat dirasakan saat ukurannya mulai membesar.
Benjolan yang muncul menyerupai gumpalan lunak dan dapat bergerak bila
diraba.
3. Epididimo-orchitis
11
Epididimo-orchitis adalah peradangan pada epididimis dan testis karena
infeksi, terutama infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual.
Epididimo-orchitis ditandai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada
skrotum.
Cara Mengatasi Penyakit yang Menyerang Epididimis
Untuk mendiagnosis penyakit pada epididimis, dokter akan memeriksa
gejala dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mendeteksi apakah testis dan
kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak. Selain itu, dokter juga
akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine dan tes darah,
skrining infeksi menular seksual, serta USG. Setelah hasil diagnosis keluar dan
penyebab gangguan epididimis diketahui, dokter akan memberikan pengobatan
meliputi:
1. Antibiotik
Antibiotik diberikan untuk mengatasi epididimitis dan epididimo-orchitis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit biasanya akan mereda dalam
jangka waktu 48–72 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Meski demikian,
antibiotik harus tetap dihabiskan guna memastikan infeksi benar-benar hilang.
2. Obat penghilang rasa sakit
Selain antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat penghilang rasa sakit,
seperti ibuprofen atau codeine, untuk meredakan nyeri yang muncul akibat
gangguan pada epididimis.
3. Obat antiinflamasi nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid seperti piroxicam atau ketorolac, dapat
diberikan dokter untuk meredakan peradangan yang terjadi pada epididimis.
4. Operasi
Jika penyakit epididimis yang dialami penderita tergolong parah, dokter
mungkin akan menganjurkan penderita untuk menjalani operasi pengangkatan
kista di epididimis. Operasi yang dikenal dengan istilah spermatocelectomy ini
umumnya berlangsung singkat, yaitu kurang dari satu jam.
5. Pemeriksaan berkala ke dokter
Berbeda dengan epididimitis dan epididimo-orchitis, penyakit kista epididimis
umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun, Anda tetap harus
memeriksakan diri ke dokter untuk memantau perkembangannya. Penanganan

12
dokter sangat diperlukan jika kista epididimis semakin membesar dan mulai
menimbulkan rasa sakit.
Ketika menjalani pengobatan untuk mengatasi penyakit pada epididimis, Anda
dianjurkan untuk selalu mengikuti aturan dan petunjuk dokter, baik dalam
mengonsumsi obat-obatan maupun saat menerapkan gaya hidup yang sehat.
b. Vas Deferens
Vas Deferens adalah lanjutan dari duktus epididimis. Vas Deferens ialah
saluran panjang dan juga lurus yang mengarah keatas dan berujung di kelenjar

prostat. Struktur ini memiliki panjang 45 cm yang awalnya dari ujung bagian
bawah epididimis kemudian naik di sepanjang aspek posterior testis dalam bentuk
beberapa gulungan bebas. Sesudah meninggalkan bagian belakang kelenjar
kelamin jantan atau yang disebut dengan testis, vas deferens akan melewati korda
spermatika ke abdomen.
Vas deferens dapat teraba sebagai tali yang bertekstur keras pada aspek
posterior korda spermatika saat melewati skrotum menuju cincin inguinalis
superfisial. Setelah masuk ke dalam abdomen vas deferens akan melengkung ke
arah medial menyilang arteri di iliaka ekterna menuju ke pelvis. Dari sana, vas
deferens akan menyilang saraf dan juga pembuluh darah obturator dan pembuluh
vesikular. Vas deferens & duktus vesikula seminalis akan bersama-sama
membentuk duktus ejakulatoris yang kemudian bermuara pada uretra bagian
prostat. Setelah itu, vas deferens kemudian menyilang ureter untuk menuju duktus
vesikula seminalis. Duktus ejakulatoris memiliki ukuran yang pendek yaitu hanya
(2,5 cm) dan berada sangat dekat dengan duktus kontralateral nya pada saat
menuju bagian depan melalui prostat.
Penyakit Yang Dapat Menyerang
Vas deferens mungkin tertutup atau ditemukan seluruhnya dalam kondisi
yang dikenal sebagai vas deferens bawaan (CAVD, yang dapat disebut fibrosis
kistik), yang menyebabkan kesuburan pria. Penghambatan yang terjadi dapat
terjadi sebagai akibat dari penyakit. Untuk mengatasi risiko infertilitas ini, sperma
dapat diambil dengan ekstraksi sperma testis (TESE), aspirasi sperma epididimis
mikro (MESA), atau metode ekstraksi sperma langsung lainnya dari testis atau
epididimis.
Pengobatan Pada Epididimitis

13
Pengobatan epididimitis berupaya memerangi penyakit dan mengurangi
gejalanya. Salah satunya adalah obat resep, seperti:
1. Antibiotik.
Antibiotik harus diminum walaupun gejalanya membaik, untuk memastikan
penyakitnya hilang.
2. Pereda Nyeri.
Untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh epididimitis
Selain pengobatan, pasien bisa berpraktik di rumah untuk
mengobatiepididimitis. Berikut beberapa di antaranya:
 Berbaring di tempat tidur minimal 2 hari, (mengangkat Skrotum)
 Kompres pada Skrotum menggunakan air dingin.
 Hindari membawa beban yang berat.
c. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang panjang nya 5-10 cm berupa
kantong seperti huruf S berkelok-kelok . sekretnya yang alkalis bersamaan
dengan cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung
fruktosa yang merupakan sumber energi untuk spermatozoa.
Vesikula seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian hampir masuk
prostat. Dindingnya tipis mengandung serabut otot yang dan mukosa terbagi
menjadi ruang-ruang dan lekuk-lekuk dimana penampang nya memperlihatkan
gambaran jembatan membran mukosa.
Vesikula seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula
seminalis. duktus vesikula seminalis akan bergabung dengan duktus deferens.
Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama
duktus ejakulatoris, yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubulo alveolar yang
terletak di kanan dan di kiri di belakang leher kandung kemih.
Sekret vesikula seminalis merupakan komponen pokok dari air mani yang
berfungsi untuk menghasikan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung
spermatozoa.
d. Uretra

14
Uretra pada pria yakni menghubungkan kandung kemih dengan alat
kelamin/kemaluan. Ketika kantung kemih penuh, urin akan mengalir melalui
uretra dan meninggalkan tubuh di meatus uretra, yang letaknya di ujung penis.
Pada pria, uretra meiliki panjang sekitar 20 cm dan berakhir di kepala/glans penis.
Sementara itu urin & air mani mengalir melalui uretra, tuba tidak hanya berperan
dalam memindahkan cairan.
Sfingter uretra dapat mengendalikan buang air kecil baik secara sadar
maupun tidak sadar. Yang mana kelompok otot ini mencakup otot sfingter
internal maupun eksternal uretra. Uretra pria terdiri dari 4 segmen utama yaitu
Uretra preprostatikyang berjalan di depan prostat, uretra prostat yang berjalan
melalui kelenjar itu. Dan uretra selaput yang bergerak melalui sfingter uretra
eksternal, serta uretra spons yang bergerak yang kemudian berakhir di meatus.
3) Bangunan Penyokong
a. Skrotum (kantung pelir)
Skrotum atau kantung pelir adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang
membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus
serta di depan perineum. Skrotum berasal dari bagian yang sama dengan labia
mayora pada organ kelamin perempuan. Skrotum manusia dan beberapa mamalia
dapat ditumbuhi rambut kemaluan. Pada manusia, rambut ini mulai tumbuh
ketika individu memasuki tahap pubertas.
Fungsi skrotum adalah menjaga suhu dari testis agar tetap optimal yakni di
bawah suhu tubuh. Pada manusia, suhu testis sekitar 34 °C. Pengaturan suhu
dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh
pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
15
Beberapa masalah kesehatan pada skrotum yang patut diperhatikan:
 Pertumbuhan sebuah massa dalam skrotum
 Hernia inguinalis (turunnya usus ke skrotum)
 Infeksi
b. Fenikulus Spermatikus
Fenikulus Spermatikus
Fenikulus spermatikus merupakan bangunan yang berisi duktus seminalis,
pembuluh limfe, dan serabut saraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari
abdominalis inguinalis dan tersusun konvergen ke bagian belakang testis,
melewati cincin subkutan dan turun hamper vertical ke skrotum. Fenikulus
spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis kiri tergantung lebih
rendah dari testis kanan.
 Pembuluh Darah Fenikulus Spermatikus
1. Arteri spermatika interna
Cabang dari aorta abdominalis, keluar dari abdomen melalui cincin
inguinalis abdominalis bergabung dengan fenikulus spermatikus sepanjang
kanalis inguinalis memberikan darah untuk epididimis dan subtansia testis.
2. Arteri spermatika eksterna
Cabang dari arteri epigastrika inferior, memberikan darah untuk fenikulus
spermatikus beranastomosis dengan arteri spermatika interna.
3. Arteri duktus deferens
Cabang dari arteri vesikalis inferior. Arteri ini panjang dan bergabung
dengan duktus deferens beranastomosis dengan arteri spermatika interna
dekat testis.
4. Vena spermatika
Mulai dari belakang testis menerima darah dari epididimis membentuk
pompa bagian fenikulus spermatikus pembuluh-pembuluh yang membentuk
fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus spermatikus di depan duktus
deferens. Di bawah cincin subtansia inguinalis, pembuluh ini bersatu
membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinalis, masuk ke abdomen melalui
cincin inguinalis abdominalis, yang kanan bermuara ke vena cava inferior,
sedangkan yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.
 Pembuluh Limfe

16
Pembuluh limfe terdiri atas dua bagian: permukaan luar dan permukaan dalam.
Pembuluh limfe berasal dari permukaan tunika vaginalis epididimis dan
korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada
bagian lateral dari pronatik dan nervus lumbalis II.
 Pembuluh Saraf
Plesus spermatikus merupakan saraf simpatis yang bergabung dengan cabang
dari pleksus pelvis yang menyertai arteri duktus deferens.
c. Penis
Penis terlatak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glands
penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian pangkal radiks penis. Kulit
pembungkus amat tipis tidak berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari
organ dan tidak mempunyai jaringan adiposa. Kulit ini berhungan dengan velvis,
skrotum dan perineum.
Di belakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk perlipatan kecil yang
disebut frenulum prepusium. Kulit yang menutupi glans penis bersambung
dengan membrane mikosa uretra pada orifisium dan tidak mempunyai rambut.
Prepusium menutupi glans, dipisahkan dari prepusium terdapat ruangan yang
dangkal.
Penis merupakan organ tubular yang sangat banyak disuplai oleh vena besar yang
dapat diisi darah yang dapat menyebabkan organ ereksi. Dengan adanya
rangsangan seksual, karet busa ini akan dipenuhi darah sebagai
vasopresi. Berdasarkan ini terjadinya ereksi penis, ereksi penes di pengaruhi oleh
otot :
1. Muskulus iskia kavernosus, muskulus erector penis, otot-otot ini menyebabkan
erektil (ketegangan) pada waktu koitus persetubuhan.
2. Muskulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan uri penis mempunyai 3
(tiga) buah korpus kavernosa (alat pengeras zakar). Bila terangsang, penis
membesar, mengeras dan menonjol ke luar tubuh (mungkin hamper vertikel).
Ini disebut ereksi. Pada waktu orgasme, kontraksi berirama dan mekanisme
refleks menyebabkan suatu emisi atau ejakulasi, yaitu keluarnya sperma yang
dibuat oleh testis, bersama dengan carian mani yang dihasilkan oleh kelenjar
air mani dan kelenjar prostate. Campuran sperma dan cairan tadi disebut air

17
mani dan diejakulasikan melalui vietis. Penis mempunyai fungsi lain selain
fungsi seksual dan reproduksi yaitu untuk pengeluaran urin (air kemih).

BAB III
PENUTUP

18
III.1 Kesimpulan
Organ reproduksi pria adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam suatu
reproduksi dan dibagi menjadi dua bagian, yaktu organ internal dan eksternal. Fungsi
organ reproduksi pria secara garis besar yaitu memproduksi sperma dan
memindahkannya kesaluran reproduksi wanita.
Struktur reproduksi pria yaitu :
1. Sepasang testis yaitu berada dalam skrotum di luar rongga abdominopelvic yang
memiliki kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang menghasilkan sperma dan kelenjar
endokrin yaitu kelenjar yang menghasilkan testosteron.
2. Sistem saluran laki-laki yang terdiri dari 3 bagian yaitu epididimis, vas deferens atau
tempat pematangan sperma, dan uretra.
3. Kelenjar aksesori yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretralis.
4. Alat kelamin eksterna yang terdiri dari dua bagian yaitu skrotum dan penis.

III.2 Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak
menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari
luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Ale. 2021. Alat dan Struktur Reproduksi Pria. Dalam https://www.ayoksinau.com/alat-


reproduksi-pria/. Diakses pada 25 Oktober 2021.
19
Alhasani, Amy. 2021. Fungsi Uretra. Dalam https://rumusguru.com/fungsi-uretra/. Diakses 5
November 2021.
Andrian, Kevin. 2020. Mengenal Epididimis dan Penyakit yang Menyertainya. Dalam
https://www.alodokter.com/mengenal-epididimis-dan-penyakit-yang-dapat-
menyertainya. Diakses pada 20 Oktober 2021.
Andrian, Kevin. 2020. Mengenal Gangguan Prostat dan Penyebabnya. Dalam
https://www.alodokter.com/mengenal-gangguan-prostat-dan-penyebabnya. Diakses
pada 25 Oktober 2021.
Hendry, Zul. 2021. Struktur dan Fungsi Vesikula Seminalis. Dalam
https://www.repronote.com/2021/08/struktur-dan-fungsi-vesikula-seminalis-pada-
reproduksi-pria.html?m=1. Diakses pada 15 Oktober 2021.
Nareza, Meva. 2020. Fungsi Vesikula Seminalis Pentig untuk Kesuburan Pria. Dalam
https://www.alodokter.com/fungsi-vesikula-seminalis-penting-untuk-kesuburan-pria.
Diakses pada 25 Oktober 2021.
Anonim. 2012. Anatomi Organ Reproduksi Laki-laki. Dalam
http://udarajunior.blogspot.com/. Diakses pada 15 Oktober 2021.
Anonim. Skrotum. Dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Skrotum. Diakses pada 17 Oktober
2021.

20

Anda mungkin juga menyukai